Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1978-3787 (Cetak) 2533

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
ANALISISKUAT TEKAN BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH STYROFOAM

Oleh
Surya Hadi
Universitas Islam Al-Azhar
E-mail: hdsurya11@gmail.com

Abstrak
Pembuatan beton ringan membutuhkan material campuran yang mempunyai berat jenis yang rendah.
Salah satu bahan alternarif yang bisa digunakan adalah styrofoam. Styrofoam atau expanded
polysrtyrene yang terbuat dari polisterin atau lebih dikenal dengan gabus putih yang sering menjadi
limbah rumah tangga maupun limbah industri yang menjadi masalah lingkungan karena sifat dari
styrofoam itu sendiri yang tidak dapat membusuk serta sulit terurai di alam.Pada penelitian ini diadakan
perlakuan pencampuran beton ringan dengan meanmbah bahan tambah Styrofoam. Penambahan ini
mulai dari 5 %, 10,%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meliat
pengaruh dari penambahan tambah styrofoamterhadap kuat tekan beton.Kesimpulan yang didapat
adalah penambahan styrofoam tidak berpengaruh terhadap kuat tekan beton ringan, semakain besar
prosentase styrofoam hasil kuat tekan beon semakin menurun.
Kata Kunci : Beton Ringan, Kuat Tekan & Styrofoam.

PENDAHULUAN beton yang bervariasi yaitu kadar 5%,10%, 15%,


Proses pembuatan beton ringan 20%, 25%, dan 30%.
membutuhkan material campuran yang Permasalahan yang dapat diambil untuk
mempunyai berat jenis yang rendah. Salah satu penelitian ini yaitu: Apakah ada pengaruh
bahan alternarif yang bisa digunakan adalah penambahan styrofoam 5%, 10% 15%, 20%, 25%
styrofoam. Styrofoamatau expanded polysrtyrene dan 30%berpengaruh terhadap kuat tekan beton?
yang terbuat dari polisterin atau lebih dikenal Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
dengan gabus putih yang sering menjadi limbah yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan
rumah tangga maupun limbah industri yang styrofoam 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%
menjadi masalah lingkungan karena sifat dari terhadap kuat tekan beton
styrofoam itu sendiri yang tidak dapat membusuk
serta sulit terurai di alam.Menggunakan LANDASAN TEORI
styrofoam pada campuran beton, secara total Beton Ringan
berat beton menjadi lebih ringan dan nilai guna Menurut Standar Nasional Indonesia 03-
pada styrofoam akan bertambah. Tetapi hal ini 2847 tahun 2002, beton dapat digolongkan
akan berpengaruh pada kekuatan beton tersebut sebagai beton ringan jika beratnya kurang dari
seiring dengan penambahan styrofoam pada 1900 kg/m3.Membuat beton ringan diperlukan
campuran beton. material yang memiliki berat jenis yang ringan
Berdasarakan uraian yang sudah pula.Berat jenis yang lebih ringan dapat dicapai
dijelaskan akan dilakukan penelitian terhadap jika berat beton diperkecil yang berpengaruh
“ANALISIS BETON RINGAN DENGAN pada menurunnya kekuatan beton
BAHAN PENGISI STYROFOAM” untuk tersebut.Pembuatan beton ringan pada prinsipnya
mengetahui seberapa besar pengaruh styrofoam adalah membuat rongga dalam beton. Ada 3
dalam campuran beton. Karakteristik yang macam cara membuat rongga udara dalam beton,
dimaksud berupa kuat tekan beton dan kuat tarik yaitu :
dengan perbandingan styrofoam terhadap volume a. Cara paling sederhana yaitu dengan
memberikan agregat ringan.Agregat ini
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.5 Desember 2019
Open Journal Systems
2534 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
bisa berupa batu apung, batu alwa, atau abu Pada umumnya, beton mengandung rongga
terbang (fly ash) yang dijadikan batu. udara sekitar 1% - 4%, pasta semen (semen dan
Adapun spesifikasi agregat ringan yang air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat kasar
digunakan dalam pembuatan beton dengan dan agregat halus) sekitar 60% - 70%.
pertimbangan utama adalah ringannya Pencampuran bahan-bahan tersebut
bobot dan tinggi kekuatan yang meliputi: menghasilkan suatu adukan yang mudah dicetak
persyaratan komposisi kimia, dan sifat fisik sesuai dengan bentuk yang diinginkan, karena
agregat sesuai standar SNI 03-2461-2002. adanya hidrasi semen oleh air makan adukan
b. Menghilangkan aregat halus (agregat halus tersebut akan mengeras dan mempunyai kekuatan
disaring, contohnya debu/abu terbangnya untuk menahan beban.
