Oleh
Ravina Fatma Nazaretha
NIM. 135100301111085
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nugget
2.2.3 Ketenagakerjaan
2005).
produk ataumungkin
sefleksibel desainnya sering
dalam berubah, tata
mengadaptasi letak mesin
perubahan harus
(Herjanto,
2.2.7 Sanitasi
2.2.8 Limbah
Berdasarkan wujudnya,
limbah padat, cair, limbah
serta gas dibedakan2008).
(Abdurahman, menjadi tiga, yaitu
2.2.9 Pemasaran
Penanganan bahan
bahan (material handling)
handling) dapat diartikan
sebagai menangani material dengan menggunakan peralatan
dan metode yang benar. Perencanaan penanganan bahan
merupakan komponen penting dalam perencanaan fasilitas,
terutama dalam desain tata letak. Oleh karenanya, perencanaan
tata letak dan perencanaan penanganan bahan selalu saling
terkait satu dengan lainnya (Herjanto, 2007). Suatu tata letak
fasilitas produksi yang optimal harus didukung dengan kegiatan
pemindahan bahan (material
(material handling ) yang baik (Ningtyas dkk,
2013).
Perbaikan dalam penanganan bahan memiliki dampak
positif terhadap desain kerja dan keergonomisan. Semakin jauh
jarak dan banyaknya pergerakan, akan berpengaruh pada biaya
operasi transportasi dan material handling (Sukmoro, 2010).
Sistem material handling yang kurang sistematis menjadi
masalah yang cukup besar dan mengganggu kelancaran proses
produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan
(Susetyo dkk, 2010). Rancangan tata letak yang baik dapat
meminimalkan biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses
atau material handling (Fuad
(Fuad dkk, 2006).
2006).
Observasi merupakan
cara melakukan teknik pengumpulan
pengamatan datayang
tentang keadaan dengan
ada
di lapangan.
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
peneliti dengan narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen
yang dibuat oleh peneliti sendiri.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data
dengan pencarian informasi dokumen tertulis maupun
dokumen elektronik.
2. Tugas Khusus
Khusus
Lampiran 32.
. Sertifikat halal dari MUI dapat dilihat pada
Lampiran 3.
4.2 Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi suatu perusahaan merupakan hal yang
sangat penting, karena lokasi akan mempengaruhi bagaimana
perusahaan akan berjalan kedepannya dalam mencapai tujuan
perusahaan. PT. Malindo Food Delight berlokasi di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek Km. 37 Blok AA-10 Komplek Deltamas,
Cikarang Pusat, Bekasi –Jawa
–Jawa Barat. Sedangkan untuk kantor
pusat (Head
(Head Office)
Office) beralamat di Jalan RS. Fatmawati No.39,
Komplek Duta Mas Fatmawati Blok A 1 No. 30-31-32 Jakarta
Selatan 12150. Lokasi perusahaan cukup strategis karena
berada di kawasan industri yang merupakan salah satu
kawasan industri terbesar se-Asia. Lokasi perusahaan berada
jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu
aktivitas penduduk. Selain itu di kawasan industri tersebut
tersedia air bersih dan tenaga listrik yang cukup untuk semua
aktivitas perusahaan. Adapun alasan pemilihan lokasi
perusahaan yaitu infrastruktur lengkap dan tertata, serta akses
mudah untuk dijangkau. Peta lokasi PT. Malindo Food Delight
dapat dilihat pada Lampiran 4.
PT. Malindo
Malindo Food Delight berdiri diatas tanah seluas 2,6 ha
atau sama dengan 26.000 m2 2 dengan luas bangunan 1,6 ha
atau sama dengan 16.000 m . Bangunan tersebut meliputi pos
satpam, tempat parkir kepala departemen, kantor, laboratorium,
ruang produksi, warehouse
warehouse,, mushola, mess, ruang laundry ,
kantin, ruang boiler , ruang operator, ruang panel, ruang pompa,
parkiran karyawan, tempat pengolahan limbah, tempat sampah,
dan area WWTP. PT. Malindo Food Delight dikelilingi langsung
oleh berbagai industry. Perusahaan yang berada di sekitar PT.
Malindo Food Delight yaitu:
Barat : PT. Sanki Crane
Timur
Utara :: PT.
PT. Octo Corindo
Shiroki Indonesia
Selatan : PT. Nissin
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan
menentukan lokasi perusahaan adalah:
1. Bahan baku
2. Supply Tenaga
Tenaga Kerja
Lokasi perusahaan berada pada pusat industri di Cikarang.
Letaknya yang berada di pusat industri memberikan pengaruh
positif
dapat bagi perusahaan
dengan mudah dan masyarakat sekitar.
mendapatkan tenaga Perusahaan
kerja dari
masyarakat sekitar dan masyarakat mendapatkan lowongan
pekerjaan.
4. Transportasi
Lokasi perusahaan harus dekat dengan prasarana dan
sarana angkutan atau perhubungan. Misalnya jalan raya,
pelabuhan, atau jalur kereta api. Letak perusahaan berada di
jalan Tol Jakarta-Cikampek,
Jakarta-Cikampek, yang merupakan jjalan
alan raya utama.
Melalui jalan raya ini perusahaan mendistribusikan produknya
kepada konsumen.
Lokasi PT. Malindo Food Delight berada pada tempat
yang dikhusukan untuk industri. Pemilihan lokasi ini sudah baik,
dilihat
sehinggadari fasilitas kegiatan
menunjang yang disediakan khusus
PT. Malindo Food untuk industri,
Delight. Akses
yang dilalui menuju pabrik tidak untuk umum, sehingga
perjalanan karyawan tidak terhambat macet. Namun,
kekurangannya adalah angkutan umum tidak melewati area
industri. Karyawan yang tidak membawa kendaraan kesulitan
untuk pergi maupun pulang.
berjalan di
Kelemahan tempat.
struktur organisasi fungsional yaitu :
1. Sulit mengontrol perusahaan, karena banyaknya divisi serta
ahli di masing-masing bidang.
