Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.

4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

PENGGUNAAN STYROFOAM SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT


KASAR TERHADAP NILAI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH
BETON RINGAN

Nathalia Samaria Marisi Siahaan


Marthin D. J. Sumajouw, Mielke R. I. A. J. Mondoringin,
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : nathaliasiahaan2212@gmail.com

ABSTRAK
Beton merupakan bahan kontruksi suatu bangunan yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat
ini. Namun beton memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kekurangan yang dimiliki beton
adalah berat jenis yang besar. Penambahan Styrofoam dalam campuran beton akan membentuk rongga
sehingga mengurangi berat beton dan akan membentuk beton ringan den Beton merupakan bahan
kontruksi suatu bangunan yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Namun beton
memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kekurangan yang dimiliki beton adalah berat jenis yang
besar. Penambahan Styrofoam dalam campuran beton akan membentuk rongga sehingga mengurangi
berat beton dan akan membentuk beton ringan dengan berat volume ≤1900 kg/m3 .
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan Styrofoam sebagai subsitusi
parsial agregat kasar terhadap kuat tekandan kuat tarik belah. Untuk menghitung komposisi campuran
menggunaan ACI.211.1-91. Penilitian ini menggunaka benda uji silinder dengan diameter 100 mm dan
tinggi 200 mm. Pengujian dilakukan pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Dengan variasi 0%,
60%, 70% dan 80%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap substitusi stytrofoam pada campuran beton mengakibatkan
penurunan kuat tekan dan kuat tarik belah beton, namun pada berat volume, subtitusi Styrofoam
sebanyak 60%,70% dan 80% dapat menjadikan berat volume mencapai spesifikasi beton ringan
dengan berat volume secara berturut-turut 1792,377 kg/m3, 1734,211 kg/m3, 1618,220 kg/m3.
Kata kunci: Beton Ringan, Styrofoam, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah.

PENDAHULUAN lingkungan serta memiliki berat jenis rendah


yang dapat digunakan adalah Styrofoam.
Latar Belakang Dengan menggunakan Styrofoam pada
Saat ini pembangunan struktur bangunan campuran beton, maka secara total berat beton
sipil seperti pembangunan hotel, pembanguna akan lebih ringan serta nilai guna Styrofoam
perumahan, pembangunan perkantoran, dan akan bertambah, namun hal ini akan
bangunan lainnya terus meningkat. Beton berpengaruh pada kekuatan beton tersebut
merupakan bahan kontruksi suatu bangunan seiring dengan penambahan Styrofoam.
yang sering digunakan oleh masyarakat, karena
beton memiliki suatu keunggulan dibandingkan Rumusan Masalah
material yang lainnya, seprti tahan terhadap Berdasarkan latar belakang diatas maka
perubahan cuaca, memiliki kekuatan yang baik, penulis akan melakukan penelitian tentang
serta mudah dalam suatu pengerjaan. bagaimana pengarus Styrofoam sabagai
Disamping memeliki beberapa keunggulan, pengganti agregat kasar yang bervariasi (0%,
beton juga memiliki kekurangan yaitu, memiliki 60%, 70% dan 80%) terhadap kuat tekan dan
berat jenis yang cukup tinggi sehingga beban tarik belah.
mati yang terdapat pada suatu struktur menjadi
besar. Oleh karena itu dalam mengatasi Batasan Masalah
kekurangan dari beton harus dibuat beton yang Untuk memperjelas dan menyederhanakan
bersifat rama lingkungan dan memiliki berat permasalahan maka dalam penelitian ini akan
jenis yang ringan (beton ringan). dibatasi pada keadaan berikut:
Untuk mendapatkan jenis beton ringan 1. Bahan pembentuk beton sebagai berikut:
maka dibutuhkan material yang memiliki berat a. Semen PCC merk Tonasa
jenis yang rendah. Salah satu bahan yang rama