dibersihkan). Penggunaan material lain yang memiliki
c. Meniupkan atau mengisi udara di dalam berat jenis ringan dalam campuran beton akan
beton. Cara ini dibagi lagi menjadi secara mengurangi berat beton secara keseluruhan.
mekanis dan kimiawi. Bahan campuran Adapun material penyusun beton ringan yang
berupa pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit digunakan pada penelitian ini yakni Semen PC,
gypsum, air, dan dicampur alumunium agregat kasar dan halus, air, serta styrofoam.
pasta sebagai bahan pengembang secara Semen Portland
kimiawi. Semen Portland adalah jenis semen yang
Secara umum kandungan udara paling umum digunakan di seluruh dunia sebagai
mempengaruhi kekuatan beton.Kekuatan beton bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan
berkurang 5.5% dari kuat tekan setiap pemasukan non-spesialisasi. Semen ini dikembangkan dari
udara 1% dari volume campuran. Beton dengan jenis lain kapur hidrolik di Britania Raya pada
bahan pengisi udara mempunyai kekuatan 10% pertengahan abad ke-19, dan biasanya berasal
lebih kecil draipada beton tanpa pemasukan udara dari batu kapur. Semen ini adalah serbuk halus
pada kadar semen dan workabilitas yang sama yang diproduksi dengan memanaskan batu
(Tjokrodimuljo, 1996). gamping dan mineral tanah liat
Styrofoam pada penelitian ini berfungsi dalam tanur untuk membentuk klinker,
sebagai pembentuk rongga pada beton sehingga penggilingan klinker, dan menambahkan
peneliti tidak terfokus pada durabilitas styrofoam. sejumlah kecil bahan lainnya.
Namun secara umum beton ringan memiliki Fungsi utama semen ini sendiri adalah
standar yang berhubungan dengan durabilias sebagai pengikat butiran-butiran agregat hingga
yakni “Freezing and Thawing Test for Concrete, membentuk suatu masa padat dan mengisi
Method A” berdasarkan JIS A1148.Hal ini rongga-rongga udara diantara butiran
berhubungan dengan faktor lingkungan (cuaca) agregat.Walaupun komposit semen dalam beton
khususnya di daerah dingin.Pengujian dilakukan hanya sekitar 10% namun karena fungsinya
dengan melakukan perendaman dalam air.Pada sebagai bahan pengikat maka peren semen
kasus ini, beton dengan agregat ringan yang menjadi penting (Mulyono T, 2003).
dibasahi terlebih dahulu, hingga memiliki Menurut SNI 03-2834-1993 semen
kandungan air 25-30%. Namun hasil pengujian Portland adalah campuran semen portal dengan
ini tidak bias menunjukan secara akurat tentang pozolan antara 15%-40% berat total campuran
ketahanan beton ringan sebab dapat dipengaruhi dan kandungan SiO2+AII-O3 dalam pozolan
oleh beberapa kondisi diantaranya, durasi siklus minimum 70%.
“freezing and thawing” pada cuaca, temperatur Agregrat
minimum, dan perubahan temperatur secara Agregat menempati 70-75% dari total
drastic volume beton maka kualitas agregat sangat
Material Penyusun Beton berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan
agregat yang baik, beton dapat dikerjakan
Vol.14 No.5 Desember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2535
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
(worlable), kuat, tahan lama (durable), dan natrium sulfat maksimum bagian yang
ekonomis.Agregat yang digunakan dalam hancur adalah 10% berat.
campuran beton dapat berupa agregat alam atau c. Agregat halus tidak boleh mengandung
agregat buatan (artificial aggregates). Agregat lumpur lebih dari 5% (terhadap berat
yang baik dalam pembuatan beton harus kering), jika kadar lumpur melampaui 5%
memenuhi persyaratan, yaitu: maka pasir harus dicuci.
a. Harus bersifat kekal, berbutir tajam dan Agregrat Kasar
kuat. Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar
b. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% adalah krikil sebagai hasil disentegrasi alami dari
untuk agregat halus dan 1% untuk agregat batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
kasar. dari industri pemecah batu dan mempunyai
c. Tidak mengandung bahan-bahan organic ukuran butir antara 4.75mm (No. 4) sampai
dan zat-zat yang reaktif alkali, dan 40mm (No. 1½ inci). Berdasarkan ASTM C33
d. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah
tidak berpori dengan partikel butir lebih besar dari 5mm atau
Secara umum, agregat dapat dibedakan antara 9.75mm dan 37.5mm.
berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan Air
agregat halus. Air memegang peranan penting dalam
Agregat Halus pembuatan adukan beton. Air dan semen akan
Agregat merupakan material granular, membuat suatu proses kimiawi, selain itu air juga
misalnya pasir, krikil, batu pecah, dan kerak akan membasahi agregat dan memberikan
tungku pijar yang dipakai bersama-sama dengan kemudahan dalam pekerjaan beton. Jumlah
suatu media pengikat untuk membentuk suatu penggunaan air dalam pembuatan beton harus
beton atau adukan semen hidrolik (SNI 03-2847- diperhatikan, karena jika penggunaan air terlalu
2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton sedikit akan menyebabkan beton sulit dikerjakan,
Untuk Bangunan Gedung).Agregat halus adalah tetapi jika terlalu banyak akan mengurangi
butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – kekuatan dari beton.
5mm. Dalam pemakaian air untuk beton itu sebaiknya
Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus air memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :
adalah agregat dengan besar butir maksimum a. Tidak mengandung lumpur (benda
4.75mm. Menurut Nevil (1997), agregat halus melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari b. Tidak mengandung garam-garam yang
5mm, sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau dapat merusak beton (asam, zat organik, dan
berupa dari pasir pemecahan batu yang dihasilkan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
oleh pemecah batu. Menurut SNI 1737-1989-F, c. Tidak mengandung Chlorida (CI) lebih dari
agregat adalah sekumpulan butir-butir batu 0,5 gram/liter.
pecah, krikil, pasir, atau mineral lainnya baik d. Tidak mengandung senyawa sulfat dari 1
berupa hasil alam maupun hasil buatan. gram/liter.
Persyaratan agregat halus secara umum Adapun air yang digunakan pada penelitian
menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai ini adalah air PDAM yang berada di
berikut : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Mataram,
a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam NTB.
dan keras. Styrofoam
b. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya Styrofoam yang memiliki nama lain
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh polystyrene,begitu banyak digunakan oleh
cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu
dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai styrofoam diciptakan pun langsung marak
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.5 Desember 2019
Open Journal Systems
2536 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
digunakan di kalangan masyarakat Indonesia. dipadatkan. Dengan demikian ada suatu
Styrofoam pada umumnya digunakan sebagai nilai optimal yang menghasilkan kuat tekan
pembungkus barang elektronik dan makanan beton yang maksimal.
karena sifatnya yang tidak mudah bocor praktis b. Umur beton, kekuatan umur beton akan
dan ringan. bertambah sesuai dengan umur beton
Polystyrene ini dhasilkan dari styrene tersebut. Kecepatan bertambahnya
(C6H3CH9CH2) yang mempunyai gugus phenyl kekuatan beton dipengaruhi oleh fas dan
yang tersusun secara tidak teratur sepanjang garis suhu perawatan. Semakin tinggi fas, maka
karbon dari molekul.Styrofoam ini memiliki berat semakin lambat kenaikan kekuatan
3
jenis sampai 1050 kg/m , kuat tarik sampai 40 betonnya, dan semakin tinggi suhu
MN/m2, dan modulus lentur sampai 3 GN/m2, perawatan maka semakin cepat kenaikan
2
modulus geser sampai 0,99 GN/m , angka poison kekuatan betonnya.
0,33 (Dharmagiri, I.B, dkk, 2008). Dalam bentuk c. Jenis semen, kualitas pada jenis semen-
butiran (granular) expanded polystyrene jenis semen memliki laju kenaikan
mempunyai berat satuan sangat kecil yaitu 13-22 kekuatan yang berbeda.
kg/m3. Sehingga expanded polystyrene dalam d. Efisiensi dari perawatan (curing),
campuran beton sangat cocok digunakan untuk kehilangan kekuatan sampai 40% dapat
mendapatkan berat jenis beton yang ringan. terjadi bila terjadi pengeringan sebelum
Kuat Tekan Beton waktunya. Perawatan adalah hal yang
Kuat tekan merupakan suatu parameter sangat penting pada pekerjaan dilapangan
yang menunjukkan besarnya beban persatuan dan pada pembuatan benda uji.
luas yang menyebabkan benda uji hancur oleh Sifat agregat, dalam hal ini kekerasan permukaan,
gaya tekan tertentu. Dapat ditulis dengan gradasi, dan ukuran maksimum agregat
persamaan (SNI 1974-2011) : berpengaruh terhadap kekuatan beton
𝑃
F’c =𝐴 (1)
METODE PENELITIAN
Keterangan :
Lokasi Penelitian
F’c = Kuat Tekan Beton (N/mm2)
Penelitian ini dilaksanakan di
P = Beban Maksimum (N)
Laboratorium struktur dan bahan Fakultas
A = Luas Penampang yang Menerima Beban
Teknik Universitas Islam Al-Azhar Mataram dan
(mm2)
pengujian dilakukan di Laboratorium Fakultas
Kuat tekan menjadi parameter untuk
Teknik Universitas Mataram.
