ABSTRAK
Beton ringan menjadi salah satu alternatif pengembangan material beton yang cukup menjanjikan baik dari fungsi maupun
manfaat yang signifikan. Desain beton ringan fleksibel, murah, mengurangi pemakaian tulangan baja, ukuran struktur yang
lebih kecil. Penggunaan beton ringan meningkatkan ketahanan struktur beton karena beban mati sangat berkurang dari
keseluruhan berat struktur, sehingga akan meningkatkan fungsi struktur, memudahkan saat pemasangan. PT. Krakatau
Semen Indonesia (KSI)telah mengembangkan teknologi industry dalam pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3), menjadi produk ramah lingkungan yang memiliki nilai lebih dan memberikan manfaat efisiensi bagi perusahaan.
GGBFS adalah bahan limbah yang dihasilkan dari proses peleburan bijih besi, dan digunakan untuk menggantikan bagian
semen dalam beton.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkenalkan GGBFS hasil inovasi terbaru dari PT. KSI, menguji
sifat fisik dan mekanis beton dari memanfaatkan GGBFS sebagai pengganti parsial semen. Metode penelitian terdiri dari dua
tahap yaitu : pra desain dan desain. Variasi penambahan GGBFS pada beton ringan 0%, 30%, 40% dan 70%. Kegiatan pada
tahap Pra desain yaitu pengujian sifat fisik terdiri dariuji kadar lumpur, pengujian daya serap air, uji kadar garam, berat jenis
dan slump. Pengujian sifat mekanis terdiri dari : uji kuat tekan dari pengujian pada umur 28 hari. Pada Tahap desain
pengujian fisik terdiri dari slump dan berat jenis. Pengujian sifat mekanis yaitu kuat tekan untuk umur 7 hari, 14 hari, 28 hari
dan 56 hari, sedangkan uji tarik belah, uji lentur dan MoE untuk umur 28 hari.
Kata Kunci : beton ringan, mortar, bata ringan, semen KSI, subtitusi parsial semen, kuat tekan.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian yaitu :
1. Memperkenalkan GGBFS hasil inovasi
Gambar 1. : Spektrumagregat beton ringan
terbaru dari KSI Mengetahui sifat fisik beton sumber : ACI 213R-87
dengan menggunakan campuran semen slag
2. Menguji sifat fisik dan mekanis beton
ringanyang memanfaatkan GGBFS dan bata
ringansebagai pengganti agregat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang memiliki
berat jenis (density) lebih ringan dari pada beton
normal. Beton ringan dapat dibuat berbagai cara
antara lain menggunakan agregat alam ringan
dapat di produksi dengan menggunakan bahan
limbah fly ash, styrofoam, plastik dan lain-lain.
Dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat
maksimum beton 1840 kg/m3. (Puro, 2014)
Oleh karena itu keunggulan beton ringan Gambar 2. : Spektrum beton ringan
utamanya ada pada berat, sehingga apabila sumber : Naville & Brooks, 2010
digunakan pada proyek bangunan tinggi (high 2.2 Bata Ringan
rise building) akan dapat secara signifikan Bata ringan merupakan bahan bangunan
mengurangi berat sendiri bangunan. alternatif pengganti bata merah untuk dinding
bangunan. Pada umumnya berat bata ringan
berkisar antara 600 – 1800 kg/m3. Dalam
penelitian ini limbah bata ringan berasal dari
proyek Rusun Pasar Rumput Jakarta.
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 2
2.3 Ground Granulated Blast Furnace Slag berwarna lebih cerah dengan GGBFS akan
(GGBFS) membantu mengurangi pemanasan global.
GGBFS adalah hasil dari proses penghalusan
Granulated Blast Furnace Slag (GBFS) yang 2.4 Sifat Fisik
memiliki sifat cementitious layaknya semen Pada pengujian pra desain sifat fisik beton
yang dapat berfungsi sebagai bahan perekat normal meliputi uji saringan agregat kasar dan
agregat. Pada kehalusan yang baik, GGBFS halus, uji kadar lumpur, uji kadar serap air, uji
menunjukan kualitas perekat yang sama dengan slump dan berat jenis.
Semen Portland.
Semen slag menggunakan standar yang a. Analisa saringan agregat
mengacu pada SNI 03-6385-2000 yang Untuk menentukan dimensi ukuran agregat
direvisiSNI 6385:2016, tentang “Spesifikasi dengan ukuran agregat kasar 2-3 cm . Hal ini
semen slag untuk digunakan dalam beton perlu dilakukan pengujian pada agregat kasar
mortal” yang mengadopsi pada ASTM C989- supaya memperoleh dimensi agregat dan
10, Standard specification for slag cement for pembagian gradasi memenuhi syarat yang
use in concrete and mortars. Kandungan sesuai dengan menggunakan saringan.
GGBFS ditunjukkan pada tabel 2.2 b. Uji kadar lumpur
Agregat merupakan bahan yang sangat
penting digunakan dalam pembuatan beton,
yaitu antara 70%-80%. Oleh sebab itu,
agregat yang akan digunakan harus
memenuhi syarat standar pembuatan beton,
karena di dalam agregat terdapat zat organik
yang tidak diketahui berapa kandungannya
dan dapat memberikan efek terhadap semen
yaitu memperlambat perkembangan beton.
c. Uji kadar serap air
Pengujian Kadar serap air bertujuanuntuk
mengetahui penyerapan air dalam
perbandingan berat air yang dapat diserap
pori
d. Uji slump
Bahan pengikat hidrolis hasil daripada Pengujian slump bertujuan untuk
penggilingan bersamaan terak semen Portland mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan
dan gips dengan slag atau hasil dari (workability) beton segar
pencampuran antara bubuk semen portand e. Berat jenis
dengan bubuk slag dengan kadar bahan Pengujian berat satuan benda uji jenis
anorganik berkisaran 36%-70% dari masa merupakan perbandingan berat dengan
semen (SNI 8363:2017) volume benda uji.
Keunggulan GGBFS / semen slag adalah
ketika beton dicampurkan dengan GGBFS 2.5 Sifat Mekanik
memiliki reflektansi sinar matahari yang tinggi Sifat mekanis beton antara lain : kuat tekan
dan meningkatkan kemampuan memantulkan dari silinder, dan desain kuat tekan, tarik belah,
yang lebih baik. Hal ini mengurangi efek panas kuat lentur, dan MoE.
panas pada perkembangan perkotaan, serta
memiliki efek menguntungkan mengurangi Kuat Tekan Beton
penerangan pada malam hari, jalan yang aman Kuat tekan beban beton adalah besarnya
dengan visibilitas yang lebih baik. Secara beban per satusan luas, yang menyebabkan
signifikan sinar matahari yang dipantulkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan
bukan radiasi inframerah sehingga tidak gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin
menimbulkan efek rumah kaca pada atmosfer tekan. Pengukuran kuat tekan beton didasarkan
bumi. Ini adalah cara lain untuk membuat beton pada SNI 02-1974-1990.
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 3
Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan Nilai kuat tarik belah beton dapat dihitung
persamaan berikut : dengan persamaan berikut :
(1)
(2)
Dimana :
f’ci = Kuat tekan beton masing-masing benda Dimana :
uji (MPa) fr = Kuat tarik belah (N/mm2)
P = Beban runtuh yang diterima benda uji (N) P = Beban pada waktu belah (N)
A = Luas bidang tekan (mm2) L = Panjang benda uji silinder (mm)
D = Diameter benda uji silinder (mm)
Metode pengujian dapat dilihat pada Gambar 3
dibawah ini : Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah perbandingan
antara besarnya tegangan pada satu satuan
regang. Modulus elastisitas beton tidak pasti dan
nilainya tergantung pada kekuatan beton, umur
beton, jenis pembebanan, dan karakteristik serta
pebandingan antara semen dan agregat.
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 4
1. Perhitungan nilai regang 3.3 Alat Kerja
1. Ayakan Pasir 14. Palu
(3) 2. Timbangan 15.Bak Perendam
3. Gelas Ukur 16. Selang
4. Oven 17. Penggaris
2. Perhitungan nilai kuat lentur beton,
5. Jangka Sorong 18. Molen
dimana patahnya benda uji diluar
6. Kuas 19. Cetok
7. Cawan Peleleh 20.Gerobak Dorong
(4) 8. Scrap 21. Cangkul
Dimana : 9. Kompor Listrik 22.Kerucut Abrams
fr = Kuat lentur benda uji (N/mm), 10. Sendok Makan 23. Cetok Slump
P = Beban mak. dari mesin benda uji (N) 11. Tang Jepit 24. Cetakan Beton
l = Jarak perletakan (mm) 12. Pelat Capping 25.Alat Pelurus
b = Lebar penampang lintah patah 13. Universal Testing 26. Baja Pejal
horizontal (mm) 14. Machine (UTM)
h = Lebar penampang lintah patah 15. Bak Perendam
vertikal (mm)
a = Jarak rata-rata antara tampang lintah
patah dan tumpuan luar (mm)
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 6
Tabel 3.5 Komposisi Desain Kuat Tarik Belah
Tabel 3.7 komposisi Desain Uji MoE
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 7
4. Daftar Pustaka Susanto, Aprian.2017. Pemanfaatan Limbah
Hebel dan Precast Sebagai Bahan
Anugerah. R. Buyung. Agustus 2010. Beton Campuran Beton Ringan. Skripsi
Ringan Dari Campuran Styrofoam dan Universitas Bung Karno Jakarta
Serbuk Gergaji Dengan Semen
Portland 250, 300, dan 350 kg/m3. Samsuri.et.al.2016. Pengaruh granulated
blast furnace slag dalam semen
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara terhadap Kapasitas produksi, kuat
Uji Berat Isi, Volume Produksi tekan mortar dan nilai ekonomis
Campuran dan Kadar Udara Beton. Studikasus di PT Semen Indonesia
SNI 1973:2008. Jakarta: Departemen (Persero) Tbk. Tuban
Pekerjaan Umum.
Shi, Dongsheng.et.al. 2018. Study on the
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara durability of concrete using granulated
Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air blast furnace slag as fine aggregate
Agregat Halus. SNI 1970:2008. China
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
S. Rishnaveni.et.al. 2018. Study On Partial
Badan Standardisasi Nasional. (2008). Cara Replacement Of Cement By Ground
Uji Slump Beton. SNI 1972:2008. Granulated Blast Furnace Slag (Ggbs)
Jakarta: Depatemen Pekerjaan Umum. And Sand By Garbage Ash.India
Hana, Maria Asunta.2008. Studi Kuat Tekan Tang. Kangkang.et.al. 2015. Technical and
dan Modulus Elastisitas Beton Dengan economical feasibility of using GGBS
Agregat Halus Copper Slag.Koferensi in longspan concrete structures.China
Nasional Teknis Sipil (KoNTekS 2).
Universitas Atma Jaya. Yogyakarta Yogarajah.Elakneswaran.et.al.2018.Physical,
chemical, and mineralogical
John Newman dan Ban Seng Choo, 2003. characteristics of blast furnace slag on
Advanced Concrete Technology durability of concrete. Japan
Processes.
Proposal Penelitian Prodi Teknik Sipil – Universitas Bung Karno dan Universitas Tama Jagakarsa , 2018 Page 8
3.5 Flow Chart
Langkah kerja penelitian dapat terlihat pada diagram alur/ flow chart berikut ini :
Mulai
Persiapan
Jurnal dan Daftar Pustaka
Observasi Sumber Material dan Kunjungan
Menentukan Komposisi Campuran
CAMP. KSI 0% CAMP. KSI 30% CAMP. KSI 40% CAMP. KSI 70% CAMP. KSI 0% CAMP. KSI 30% CAMP. KSI 40% CAMP. KSI 70%
1:2.5 1:2.5 1:2.5 1:2.5 1:3.5 1:3.5 1:3.5 1:3.5
BR1 – BR3 BR4 – BR6 BR7 – BR9 BR10 – BR12 BR1 – BR3 BR4 – BR6 BR7 – BR9 BR10 – BR12
Semen Slag 0 kg Semen Slag 0.47 kg Semen Slag 0.63 kg Semen Slag 1.11 kg Semen Slag 0 kg Semen Slag 0.47 kg Semen Slag 0.63 kg Semen Slag 1.11 kg
Semen opc 1.59 kg Semen opc 1.11 kg Semen opc 0.95 kg Semen opc 0.47 kg Semen opc 1.59 kg Semen opc 1.11 kg Semen opc 0.95 kg Semen opc 0.47 kg
Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg Air 0.55 kg
Pasir 3.99 kg Pasir 3.86 kg Pasir 3.80 kg Pasir 3.73 kg Pasir 5.57 kg Pasir 5.44 kg Pasir 5.38 kg Pasir 5.25 kg
Bata Ringan 2.34 kg Bata Ringan 2.47 kg Bata Ringan 2.53 kg Bata Ringan 2.59 kg Bata Ringan 0.76 kg Bata Ringan 0.88 kg Bata Ringan 0.95 kg Bata Ringan 1.07 kg
Hasil Uji
BR1- BR12
Tahap1 Pra Design
Ya
A ( Diambil yang tertinggi)
CAMP. KSI 0%,30%,40% dan 70% CAMP. KSI 0%,30%,40% dan 70%
1:2.5 dan 1:3.5 1:2.5 dan 1:3.5
BR - Design BR - Design
Kesimpulan