Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017

“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR


MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH BUBUK
KULIT KERANG DI AIR GAMBUT
Ismi Siska Rahmayani1), Edy Saputra2), Monita Olivia3)
1)
Mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Riau
2)
Staf Pengajar Teknik Sipil, Universitas Riau
3)
Staf Pengajar Teknik Sipil, Universitas Riau
Email: ismisiskarahmayani@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang durabilitas mortar Ordinary Portland Cement (OPC)
dengan tambahan bubuk kulit kerang sebagai filler. Bubuk kulit kerang berasal dari kulit
kerang jenis Anadara granosa yang dibakar pada tungku pembakaran batu bata dan
disaring menggunakan saringan #200. Variasi kulit kerang yang dipakai adalah 4%. Benda
uji direndam dalam air biasa dan air gambut hingga 91 hari. Pengujian yang dilakukan
pada penelitian ini yaitu kuat tekan dan porositas. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan
mortar bubuk kulit kerang lebih tinggi dari mortar OPC, dan persentase porositas pada
bubuk kulit kerang menurun dan mortar OPC mengalami peningkatan.

Kata kunci: Air gambut, durabilitas, kerang darah, kuat tekan, porositas

Abstract

This research studies the durability of mortar Ordinary Portland Cement (OPC) which
uses seashell powder as filler. The seashell powder was made by grinding Anadara
granosa shells which then burnt at brick furnace and screened using no. 200 sieves. The
content of seashells used in the mixes was 4%. The specimens were immersed distilled
water and peat water for 91 days. The test performed in this study were compressive
strength and porosity. The result showed that the compressive strength of seashell powder
mortar is higher than the OPC mortar, and the percentage of porosity for seashell powder
mortar was decreased and OPC mortar was increased.

Keywords: blood clam, compressive strength, durability, peat water, porosity

1. PENDAHULUAN merupakan salah satu contoh dari


lingkungan tersebut. Riau merupakan
1.1 Latar Belakang
provinsi dengan lahan gambut terluas di
Pesatnya perkembangan dan keterbatasan Sumatera yaitu ± 4,04 juta Ha atau 56,1%
lahan menuntut pembangunan di dari luas total lahan gambut di Sumatera
lingkungan asam. Lingkungan asam (Wahyunto et al., 2003). Air gambut
tergolong dalam lingkungan agresif, yaitu banyak mengandung bahan-bahan organik
lingkungan yang rawan terhadap serangan serta unsur kimia yang bersifat asam
kimia seperti klorida, sulfat, asam agresif. Asam tersebut cenderung merusak
karbonasi, dan lainnya. Lahan gambut beton secara perlahan-lahan mulai dari tepi
250
Rahmayani, dkk., KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH BUBUK
KULIT KERANG DI AIR GAMBUT