menentukan mutu dan kualitas beton yang
Pelaksanaan Penelitian
ditentukan oleh agregat, perbandingan semen,
Persiapan
dan perbandingan jumlah air. Pembuatan beton
Pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan
akan berhasil jika dalam pencapaian kuat tekan
pengumpulan alat dan bahan yang diperlukan,
beton telah sesuai dengan yang telah
yaitu semen, agregat halus, agregat kasar, bahan
direncanakan dalam mix design. Adapun hal-hal
tambah (dan air.Air yang dipakai adalah air
yang mempengarui kuat tekan beton yaitu:
bersih dari Laboratorium Universitas Mataram.
a. FAS atau faktor air semen, hubungan fas
Rancangan Benda Uji
dengan kuat tekan beton adalah semakin
Kebutuhan benda uji untuk pengujian kuat
rendah nilai fas maka semakin tinggi nilai
tekan dan kuat tarik belahadalah seperti
kuat tekan beton. Tetapi pada kenyataannya
ditunjukan pada Tabel 1.
pada suatu nilai fas tertentu semakin rendah
Tabel 1. Rancangan Benda Uji
nilai fas maka kuat tekan beton akan No Kode Kadar Umur Jumlah kebutuhan
rendah. Hal ini terjadi karena juka fas Benda Styrofoam Pengujian benda uji
rendah menyebabkan adukan beton sulit Uji (%) (hari)

Vol.14 No.5 Desember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2537
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Kuat Kuat Beton yang mampu ditahan masing-masing
Tekan Tarik
benda uji (P) dibagi dengan luas permukaan
1 BN - 28 3 3
beton yang terdekat (A), sehingga diperoleh kuat
2 BS 1 5 28 3 3 tekan beton yang maksimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3 BS 2 10 28 3 3
Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
3 BS 3 15 28 3 3 Pengujian bahan yang meliputi
pemeriksaan agregat kasar dan agregat halus
4 BE 4 20 28 3 3 dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan
5 BS 5 25 28 3 3 Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar
Mataram. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada
6 BS 6 30 28 3 3 Tabel 4.1.
Total Kebutuhan Benda Uji 21 21 Tabel 4.1 Hasil Uji Agregat
Agregat
Uraian Pasir Ket
Keterangan : kasar
Berat satuan
BN = Beton Normal agregat
1,528 1,560
BS 1= Beton dengan tambahan styrofoam kadar Berat jenis
2,65 2,60
5%. agregat
BS 2= Beton dengan tambahan styrofoam kadar Modulus
2,77 7,27
kehalusan
10%.
BS 3= Beton dengan tambahan styrofoam kadar
Kuat Tekan Beton
15%.
Dari hasil penelitian kuat tekan beton
BS 4= Beton dengan tanbahan styrofoam kadar
dengan menggunakan alat (Compression Testing
20%.
Machine) yang dilakukan di Laboratorium
BS 5= Beton dengan tambahan styrofoam kadar
Struktur dan Bahan Universitas Mataram dapat
25%.
dilihat pada Tabel 2.
