Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan pemakaian energi dan peningkatan timbulan sampah

merupakan dua permasalahan besar yang muncul seiring dengan

pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Di Indonesia, konsumsi

energi di berbagai sektor seperti transportasi, industri, dan energi listrik

untuk rumah tangga tercatat terus meningkat dengan laju pertumbuhan rata-

rata pertahun sebesar 5,2 %, sebaliknya cadangan energi nasional yang

semakin menipis menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi di masa

mendatang jika tidak ditemukan sumber-sumber energi yang baru

(Mahendra dkk., 2013).

Dari semua jenis sampah yang ada saat ini, sampah yang berasal dari

plastik ternyata jumlahnya cukup besar. Meningkatnya jumlah permintaan

plastik disebabkan karena plastik memiliki banyak kelebihan dibadingkan

bahan lainnya. Barang berbahan baku plastik umumnya lebih ringan,

bersifat isolator, dan proses pembuatannya lebih murah. Namun dibalik

semua kelebihannya, bahan plastik memiliki masalah setelah barang

tersebut tidak digunakan lagi. Barang berbahan plastik tidak dapat

membusuk, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan

pada akhirnya tidak dapat diuraikan/didegradasi oleh mikroorganisme dalam

tanah sehingga menimbulkan masalah bagi lingkungan (Rahyani, 2011).

Jenis-jenis plastik sering digunakan diantaranya adalah Polypropylene

(PP) dan Polyethylene terephthalate (PET). Jenis plastik PP dan PET ini

1
biasanya banyak dijumpai pada gelas dan botol air mineral. Untuk

mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya sampah plastik, saat

ini telah berkembang beberapa langkah yang terkait dengan manajemen

pengolahan sampah plastik atau recycling sampah plastik. Beberapa contoh

proses pengolahan limbah antara lain pembuataan biodegradable plastic,

pembakaran, maupun pirolisis. Meskipun pembakaran mengurangi jumlah

plastik, namun akan menimbulkan masalah baru yaitu emisi yang dihasilkan

berupa gas-gas beracun HCI, HCN, maupun NOx yang dapat mengganggu

kesehatan (Sumarni dan Ani Purwanti, 2008).

Melihat dari sifat penyusun plastik yang tersusun dari komponen

hidrokarbon minyak bumi, maka limbah plastik sangat berpotensi untuk

dikonversi menjadi bahan bakar minyak (Mahendra dkk., 2013). Untuk

mengatasi hal tersebut alternatif yang sesuai adalah mengolah sampah

plastik dengan proses pirolisis. Teknik yang digunakan untuk

mengembalikan material plastik tersebut adalah dengan cara pemecahan

rantai karbon atau polimer sehingga menjadi hidrokarbon. Pirolisis

merupakan proses peruraian suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya

udara atau dengan udara terbatas. Penelitian tugas akhir ini berupaya dapat

merancang alat pirolisis pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar

alternatif, yang diharapkan bisa dimanfaatkan secara luas bagi masyarakat.

2
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana merancang dan dimensi komponen alat pirolisis

dari limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate (PET)

kapasistas 20 Kg/proses?

2. Berapa jumlah kebutuhan bahan bakar untuk 1 kali proses

pirolisis dari limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate

(PET) dengan kapasitas 20 Kg/proses?

3. Berapa waktu yang dibutuhkan dalam 1 kali proses pirolisis

dari limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate (PET)

dengan kapasitas 20 Kg/proses?

1.3. Tujuan

Pada tugas akhir ini bertujuan untuk :

1. Mendapatkan gambar dan dimensi komponen alat pirolisis dari

limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate (PET)kapasitas

20 Kg/proses.

2. Menentukan jumlah bahan bakar untuk 1 kali proses pirolisis

dari limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate (PET)

dengan kapasitas 20 Kg/proses.

3. Mencari waktu yang dibutuhkan dalam 1 kali proses pirolisis

dari limbah plastik jenis Polyethylene terephthalate (PET)

dengan kapasitas 20 Kg/proses.

3
1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Memberikan kontribusi bagi pengembangan bidang konversi

energi khususnya dalam bahan bakar alternatif.

2. Memberikan alternatif pengolahan limbah plastik jenis

Polyethylene terephthalate (PET) dengan metode pirolisis.

3. Mampu menjawab permasalahan lingkungan yang dihadapi

oleh masyarakat yaitu sampah plastik jenis Polyethylene

terephthalate (PET) yang bersifat nonbiodegradable, sehingga

menimbulkan dampak negatif ke lingkungan karena tidak

dapat terurai oleh mikroorganisme.

4. Memberikan masukan untuk perancangan reaktor pirolisis.

1.5. Batasan Masalah

Pada penulisan tugas akhir ini masalah dibatasi sebagai berikut :

1. Jenis plastik yang diteliti hanya jenis plastik PET/PETE

(Polyethylene terephthalate) dengan kapasitas 20 Kg.

2. Hanya melakukan perancangan alat pirolisis tidak melakukan

penelitian dan pembuatan alat pirolisis dari limbah plastik

PET/PETE (Polyethylene terephthalate).

3. Tidak menghitung isolasi dan kondensor secara detail dan

tidak membahas kandungan kimia.

Anda mungkin juga menyukai