Anda di halaman 1dari 6

DOI: https://doi.org/10.24843/JCHEM.2019.v13.i02.

p13 p-ISSN 1907-9850


e-ISSN 2599-2740

KOMPOSIT DEGRADABEL POLIETILENA TEREFTALAT DENGAN SELULOSA


MENGGUNAKAN REAGEN FENTON (H2O2/Fe2+)
I M. Trimastiya*, I M. S. Negara, O. Ratnayani, I N. Simpen

Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia
*e-mail: gunt09116@gmail.com

ABSTRAK

PET termasuk jenis plastik yang non-degradabel sehingga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk komposit dengan cross-linking PET dengan selulosa menggunakan
inisiator reagen fenton, mengetahui pengaruh penambahan H2O2 pada reagen fenton yang digunakan sebagai
inisiator dalam campuran komposit PET-selulosa terhadap daya serapan air serta laju degradasi pada media
tanah basah dan tanah kering. Tahap-tahap yang dilakukan dalam membuat komposit PET-selulosa adalah
pemurnian PET menggunakan teknik swelling, dilanjutkan dengan pembentukan komposit PET-selulosa dengan
teknik cross-linking melalui reaksi radikal bebas menggunakan fenton (H2O2/Fe2+) sebagai inisiator dengan
variasi jumlah H2O2 (30 gram, 60 gram, 90 gram). Komposit yang dihasilkan diuji daya serap air dan sifat
degradasinya pada media tanah basah dan tanah kering dengan kontrol PET tanpa perlakuan. Karakterisasi
dilakukan dengan analisa gugus fungsi menggunakan FTIR serta morfologinya dengan SEM. Hasil penelitian
menunjukan pembuatan komposit dengan teknik cross-linking antara polietilen tereftalat dengan selulosa
menggunakan reagen fenton sudah berhasil dilakukan dimana laju degradasi komposit PET-selulosa melambat
seiring meningkatnya jumlah hidrogen peroksida yang digunakan. Kemudian komposit yang dikubur pada
kondisi tanah basah memiliki laju degradasi yang lebih tinggi daripada tanah kering. Pada komposit PET-
selulosa dengan meningkatnya jumlah H2O2 yang digunakan maka daya serap air komposit semakin melemah.

Kata kunci: degradable, fenton (H2O2/Fe2+), komposit, PET (Polietilen Tereftalat), selulosa, komposit.

ABSTRACT

PET is a non-degradable type of plastic that can cause environmental problems. This study aimed to form
composites by cross-linking PET with cellulose using Fenton reagent initiator, finding out the effect of the
addition of H2O2 on the fenton reagent used as an initiator in the mixture of PET-cellulose composites to water
absorption and the rate of degradation in wet and dry soil media. The steps carried out in making PET-cellulose
composites was refining PET using swelling techniques, followed by the formation of PET-cellulose composites
by cross-linking through free radical reaction using fenton (H2O2/Fe2+) as the initiator with the variation of H2O2
amount (30 grams, 60 grams, 90 grams). The resulting composites were tested for water absorption and
degradation properties in wet soil media and dry soil with untreated PET control. Characterization was carried
out by functional group analysis using FTIR and its morphology with SEM. The results of the study showed that
the composite making using the technique of cross-linking between polyethylene terephthalate and cellulose
using fenton reagents was successfully carried out where the degradation rate of PET-cellulose composites
slowed as the amount of hydrogen peroxide was used. In PET-cellulose composites, the more amount of H2O2
used, the weaker the absorption of the composite to water was.

Keywords: degradable, fenton (H2O2/Fe2+), PET (Polyethylene Tephthalate), cellulose, composite.

PENDAHULUAN harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis


pilihan bahan dasar plastik (Siddique, 2008).
Plastik banyak digunakan dalam berbagai Sampah plastik bekas yang dihasilkan
industri pembuatan berbagai material seperti oleh masyarakat menimbulkan masalah
meja, kursi, pot, pintu, lemari, botol, kemasan terhadap lingkungan karena ketidakmampuan
dan lain- lain. Plastik unggul dalam hal mikroorganisme yang terdapat di lingkungan
bentuknya yang fleksibel, berbobot ringan, untuk merombak dan menguraikan plastik.
tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus PET (Polietilen Tereftalat) merupakan
pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam salah satu jenis plastik yang sering digunakan,
aneka warna, dapat diproduksi secara massal, khususnya untuk kemasan minuman.

