Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN SIFAT FISIK DAN MEKANIS BETON RINGAN

MENGGUNAKAN SEMEN SLAG DAN LIMBAH BATA RINGAN


SEBAGAI AGREGAT KASAR

Camelia Shandra1, Prayitno2, Tirta Maulana3, Sarjono Puro4, Aprian Susanto5


1,2,3,4
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Karno Jakarta
5
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa
Email : cameliashandra209@gmail.com

ABSTRAK

Beton ringan menjadi salah satu alternatif pengembangan material beton yang cukup menjanjikan baik dari fungsi maupun
manfaat yang signifikan. Desain beton ringan fleksibel, murah, mengurangi pemakaian tulangan baja, ukuran struktur yang
lebih kecil. Penggunaan beton ringan meningkatkan ketahanan struktur beton karena beban mati sangat berkurang dari
keseluruhan berat struktur, sehingga akan meningkatkan fungsi struktur, memudahkan saat pemasangan. PT. Krakatau
Semen Indonesia (KSI)telah mengembangkan teknologi industry dalam pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3), menjadi produk ramah lingkungan yang memiliki nilai lebih dan memberikan manfaat efisiensi bagi perusahaan.
GGBFS adalah bahan limbah yang dihasilkan dari proses peleburan bijih besi, dan digunakan untuk menggantikan bagian
semen dalam beton.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan GGBFS hasil inovasi terbaru dari PT. KSI, menguji
sifat fisik dan mekanis beton dari memanfaatkan GGBFS sebagai pengganti parsial semen. Metode penelitian terdiri dari dua
tahap yaitu : pra desain dan desain. Variasi penambahan GGBFS pada beton ringan 0%, 30%, 40% dan 70%. Kegiatan pada
tahap Pra desain yaitu pengujian sifat fisik terdiri dariuji kadar lumpur, pengujian daya serap air, uji kadar garam, berat jenis
dan slump. Pengujian sifat mekanis terdiri dari : uji kuat tekan dari pengujian pada umur 28 hari. Pada Tahap desain
pengujian fisik terdiri dari slump dan berat jenis. Pengujian sifat mekanis yaitu kuat tekan untuk umur 7 hari, 14 hari, 28 hari
dan 56 hari, sedangkan uji tarik belah, uji lentur dan MoE untuk umur 28 hari.

Kata Kunci : beton ringan, mortar, bata ringan, semen KSI, subtitusi parsial semen, kuat tekan.

1. PENDAHULUAN Desain beton ringan fleksibel, murah,


1.1 Latar Belakang mengurangi pemakaian tulangan baja, ukuran
Saat ini Indonesia sedang mengembangkan struktur yang lebih kecil. Penggunaan beton
pembangunan konstruksi secara vertikal. ringan meningkatkan ketahanan struktur beton
Dengan cara membangun kontruksi bangunan karena beban mati sangat berkurang dari
bertingkat banyak, sehingga lahan lainnya bisa keseluruhan berat struktur, sehingga akan
dipakai untuk penghijauan. Bangunan meningkatkan fungsi struktur, memudahkan saat
bertingkat banyak sering kali terkendala pemasangan. Beton ringan tetap menjadi pilihan
karena berat sendiri bangunan tersebut yang desainer karena cukup ekonomis dalam
mengakibatkan dimensi pondasi menjadi besar konstruksi khususnya dalam proyek bangunan
dan sangat memakan anggaran. Pemakaian tinggi. (Puro, 2014)
beton ringan bisa menjadi salah satu alternatif Kebutuhan akan beton ringan sebagai bahan
untuk mengurangi berat dari bangunan bangunan sekarang ini terus menerus
bertingkat banyak sehingga berdampak pada meningkat, sedangkan keberadaan sumber alam
perhitungan pondasi dari bangungan tersebut. terus menipis, untuk itulah perlu dipikirkan
(Lomboan, 2016). bagaimana cara mengembangkan alternatif
Seiring dengan perkembangan teknologi penggantian material yang dapat digunakan
perlu adanya pertimbangan dalam sebagai salah satu material dalam pembuatan
pengembangan bahan-bahan yang inovatif beton ringan. alternatif yang di ambil yaitu
harus disertai dengan pemakaian bahan-bahan dengan memanfaatkan kembali limbah dari
yang lebih murah baik dalam pembuatannya, industri yang memungkinkan dapat digunakan
pemasangannya, pemeliharaannya dan sesuai sebagai salah satu material penyusun beton
dengan fungsi konstruksi serta pengaruhnya ringan. (Hana, 2008)
terhadap manusia dan lingkungan, dengan Limbah-limbah industri tersebut antara lain
mengedepankan potensi lokal yang dapat seperti fly ash, Ground Granulated Blast
melibatkan peran masyarakat, mengatasi Furnace Slag(GGBFS) dan bata ringan.
masalah besarnya berat konstruksi. (Puro, Limbah-limbah industri tersebut seolah-olah
2014) dapat dikatakan tidak mempunyai nilai
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 1
ekonomis padahal jika limbah tersebut Tabel 2.1. Klasifikasi Beton Ringan
digunakan sebagai campuran beton dalam
konstruksi bangunan maka terdapat dampak
positif yang dapat diperoleh yaitu meningkatkan
durabilitas beton serta mengurangi pencemaran
lingkungan. (Hana,2008)
PT. Krakatau Semen Indonesia (Persero) Tbk
adalah Perusahaan yang didirikan oleh
duaperusahaan BUMN di Indonesia yakni PT. Sumber : Newman dan Choo,2003
Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk melalui perjanjian
kerjasama (Joint Venture Agreement) pada
tanggal 20 Desember 2013. Telah
mengembangkan teknologi industry dalam
pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3),menjadi produk ramah lingkungan
yang memiliki ni lai lebih dan memberikan
manfaat efisiensi bagi perusahaan. GGBFS
adalah bahan limbah yang dihasilkan dari proses
peleburan bijih besi, dan digunakan untuk
menggantikan bagian semen dalam beton.
(Krakatau Semen Indonesia, 2018)

