Anda di halaman 1dari 9

A.

TUJUAN
Praktikan dapat mengetahui aplikasi metode dan pengukuran kerja yang
telah dipelajari dalam perkuliahan jika diterapkan di industri dalam rangka
meningkatkan kinerja pekerja.

B. HASIL
1. Peta Proses Operasi
2. Foto Pengamatan Pekerja
a. Tabel OWAS
No Stasiun Deskripsi Kajian Pergerakan Skor Skor Sifat
Kerja Akhir Kerja
1 Penataan Menata Back Bungkuk ke 4 2 pekerjaan
Bakpia Bakpia depan dan agak berat
pada miring ke
loyang samping
untuk di
oven Legs Berdiri 3
dengan
bertumpu
pada satu
kaki lurus
Arms Kedua 1
lengan di
bawah bahu
Loud Berat beban 1
adalah
kurang dari
10 Kg (W <
10 Kg)

Kesimpulan :
Hasil tabel OWAS menunjukkan bahwa pekerjaan penataan bakpia
pada nampan termasuk ke dalam kategori 2 atau pekerjaan agak berat,
artinya sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal atau sikap
kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan, sehingga
memerlukan perbaikan di masa yang akan datang.
b. Tabel REBA
Skor
Punggung/B
Tabel Leher Kaki Skor tabel Beban Tabel
adan
Akhir
A 3 3 3 7 0 7

Skor
Lengan Pergelang Skor Genggama
Tabel Lengan Tabel
Bawah an Tangan Tabel n
Akhir
B 3 1 2 4 0 4
Skor Skor Action
Tabel Tabel A Tabel B Aktivitas
Tabel Tabel Level
C 7 4 8 1 Akkhir
9 3

Kesimpulan :
Hasil skor REBA menunjukkan skor 9 artinya pekerjaan yang
dilakukan berada pada action 3 dengan tingkat risiko tinggi dan perlu
tindakan secepatnya.