201
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 201-206

Meningkatnya jumlah penggunaan PET cross-linking. Hasil komposit yang diperoleh


menyebabkan jumlah sampah PET dengan diuji kemampuannya terurai di alam dengan
cepat meningkat pula. Meskipun PET bukan uji degradable serta, dianalisa gugus fungsinya
termasuk bahan yang tidak berbahaya, namun dengan Fourier Transform Infrared
PET termasuk jenis plastik yang non- Spectroscopy (FTIR), analisa sifat morfologi
degradable sehingga dapat menimbulkan dengan uji Spectra Electro Magnetic (SEM),
permasalahan lingkungan. (Siddique, 2008). serta dianalisa ketahanan terhadap airnya
Plastik degradabel merupakan alternatif dengan uji daya serap air.
yang perlu dikembangkan untuk memecahkan
masalah penanganan sampah plastik. Produksi MATERI DAN METODE
bahan plastik degradabel mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya Bahan
kesadaran akan pentingnya kelestarian Bahan-bahan yang digunakan dalam
lingkungan (Pranamuda, 2011). penelitian ini antara lain : botol plastik berlogo
Dewasa ini, pengunaan material komposit PET, deterjen, selulosa, fenol (C6H6O),
mulai banyak dikembangkan dalam dunia metanol (CH3OH), H2O2 50%, FeSO4.7H2O,
industri. Pada dasarnya material komposit aquades , gas nitrogen.
merupakan gabungan dari dua atau lebih
material yang berbeda menjadi suatu bentuk Peralatan
unit mikroskopik, yang terbuat dari bermacam-
macam kombinasi sifat atau gabungan antara Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
serat dan matrik (Jones, 1975). ini diantaranya: gelas ukur, pipet ukur, pipet
Telah dilakukan berbagai penelitian yang volume, gelas beaker, erlenmeyer bertutup,
bertujuan untuk menghasilkan suatu material batang pengaduk, neraca analitik, ball filler,
komposit yang bersifat degradabel seperti yang hotplate, blender, thermometer, glasswool,
dilakukan oleh (Simpen, 2013) yang membuat aluminium foil, gunting, magnetic stirrer,
suatu material komposit dengan stopwatch, kapi, shop press, alat pencetak
menggabungkan material plastik polipropilena komposit (hot press), Fourier Transform
dengan selulosa yang dicampurkan untuk Infrared (FT-IR) dan Scanning Electron
menghasilkan suatu komposit degradabel. Microscope (SEM).
Selain itu, telah dilakukan pula penelitian
oleh (Nurwendi, 2015) yaitu dengan Cara Kerja
mencampurkan selulosa dari serbuk kayu
kamper dengan polietilen menggunakan reagen Preparasi sampel limbah PET
Fenton sebagai inisiator. Hasil penelitian Limbah PET yang diperoleh dari botol
menunjukan seiring dengan meningkatnya plastik berlogo PET pertama-tama dicuci
konsentrasi hydrogen peroksida yang terlebih dahulu dengan detergen. Kemudian
digunakan laju degradasi melambat. botol dikeringkan dan dipotong dengan ukuran
Reagen Fenton merupakan inisiator 2x2 mm hingga 4x4 mm. Setelah kering,
redoks yang terdiri dari reaksi hidrogen potongan botol di cuci kembali hingga bersih,
peroksida dengan ion besi (Fe2+). Besi (II) kemudian dikeringkan dalam oven selama 3
dioksidasi oleh hidrogen peroksida jam pada suhu 60 °C.
menjadi besi (III) , membentuk radikal Sampel PET dimasukan kedalam gelas
hidroksil dan ion hidroksida dalam proses beaker sebanyak 10 gram dan dilarutkan
tersebut. Dimana radikal yang terbentuk dalam dengan 100 mL fenol pada suhu 90 °C sampai
proses reaksi Fenton berperan sebagai inisiator. larut. Setelah larut, PET diendapkan dengan
Dengan adanya inisiator maka inisiasi, yang menambahkan metanol, kemudian difiltrasi
merupakan tahap awal polimerisasi, akan dan dikeringkan selama 48 jam pada suhu 40
berlangsung (Stevens, 2007). °C dan selama 3 jam lagi pada suhu 160°C.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pembuatan komposit degradable
tentang pembuatan komposit degradabel dari
jenis plastik polietilena tereftalat (PET) dengan Variasi dilakukan dengan menvariasikan
selulosa menggunakan reagen fenton dan H2O2 pada fenton, sementara itu
(H2O2/Fe2+) sebagai inisiator dengan metode parameter yang dibuat tetap adalah komposisi