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian yaitu :
1. Memperkenalkan GGBFS hasil inovasi
Gambar 1. : Spektrumagregat beton ringan
terbaru dari KSI Mengetahui sifat fisik beton sumber : ACI 213R-87
dengan menggunakan campuran semen slag
2. Menguji sifat fisik dan mekanis beton
ringanyang memanfaatkan GGBFS dan bata
ringansebagai pengganti agregat.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang memiliki
berat jenis (density) lebih ringan dari pada beton
normal. Beton ringan dapat dibuat berbagai cara
antara lain menggunakan agregat alam ringan
dapat di produksi dengan menggunakan bahan
limbah fly ash, styrofoam, plastik dan lain-lain.
Dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat
maksimum beton 1840 kg/m3. (Puro, 2014)
Oleh karena itu keunggulan beton ringan Gambar 2. : Spektrum beton ringan
utamanya ada pada berat, sehingga apabila sumber : Naville & Brooks, 2010
digunakan pada proyek bangunan tinggi (high 2.2 Bata Ringan
rise building) akan dapat secara signifikan Bata ringan merupakan bahan bangunan
mengurangi berat sendiri bangunan. alternatif pengganti bata merah untuk dinding
bangunan. Pada umumnya berat bata ringan
berkisar antara 600 – 1800 kg/m3. Dalam
penelitian ini limbah bata ringan berasal dari
proyek Rusun Pasar Rumput Jakarta.