dan sudut beton (selimut beton). Jenis kerang yang banyak dikonsumsi oleh
Selanjutnya terjadi pelepasan butiran- masyarakat Indonesia adalah kerang darah
butiran partikel beton sehingga beton (Anadara granosa). Tercatat dari tahun
menjadi keropos (Purba, 2006). 1950-2011 bahwa produksi kerang
terbanyak di Indonesia adalah kerang darah
yaitu sebesar 38,8% (Kartika & Mu, 2014).
Penggunaan kulit kerang sebagai bahan
penyusun dalam campuran beton telah
banyak dilakukan. Salah satunya oleh
Syafpoetri et al., (2013) yang mengatakan
bahwa kulit kerang mengandung senyawa
kimia yang bersifat pozzolan yaitu zat
kapur (CaO) sebesar 55,10% sehingga
dapat dijadikan alternatif bahan pengganti
semen untuk campuran beton. Serbuk kulit
Gambar 1. Saluran Drainase di Bengkalis kerang memiliki sifat yang mirip dengan
(sumber: courtesy of Wandala) batu kapur sehingga dapat digunakan
sebagai bahan campuran dalam beton.
Pada Gambar 1 dapat dilihat dampak dari
struktur yang terendam dengan air gambut. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
Dinding struktur mulai terkikis dan mengkaji kuat tekan dan porositas mortar
mengalami keropos sehingga agregat mulai yang menggunakan bubuk kulit kerang
terlihat. Hal tersebut akan membahayakan sebagai bahan tambah setelah direndam
struktur karena dalam jangka waktu yang dengan air gambut.
lama akan membuat struktur mengalami 1.2 Landasan Teori
keruntuhan.
1.2.1 Mortar
Produk industri seperti abu terbang (fly Mortar adalah suatu campuran yang terdiri
ash), terak silika (silica fume), slag, dan dari semen, agregat halus, dan air baik
lainnya telah membantu meningkatkan dalam keadaan dikeraskan ataupun tidak
kinerja beton dan telah banyak digunakan dikeraskan (SNI 15-2049-2004). Reaksi
sebagai bahan tambah untuk beton kinerja yang terjadi dalam matriks semen dapat
tinggi. Namun biayanya relatif tinggi, diketahui dengan mengamati apa yang
sementara sumber daya alam untuk terjadi pada mortar. Kuat tekan mortar
menghasilkan terus berkurang seiring mempunyai hubungan yang linear terhadap
banyaknya permintaan. Oleh karena itu, kuat tekan beton, sehingga bila kuat tekan
rekayasa bahan material terus dikaji dan mortar tinggi, maka kuat tekan beton akan
diupayakan. Salah satunya dengan cara tinggi pula.
memanfaatkan limbah yang memiliki
kandungan CaO yang tinggi yaitu kulit Dalam (SNI 03-6882-2002) spesifikasi
kerang. Kulit kerang terlebih dahulu dicuci mortar terbagi menjadi 4 tipe, seperti yang
lalu dibakar pada tungku pembakaran batu disajikan dalam Tabel 1.
bata dan terakhir disaring menjadi lebih
halus agar lebih reaktif. Bubuk kulit kerang
mengandung sekitar 95-97% kalsium
karbonat (CaCO3), sedikit mineral, dan
bahan organik lainnya. Menurut
Lertwattanaruk et al., (2012), CaCO3 akan
berubah menjadi CaO setelah dibakar pada
temperatur tinggi di atas 550ºC.
251
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

Tabel 1 Spesifikasi Mortar untuk memicu reaksi kimiawi pada semen,


Tipe Kuat Tekan
membahasahi agregat dan memberi
Aplikasi kemudahan pada pekerjaan beton
Mortar Minimum
- dinding dekat tanah (Mulyono, 2003).
17,2 MPa
Mortar - adukan pipa air kotor
(kuat tekan
Tipe M
tinggi)
- adukan dinding penahan tanah Menurut Syafpoetri et al., (2013) limbah
- adukan untuk jalan kulit kerang berpotensi sebagai bahan
12,4 MPa bila tidak diisyaratkan menggunakan tipe
Mortar pengganti kapur dalam pembuatan semen
(kuat tekan M tetapi diperlukan daya rekat tinggi serta
Tipe S
sedang) adanya gaya samping
karena komposisi kimia dalam limbah kulit
5,2 MPa untuk pasangan dinding terlindung dan
kerang yang telah mengalami proses
Mortar pembakaran suhu 700°C menghasilkan
(kuat tekan tidak menahan beban, serta tidak ada
Tipe N
rendah) persyaratan mengenai kekuatan kandungan CaO sebesar 55,10%. Hal ini
Mortar
2,5 MPa untuk konstruksi dinding yang tidak sesuai dengan kandungan CaO yang
(kuat tekan menahan beban lebih dari 7 kg/cm2, dan terdapat pada semen alam yaitu sebesar 31-
Tipe O
rendah) gangguan cuaca tidak berat 57% (Mulyono, 2003). Dalam penelitian
ini kulit kerang yang digunakan merupakan
1.2.2 Bahan Penyusun Beton hasil limbah dari kegiatan industri rumah
Mortar terbuat dari adukan semen, agregat tangga daerah berasal dari Bagan Siapi-api,
halus, dan air. Pada penelitian ini Riau.
ditambahkan bubuk kulit kerang sebagai
filler. Semen Portland adalah semen yang
bersifat hidrolik yang dihasilkan dengan 1.2.3 Pengaruh Lingkungan Asam pada
cara menggiling terak (klinker) semen Mortar
Portland yang mengandung kalsium silikat ACI (American Concrete Institute)
yang bersifat hidrolis dan digiling membagi serangan asam menjadi 2
bersama-sama dengan bahan tambahan kategori, yaitu serangan asam sulfat
berbentuk kristal senyawa kalsium sulfat dengan kalsium hiroksida yang
dan boleh ditambah dengan bahan membentuk gipsum dan serangan asam
tambahan lain. Semen yang digunakan dengan kalsium aluminat hidrat yang
dalam penelitian yaitu semen tipe I atau membentuk etrringite. Ettringite
semen (Ordinary Portland Cement) OPC mempunyai volume yang lebih besar
dari PT. semen Padang. dibandingkan dengan volume komponen
penyusunnya sehingga akan
Agregat halus adalah agregat yang ukuran mengakibatkan terjadinya ekspansi yang
butirnya lebih kecil dari 4.75 mm (Standar dapat menyebabkan kerusakan pada beton
ASTM). Agregat halus umumnya terdapat maupun mortar (Goyal et al., 2009).
di sungai-sungai yang besar. Namun
sebaiknya agregat halus yang digunakan Penelitian mortar atau beton OPC di
untuk bahan-bahan bangunan dipilih yang lingkungan asam terutama gambut sudah
memenuhi syarat. Agregat yang digunakan dilakukan oleh beberapa peneliti. Setelah
pada penelitan ini berasal dari daerah direndam dalam asam sulfat dan air
Kampar, Riau. gambut kuat tekan dan berat mortar semen
OPC menurun serta pada umur 91 hari
Air yang digunakan dalam campuran beton secara visual mortar semen OPC telah
harus bersih, tidak boleh mengandung mengalami serangan asam (Hutapea,
minyak, asam, alkali, zat organis atau 2014). Pada penelitian Pandiangan (2013)
bahannya lainnya yang merusak beton atau beton mutu tinggi setelah direndam dalam
tulangan. Air merupakan bahan yang air gambut dengan pH 4-4,5 dan asam
sangat penting dalam pembuatan beton. sulfat dengan pH 5, kuat tekan pada beton
Air diperlukan pada pembuatan beton di air gambut mengalami penurunan
252
Rahmayani, dkk., KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH BUBUK
KULIT KERANG DI AIR GAMBUT

