Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

DENGAN LIMBAH PLASTIK PET DAN BAHAN TAMBAH


SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

The Effect of Partial Replacement of Coarse Aggregate with


PET Plastic Waste and Coconut Coir Fiber Additives on
Concrete Mechanical Properties

Artikel Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh

ILYAS ADJIE PRATAMA

F1A 015 057

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PENGARUH PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR DENGAN
LIMBAH PLASTIK PET DAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA
TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

Ilyas Adjie Pratama1, Shofia Rawiana2, I Nyoman Merdana3


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


ABSTRAK
Berdasarkan data dari Sistem Pengelolaan Sampah Nasional Tahun 2018 jumlah sampah
yang ditimbulkan di Kota Mataram mencapai 408 ton/ hari yang terdiri dari berbagai jenis sampah,
diantaranya sampah plastik menyumbang sebesar 10,04% dari total sampah yang ada di Kota
Mataram. Salah satu jenis sampah plastik adalah PET (Poly Ethylene Terephthalate) yang susah
terurai secara alami. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya untuk mengurangi limbah plastik
tersebut dengan cara menggunakannya sebagai bahan pengganti sebagian agregat kasar pada
campuran beton.
Penelitian ini menggunakan limbah plastik PET sebagai bahan pengganti sebagian agregat
kasar dengan proporsi 3% dari berat agregat kasar dan serat kelapa sebagai bahan tambah dengan
proporsi serat kelapa yang digunakan adalah 0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% terhadap berat semen dengan
ukuran agregat maksimum 20 mm. Mix design SNI 7656-2012-1 digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan campuran beton dengan kuat tekan rencana (f’c) 25 MPa. Pengujian yang dilakukan yaitu
uji tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur dengan perawatan selama 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah plastik PET memberikan pengaruh
terhadap kuat tekan beton. Nilai kuat tekan beton 3% limbah plastik tanpa serat kelapa adalah 30,07
MPa dengan peningkatan sebesar 3,57% terhadap beton normal. Untuk beton menggunakan bahan
tambah serat kelapa dengan proporsi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% mengalami nilai penurunan dengan nilai
penurunan berturut-turut sebesar 13,79%, 16,61%, 19,44% dan 24,45%. Sedangkan untuk nilai kuat
tarik dan kuat lentur tertinggi terjadi pada proporsi 3% limbah plastik tanpa serat. Peningkatan nilai kuat
tarik dan kuat lentur pada proporsi 3% limbah plastik tanpa serat kelapa berturut-turut sebesar 8,43%
dan 6,74% terhadap beton normal.