635
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

b. Agregat Halus yang digunakan yaitu pasir Beton Ringan


dari Girian Untuk mengurangi beban mati pada suatu
c. Agregat Kasar yang digunakan yaitu struktur beton maka telah banyak dipakai jenis
kerikil dari Lansot, Kema beton ringan. Menurut SNI 03-2847-2002, beton
d. Air yang digunakan adalah air yang dapat digolongkan sebagai beton ringan jika
tersedia di Laboratorium Struktur dan beratnya kurang dari 1900 kg/m3
Material, Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Sam Ratulangi. Styrofoam
e. Styrofoam yang digunakan berbentuk Styrofoam termasuk dalam kategori
butiran dengan diameter 3mm-5mm polimer sintetik dengan berat molekul tinggi.
2. Perhitungan komposisi campuran beton Polimer sintetik berbahan baku monomer
sesuai metode ACI 211.1-91 berbasis etilena yang berasal dari perengkahan
3. Mutu Beton Normal yang direncakan adalah minyak bumi. Styrofoam hanya sebuah nama
25 MPa dalam dunia perdagangan, nama sesungguhnya
4. Pengaruh suhu udara dan factor lainnya adalah polystyrene atau poli (feniletena) dalam
diabaikan bentuk foam. Feniletena atau styrene dapat
5. Pengujian dilakukan saat umur beton 7 hari, dipolimerkan dengan menggunakan panas, sinar
14 hari, dan 28 hari ultra violet, atau katalis. Poli (feniletena)
6. Pelaksanaan penelitian dilakukan di merupakan bahan termo plastik yang bening
Laboratorium Struktur dan Material, (kecuali jika ditambahkan pewarna atau
Fakultas Teknik Sipil, Universitas Sam pengisi), dan dapat dilunakkan pada suhu sekitar
Ratulangi. 100 C. Poli (feniletena) tahan terhadap asam,
7. Variasi substitusi Styrofoam terhadap berat basa dan zat pengarat (korosif) lainnya, tetapi
volume agregat kasar 0%, 60%, 70% dan mudah larut dalam hidrokarbon aromatik dan
80% berklor. Dalam propanon (aseton), poli
(feniletena) hanya mengembang. Penyinaran
Tujuan Perencanaan dalam waktu yang lama oleh sinar ultra ungu,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sinar putih, atau panas, sedikit mempengaruhi
untuk mengetahui pengaruh penggunaan kekuatan dan ketahanan polimer terhadap panas.
Styrofoam sebagai substitusi parsial agregat Poli (feniletena) berbusa atau Styrofoam
kasar dengan variasi presentasi yang berbeda- diperoleh dari pemanasan poli (feniletena) yang
beda terhadap kuat tekan.dan kuat tarik belah menyerap hidrokarbon volatil. Ketika dipanasi
beton. oleh kukus (steam) butiran akan melunak, dan
penguapan hidrokarbon di dalam butiran akan
Manfaat Perencanaan menyebabkan butiran mengembang (Cowd,
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan 1991).
dapat memberikan beberapa manfaat bagi
perkembangan teknologi beton, antara lain Karakteristik Beton
sebagai berikut:
1. Bahan referensi untuk mengetahui pengaruh Berat Volume
substitusi Styrofoam terhadap agregat kasar Berat volume beton adalah perbandingan
2. Penelitian ini bisa memberikan informasi antara berat beton terhadap volumenya. Berat
dalam pemanfaatan Styrofoam sebagai bahan volume beton dipengaruhi oleh bentuk agregat,
alternatif pengganti agregat kasar gradasi agregat, berat jenis agregat, ukuran
3. Sebagai suatu referensi bagi masyarakat maksimum agregat, karena berat volume beton
tentang beton ramah lingkungan. tergantung pada berat volume agregat. Berat
volume beton ini semuanya berada dalam
keadaan kering udara. Berat volume dihitung
LANDASAN TEORI dengan rumus sebagai berikut:
𝒘
𝛾𝑐 = (kg/m³) (1)
Beton 𝒗
Menurut SNI 2847:2013, beton adalah Dimana :
campuran semen portland atau semen hidrolis 𝛾𝑐 = Berat Volume Beton (kg/m³ )
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, W = Berat Benda Uji (kg)
dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture). V = Volume Beton (m³)