sedangkan beton yang direndam dalam 2. METODOLOGI


larutan asam sulfat mengalami kenaikan
2.1 Persiapan Penelitian
kuat tekan. Kehilangan berat terjadi pada
beton untuk kedua jenis rendaman asam Pada tahap ini dilakukan analisis
ini. pendahuluan terhadap material penyusun
mortar yaitu agregat halus, limbah kulit
kerang, dan air gambut. Selanjutnya,
1.2.4 Karakteristik Air Gambut melakukan trial mix untuk mendapatkan
komposisi mix design yang tepat. Desain
Air gambut secara kualitatif umumnya
pada campuran mortar (mix design)
memiliki ciri-ciri yaitu kadar alkalinitas
menggunakan SNI 06-6825-2002.
rendah, air keruh dan berwarna merah
Pemeriksaan karakteristik agregat halus
kecoklatan, kandungan garam mineral
untuk campuran mortar dilakukan di
relatif tinggi, tingkat keasaman tinggi (pH
Laboratorium Teknologi Bahan Fakultas
rendah), dan konsentrasi total karbon
Teknik Universitas Riau. Pemeriksaan
organik (TOC) tinggi akibat pelapukan
karakteristik limbah kulit kerang meliputi
bahan organik. Gambut terbentuk dari
pemeriksaan kandungan kimianya.
timbunan sisa-sisa tanaman yang telah
Pemeriksaan kandungan kimia limbah kulit
mati, baik yang sudah lapuk maupun
kerang dilakukan di Balai Riset dan
belum. Bahan organik penyusun tanah
Standardisasi Industri Padang.
gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman
Pemeriksaan karakteristik kandungan air
yang belum melapuk sempurna karena
gambut dilakukan di UPT laboratorium
kondisi lingkungan jenuh air dan miskin
Kesehatan dan Lingkungan Hidup Provinsi
hara.
Riau.
Menurut (Wahyunto et al., 2003) terdapat
tiga macam bahan organik gambut
2.2 Proses Pembuatan Benda Uji
berdasarkan tingkat dekomposisi, yaitu
fibrik, hemik, dan saprik. Berdasarkan Pada tahap ini dilakukan pembuatan mortar
penelitian (Sukarman et al., 2012) bahwa dengan dimensi 5x5x5 cm. Bahan-bahan
gambut di Provinsi Riau termasuk dalam penyusun mortar mengikuti SNI 03-6825-
klasifikasi gambut hemik (dekomposisi 2002. Variasi abu kulit kerang yang
sedang). Gambut hemik adalah gambut digunakan adalah hasil optimum dari trial
setengah lapuk, sebagian bahan asalnya mix 2%, 4%, 6%, dan 8% sebagai filler.
masih bisa dikenali, berwarna coklat dan Pencampuran mortar menggunakan alat
bila diremas bahan seratnya 15-75% (Agus Hobart Mixer untuk menjamin campuran
& Subiksa, 2008). menjadi rata.