Kata kunci : Beton, limbah plastik PET, serat kelapa, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur.
PENDAHULUAN Namun cara ini tidaklah terlalu efektif.
Latar Belakang Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang,
Beton adalah sebuah bahan bangunan sisanya menggunung di tempat penampungan
komposit yang terbuat dari kombinasi sampah.
agregat dan pengikat semen. Bentuk paling Oleh karena itu, perlu adanya solusi
umum dari beton adalah beton semen alternatif pemanfaatan limbah plastik sebagai
Portland, yang terdiri dari agregat mineral salah satu bahan penyusun beton. Limbah
(biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. plastik yang digunakan merupakan limbah
Beton sangat banyak dipakai secara luas plastik PET (Poly Ethylene Terephthalate)
sebagai bahan bangunan yang diperoleh sebagai agregat kasar. Limbah plastik PET
dengan cara mencampurkan semen Portland, dapat diolah menjadi agregat kasar dengan
air, dan agregat (dan tidak sedikit yang cara dipanaskan sehingga menjadi gumpalan
menggunakan bahan tambah pada lalu didinginkan dan dipecahkan menjadi
perbandingan tertentu). Jenis bahan tambah agregat yang memiliki ukuran beragam
yang digunakan sangat bervariasi mulai dari membentuk gradasi tertentu.
bahan kimia tambahan, serat, limbah, sampai Sabut kelapa juga merupakan limbah
bahan buangan non kimia. yang banyak dijumpai di Indonesia. Sabut
Sebagian besar penduduk di dunia kelapa merupakan bagian mesokarp (selimut)
memanfaatkan plastik dalam menjalankan yang berupa serat-serat kasar kelapa.
aktivitasnya. Berdasarkan data Penambahan serat pada beton berfungsi
Environmental Protection Agency (EPA) mencegah retak-retak yang timbul akibat
Amerika Serikat, pada tahun 2001, penduduk pengaruh iklim, temperatur dan perubahan
Amerika Serikat menggunakan sedikitnya 25 cuaca sehingga beton dengan penambahan
juta ton plastik setiap tahunnya. Indonesia serat lebih daktail daripada beton normal.
sendiri merupakan salah satu penghasil Pada penelitian ini akan dikaji tentang
sampah plastik tertinggi di dunia dengan pemanfaatan limbah sebagai bahan pengganti
menghasilkan sampah plastik 3,22 juta ton sebagian agregat dan bahan tambah pada
setiap tahunnya. Sedangkan di kota Mataram campuran beton. Pemanfaatan limbah plastik
berdasarkan data dari Sistem Informasi akan mengganti sebagian agregat kasar dan
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) limbah sabut kelapa akan menjadi bahan
memproduksi sampah mencapai sebesar 408 tambah beton. Dengan pemanfaatan limbah
ton/hari yang terdiri dari berbagai macam ini diharapkan akan menjadi alternatif solusi
jenis sampah, diantaranya sampah plastik permasalahan lingkungan tanpa mengurangi
menyumbang sebesar 10,04% dari total nilai dari kekuatan pada beton.
sampah keseluruhan di Kota Mataram. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
Belum ditambah pengguna plastik di negara akan mengkaji mengenai “Pengaruh
lainnya. Bukan suatu yang mengherankan Pengganti Sebagian Agregat Kasar dengan
jika plastik banyak digunakan. Plastik Limbah Plastik PET dan Bahan Tambah
memiliki banyak kelebihan dibandingkan Serat Sabut Kelapa Terhadap Sifat Mekanik
bahan lainnya. Secara umum, plastik Beton.”
memiliki densitas yang rendah, bersifat
isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan LANDASAN TEORI
mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu Beton
terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang Beton terdiri atas agregat, semen dan air
bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, yang dicampur bersama-sama dalam keadaan
mudah dalam perancangan dan biaya plastis dan mudah untuk dikerjakan. Karena
pembuatannya murah. Dibalik segala sifat ini menyebabkan beton mudah untuk
kelebihannnya, limbah plastik menimbulkan dibentuk sesuai dengan keinginan pengguna.
masalah bagi lingkungan. Penyebabnya tak Sesaat setelah pencampuran, pada adukan
lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan terjadi reaksi kimia yang pada umumnya
dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar bersifat hidrasi dan menghasilkan suatu
lingkungan dan ilmuwan dari berbagai pengerasan dan pertambahan kekuatan.
disiplin ilmu telah melakukan berbagai
penelitian dan tindakan. Salah satunya
dengan cara mendaur ulang limbah plastik.

1
Limbah Plastik PET
PET adalah singkatan dari
polyethylene terephthalate – merupakan resin Dengan :
polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan f’c = tegangan tekan beton , MPa
mudah dibentuk ketika panas. Kepekatannya P = beban maksimum, N
adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini A = luas bidang tekan, mm2
membuatnya kokoh, rumus molekulnya
adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. Kuat Tarik Belah Beton
PET dapat ditemukan pada botol air, botol Kuat tarik belah beton adalah beban
soda, botol jus, botol minyak goreng, tempat yang diberikan pada beton tegak lurus sumbu
pindakas dan kemasan makanan. bahannya. Kuat tarik pada benda uji silinder
Plastik PET memiliki kekuatan beton dilakukan untuk menentukan nilai kuat
mekanik yang tinggi, transparan, bersifat tarik dari benda uji tersebut yang diperoleh
tidak beracun dan tidak berpengaruh pada dari hasil pembebanan dengan cara
rasa, permeabilitas yang dapat diabaikan meletakkan benda uji secara mendatar atau
untuk karbon dioksida dan daya serap sejajar dengan permukaan meja mesin uji
terhadap air yang rendah. Plastik PET tekan.
memiliki kekuatan tarik dan kekuatan impak Menurut SNI 03-2491-2002 kuat tarik
yang sangat baik, begitu juga dengan belah beton dari benda uji dapat dihitung
ketahanan kimia, clarity, processability, dengan rumus:
kemampuan warna dan stabilitas termalnya.
Titik leleh dari plastik PET berkisar pada Dengan :
suhu 180C sampai 200C. ft = kuat tarik belah, MPa
P = beban maksimum, N
D = diameter benda uji, mm
Serat Sabut Kelapa
L = panjang benda uji, mm
Sabut merupakan bagian mesokarp
(selimut) yang berupa serat-serat kasar
Kuat Lentur atau Modulus Runtuh
kelapa. Sabut biasanya disebut sebagai
Menurut SNI 4431:2011, Kuat lentur
limbah yang hanya ditumpuk di bawah
beton adalah kemampuan balok beton yang
tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan
berada pada dua perletakan untuk menahan
membusuk atau kering. Pemanfaatannya
gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda
paling banyak hanyalah untuk kayu bakar.
uji yang diberi gaya sampai benda uji patah
Secara tradisional, masyarakat telah
yang dinyatakan dalam MPa gaya per satuan
mengolah sabut untuk dijadikan tali dan
luas. Adapun sketsa perletakan dan
dianyam menjadi kesed. Padahal sabut masih
pembebanan sebagai berikut:
memiliki nilai ekonomis cukup baik. Sabut
Nilai kuat lentur beton dapat dihitung dengan
kelapa jika diurai akan menghasilkan serat
beberapa persamaan berikut yakni:
sabut (cocofibre) dan serbuk sabut
- Untuk pengujian dimana bidang patah
(cococoir). Namun produk inti dari sabut
terletak di daerah pusat (terjadi pada bagian
adalah serat sabut. Dari produk cocofibre
di 1/3 tengah bentang :
akan menghasilan aneka macam derivasi
produk yang manfaatnya sangat luar biasa.
- Untuk pengujian dimana patahnya benda
Pengujian Benda Uji uji ada di luar pusat (terjadi pada bagian di
Kuat Tekan Beton luar dari sepertiga bagian tengah bentang
Kuat tekan ini didefinisikan sebagai tetapi kurang dari 5 % dari jarak antara titik
mutu dari sebuah struktur. Menurut SNI 03- perletakan panjang:
1974-2011 kuat tekan adalah kemampuan
beton untuk menerima gaya tekan per satuan
luas. Benda uji beton hancur bila dibebani Dengan :
dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan fr = modulus runtuh, MPa
oleh mesin tekan atau CTM (Compression P = beban maksimum, N
Testing Machine). Kuat tekan ini dirumuskan l = jarak bentang antara dua garis perletakan,
dalam : mm

