Anda di halaman 1dari 10

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN LILIN

PENDAHULUAN Latar Belakang Sampah merupakan benda atau barang yang dibuang karena tidak terpakai lagi (KBBI, 2007). Sampah dibedakan menjadi tiga jenis. Sampah kering, sampah basah, dan sampah plastik. Sampah kering adalah sampah yang berasal dari daun-daun kering atau ranting pohon dan kertas-kertas. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari benda-benda basah. Sementara sampah plastik merupakan sampah yang berasal dari benda-benda plastik, seperti sampah kosmetik yang wadahnya dari plastik, bungkus kue, dan sebagainya. Pengelompokan sampah diharapkan agar mudah dalam pengelolaannya. Pengelolaan sampah menjadi bukti bahwa sampah juga dapat bermanfaat jika diolah dengan benar dan dapat bernilai ekonomis. Seperti sampah plastik yang dapat didaur ulang, sampah kering seperti daun-daun yang dapat diolah menjadi pupuk, dan sampah kertas yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan asbes. Sampah plastik seperti yang digunakan sebagai wadah kosmetik, dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan lilin. Plastik yang digunakan adalah plastik yang sering digunakan sebagai wadah kosmetik dengan melalui beberapa cara pemrosesan dan pencampuran bahan plastik yang dapat diolah menjadi lilin. Lilin tersebut pada akhirnya dapat menghemat jumlah penggunaan paraffin.

Plastik merupakan bahan yang paling banyak digunakan hingga saat ini untuk membuat barang rumah tangga. Plastik dapat digunakan dalam skala besar dalam produksi seperti botol minuman, peralatan bayi, wadah untuk makanan, selang, pipa bangunan, botol kecap, botol sampo, kantong pembungkus, sikat gigi, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok, dan gelas), mainan anak-anak, dan kini juga terdapat wadah kosmetik. Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, penggunaan plastik yang sembarangan sanggup melepaskan senyawa karsinogenik (senyawa pemicu kanker). Di samping itu plastik umumnya sulit untuk didegradasikan oleh mikroorganisme. Sampah plastik dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang cukup parah karena plastik mampu bertahan bertahun-tahun dan tidak mudah hancur. Semakin banyak penggunaan plastik sebagai bahan dasar industri, menjadikan lingkungan berpotensi untuk tercemar plastik. Dengan tercemarnya lingkungan oleh plastik, maka dampak yang ditimbulkan pun semakin meningkat. Dalam upaya untuk menghindari pencemaran lingkungan oleh limbah plastik, maka kita dapat mengolah kembali limbah plastik tersebut. Dengan kreatifitas kita, maka limbah plastik dapat di daur ulang menjadi barang yang berguna kembali. Dengan adanya proses daur ulang ini, selain bertujuan ubtuk memanfaatkan limbah plastik juga bertujuan untuk penghematan dalam penggunaan bahan baku. Dengan mengolah limbah plastik tersebut maka diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, PKM-GT ini dibuat dengan judul Pengolahan Sampah Plastik sebagai Bahan Pembuatan Lilin.

Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan wadah plastik untuk bahan pembuatan lilin. 2. Untuk mengetahui cara pembuatan lilin dengan bahan baku plastik. 3. Untuk mengurangi sampah di lingkungan sekitar. Manfaat Penulisan

Dari tujuan di atas, manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pembaca Pembaca dapat memperoleh informasi tentang manfaat wadah kosmetik plastik yang tenyata dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin. Pembaca juga dapat mengetahui bahwa sampah jika diolah dengan baik dan benar, maka dapat bernilai ekonomis. 2. Bagi Penulis Penulis sendiri akan memiliki motivasi untuk menciptakn ide-ide kreatif yang lainnya. Dengan ide tersebut, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan penulis pada khususnya. Dengan adanya program ini, penulis akan lebih bersemangat untuk menciptakan kreasi baru. 3. Bagi Masyarakat Masyarakat diharapkan agar dapat memilah-milah sampah plasik yang terbuang. Dengan adanya program ini, sampah yang ada di lingkungan masyarakat akan berkurang dan selebihnya akan mengurangi polusi sampah. GAGASAN Pengelompokan Plastik Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk

rantai yang panjang dengan struktur yang kaku (Hamonangan, 2009). Plastik merupakan kumpulan zat organik yang stabil pada suhu biasa, tetapi pada tahap pembuatannya plastis sehingga dapat diubah bentuk dengan menggunakan kalor atau tekanan (KBBI, 2007).Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk rantai panjang dan kaku. Rantai tersebut akan menjadi padat setelah temperatur pembentukkannya tercapai. Plastik memiliki titik didih dan titik beku yang ragam, tergantung dari monomer pembentuknya. Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene (C8H8), vinil klorida, dan nylondan karbonat (CO3). Plastik merupakan senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan nama monomernya dan diberi awalan (poli-). Contoh plastik yang terbentuk dari monomermonomer propena, namanya adalah polipropilena. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Bahkan plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Hamonangan, 2009). Plastik digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan kemudahannya untuk dibentuk ulang, yaitu: Plastik Thermoset (Thermosetting Plastic) dan plastik Thermoplas (Thermoplastic Plastic). Plastik Thermoset biasanya lebih keras, lebih kuat dan tidak mudah larut dalam cairan larut daripada plastik Thermoplas. Contoh plastik yang termasuk Thermoset antara lain adalahPhenolic, Melamine, Epoxy. Sementara contoh plastik Thermoplas antara lain adalah Polietilena, Vynil, Polipropilena, Polikarbonat, Polistyrine, Acrylics, dan Nylon. Di antara jenis-jenis tersebut, plastik jenis Thermoset-lah yang digunakan sebagai

bahan pembuat peralatan-peralatan manusia, seperti wadah nasi, peralatan dapur, sendok, dan temasuk wadah kosmetik. Lebih khusus lagi, plastik dengan kode PET (Polyethylene Terephthalate) yang digunakan sebagai bahan pembuatan botol/wadah kosmetik dan sebagainya (Hamonangan, 2009). PET (Polyethylene Terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air kemasan, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, botol obat, botol kosmetik dan gelas plastik (Machfudi, 2010). Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60%), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30%). Kemasan plastik dengan kode 1-PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Bila dipakai berulang-ulang, apalagi untuk menyimpan air hangat atau air panas, akan mengakibatkan lapisan polimernya meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Bahan ini juga tidak baik untuk menyimpan makanan serta minuman panas. Panas akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol bermigrasi ke makanan atau minuman. Tingkat daur ulangnya 23%. Contoh lain rantang makanan dan wadah kosmetik (Machfudi, 2010). PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik tembus pandang/transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, botol obat, dan botol kosmetik dan hampir semua botol minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET digunakan untuk bahan serat sintetis atau lebih dikenal dengan polyester (Anam,dkk, 2010) Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) yang digunakan untuk botol dan kemasan tersebut jika dilelehkan dapat digunakan untuk membuat lilin. Digunakannya plastik PET (Polyethylene Terephthalate) sebagai bahan baku pembuatan lilin, diharapkan dapat mengurangi limbah plastik yang kini diabaikan oleh masyarakat. Dengan mengurangi volume limbah plastik, maka

plastik-plastik yang dibuang itu akan menurunkan polusi lingkungan. Di samping itu, pihak produksi plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate) akan dapat mengembangkan produksinya selain mendaur ulang plastik tersebut menjadi kemasan baru, juga dapat memproduksi plastik menjadi lilin. Pihak lain yang dapat membantu terlaksananya program ini adalah pemulung sampah akan dapat menjual hasil plastik bekas ke beberapa tempat produksi. Hasil Daur Ulang Plastik Daur ulang adalah proses untuk menjadikan barang bekas menjadi barang baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisigas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce,and Recycle) Salah satu bahan yang banyak di daur ulang saat ini adalah plastik. Saat ini banyak sekali ditemukan barang-barang yang merupakan hasil dari daur ulang plastik, misalnya: tas, kap lampu, dan berbagai produk kerajinan lainnya. Hal ini berdampak positif, bukan hanya bagi lingkungan sekitar, namun juga bagi pengusaha pengolahan sampah plastik. Adapun langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah adalah memisahkan sampah plastik kering dan sampah plastik basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan

dibuat. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai dengan pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Untuk membuatnya, diperlukan ketelatenan dari penjahit yang sangat tinggi, apalagi diimbangi dengan kreativitas. Apabila hal itu dilakukan, maka akan dihasilkan barang daur ulang yang bagus. Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiriyang berasal dari barang daur ulang atau bisa disebut trashion. Trashion ini artinyafashion dari sampah. Dengan menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan bisa dinikmati tidak saja kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan menengah atas yang biasanya sangat memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan dibeli. Kini, selain didaur ulang menjadi hasil kerajinan yang tersebut di atas, plastik juga dapat dikreasikan menjadi lilin. Dengan dicampur dengan pewarna (jika menginginkannya), maka plastik yang dipanaskan atau dibakar dan dilelehkan tersebut dapat dicetak menjadi lilin. Kreasi baru ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pengolahan sampah plastik dan pemanfaatan plastik yang lebih luas. Gagasan Baru Pembuatan Lilin Berbahan Dasar Plastik Adapun cara membuat lilin sederhana, dengan bahan baku plastik dan media alas gelas kecil adalah sebagai berikut: Alat: Cetakan, untuk cetakan dapat digunakan yang berbahan dasar plastik maupunstainless steel. Dapat pula digunakan botol bekas selai, mayones, atau lainnya (cari yang berlubang lebar dan kaca tebal, jangan lupa cuci bersih dan keringkan dahulu). Tusuk sate (jika terlalu panjang dapat dipotong, tetapi harus lebih panjang daripada diameter mulut gelas).

Kompor, dapat digunakan kompor listrik, kompor LPG maupun kompor minyak tanah dan bahkan dapat juga digunakan kompor yang berbahan bakar dari kayu. Panci, untuk panci sebaiknya digunakan yang berbahan stainless steel dan ada pegangannya. Pengaduk kayu. Bahan-bahan: Sampah Plastik. Parfum dan pewarna (jika ingin, dapat dibeli di toko kimia). Benang kasur. Persiapan awal: Ikat benang kasur di tengah tusuk sate. Simpan tusuk sate di atas gelas. Atur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada di tengah gelas. Pembuatan Lilin: Potong kecil-kecil sampah plastik Masukkan potongan plastik ke dalam cetakan dan letakkan cetakan pada pancistainless steel yang berisi air Panaskan di atas api sampai meleleh Tambahkan Stearin Angkat cetakan dari api. Letakkan sumbu/benang pada lelehan lilin dalam cetakan KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan Pemanfaatan botol/wadah kemasan yang terbuat dari plastik jenis PET(Polyethylene Terephthalate) untuk membuat lilin dengan cara dipanaskan atau dibakar dapat dibuat menjadi lilin. Plastik tersebut dilelehkan kemudian dicetak dan diberi sumbu di tengahnya. Dengan begitu, setelah plastik kering atau mengeras,

dapat dipakai untuk pengganti lilin yang saat ini terbuat dari paraffin dan malam, seperti yang beredar di masyarakat. Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan Plastik yang akan difungsikan sebagai bahan pembuatan lilin dapat dilakukan dengan cara (1) Membakar plastik dengan diletakkan di suatu wadah tertentu; (2) Pemanasan harus terus menerus dilakukan hingga proses pencairan plastik selesai; (3) Memasukkan hasil cairan plastik ke dalam cetakan stainless; (4) Memberi sumbu di tengah cetakan; (5) Mengeraskan hasil cetakan dan melepaskannya dari cetakan. Prediksi Hasil yang akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan) Plastik merupakan salah satu sampah yang terbanyak di lingkungan sekitar. Fokus utama dari program ini adalah pemanfaatan secara optimal terhadap sampah plastik yang beredar di lingkungan. Adapun beberapa prediksi hasil yang akan diperoleh dari pemanfaatan plastik sebagai bahan pembuatan lilin yaitu pertama, untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan masyarakat. Dengan mengurangi sampah plastik, maka polusi lingkungan pun akan berkurang. Kedua, menambah pemanfaatan daur ulang plastik. Proses daur ulang plastik saat ini mulai diperhatikan hasilnya, mengingat meningkatnya jumlah plastik di lingkungan masyarakat. Ketiga, kreasi baru pemanfaatan plastic yang tidak hanya didaur ulang dengan dibentuk barangbarang baru, tetapi juga dibuat menjadu sebuah lilin. Keempat, jumlah penggunaan plastik yang terdapat di masyarakat sebagai bahan peralatan rumah tangga dan kemasan makanan maupun minuman, membutuhkan lebih banyak proses penginovasian agar tidak hanya digunakan barang model yang lama, tetapi juga menjadi produk baru yang menarik.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Endang. 2009. Hati-hatiBahaya Plastik di Sekitar Kita !, (online), (http://endangar.wordpress.com/2009/07/09/hati-hatibahaya-plastik-di-sekitar-kita/). Diakses tanggal 12 Februari 2011. Anam, Khoirul, dkk. 2010 . Makalah Pengetahuan lingkungan Plastik, (online), (http://www.scribd.com/doc/31788396/makalahfungsi-dan-tanda-pada-bahan-plastik). Diakses tanggal 13 Februari 2011. Hartanto, Frans. 2010. Kreasi Lilin Hias .(online), (http://keramik88.com/kreasi-lilin-hias/mengatasi-masalah-pembuatanlilin-hias.html). Diakses tanggal 12 Februari 2011. PKK Melati. 2009. Bahaya Lilin Parafin, (online), (http://pkkmelati.blogspot.com/2009/09/bahaya-lilin-parafin_08.html). Diakses tanggal 11 Februari 2011. Pusat Balai Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Sobirin. 2007. Melelehkan Plastik Model Sendiri, (online), (http://clearwaste.blogspot.com/2007/11/melelehkan-plastik-modelsendiri.html). Diakses tanggal 11 Februari 2011. _________. Pengertian Limbah dan Polusi. (online), (http://www.tenangjaya.com/index.php/artikel/pengertian-limbah-danpolusi.html).Diakses tanggal 9 Februari 2011. Hamonangan. 2009. Jenis Plastik, Penggunaannya dalam Kehidupan, dan Penanganannya, (online), (http://www.scribd.com/doc/16150835/Karya-Tulis-IlmiahMonang). Diakses tanggal 9 Februari 2011.

Anda mungkin juga menyukai