Penelitian ini menggunakan air gambut 2.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian


berasal dari Rimbo Panjang, Riau yang Perawatan benda uji mortar OPC dilakukan
memiliki pH 3,85. Hasil penelitian Pradana dengan cara merendamnya dalam air biasa
(2016) menyimpulkan bahwa perendaman selama 28 hari. Proses ini dilakukan agar
beton OPC di dalam lingkungan gambut mortar mencapai umur yang matang dan
menyebabkan terjadinya penurunan kuat proses hidrasi semen berlangsung secara
tekan hingga umur 120 hari, penurunan sempurna. Selanjutnya, mortar OPC
kuat tekan terjadi akibat reaksi kimia maupun mortar bubuk kulit kerang
antara beton dengan lingkungan gambut direndam dalam air biasa maupun air
yang asam. gambut hingga proses pengujian
berlangsung yaitu 7, 28, dan 91 hari.

253
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian lokasi penelitian. Pengujian ini dilakukan
kuat tekan dan porositas dengan mengacu di UPT laboratorium Kesehatan dan
pada SNI. Lingkungan Hidup Provinsi Riau.
Berdasarkan Euro Code EN 206-1 tahun
2000, tingkat keasaman (pH) air gambut di
lokasi penelitian ini tergolong ke
lingkungan agresif kimia tinggi. Hasil
pengujian air gambut ini dapat terlihat
pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kandungan Air Gambut


No Parameter Satuan Hasil Uji Syarat air bersih
A Fisika
1 Warna Skala TCU 550 15
2 Kekeruhan Skala NTU 99,7 5
3 Daya Hantar Listrik μs/cm 124,9 -
B Kimia Anorganik
1 pH - 3,85 6,5-8,5
2 Zat Organik sebagai KMnO 4 mg/L 328 10
3 Kesadahan mg/L 53 500
4 Besi (sebagai logam terlarut) mg/L 0,8 0,3
5 Mangan (sebagai logam terlarut) mg/L <0,0248 0,1
6 Khlorida mg/L 31 250
7 Sulfat mg/L 34 400
Sumber: Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan
Hidup Provinsi Riau

3.3 Hasil Trial Mix


Sebelum dilakukan pembuatan benda uji,
trial mix dilakukan untuk mencari kadar
bubuk kulit kerang dalam semen untuk
menghasilkan kuat tekan maksimum. Kuat
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian. tekan rencana mortar yang digunakan
adalah 22,5 MPa. Dalam pembuatan benda
uji digunakan empat variasi kerang yaitu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2%, 4%, 6%, dan 8% dengan masing-
3.1 Karateristik Bubuk Kulit Kerang masing menggunakan cetakan kubus
Hasil pemeriksaan kandungan kimia bubuk 5x5x5 cm berjumlah tiga buah. Kuat tekan
kulit kerang dapat dilihat pada Tabel 2. benda uji bubuk kulit kerang pada umur 28
hari dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
Tabel 2. Karateristik Bubuk Kulit Kerang
Hasil
No. Parameter Uji Satuan
Analisa
1 SiO2 % 0,29
2 Al2O3 % 1,72
3 Fe2O3 % 0,08
4 CaO % 61,09
Sumber: Hasil Analisis Balai Riset dan Standarisasi
Industri Padang, 2016
Gambar 3. Hasil Trial Mix
3.2 Kandungan Air Gambut Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa
Pemeriksaan ini digunakan untuk mortar memiliki kuat tekan paling tinggi
mengetahui karakterisitik air gambut di pada persentase 2%, terus mengalami
254
Rahmayani, dkk., KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH BUBUK
KULIT KERANG DI AIR GAMBUT

penurunan hingga persentase 8%. lebih rendah daripada mortar dengan


Penggunaan bubuk kulit kerang sebanyak serbuk kulit kerang.
2% menunjukkan hasil kuat tekan paling
tinggi yaitu sebesar 26,67 Mpa, tetapi
pemakaian 2% bubuk kulit kerang sebagai
filler terlalu sedikit sehingga penambahan
menjadi tidak berarti. Penggunaan bubuk
kulit kerang darah sebesar 4% memiliki
kuat tekan yang mendekati kuat tekan
rencana yaitu 22,5 MPa. Sehingga
persentase inilah yang digunakan dalam Gambar 5. Mortar pada Rendaman Air
pembuatan benda uji. Biasa