2
b = lebar tampang lintang patah arah Langkah terakhir setelah proses
horizontal, mm pendinginan yaitu memahat limbah plastik
h = lebar tampang lintang patah arah vertikal, PET yang telah diolah dan dibentuk
mm segienam tadi agar menjadi butiran-butiran
a = jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan dengan ukuran butiran maksimum 20 mm
titik perletakan terdekat, mm dan minimum 5 mm. Sebelum memahat,
melakukan penghancuran limbah plastik PET
METODOLOGI PENELITIAN menjadi bongkahan-bongkahan lebih kecil
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium agar lebih mudah untuk proses memahatnya.
Struktur dan Bahan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mataram. Bahan Tambah Sabut Kelapa
Bahan-bahan yang digunakan dalam Serat sabut kelapa didapat dari
penelitian ini adalah: limbah plastik PET, pengrajin sapu dalam bentuk gumpalan serat
serat kelapa, semen portland Tipe I PCC Tiga yang telah diolah. Setelah serat sabut kelapa
Roda, agregat halus yaitu pasir, agregat kasar telah terkumpul langkah selanjutnya adalah
yaitu kerikil (batu pecah) dengan ukuran memilah serat sabut kelapa untuk
maksimal 20 mm. mendapatkan sesuai dengan ukuran. Proses
Peralatan yang digunakan dalam memilah ini meliputi kegiatan menyisir dan
penelitian ini adalah: timbangan, ayakan, memotong serat sabut kelapa. Menyisir serat
piknometer, oven, slump test apparatus, pelat sebut kelapa dilakukan guna serat sabut
datar, molen, stopwatch, mesin los angeles, kelapa yang ukurannya lebih tipis terpisah
cetakan benda uji, mesin CTM, flexural and dari serat kelapa yang agak tebal. Setelah
transverting machine, bak air dan peralatan menyisir serat sabut kelapa, kemudian
penunjang lainnya. memotong serat sabut kelapa dengan ukuran
panjang 50 mm.
Bahan Limbah Plastik PET
Dalam pengujian ini, digunakan limbah Perencanaan Campuran Beton (Mix
plastik PET yang telah diolah melalui proses Design)
pelelehan dengan suhu tinggi, pendinginan Perencanaan campuran beton (Mix
dan pembentukan menyerupai bentuk kerikil. Design) dimaksudkan untuk mengetahui
Proses awal adalah mengumpulkan limbah komposisi atau proporsi bahan-bahan
plastik PET, kemudian mencacah limbah penyusun beton. Proporsi bahan-bahan
plastik PET menjadi ukuran lebih kecil. penyusun beton ini ditentukan melalui
Selanjutnya menyalakan tungku dan sebuah perancangan beton (mix design). Hal
menuangkan oli bekas sebanyak 100ml- ini dilakukan agar proporsi campuran dapat
150ml kedalam wadah yang berada diatas memenuhi syarat teknis secara ekonomis.
tungku. Setelah menuangkan oli, kemudian Dalam penelitian ini, perhitungan rencana
memasukkan limbah plastik PET sedikit campuran beton (mix design) menurut SNI
demi sedikit sebanyak 4kg–5kg kedalam 7656-2012-1, tata cara pembuatan rencana
wadah hingga bercampur dengan oli. campuran beton normal. Dengan spesifikasi
Mengaduk bahan meleleh secara merata. kuat tekan rencana sebesar 20-25 MPa pada
Suhu yang digunakan adalah berkisar 180C- umur 28 hari.
200C. Adapun hasil rancangan perencanaaan
Setelah meleleh secara merata dengan campuran beton pada penelitian ini yaitu kuat
waktu 15-20 menit, menuangkan limbah tekan beton yang direncanakan adalah
plastik PET ke dalam cetakan segienam yang sebesar 25 MPa dengan nilai slump 7,5-15
telah dibuat. Setelah itu, memadatkan limbah cm dan faktor air semen sebesar 0,53.
plastik PET yang ada di dalam cetakan
dengan cara menekan bagian atasnya. Proses
pemadatan sudah dilakukan, kemudian
merendam cetakan berisi limbah plastik PET
di dalam air selama 5 menit untuk proses
pendinginan. Mengeluarkan bahan yang
sudah mengeras dari dalam cetakan.