636
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Kuat Tekan 2P
f’ct= (3)
Kekuatan tekan beton didefinisikan sebagai πLD

tegangan yang terjadi dalam benda uji pada Dimana :


pemberian beban hingga benda uji tersebut f’ct = Kuat Tarik Belah Beton (N/mm2)
hancur. Kuat tekan beton adalah besarnya beban P = Beban pada Waktu Belah (N)
per satuan luas yang menyebabkan beton L = Panjang Benda Uji Silinder (mm)
hancur. Pengukuran kuat tekan beton didasarkan D = Diameter benda uji silinder (mm)
pada SK SNI M 14 -1989 F (SNI 03- 1974-
2011). Kuat tekan beton mengidentifikasikan
mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi METODOLOGI PENELITIAN
tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki,
semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Umum
Kekuatan tekan beton dinotasikan sebagai Penelitian ini dilakukan dengan cara
berikut: membuat benda uji (sample) di Laboratotium
f’c = Kekuatan tekan beton yang disyaratkan Struktur dan Material Bangunan Fakultas
(MPa). Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado.
Fck = Kekuatan tekan beton yang didapatkan Untuk waktu pengujian yang akan dilakukan
dari hasil uji (MPa). yaitu telah beton berumur 7 hari, 14 hari dan 28
Fc = Kekuatan tarik dari hasil uji belah silinder hari. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa
beton (MPa). tahapan pekerjaan. Dimulai dari persiapan alat
f’c = Kekuatan tekan beton rata rata yang dan bahan, pemeriksaan bahan, perencanaan
dibutuhkan, sebagai dasar pemilihan campuran dilanjutkan dengan pembuatan benda
perancangan campuran beton (MPa). uji dan pengujian benda uji. Semua pekerjaan
S = Deviasi standar (s) (MPa). dilakukan berpedoman pada peraturan/standar
yang berlaku dengan penyesuaian terhadap
Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan kondisi dan fasilitas laboratorium yang ada.
rumus: Pemeriksaan material dibatasi hanya pada
P
f’c = (2) material tertentu yang penting dalam
A
Dimana : perhitungan campuran.
f’c = Kuat Tekan Beton (N/mm2)
P = Beban Maksimum (N) Langkah-langkah Penelitian
A = Luas Penampang yang Menerima Adapun langkah-langkah penelitian, yaitu:
Beban (mm2) 1. Tahapan penelitian yang pertama dilakukan
yaitu persiapan peralatan dan persiapan
Kuat Tarik Belah material agregat kasar, agregat halus, semen
Kekuatan tarik belah beton relatif rendah, dan Styrofoam. Selanjutnya pada tahap kedua
kira-kira 10-15% dari kekuatan tekannya. agregat kasar dan agregat halus dilakukan
Pendekatan yang baik untuk menghitung pemeriksaan sesuai dengan aturan ASTM
kekuatan tarik beton f’ct adalah dengan rumus dan SNI.
0,1f’c<f’ct<0,2f’c. Kekuatan tarik lebih sulit 2. Perhitungan perencanaan campuran beton
diukur dibandingkan dengan kekuatan tekan bila trial dengan metode perencanaan ACI 211.1-
dengan beban-beban aksial langsung dan 91.
masalah penjepitan (gripping) pada mesin. 3. Setelah didapatkan komposisi campuran
Sehingga untuk mengetahui kuat tarik beton beton dari hasil trial mix selanjutnya
dalam pengujian hanya dapat diukur dengan dilakukan perhitungan persentase
metode uji keruntuhn (modulus of rupture) dan penggunaan Styrofoam terhadap berat total
metode uji belah silinder.(Nawy 1998). benda uji silinder (0%, 60% 70% dan 80%)
Kuat tarik belah beton yang diperoleh 4. Pencampuran beton dilakukan dengan
dengan uji pembelahan silinder dilakukan memasukan kerikil, pasir, dan semen secara
dengan memberikan beban tekan secara merata bertahap kedalam molen.
diseluruh bagian panjang dari silinder hingga Setelah poin 4 telah tercampur rata,
terbelah dua dari ujung ke ujung. Kuat tarik selanjutnya air dimasukan kedalam molen,
dengan uji belah silinder dapat ditentukan setelah itu masukkan Styrofoam dan biarkan
dengan persamaan (SNI 03-2491-2002): molen terus mencampur sekitar 4-5 menit
dan lakukan slump test. Setelah memenuhi