2. Banyak orang yang ahli di bidangnya, maka menimbulkan
konflik baik secara vertikal maupun horizontal.
1. Factory
Factory Manager/Plant
Manager/PlantManager
Manager(Manajer Pabrik)
(Manajer Pabrik) memiliki
tugas yaitu mengontrol kinerja dari semua manajer yang ada,
dimana pengontrolan tersebut termasuk input dan output
ataupun raw material hingga finish good.
2. Group
Group Accounting
Accounting
Group Accountin
Group Accounting
g memiliki tugas
t ugas yaitu melakukan final check
untuk kelengkapan dokumen sebelum melakukan
pembayaran, selain itu bertugas mengawasi kinerja seluruh
staff dan supervisor. Melakukan stock opnam,opnam, melakukan
recognize saldo.
saldo. Melakukan control advance,
advance, rekrut dan
pinjaman, memeriksa semua kelengkapan seperti jurnal
sebelum membuat finansial report dan membuat finansial
report.
3. Group Credit Control
Group Credit Control memiliki
memiliki tugas yaitu melakukan kontrol
yang berhubungan dengan credit control . Melakukan autoris
atau merilis barang dengan ketentuan yang sudah
ditetapkan.
4. Head HRD & GA
Head HRD memiliki tugas yaitu menjalankan kebijakan
ketenagakerjaan yang dalam
mengimplementasikan menunjang
program countorage plan yang
plan
kerja tahunan dan
mencakup perekrutan dan penempatan, training dan
pengembangan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Menyediakan, memelihara dan mengembangkan ketentuan-
ketentuan ke HRD-an yang fair, realistis, up to date
date dan
dapat diterima oleh tingkat plant cabang, karyawan atau
dalam kondisi
perusahaan, ATKbaik, (Alat serta
Tulis memonitoring kendaraan
Kantor), fasilitas kantor
(fotocopy, telephone dll), melakukan pembayaran jamsostek,
control air dan listrik.
5. Group EDP (IT)
(IT)
Group EDP (IT) memiliki tugas yaitu mengkoordinasikan
semua anggota IT yang ada di group company, serta
mengontrol kinerja personil IT sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
6. Head Production
Production
Head Production memiliki tugas yaitu mengatur sistem
operasional departemen produksi serta tata ruang kerja serta
penggunaan fasilitas. Melaporkan setiap potensi bahaya
yang mengancam keamanan produk, pada atasan (Plant
manager) atau tim keamanan pangan. Serta memimpin
manager)
dalam penerapan dan pengembangan efektivitas sistem
manajemen keamanan pangan.
7. Head Purchasing
Head Purchasing memiliki tugas yaitu melakukan
perencanaan, pengaturan dan penjadwalan pembayaran
untuk memaksimalkan arus kas. Melakukan perencanaan
pembelian
dibutuhkansehingga
tercukupibahan baku dan
dan cukup ruangbahan pendukung
untuk yang
menempatkan
barang yang dikirim.
8. Head Laboratory (Quality Control)
Control)
Head Laboratory memiliki tugas yaitu merencanakan jadwal
pemeriksaan sampel yang masuk, pelaporan hasil uji sampel
dan memastikan kegiatan pelaksanaan laboratory sesuai
pengecekan
itu membuatreport harian mingguan
laporan perawatan dan perbaikan.
dan Selain
daily checklist,
memonitor kondisi mesin melalui form checklist, dan
memantau permintaan barang (keluar dan masuk) spare part
dari tempat penyimpanan (storage).
(storage).
4.4 Ketenagakerjaan
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
Pada PT. Malindo Food Delight tenaga kerja dibagi menjadi
dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang
berhubungan langsung dengan produksi yang biasa disebut
Purcashing Manager
Staff 1
4
Quality Control Manager 1
(QC) Staff 4
GW 17
Tabel 4.2 Jam Kerja Tenaga Kerja pada PT. Malindo Food
Delight
Tenaga Kerja Hari Kerja Jam Kerja
Staff Senin-Jumat 08.30-17.30
(istirahat antara
12.00-13.00)
Bagian Produksi Senin-Jumat Shift 1: 06.00-15.00
Shift 2: 15.00-23.00
Security Senin-Minggu Shift 1: 08.00-20.00
Shift 2: 20.00-08.00
e. Cuti
PT. Malindo Food Delight memberikan cuti kepada setiap
tenaga kerja. Setiap tenaga kerja memiliki hak untuk mengambil
cuti, dimana cuti diberikan untuk satu bulan selama satu kali
sehingga jika diakumulasikan selama satu tahun, tenaga kerja
diperbolehkan cuti selama 12 hari. Namun, harus
dikoordinasikan dengan pimpinan terlebih dahulu mengenai
alasan mengambil cuti. Hal tersebut berlaku untuk tenaga kerja
yang telah bekerja minimal satu tahun berturut-turut.
Ketenagakerjaan di PT. Malindo Food Delight dikelola
dengan cukup baik. Karyawan bagian produksi merupakan
masyarakat yang tinggal di sekitar area industri. Ketersediaan
tenaga kerja di sekitar industri, membantu perusahaan dalam
mencari karyawan baru. Perusahaan menjamin kesehatan
karyawan dengan mendaftarkan karyawan pada BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial). Pemberian cuti sebulan sekali
masih kurang, karena cuti tidak
t idak dapat diakumulasikan.