3
Tabel 1 Kebutuhan Bahan Penyusun Beton dalam kondisi SSD (Saturated Surface Dry)
dan penyerapan air. Hasil pemeriksaan untuk
agregat halus didapatkan berat jenis dalam
kondisi kering rata-rata sebesar 2,58 gr/cm3,
berat jenis dalam kondisi SSD sebesar 2,65
gr/cm3 dan penyerapan air sebesar 2,60 %.
Sedangkan untuk agregat kasar didapat berat
jenis dalam kondisi kering rata-rata sebesar
2,55 gr/cm,3 berat jenis dalam kondisi SSD
Kebutuhan Benda Uji rata-rata sebesar 2,59 gr/cm3 dan penyerapan
Dalam penelitian ini, dibuat benda uji air sebesar 1,75 %. Hasil ini menunjukkan
berupa silinder untuk pengujian kuat tekan bahwa pasir dan kerikil yang digunakan
dan kuat tarik belah beton dengan ukuran termasuk jenis agregat normal yang memiliki
diameter 150 mm dengan tinggi 300 mm, berat jenis antara 2,5–2,7 (Tjokrodimuljo,
balok untuk pengujian kuat lentur beton 2007).
dengan ukuran benda uji 150 x 150 x 550
mm dengan perawatan beton selama 28 hari. Berat Jenis Limbah Plastik PET
Kebutuhan benda uji ini dapat dilihat pada Pemeriksaan berat jenis agregat kasar
tabel 2 sebagai berikut : dan agregat halus meliputi pemeriksaan berat
jenis pada kondisi kering dan berat jenis
Tabel 2 Kebutuhan Benda Uji dalam kondisi SSD (Saturated Surface Dry)
dan penyerapan air. Hasil pemeriksaan untuk
limbah plastik didapatkan berat jenis dalam
kondisi kering rata-rata sebesar 1,07 gr/cm3,
berat jenis dalam kondisi SSD sebesar 1,13
gr/cm3 dan penyerapan air sebesar 6,0%.

Pemeriksaan Gradasi Agregat


Berdasarkan hasil pengujian gradasi
agregat halus (pasir) diketahui bahwa agregat
halus yang digunakan dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN termasuk daerah zona II yaitu pasir agak
Pemeriksaan Berat Satuan Agregat kasar, dimana pasir dalam kondisi ini banyak
Pemeriksaan berat agregat kasar dan digunakan sebagai material penyusun beton.
agregat halus masing-masing menggunakan 2 Dari analisis gradasi yang telah dilakukan
buah sampel. Dalam pemeriksaan ini didapat modulus kehalusan butiran dimana
didapatkan data berupa berat satuan lepas persentase komulatif tertinggal ayakan
dan berat satuan padat. Hasil pemeriksaan berbanding dengan persentase tertinggal
pada agregat kasar menghasilkan data berat ayakan, sehingga didapat modulus kehalusan
satuan lepas rata-rata sebesar 1,36 gr/cm3 butiran sebesar 2,83. Dapat dilihat pada
dan berat satuan padat rata-rata sebesar 1,43 grafik gradasi pasir pada Gambar 1 bahwa
gr/cm3. Sedangkan untuk agregat halus semua agregat halus yang melewati lubang
didapatkan berat satuan lepas rata-rata ayakan berada diantara batas atas dan batas
sebesar 1,34 gr/cm3 dan berat satuan padat bawah gradasi pasir.
rata-rata sebesar 1,58 gr/cm3. Hasil ini
menunjukan bahwa kedua material ini
termasuk dalam jenis agregat normal yang
memiliki berat satuan antara 1,2–1,6 gr/cm3
(Tjokrodimuljo, 2007).