3.4 Hasil Pengujian Mortar


3.4.1 Pengujian Kuat Tekan

Gambar 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan


Mortar Rendaman Air gambut

Gambar 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan


Mortar Rendaman Air Biasa

Pengujian kuat tekan mortar dilakukan


pada umur 28 hari perendaman air biasa
serta 7, 28, dan 91 hari perendaman air Gambar 7. Mortar pada Rendaman Air
gambut. Kuat tekan pada 28 hari Gambut
perendaman air biasa menjadi kuat tekan
untuk hari ke-0. Benda uji yang digunakan Peningkatan kuat tekan mortar pada umur
adalah benda uji berbentuk kubus dengan awal bisa terjadi pada kondisi tertentu.
ukuran 5x5x5 cm. Campuran mortar Dalam air gambut terdapat juga mineral,
menggunakan mortar OPC sebagai mortar bakteri, dan organik-organik lain yang
normal dan mortar OPC dengan 4% serbuk berpotensi menutup pori-pori permukaan
kulit kerang. Hasil uji kuat tekan mortar mortar. Hal tersebut membuat kerusakan
dapat dilihat pada gambar 4 dan 6 berikut. mortar tidak sampai ke dalam mortar dan
membuat proses hidrasi mortar
Dari grafik di atas ditunjukkan bahwa kuat berlangsung baik yang akhirnya membuat
tekan mortar OPC dan mortar dengan 4% mortar semakin kuat. Setelah merusak
serbuk kulit kerang mengalami permukaan mortar, serangan asam dari air
peningkatan seiring pertambahan umur. gambut masuk ke dalam inti mortar yang
Mortar OPC memiliki kuat tekan yang menyebabkan terjadinya penurunan kuat
tekan mortar. Proses perusakan disebabkan
255
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017
“Inovasi Teknologi Smart Building dan Green Construction untuk Pembangunan yang Berkelanjutan”
Pekanbaru, 9 Februari 2017. ISBN 978-602-61059-0-5

oleh reaksi antara asam dan pasta semen


(Ca(OH)2). Kerusakan mortar tersebut
berupa pelepasan partikel-partikel mortar
terutama semen dari mortar yang
mengakibatkan ikatan antara agregat
berkurang. Pada akhirnya kekuatan mortar
menurun. Reaksi ion-ion sulfat dari asam
tersebut bereaksi sehingga membuat proses
hidrasi dari semen terganggu, hingga
menghasilkan reaksi kalsium sulfat atau Gambar 10. Hasil Pengujian Porositas
gypsum dan kalsium sulphoaluminat atau Mortar Rendaman Air Gambut.
ettringite.
Dari Tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai
porositas mortar bubuk kulit kerang di
rendaman air gambut mengalami
penurunan, bertolak belakang dengan
mortar OPC yang mengalami kenaikan.
Pada umur 28 hari nilai porositasnya
sebesar 16,78%, dan 91 hari nilai
porositasnya sebesar 16,36%.

Gambar 8. Perubahan Kuat Tekan Mortar.

3.4.2 Pengujian Porositas


Pengujian porositas mengacu pada ASTM
C642 dengan tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui nilai porositas
yaitu ukuran dari ruang kosong di antara
material dan merupakan fraksi dari volume Gambar 11. Perubahan Porositas Mortar
ruang kosong terhadap total volume suatu
mortar. Pengujian porositas ini diuji pada Hal ini dipengaruhi oleh penambahan filler
umur 28 dan 91 hari setelah mortar OPC bubuk kulit kerang yansg mengisi pori-pori
maupun mortar kerang mengalami dan membuat mortar semakin kedap,
perendaman di dalam air biasa dan air sehingga larutan asam yang terdapat pada
gambut. gambut terhambat untuk masuk kedalam
inti mortar. Semen Portland yang diberi
tambahan bahan organik lebih dari satu
jenis, dapat menambah kekedapan semen
(Goyal et al., 2009). Secara grafik,
perubahan porositas mortar pada kedua
jenis rendaman dapat dilihat pada Gambar
11.