Seperti yang diatur pada pasal 3 ayat (2) UU nomor 3
tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja telah dijelaskan
bahwa setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga
kerja (Putri, 2015). Kehadiran aktivitas perusahaan, membuka
lapangan
masyarakatkerja
akanbaru bagi masyarakat
peningkatan sekitarnya.merupakan
sosial ekonomi, Harapan
kesempatan yang diberikan perusahaan (Muchni, 2008).
3. Mesin Grinder
Merupakan mesin yang berfungsi untuk menghancurkan
daging menjadi kecil-kecil.
4. Mesin Mixer
Merupakan mesin yang berfungsi untuk mencampur raw
material agar homogen, sehingga nantinya menghasilkan
adonan yang baik.
5. Mesin Forming
Merupakan mesin yang berfungsi untuk mencetak nugget
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan. Seperti
contoh pada pencetakan nugget dino, nugget stick, nugget
original dan nugget varian.
6. Mesin Fryer
Merupakan mesin yang berfungsi untuk menggoreng adonan
yang telah dicetak sampai setengah matang
7. Mesin Oven//Flow
Oven
Merupakan mesincook
yang berfungsi untuk mengoven produk
yang telah digoreng sebelumnya
untuk
dioven,membekukan
kemudian produk
masuk yang telah
ke spiral
untuk di bekukan. Setelah produk beku,
produk di packing
di packing dan
dan disimpan di cold
storage.
storage.
9. Metal Detector :Merupakan mesin yang memiliki fungsi
untuk mendeteksi adanya metal ataupun
logam yang terdapat pada produk
sebelum akhirnya produk dikemas
kedalam karton, sehingga mesin ini akan
otomatis menghentikan produk yang
didalamnya terdapat metal atau logam.
hingga
nugget 12 ton dilihat
dapat perharinya. Diagram alir
pada Lampiran 6. proses
6. Berikut pembuatan
tahapan –
tahapan pembuatan nugget :
1. Receiving
Dalam receiving terdapat raw material frozen yaitu daging
ayam seperti BSL (Bone, Skin, Leg), BSB, BSL Block, wing dan
tulip wing. Bahan-bahan tersebut dilakukan pengontrolan oleh
QC (Quality Control) seperti kondisi truk pengangkut,
organoleptik, Tcore produk (-18oC)
C),, kemasan, identitas produk,
dan COA.
COA. Selain itu terdapat dry material seperti tepung, bumbu
yang berbentuk tepung,
tepung, seasoning (MSG, garam, bawang putih,
bawang merah dalam bentuk bubuk), dan BTP (Bahan
Tambahan Pangan).
2. Penyimpanan R aw Ma Materi
teria
al
Dalam penyimpanan raw material dibagi menjadi dua yaitu
penyimpanan di cold storage untuk raw material dalam bentuk
frozen seperti daging ayam, dan penyimpanan dry storage
frozen
digunakan untuk menyimpan dry material seperti bahan tepung-
tepungan dan starch, seasoning (MSG, garam, bawang putih,
bawang
pewarna merah
(khususdan
untuksebagainya dalam
sosis). Setiap bentuk
bahan bubuk),
tersebut dan
dilakukan
pengecekan oleh QC seperti pada raw material frozen dicek
GMP (Good Manufacturing Practice), FEFO (First
(First Expired First
Out ),
), dan organoleptik (warna, aroma, tekstur dll).
sebelumnya.
digunakan Penimbangan
dalam berfungsi
produksi sesuai agar formula
dengan bahan yang akan
yang telah
dirancang sebelumnya sehingga didapatkan produk sesuai
dengan yang diharapkan. Kemudian dalam kondisi meat cart
merupakan kondisi dimana daging siap di mixing.
Sedangkan untuk dry material setelah melalui proses
penyimpanan kemudan dihitung kuantitas yang diperlukan
sesuai dengan formula. Dry material seperti tepung terigu
dilakukan pengecekan dengan cara mengambil sampelnya
untuk dilihat bagaimana cemarannya dan tanggal expired , jika
QC telah melakukan pengecekan dan bahan tersebut dalam
keadaan baik maka dapat dilanjutkan untuk proses berikutnya
yaitu ditimbang sesuai dengan formula dan kemudian dry
material siap untuk di mixing.
4. Mi
Mixx i ng
Daging dan dry material yang telah siap tadi kemudian
ditambahkan air dan es. Penambahan es tersebut berfungsi
untuk mempertahankan suhu dalam adonan agar tetap <10 oC.
Dimana untuk suhu daging ayam tersebut maksimal 5 oC,
sehingga saat di mixing perlu adanya penambahan es agar
o
suhu dapat
maka jadilahdipertahankan
adonan yang<10 C. Setelah
siap disimpandilakukan
terlebih mixing,
dahulu
sebelum dilakukan forming. Pada adonan tersebut dilakukan
pengecekan oleh QC, dimana parameter yang diukur seperti
suhu adonan <10oC, konsistensi kekentalan adonan, dan
organoleptik (warna, tekstur, dll kecuali rasa).
5. Penyimpanan adonan
Setelah terbentuk adonan, kemudian adonan dimasukkan
kedalam keranjang merah, dimana keranjang merah tersebut
dinding-dindingnya terdapat lubang-lubang yang berfungsi agar
udara dapat masuk kedalam adonan yang disimpan. Adonan
yang telah masuk ke dalam keranjang tersebut selanjutnya
suhu chiller yaitu -3oC
dilakukan proses thawing namun dengan suhu chiller
sampai -5oC selama minimal 24 jam. hal tersebut bertujuan agar
adonan nantinya mudah untuk dicetak, karena suhu tersebut
merupakan suhu optimal untuk adonan.