Pemeriksaan Berat Jenis Agregat


Pemeriksaan berat jenis agregat kasar
dan agregat halus meliputi pemeriksaan berat
jenis pada kondisi kering dan berat jenis
Gambar 1 Gradasi Agregat Halus (Pasir)

4
Berdasarkan Tjokrodimuljo, 2007 pada 100 putaran pertama sebesar 8,94 %
persyaratan modulus kehalusan butiran dari berat awal dan pada 500 putaran
sebesar 1,5-3,8. Dari hasil penelitian nilai berikutnya agregat yang hancur sebesar
MHB memenuhi persyaratan hal ini 25,96 % dari berat awal. Dimana setelah
menunjukan semakin besar nilai modulus putaran 500 tidak boleh lebih dari 40%, krikil
halus maka semakin besar ukuran butiran- ini dapat digunakan sebagai agregat kasar
butiran agregatnya untuk beton kelas II.

Dengan prosedur yang sama seperti Pemeriksaan Kandungan Lumpur


pemeriksaan gradasi pada pasir, hasil Agregat Halus
pemeriksaan gradasi kerikil (batu pecah) Hasil pemeriksaan kandungan lumpur
menunjukan modulus kehalusan butiran agregat halus menunjukkan pasir yang
sebesar 6,62 dengan diameter butiran digunakan memiliki kandungan lumpur
maksimum yang digunakan 20 mm. Dapat sebesar 1,12% dari berat agregat. Persyaratan
dilihat pada grafik gradasi kerikil rencana yang harus dipenuhi oleh agregat halus
(Gambar 2), bahwa semua agregat kasar yang sebagai bahan penyusun beton adalah
melewati lubang ayakan berada diantara kandungan lumpur pasir tidak boleh lebih
batas atas dan batas bawah gradasi kerikil dari 5% dari berat agregat (Tjokrodimuljo,
(batu pecah). 2007). Dengan demikian pasir ini dapat
digunakan sebagai bahan penyusun beton.

Pemeriksaan Kandungan Air Agregat


Hasil dari pengujian kadar air agregat
digunakan untuk penyesuaian proporsi
campuran beton. Didapatkan kadar air pada
agregat halus dan agregat kasar berturut-turut
sebesar 2,26% dan 0,68%.

Pemeriksaan Slump Beton


Tabel 3 Hasil Pengujian Slump Beton

Gambar 2 Gradasi Agregat Kasar


(Batu Pecah)

Dengan nilai modulus halus butiran


sebesar 6,62 maka agregat kasar ini telah
memenuhi persyaratan modulus kehalusan
butiran sebesar 6-8 (Tjokrodimuljo, 2007).
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya Pengujian Kuat Tekan
makin besar nilai modulus halus butiran Pelaksanaan pengujian kuat tekan
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran beton dengan benda uji silinder 15 cm x 30
butir-butir agregatnya. Untuk modulus halus cm dilakukan setelah benda uji beton
butiran kerikil diatas termasuk dalam butiran berumur 28 hari. Pada pengujian kuat tekan
yang tidak memiliki ukuran yang besar data yang didapatkan adalah beban
namun tidak juga memiliki ukuran yang maksimum yang mengakibatkan benda uji
kecil. mengalami keruntuhan. Kuat tekan beton
kemudian dihitung menggunakan Persamaan
Pemeriksaan Ketahanan Aus Agregat (2.1).
Kasar
Melalui pengujian ketahanan aus agregat
kasar menggunakan mesin Los Angeles.
Benda uji yang digunakan adalah agregat
kasar gradasi B dengan ukuran maksimum 20
mm dengan berat awal 5 kg. Dari pengujian
didapatkan agregat yang hancur atau aus

5
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa
beton dengan penambahan serat kelapa tidak
mengalami peningkatan nilai kuat tekan.
Nilai kuat tekan beton dengan serat kelapa
proporsi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% sebagai
bahan tambah berturut-turut sebesar 25,93
MPa, 25,08 MPa, 24,23 MPa dan 22,72 MPa.
3% LP + 0% SK Untuk mengetahui pengaruh penambahan
serat kelapa pada beton maka dibuatkan tabel
Gambar 3 Nilai Kuat Tekan Beton selisih nilai kuat tekan, sebagai berikut:
Normal dan Beton 3% LP + 0% SK
Tabel 5 Selisih Nilai Kuat Tekan Beton
Dari Gambar 3 diperoleh nilai kuat Menggunakan Serat
tekan beton normal sebesar 29,04 MPa dan
untuk nilai kuat tekan pada proporsi 3%
limbah plastik PET sebagai pengganti
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa
sebesar 30,07 MPa. Untuk mengetahui
pengaruh peggunaan limbah plastik pada
beton maka dibuatkan tabel selisih nilai kuat
tekan antara beton normal dan beton 3%
limbah plastik PET sebagai pengganti Dari tabel 5 digunakan nilai kuat tekan
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa beton pada penggunaan limbah plastik PET
sebagai berikut: 3% tanpa serat kelapa sebagai variabel
kontrol. Didapatkan persentase penuruan
Tabel 4 Selisih Nilai Kuat Tekan Beton nilai kuat tekan dengan proporsi penambahan
Normal dan 3% LP+0% SK serat 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% berturut-turut
sebesar 13,79%, 16,61%, 19.44% dan
24,45%.
Dari hasil pengujian kuat tekan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan limbah
plastik PET sebagai bahan pengganti
Dari Tabel 4 dapat dikatakan bahwa sebagian agregat kasar dapat meningkatkan
dengan mengganti sebagian agregat kasar kuat tekan beton. Ditinjau dari sifat fisik, hal
dengan 3% limbah plastik PET mengalami ini disebabkan karena limbah plastik PET
peningkatan dengan persentase peningkatan yang memiliki sifat elastis atau sukar hancur
sebesar 3,57% dari beton normal. apabila menerima beban. Sedangkan
Hasil untuk nilai kuat tekan beton penggunaan penambahan serat kelapa dengan
dengan menggunakan bahan tambah serat proporsi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% dari berat
kelapa dapat dilihat pada gambar 4. semen dan 3% limbah plastik PET sebagai
pengganti sebagian agregat kasar didapatkan
nilai kuat tekan beton menurun dari nilai kuat
tekan beton normal. Penurunan nilai kuat
tekan beton terjadi karena sifat dari serat
kelapa yang menyerap air sehingga kadar air
di dalam campuran beton pada saat diuji
masih banyak tersimpan. Mengakibatkan di
dalam campuran beton pada umur 28 hari
masih dalam keadaan basah.

Pengujian Kuat Tarik Beton


Gambar 4 Nilai Kuat Tekan Beton Pelaksanaan pengujian kuat tarik belah
Menggunakan Serat Kelapa beton dengan benda uji silinder 15 cm x 30
cm dilakukan setelah benda uji beton
berumur 28 hari. Pengujian dilakukan

6
menggunakan alat Compression Testing Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa
Machine (CTM). beton dengan penambahan serat kelapa
tidak mengalami peningkatan nilai kuat
tarik. Nilai kuat tarik beton dengan serat
kelapa proporsi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%
sebagai bahan tambah berturut-turut
sebesar 3,77 MPa, 3,73 MPa, 3,58 MPa
dan 3,21 MPa. Untuk mengetahui
pengaruh penambahan serat kelapa pada
beton maka dibuatkan tabel selisih nilai
3% LP + 0% SK kuat tarik, sebagai berikut:

Tabel 7 Selisih Nilai Kuat Tarik Beton


Gambar 5 Nilai Kuat Tarik Belah Beton Menggunakan Serat
Normal dan 3% LP + 0% SK

Dari Gambar 5 diperoleh nilai kuat


tarik beton normal sebesar 3,91 MPa dan
untuk nilai kuat tarik pada proporsi 3%
limbah plastik PET sebagai pengganti
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa
sebesar 4,24 MPa. Untuk mengetahui
pengaruh peggunaan limbah plastik pada Dari tabel 7 digunakan nilai kuat tarik
beton maka dibuatkan tabel selisih nilai kuat beton pada penggunaan limbah plastik PET
tarik antara beton normal dan beton 3% 3% tanpa serat kelapa sebagai variabel
limbah plastik PET sebagai pengganti kontrol. Didapatkan persentase penuruan
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa nilai kuat tarik dengan proporsi penambahan
sebagai berikut: serat 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% berturut-turut
Tabel 6 Selisih Nilai Kuat Tarik Beton sebesar 11,11%, 12,22%, 15,56% dan
Normal dan 3% LP+0% SK 24,44%.

Dari Tabel 6 dapat dikatakan bahwa


dengan mengganti sebagian agregat kasar
dengan 3% limbah plastik PET mengalami
peningkatan dengan persentase peningkatan Gambar 7 Hasil Pengujian Kuat Tarik
sebesar 8,43% dari beton normal. Belah Beton tanpa Serat dan
Hasil untuk nilai kuat tekan beton Menggunakan Serat Kelapa
dengan menggunakan bahan tambah serat
Pengujian Modulus Runtuh atau Kuat
kelapa dapat dilihat pada gambar 6.
Lentur Beton
Kuat lentur beton adalah kemampuan balok
beton yang diletakan pada dua perletakan
untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus
sumbu benda uji yang diberikan kepadanya
sampai benda uji patah, dinyatakan dalam
Mega Pascal (MPa) gaya per satuan luas.
Pengujian kuat lentur beton menghasilkan
data berupa beban maksimum yang
mengakibatkan keruntuhan balok. Dimensi
Gambar 6 Nilai Kuat Tarik Beton benda uji 15 cm x 15 cm x 55 cm.
Menggunakan Serat Kelapa

