Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Online Journal Systems UNPAM (Universitas Pamulang)

Jurnal Ilmiah Teknik Kimia UNPAM, Vol. 1 No. 2 (Juli, 2017) ISSN 2549 - 0699

PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK LDPE DAN PET MENJADI BAHAN BAKAR


MINYAK DENGAN PROSES PIROLISIS

Utilization of LDPE and PET Plastic Waste into Oil Fuel By Pyrolysis Process
Didik Iswadi*, Fatmi Nurisa, Erlina Liastuti
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik , Universitas Pamulang
Jl Surya Kencana No.1, Tangerang Selatan, BANTEN
Email : didikiswadi@gmail.com

ABSTRAK

Pirolisis sampah plastik merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui
pemanasan tanpa oksigen. Pada proses pirolisis senyawa hidrokarbon rantai panjang diubah menjadi senyawa
hidrokarbon yang lebih pendek dan dijadikan bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan hasil volume yang diperoleh dari LDPE dan PET, dan mengetahui hasil kualitas bahan bakar minyak
yang dihasilkan dari LDPE dan PET. Pirolisis sampah plastik ini dilakukan dengan umpan yaitu sampah plastik
jenis LDPE (Low Density Polyethylene) dan sampah plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate). Proses pirolisis
dilakukan pada reaktor selama 2 jam dengan suhu 250 oC dan tekanan 2 bar dengan umpan sebanyak 1 kg. Hasil
minyak pirolisis dari LDPE diperoleh sebanyak 525 mL sedangkan pada dari PET diperoleh sebanyak 368.47 mL.
Densitas minyak hasil pirolisis LDPE dan PET mendekati nilai densitas dari minyak tanah. Viskositas minyak hasil
pirolisis dengan bahan LDPE dan PET termasuk ke dalam jenis minyak tanah, Nilai kalor minyak hasil pirolisis
dengan bahan LDPE mendekati nilai kalor dari minyak diesel sedangkan nilai kalor minyak hasil pirolisis dengan
bahan PET mendekati nilai kalor minyak tanah. Untuk nilai titik nyala tidak bisa dibandingkan dengan standar
karena keterbatasan alat dan untuk nilai titik api tidak ada standar baku mutunya.

Kata Kunci: pirolisis, LDPE, PET, densitas, viskositas

ABSTRACT

Plastic waste pyrolysis is a process of decomposition of organic compounds contained in the plastic through heating
without oxygen. In the pyrolysis process long-chain hydrocarbon compounds are converted into shorter
hydrocarbon compounds and used as alternative fuels. This study aims to find out the comparison of volume results
obtained from LDPE and PET, and to know the result of oil fuel quality produced from LDPE and PET. Plastic
waste pyrolysis is carried out by bait that is plastic waste type LDPE and PET plastic waste. The pyrolysis process
is carried out at the reactor for 2 hours with temperature of 250oC and pressure of 2 bar with feed of 1 kg. The
result of pyrolysis oil from LDPE obtained as much as 525 mL while in from PET obtained as much as 368.47 mL.
LDPE and PET pyrolysis oil density is close to the density value of kerosene. The viscosity of pyrolysis oil with
LDPE and PET material is included in the kerosene type. The heating value of pyrolysis oil with LDPE material is
close to the calorific value of diesel oil while the pyrolytic value of oils of pyrolysis with PET material is close to the
kerosene heating value.

Keywords: pyrolysis, LDPE, PET, density, viscosity

PENDAHULUAN

Sejak ditemukan pertama kali pada berkembangnya teknologi, industri dan juga
tahun 1907, penggunaan plastik dan barang jumlah populasi penduduk. Di Indonesia,
barang berbahan dasar plastik semakin kebutuhan plastik terus meningkat hingga
meningkat. Peningkatan penggunaan plastik mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per
ini merupakan konsekuensi dari tahun. Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, di
Iswadi dkk.

tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton, meningkatnya sampah plastik ini akan
selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 menjadi masalah serius bila tidak dicari
juta ton per tahun. Di tahun 2010, 2,4 juta penyelesaiannya. Penanganan sampah plastik
ton, dan pada tahun 2011, sudah meningkat yang populer selama ini adalah dengan 3R
menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah
penggunaan plastik ini adalah bertambah memakai berulang kali barang-barang yang
pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi terbuat dari plastik. Reduce adalah
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), mengurangi pembelian atau penggunaan
setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan barang-barang dari plastik, terutama barang-
0,8 kg sampah per orang atau secara total barang yang sekali pakai. Recycle adalah
sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari mendaur ulang barang-barang yang terbuat
jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik dari plastik. Masing-masing penanganan
atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah sampah tersebut di atas mempunyai
plastik/hari [1]. kelemahan. Kelemahan dari reuse adalah
Di satu sisi penemuan plastik ini, barang-barang tertentu yang terbuat dari
mempunyai dampak positif yang luar biasa, plastik, seperti kantong plastik, kalau dipakai
karena plastik memiliki keunggulan- berkali-kali akan tidak layak pakai. Selain itu
keunggulan dibanding material lain. Tetapi di beberapa jenis plastik tidak baik bagi
sisi lain, sampah plastik juga mempunyai kesehatan tubuh apabila dipakai berkali-kali.
dampak negatif yang cukup besar. Kelemahan dari reduce adalah harus
Keunggulan plastik dibanding material lain tersedianya barang pengganti plastik yang
diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan lebih murah dan lebih praktis. Sedangkan
karat, tidak mudah pecah, mudah diberi kelemahan dari recycle adalah bahwa plastik
warna, mudah dibentuk, serta isolator panas yang sudah didaur ulang akan semakin
dan listrik yang baik. Sedangkan plastik yang menurun kualitasnya. Alternatif lain
sudah menjadi sampah akan berdampak penanganan sampah plastik yang saat ini
negatif terhadap lingkungan maupun banyak diteliti dan dikembangkan adalah
kesehatan manusia. Peningkatan penggunaan mengkonversi sampah plastik menjadi bahan
plastik untuk keperluan rumah tangga bakar minyak. Cara ini sebenarnya termasuk
berdampak pada peningkatan timbunan dalam recycle akan tetapi daur ulang yang
sampah plastik. Sampah plastik yang tidak dilakukan adalah tidak hanya mengubah
terpungut oleh pemulung, penanganannya sampah plastik langsung menjadi plastik lagi.
tidak bisa dilakukan dengan metode landfill Dengan cara ini dua permasalahan penting
atau open dump. Sampah plastik akan bisa diatasi, yaitu bahaya menumpuknya
berdampak negatif terhadap lingkungan sampah plastik dan diperolehnya kembali
karena tidak dapat terurai dengan cepat dan bahan bakar minyak yang merupakan salah
dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah satu bahan baku plastik. Perlu adanya
plastik yang dibuang sembarangan juga dapat alternatif proses daur ulang yang lebih
menyumbat saluran drainase, selokan dan menjanjikan dan berprospek ke depan. Salah
sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. satunya mengkonversi sampah plastik
Pemusnahan sampah plastik dengan cara menjadi minyak. Hal ini bisa dilakukan
pembakaran (incineration), kurang efektif karena pada dasarnya plastik berasal dari
dan beresiko sebab dengan pembakaran minyak bumi, sehingga tinggal dikembalikan
munculnya polutan dari emisi gas buang ke bentuk semula. Selain itu plastik juga
(CO2, CO, NOx, dan SOx) dan beberapa mempunyai nilai kalor cukup tinggi, setara
partikulat pencemar lainnya sehingga dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan
diperlukan cara pengolahan lain untuk solar. Teknologi untuk mengkonversi sampah
mengolah sampah plastik. Sampah plastik plastik menjadi bahan bakar minyak yaitu
yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang dengan proses cracking (perekahan).
berbahaya bagi kesehatan manusia. Semakin Beberapa penelitian seputar konversi sampah
Iswadi dkk.