637
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

syarat slump, campuran beton dimasukan FAS ini didapat dari beberapa kali melakukan
kedalam cetakan silindir yang telah diberi oli. trial mix design) untuk beton normal, sedangkan
5. Beton segar lalu dituangkan kedalam cetakan komposisi campuran untuk beton ringan
lalu dirojok dengan menggunakan batangan Styrofoam, dilakukan dengan mengganti agregat
besi hingga penuh. kasar dengan Styrofoam sesuai dengan variasi
6. Setelah cetakan dibiarkan selama 24 jam, yang telah ditentuakan, sehingga dibutuhkan
dilepas lalu ditimbang untuk mengetahui komposisi campuran beton sebagai berikut:
berat volume beton.
7. Benda uji dicuring selama 7 hari, 14 hari, dan Tabel 1 Komposisi Campuran Beton untuk 1m3
28 hari. Beton
Beton Beton Beton
No Material Styrofoam Styrofoam Styrofoa
Normal
8. Setelah 7 hari, 14 hari, dan 28 hari, benda uji 60% 70% m 80%
Semen
diangkat, dikeringkan dan dilakukan caping 1
(kg)
436,17 436,17 436,17 436,17

pada benda uji kuat tekan pada permukaan 2 Air (kg) 197,18 209,89 216,25 222,61
Agregat
beton yang tidak rata. 3 Kasar 883,87 353,54 265,16 176,77
(kg)
9. Dilakukan pengujian kuat tekan dan tarik Agregat
belah. 4 Halus
(kg)
713,30 713,30 713,30 713,33

10. Analisa dan Pembahasan 5


Styrofom
- 2,07 2,4188 2,76
(kg)
11. Kesimpulan dan saran
Tabel 2 Pemeriksaan Nilai Slump
Diagram Alir
Bahan Campuran Nilai Slump (mm)
Tahap-tahap pelaksanaan dari penelitian
TANPA BAHAN
secara garis besar dapat dilihat pada diagram alir CAMPURAN
93
pada Gambar 1 berikut Styrofoam 60% 80
Styrofoam 70% 84
Styrofoam 80% 75

Berdasarkan tabel 2 nilai slump yang


didapatkan setiap kali pengecoran pada masing-
masing campuran sesuai dengan nilai slump
yang telah ditetapkan yaitu 75-100 mm. Dan
untuk mencapai nilai slump (workability)
tersebut dilakukan penambahan air pada
pengecoran untuk setiap variasi substitusi
Styrofoam terhadap agregat kasar pada
persentase 60%, 70% dan 80% secara berturut
turut terhadap kebutuhan awal air adalah sebesar
6,44%, 9,66% dan 12,89%. Setiap campuran
beton yang menggunakan dan tanpa
menggunakan bahan tabahan Styrofoam
dianggap bisa diterapkan karena memiliki
workability yang baik.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Pemeriksaan Berat Volume Beton


Hasil perhitungan berat volume rata-rata
tiap benda uji pada umur 1 hari dapat dilihat
HASIL PENELITIAN DAN pada tabel dibawah ini:
PEMBAHASAN Tabel 3. Rata-rata Berat Volume Beton Normal
Rata-rata Volume
Komposisi Campuran Beton Rata-rata Berat
No. Berat Benda Beton
Berdasarkan hasil yang didapat dari Volume (kg/m³)
Uji (kg) ( m³)
pengujian material untuk mendapatkan mix 1. 3,53 0,00157 2250,70
design menurut ACI 211.1 – 91 dalam mencapai
nilai kuat tekan 25 MPa dengan FAS 0,47 (nilai