7
Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa
beton dengan penambahan serat kelapa tidak
mengalami peningkatan nilai kuat lentur.
Nilai kuat lentur beton dengan serat kelapa
proporsi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% sebagai
bahan tambah berturut-turut sebesar 5,00
MPa, 4,51 MPa, 3,97 MPa dan 3,80 MPa.
3% LP + 0% SK Untuk mengetahui pengaruh penambahan
serat kelapa pada beton maka dibuatkan tabel
selisih nilai kuat tekan, sebagai berikut:
Gambar 8 Hasil Pengujian Kuat Lentur
Beton
Dari Gambar 8 diperoleh nilai kuat Tabel 9 Selisih Nilai Kuat Lentur Beton
lentur beton normal sebesar 5,24 MPa dan Menggunakan Serat
untuk nilai kuat lentur pada proporsi 3%
limbah plastik PET sebagai pengganti
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa
sebesar 5,60 MPa. Untuk mengetahui
pengaruh peggunaan limbah plastik pada
beton maka dibuatkan tabel selisih nilai kuat
lentur antara beton normal dan beton 3%
limbah plastik PET sebagai pengganti
sebagian agregat kasar tanpa serat kelapa Dari tabel 9 digunakan nilai kuat lentur
sebagai berikut: beton pada penggunaan limbah plastik PET
3% tanpa serat kelapa sebagai variabel
Tabel 8 Selisih Nilai Kuat Lentur Beton kontrol. Didapatkan persentase penuruan
Normal dan 3% LP+0% SK nilai kuat lentur dengan proporsi
penambahan serat 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%
berturut-turut sebesar 10,68%, 19,42%,
29,13% dan 32,04%.
Pada pengujian ini, balok beton tanpa
serat kelapa dan balok beton menggunakan
Dari Tabel 8 dapat dikatakan bahwa
serat kelapa mengalami pola keruntuhan
dengan mengganti sebagian agregat kasar
yang berbeda. Balok beton tanpa serat kelapa
dengan 3% limbah plastik PET mengalami
mengalami patah atau keruntuhan langsung
peningkatan kuat lentur dengan persentase
apabila menerima beban maksimumnya
peningkatan sebesar 6,74% dari beton
(getas). Sedangkan balok beton
normal.
menggunakan serat kelapa tidak mengalami
Hasil untuk nilai kuat tekan beton
patah atau keruntuhan langsung yang
dengan menggunakan bahan tambah serat
diakibatkan penambahan serat kelapa mampu
kelapa dapat dilihat pada gambar 9.
menahan dari patah atau keruntuhan balok
beton (daktail).

Gambar 9 Nilai Kuat Lentur Beton


Menggunakan Serat Kelapa
Gambar 10 Benda Uji Hasil Pengujian Kuat
Lentur Balok Beton

8
Hubungan Tegangan dan Regangan Hubungan Kuat Tekan, Kuat Tarik
Pada kebanyakan bahan teknik Belah dan Kuat Lentur Balok
terdapat hubungan antara tegangan dan Hasil pengujian kuat tekan, kuat tarik
regangan. Untuk setiap peningkatan tegangan belah dan kuat lentur balok dibuatkan dalam
terjadi peningkatan regangan yang suatu grafik untuk mengetahui perbandingan
sebanding, sebelum batas tegangan dicapai. dari pengujian kuat tekan dengan kuat tarik
Jika tegangan mencapai nilai batas, belah dan kuat tekan dengan kuat lentur
hubungan regangan tidak lagi proporsional balok, sebagai berikut:
dengan tegangan.