202
Komposit Degradabel Polietilena Tereftalat dengan Selulosa Menggunakan Reagen Fenton (H2O2/Fe2+)
I M. Trimastiya, I M. S. Negara, O. Ratnayani, I N. Simpen

polietilena tereftalat (PET), selulosa, Serapan air dihitung dengan :


FeSO4.7H2O dan waktu reaksi dibuat konstan. Water absorption (%) = [(Ww-Wi)/Wi] x 100

Tabel 1. Komposisi Perbandingan Selulosa : Dimana :Ww = berat setelah direndam; Wi =


PET : H2O2 50% : FeSO4.7H2O berat sebelum direndam
H 2O 2 FeSO4.7
PET Selulosa Pengujian sifat degradasi
50% H 2O
(gram) (gram)
(gram) (gram)
Analisa degradasi komposit dilakukan
100,00 30,00 30,00 0.10
dalam dua kondisi lingkungan, yaitu
100,00 30,00 60,00 0.10
lingkungan tanah biasa dan lingkungan tanah
100,00 30,00 90,00 0.10
berair. Mula-mula komposit selulosa-PET
dipotong dengan ukuran panjang lebar sebesar
Mula-mula selulosa dari hasil ektraksi dan
1,5 x 1,5 cm dan tebal 0,7 cm kemudian
polietilena tereftalat (PET) dimasukan kedalam
ditimbang, kemudian dilakukan penguburan
erlenmeyer kemudian ditambahkan reagen
dalam tanah biasa dan dalam tanah berair
fenton sesuai perbandingan pada Tabel 1. Ke
sedalam 30 cm selama setiap 10 hari dalam 1
dalam erlenmeyer dialiri gas nitrogen selama 1
bulan. Setiap 10 hari selama 1 bulan, komposit
jam kemudian ditutup, kemudian dikocok
diambil, dicuci sampai bersih, dikeringkan, lalu
homogen selama 20 menit dan didiamkan
ditimbangkan. (Pimpan, et al. 2001).
selama 24 jam. Setelah 24 jam diaduk kembali
dengan blender selama 10 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pencetakan komposit dilakukan dengan
cetakan berukuran 15 x 18 cm dengan alat hot Daya Serap Air Komposit
press. Mula-mula cetakan disusun kemudian
dasar dan tutup cetakan dilapisi dengan Hasil pengujian daya serap air dari
aluminium foil kemudian dimasukan 100 gram komposit dengan variasi H2O2 sesuai Tabel 1
PET di lapisan paling bawah, campuran pada dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. dan di lapisan paling atas ditambahkan
100 gram PET cetakan ditutup. Sela-sela atau Tabel 2. Daya Serap Air Komposit
rongga-rongga yang terlihat pada cetakan
Persentase
ditutup menggunakan glasswool kemudian Waktu
Jenis Sampel Serapan Air
cetakan dipasang pada alat hot press. Suhu di- Pencelupan
(%)
setting 260°C serta tekanan dibuat 100 MPa. 24 Jam PET 0,00
Setelah suhu tercapai proses pemanasan PET-Selulosa
dibiarkan selama 3 jam. Setelah proses 24 Jam 2,93
H2O2 30 gram
pemanasan selesai alat dimatikan dan cetakan 24 Jam
PET-Selulosa
2,34
didinginkan selama 24 jam. Setelah selesai H2O2 60 gram
komposit dikeluarkan dari cetakan PET-Selulosa
24 Jam 1,97
menggunakan shop press. H2O2 90 gram
Hasil komposit degradabel yang diperoleh
dianalisa ketahanan terhadap airnya dengan uji
Hasil tersebut menunjukan bahwa
daya serap air, diuji kemampuannya terurai di
semakin banyak jumlah H2O2 maka
alam dengan uji degradable, dikarakterisasi
kemampuan komposit menyerap air akan
dengan analisa gugus fungsi dengan uji FT-IR
semakin rendah. Pada komposit dengan
dan analisa sifat morfologi dengan uji SEM.
penambahan H2O2 paling banyak diperoleh
presentase paling kecil. Hal ini kemungkinan
Pengujian kemampuan menyerap air
karena kerapatan dari material meningkat
Komposit diuji kemampuan serapan akibat banyaknya ikatan yang terjadi antara
airnya dengan cara mengukur persentase dari polimer selulosa dengan PET pada komposit
berat komposit setelah dilakukan perendaman seiring dengan penambahan jumlah H2O2 yang
selama 24 jam. (ASTM D 1037 pada Abdi,M. digunakan sehingga menyebabkan air jadi
2010) lebih susah masuk kedalam material kemudian
menyebabkan daya serap air menjadi rendah.