BS 6= Beton dengan tanbahan styrofoam kadar
Tabel 4.2 Hasil Uji Kuat Tekan Beton
30%. No Kode Tinggi Diameter Kuat Kuat
Pengujian Benda Uji Benda (mm) (mm) Tekan Tekan
Uji Kuat Tekan Uji (MPa) Rata-Rata
(MPa)
Pengujian kuat tekan beton dengan BN1 300 150 24,63
menggunakan alat Compresion Testing Mechine 1 BN2 300 150 22,08 23,31
(CTM). Adapun langkah-langkah pengujian BN3 300 150 23,21
adalah sebagai berikut : BS 5% 300 150 22,36
2 BS 5% 300 150 20,10 21,14
a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap BS 5% 300 150 20,95
silinder beton, terlebih dahulu benda uji BS 10% 300 150 20,67
diratakan permukaannya dengan 3 BS10% 300 150 17,55 18,87
BS10% 300 150 18,40
menggunakan belerang atau semen. BS 15% 300 150 18,68
b. Setelah ditimbang, benda uji diletakkan 4 BS 15% 300 150 16,99 18,12
pada alat pembebanan mesin uji tekan beton BS 15% 300 150 18,68
(CTM). BS 20% 300 150 16,99
5 BS 20% 300 150 18,12 16,61
c. Kemudian pembebanan diberikan secara BS 20% 300 150 14,72
berangsur-angsur sampai benda uji tersebut BS 25% 300 150 16,42
mencapai pembebanan maksimal. Besar 6 BS 25% 300 150 18,12 16,14
beban dicatat sesuai jarum petunjuk BS 25% 300 150 14,72
BS 30% 300 150 14,25
pembebanan. 7 BS 30% 300 150 13,60 14,10
BS 30% 300 50 14,44
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.5 Desember 2019
Open Journal Systems
2538 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
pada beton campuran styrofoam 5% yaitu 9,31%
pada umur 28 hari. Dari hasil analisa data
penelitian ini memberikan informasi kuat tekan
beton pada setiap variasi semakin banyak
Gambar 1. Grafik Kuat Tekan Rata-rata penambahan styrofoam semakin tinggi pula
penurunan kuat tekannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
di Laboratorium Struktur dan Bahan Fakultas
Teknik Universitas Mataram yaitu meliputi
pengujian kuat tekan dn kuat tarik belah beton
serta analisa data dan pembahasan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kuat tekan beton normal sebesar 23,31
Dari Gambar 1. Grafik pengujian kuat MPa, sedangkan kuat tekan untuk beton
tekan beton rata-rata diatas menunjukkan styrofoam kadar 5% sebesar 21,14 MPa
semakin besar penambahan volumen styrofoam dengan penurunan kuat tekan sebesar
pada benda uji, maka akan mengalami penurunan 9,31%, kadar 10% sebesa 18,87 MPa dan
nilai kuat tekan betonyaitu 0% sebesar 23,31 penurunan sebesar 19,05%, kadar 15%
MPa, 5% sebesar 21,14 MPa, 10% sebesar 18,87 sebesar 18,12 MPa dan penurunan sebesar
MPa, 15% sebesar 18,12 MPa, 20% sebesar 22,27%, kadar 20% sebesar 16,61 MPa dan
16,61 MPa, 25% sebesar 16,14 MPa, dan 30% penurunan sebesar 28,74%, kadar 25%
sebesar 14,10 MPa., sehingga kuat tekan beton sebesar 16,14MPa dan penurunan sebesar
yang direncanakan belum mencapai target yaitu 30,76%, dan kadar 30% sebesar 14,10
sebesar 30 MPa.Maka styrofoam sebagai bahan MPa, mengalami penurunan sebesar
tambah yang telah diuji coba tersebut 39,51%.
penerapannya belum bisa digunakan sepenuhnya b. Penambahan styrofoam tidak berpengaruh
pada konstruksi bangunan yang membutuhkan untuk kuat tekan beton ringan, pada
beton mutu tinggi. penelitian ini semakin besar prosentase
Gambar 2. Grafik Persentase Penurunan styrofoam maka kuat tekan beton semakin
Kuat Tekan Beton menurun.
Saran
Saran yang dapat disampaikan pada hasil
penelitian yang telah dilakukan yaitu, diperlukan
penelitian lebih lanjut tentang styrofoam sebagai
bahan tambah campuran beton untuk dapat
meningkatkan kuat tekan dengan variasai
campuran kecil yaitu pada kisaran 5 %.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Pekerjaan Umum, 2002,
Spesifikasi Agregrat Ringan untuk Beton
Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa Ringan Struktural SNI 03-2461, Badan
persentase penurunan kuat tekan beton yang Standarisasi Nasional
tertinggi pada campuran styrofoam 30% yaitu [2] Departemen Pekerjaan Umum, 2011, Cara
39,51% pada umur 28 hari dan yang terendah Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Vol.14 No.5 Desember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2539
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Silinder SNI 1974-2011, Badan Standarisasi
Nasional
[3] Dharmagiri I. B., I Ketut Sudarsana, dan
N.L.P. Eka Agustiningsih.“Kuat Tarik Belah
dan Lentur Beton dengan Penambahan
Styrofoam.” Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vo.
12 (Juli 2008)
[4] Kardiyono Tjokrodimuljo, Ir, 2004,
Teknologi Beton.
[5] Kardiyono Tjokrodimuljo, Ir, 2012, Faktor-
Faktor yang mempengaruhi Kuat Tekan
Beton.
[6] Mulyono, T., 2004, Teknik Beton, Fakultas
Teknik, Universits Negeri Jakarta, Jakarta:
penerbit ANDI OFFSET

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.5 Desember 2019


Open Journal Systems
2540 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Vol.14 No.5 Desember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai