C. Pengertian Polipropilena
Polipropilena merupakan polimer hidrokarbon yang termasuk ke dalam
polimer termoplastik yang dapat diolah pada suhu tinggi. Polipropilena berasal
dari monomer propilena yang diperoleh dari pemurnian minyak bumi. Struktur
molekul propilena CH2=CH-CH3 (Sriyanto, 2016).
Secara industri, polimerisasi polipropilen dilakukan dengan menggunakan
katalis koordinasi. Proses polimerisasi ini akan menghasilkan suatu rantai linear
yang berbentuk -A-A-A-A-A-, dengan A merupakan propilena. Reaksi
polimerisasi dari propilena secara umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
E. Katalis Al2O3
1. Alumina (Al2O3)
Alumina merupakan material yang sangat penting untuk diaplikasikan
sebagai katalis atau penyangga katalis pada berbagai proses seperti pemurnian
minyak bumi, reaksi Claus dan pengendaliemisi otomotif. Hal ini dikarenakan
gabungan karakteristiknya yaitu memiliki luas permukaan yang besar dan
active sites pada permukaannya (Maryani, 2014).
Alumina merupakan oksida dari aluminium yang banyak digunakan
sebagai katalis, terutama pada reaksi perengkahan. Alumina sangat cocok
digunakan untuk kondisi operasi yang sangat tinggi karena mempunyai luas
permukaan yang sangat besar dan titik leleh yang tinggi sebesar 2318◦C.
Alumina juga mempunyai sifat yang relatif stabil, mudah dibentuk, hantaran
listriknya rendah, struktur porinya besar dan relatif kuat secara fisik. Alumina
dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan. Dimana partikel
alumina dikalsinasi pada temperatur tinggi. Pemanasan pada 2100◦C akan
memberikan bentuk α, sedangkan pemanasan lebih dari 2100◦C akan
memberikan bentuk γ. Industri katalis mempunyai spesifikasi untuk sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh alumina sebagai pendukung katalis. γ-Al2O3
merupakan pendukung katalis yang umum karena harganya relatif murah,
stabil pada suhu tinggi dan dapat dibuat dengan pori-pori yang bervariasi. γ-
alumina banyak dipakai sebagai katalis maupun pendukung katalis dalam
reaksi dehidrasi dan dehidrogenasi alkohol. Keaktifan dan kereaktifan katalis
heterogen ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain adalah luas permukaan
katalis padatan, volume dan besarnya pori serta distribusi sisi aktif. γ- alumina
banyak digunakan sebagai katalis dan pendukung katalis, karena selain
memiliki luas permukaan yang besar (150-300 m2/g) juga memiliki sisi aktif
yang bersifat asam dan basa (Miskah,Dkk.2016).
Zeolit alam dapat digunakan sebagai bahan pengemban logam aktif
untuk katalis. Zeolit alam di Indonesia banyak mengandung silika alumina
amorf dan kristal mordenit, yang dengan cara aktivasi dan modifikasi zeolit
akan mempunyai aktivitas kerja yang baik untuk proses perengkahan.
Keuntungan zeolit sebagai pengemban ini dikarenakan zeolit mempunyai
struktur berpori, mempunyai luas permukaan yang tinggi, harganya murah,
serta mudah diperoleh. Pengembanan logam transisi pada zeoli mempunyai
tujuan untuk memperbanyak jumlah situs aktif (active site). Keadaan seperti ini
diharapkan pada saat proses konversi, kontak antara reaktan dengan katalis
diharapkan akan semakin besar, sehingga reaksi akan berjalan dengan cepat
dan produk cepat terbentuk. Adapun tujuan lain digunakannya pengembanan
ion logam adalah untuk mengatur jumlah logam yang dibutuhkan dan
meningkatkan aktivitas katalis agar dapat bekerja dengan baik (Andarini,
2011).
2. Pengertian Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi mencapai
kesetimbangan. Tanpa katalis reaksi akan berlangsung lama dan akan
membutuhkan energi dan biaya produksi lebih besar. Penggunaan katalis asam
cair pada produksi biodiesel seperti asam sulfat memerlukan
temperatur tinggi dan waktu yang lama. Ada beberapa keuntungan
menggunakan katalis asam sebagai pengganti katalis basa yaitu: jika minyak
nabati mengandung asam lemak bebas >1%, katalis basa akan rusak (tidak
stabil), sedangkan katalis asam akan tetap efektif. Penggunaan katalis fasa cair
baik basa maupun asam menyebabkan proses pemisahan dari produk lebih
sukar. Selain itu, penggunaan katalis ini hanya sekali saja tidak bisa berulang-
ulang. Penggunaan katalis asam dan basa cair dilaporkan dapat menyebabkan
terganggunya lingkungan. Penelitian ini menggunakan katalis asam padat yaitu
Al2O3. Pemilihan material katalis ini didasari pada dugaan bahwa sifat dari
oksida-oksida tersebut sangat asam, sehingga efektif digunakan untuk
transesterifikasi minyak nabati menjadibiodiesel. Selain itu oksida-oksida ini
memilikiluas permukaan yang besar. Katalis ZrO2/Al2O3 dibuat melalui
proses impregnasi senyawa ZrOCl2.8H2O (Merck) dengan γ-Al2O3. Kedua
senyawa dengan jumlah tertentu sesuai dengan variasi persentase Zr yang
digunakan (2, 5, 15 dan 20 wt%) dicampur dengan aquadest dan diaduk dengan
menggunakan magnetic stirrer selama 6 jam. Campuran selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada temperatur 110oC selama 12 jam dan dilanjutkan
dengan kalsinasi dalam reaktor pipa dengan mengalirkan udara pada
temperatur 500oC selama 5 jam. Katalis yang terbentuk dikarakterisasi dengan
metoda XRD untuk identifikasi komponenkomponen dalam katalis. Analisis
ini dilakukan dengan menggunakan Lab-X serie 6000 Shimadzu (Syamsuddin,
2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disimpulkan
bahwa katalis Ni/γ-Al2O3 dapat digunakan untuk reaksi hidrogenasi senyawa
turunan furfural hasil kondensasi dengan aseton (Rahman, 2015). Katalis asam
padat alumina merupakan alumina transisi yang terdiri dari berbagai jenis
seperti θ-alumina, δ-alumina, η-alumina, dan -alumina. Diantara beberapa
jenis transisi alumina tersebut, -alumina (-Al2O3) merupakan jenis transisi
alumina yang yang paling sering digunakan baik sebagai katalis langsung
maupun sebagai pengemban katalis. Keunggulan γ-Al2O3 sebagai pengemban
katalis adalah luas area permukaanya yang besar serta porositasnya yang
bersifat well-defined. Karakter keasaman γ-Al2O3 dengan keberadaan
bersamasitus asam/basa di permukaan juga telahmenjadikan γ-Al2O3 menarik
untuk dimanfaatkan sebagai pengemban katalis. Oleh karena itu untuk
mendapatkan produk isopulegol dengan kuantitas dan selektivitas yang tinggi,
γ-Al2O3 dipilih sebagai katalis pengemban untuk asam Lewis ZnBr2 dalam
siklisasi sitronelal menjadi isopulegol. Hal ini yang mendorong dilakukannya
sintesis katalis ZnBr2/γ- Al2O3 (Iftitah, 2013).
Suatu katalis dapat ditingkatkan kinerjanya dengan menambahkan suatu
penyangga katalis. Penyangga katalis yang digunakan disini adalah γ-Al2O3.
Gamma alumina (γ-Al2O3) digunakan sebagai penyangga katalis karena
memiliki luas permukaaan yang besar (150-300 m2/g) juga memiliki sisi aktif
yang bersifat asam dan basa yang bersifat amfoter dengan kekuatan yang
berbeda tergantung dari cara pembuatanya. Selain itu, γ-Al2O3 memiliki
fungsi utama yaitu menyediakan area permukaan untuk komponen aktif yang
bertujuan untuk memperluas kontak antara inti aktif dan reaktan tanpa
mengurangi aktivitas instrinsik fasa aktif (Aziz, 2016).
Katalis homogen dapat bekerja spesifik dan tidak membutuhkan
temperatur dan tekanan tinggi, sulit dipisahkan dari campurannya. Sehingga
penggunaan katalis heterogen lebih menguntungkan karena mudah dipisahkan
dari campurannya, bersifat multifungsi, dan efektif sehingga dapat memenuhi
kaidah dan prinsip “Green Chemistry”. Katalis asam padat alumina merupakan
alumina transisi yang terdiri dari berbagai jenis. Salah satu jenisnya. adalah γ-
Al2O3 yang merupakan jenis transisi alumina yang paling sering digunakan,
baik sebagai katalis langsung maupun pengembanpada penelitian ini dilakukan
karakterisasi katalis heterogen Cu/ZnBr2/γAl2O3 untuk reaksi hidrogenasi
terhadap sitronelal (Purwonugroho, 2014).
Preparasi katalis Cu/ZnO/Al2O3 dilakukan dengan metode impregnasi.
Garam Cu(NO3).3H2O dan Zn(NO3)2.6H2O masing- masing ditimbang
dengan perbandingan tertentu lalu ditambahkan sejumlah akuades dan diaduk
selama 1 jam dengan menggunakan pengaduk magnetik. Campuran tersebut
diimpregnasi dengan penyangga γ- Al2O3 dan diaduk selama 4 jam. Sampel
dikeringkan dalam oven pada temperatur 110oC selama 12 jam dan dilanjutkan
dengan kalsinasi pada temperatur 500oC selama 5 jam dalam reaktor dengan
mengalirkan udara pada laju alir 25 mL/menit (Tanaka dkk., 2003). Katalis
hasil sintesa sebagian dikarakterisasi dan sebagian lagi disimpan dalam
desikator sebelum digunakan untuk reaksi (Syamsuddin, 2008).
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Bahan-bahan alami yang siap diolah banyak tersedia di negeri ini.
Mulai dari minyak, gas, tanah, dan berbagai bahan mineral lain. Tidak
terkecuali bahanbahan oksida seperti yang sering diaplikasikan pada teknologi
yang semakincanggih di jaman sekarang, seperti Al2O3, SiO2, TiO2, MgO,
dan ZnO. Aluminium oksida (Al2O3 atau alumina) tergolong salah satu jenis
keramik oksida atau keramik teknik yang aplikasinya cukup luas, misalnya di
bidang elektronik, termal, kimia katalis dan mekanik.
Alumina merupakan polimorfi, yang berdasarkan struktur kristalnya
dapat digolongkan menjadi γ-alumina, β-alumina, δ-alumina, θ-alumina,
κalumina, Ҳ-alumina dan α-alumina Al2O3 atau disebut korundum.
1. Sebagai bahan paling tahan suhu tinggi yang berkisar sampai temperatur
1700, juga merupakan material yang sangat keras dan kuat sehingga sering
dipakai sebagai bahan di bidang teknik misal bahan pada struktur pesawat.
Di samping itu, konduktivitas listriknya sangat rendah sehingga cocok
digunakan sebagai bahan isolator listrik
2. Alumina terdiri dari alumina murni dan tidak murni, Tujuh modifikasi
kristal dari alumina mendekati anhidrat dari pemanasan hidrat, alumina
murni dikategorikan sebagai α~, γ~, δ~, η~, ~ ,κ~ , dan χ-alumina. Untuk
alumina tidak murni adalah ~ dan -alumina. Berbagai macam alumina
diatas memiliki struktur η~ alumina berbentuk kubik, γ~, δ~,~ alumina
berbentuk spinel dan κ~ alumina tidak kubik (Wardani, 2014).