C. PEMBAHASAN
Menurut Wida (2016), bakpia sebenarnya berasal dari negeri China
dengan namanya Tou Luk Pia yang artinya kue pia kacang hijau. Masuknya
Tou Luk Pia di Indonesia menjadi terkenal dan berkembang pesat di
Yogyakarta yang kemudian lebih dikenal dengan nama bakpia. Awalnya
bakpia asli China menggunakan isian daging babi, karena mulai berkembang
di Indonesia yang mayoritas beragama muslim, para pedagang mulai
mengganti isian bakpia dengan kacang hijau yang saat itu hasil produksi
kacang hijau sangat melimpah yang kemudian kini juga diisi bermacam
varian isian. Salah satu keunikan produk bakpia dari Yogyakarta terletak pada
merknya, banyak dari nama merek produk bakpia yang terdaftar di pasar
menggunakan angka pada akhir mereknya. Kebanyakan angka tersebut
merupakan merk dagang rumah pemilik usaha bakpia.
Kunjungan industri dilakukan pada hari Sabtu, 25 Mei 2019 di tempat
proses produksi Bakpia Pathok 25 yang berada di jalan AIP KS. Tubun.
Usaha Bakpia Pathok 25 mulai dirintis di kampung Pathuk tepatnya pada
tahun 1948 oleh Bapak Arlen Sanjaya Saputra yang merupakan usaha turun-
temurun dari orang tuanya. Nama Bakpia Pathok 25 diambil dari tempat
bermulanya bakpia di Kampung Pathok dan angka 25 yang artinya selawe
memilik angka unik dan mudah diucapkan. Selain Bakpia Pathok 25, usaha
bakpia ini juga memiliki cabang merk lain yaitu Bakpia Pathok 99 yang mulai
dirintis 10 tahun setelah berdirinya Bakpia Pathok 25, namun dari kedua merk
dagang bakpia tersebut yang paling dicari konsumen adalah Bakpia Pathok 25
karena nama merk yang lebih terkenal lama serta teksturnya lebih lembut dan
lebih manis.
Bakpia merupakan jajanan khas dari Yogyakarta yang sering dijadikan
oleh-oleh bila berkunjung ke sana. Semakin berkembangnya perusahaan, saat
ini Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki 8 toko yang tersebar di
Yogyakarta. Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat
produksi Perusahaan Bakpia Pathok 25 dengan merk dagang 25. Perusahaan
Bakpia Pathok 25 beroperasi mulai dari jam 06.00 sampai jam 16.00 WIB.
Perusahaan Bakpia Pathok 25 ini mempekerjakan pegawai dengan rincian 60
pekerja tetap dan 200 lebih pekerja tak tetap yang kebanyakan dari mereka
adalah orang perantauan. Bakpia yang diproduksi biasanya sekitar 400 kotak
dalam sehari atau bahkan lebih apabila pada saat menjelang hari besar, jadi
sistem produksi yang mereka pakai adalah sistem pesanan dimana satu hari
mereka produksi langsung habis dihari yang sama sehingga mereka benar-
benar menjaga kualitasnya.
Bakpia yang diproduksi dibagi menjadi 2 jenis bakpia yaitu bakpia basah
yang bisa tahan selama 4 hari dan bakpia kering yang bisa tahan lebih lama
yaitu 10 hari, dimana kedua bakpia memiliki perbedaan dari cara membuat
kulitnya. Bila bakpia basah setelah kedua lapisan kulit dijadikan satu cukup
sekali saja melipat adonan kulitnya kemudian dibulatkan dan rendam dalam
minyak terlebih dahulu lalu diberi isian, sedangkan untuk bakpia kering,
kedua lapisan dijadikan satu kemudian dibentuk seperti digulung sampai tiga
kali agar kulit berlapis-lapis sehingga menghasilkan kulit yang renyah
langsung diberi isian tanpa perlu direndam dalam minyak. Varian rasa bakpia
basah sendiri ada rasa original yaitu isian kacang hijau, sedangkan untuk
bakpia kering memiliki varian rasa coklat, keju, nanas, durian dan lain-lain.
Kemasan Bakpia terbuat dari kotak kardus yang dilapisi kertas minyak agar
menyerap minyak yang ada pada bakpia. Kemasan Bakpia Pathok 25 biasa
isinya 15 buah namun ukurannya besar sedangkan kemasan Bakpia Pathok 99
biasa isinya 20 buah namun ukurannya kecil yang keduanya dibanderol
seharga 30.000 rupiah, selain kemasan biasa juga terdapat kemasan premium
yang dibanderol dengan harga 45.000 rupiah.
Proses produksi pembuatan bakpia terdiri dari pembuatan kulit bakpia,
pembuatan adonan pelapis, dan pembuatan isiannya. Pembuatan kulit bakpia
dimulai dengan memasukkan 7 kg tepung, gula, garam, dan minyak goreng
dicampur lalu masukkan air diaduk dengan mixer diperlukan waktu 30 menit
sampai adonan kalis kemudian adonan di pressing dengan alat roller sampai
kalis selama 15 menit agar adonan tidak pecah saat ditarik. Pembuatan
adonan pelapis dengan mencampur 2 jenis tepung perbandingan 1 banding 1
dan minyak goreng ke dalam mixer sampai adonan kalis, adonan pelapis
digunakan agar kulit menjadi empuk. Pembuatan isi bakpia terbuat dari
kacang hijau sebanyak 25 kg yang dipecah dengan mesin penggiling selama
15 menit dan direndam dalam drum selama 3 jam agar mengembang, hasil
limbah kulit kacang dijadikan pakan ternak sehingga limbah bakpia benar-
benar dimanfaatkan agar tidak mencemari lingkungan.
Selanjutnya dicuci agar terpisah dari kulitnya, ditiriskan agar terpisah
dengan air bekas cucian serta dikukus sampai lunak selama 2 jam dengan alat
boiller yang memakai kayu bakar dengan prinsip steamer atau uap melalui
pipa yang berisi air. Kemudian karena ukurannya masih kasar, kacang hijau
dihaluskan kembali dengan penggiling meat grinder dan digoreng dengan
minyak yang sudah panas, garam, dan gula pasir dalam alat mixer frying
selama 15 menit tergantung besar kecilnya api, setelah matang didinginkan.
