Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang pertumbuhan penduduknya meningkat


dengan cepat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat akan mempengaruhi produksi sampah
yang dihasilkan. Sampah yang dihasilkan tanpa dikelola dengan baik dapat menimbulkan
masalah. Hal ini mengakibatkan sampah yang dihasilkan tidak seimbang dengan sampah yang
dikelola. Peningkatan sampah ini terjadi karena penggunanaan dalam kehidupan sehari-hari
terutama sampah an-organik yang susah diurai ditanah diantaranya plasti yang sifatnya ringan,
praktis, ekonomis dan dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain (Pramono dkk,2014).
Sampah yang dihasilkan tanpa dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah. Hal ini
mengakibatkan sampah yang dihasilkan tidak seimbang dengan sampah yang dikelola. Jenis-
jenis plastik yang sering diolah adalah Polyethylene (PE), Polypropylene (PP), Polistirena (PS),
Polyethylene Terephthalate (PET), Polyvinyl Chloride (PVC) dan High Density Polyethelene
(HDPE). Jenis plastik yang dapat di daur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi.

Polyethylene Terephthalate (PET) biasanya digunakan untuk botol plastik yang


jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol
minuman lainnya. Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Apabila digunakan untuk
menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut
akan meleleh dan mengeluarkan zat karsigonik (dapat menyebabkan kanker). High Density
Polyethelene (HDPE) memiliki sifat bahan yang lebih keras, kuat, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. High Density Polyethelene (HDPE) biasa digunakan untuk botol shampoo,
barang yang terbuat dari melamin, botol susu, jerigen dan lain-lain. High Density Polyethelene
(HDPE) merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena kemampuanya yang
dapat mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan / minuman yang
dikemasnya. Namun begitu, plastik High Density Polyethelene (HDPE) tetap hanya disarankan
sekali pakai saja karena pelepasan senyawa antimony trioksida yang terus meningkat seiring
waktu (Nursyamsi dan Theresia, 2017).
Pertumbuhan penduduk yang pesat disertai dengan meningkatnya kebutuhan
pembangunan infrastruktur berupa tempat tinggal maupun sarana umum dan produksi sampah.
Pembangunan infrastruktur erat hubungannya dengan kualitas, biaya dan durasi pengerjaan
(Rakhmawati & Arnanda,2018). Batu bata merupakan bahan konstruksi yang masih banyak
digunakan terutama sebagai elemen pembentuk dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat
ditambah air dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain. Batu bata merupakan bahan
bangunan yang telah lama digunakan oleh manusia. Kegunaan dinding dalam sebuah konstruksi
dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu fungsi nonstruktural dan fungsi struktural. Pada fungsi
nonstruktural, dinding digunakan untuk penyekat antar ruang yang satu dengan yang lain.
Sedangkan fungsi strukturalnya adalah sebagai salah satu penopang beban yang ditimbulkan oleh
srtuktur yang berada diatasnya. Beban yang ditopang oleh dinding akan diteruskan ke struktur
yang ada dibawahnya sampai dengan ke pondasi (Siska,2012).

Sampah plastik dengan jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan Density Polyethelene
(HDPE) bisa didaur ulang menjadi material pembuatan batu bata. Material plastik termasuk
kategori bahan bangunan ringan, yang memiliki sifat umum, seperti; tidak korosi, tahan terhadap
cuaca, dan kuat sehingga sehingga diharapkan dapat menjadi alternatif yang diperkirakan dapat
menjadi solusi mengatasi masalah pembangunan infrastruktur dan produksi sampah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembuatan bata dari limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate
(PET) dan Density Polyethelene (HDPE)?
2. Berapa nilai kuat tekan bata dari limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET)
dan Density Polyethelene (HDPE)?
3. Bagaimana nilai jual bata limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan
Density Polyethelene (HDPE)?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses pembuatan bata dari limbah plastik jenis Polyethylene
Terephthalate (PET) dan Density Polyethelene (HDPE).
2. Mengetahui nilai kuat tekan bata dari limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate
(PET) dan Density Polyethelene (HDPE).
3. Mengetahui nilai jual bata limbah plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan
Density Polyethelene (HDPE).
1.4 Batasan Masalah
1. Jenis plastik yang digunakan sebagai material bata adalah Polyethylene Terephthalate
(PET) dan Density Polyethelene (HDPE).
2. Parameter yang digunakan untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan suatu material
atau benda untuk menahan tekanan atau beban adalah kuat tekan menurut SNI-10, 1978.
3.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang diperkirakan dapat
menjadi solusi mengatasi masalah pembangunan infrastruktur dan produksi sampah serta
meningkatkan nilai jual bata dari daur ulang sampah plastik.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penyusunan laporan yang akan digunakan dalam pembuatan skripsi
ini sebagai berikut:
BAB I`PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang telaah pustaka, dasar-dasar teori, rujukan, metode yang berhubungan dengan
judul dan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan materi penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang penjelasan alat dan bahan penelitian, metode yang digunakan dalam
pelaksanaan penelitian beserta analisisnya.

Anda mungkin juga menyukai