638
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Tabel 4. Rata-rata Berat Volume Beton Dengan Tabel 6. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tekan
Campuran Beton Umur 14 Hari
Rata-rata Rata-rata Kuat Tekan Rata-rata 14
Volume Presentasi Bahan Campuran
Bahan Berat Berat Hari (MPa)
No. Beton
Campuran Benda Uji Volume Tanpa Bahan Campuran
( m³) 25,27
(kg) (kg/m³) (0%)
Styrofoam Styrofoam 60% 15,85
1. 2,81 0,00157 1792,37
60% Styrofoam 70% 14,75
Styrofoam Styrofoam 80% 11,58
2 2,72 0,00157 1734,21
70%
Styrofoam
3 2,54 0,00157 1618,22
80% Kuat Tekan 14 Hari

Rata-rata (MPa)
Kuat Tekan
25.276
Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 dapat
disimpulkan bahwa semakin besar penambhan 15.854 14.758
11.584
Styrofoam pada campuran beton, maka berat
volume beton akan semakin ringan. Rata-rata 0% 60% 70% 80%
berat volume beton dengan bahan campuran Persentase Styrofoam
Styrofoam berkisar antara 1618,22-1792,37
kg/m3, maka dapat dikategorikan sebagai beton Gambar 6. Diagram Hasil Pemeriksaan Rata-
ringan karena berat massa volume beton tersebut rata Kuat Tekan Beton Umur 14 Hari
berada pada interval ≤ 1900 kg/m3. Berdasarkan tabel 6 dan gambar 6, dalam
penambahan Styrofoam sebesar 60% dapat
Pemeriksaan Kuat Tekan Beton terjadi penurunan nilai kuat tekan beton sebesar
Tabel 5. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tekan 37,27%, dan untuk persentase penerunan nilai
Beton Umur 7 Hari: kuat tekan beton dari 0% ke 70% yaitu 41,61%,
Kuat Tekan Rata-rata 7 Hari
serta persentase penurunan nilai kuat tekan
Presentasi Bahan Campuran beton dari 0% ke 80% adalah 54,17%.
(MPa)
Tanpa Bahan Campuran
20,61 Penurunan nilai kuat tekan beton terjadi karena
(0%)
bobot Styrofoam yang sangat ringan, sehingga
Styrofoam 60% 13,25
Styrofoam dianggap sebagai rongga udara pada
Styrofoam 70% 13,16
beton.
Styrofoam 80% 8,55
Tabel 7. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tekan
Beton Umur 28 Hari
Kuat Tekan 7 Hari Presentasi Bahan
Kuat Tekan Rata-rata 28 Hari (MPa)
Campuran
Rata-rata (MPa)

Tanpa Bahan
29,76
Kuat Tekan

20.612 Campuran (0%)


Styrofoam 60% 17,06
13.25 12.836 Styrofoam 70% 16,03
8.554 Styrofoam 80% 15,99

0% 60% 70% 80%


Persentase Styrofoam Kuat Tekan 28 Hari
Rata-rata (MPa)

Gambar 5 Diagram Hasil Pemeriksaan Rata-


Kuat Tekan

rata Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari 29.76

Berdasarkan tabel 5 dan gambar 5 dapat 17.064 16.03 15.99


disimpulkan bahwa dalam penambahan
Styrofoam dapat menurunkan kuat tekan beton
0% 60% 70% 80%
secara signifikan yang disebabkan bobot Persentase Styrofoam
Styrofoam yang sangat ringan, sehingga
Gambar 7. Diagram Hasil Pemeriksaan Rata-
Styrofoam dianggap sebagai rongga udara pada
rata Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari
beton.