4. KESIMPULAN
1. Kuat tekan mortar OPC pada
Gambar 9. Hasil Pengujian Porositas perendaman air biasa semakin
Mortar Rendaman Air Biasa. meningkat seiring bertambahnya umur.
Hal tersebut dikarenakan proses hidrasi

256
Rahmayani, dkk., KUAT TEKAN DAN POROSITAS MORTAR MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH BUBUK
KULIT KERANG DI AIR GAMBUT

semen berjalan dengan baik. Hal ini Lingkungan Asam dengan Berbagai
berbanding terbalik dengan mortar OPC Tipe Semen. Universitas Riau.
rendaman air gambut yang mengalami Kartika, S., & Mu, Y. (2014). A Study on
penurunan dikarenakan gangguan dari Indonesian Mollusk Fishery and its
kandungan asam yang terdapat dalam Prospect for Economy. International
air gambut. Journal of Marine Science. Qingdao:
2. Mortar bubuk kulit kerang direndaman Ocean University of China.
air biasa maupun air gambut mengalami Lertwattanaruk, P., Makul, N., &
kenaikan kuat tekan. Hal ini Siripattarapravat, C. (2012). Utilization
dipengaruhi oleh kandungan CaO pada of ground waste seashells in cement
bubuk kulit kerang dapat menetralisir mortars for masonry and plastering.
asam pada air gambut dan penambahan Journal of Environmental
bubuk kulit kerang sebagai filler Management. Thailand.
membuat mortar menjadi lebih kedap. Mulyono, Tri. (2003). Teknologi Beton.
3. Nilai porositas mortar OPC terus Yogyakarta: Penerbit Andi.
meningkat pada rendaman air gambut, Pandiangan, J. A. (2013). Ketahanan Beton
berbanding terbalik dengan mortar Mutu Tinggi di Lingkungan Asam.
bubuk kulit kerang yang terus menurun. Pekanbaru: Universitas Riau.
Hal ini membuktikan bahwa Pradana, T. (2016). Sifat Mekanik Dan
penambahan bubuk kulit kerang Porositas Beton Semen OPC , PCC ,
mengurangi angka pori pada mortar Dan OPC POFA. Universitas Riau.
sehingga mortar menjadi lebih kedap. Purba, P. (2006). Pengaruh Kandungan
Sulfat Terhadap Kuat Tekan Beton.
UCAPAN TERIMA KASIH Jurnal Teknik Sipil PSD III, UNDIP.
Ucapan terima kasih diberikan kepada SNI 03-6825-2002. 2002. Metode
mahasiswa Tugas Akhir Laboratorium Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen
Struktur Final Year Project batch 2 dan 3 Portland untuk Pekerjaan Sipil.
serta mahasiswa Tugas Akhir laboratorium Bandung: Badan Standar Nasional.
Bahan. SNI 15-2049-2004. 2004. Tentang sement
portland. Bandung : Badan
DAFTAR PUSTAKA Standarisasi Nasional.
Agus, F., & Subiksa, I. G. M. (2008). Sukarman, Suparto, & H.S, M. (2012).
Lahan Gambut : Potensi untuk Karakteristik tanah gambut dan
Pertanian dan Aspek Lingkungan. hubungannya dengan emisi gas rumah
Balai Penelitian Tanah, Badan kaca pada perkebunan kelapa sawit di
Penelitian dan Pengembangan riau dan jambi. Bogor.
Pertanian. Syafpoetri, Adi Nelvia. (2013).
ASTM C 642. (2006). Standard Test Pemanfaatan Pembuatan Abu Kulit
Method for Density , Absorption , and Kerang (Anadara grandis) untuk
Voids in Hardened Concrete. American Pembuatan Ekosemen. Universitas
society for testing and materials. West Riau.
Conshoken, PA, USA: ASTM Wahyunto, Ritung, S., & Subagjo. (2003).
International. Maps of Area of Peatland
Goyal, S., Kumar, M., Sidhu, D. S., & Distributionand Carbon Content in
Bhattacharjee, B. (2009). Resistance of Sumatra (p. 9).
Mineral Admixture Concrete to Acid
Attack. Journal of Advanced Concrete
Technology. Japan: Japan Concrete
Institute.
Hutapea, U. (2014). Ketahanan Mortar di
257

Anda mungkin juga menyukai