plastik menjadi produk cair berkualitas bahan minyak dari jenis sampah plastik LDPE dan
bakar telah dilakukan dan menunjukkan hasil PET dengan menggunakan proses pirolisis,
yang cukup prospektif untuk dikembangkan membandingkan secara kualitatif dan
[2]. kuantitatif bahan bakar minyak yang
dihasilkan dari sampah plastik jenis LDPE
Untuk memanfaatkan sampah plastik dan PET.
yang terlalu banyak dan dapat mencemari Pirolisis atau devolatilisasi adalah
lingkungan, kami mencoba untuk mengolah proses fraksinasi material oleh suhu. Pirolisis
sampah plastik tersebut menjadi bahan bakar adalah proses dekomposisi suatu bahan pada
minyak. Sehingga didapatkan rumusan suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan
masalah sebagai berikut, yaitu bagaimana udara terbatas. Proses dekomposisi pada
cara mengolah sampah plastik LDPE dan pirolisis ini juga sering disebut dengan
PET dengan pirolisis, bagaimana hasil devolatilisasi. Produk utama dari pirolisis
kuantitas dan kualitas bahan bakar minyak yang dapat dihasilkan adalah arang (char),
yang dihasilkan oleh sampah plastik jenis minyak, dan gas. Arang yang terbentuk dapat
LDPE dan PET dengan parameter densitas, digunakan untuk bahan bakar ataupun
viskositas, titik nyala, titik api dan nilai digunakan sebagai karbon aktif. Sedangkan
kalor. minyak yang dihasilkan dapat digunakan
Berikut adalah penjabaran batasan- sebagai zat additif atau campuran dalam
batasan dalam penelitian, yaitu bahan baku bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk
yang diuji dalam proses penelitian ini yaitu dapat dibakar secara langsung [3].
bahan baku sampah plastik jenis LDPE dan Pirolisis plastik yang pernah dilakukan
PET, penelitian dilakukan di rumah pegawai oleh Purwanti adalah dari 100 gram kantung
Dinas Lingkungan Hidup dan pengujian plastik yang diolah pada suhu 4000oC dalam
dilakukan di Laboratorium Sucofindo, bahan waktu dua jam, diperoleh cairan mirip
baku yang digunakan dalam proses penelitian minyak bumi sekitar 75 gram (Purwanti dkk,
ini berasal dari sampah plastik yang 2008). Adapun gas bakar yang didapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari mencapai 116 ml per gram plastik bekas.
sebanyak masing-masing jenis plastik 1 kg, Adanya kelemahan sistem batch, maka
bahan baku tersebut dilakukan pencacahan dikembangkan sistem "sinambung", dengan
secara sederhana hingga berukuran ± 3 cm, konstruksi agak berbeda. Pemanasan
proses pirolisis dilakukan selama 2 jam pada dilakukan dengan listrik, dibantu dengan
suhu 250 0C dan tekanan 2 bar, untuk nyala gas hasil pirolisis, dan sistem
pengujian kualitas bahan bakar minyak pendingin ditingkatkan. Pada proses ini, hasil
meliputi densitas, viskositas, titik nyala, titik cair yang diperoleh 79%-83% dari berat
api dan nilai kalor. plastik yang dimasukkan ke dalam reaktor
Tujuan umum dari penelitian ini adalah pirolisis, dengan panas dari luar yang dapat
untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi dikurangi 10%-15%.
bahan bakar minyak dengan cara pirolisis, Berdasarkan analisa yang pernah
tujuan khusus dari riset ini adalah dilakukan Lembaga Minyak dan Gas Bumi
mengetahui perbandingan hasil volume yang (Lemigas), minyak dari plastik bekas ini
diperoleh dari pengolahan sampah plastik memiliki sifat tidak jenuh. Artinya,
jenis LDPE dan PET, untuk menghasilkan perbandingan antara karbon dan hidrogen
produk hasil pirolisis yaitu bahan bakar tidak seimbang sehingga ada mata rantai
minyak yang berasal dari sampah plastik yang tidak terisi. Minyak berwarna kuning
jenis LDPE dan PET, untuk mengetahui hasil kecokelatan, tetapi sudah biasa untuk bahan
kualitas bahan bakar minyak yang dihasilkan bakar kompor atau obor [4]. Minyak hasil
dari jenis plastik LDPE dan PET. Manfaat pirolisis ini mudah terbakar, mengeluarkan
dari penelitian ini adalah memanfaatkan jelaga, dan baunya merangsang. Minyak
sampah plastik dengan dilakukan proses
pirolisis, mengetahui kualitas bahan bakar
Iswadi dkk.