7. Coating 1
Setelah adonan dibentuk sesuai dengan ketentuan produk,
kemudian dilakukan coating dengan memakai mesin butter
coating. Saat proses coating dilakukan pengecekan suhu dan
konsistensi (kekentalan) adonan yang telah dicetak tersebut
oleh QC. Suhu dalam adonan yang telah dicetak maksimal 5 oC
karena pada suhu tersebut bakteri tidak dapat berkembang
dengan cepat.
8. Coating 2
Setelah dilakukan proses coating 1, kemudian dilakukan
proses coating 2. Dalam proses coating 2 memakai mesin bread
crumb yang digunakan untuk menambahkan tepung roti pada
crumb
adonan nugget yang sebelumnya telah dicetak. Tepung roti
tersebut sebelumnya telah ditimbang didalam ruang premix
sesuai dengan formula, untuk mengetahui berapa bahan yang
dibutuhkan untuk proses produksi.
9. Frying (Penggorengan)
Adonan yang telah di coating , kemudian dimasukkan
kedalam tempat penggorengan atau frying dengan
dengan suhu minimal
150oC selama 45 sampai 50 detik. Tujuan dari penggorengan ini
sendiri yaitu untuk mematangkan atau membentuk coating serta
10. Cooking
Cooking atau biasa disebut dengan pemasakan produk
dilakukan didalam mesin Oven Flow Cook. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses cooking ini selama 3 menit untuk
produk nugget, sedangkan suhu yang diperlukan yaitu 150oC.
Tujuan dari proses ini yaitu untuk mematangkan produk dengan
o
suhu minimal 83
mikroorganisme C, dimana
dapat pada
mati. Pada suhuinitersebut
proses dilakukansemua
CCP
(Critical Control Point) oleh QC dikarenakan pada proses ini
merupakan step terakhir untuk mengurangi atau mematikan
bakteri hingga pada level aman untuk produk dapat dikonsumsi
yaitu kurang lebih jumlah koloni bakteri sekitar 1 x 10 4 (Standar
Nasional Indonesia). Selain itu QC juga melakukan pengecekan
terhadap suhu produk dan kondisi organoleptik produk (warna,
rasa, bentuk, aroma dll).
11. Freezing
Setelah dilakukan proses cooking, kemudian dilakukan
freezing pada produk dengan menggunakan mesin spiral
freezer. Produk dimasukkan kedalam spiral freezer dengan
suhu <-27oC dengan waktu 30 hingga 40 menit. Suhu produk
suhu
setelah mengalami freezing adalah -18oC, namun pada
kenyataannya biasanya suhu produk adapula hanya -14 oC, hal
tersebut dikarenakan spiral freezer yang digunakan mempunyai
kapasitas yang sedikit serta jarak antara proses sebelumnya
dengan freezing yang terlalu dekat sehingga suhu tidak bisa
mencapai -18oC, karena dari proses yang panas langsung
menuju
kategori proses pendinginan.
batas aman. DalamNamun
proseshal tersebut
freezing masih dalam
dilakukan CCP
oleh QC hal tersebut karena ini merupakan step
step terakhir untuk
mempertahankan jumlah mikroorganisme yang ada dalam
produk dalam level yang aman untuk dikonsumsi.
12. Packing
13. Weighing
Proses penimbangan produk dilakukan ketika produk sudah
dimasukkan kedalam kemasan. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan timbangan analitik secara manual oleh tenaga
kerja
berat yang bertugas.
produk Penimbangan
yang telah ditentukan.dilakukan sesuaidilakukan
Penimbangan dengan
bertujuan agar produk yang akan dipasarkan beratnya sesuai
dengan berat produk yang tertera diluar kemasan produk.
14. S ealin
ealingg
Proses sealing merupakan proses dimana menutup kemasan
agar udara tidak dapat masuk kedalam kemasan serta agar
produk terjaga higienitasnya dan mencegah adanya kontaminasi
lain pada produk. Proses ini dilakukan dengan menggunakan
mesin sealer.
15. Meta
Metall D etectin
etectingg
Metal detecting merupakan proses pendeteksian adanya
logam ataupun metal yang terdapat didalam produk. Proses ini
menggunakan mesin metal detector, dimana mesin ini akan
menghentikan produk ketika produk tersebut didalamnya
terdapat metal atau logam. Pada proses ini dilakukan CCP oleh
QC karena proses ini merupakan step terakhir untuk mendeteksi
adanya logam atau metal yang ada didalam produk sehingga
perlu adanya pengendalian.
16. Cartoning
Cartoning merupakan proses dimana memasukkan produk
yang telah dikemas dengan kemasan primer kedalam karton.
Karton tersebut terdiri atas tiga lapisan, hal tersebut agar saat
produk yang telah dikarton dimasukkan kedalam suhu dingin,
karton tidak mudah lembek atau hancur.
17. C ol
old
d S torag
orag e
Setelah produk dimasukkan ke dalam karton, selanjutnya
produk tersebut disimpan ke dalam cold storage dengan suhu -
18oC. Namun, aktualnya dapat mencapai suhu -27 oC. Produk
yang telah disimpan ke dalam cold storage mampu bertahan
hingga sesuai dengan tanggal kadaluarsa.
menggunakan
less, BSLBreast),
Skin less, (Bone less,
yaituSkin less, Leg)
daging ayamdan BSB tulang.
tanpa (Bone
Penggunaan BSL dan BSB dapat mempercepat waktu produksi,
karena tidak perlu melakukan pemisahan tulang. Daging BSL
dan BSB merupakan daging bagian paha dan dada. Biasanya
nugget terbuat dari daging bagian dada saja. Namun dengan
menggunakan daging bagian paha, akan mengurangi biaya
produksi. Pengurangan biaya produksi akan membuat rendah
harga jual produk nugget.
