PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Erlanda Y Simamora
4192240002
Program Studi Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
1|Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................3
2.2. Fiber..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
3|Page
menanggung beban yang diberikan padanya. Retak pada beton dapat dapat
berupa retak struktural, retak beton susut plaxtik, yang dibebakan oleh
kelembaban pada beton, retak settlement, yang disebabkan oleh penahanan
beton, retak susut kering yang disebabkan oleh kelembabab, partikel yang
susut, kandungan air dan penempatan tulang dan semen yang kurang seuai
serta retak akibat suhu (Sulardi, 2018).
Kuat tekan beton merupakan besar maksimum persatuan luas, jika
beton dibebani dengan gaya yang lebih besar dari daya tekan beton makan
akan menyebabkan kerusakan pada beton sementara untuk kuat tarik beton
lebih rendah dari kuat tekannya, berkisar 10-15% dari kuat tekannya
(Prasetyo, 2021).
Penggunaan material berupa serat/ fiber dapat meningkatkan kapasitas
beban lentur dan beban retak beton bertulang. Material yang dapat digunakan
seb agai material fiber adalah limbah industri dan limbah rumah tangga . Fiber
dari limbah industri yang dapat digunakan sebagai material fiber antara lain
adalah potongan baja, besi galvanis dan serat polypropylene (PP) . Beton fiber
dengan tambahan material tersebut menyebabkan workability dari FRC
menurun (fraksi fiber > 1%) karena area permukaan fiber PP cukup besar
sehingga pasta semen menempel pada permukaan fiber sehingga beton
menjadi lebih kental. Workability akan mempengaruhi kekuatan beton
sehingga fraksi fiber akan mempengaruhi kekuatan mekanis FRC
( Wijatmiko, dkk. 2020)
Pada penelitian sebelumnya, beberapa serat atau fiber telah digunakan
sebagai campuran beton untuk meningkat kuat tarik beton sehingga
menurunkan tingkat keretakan pada beton sendiri. Pada penelitian Medio,
peneliti menggunakan serat karung goni (RAMI) sebagai bahan tambahan
beton pada pembuatan beton normal, Peneliti menggunaka serat rami dengan
persentasi 0%, 0,5%, 0,75%, dan 1% sebagai campuran beton, menghasilkan
penurunan sifat mekanis pada beton dengan persentasi 1 %, yang berarti
4|Page
semakin tinggi persentasi rami akan menurunkan sifat mekanis beton
(Rahman,2019)
Pada penelitian lain Lindawati juga mencoba meneliti pengaruh
penambahan biji karet pada campuran beton terhadap kuat tekan beton K-175,
dimana dari hasil penelitian peccahan biji karet yang ditambahkan dapat
meningkatkan kuat tekan beton tetapi hanya pada perbandingan dan persentasi
tertentu, sehingga limbah karet masih belim dapat digunakan secara universal.
Penambahan limbah biji karet yang berebihan justru dapat menurunkan kuat
tekan pada beton (MZ, 2018).
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Indradi yaitu menganalisis
pengaruh dari panjang dan bentuk serat kaleng bekas terhada kuat lentur dan
lebar retak balokpada beton bertulang. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan fiber dengan jenis dan ukuran yang berbeda, yaitu fiber yang
dipilin dengan ukuran 40mm, fiber polos dengan ukuran 40 mm dan fiber
polos dengan ukuran 80mm. Peneliti tidak hanya menguji kuat tarik dan tekan
beton tetaapi juga hubungan beban dan lendutan pada material untuk
mengetahui tingkat kekakuan pada beton. Retak pada beton paling lebar
terlihat pada material dengan campuran kaleng bekas pilin berukuran 40mm,
sedangkan dengan lebar retak paling kecil pada campuran kaleng bekas polos
berukuran 80 mm(Wijatmiko, 2020).
Fiber yang digunakan pada beton harus sesuai agar tidak menimbulkan
kerusakan. Untuk itulah maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisa
pengaruh panjang atau pendek fiber terhadap ukuran keretakan yang muncul
dengan memvariasi panjang fiber tersebut. Pada penelitian ini, penulis akan
mencoba menganalisa pengaruh persentasi cangkang kopi terhadap kuat
lentur dan lebar retak balok beton.
Di penelitian sebelumnya, cangkang kopi telah digunakan dalam
pembuatan beton polimer dengan resin polyester sebagai perekat, dengan
persentase 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%, di mana ditemukan bahwa semakin
banyak serat cangkang kopi yang digunakan maka kuat tekan dan kuat lentur
5|Page
beton semakin besar (Maghfirah et al., 2019), tetapi pada penelitian ini
peneliti belum mengkaitkan dengan retak adanya kemunculan retak pada
beton.
