PENDAHULUAN
Menurut GBHN Republik Indonesia Tap MPR II / MPR / 1999, bahwa salah satu tujuan
Pembangunan Lima Tahun (Pelita) ke depan adalah mengembangkan kualitas sumber daya
manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya
proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang
secara optimal.
Tujuan Pembangunan di bidang Pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, disiplin, beretos kerja, professional, bertanggung
jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani dengan berbekal pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, sebagai satu kesatuan kompetensi.
Kegiatan utama PT. Sugar Labinta adalah sebagai industri gula rafinasi pertama yang berada
di luar pulau Jawa dan pabrik gula rafinasi ke 6 di Indonesia. Bahan baku yang digunakan
adalah raw sugar (gula kristal mentah) yang berasal dari berbagai negara seperti Thailand,
Brazil, India, Kuba, Australia, dan lain-lain, serta bisa juga menggunakan raw sugar lokal.
Bahan baku tersebut diolah melalui beberapa tahapan proses, yaitu : affinasi, melting,
pemurnian (karbonatasi, filtering, decolorization), penguapan, kristalisasi, pemutaran,
pengeringan, pengepakan (packing) dan penyimpanan (warehousing) sebelum didistribusikan
ke konsumen.
Produk gula PT. Sugar Labinta dikemas dalam bentuk kemasan karung plastik kapasitas 50
kg, dengan merek dagang cap sendok dengan kualitas R1 dan R2 sesuai syarat mutu SNI
Gula Kristal Rafinasi dan dipasarkan hanya untuk industri pangan.
Guna memberikan jaminan kepastian mutu, keamanan pangan untuk menjamin kepuasan
pelanggan, PT. Sugar Labinta menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan
sesuai Pedoman BSN 10-1999, ISO 9001 : 2008, FSSC 22000:2010 (Food Safety System
Certification yang merupakan gabungan dari FSSC 22000 : 2010 dan PAS 220 : 2008 / ISO
TS : 22002-1), Sistem Jaminan Halal serta SMETA (Sedex Members Ethical Trade Audit)
pada seluruh aktivitas proses. Untuk keperluan itu Direksi menunjuk Wakil Manajemen
(Management Representative) dan Food Safety Team Leader (Ketua Tim Keamanan Pangan)
yang diberi tugas mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan mutu dan keamanan pangan serta Wakil Manajemen Halal untuk
penerapan sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Halal dan Senior Representative standard
SEDEX untuk penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Direksi mewajibkan seluruh divisi, bagian dan seksi untuk membuat laporan tentang
pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan, Halal dan SJH dari unit
masing-masing kepada Wakil Manajemen, Ketua Tim Keamanan Pangan, Wakil Manajemen
Halal dan Senior Representative SEDEX setiap periode tertentu, untuk dievaluasi dan
dijadikan landasan dalam perbaikan yang terus menerus serta berkesinambungan.
Visi :
Selain menjadi terdepan, PT. Sugar Labinta adalah perusahaan pabrik gula rafinasi yang
berfokus kepada kualitas, kualitas dan kualitas.
Visi tunggal kami yaitu bertekad menjadi pabrik gula rafinasi yang dipercaya karena
memprioritaskan kualitas.
Misi :
Kami bertekad memberikan produk dan pelayanan terbaik yang berfokus pada kepercayaan
dan kepuasan pelanggan.
Guna mencapai misi ini, PT. Sugar Labinta akan selalu menjaga konsistensi kualitas produk
dan pelayanan dengan menerapkan berbagai Standard Sistem Manajemen, baik nasional
maupun internasional demi mewujudkan visi kami.
Motto kami:
2.
Melatih / Mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja dibidang industri yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan inisiatif, kreatif, beretos kerja, professional dan
bertanggung jawab serta produktif.
3.
4.
5.
Mengetahui sistem pengolahan nira kental menjadi kristal gula pada Boilling Stations di
PT. Sugar Labinta.
6.
BAB II
LANDASAN TEORI
PT. Sugar Labinta adalah sebuah pabrik yang memproduksi Gula Pasir Rafinasi yang terbuat
dari bahan baku Raw Sugar atau gula yang masih setengan jadi.
Raw Sugar merupakan gula yang dihasilkan dari pengolahan tebu atau bit melalui proses
defekasi. Gula ini tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung banyak bahan pengotor.
Selain itu, Raw Sugar belum memenuhi kualitas gula rafinasi indistri makanan dan minuman.
Oleh karena itu, Raw Sugar harus dimurnikan agar layak dikonsumsi dan digunakan sebagai
gula yang berkualitas tinggi untuk industri.
Gula merupakan kristal berwarna putih mengkilap hasil pemisahan dari masakan utama
Sacharose (C12H22O11) dan disusun oleh gugus Monosakarida yaitu Fruktosa dan Gluktosa
yang memiliki rumus kimia yang sama yaitu (C6H12O6), akan tetapi terjadi perbedaan pada
posisi atom H (Hidrogen) yang mempengaruhi bidang Polarisasi masing-masing Gugus
Fungsi. Gula juga termasuk kabohidrat, yaitu golongan zat-zat yang merupakan turunan
Aldehida atau Keton dari senyawa Polihydroksi (Senyawa yang banyak gugus OH-) atau yang
pada Hydrolisa nya menghasilkan turunan Aldehida atau Keton.
tersebut yang akhirnya diperoleh gula produk. Masa gula kental inilah yang disebut tetes
(molasses).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Affinat Magma A
Affinat Magma B
Reagent kimia :
Pb-Acetate Trihydrate
Filtrat Aid
Aquadest
3.2.2 Peralatan :
Botol Semprot
Neraca analitik
Metode
Tujuan
: Menentukan kadar zat kering yang terlarut (Brix) yang terkandung dalam
masakan.
Prosedure Kerja :
Baca kadar Brix dengan Digital Automatic Refractometer, dan catat angka pada
layar sampai konstan.
3.3.2
Prosedure Kerja :
Filtrat di masukkan dalam Pol Tube, pastikan Pol Tube harus bersih, bilas
dengan aquaest dan sampel.
3.3.3
Purity
Purity adalah nilai kemurnian nira. Untuk mencari nilai Purity yaitu
%
3.3.4
Analisa pH
Metode : Electrometry
Tujuan : Untuk mengetahui derajat keasaman (pH) dari nira.
Prosedure Kerja :
3.3.5
Analisa Colour
Metode : Spektofotometer
Tujuan : Menentukan colour yang terkandung dalam masakan.
Prosedure Kerja
Baca kadar colour dengan Digital Automatic Spektofotometer, dan catat angka
pada layar sampai konstan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Contoh hasil analisa sampel Boiling :
N
o
Material
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Masscuite R1 Premium
Masscuite R1
Masscuite R2
Masscuite C1
Masscuite C2-1
Masscuite C2-2
Masscuite C2-3
Masscuite C2-4
Masscuite C3
Molasses R1 Premium
Molasses R1
Molasses R2
Molasses C1
Molasses C2-1
Molasses C2-2
Molasses C2-3
Molasses C2-4
Molasses C3
Sugar R1 Premium
Sugar R1
Sugar R2
Sugar C1
Sugar C2-1
Sugar C2-2
Sugar C2-3
Sugar C2-4
Sugar C3
Remelt C1
Remelt C2-1
Remelt C2-2
Remelt C2-3
Remelt C2-4
Remelt C3
Affinat Magma A
Affinat Magma B
Brix
90.78
90.61
89.89
91.12
90.79
92.02
89.76
92.45
93.13
73.69
75.2
76.47
80.93
78.55
80.05
82.45
81.96
81.35
69.1
70
66.3
70.1
64.9
63.8
89.6
90.5
Colour
279.35
1003.8
2594.1
861.7
2300
5227
28.547
45.6
90.205
532.66
1044.6
652.77
747.83
1563.5
131217
1377.014
1010.668
1976.709
1994.41
1250.595
1374.656
-
%
Pol
90.3
89.86
88.46
85.1
81.77
81.86
79.88
82.21
72.02
72.7
73.43
74
67.49
62.36
56.17
60.47
58.23
44.16
68.272
69.175
65.606
69.542
64.505
55.529
-
Purity
99.47
99.167
98.404
93.388
90.062
88.959
88.998
88.921
77.335
98.65
97.64
96.77
83.39
79.39
70.17
73.35
71.05
54.28
98.854
98.761
98.912
99.168
99.435
87.091
-
Moist
0.04
0.03
0.04
0.87
0.77
0.98
1.02
1.11
1.89
-
pH
7.2
7.2
7.1
5.4
5.4
5.5
5.3
5.4
5.5
-
Perhitungan :
% Brix = Brix Pembacaan X Pengenceran
4.2 Pembahasan
Di PT. Sugar Labinta khususnya pada Boilling Stations, tidak mempunyai standar analisa
sampel karena sampel atau bahan masakan Boilling merupakan sampel jalan/bergerak. Tetapi
disini terdapat Parameter Operasi masakan yang sudah ditentukan, yaitu :
NO
Material
Brix
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Pty
Masscuite R1 MR
Masscuite R1
Masscuite R2
Masscuite C1 & C2
Masscuite C3 & C4
Molasses R1 MR
Molasses R1
Molasses R2
Molasses C1 & C2
Molasses C3 & C4
Rimelt C1 & C2
Rimelt C3 & C4
Sugar R1 MR
Sugar R1
Sugar R2
Sugar C1 & C2
Sugar C3 & C4
Hasil analisa yang didapatkan untuk kadar Brix, Pol, dan Purity pada sampel Boilling cukup
memenuhi/sesuai dengan parameter masakan pada Unit Pengkristalan (Boilling Stations) PT.
Sugar Labinta. Namun beberapa sampel yang belum tepat dengan angka pada parameter,
kemungkinan disebabkan karena sedikit kesalahan pada proses memasak atau juga karena
kurang teliti pada proses analisa sampel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah saya mengikuti kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di PT. Sugar Labinta ini,
saya dapat menyimpulkan yaitu :
Dalam proses pembuatan gula terutama di PT. Sugar Labinta, nilai Brix, Pol, dan Purity
sangat menentukan kualitas gula yang dimasak.
Analisa kadar sukrosa (Pol), Kadar sukrosa dan non-sukrosa (Brix), Colour, Purity dan
pH dalam sampel pada Unit Pengkristalan (Boilling Stations) cukup memenuhi/sesuai
dengan parameter masakan.
Pada Analisa ini saya dapat mengetahui macam-macam sampel dan ciri-cirinya, juga
dapat mengetahui proses pengambilan sampel dan bagaimana cara kerja/proses Analisa
sampel pada Unit Pengkristalan (Boilling Stations).
5.2 Saran
1. Kepada pihak PT. Sugar Labinta untuk menambah perlengkapan K-3 (Alat Pengaman
Diri) contohnya masker, sarung tangan, kaca mata pelindung dan lain sebagainya bagi
karyawan yang berada diareal pabrik maupun di dalam laboratorium.
2.