Pembuatan chicken nugget pada umumnya hanya
menggunakan daging dari bagian dada. Daging dari bagian ini
banyak disukai konsumen karena kandungan lemaknya rendah,
serabut dagingnya seragam, dan warnanya yang terang. Namun
hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi yang pada
akhirnya akan menyebabkan tingginya harga jual produk
chicken nugget . Oleh karena itu, perlu diupayakan alternatif
pembuatan chicken nugget dengan
dengan tanpa mengurangi nilai gizi
maupun daya terima konsumen. Caranya, dengan membuat
chicken nugget dari
dari berbagai bagian karkas broiler . Hal ini bisa
menekan biaya produksi yang pada akhirnya akan lebih bisa
diterima konsumen, karena harganya yang terjangkau (Sutaryo
dkk, 2006).
2006).
4.7 Tata Letak Fasilitas
dibagi menjadi
loker yang dua untuk
disediakan. pria dan
Ruang gantiwanita, begitu
dan loker juga untuk
berada pada
pintu masuk ruang produksi. Dalam ruang ganti tersebut
disediakan satu set pakaian khusus yang digunakan dalam
proses produksi seperti baju khusus, sepatu, sarung tangan,
masker dan penutup kepala.
c. Mess
Perusahaan menyediakan dua mess yang digunakan untuk
beristirahat. Di dalam salah satu mess terdapat ruangan P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) atau biasa disebut
dengan klinik yang digunakan untuk tempat pertolongan
pertama jika ada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
saat melakukan pekerjaannya. Fasilitas yang disediakan
didalam mess antara lain tempat tidur, televisi, lemari es,
dispenser, meja makan, dan dua kamar mandi.
d. Mushola
Perusahaan meyediakan mushola sebagai tempat untuk
beribadah bagi karyawan yang beragama muslim. Mushola
yang terdapat di perusahaan sebanyak satu buah yang
letaknya diantara mess
mess dan tempat laundry.
laundry. Didalam
mushola disediakan peralatan sholat yang dapat digunakan
karyawan.
e. Toilet
Jumlah toilet yang tersedia sebanyak kurang lebih 10 buah.
Lantai toilet terbuat dari ubin yang selalu dijaga
kebersihannya. Pembersihan toilet dilakukan secara rutin
oleh pegawai yang bersangkutan dan dilakukan jadwal
pembersihannya.
f. Tempat Parkir
Perusahaan menyediakan dua tempat parkir, yaitu untuk
karyawan dan untuk atasan. Tempat parkir untuk atasan
terletak di depan kantor, sedangkan tempat parkir untuk
karyawan terletak di bagian belakang dekat dengan kantin.
g. Tempat Laundry
Perusahaan menyediakan tempat laundry sebagai tempat
untuk mencuci pakaian yang digunakan karyawan bagian
produksi. Di dalam tempat laundry terdapat dua mesin, yaitu
mesin pencuci dan mesin pengering.
h. Kantin
Kantin
istirahatdisediakan olehDidalam
makan siang. perusahaan untuk
kantin tempat
terdapat karyawan
penjual yang
menyediakan makanan, minuman, dan makanan ringan.
4.8 Sanitasi
a. Sanitasi Ruang
Sanitasi ruang diterapkan di dalam ruang produksi yang
meliputi area dinding-dinding, pintu, langit-langit dan lantai area
produksi. Proses sanitasi ruang biasanya dilakukan setelah
produksi.
proses produksi
2 shift dalam berlangsung.
sehari, dimana Proses produksi
satu shift untuk dilakukan
produksi selama
nugget
dan satu shift lainnya dilakukan pembersihan mesin, peralatan
dan area produksi. sanitasi pada dinding-dinding, langit-langit
dan lantai dilakukan dengan menyikat menggunakan bahan
kimia yang bersifat basa yang sebelumnya dilarutkan dengan air
terlebih dahulu. Sanitasi pada pintu dilakukan dengan cara
membersihkan pintu apabila ada kerak dengan cara disikat.
Apabila terjadi kerusakan pada segel pintu maka akan
dilaporkan kepada penanggung jawab. Untuk menghalau
serangga masuk kedalam ruang produksi, di depan pintu masuk
dipasang plastik curtain.
curtain.
c. Sanitasi Pekerja
Sanitasi tidak hanya dilakukan terhadap ruangan maupun
mesin dalam proses produksi, namun para pekerja yang
berhubungan langsung dengan proses produksi juga dilakukan
sanitasi. Para tenaga kerja bagian produksi, tenaga kerja lain
maupun
diwajibkanvisitor
yangdariakan
terbebas memasuki
penyakit hepatitisruangan
B, hal produksi
tersebut
dikarenakan penyakit tersebut dapat mengkontaminasi produk
yang akan diproduksi serta gejalanya tak terlihat. Sebelum
memasuki ruangan produksi, karyawan bagian produksi harus
memakai pakaian khusus yang telah disediakan. Selain itu
karyawan diwajibkan memakai masker, penutup rambut dan
sepatu boot. Hal wajib lainnya yang harus dilakukan yaitu
mencuci tangan dengan sabun yang bersifat netral serta
mengandung desinfektan. Sanitasi karyawan dilakukan melalui
hygiene person, yaitu sikap karyawan dalam menjaga
kebersihannya sendiri. Hygiene person dilihat dari kebersihan
pakaian yang digunakan karyawan, kuku tidak panjang dan
rambut rapi atau tidak panjang. Saat proses produksi karyawan
diharuskan mengganti sarung tangan setiap 2 jam sekali.
Perusahaan menyediakan fasilitas laundry yang digunakan
untuk mencuci pakaian kotor yang digunakan setelah proses
produksi. Pakaian produksi hanya boleh dipakai didalam ruang
produksi, setelah di luar ruang produksi harus dilepas.
Perusahaan melakukan briefing sebulan sekali untuk
mengontrol hygiene person dari karyaw
k aryawan.
an.
4.9 Limbah
b. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan kemudian diolah dengan
mnggunakan WWTP (Wastewater Treatment Plant).
Plant). WWTP
(Wastewater Treatment Plant) merupakan sarana yang
digunakan untukPenempatan
ruang produksi. mengolah limbah
WWTP cairharusyang dihasilkan
berdekatan dari
dengan
kolam limbah. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan cara
menampung limbah cair hasil produksi dimana tercampur
minyak, lemak, tepung adonan yang tercampur air, detergen,
dan chemical didalam kolam penampungan (screening (screening
chamber ).
). yang selanjutnya ditransfer pada grease trap
trap yang
setelah
sedimentationdicampurkan, limbah pemisahan.
tank untuk dilakukan tersebut ditransfer ke
Lumpur yang mengendap ditransfer ke bak lumpur (sludge ( sludge
drying bed), kemudian kotoran yang mengambang dipompa
dengan scum skimmer pump pump lalu dikembalikan pada aeration
tank . Selanjutnya hasil air yang jernih di filter dengan influent
pump lalu
pump lalu dimasukkan dalam tabung sand filter dan carbon filter
untuk menghilangkan bakteri atau racun yang ada dalam air.
Setelah itu dialirkan dengan diberi chlorine feeder untuk
menjernihkan air dan membunuh bakteri yang ada di air.
Kemudian air tersebut ditampung pada effluent tank , lalu
dialirkan atau dibuang ke kawasan. Air yang dibuang tersebut
berupa air bersih dengan pH normal. Sedangkan untuk lumpur
yang ditampung pada bak sludge drying bed dibiarkan hingga
kering kemudian dimasukkan kedalam karung dan dilakukan
pengolahan lanjutan oleh pihak kedua.
kedua. Standar kadar limbah
cair di PT. Malindo Food Delight dapat dilihat pada Tabel 4.3 di
bawah ini.
4.10 Pemasaran
a. SUntuk
eg menting
mentin g (Segmentasi)
segmentasi yang digunakan dari segi demografis yaitu
mengarah pada kelas menengah atas dan kelas menengah
bawah. Dimana pengelompokan tersebut dibagi berdasarkan
produk, yaitu untuk produk dengan brand Sunny Gold
diperuntukkan konsumen kelas menengah atas, sedangkan
brand Ciki Wiki dan Sobat diperuntukkan konsumen kelas
menengah bawah. Produk Ciki Wiki lebih ditargetkan untuk
anak-anak. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkatan harga
yang ditetapkan untuk produk-produk tersebut.
b. Targeting (Target)
Target pemasaran produk-produk PT. Malindo Food Delight
ini mengarah pada sasaran ibu-ibu muda antara 25 sampai
35 tahun, dan anak-anak.
c. Positioning (Posisi)
PT. Malindo Food Delight memposisikan produk sebagai
follower atau pengikut.
pengikut. Posisi tersebut merupakan posisi
dimana menempatkan produk-produk di bawah produk yang
telah memiliki nama besar.
a. Pengendalian
Pengendalian Mutu
mutu Bahan
bahanBaku
Baku perusahaan diserahkan
baku
kepada perusahaan supplier . Perusahan supplier bahan baku
merupakan perusahaan yang sudah memiliki lisensi mutu dan
merupakan perusahaan yang telah dipercaya. Oleh karena itu,
pengendalian mutu bahan baku pada PT. Malindo Food Delight
dimulai dari penerimaan bahan baku. Tetapi QC juga melakukan
pengawasan secara umum terhadap perusahaan supplier
bahan baku. Setiap bahan baku yang masuk dilakukan
pengecekan oleh QC. Misalnya saja untuk bahan tepung
dilakukan pengecekan dengan cara dilihat bagaimana kondisi
tepung itu sendiri seperti warna, aroma, tekstur serta diayak
untuk mengetahui apakah di dalam tepung tersebut terdapat
benda asing yang dapat membahayakan jika dikonsumsi atau
kondisi sudah baik, begitupun untuk bahan-bahan lain juga
dilakukan pengecekan agar mutu dari bahan-bahan yang akan
nantinya memiliki
mutu proses mutupada
produksi yang baik.
PT. Penerapan
Malindo pengendalian
Food Delight adalah
sebagai berikut:
1. Penerimaan bahan baku
Pengendalian mutu pada bahan baku (raw material) di PT.
Malindo Food Delight meliputi analisis kondisi truk yang
digunakan untuk mengangkut, analisis kondisi packanging
bagian berkarat,
boleh luar truk. Bagian dalam trukdengan
tidak tercampur misalnyabahan
untuk kimia
lantai tidak
atau
kontaminasi lainnya seperti bahan nonpangan atau pangan
yang mengandung najis. Di dalam truk atau mobil box bahan
baku ditata sesuai dengan kode produksinya. Untuk bahan baku
selain daging, kondisi truk harus tertutup rapat, lantai bersih dan
tidak berkarat. Selain itu, kondisi di dalam truk atau mobil box
harus terbebas dari kutu dan ceceran bahan lain, tidak
tercampur dengan bahan pangan lain, nonpangan atau pangan
yang mengandung najis, tidak dicampur dengan bahan kimia
atau penyebab kontaminasi lainnya serta didalamnya dialasi
oleh pallet
oleh pallet dan ditata sesuai dengan kode produksiny
produksinya.
a.
Penerimaan bahan baku memiliki beberapa kriteria yaitu
pada kondisi kemasan sekunder bahan daging, dimana plastik
pembungkus harus dalam kondisi bersih serta tidak sobek.