639
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Berdasarkan tabel 7 dan gambar 7, dalam Berdasarkan gambar 9, dapat disimpulkan


penambahan Styrofoam sebesar 60% terjadi bahwa nilai kuat tekan beton mengalami
penurunan nilai kuat tekan beton sebesar peningkatan seiring dengan bertambahnya umur
42,66%, dan untuk persentase penerunan nilai pengujian beton. Persentase kenaikan kuat tekan
kuat tekan beton dari 0% ke 70% yaitu 46,13%, pada beton tanpa bahan campuran pada umur 7
serta persentase penurunan nilai kuat tekan hari ke 14 hari sebesar 22,67%, dan dari umur
beton dari 0% ke 80% adalah 46,27%. 14 hari ke 28 hari yaitu sebesar 17,74%.
Penurunan nilai kuat tekan beton terjadi karena Sedangkan, pada beton dengan bahan campuran
bobot Styrofoam yang sangat ringan, sehingga Styrofoam mengalami persentase kenaikan yang
Styrofoam dianggap sebagai rongga udara pada paling optimum pada varasi Styrofoam 80%
beton yaitu pada umur 7 hari ke 14 hari terjadi
kenaikan sebesar 35,42% dan pada umur 14 hari
Persentase Kenaikan Kuat Tekan Beton ke 28 hari naik sebesar 38,03%.
Dari tabel dan hasil pemeriksaan kuat tekan
beton umur 7 hari, kuat tekan beton umur 14 Pemeriksaan Kuat Tarik Belah Beton
hari, dan kuat tekan beton umur 28 hari dibuat
pada grafik presentase kenaikan kuat tekan Tabel 10. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tarik
beton pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari Belah Beton Umur 7 Hari
seperti pada tabel berikut ini: Presentasi Bahan Campuran
Kuat Tarik Belah Rata-
rata 7 Hari (MPa)

Tabel 8. Persentase Kenaikan Kuat Tekan Tanpa Bahan Campuran (0%) 2,78
Beton Dari Umur 7 Hari ke 14 Hari Styrofoam 60% 1,38
Kuat Tekan Beton Penaikan Kuat Styrofoam 70% 1,29
Bahan Campuran (MPa) Tekan Rata-rata
Styrofoam 80% 0,92
7 hari 14 hari (%)
Tanpa Bahan
20,61 25,27 22,62
Campuran (0%)
Styrofoam 60% 13,15 25,85 19,65
Styrofoam 70% 12,83 14,75 14,97 Kuat Tarik Belah 7 Hari
Styrofoam 80% 8,55 11,58 35,42
Kuat Tarik Belah
Rata-rata (MPa)

2.78
Tabel 9. Persentase Kenaikan Kuat Tekan
Beton Dari Umur 14 Hari ke 28 Hari
Kuat Tekan Beton Penaikan
Bahan Campuran (MPa) Kuat Tekan 1.386 1.29
14 hari 28 hari Rata-rata (%) 0.928
Tanpa Bahan
25,27 29,76 17,74
Campuran (0%)
Styrofoam 60% 25,85 17,06 7,63 0% 60% 70% 80%
Styrofoam 70% 14,75 16,03 8,61 Persentase Styrofoam
Styrofoam 80% 11,58 15,99 38,03 Gambar 10. Diagram Hasil Pemeriksaan Rata-
rata Kuat Tarik Belah Umur 7 Hari
35
Kuat Tekan Beton

30
25 Dari tabel 10 dan gambar 10 dapat
(MPa)

20 disimpulkan semakin banyak penambahan


15 volume Styrofoam maka akan menurunkan nilai
10 kuat tarik belah beton. Maka persentase
5
penurunan nilai kuat tarik belah untuk beton
0
Styrofoam 60%, 70% dan 80% terhadap
0% 60% 70% 80%
beton normal pada umur 7 hari berturut-turut
Persentase Styrofoam (%)
sebesar 50,14%, 53,59% dan 66,61%.
Kuat Tekan 7 hari Kuat Tekan 14 Hari
Kuat Tekan 28 Hari
Gambar 9. Grafik Presentase Kenaikan Kuat
Tekan Beton