Untuk itu penulis mengangkat topik ini untuk diteliti lebih lanjut.
Dengan menganalisa hubungan beban dan lendutan pada beton yang terbuat
dari campuran cangkang kopi, penulis bertujuan melihat lebar retak beton
dengan persentasi penambahan serat cangkang kopi yang berbeda.
Penyusunan proposal
Penyusunan Skripsi
7|Page
1. Menganalisis pengaruh penambahan cangkang kopi terhadap munculnya
retak pada beton.
2. Mengidentifikasi kandungan yang dimiliki oleh cangkang kopi sehingga
dapat mempengaruhi kuat tarik pada beton.
3. Mengidentifikasi hubungan penambahan beban dan kelendutan pada beton
untuk mengetahui tingkat kekakuan pada beton.
8|Page
BAB II
TINJAUAN TEORI
Beton juga didefenisikan sebagai material yang kuat menerima tekanan tetapi
lemah dalam kondisi tariknya, kuat tarik pada beton antara 8-14% dari kuat tekannya.
Adapun unsur yang terdapat dalam beton yaitu 60-80% agregat halus dan agregat
kasar, 7%-15% terdiri dari semen, 1%-8% udara, dan 14%-21% mengandung unsur
air. Ada beberapa kriteria yang palingmemengaruhi kekuatan beton yaitu:
a. Kualitas semen, bahan penyusun beton pada umumnya terdiri dari semen,
agregat dan air, serta bahan tambahan yang dapat mengubah sifat mekanik
beton. Semen adalah bahan campuran yang memiliki peranan penting
dalam pembentukan beton. Semen berfungsi sebaagai pengisi mineral
9|Page
yang dapat mencegah perubahan volume serta memperbaiki keawetan
beton.
b. Kebersihan agregat, Beton memiliki kandungan agregat sebesar 60%-70%
dari berat campuran, sehingga agregat yang digunaan harus dijamin
kebersihannya dari senyawa-senyawa organik yang bisa mempengaruhi
kualitas beton.
c. Penempatan yang tepat, pada saat pengerjaan beton, diperlukan cetakan
yang mana tingkat keenceran pasta adukan, volume pasta adukan,
perbandingan campuran agregat yang telah ditentukan dengan tepat.
d. Perawatan beton, perawataan pada beton bertujuan untuk menjamin usia
ekonomi truktur yang tercapai.
Sifat yang tidak kalah penting dari beton adalah keawetannya, yaitu kemaampuan
beton untuk menahan pengaruh kimia, fisika serta mekanis. Keawetan pada beton
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu penggunaan bahan, pengerjaan beton, tempat
untuk pembuatan beton, serta perubahan pada volume beton.(MZ, 2018)
2.2. Fiber
Beton serat adalah beton yang ditambahkan serat seperti serat baja, plastik,
glass maupun serat alami. Adapun tujuan penambahan serat atau fiber padaa beton
adalah untuk meningkatkan kuat tari beton yang masih lebih rendah dari kuat
tekannya(Rahman, 2019).
Beron serat juga dapat didefenisikan sebagai beton yang tersusun dari semen,
agregat halus, agregat kasar, air dan serat yang di sebarkan secara tidak teratur dalam
adukan pembuat beton ( Hidayat, 2018)
Beton dengan campuran fiber atau lebih dikenal dengan fiber reinforce
concrete (FRC), adalah beton yang ditambahkan fiber berupa steel fiber, glass fiber,
natural fiber dan fiber lainnya. Setiap fiber yang ditambahkan pada beton merupakan
material yang akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap sifat mekanik pada
beton. Fiber lain yang dapat digunakan dalam beon adalah lombah industri seperti
10 | P a g e
potongan baja, galvanis, da serat polypropylene(PP). Terdapat beberapa hal yang
dapat memengaruhi kemampuan fiber dalam beton yaitu :
11 | P a g e
terluar disebut juga exocarp, lapisan yang apabila buah kopi sudah masak akan
berawarna merah, kemudian ada bagian daging buah, disebut juga mesocarp, bagian
yang diincar oleh binatang seperti kera atau murang karena memiliki rasa maanis dan
berlendir dan bagian terdalam, berbentuk tanduk sebagai pembatas kulit dan biji kopi,
disebut juga endocarp. Kopi memiliki beberapa bahan yang terkandung di dalamnya
antara lain carbon(C), oksigenn(O), kalsium(Ca, tembaga ( Cu), dan seng(Zn). Dari
keseluruhan kandungan, yang paling banyak adalah karbon dengan berat massa
sekitar 49,47%dari berat total kopi(Mahfirah, 2018).