203
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 201-206

Analisa Komposit dengan SEM (Scanning dengan munculnya gundukan yang menempel
Electro Microscopy) pada permukaan PET.

Hasil analisa SEM pada komposit PET-


Selulosa dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Hasil Uji SEM PET perbesaran


1000x
Gambar 1. Hasil Uji SEM komposit PET-
Selulosa perbesaran 1000x Analisa Komposit dengan FTIR (Fourier
Transform Infrared Spectroscopy)
Gambar 1 menunjukkan permukaan dari
komposit PET-Selulosa yang kasar karena Analisa menggunakan FTIR dilakukan
kehadiran selulosa. Sedangkan Gambar 2 untuk menentukan perubahan gugus fungsi
terlihat permukaan dari PET tanpa selulosa yang dialami oleh polietilen tereftalat (PET)
yang rata. Dari kedua gambar tersebut dapat sebelum dan setelah membentuk komposit
dilihat bahwa cross-linking antara selulosa dengan selulosa, yang ditunjukkan pada
dengan PET telah terjadi. Hal ini ditegaskan Gambar 3.

Keterangan: Kontrol; Komposit PET-Selulosa dengan H2O2 90 gram

Gambar 3. Spektra IR Komposit

204
Komposit Degradabel Polietilena Tereftalat dengan Selulosa Menggunakan Reagen Fenton (H2O2/Fe2+)
I M. Trimastiya, I M. S. Negara, O. Ratnayani, I N. Simpen

Tabel 3. Analisa IR Komposit degradasinya oleh alam karena salah satu


-1 tempat akhir kemasan plastik adalah kembali
Bilangan gelombang (cm )
Gugus ke tanah. Data penurunan berat hasil
fungsi PET-Selulosa pengomposan spesimen uji dapat dilihat pada
PET
H2O2 90 gr Tabel 4.
O-H 3429.43 3429.43
C-H sp2 2966.52 2966.52 Tabel 4 Data Laju Degradasi (%) Spesimen
C-H sp3 2900.94 2900.94 Komposit Degradable Penguburan
C=O 1735.93 1737.86 Dalam Tanah
C=C 1575.84 1577.77
C-C 1138.00 1138.00 Tanah Kering Tanah Basah
C-O 1022.27 1022.27 Jenis (Hari) (Hari)
Sampel
10 20 30 10 20 30
Berdasarkan Tabel diatas, spektra IR PET PET 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
sebelum pencangkokan menunjukkan serapan PET-
dengan puncak yang kuat. Pita serapan pada Selulosa 0,17 0,17 0,17 0,52 0,52 0,52
film ini terlihat pada daerah 3429.43 cm-1 yang H2O2 30g
merupakan vibrasi gugus O-H dan pada daerah PET-
2966.52 cm-1 yang merupakan vibrasi gugus C- Selulosa 0,14 0,15 0,15 0,47 0,49 0,49
H sp2, sedangkan pada bilangan gelombang H2O2 60g
2900.94 cm-1 merupakan vibrasi gugus C-H PET-
sp3, kemudian pada bilangan gelombang Selulosa 0,12 0,11 0,11 0,43 0,44 0,42
1735.93 cm-1 merupakan vibrasi gugus C=O, H2O2 90g
untuk bilangan gelombang 1575.84 cm-1
merupakan vibrasi gugus C=C. Selanjutnya
Penguburan spesiman dilakukan pada 2
pada bilangan gelombang 1138.00 cm-1
jenis kondisi tanah selama 30 hari dengan
merupakan gugus C-C kemudian pada bilangan
pengamatan setiap 10 hari. Berdasarkan Tabel
gelombang 1022.27 vibrasi gugus C-O. Pita-
4. di atas memperlihatkan laju degradasi yang
pita serapan ini merupakan serapan khas untuk
tidak begitu besar. Suatu penelitian yang telah
PET pada bilangan gelombang yang
dilakukan oleh Northrop DM, Rowe WF
disebutkan di atas. Pada PET muncul bilangan
(1987) dalam jurnal Juergen Puls (2010) yang
gelombang O-H kemungkinan karena pengotor
mempelajari efek lingkungan tanah terhadap
yang ikut terbawa saat proses pencetakkan.
degradasi selulosa menyatakan bahwa selulosa
Jika spektrum pada PET kontrol dibandingkan
akan menunjukkan hasil yang signifikan
dengan hasil komposit hasil cross-linking ,
selama 2 bulan dalam tanah yang basah
maka dapat dilihat tidak terlalu banyak
(lembab) dan akan hancur seluruhnya dalam
perbedaan pada spektrum serapannya, hal ini
waktu 4 – 9 bulan. Namun demikian, besarnya
karena kesamaan gugus yang terdapat pada
penurunan massa spesimen matriks polimer
selulosa dan PET.
komposit sejalan dengan lamanya waktu
Spektrum PET dan PET-Selulosa
penguburan. Harga penurunan massa komposit
dengan berbagai variasi H2O2 memiliki
degradabel yang terbesar adalah pada
beberapa serapan yang sama. Hal ini
penguburan dalam tanah basah kemudian tanah
menunjukkan bahwa modifikasi film PET akan
kering. Hal ini mungkin disebabkan karena
tetap memberikan spektrum inframerah yang
jumlah nutrisi dalam tanah basah lebih banyak
sama dan proses cross-linking sehingga tidak
dari tanah kering. Oleh karena itu, terjadi
akan mempengaruhi puncak serapan pada film
kinerja yang sinergis antara kegiatan beberapa
PET murni. Hal ini menunjukkan proses reaksi
mikroba (Basuki Wirjosentono, 1998).
radikal bebas pada pembentukan komposit
tidak akan mengubah struktur asli dari PET.
KESIMPULAN
Laju Degradasi Pada Uji Degradasi Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa :
Penguburan spesimen komposit degradabel
Laju degradasi komposit PET-selulosa
pada dua jenis tanah (tanah kering dan tanah
melambat seiring meningkatnya jumlah
basah) bertujuan untuk melihat tingkat
hidrogen peroksida yang digunakan. Komposit