640
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Tabel 11. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tarik Dari tabel 12 dan gambar 12 dapat
Belah Beton Umur 14 Hari disimpulkan semakin banyak penambahan
Kuat Tarik Belah Rata-rata volume Styrofoam maka akan menurunkan nilai
Presentasi Bahan Campuran
14 Hari (MPa) kuata tarik belah beton. Maka persentase
Tanpa Bahan Campuran (0%) 3,03 penurunan nilai kuat tarik belah untuk beton
Styrofoam 60% 1,62 Styrofoam 60%, 70% dan 80% terhadap beton
normal pada umur 28 hari berturut-turut sebesar
Styrofoam 70% 1,55
45,86%, 47,76% dan 48,95%
Styrofoam 80% 1,41

Persentase Kenaikan Kuat Tarik Belah Beton


Dari tabel dan hasil pemeriksaan kuat tarik
Kuat Tarik Belah 14 Hari
belah beton umur 7 hari, kuat Tarik belah beton
Kuat Tarik Belah
Rata-rata (MPa)

umur 14 hari dan kuat tarik belah beton umur 28


3.032 hari dibuat pada grafik persentase kenaikan kuat
tarik belah beton pada umur 7 hari, 14 hari dan
1.62 1.558 1.416 28 hari seperti pada tabel berikut ini:

0% 60% 70% 80%


Persentase Styrofoam
Tabel 13. Persentase Kenaikan Kuat Terik
Gambar 11. Diagram Hasil Pemeriksaan Rata-
Belah Beton Dari Umur 7 Hari ke 14 Hari
rata Kuat Tarik Belah Umur 14 Hari Kuat Tarik Belah Penaikan Kuat
Bahan Beton (MPa) Tarik Belah Rata-
Campuran
Dari tabel 11 dan gambar 11 semakin 7 hari 14 hari rata (%)
banyak penambahan volume Styrofoam maka Tanpa Bahan
2,78 3,03 9,06
Campuran (0%)
akan menurunkan nilai kuata tarik belah beton. Styrofoam 60% 1,38 1,62 16,88
Maka persentase penurunan nilai kuat tarik Styrofoam 70% 1,29 1,55 20,77
belah untuk beton Styrofoam 60%, 70% dan Styrofoam 80% 0,92 1,41 52,58
80% terhadap beton normal pada umur 14 hari
berturut-turut sebesar 46,56%, 48,61% dan
53,29%. Tabel 14. Persentase Kenaikan Kuat Tarik
Belah Beton Dari Umur 14 Hari ke 28 Hari
Tabel 12. Hasil Pengujian Rata-rata Kuat Tarik Kuat Tarik Belah Penaikan Kuat
Bahan
Belah Beton Umur 28 Hari Campuran
Beton (MPa) Tarik Belah
14 hari 28 hari Rata-rata (%)
Presentasi Bahan Kuat Tarik Belah Rata- Tanpa Bahan
Campuran rata 28 Hari (MPa) 3,03 3,36 10,88
Campuran (0%)
Tanpa Bahan Campuran Styrofoam 60% 1,62 1,82 12,34
3,36
(0%) Styrofoam 70% 1,55 1,75 12,70
Styrofoam 60% 1,82 Styrofoam 80% 1,41 1,71 21,18

Styrofoam 70% 1,75


Styrofoam 80% 1,71
4
Kuat Tarik Belah
Beton (MPa)

2
Kuat Tarik Belah 28 Hari
1
Kuat Tarik Belah
Rata-rata (MPa)

3.362 0
0% 60% 70% 80%
Persentase Styrofoam (%)
1.82 1.756 1.716
Kuat Tarik Belah 7 Hari
Kuat Tarik Belah 14 Hari
0% 60% 70% 80% Kuat Tarik Belah 28 Hari
Persentase Styrofoam Gambar 14. Presentase Kenaikan Kuat Tarik
Gambar 12. Diagram Hasil Pemeriksaan Rata- Belah Beton
rata Kuat Tarik Belah Umur 28 Hari

641
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Berdasarkan gambar 14 dapat disimpulkan


4 0%
bahwa semakin bertambah umur pengujian 3.5
beton maka semakin meningkat nilai kuat tarik