pirolisis ini dapat diolah lagi supaya BAHAN DAN METODE


mempunyai sifat jenuh dan stabil [5].
Pranata meneliti tentang minyak Peralatan yang digunakan dalam
pirolisis dari plastik polietilena, hasil penelitian ini adalah neraca teknis, alat
penelitian menunjukkan bahwa minyak pirolisis (MD Plast), tungku api (pemanas),
pirolisis dari plastik polietilena mempunyai gelas ukur ukuran 25 mL dan 10 mL, botol
densitas 939 kg/m3 atau lebih berat dari kaca, termometer inframerah, density meter,
minyak tanah [6]. Minyak bakar ini viscometer, flashpoint tester, bomb
mempunyai ignition point 30,4oC sehingga kalorimeter. Bahan yang digunakan dalam
sangat mudah dinyalakan. Komponen utama penelitian ini adalah sampah plastik jenis
minyak pirolisis dari plastik polietilena LDPE, sampah plastik jenis PET, air (sebagai
adalah styrene monomer yang kadarnya pendingin), dan kayu bakar.
hampir 64%. Sedangkan lebih dari 80%
minyak pirolisis ini terdiri dari styrene. [7] Pembuatan Bahan Bakar Minyak dari
Telah melakukan penelitian mengenai Sampah Plastik
pengaruh temperatur dan waktu terhadap Pemanfaatan sampah plastik menjadi
hasil char pada proses pirolisis, dimana bahan bakar minyak dengan proses pirolisis,
semakin tinggi temperatur setelah melewati antara lain menyiapkan sampah plastik jenis
temperatur puncak, reaktifitas dari char akan LDPE dan PET, dipotong hingga berukuran
menurun. Sedangkan komponen waktu ±3 cm. Menimbang masing-masing sampah
berpengaruh terhadap reaktifitas dari char. plastik sebanyak 1 kg. Memasukkan sampah
Proses pirolisis dimulai pada temperature plastik tesebut ke dalam alat pirolisis.
sekitar 230°C, ketika komponen yang tidak Menutup dan mengunci hingga rapat alat
stabil secara termal, dan volatile matters pada pirolisis dan memastikan alat pirolisis tsb
sampah akan pecah dan menguap bersamaan tidak bocor. Menyalakan tungku api
dengan komponen lainnya. Produk cair yang (pemanas). Pembakaran sampah dilakukan
menguap mengandung tar dan polyaromatic selama 2 jam pada suhu 2500C dan tekanan 2
hydrocarbon. Produk pirolisis umumnya bar. Menyiapkan air untuk proses
terdiri dari gas (H2, CO, CO2, H2O, dan pendinginan. Mengamati mulut alat atau
CH4), tar (pyrolitic oil), dan arang. Parameter selang yang terdapat pada bagian sebelah kiri
yang berpengaruh pada kecepatan reaksi alat. Mencatat hasil penelitian yang
pirolisis mempunyai hubungan yang sangat dilakukan. Melakukan percobaan untuk
kompleks, sehingga model matematis masing-masing kedua jenis sampah plastik
persamaan kecepatan reaksi pirolisis yang sebanyak 3 kali. Melakukan pengujian kimia
diformulasikan oleh setiap peneliti selalu meliputi densitas, viskositas, titik nyala, titik
menunjukkan rumusan empiris yang berbeda api, dan nilai kalori terhadap hasil bahan
[8]. Selain itu, plastik merupakan polimer bakar minyak dari sampah plastik jenis
yang berat molekulnya tidak bisa ditentukan, LDPE dan PET. Penelitian ini dilakukan dari
ataupun dihitung. Karena itu, kecepatan bulan November sampai Desember 2016 di
reaksi dekomposisi didasarkan pada Dinas Lingkungan Hidup dan di
perubahan massa atau fraksi massa per Laboratorium Sucofindo.
satuan waktu. Produk pirolisis selain Variabel yang digunakan dalam
dipengaruhi oleh suhu dan waktu, juga oleh penelitian ini yaitu variabel Independen
laju pemanasan. [9] Melakukan perengkahan (variabel bebas) yaitu variabel yang akan
sampah plastik jenis polipropilena dari divariasikan dalam penelitian pirolisis.
kemasan air mineral dalam reaktor pirolisis Variabel independen pada penelitian ini
terbuat dari stainless steel, dilakukan pada adalah variasi jenis sampah plastik yaitu
temperature 475oC dengan dialiri gas LDPE dan PET. Variabel dependen yaitu
nitrogen (100 mL/menit). variabel yang terikat atau tetap, variabel pada
penelitian ini adalah hasil bahan bakar
Iswadi dkk.