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 2
2.3 Ground Granulated Blast Furnace Slag berwarna lebih cerah dengan GGBFS akan
(GGBFS) membantu mengurangi pemanasan global.
GGBFS adalah hasil dari proses penghalusan
Granulated Blast Furnace Slag (GBFS) yang 2.4 Sifat Fisik
memiliki sifat cementitious layaknya semen Pada pengujian pra desain sifat fisik beton
yang dapat berfungsi sebagai bahan perekat normal meliputi uji saringan agregat kasar dan
agregat. Pada kehalusan yang baik, GGBFS halus, uji kadar lumpur, uji kadar serap air, uji
menunjukan kualitas perekat yang sama dengan slump dan berat jenis.
Semen Portland.
Semen slag menggunakan standar yang a. Analisa saringan agregat
mengacu pada SNI 03-6385-2000 yang Untuk menentukan dimensi ukuran agregat
direvisiSNI 6385:2016, tentang “Spesifikasi dengan ukuran agregat kasar 2-3 cm . Hal ini
semen slag untuk digunakan dalam beton perlu dilakukan pengujian pada agregat kasar
mortal” yang mengadopsi pada ASTM C989- supaya memperoleh dimensi agregat dan
10, Standard specification for slag cement for pembagian gradasi memenuhi syarat yang
use in concrete and mortars. Kandungan sesuai dengan menggunakan saringan.
GGBFS ditunjukkan pada tabel 2.2 b. Uji kadar lumpur
Agregat merupakan bahan yang sangat
penting digunakan dalam pembuatan beton,
yaitu antara 70%-80%. Oleh sebab itu,
agregat yang akan digunakan harus
memenuhi syarat standar pembuatan beton,
karena di dalam agregat terdapat zat organik
yang tidak diketahui berapa kandungannya
dan dapat memberikan efek terhadap semen
yaitu memperlambat perkembangan beton.
c. Uji kadar serap air
Pengujian Kadar serap air bertujuanuntuk
mengetahui penyerapan air dalam
perbandingan berat air yang dapat diserap
pori
d. Uji slump
Bahan pengikat hidrolis hasil daripada Pengujian slump bertujuan untuk
penggilingan bersamaan terak semen Portland mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan
dan gips dengan slag atau hasil dari (workability) beton segar
pencampuran antara bubuk semen portand e. Berat jenis
dengan bubuk slag dengan kadar bahan Pengujian berat satuan benda uji jenis
anorganik berkisaran 36%-70% dari masa merupakan perbandingan berat dengan
semen (SNI 8363:2017) volume benda uji.
Keunggulan GGBFS / semen slag adalah
ketika beton dicampurkan dengan GGBFS 2.5 Sifat Mekanik
memiliki reflektansi sinar matahari yang tinggi Sifat mekanis beton antara lain : kuat tekan
dan meningkatkan kemampuan memantulkan dari silinder, dan desain kuat tekan, tarik belah,
yang lebih baik. Hal ini mengurangi efek panas kuat lentur, dan MoE.
panas pada perkembangan perkotaan, serta
memiliki efek menguntungkan mengurangi  Kuat Tekan Beton
penerangan pada malam hari, jalan yang aman Kuat tekan beban beton adalah besarnya
dengan visibilitas yang lebih baik. Secara beban per satusan luas, yang menyebabkan
signifikan sinar matahari yang dipantulkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan
bukan radiasi inframerah sehingga tidak gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin
menimbulkan efek rumah kaca pada atmosfer tekan. Pengukuran kuat tekan beton didasarkan
bumi. Ini adalah cara lain untuk membuat beton pada SNI 02-1974-1990.

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 3
Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan Nilai kuat tarik belah beton dapat dihitung
persamaan berikut : dengan persamaan berikut :
(1)
(2)
Dimana :
f’ci = Kuat tekan beton masing-masing benda Dimana :
uji (MPa) fr = Kuat tarik belah (N/mm2)
P = Beban runtuh yang diterima benda uji (N) P = Beban pada waktu belah (N)
A = Luas bidang tekan (mm2) L = Panjang benda uji silinder (mm)
D = Diameter benda uji silinder (mm)
Metode pengujian dapat dilihat pada Gambar 3
dibawah ini :  Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan
antara besarnya tegangan pada satu satuan
regang. Modulus elastisitas beton tidak pasti dan
nilainya tergantung pada kekuatan beton, umur
beton, jenis pembebanan, dan karakteristik serta
pebandingan antara semen dan agregat.

Metode pengujian dapat dilihat pada Gambar


5 dibawah ini :

Gambar 3. : Kuat tekan silinder beton


sumber : Park dan Paulay,1975

 Kuat Tarik Belah Beton


Kekuatan tarik beton relatif rendah, kira-kira
10-15% dari kekuatan tekananya. Alasan
utamadari kuat tarik yang kecil bahwa pada
Gambar 5. Modulus tangen awal dan modulus elastisitas
kenyataannya beton dipenuhi retak-retak halus. Sumber : Dr. Edward G. Nawy, P.E. 1998
Retak-retak ini tidak berpengaruh bila beton
menerima beban tekan karena beban tekan  Kuat Lentur
menyebabkan retak menutup sehingga Pada dasarnya nilai kuat tarik beton dapat
memungkinkan terjadinya penyaluran tekan, diperoleh dari direct tension test, namun tes
lain halnya bila beton menerima beban tarik. semacam ini sangat sulit dilakukan meskipun di
Meskipun kuat tarik beton diabaikan dalam dalam laboratorium, karena sulitnya untuk
perhitungan struktur, kuat Tarikmengurangi menciptakan kondisi tarik murni. Biasanya kuat
jumlah retakan dan lendutan. tarik beton dievaluasi dengan menggunakan
indirect tension test, seperti bending atau
Metode pengujian dapat dilihat pada Gambar modulus of rupture test.
4 dibawah ini : Benda ujimemiliki ukuran 15cm (tinggi) x
15cm (lebar)  60cm (panjang)Metode
pembuatan dan perawatan (curing) berdasarkan
JIS A 1132-1999 (Making and curing of
specimens for strength test). Pengujian kuat
tekan berdasarkan JIS A 1106-1999 (Method of
test for flexural strength of concrete)
Nilai kuat lentur beton dapat dihitung dengan
Gambar 4 : Pengujian kuat tarik silinderbeton
sumber : Park dan Paulay,1975
persamaan berikut :