Kuat Tarik Belah


3

Beton (MPa)
belah beton. Untuk perentase nilai kuat tarik 2.5
80% 70% 60%
belah beton tanpa bahan campuran pada umur 2
beton 7 hari ke14 hari yaitu sebesar 9,06% dan 1.5
pada umur 14 hari ke 28 hari memiliki 1
persentase kenaikan sebesar 10,88%. Sedangkan 0.5
untuk beton dengan bahan campuran Styrofoam 0
yang mengalami persentase penaikan nilai kuat 15.99 16.03 17.064 29.76
tarik belah yang paling optimum yaitu pada Kuat Tekan Beton (MPa)
varisai Styrofoam 80% yaitu umur 7 hari ke 14 Gambar 15. Grafik Hubungan Kuat Tarik Belah
hari sebesar 52,58% dan untuk 14 hari ke 28 hari dengan Kuat Tekan Beton
memiliki persentasi kenaikan sebesar 21,86%.

Hubungan Nilai Kuat Tarik Belah Dengan PENUTUP


Kuat Tekan Beton
Hubungan kuat tarik belah beton dengan Kesimpulan
kuat tekan beton dapat dilihat pada tabel dan Berdasarkan penelitian dan analisis data
grafik berikut: yang telah dilakukan maka didapat kesimpulan,
yaitu:
Tabel 15 Perbandingan Nilai Kuat Tarik Belah 1. Rata-rata berat volume beton dengan bahan
Terhadap Akar Kuadrat Kuat Tekan Beton campuran Styrofoam berkisar antara
Perbandingan
1618,220-1792,377 kg/m3, dan termasuk
Persentase
Bahan
Umur f'c f'ct dalam jenis beton ringan(SNI 03-2847 –
(hari) (MPa) (MPa) f'ct
Campuran √f'c 2002).
/√f'c
2. Seiring bertambahnya persentase volume
Tanpa
Bahan Styrofoam mengakibatkan menurunnya nilai
28 29,76 3,36 5,45 0,61
Campuran dari kuat tekan dan kuat tarik belah beton, hal
(0%)
Styrofoam
ini diakibatkan karena Styrofoam bersifat
28 17,06 1,82 4,13 0,44 compressible sedangkan agregat harusnya
60%
Styrofoam
28 16,03 1,75 4,01 0,43 bersifat incompressible.
70%
Styrofoam
3. Nilai perbandingan kuat tarik belah (fct)
80%
28 15,99 1,71 3,99 0,42 terhadap akar kuadrat kuat tekan (√f'c) yang
didapat berkisar pada 0,429-0,616(√f'c).
Berdasarkan tabel 15 diperoleh nilai f'ct =
0,42-0,61(√f'c) dan berdasarkan gambar 13 Saran
dapat disimpulkan bahwa jika nilai kuat tekan Berdasarkan penelitian dan analisis data,
meningkat maka nilai kuat tarik belah juga ikut maka dapat diberikan saran, yaitu: Diperlukan
meningkat. Namun semakin banyak volume penelitian lebih lanjut pada beton ringan
Styrofoam maka nilai kuat tekan dan kuat tarik Styrofoam untuk meningkatkan sifat mekanik
belah semakin menurun. beton yaitu kuat tekan dan kuat tarik belah.

DAFTAR PUSTAKA

ACI 211.1-91. 2002. Standard Practice for Selecting Proportions for Normal, Heavyweight, and Mass
Concrete .

Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer. Penerbit ITB. Bandung

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton SNI 03-2491-2002,
Badan Standarisasi Nasional

642
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Departemen Pekerjaan Umum. 2011. Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder SNI 1974-
2011, Badan Standarisasi Nasional

Departemen Pekerjaan Umum, 2002. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI
03-2847-2002). Jakarta, Indonesia

Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
dengan Standar (SK SNI 03-2847-2013), Badan Standarisasi Nasional

Nawy, Edward G. 1998. Beton Bertulang (Suatu Pendekatan Dasar). Penerbit PT. Rafika Aditama.
Bandung.

643
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (635-644) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan


mm,,mm,m ,

644

Anda mungkin juga menyukai