minyak yang dihasilkan dari proses pirolisis. 3. Air Laut 1,025


Variabel Kontrol yaitu variabel yang 4. Raksa 13,6
dikontrol pada saat proses penelitian, pada 5. Air 1
penelitian ini variabel yang harus dikontrol 6. Udara 1,29
yaitu waktu, suhu dan tekanan pada saat 7. Minyak Tanah 0,78 - 0,81
dilakukan proses pirolisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengujian Densitas
Pada Gambar 1 menunjukkan hasil
pengujian densitas hasil bahan bakar minyak
metode pirolisis dari sampah plastik jenis
LDPE dan PET.
Berdasarkan pada Table 1, jenis
minyak berbagai fluida Sumber : [10] hasil
bahan bakar minyak hasil pirolisis dengan Gambar 2. Perbandingan Hasil Uji
bahan LDPE mendekati nilai densitas dari Viskositas
minyak tanah karena hasil pengujian densitas Berdasarkan pada tabel viskositas
untuk bahan LDPE adalah 0.7673 kg/L berbagai fluida sumber : [10] Hasil bahan
sedangkan hasil bahan bakar minyak hasil bakar minyak hasil pirolisis dengan bahan
pirolisis dengan bahan PET termasuk ke LDPE dan PET termasuk ke dalam jenis
dalam jenis minyak tanah karena hasil minyak tanah karena hasil pengujian
pengujian densitas untuk bahan PET adalah viskositas untuk bahan LDPE adalah 0.7923
0.7976 kg/L dan dalam tabel terlihat massa cP dan untuk bahan PET adalah 1.2217 cP,
jenis untuk minyak tanah diantara range dalam tabel terlihat massa jenis untuk
0.78-0.81 kg/L. minyak tanah diantara range 0.294 - 3.34 cP.
Hasil Pengujian Viskositas
Pengujian viskositas bahan bakar Hasil Pengujian Titik Nyala
minyak hasil pirolisis sampah plastik jenis Pengujian titik nyala bahan bakar
LDPE dan PET ditunjukkan pada Gambar 2. minyak hasil pirolisis dari sampah plastik
jenis LDPE dan PET ditunjukkan pada
Gamabr 3.

Gambar 1. Perbandingan densitas


LDPE dan PET Gambar 3. Perbandingan titik nyala minyak
hasil pirolisis plastik LDPE dan PET
Tabel 1. Densitas berbagai Fluida [10]
Dari data hasil pengujian titik nyala
No. Jenis Minyak Densitas (kg/L) diatas menunjukkan bahwa titik nyala dari
1. Bensin 0,68 semua jenis plastik hasilnya < -5.
2. Alkohol Alkil 0,79 Berdasarkan pada tabel titik nyala berbagai
Iswadi dkk.

macam bahan bakar dinyatakan titik nyala bakar minyak yang merupakan salah satu
untuk bensin adalah −43 °C (−45 °F). bahan baku plastik. Hal ini bisa dilakukan
Sehingga pada hasil bahan bakar minyak karena pada dasarnya plastik berasal dari
yang telah dilakukan tidak bisa dijadikan minyak bumi, sehingga tinggal dikembalikan
perbandingan karena keterbatasan alat ke bentuk semula. Selain itu plastik juga
pengujian yang tidak bisa lebih tinggi dari -5. mempunyai nilai kalor cukup tinggi,

Gambar 5. Perbandingan hasil uji nilai kalor


Gambar 4. Perbandingan hasil uji titik api

Hasil Pengujian Titik Api


Pengujian titik api dari bahan bakar setara dengan bahan bakar fosil seperti
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik bensin dan solar. Proses pirolisis dilakukan
jenis LDPE dan PET ditunukkan pada dengan pemanasan sampah plastik dalam
Gambar 4. Hasil pengujian titik api reaktor tertutup pada suhu 2500C selama 2
menunjukkan bahwa titik nyala dari semua jam. Pada penelitian ini bahan baku sampah
jenis plastik hasilnya < -5. Untuk titik api plastik yang digunakan adalah jenis plastik
tidak ada nilai baku standar. LDPE dan jenis plastik PET. Langkah
pertama yang dilakukan adalah pengumpulan
Hasil Pengujian Nilai Kalor sampah plastik jenis LDPE dan jenis PET
Pengujian nilai kalor dari bahan bakar yang dicuci bersih kemudian dikeringkan.
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik Setelah itu, sampah plastik tersebut dipotong
jenis LDPE dan PET ditunjukkan pada hingga berukuran ± 3 cm dan ditimbang
Gambar 5. Bahan bakar minyak hasil sebanyak 1 kg. Pemotongan sampah plastik
pirolisis dengan bahan LDPE mendekati nilai ini bertujuan untuk mempercepat proses
kalor dari minyak diesel karena hasil pirolisis karena semakin kecil luas
pengujian nilai kalor LDPE adalah 44.0533 permukaan maka semakin cepat reaksi
kg/L dan dalam tabel terlihat nilai kalor pemanasan tersebut.
untuk minyak diesel yaitu 44.8 kg/L. Hasil Kemudian, memasukkan sampah
bahan bakar hasil pirolisis dengan bahan PET plastik ke dalam alat pirolisis dan menutup
mendekati nilai kalor minyak tanah karena hingga rapat alat pirolisis serta memastikan
hasil pengujian nilai kalori untuk bahan PET alat pirolisis tersebut tidak bocor. Hal ini
adalah 42.6224 kg/L dan dalam tabel terlihat bertujuan agar proses pemanasan dan
nilai kalori untuk minyak tanah yaitu 43 kg/L. pendinginan yang dilakukan berlangsung
dengan baik. Apabila terjadi kebocoran pada
Perbandingan Hasil Penelitian alat pirolisis maka sampah plastik yang
Pemanfaatan sampah plastik dapat dipanaskan tidak seluruhnya menjadi uap dan
dilakukan dengan mendaur ulang sampah terkondensasi menjadi bahan bakar minyak.
plastik, salah satunya dengan cara pirolisis Pada awalnya cairan yang keluar dari mulut
yang bertujuan untuk mengurangi sampah alat atau selang adalah air, dan setelah itu
plastik dan diperolehnya kembali bahan bahan bakar minyak. Pemanasan sampah
Iswadi dkk.

plastik dilakukan selama 2 jam. Hal ini tabel diantara range 0.78-0.81 kg/L. Nilai
dikarenakan, dalam waktu 2 jam sampah viskositas dari sampah LDPE yaitu 0.7923 cP
plastik telah menjadi bahan bakar minyak termasuk ke dalam jenis minyak tanah
semua. Bahan bakar minyak yang dihasilkan dengan nilai pada tabel diantara range 0.294
dari proses pirolisis dilakukan pengujian baik – 3.34 cP. Titik nyala tidak bisa dijadikan
secara fisika maupun kimia. Pengujian kimia perbandingan karena keterbatasan alat
yang dilakukan antara lain pengujian pengujian yang tidak bisa lebih tinggi dari -5
densitas, viskositas, titik nyala, titik api, dan dan titik api tidak ada nilai baku standar.
nilai kalori. Berdasarkan data hasil penelitian Nilai kalor dari sampah LDPE yaitu 44.0533
diperoleh jenis sampah plastik yang paling kg/L mendekati nilai kalor dari minyak diesel
banyak menghasilkan bahan bakar minyak dengan nilai pada tabel yaitu 44.8 kg/L.
yaitu jenis plastik LDPE yaitu 525 mL Hasil pengujian kualitas bahan bakar
sedangkan PET sebanyak 368.47 mL. minyak dari sampah plastic PET antara lain :
Densitas minyak hasil pirolisis LDPE dan Nilai densitas PET yaitu 0.7976 kg/L
PET mendekati nilai densitas dari minyak termasuk nilai densitas dari minyak tanah
tanah yaitu 0.7673 kg/L dan 0.7976 dengan nilai densitas pada tabel diantara
sedangkan pada data tabel massa jenis range 0.78-0.81 kg.L. Nilai viskositas PET
minyak tanah diantara range 0.78-0.81 kg/L. yaitu 1.2217 termasuk ke dalam jenis minyak
Viskositas minyak hasil hasil pirolisis dengan tanah dengan nilai pada tabel diantara range
bahan LDPE dan PET termasuk ke dalam 0.294-3.34 cP. Titik nyala tidak bisa
jenis minyak tanah yaitu 0.7923 cP dan dijadikan perbandingan karena keterbatasan
1.2217 cP sedangkan pada tabel viskositas alat pengujian yang tidak bisa lebih tinggi
minyak tanah diantara range 0.294-3.34 cP, dari -5 dan titik api tidak ada nilai baku
Nilai kalor minyak hasil pirolisis dengan standar. Nilai kalor PET yaitu 42.6224 kg/L
bahan LDPE mendekati nilai kalor dari mendekati nilai kalor dari minyak tanah
minyak diesel yaitu 44.0533 kg/L sedangkan dengan nilai pada tabel yaitu 43 kg/L.
pada tabel nilai kalor minyak diesel adalah
44.8 kg/L. Nilai kalor minyak hasil pirolisis DAFTAR PUSTAKA
dengan bahan PET mendekati nilai kalor
minyak tanah yaitu 42.6224 sedangkan pada [1] Fahlevi, M.R. 2012. Sampah Plastik.
tabel nilai kalor sebesar 43 kg/L. Untuk nilai (file:///I:/Artikel%20plastic%20to%20oil
titik nyala tidak bisa dibandingkan dengan /twit-sampah-plastik.html).
standar karena keterbatasan alat dan nilai api [2] Mulyadi, E. 2004. Termal Dekomposisi
tidak ada acuan standarnya. Sampah Plastik. Vol-1, Jurnal Rekayasa
Perencanaan, ISSN 1829-913x.
SIMPULAN [3] Chaurasia, A.S., Babu, B.V dan Pilani.
2005. Modeling & Simulation of
Berdasarkan penelitian yang telah Pyrolysis of Biomass: Effect of Thermal
dilakukan dapat diambil SIMPULAN antara Conductivity, Reactor Temperatur and
lain, minyak hasil pirolisis dari sampah Particle Size on Product Consentrations.
plastik LDPE (Low Density Polyethylene) India.
diperoleh sebanyak 525 mL dari sampah [4] Purwanti, A dan Sumarni. 2008. Kinetika
plastik LDPE sebanyak 1 kg sedangkan pada Reaksi Pirolisis Plastik Low Density
minyak hasil pirolisis dari sampah plastik Poliethylene (LDPE). Jurusan Teknik
PET (Polyethylene Terephthalate) diperoleh Kimia, Institut Sains dan Teknologi
sebanyak 368.47 mL dari sampah plastik AKPRIND Yogyakarta.
PET sebanyak 1 kg. Hasil pengujian kualitas [5] Pareira, B.M. 2009. Daur Ulang Limbah
bahan bakar minyak dari sampah plastik Plastik”. Available from:
LDPE antara lain, nilai densitas dari sampah URL:http://www.ecoreccycle.vic.gov.au.
LDPE yaitu 0.7673 kg/L mendekati nilai [6] Pranata, J. 2008. Pemanfaatan Sampah
densitas dari minyak tanah dengan nilai pada Kota Sebagai Bahan Bakar Pada Turbin
Iswadi dkk.

Gas Yang Tidak Terpakai Di PT. Arun


NGL Menggunakan Proses Gasifikasi.
Aceh.
[7] Skodars, G. 2006. Effect of Temperature,
Residence Time on the Reactivity of
Clean Coals Produced from Poor
Quality Coals. Institute for Solid Fuels
Technology and Applications Ptolemais,
Greece.
[8] Trianna, N.W dan Rochimoellah, M.
2002. Model Kinetika Reaksi Heterogen
pada Pirolisis. Prosiding Rekayasa
Kimia dan Proses, ISSN 1411-4216, B-
16, UNDIP.
[9] Rodiansono, Trisunaryanti, W dan
Triyono. 2007. Pembuatan dan Uji
Aktivitas Katalis NiMo/Z pada Reaksi
Hidrorengkah Fraksi Sampah Plastic
menjadi Fraksi Bensin. Berkala
MIPA,17,2.
[10] Giancoli, D.C. 1997, Fisika Edisi
Empat. Erlangga, Jakarta.
Indrawijaya dkk.

J.I. Tek.Kim. UNPAM 9 Vol. 1 No. 2

Anda mungkin juga menyukai