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 4
1. Perhitungan nilai regang 3.3 Alat Kerja
1. Ayakan Pasir 14. Palu
(3) 2. Timbangan 15.Bak Perendam
3. Gelas Ukur 16. Selang
4. Oven 17. Penggaris
2. Perhitungan nilai kuat lentur beton,
5. Jangka Sorong 18. Molen
dimana patahnya benda uji diluar
6. Kuas 19. Cetok
7. Cawan Peleleh 20.Gerobak Dorong
(4) 8. Scrap 21. Cangkul
Dimana : 9. Kompor Listrik 22.Kerucut Abrams
fr = Kuat lentur benda uji (N/mm), 10. Sendok Makan 23. Cetok Slump
P = Beban mak. dari mesin benda uji (N) 11. Tang Jepit 24. Cetakan Beton
l = Jarak perletakan (mm) 12. Pelat Capping 25.Alat Pelurus
b = Lebar penampang lintah patah 13. Universal Testing 26. Baja Pejal
horizontal (mm) 14. Machine (UTM)
h = Lebar penampang lintah patah 15. Bak Perendam
vertikal (mm)
a = Jarak rata-rata antara tampang lintah
patah dan tumpuan luar (mm)

Metode pengujian dapat dilihat pada Gambar Gambar 7: Alat Kerja


6 dibawah ini : Sumber : Laboraturium Universitas Bung Karno

3.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian


3.4.1. Tahap Pra Desain
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi :
1. Perencanaan dan pra desain.
2. Pengujian fisik material pembentuk beton :
slump, kadar lumpur, analisis saringan.......
3. Pengujian kuat tekan benda uji umur 28 hari
Gambar 6 : setup pengujian gambar kuat lentur (ASTM C109/C109M).
sumber : Park dan Paulay,1975 4. Pengolahan data dari hasil uji pra desain,
memilih hasil kuat tekan tertinggi sebagai
3. METODE PENELITIAN
pengembangan variasi campuran pada tahap
Dalam tahapan penelitian meliputi meliputi
desain.
tempat dan waktu pengujian, persiapan bahan
5. Mixing concrete.
dan alat, pelaksanaan pra desain.
6. Pengujian fisik : Uji Slump dan Uji Berat
3.1 Waktu dan Tempat Jenis, Pengujian mekanis : Kuat tekan, tarik
Dalam penelitian sifat fisik dan mekanis ini belah, Kuat lentur dan MoE.
akan dilaksanakan di laboratorium Universitas 7. Mengolah data-data hasil pengujian.
Bung Karno dan PT. Krakatau Semen 8. Melakukan analisa data-data hasil pengujian.
Indonesia. Waktu pelaksanaan sesuai dengan
sususan time line. (terlampir). Pengujian dilakukan oleh 4 (empat) orang
peneliti dengan perbedaan desain komposisi
3.2 Material Penyusun Beton yaitu : campuran dengan air laut, air normal,
Bahan – bahan yang dibutuhkan dalam perawatan dengan air laut dan air normal.
penelitian ini antara lain adalah : Pengujian hanya dilakukan untuk kuat uji kuat
1. Semen OPC tekan umur 28 hari dengan jumlah uji 96 di
2. Semen Slag / GGBFS tunjukan pada tabel 3.1, yang dibagi dalam 2
3. Agregat Halus / Pasir Cilegon (dua) perbandingan komposisi 1:2.5 dan
4. Agregat Kasar / Limbah Bata Ringan perbandingan komposisi1:3.5, seperti pada tabel
Dari Proyek Rusun Pasar Rumput 3.1 dibawah ini.
5. Air Normal dan Air Laut
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 5
Tabel 3.1 Pra desain variasi dan jumlah benda uji kuat tinggi 30 cm jumlah 384 silinder. Pada
tekan pengujian kuat tekan beton umur 28 hari.
Kebutuhan semen OPC dan semen GGBFS, air,
agregat halus/pasir dan agregat kasar/bata
ringan jumlah total kebutuhan bahan yang
diperlukan dalam pengujian, pada masing-
masing kebutuhan bahan diatas dapat presentase
sesuai dengan penambahan semen slag dari 0%,
30%, 40% dan 70%, yang ditunjukan pada
tabel.3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3. Desain Variasi dan Jumlah Benda Uji Kuat


Tekan

Sumber : Team Penyusun

Tabel 3.2 Komposisi pra design kuat tekan

Sumber : Team Penyusun

Kebutuhan komposisi bahan ditunjukkan


pada tabel 3.4 dibawah ini :

Tabel 3.4 Komposisi Desain Kuat Tekan

Sumber : Team Penyusun

Hasil dari kuat tekan dengan hasil yang


tertinggiakan dijadikan acuan untuk komposisi
pada tahap desain

3.4.2. Tahap Desain


Pengujian yang akan dilakukan yaitu uji :
kuat tekan, kuat tarik belah, Modulus elastisitas,
kuat tarik lentur yang dilakukan oleh 4 (empat)
orang peneliti. Dengan perbedaan desain
komposisi yaitu : campuran dengan air normal
perawatan dengan air normal. Campuran dengan
air laut perawatan dengan air laut, campuran Sumber : Team Penyusun
dengan air laut perawatan dengan air normal,
campuran dengan air laut perawatan dengan air b. Kuat Tarik Belah
normal. Pada pengujian kuat tekan tarik belah
dilakukan pada umur 28 hari menggunakan
a. Kuat Tekan benda uji silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm.
Tahap desain mengacu pada hasil kuat tekan Bahan yang dibutuhkan untuk komposisi
tertinggi pada tahap pra desian. Pengujian kuat perbandingan 1:2.5 dan perbandingan 1: 3.5
tekan umur 7, 14, 28 dan 56 hari dengan membutuhkan 96 silinder seperti yang
menggunakan benda uji silinder Ø 15 cm dan ditunjukkan pada tabel 3.5 dibawah ini.

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 6
Tabel 3.5 Komposisi Desain Kuat Tarik Belah
Tabel 3.7 komposisi Desain Uji MoE

Sumber : Team Penyusun


Sumber : Team Penyusun
3.5 Flow Chart
c. Kuat Lentur Alur pengujian pra desain dapat dilihat pada
Pengujian tarik lentur dilakukan pada umur Flow chart dibawah ini.
28 hari dengan menggunakan benda uji 96
balok dengan ukuran 15x15x60 cm. Bahan yang
dibutuhkan untuk komposisi perbandingan 1:2.5
dan perbandingan 1: 3.5 membutuhkan 96 balok
seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.6 dibawah
ini.
Tabel 3.6 komposisi Desain Kuat Lentur

Sumber : Team Penyusun

Gambar 8 : Gambar Flow Chart Penelitian


d. Modulus Elastisitas
Pada pengujian modulus elastisitas dilakukan
pada umur 28 hari dengan menggunakan benda Lampiran :
uji silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm. Bahan I. Time line
yang untuk dengan komposisi perbandingan II. Komposisi
1:2.5 dan perbandingan 1: 3.5 membutuhkan 96 III. Flow Chart
silinder seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.7 IV. Surat Permohonan
dibawah ini :

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 7
4. Daftar Pustaka Susanto, Aprian.2017. Pemanfaatan Limbah
Hebel dan Precast Sebagai Bahan
Anugerah. R. Buyung. Agustus 2010. Beton Campuran Beton Ringan. Skripsi
Ringan Dari Campuran Styrofoam dan Universitas Bung Karno Jakarta
Serbuk Gergaji Dengan Semen
Portland 250, 300, dan 350 kg/m3. Samsuri.et.al.2016. Pengaruh granulated
blast furnace slag dalam semen
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara terhadap Kapasitas produksi, kuat
Uji Berat Isi, Volume Produksi tekan mortar dan nilai ekonomis
Campuran dan Kadar Udara Beton. Studikasus di PT Semen Indonesia
SNI 1973:2008. Jakarta: Departemen (Persero) Tbk. Tuban
Pekerjaan Umum.
Shi, Dongsheng.et.al. 2018. Study on the
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara durability of concrete using granulated
Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air blast furnace slag as fine aggregate
Agregat Halus. SNI 1970:2008. China
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
S. Rishnaveni.et.al. 2018. Study On Partial
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara Replacement Of Cement By Ground
Uji Slump Beton. SNI 1972:2008. Granulated Blast Furnace Slag (Ggbs)
Jakarta: Depatemen Pekerjaan Umum. And Sand By Garbage Ash.India

Hana, Maria Asunta.2008. Studi Kuat Tekan Tang. Kangkang.et.al. 2015. Technical and
dan Modulus Elastisitas Beton Dengan economical feasibility of using GGBS
Agregat Halus Copper Slag.Koferensi in longspan concrete structures.China
Nasional Teknis Sipil (KoNTekS 2).
Universitas Atma Jaya. Yogyakarta Yogarajah.Elakneswaran.et.al.2018.Physical,
chemical, and mineralogical
John Newman dan Ban Seng Choo, 2003. characteristics of blast furnace slag on
Advanced Concrete Technology durability of concrete. Japan
Processes.

Lomboan, Felisa Octaviani.2016. Pengujian


Kuat Tekan Mortar dan Beton Ringan
Dengan Menggunakan Agregat Ringan
Batu Apung dan Abu Sekam Padi
Sebagai Subtitusi Parsial Semen. Jurnal
Sipil Statik. Vol 4, No. 4. Manado

A. M. Naville dan J. J. Brooks, 2010.


Concrete Technology. Second Edition

Park dan Paulay, 1975.Reinforced Concrete

Puro, Sarjono.2014. Kajian Kuat Tekan dan


Kuat Tarik Beton Ringan
Memanfaatkan Sekam Padi dan Fly
Ash Dengan Kandungan Semen 350
kg/m3. Jurnal Ilmiah Media
Engineering Vol.4 No.2, September
2014. Manado

Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 8
3.5 Flow Chart

Langkah kerja penelitian dapat terlihat pada diagram alur/ flow chart berikut ini :
Mulai

Persiapan
Jurnal dan Daftar Pustaka
Observasi Sumber Material dan Kunjungan
Menentukan Komposisi Campuran

Persiapan Bahan & Alat Trial mix

Buat Komposisi dan Trial Mix Pra Desain Beton Ringan

CAMP. KSI 0% CAMP. KSI 30% CAMP. KSI 40% CAMP. KSI 70% CAMP. KSI 0% CAMP. KSI 30% CAMP. KSI 40% CAMP. KSI 70%
1:2.5 1:2.5 1:2.5 1:2.5 1:3.5 1:3.5 1:3.5 1:3.5
BR1 – BR3 BR4 – BR6 BR7 – BR9 BR10 – BR12 BR1 – BR3 BR4 – BR6 BR7 – BR9 BR10 – BR12

Semen Slag 0 kg Semen Slag 0.47 kg Semen Slag 0.63 kg Semen Slag 1.11 kg Semen Slag 0 kg Semen Slag 0.47 kg Semen Slag 0.63 kg Semen Slag 1.11 kg
Semen opc 1.59 kg Semen opc 1.11 kg Semen opc 0.95 kg Semen opc 0.47 kg Semen opc 1.59 kg Semen opc 1.11 kg Semen opc 0.95 kg Semen opc 0.47 kg
Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg
Pasir 3.99 kg Pasir 3.86 kg Pasir 3.80 kg Pasir 3.73 kg Pasir 5.57 kg Pasir 5.44 kg Pasir 5.38 kg Pasir 5.25 kg
Bata Ringan 2.34 kg Bata Ringan 2.47 kg Bata Ringan 2.53 kg Bata Ringan 2.59 kg Bata Ringan 0.76 kg Bata Ringan 0.88 kg Bata Ringan 0.95 kg Bata Ringan 1.07 kg

Uji Kuat Tekan Pra Desain


14,21,28,56 Hari

Hasil Uji
BR1- BR12
Tahap1 Pra Design
Ya
A ( Diambil yang tertinggi)

Komposisi Design Baru

Komposisi Silinder Komposisi Balok


(diambil hasil uji yang tinggi ) (diambil hasil uji yang tinggi )

CAMP. KSI 0%,30%,40% dan 70% CAMP. KSI 0%,30%,40% dan 70%
1:2.5 dan 1:3.5 1:2.5 dan 1:3.5

BR - Design BR - Design

Sampel Uji Silinder dan Balok

Uji Umur 14, 21, 28, 56 Hari


1. Kuat Tekan Silinder
2. Kuat Tarik Belah Silinder
3. Kentur Balok 15x15x60
4. Moe

Kesimpulan

Gambar 3.5 : Flow Chart Penelitian


KOMPOSISI MATERIAL
KEBUTUHAN PRA DESAIN UJI TEKAN BETON 1 : 2.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
TOTAL 1 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32 KG
KEBUTUHAN PRA DESAIN UJI TEKAN BETON 1 : 3.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
TOTAL 2 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08 KG

KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT TEKAN 1 : 2.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32
2 CAMELIA 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32
192
3 TIRTA 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32
4 APRIAN 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32
TOTAL 1 198.43 106.85 106.85 738.74 477.29 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT TEKAN 1 : 3.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08
2 CAMELIA 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08
192
3 TIRTA 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08
4 APRIAN 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08
TOTAL 2 198.43 106.85 106.85 1039.71 176.32 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT TARIK 1 : 2.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
TOTAL 1 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT TARIK 1 : 3.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
TOTAL 2 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08 KG

KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT MoE 1 : 2.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 46.17 29.83
TOTAL 1 49.61 26.71 26.71 184.68 119.32 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT MoE 1 : 3.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
2 CAMELIA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
48
3 TIRTA 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
4 APRIAN 12.40 6.68 6.68 64.98 11.02
TOTAL 2 49.61 26.71 26.71 259.93 44.08 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT LENTUR 1 : 2.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 31.59 17.01 17.01 117.61 75.98
2 CAMELIA 31.59 17.01 17.01 117.61 75.98
48
3 TIRTA 31.59 17.01 17.01 117.61 75.98
4 APRIAN 31.59 17.01 17.01 117.61 75.98
TOTAL 1 126.36 68.04 68.04 470.42 303.94 KG
KEBUTUHAN DESAIN UJI KUAT LENTUR 1 : 3.5

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL KET.


NO NAMA
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) SILINDER
1 PRAYITNO 31.59 17.01 4.20 165.52 28.07
2 CAMELIA 31.59 17.01 4.20 165.52 28.07
48
3 TIRTA 31.59 17.01 4.20 165.52 28.07
4 APRIAN 31.59 17.01 4.20 165.52 28.07
TOTAL 1 126.36 68.04 16.80 662.08 112.28 KG

TOTAL KEBUTUHAN PRA DESAIN DAN DESAIN

SEMEN OPC SEMEN KSI AIR PASIR HEBEL


(Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
947.23 510.05 458.81 4244.78 1560.05
TIME LINE PEKERJAAN PRA DESIGN DAN APLIKASI KELOMPOK BETON KSI
URAIAN KEGIATAN Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19
KETERANGAN
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. PERSIAPAN
1.1 Pengumpulan Jurnal, Bedah Jurnal
1.2 Penentuan judul dan Penulisan Proposal
1.3 Pengumpulan Bahan Baku
1.4 Persiapan alat
L
2. PRA DESAIN
2.1 Penentuan Komposisi I
2.2 Penentuan jumlah benda uji
M B M M M M M M M M M M M M M M M M M M
2.3 Uji Fisik
2.4 Uji Tekan umur 28 hari I U I I I I I I I I I I I I I I I I I I
2.5 Pengolahan data 1
N R N N N N N N N N N N N N N N N N N N
3. DESAIN
3.1 Penentuan Komposisi G G G G G G G G G G G G G G G G G G G
3.2 Uji Fisik
G N G G G G G G G G G G G G G G G G G G
3.3 Uji Tekan umur 7, 14, 28, 56 hari
3.4 Uji tarik belah umur 28 hari U A U U U U U U U U U U U U U U U U U U
3.5 Uji tarik lentur umur 28 hari T
3.6 Uji MoE umur 28 hari
3.7 Pengumpulan data 2 A
3.8 Pengolahan data 2 L
3.9 Analisis Data
4. PELAPO RAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Penulisan Laporan akhir

Jenis pengujian a. Silinder ( T ekan ) - Umur 3,7, 14, 28,56 hari


b. Silinder ( T arik ) - Umur 3,7, 14, 28,56 hari
c. Silinder ( Lentur ) - Umur 3,7, 14, 28,56 hari
d. Silinder ( MOE ) - Umur 7, 14, 28,56 hari

Anda mungkin juga menyukai