Sedangkan untuk bahan baku tepung-tepungan, harus terdapat
inner plastik agar bahan baku tidak bersentuhan langsung
dengan karung. Kondisi karung harus baik meliputi jahitannya
yang rapi, tertutup sempurna dan warna benang tidak berwarna
putih sehingga tidak menyerupai warna bahan, serta terdapat
identitas bahan baku seperti nama produk, tanggal atau kode
produksi, tanggal
nama supplier. atauidentitas
Untuk kode produksi, tanggal
harus jelas kadaluarsa
meliputi dan
label harus
kuat, tulisan jelas dan tidak mudah terlepas ataupun terhapus.
Kondisi kemasan harus utuh, tidak sobek atau tidak jebol.
Kondisi pengemas sendiri harus bersih, tidak berdebu, tidak
berbau diluar bau produk serta tidak ada bekas tapak kaki.
Untuk bahan baku minyak, kondisi tangki harus bersih dan tidak
dalam kondisi yang terbuka.
t erbuka.
Untuk organoleptik bahan baku daging ayam, kenampakan
harus utuh dengan suhu tengah minimal -12oC, bebas dari bulu
ayam, warna daging putih segar khas daging, tidak memiliki
bekas memar serta bau amis khas daging ayam. Untuk bahan
baku tepung-tepungan warna harus sesuai dengan warna khas
bahan, aroma khas bahan, rasa khas dari bahan serta tekstur
bahan. Pengendalian mutu pada minyak yakni
yang khas dari bahan.
dengan pengambilan sampel yang diuji menggunakan TPM
(Total Polar Material ) meter untuk mengetahui Free Fatty Acid
atau
FFA asam lemak lurus
berbanding bebasdengan
yang terkandung
nilai TPM.dalam
Nilai minyak. Nilai
FFA dalam
minyak yang baik yakni <14%. Untuk mendapat perhitungan
yang tepat QC melakukan verifikasi TPM meter dengan
melakukan pengecekan atau pengkalibrasian dengan pihak luar
sekali dalam setahun.
3. Penimbangan
Sebelum dilakukan penimbangan, daging ayam beku harus
di Thawing selama 12 jam dalam ruangan chiller dengan suhu
0
1-5 C. Bahan
pembuatan baku
nugget haruspenakaran
. Untuk ditimbangbumbu
sesuaimenjadi
dengantanggung
formula
jawab bagian premix dari departemen research and
development . Pada tahap ini QC memastikan bahwa bahan
baku dari warehouse
warehouse dapat digunakan untuk proses produksi
dan sesuai dengan formula. Jika bahan baku sesuai maka
proses selanjutnya dapat dilakukan.
4. Pencampura
Pencampurann Bahan
Pada proses pencampuran bahan, QC memastikan bahwa
langkah-langkah dari pencampuran sudah berjalan sesuai
dengan Standard Operating Procedur (SOP). QC juga
mengecek suhu saat proses mixing . Suhu maksimal mixing
yakni 120C, karena jika pada suhu diatas 12 0C bakteri dapat
tumbuh. Waktu saat pencampuran juga harus tepat, agar bahan
tercampur dengan baik. Setelah itu dicek warna, aroma, dan
suhu (maksimal 120C). Setelah mixing dilakukan pembekuan,
agar saat pembentukan (forming)
(forming) nugget dapat dicetak dan
tidak lembek. Pada saat pencetak
pencetakan
an QC memeriksa berat per
dan suhu adonan. Adonan dijaga pada suhu -30C sampai
pieces dan
pieces
-40C. QC juga mengecek tentang kebersihan mesin. Proses
selanjutnya yakni
mengecek berat coating
nugget butter
per pieces.
per pieces . mix, bread crumb,
crumb, QC
5. Pemasakan
Pada tahap pemasakan QC bertugas untuk memastikan
(TCore)) minimal 830C sampai 970C.
bahwa suhu lapisan tengah (TCore
Pada proses penggorengan dilakukan proses pengecekan
6. Pembekuan
Proses pembekuan menggunakan Spiral Freezer selama
30-40 menit. Pada tahap ini QC melakukan pengecekan apakah
suhu dan waktu dari mesin spiral sudah sesuai yakni -310C.
Serta suhu produk akhir harus minimal -140C.
7. Packing
Sebelum dilakukan pengemasan, departemen QC
melakukan pengecekan terhadap kemasan primer (plastik).
Pengecekan tersebut meliputi kebersihan, bentuk fisik dan
kesesuaian antara kode produksi dan tanggal kadaluarsa
produk. Setelah produk masuk dalam kemasan plastik, maka
proses selanjutnya adalah mengecek adanya bahan bahan
metal dengan menggunakan metal detector . Jika produk terbukti
mengandung bahan metal, maka produk dibuang. Setelah
produk lolos uji metal maka selanjutnya adalah pengemasan
kedalam karton. Sebelum pengemasan, QC mengecek keadaan
dari karton pengemas. Pengecekan meliputi kebersihan, bentuk
fisik dan kesesuaian antara kode produksi dan tanggal
kadaluarsa.
mulaiPengendalian mutudatang,
dari raw material PT. Malindo
proses Food Delight
produksi, dan dilakukan
distribusi
produk akhir. Pengendalian mutu dilakukan dengan prosedur
yang jelas. Koordinasi pengendalian mutu berjalan dengan baik,
sehingga apabila ada gangguan teknis saat produksi akan dapat
diatasi.
Perusahaan melibatkan dua bagian yang saling terkait
dalam menentukan mutu hasil produksi, yaitu bagian gudang
dan bagian produksi. Mutu dari produk telah ditentukan sejak
persiapan bahan di bagian gudang. Kesalahan penimbangan
dan pemberian salah satu unsur bahan yang diminta oleh
bagian produksi akan mempengaruhi mutu roti yang dihasilkan
(Tisnowati dkk, 2008).
5.2 Proses Mat
Materi
eri al handlin
handlingg daging ayam dan tepung
terigu
5.6 Kecepatan Mat
Mater
erii al H andling
Berdasarkan informasi yang didapat, dapat diperkirakan
kecepatan material handling pada
pada PT. Malindo Food Delight
seperti pada Tabel 5.4
tepung
warehouse terigu dari
ke 51 40 1,275
premix
3 Pemindahan
tepung terigu dari 42 80 0,5
premix ke mixer
4 Pemindahan
adonan nugget ke 34,5 35 0,98
chiller
5 Pemindahan
adonan nugget dari
chiller ke mesin 46 45 1,02
forming
6 Pemindahan finish
good ke cold 83,5 95 0,87
storage 4
5.7 Operator Mat
Mater
erii al H andling
Pada proses material handling, karyawan yang berkaitan
adalah karyawan yang melakukan material handling dengan
memindahkan secara manual ke atas palet, mengunakan alat
seperti forklift dan handlift. Karyawan yang melakukan material
handling adalah karyawan warehouse, premix, dan produksi.
Pada saat pemindahan bahan dari truk supplier ke cold storage
membutuhkan tiga orang dan satu operator untuk
mengoperasikan forklift . Demikian juga dengan pemindahan
tepung terigu ke dalam dry store store juga membutuhkan 4 orang.
orang .
Untuk pemindahan daging dari cold storage membutuhkan
storage membutuhkan satu
karyawan. Pemindahan tepung terigu dari warehouse ke premix
warehouse ke premix
dan dari premix
dari premix ke mixer dilakukan satu karyawan. Pemindahan
adonan nugget dari mixer ke chiller dilakukan satu karyawan.
Pemindahan adonan nugget dari chiller ke mesin forming
dilakukan satu karyawan dan pemindahan finish good ke cold
storage dilakukan
storage dilakukan satu karyawan.
5.8 Biaya Mat
Mater
erii al H andl
andlii ng
No Nama mesin/alat Umur Harga beli (Rp)
ekonomis
1 Forklift (cold 10 tahun Rp 419.004.000
storage)
2 Forklift (finish 10 tahun Rp 308.433.500
good)
3 Handlift 15 tahun Rp 2.358.752
4 Palet 10 tahun Rp 1.049.475,328
(Sumber : data primer dan sekunder PT.Malind
PT.Malindo
o Food Delight)
5.9 Ongkos Mat
Materi
eriaal H andli
ndling
ng
Ongkos material handling perpindahan bahan dapat
dilihat pada Tabel 5.5. OMH/m (Rp/m) diperoleh melalui
pembagian antara total biaya operasi/jam (Rp/jam) dengan jarak
angkut/jam (m/jam). Untuk perhitungan ongkos material
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
baku,
akhir. proses produksi, penyimpanan raw material , dan produk
Penerapan material handling di
di perusahaan tidak dilakukan
secara sistematis. Material handling terjadi mulai proses
persiapan bahan hingga produk jadi.
6.2 Saran
bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Variasi Nugget Crispy dan Sehat.
Demedia. Jakarta.
Adhani, H. 2015. Konstitusionalitas Tindak Pidana
Lingkungan Hidup. Adhani.
Hidup. Adhani. Jakarta.
Indonesia. Deepublish.
Indonesia. Deepublish. Yogyakarta.
Purba, O. 2015. Panduan Praktis Mendirikan Berbagai
Badan Usaha. Raih Asa Sukses. Jakarta.
Rai, I.G.A.Empat.
2008. Jakarta.
2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik.
Publik. Salemba
Komprehensif. PT.
Komprehensif. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 7. Baku Mutu Air Limbah PT. Malindo Food
Delight
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran
Lampiran 18.
19.
22 3600 s
= = 609,
609,23
23/
/
130 s 1
c. Total biaya
= ℎ 1 ℎ 1 ℎ
ℎ
= 81,90/jam
51 3600
40 1 = 4590
4590
/
/
c. Total Biaya
d. Ongkos Mat
Materi
eri al H andl
andlii ng
.,
OMH = = = 4,
4,76/
76/
= 81,90/jam
42 3600
80 1 = 1890
1890
/
/
c. Total Biaya
= 21.859,25/jam
d. Ongkos Mat
Materi
eri al H andl
andlii ng
.,
OMH = = = 11,
11,57/
57/
= 81,90/jam
34,5 3600
= 3548
3548,5
,57 /
7 /
35 1
c. Total Biaya
Total Biaya = depresiasi handlift + biaya operator + biaya
perawatan
= 81,90 + 21.777,35 + ( )
= 21.859,25/jam
d. Ongkos Mat
Materi
eri al H andl
andlii ng
.,
OMH = = = 6,
6,16/
16/
,
= 81,90/jam
b. jarak angkut tiap jam
46 3600
= 3680
3680 /
/
45 1
c. Total Biaya
= 21.859,25/jam
d. Ongkos Mat
Materi
eri al H andl
andlii ng
.,
OMH = = = 5,
5,94/
94/
F. Pemindahan fi
fini
niss h g ood ke
ke cold s torag
torag e 4
a. Biaya depresiasi Handlift
83,5 3600
= = 3164
3164,2
,21
1 /
/
95 1
c. Total Biaya
Total Biaya = depresiasi handlift + biaya operator + biaya
perawatan
= 81,90 + 21.777,35 + ( )
= 21.859,25/jam
d. Ongkos Mat
Materi
eri al H andl
andlii ng
.,
OMH = = , = 6,
6,90/
90/