Gambar 11 Hubungan Tegangan dan Gambar 12 Hasil Pengujian Kuat Tekan,


Regangan Kuat Tarik Belah dan Kuat Lentur Balok
Dari Gambar 11 diperoleh nilai Dari gambar 12 untuk mengetahui
persamaan masing-masing proporsi dengan persentase perbandingan antara kuat tekan
proporsi 3% limbah plastik PET tanpa serat dengan kuat tarik belah dan kuat tekan
kelapa didapatkan nilai tegangan dan dengan kuat lentur balok dibuatkan tabel,
regangan berturut-turut sebesar 29,68 MPa sebagai berikut:
dan 0,39%. Proporsi 3% limbah plastik PET
dan 0,5% serat kelapa didapatkan nilai Tabel 10 Perbandingan Kuat Tekan, Kuat
tegangan dan regangan berturut-turut sebesar Tarik Belah dan Kuat Lentur Balok
26,26 MPa dan 0,35%. Proporsi 3% limbah
plastik PET dan 1% serat kelapa didapatkan Kuat Tekan Kuat Tarik Kuat Lentur Tekan - Tarik Tekan - Lentur
Benda Uji
nilai tegangan dan regangan berturut-turut MPa Mpa Mpa % %
sebesar 25,22 MPa dan 0,37%. Proporsi 3% 3% LP + 0% SK 30.07 4.24 5.60 14.11 18.60
limbah plastik PET dan 1,5% serat kelapa 3% LP + 0.5% SK 25.93 3.77 5.00 14.55 19.28
didapatkan nilai tegangan dan regangan 3% LP + 1% SK 25.08 3.73 4.51 14.86 17.98
berturut-turut sebesar 24,52 MPa dan 0,36%. 3% LP + 1.5% SK 24.23 3.58 3.97 14.79 16.37
Proporsi 3% limbah plastik PET dan 2% 3% LP + 2% SK 22.72 3.21 3.80 14.11 16.74
serat kelapa didapatkan nilai tegangan dan
regangan berturut-turut sebesar 22,63 MPa
dan 0,35%.
Dari hasil pengujian kuat tekan, beton KESIMPULAN DAN SARAN
tanpa serat kelapa mengalami penurunan Kesimpulan
beban yang lebih cepat apabila sudah Dari hasil penelitian dan
mencapai titik puncak kekuatannya (getas). pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
Berbeda dengan beton yang menggunakan sebagai berikut:
serat kelapa, penurunan beban beton
menggunakan serat kelapa lebih panjang 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
apabila sudah mencapai titik puncak penggunaan limbah plastik sebagai bahan
kekuatannya. Beton menggunakan serat pengganti sebagian agregat kasar dapat
kelapa mengalami daktilitas. memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kuat tekan beton. Nilai kuat
tekan beton yang menggunakan limbah
plastik tanpa serat kelapa mengalami

9
peningkatan dari beton normal sebesar DAFTAR PUSTAKA
3,57%. Untuk nilai kuat tekan beton Akmaluddin., Murtiadi, S., Suparjo.,
dengan penambahan limbah plastik dan Gazalba, Z., 2013, Properties of
serat kelapa mengalami penurunan dari Fibrous Lightweight Concrete of
beton limbah plastik tanpa serat kelapa. Agave Sisalana, 1st International
Nilai penurunan dari proporsi 0,5%, 1%, Conference on Infrastructure
1,5% dan 2% berturut-turut sebesar Development, UMS Surakarta, Page
13,79%, 16,61%, 19,44% dan 24,45%. 226-232.
ASTM C 469-02, 2010, Standard Test
2. Nilai maksimum yang didapatkan dari Method For Static Modulus of
beton dengan penambahan limbah plastik Elasticity and Poisson’s Ratio of
dan serat kelapa terhadap sifat mekanik Concrete on Compression, United
beton diuraikan sebagai berikut: State: Association of Standard
a) Kuat tekan beton diperoleh hasil Testing Materials.Campion.
tertinggi pada proporsi 3% limbah SNI 1974-2011, Cara Uji Kuat Tekan
plastik tanpa serat kelapa sebesar Beton dengan Benda Uji Silinder.
30,07 MPa dengan peningkatan SNI 03-2491-2002, Metode Pengujan Kuat
sebesar 3,57% dari beton normal Tarik Belah Beton, Badan
(tanpa penambahan limbah plastik Standarisasi Nasional (BSN).
dan serat kelapa). SNI 4431-2011, Cara Uji Kuat Lentur Beton
b) Diperoleh hasil untuk pengujian kuat Normal Dengan Dua Titik
tarik belah beton tertinggi pada Pembebanan, Pusat Penelitian Jalan
proporsi 3% limbah plastik tanpa dan Jembatan, Bandung.
serat kelapa sebesar 4,24 MPa SNI 03-2847-2013, Persyaratan Beton
dengan peningkatan sebesar 8,43% Struktural Untuk Bangunan Gedung,
dari beton normal (tanpa Badan Standarisasi Nasional (BSN).
penambahan limbah plastik dan serat Tjokrodimuljo, K., 2007, Teknologi Beton,
kelapa). Biro Penerbit KMTS FT UGM,
c) Kemudian untuk pengujian kuat ISBN 978-979-8219-23-8,
lentur balok beton tertinggi pada Yogyakarta.
proporsi 3% limbah plastik tanpa
serat kelapa sebesar 5,60 MPa
dengan peningkatan sebesar 6,74%
dari beton normal (tanpa
penambahan limbah plastik dan serat
kelapa).
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat dibuat saran-saran yang bisa
digunakan sebagai pertimbangan penelitian-
penelitian selanjutnya:

1. Melakukan pengujian lebih lanjut


terhadap limbah plastik PET yang telah
diolah menjadi agregat kasar agar data
yang didapat semakin akurat dan menjadi
refrensi untuk penilitian selanjutnya.
2. Mempertimbangkan nilai ekonomis agar
dapat diketahui selisih biaya dari
penggunaan limbah plastik PET sebagai
bahan pengganti sebagian kerikil.

10
11

Anda mungkin juga menyukai