Kuat tekan pada beton merupakan perbandingan dari besar beban per satuan
luas. Formula yang digunakan untuk mendapatan kuat tekan yaitu:
P
fc =
A
Dimana:
Sementara kuat tarik pada beton biasanya berkisar 8%-15% dari kuat tekan
pada beton. Kekuatan tarik merupakan hal yang paling mempengaruhi perambatan
serta ukuran dari retak pada struktur beton.uji tarik biasanya dilakukan dengan
pembebanan pada silinder. (Pane, 2015)
Jika beban terus menerus diberikan pada balok akan menyebabkan balok
melendut dan akan menyebabkan keretakan pada beton. Retak yang muncul akan
semakin melebar jika beban terus menerus diberikan (Wijatmiko, 2020).
Lentur pada beton dapat terjadi saat adanya beban dari luar yang bekerja pada
struktur beton. Semakin besar beban yang diberikan maka regangan akan semakin
12 | P a g e
besar yang kemudian menyebabkan retak lentur di sepanjang beton, dan jika terus
dibebani maka akan menyebabkan keruntuhan pada balok beton. Oleh sebab itu balok
dirancang sebaik mungkin agar tidak terjadi keretakan akibat pembebanan yang
berlebihan. Terdapat beberapa jenis keruntuhan yang terjadi pada balok beton yaitu:
Selain keruntuhan karena lentur, balok juga dapat mengalami keruntuhan geser. Ada
tiga jenis retak pada struktur yang terjadi tanpa peringatan yaitu:
1. Retak lentur murni(flextural crack), retak yang terjadi apabila momen lentur
di suatu daerah itu besar, memiliki arah yang mendekati tegak lurus terhadap
sumbu balok.
2. Retak geser lentur(flexural shear crack), apabila terjadi perambatan miring
pada bagian balok yang sudah mengalami retak lentur maka akan terjadi retak
geser lentur.
3. Retak geser murni(shear crack), terjadi apabila pada suatu daerah memiliki
gaya geser maksimum dan tegangan normal yang sangat kecil(Dady, 2015)
13 | P a g e
Kuat tarik lentur pada beton dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
3 pa
Fr = 2
bh
Keterangan:
Lebar retak merupakan perilaku yang terjadi dan harus ditinjau pada saat batas
layan(serviceability), sementara lebar maksimum pada balok merupakan fungsi yang
tergantug pada kedalaman retak yang muncul ( Prasetiya, 2017).
14 | P a g e
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yang pertamma tahap pembuatan benda
uji dan yang kedua adalah proses pengujian mulai dari uji kuat tarik, kuat tekan dan
lentuh pada bahan uji, pengujian ini akan dilakukan di Laboratorium Material,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2023.
Populasi dalam penelitian ini adalah sifat mekanik pada beton yang
dicampur dengan serat cangkang kopi.
15 | P a g e
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Bekisting dari bahan
kayu dan pengaduk beton untuk pembuatan benda uji, kemudian untuk
pengujian beton, alat yang digunakan yaitu Universal Testing Machine untuk
melakukan uji tekan pada beton, dan alat menyerupai kerucut yang didesain
khusus untuk melakukan uji slump serta falling wight deffectometer(FWD).
3.3.2. Bahan
16 | P a g e
Serat cangkang Serat cangkang Serat cangkang Serat cangkang
kopi 8 gr kopi 6 gr kopi 4 gr kopi 2 gr
17 | P a g e
3.5.2. Uji Kuat Tekan Pada Beton
18 | P a g e
sama dengan sebelumnya. Setelah dipadatkan, dan ditunggu beberapa saat,
cetakan diangkat ke atas secara tegak lurus.
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Dady, Y, T. (2015). Pengaruh Kuat Tekan Terhadap Kuat Lentur Balok Beton
Bertulang. Jurnal Sipil Statik. 3(5), 342-350.
MZ, L. (2018). Analisis Pegaruh Penambahan Biji Karet Pada Campuran Beton
Terhadap Kuat Tekan Beton K-175. Jurnal Deformasi, 3(1), 96.
https://doi.org/10.31851/deformasi.v3i1.1966
Pane, F, P., Tanudjaja, H., Windah, R, S. (2015). Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton
dengan Variasi Kuat Tekan Beton. Jurnal Sipil Statik. 3(5), 313-321.
Prasetiya, R., Wahyuni, E., & Wisnumurti. (2017). Eksperimen Dan Analisis Lebar
Retak Pada Balok Beton Bertulang Pasca Paparan Suhu Tinggi. Jurnal
Rekayasa Sipil. 11(2).
Prasetyo, Y, E. (2015). Perawatan Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur High Early
Strength Fiber Reinforced Concrete. Jurnal Inersia. 11(1).
20 | P a g e
6(11), 1003–1010. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/20857
21 | P a g e