205
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 13 (2), JULI 2019: 201-206

yang dikubur pada kondisi tanah basah Serbuk Gergaji Kayu Kamper-Limbah
memiliki laju degradasi yang lebih tinggi Plastik LDPE (Low Density
daripada tanah kering.Pada komposit PET- Poliethylene) Dengan Reagen Fenton
selulosa meningkatnya jumlah H2O2 yang Sebagai Agen Pengkopling. Jurnal
digunakan maka daya serap air komposit Kimia 10 (1) : 89-95.
semakin melemah. Pimpan, V., Ratanarat, K., Pongchawanakul,
M. 2001. Preliminary Study on
UCAPAN TERIMA KASIH Preparation of Biodegradable Plastic
from Modified Cassava Starch. Journal
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Science Res. Chulalongkorn University,
semua pihak yang telah membantu dalam 26 (2) : 117-126.
menyelesaikan penelitian ini. Pranamuda, H. 2011.Pengembangan Bahan
Plastik Biodegradabel Berbahan Baku
DAFTAR PUSTAKA Pati Tropis. Jakarta: Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi.
Abdi, Muhamad. 2010. Pengaruh Variasi Siddique, Raffat, 2008. Waste Material and
Penambahan Additive CaCl2 Terhadap By-Product in Concrete: Recycled/Waste
Karakteristik Fisik dan Kekuatan Lentur Plastic. Berlin: Springer Verlog Berlin
Komposit Semen Serbuk Aren (Arenga Heidberg. 93-120.
Pinnata) [Skripsi]. Surakarta (ID): Silverstein, R.M. 1984. Penyidikan
Universitas Sebelas Maret. Spektrometrik Senyawa Organik.
Wirjosentono B., Lela, I. D.1998. Struktur dan Terjemahan A.J. Hatomo dan Any
Sifat Mekanis Polimer. Medan: USU – Viktor Purba. Edisi Keempat. Jakarta:
Press. Pernerbit Erlangga.
Jones, R. M. 1975. Mechanics of Composite Simpen, I N. dan Sutha Negara, I M. 2013.
Materials. Washington DC: Scripta Sintesis Komposit Selulosa-
Book Company. Polipropilena Dengan Reagen Fenton
Juergen P., Steven A. W. dan Dirk H. 2010. Sebagai Agent Pengkopling, Jurnal
Degradation of Cellulose Acetate-Based Kimia 7 (1):1907-9850.
Materials: A Review. J Polym Environ Stevens, M. 2007. Kimia Polimer,
11(19) :152–165. Diterjemahan oleh Iis Sopya,. Jakarta:
Nurwendi, H., Simpen I N. dan Sutha Negara I Pradnya Paramita.
M. 2015. Sintesis Komposit Selulosa

206

Anda mungkin juga menyukai