Langkah terakhir yaitu membentuk adonan kulit dengan tambahan adonan
pelapis yang diisi dengan kacang hijau dengan bentuk bulat pipih selama 5
menit dan dipanggang selama 10 menit sambil dibalik tiap 5 menit agar
kematangannya merata. Kemudian bakpia didinginkan dengan cara
dianginkan pada rak kayu agar uap air hilang dan dikemas ke dalam kotak
kardus.
Menurut Nurhasanah (2013), peta proses operasi menggambarkan
langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan atau bahan-
bahan dalam urutan-urutannya sejak awal sampai barang jadi utuh maupun
sebagai bagian setengah jadi. PPO memuat informasi-informasi yang
diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material
yang digunakan, dan tempat atau alat serta mesin yang dipakai. Berdasarkan
hasil PPO dari proses pembuatan bakpia isi kacang hijau, hampir semua
stasiun adalah gabungan dari kegiatan operasi dan inspeksi, kecuali pada
stasiun pengecekan isian bakpia yang hanya termasuk kegiatan inspeksi.
Hasil ringkasan PPO menunjukkan jumlah dari kegiatan operasi, inspeksi,
dan storage atau penyimpanan adalah 14, 15, 1, sehingga totalnya 30 buah
dengan waktunya 427,75 menit, 428,25 menit, dan 0 menit sehingga total
waktunya adalah 856 menit.
Menurut bintang (2017), metode OWAS dan RULA digunakan untuk
menganalisis sikap kerja pekerja, metode OWAS dan RULA digunakan
karena bekerja banyak menggunakan tubuh bagian atas saat beraktivitas.
Berdasarkan hasil tabel OWAS pada stasiun kerja penataan bakpia pada
loyang sebelum pengovenan, rincian pada kajian punggung atau back
pergerakannya bungkuk ke depan dan miring ke samping dengan skor 4.
Kajian pada legs atau kaki pergerakannya berdiri dengan bertumpu pada satu
kaki lurus dengan skor 3. Kajian pada lengan atau arms pergerakannya kedua
lengan di bawah bahu dengan skor 1 dan kajian pada beban atau loud
menunjukkan berat beban adalah kurang dari 10 kg yang menunjukkan skor
1. Skor akhir dari tabel OWAS menunjukkan angka 2 yang artinya memiliki
sifat kerja pekerjaan agak berat, yang artinya sikap ini berbahaya pada sistem
muskuloskeletal atau sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang
signifikan sehingga memerlukan perbaikan di masa yang akan datang. Solusi
yang diperlukan sebaiknya pekerja diberi kursi untuk pergantian posisi saat
pekerja sedang lelah serta tinggi meja dapat disesuaikan dengan postur tubuh
pekerja agar pekerja tidak membungkuk.
Berdasarkan hasil tabel REBA untuk tabel A pergerakan leher fleksi
lebih dari 20 derajat dan leher memutar atau miring menunjukkan skor 3.
Pergerakan punggung fleksi dengan posisi punggung memutar atau miring
menunjukkan skor 3. Pergerakan kaki bergerak dengan posisi kaki tidak stabil
atau tidak tegak lurus pada postur yang tidak stabil dengan lutut ditekuk 30
hingga 60 derajat fleksi menunjukkan skor 3. Jadi skor tabel menunjukkan
angka 7 dengan beban kurang dari 5 kg atau skor bernilai 0 sehingga skor
tabel akhirnya sebesar 7.
Berdasarkan hasil tabel REBA untuk tabel B pergerakan lengan atas
bergerak secara fleksi 45 hingga 90 derajat menunjukkan skor 3. Pergerakan
lengan bawah bergerak fleksi 60 hingga 100 derajat yang menunjukkan skor
1. Pergerakan pergelangan bergerak secara seleksi lebih dari 15 derajat yang
menunjukkan skor 2, sehingga skor tabel menunjukkan angka 4 dengan skor
genggaman bernilai nol atau baik sehingga skor tabel akhirnya sebesar 4.
Hasil skor tabel C menunjukkan skor 8 dengan aktivitas skor 1 jika
pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat atau diulang lebih dari 4
kali per menit sehingga skor akhir tabel menunjukkan 9 yang berada pada
action level 3 dengan tingkat risiko tinggi sehingga perlu tindakan
secepatnya. Solusi yang diperlukan sebaiknya pekerja diberi kursi untuk
pergantian posisi saat pekerja sedang lelah serta tinggi meja dapat disesuaikan
dengan postur tubuh pekerja agar pekerja tidak membungkuk.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pengamatan pekerja penataan bakpia pada loyang
di Industri Bakpia Pathok 25, untuk metode OWAS menunjukkan kategori 2
atau pekerjaan agak berat dan metode REBA menunjukkan skor 9 yang
berada pada action level 3 dengan tingkat risiko tinggi. Jadi dari hasil kedua
metode di atas, pekerja perlu tindakan secepatnya untuk mencegah
peningkatan risiko yang lebih besar yaitu dengan memberikan kursi agar
digunakan pekerja saat pekerja lelah dan butuh pergantian posisi. Tinggi
meja disejajarkan dengan postur pekerja agar pekerja tidak membungkuk,
sehingga solusi di atas diharapkan dapat meningkatkan kinerja pekerja.
E. DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Alfin Nur dan Shanty Kusuma Dewi. 2017. Analisa Postur Kerja
Menggunakan Metode OWAS dan RULA. Jurnal Teknik Industri. Vol.
18. No. 01

Nurhasanah, Nunung dan Bima Prasetya Simawang. 2013. Perbaikan


Rancangan Tata Letak Lantai Produksi di CV. XYZ. Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Sains dan Teknologi.Vol. 2. No. 2

Wida R, Erlyna dan Choirul Anam. 2016. Pengelolaan Home Industry Usaha
Bakpia di Kabupaten Klaten. Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship. Vol. 01. No. 01

F. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai