Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENDIRIAN USAHA

PEMBUATAN KERUPUK AMPAS TAHU

OLEH :
HARIS MASPEKEH S. Farm
NIM. SBF 151540339

PRODI S2 ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016

DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................... 2
A. Latar Belakang 3
B. Nama Usaha...... 5
C. Rencana Lokasi Usaha. 5
D. Target Pelanggan.. 6
E. Jenis Usaha 6
F. Modal 6
G. Produksi..6
H. Analisa SWOT 8
I. Rencana kedepan. 9
J. Penutup 9

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-5 di dunia, hal ini
mendorong masyarakat untuk terus menggagas inovasi-inovasi baru guna
menciptakan lapangan kerja sendiri. Alasan tersebut yang membuat
beberapa tahun terakhir ini muncul berbagai industri kecil maupun
menengah yang memproduksi berbagai jenis barang, baik barang
produksi maupun barang konsumsi. Industri yang paling banyak diminati
masyarakat adalah industri makanan salah satunya adalah industri
pengolahan tahu. Hampir di setiap tempat dapat ditemukan tahu dengan
beragam jenis olahannya. Maraknya industri tahu di Indonesia ini
menyebabkan limbah industri pengolahan tahu juga melimpah. Selama ini
limbah tahu yang melimpah belum dimanfaatkan secara maksimal.
Limbah padat (ampas tahu) merupakan hasil sisa perasan bubur
kedelai. Ampas ini mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap
kalau tidak segera ditangani dengan cepat. Ampas tahu akan mulai
menimbulkan bau yang tidak sedap 12 jam setelah dihasilkan. Setiap 100
gr ampas tahu mengandung protein kasar 21,66%, lemak kasar 2,73%,
serat kasar 20,26%, kalsium (Ca) 1,09%, fosfor (P) 0,88%, dengan energi
metabolis sebesar 2.830 kkal/kg. Mengingat dampak buruk yang akan
ditimbulkannya dan pemanfaatannya terbatas hanya untuk pakan ternak
(belum optimal), maka perlu diupayakan usaha untuk mengurangi jumlah
pembuangan ampas tahu, salah satu metodenya adalah dengan
memanfaatkan kembali ampas tahu tersebut. Upaya pemanfaatan kembali
ampas tahu sebagai bahan baku proses produksi kerupuk, diharapkan
dapat mengurangi jumlah ampas tahu di sentra kerajinan tahu,

memecahkan masalah mahalnya bahan baku tepung tapioka (harganya


naik terus) sekaligus dapat membuka lapangan kerja baru yaitu bidang
produksi

kerupuk

dan

bidang

pemasaran

produk

kerupuk

yang

memanfaatkan ampas tahu.


Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang banyak
dikonsumsi di Indonesia. Kerupuk dikenal baik disegala usia maupun
tingkat sosial masyarakat, kerupuk mudah diperoleh di segala tempat, baik
di kedai pinggir jalan, di supermarket, restoran maupun hotel berbintang.
Kerupuk yang diproduksi menggunakan bahan baku tepung tapioka,
ampas tahu, udang, telur, garam, gula,dan bumbu. Kerupuk yang dibuat
tidak ditambahkan bahan pengawet. Telur yang ditambahkan pada
pembuatan kerupuk dimaksudkan untuk meningkatkan gizi, rasa, dan
bersifat sebagai pengemulsi serta pangikat komponen-komponen adonan.
Telur juga berperan sebagai pengikat udara dan menahannya sebagai
gelembung.

Penggunaan

telur

pada

penggunaan

kerupuk

akan

mempengaruhi kemekaran kerupuk pada waktu digoreng.


Proses pembuatan produk kerupuk dengan memanfaatkan ampas
tahu mempunyai prinsip ramah lingkungan, dapat mengatasi masalah
ampas tahu dan mahalnya tepung tapioca (benefit), mendapat nilai
tambah (profit) dan menggunakan teknologi tepat guna, merupakan ciri
khas rancangan proses pembuatan produk yang berdaya guna dan
berhasil guna dengan memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan baku
pembuatan kerupuk, sehingga dalam sosialisasi pemanfaatan hasil
inovasi tersebut dapat lebih efektif dan efisien. Hal tersebut dilakukan
karena dalam proses produksi, biayanya relatif murah dan memberi

keuntungan langsung maupun tidak langsung bagi pengrajin tahu, kerupuk


dan masyarakat sekitarnya
B. Nama Usaha
Kerupuk Ampas Tahu KERAMAT.
Keramat merupakan singkatan dari KERupuk AMpAs Tahu.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia keramat berarti suci dan bertuah
yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain
(tentang barang atau tempat suci).
Pemilihan nama keramat diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu
masyarakat terhadap produk kerupuk ini. Berawal dari rasa ingin tahu
masyarakat kemudian penasaran ingin mencoba kenikmatan, kerenyahan
berbagai varian rasa dari kerupuk ini
C. Rencana Lokasi Usaha
Lokasi Industri kerupuk ini berada di Kelurahan Kampung Jawa
Tondano Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Pemilihan LOkasi
ini karena letaknya berdekatan dengan pabrik tahu. Di kelurahan kampung
jawa ada 5 pabrik pembuatan tahu yang beroperasi.
Foto Denah Lokasi

D. Target Pelanggan
Kerupuk

dikenal

baik

disegala

usia

maupun

tingkat

sosial

masyarakat, kerupuk mudah diperoleh di segala tempat, oleh karena itu


kerupuk akan dipasarkan di kedai pinggir jalan, di supermarket, restoran
maupun hotel berbintang.
E. Jenis Usaha
INdustri kerupuk merupakan kepemilikan sendiri.
F. Modal
Modal usaha merupakan milik Pribadi dengan nominal Rp 25.000.000,G. Produksi
1. Peralatan
- Alat Pemeras ampas tahu
- Mesin Mixer Ampas Tahu
- Penggiling Adonan
- Dandang pengukus
- Wajan
- Kompor Gas
Total
Biaya Rutin Bulanan
- BIaya listrik
- Biaya Telepon
- Biaya Bahan Bakar
- Biaya Air
- Biaya Gaji Pegawai 6 orang @Rp 750.000,- Kemasan dan Etiket
- Total
2. Bahan baku sekali produksi
- Ampas Tahu basah /25kg
- Tepung tapioka /10kg
- Bawang Putih /kg
- Garam /bungkus
- Gula Pasir / 1/2kg
- Ketumbar bubuk / kg
- Telur /5 kg
- Bubuk Perasa /kg x 5 rasa
Total
3. Rencana produksi
Dengan bahan baku sekali produksi seperti yang

Rp.
350.000.Rp. 1.100.000.Rp.
950.000.Rp.
500.000.Rp.
150.000.Rp.
400.000.Rp. 3.450.000.Rp.
200.000.Rp.
250.000.Rp. 3.000.000.Rp. 1.200.000.
Rp. 4.500.000,Rp. 1.500.000.Rp 10.650.000,Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

10.000.65.000.23.500.1.000.6.000.5.000.25.000.195.000.330.500.-

disebutkan diatas

akan menghaliskan produk kerupuk kering sekitar 45-50 kg dengan


harga jual Rp 30.000 /kg akan menghaliskan laba kotor sebesar
Rp. 1.350.000-Rp. 1.500.000 sekali produksi.
4. Perhitungan BEP, PBP & ROI (perhitungan keuntungan anda
sendiri yang menentukan mau untung berapa)
BEP (Break Event Point)
Jumlah Pengeluaran per hari :
- Biaya Rutin Bulanan = Rp 10.650.000/25 hari kerja = Rp 426.000/
-

hari kerja
Biaya Modal = Rp 25.000.000/365 hari = Rp 68.500/hari
Total pengeluaran = Rp 330.500/ hari
Laba per kg kerupuk = Harga Jual Harga Produksi
= Rp 30.000 Rp 7.400
= Rp 22.600
BEP = 330.500 / 22.600 = 14.6 kg = 15 kg
Jadi jumlah produk kerupuk yang harus terjual setiap harinya
untuk memenuhi penutupan modal adalah sebanyak 15 kg.
PBP (Pay Back Periode)
usaha tersebut memiliki target untuk menjual setidaknya 30 piring
setiap harinya, maka laba/bulannya adalah
22.600 x 15 kg x 25 hari = 8.475.000
Jadi, PBP = 25.000.000 / 8.475.000 = 2.9 bulan
ROI (Return of Investment) = (8.475.000/ 25.000.000) x 100%
= 33.9%

H. Analisa SWOT
1. Kekuatan/Strength
a. Ketersediaan bahan baku berupa ampas tahu yang dapat
dipasok dari pabrik tahu setempat
b. Proses mudah karena menggunakan peralatan sederhana.
c. Menjalin kerjasama dengan kedai pinggir jalan, di supermarket,
restoran maupun hotel berbintang.

d. Terdapat varian rasa seperti Barbeque, Balado, Jagung manis,


Keju, Rumput laut, Strawberry serta ada produk inovasi baru
yaitu kerupuk ampas tahu dengan Lidah buaya yang kaya akan
antioksidan.
2. Kelemahan/Weakness
Merupakan industri baru jadi belum dikenal oleh masyarakat
banyak.
3. Peluang/Opportunity
Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang
banyak dikonsumsi di Indonesia. Kerupuk dikenal baik disegala
usia maupun tingkat sosial masyarakat, sehingga kerupuk sangat
mudah dipasarkan dan dicintai banyak orang.
4. Ancaman/ Threats
Pesaing usaha sejenis akan bermunculan.
I. Rencana kedepan
Rencana kedepan yaitu dengan mengembangkan produk baru selain
kerupuk dan memperluas jalur pemasaran hingga ke luar daerah.
J. Penutup
Berdasarkan analisa situasi dan dengan memperhatikan analisa
keuangan dan prospek pemasaran yang masih luas maka usulan
pendirian industri ini layak didirikan dan kiranya dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai