Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH TAHAPAN PROSES DEGUMMING, BLEACHING DAN

DEODARIZING TERHADAP QUALITY PRODUK AKHIR PADA PROSES


REFINERY DI PT LDC INDONESIA

(Laporan Praktik Kerja Lapangan)

Oleh :
FAUZI ROHMAN
19120016

Disusun Sebagai salah satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum


Program pendidikan Strata Satu (S1) Pada program Studi Tehnik Industri

PROGRAM STUDI TEHNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSANTARA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa program studi

Tehnik Industri Sekolah Tinggi Tehnologi Nusantara lampung

NAMA : FAUZI ROHMAN


NPM : 19120016

Telah melaksanakan kerja praktek pada PT. LDC INDONESIA lampung, terhitung
mulai tanggal 1 Februari 2022 sampai 31 Maret 2022. Demikian lembar pengesahan
ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 31 Maret 2022

Fauzi Rohman

ii
PT. LDC INDONESIA

Judul : Pengaruh Tahapan Proses Degumming,


Bleaching dan Deodarizing Terhadap Quality
Produk Akhir Pada Proses Refinery di PT LDC
INDONESIA

Nama : Fauzi Rohman

Nomor Pokok Mahasiswa : 19120016

Program Studi : Tehnik Industri

Bandar Lampung, 31 Maret 2022

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing

Apriyansyah S. Si
Ir. Zaenal Arifin, M. TA
NIK 10033006
NIDN 0223056301

Mengetahui,

Ketua Program Studi Tehnik Industri

Idris Asmuni, S.E. M.T


NIDN 0223117601

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
PKL ini dengan judul “PENGARUH TAHAPAN PROSES DEGUMMING,
BLEACHING DAN DEODARIZING TERHADAP QUALITY PRODUK AKHIR
PADA PROSES REFINERY DI PT LDC INDONESIA”. Laporan ini disusun
sebagai tugas akhir dari PKL yang dilaksanakan dari tanggal 1 Februari 2022 sampai
31 Maret 2022. Dalam penyusunan laporan ini saya mendapat bimbingan, petunjuk,
saran, dukungan moral maupun material dari berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Dwiono, MH selaku Ketua STTN Lampung
2. Bapak Ir. Zaenal Arifin, M.TA selaku Pembimbing PKL STTN Lampung
3. Bapak Idris Asmuni, S.E.M.T selaku Ketua Program Studi Tehnik Industri
4. Bapak Suheri selaku Asset Manager PT LDC Indonesia
5. Bapak Apriyansyah S.Si selaku Pembimbing PKL PT LDC Indonesia.
6. Seluruh staf dan karyawan PT LDC Indonesia, yang telah membantu tanpa
terkecuali.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material, sehingga dapat memberikan semangat kepada saya.
8. Serta semua pihak yang telah membantu demi tercapainya tujuan laporan ini.
Besar harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat dalam memperluas
cakrawala pengetahuan penulis dan para pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 31 Maret 2022

Penulis

Fauzi Rohman

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan 2
1.2.1 Tujuan Umum 2
1.2.2 Tujuan Khusus 2
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan 3
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa 3
1.3.2 Manfaat Bagi Dunia Akademik 3
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan 3
1.4 Waktu dan Tempat 4
1.5 Ruang Lingkup 9

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Uraian Asal Teori, Jurnal dan Artikel 9

BAB III GAMBARAN UMUM


3.1 Sejarah Perusahaan 12
3.2 Kegiatan Perusahaan 12
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan 16
3.4 Tujuan dan Fungsi Perusahaan 19

v
BAB IV PELAKSANAAN PRAKERIN
4.1 Dasar Pemilihan Permasalahan 20
4.2 Pembahasa 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 31
5.2 Saran 31
5.2.1 Saran Untuk Perusahaa 32
5.2.2 Saran Untuk Penulis 32

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo PT LDC (Louis Dreyfus Company) 4


Gambar 1.2 Alur Proses Refinery 8
Gambar 1.3 CPO (Crude Palm Oil) 16
Gambar 1.4 BPO (Bleached Palm Oil) 17
Gambar 1.5 RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) 18
Gambar 1.6 PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) 19

vii
DAFTAR LAMPIRAN

A. Foto Perusahaan PT LDC Indonesia 34


B. Alur proses produksi refinery PT LDC Indonesia 35
C. Foto Laboratorium PT LDC Indonesia 36
D. Struktur Organisasi PT LDC Indonesia 37

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) adalah salah satu dari
beberapa family Arecaceae atau Palmae. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak,
sedangkan guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit
berasal dari Guinea atau Afrika. Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang
didapatkan dari bagian daging buah tanaman kelapa sawit dengan kandungan
minyak mencapai 56% tiap buahnya (FAO, 2000).
Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia
dengan volume produksi sebesar 20,55 juta ton (FAOSTAT, 2009). Pada tahun
2007, Indonesia dan Malaysia menguasai produksi minyak sawit dunia sebesar
87% (USDA).
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang penting dalam dunia
perdagangan Internasional yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan
memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan
tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolestrol rendah,
bahkan tanpa kolestrol.
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu penghasil utama sumber
minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman
penghasil minyak nabati lainnya. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan
buah kelapa sawit berupa minyak mentah dengan proses penggilingan dan
pemurnian menjadi CPO (Crude Palm Oil) yang berwarna jingga kemerahan.
Untuk mendapatkan minyak goreng dengan mutu yang dapat diterima konsumen,
minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) diolah melalui beberapa tahapan
proses pemurnian (Refinery). Tahap pemurnian dari CPO dapat dilakukan melalui
proses pemisahan gum (degumming), penghilangan (refining), pemucatan

ix
(bleaching), dan deodorisasi (deodorized). CPO yang telah mengalami proses
pemurnian disebut RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil).
PT LDC Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil), kemudian
CPO tersebut diolah menjadi RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil).
Produk utama yang dihasilkan perusahaan, yaitu RBDPO (Refined Bleached
Deodorized Pam Oil), Stearin, Olein, Biodiesel, dan Crude Glycerine.
Untuk menjaga mutu minyak sawit di PT LDC Indonesia, perusahaan
tersebut memiliki Quality Departement yang memiliki laboratorium dimana
fungsinya unuk melakukan analisa mutu minyak sawit pada setiap proses
pengolahan minyak sawit (Quality Control). Semua yang menyangkut mutu
ataupun efesiensi di pabrik bertolak ukur kepada analisa laboratorium, juga dapat
menganalisa pengaruh pada semua tahapan proses dengan mutu yang dihasilkan.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT LDC Indonesia
dengan tujuan sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
a. Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan di STTN
lampung
b.Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan
keterampilan teknis dalam bidang industri.
c. Sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri
untuk menghadapi dunia kerja setelah menyelesaikan program
pendidikan.
1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung proses refinery yang ada


di PT LDC Indonesia.

x
b.Mahasiswa mengetahui analisis mutu dari proses refinery yang ada di
PT LDC Indonesia
c. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh tahapan proses refinery
terhadap quality produk yang dihasilkan di PT LDC Indonesia.
d.Menambah wawasan agar mampu berkomunikasi dan bersosialisasi
dalam lingkungan kerja serta memahami dunia kerja yang
sesungguhnya.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan pengetahuan atau teori yang didapat dari kampus
dalam kehidupan nyata dalam dunia industri.
b.Memperoleh pengalaman dan keterampilan operasional yang akan
membentuk jiwa profesional.
c. Memberi keterampilan langsung kepada mahasiswa untuk nantinya
bisa dikembangkan dalam dunia industri.

1.3.2 Manfaat Bagi Dunia Akademik


a. Memperoleh umpan balik informasi atau teknologi antara instansi atau
mahasiswa.
b.Memperoleh bahan dasar pembelajaran bagi pengembangan
pendidikan.
c. Memperoleh kerja sama antara perguruan tinggi dan instuisi atau
perusahaan.

1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan / Lembaga Lokasi Praktik Kerja Lapangan


a. Memperoleh bantuan tenaga kerja sementara yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang memadai dalam bidangnya masing-masing.

xi
b.Memperoleh kesempatan untuk menjaring calon tenaga kerja yang
profesional dan terdidik.
c. Memperoleh bahan masukan dari peserta praktik kerja lapangan
sebagai sarana kontrol kebijakan.

1.4 Waktu dan tempat

1.4.1 Waktu

PKL dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2022 sampai 31 Maret 2022


1.4.2 Tempat

PKL dilakukan di PT LDC Indonesia yang beralamat di Jl. Soekarno-


Hatta Km.10 RT.23 LK.2 Kel. Way Lunik Kec. Panjang bandar lampung
kode pos 35133

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Kebijakan Perusahaan


PT LDC Indonesia berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja
yang aman dan sehat untuk semua orang kami, memelihara keutuhan aset
perusahaan dan melindungi lingkungan.
1.5.2 Kebijakan Mutu
Manajemen PT LDC Indonesia berkomitmen untuk menjadi perusahaan
yang terbaik dalam hal kualitas produk dan layanan yang akan
memuaskan kebutuhan pelanggan kami sekarang dan di masa yang akan
datang. Untuk mencapai komitmen ini, manajemen akan :
1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu dan
Keamanan Pangan bersertifikat untuk Standard HACCP.
2. Memastikan perbaikan kualitas berkelanjutan dengan secara
berkala melakukan peninjauan terhadap target dan sasaran mutu.

xii
3. Memasang standar yang tinggi untuk kualitas produk dan
layanan yang akan memuaskan pelanggan.
4. Investasi di pelatihan dan praktik terbaik yang akan
meningkatkan kualitas produk dan memenuhi kebutuhan
pelanggan serta menghemat biaya produksi.
5. Memastikan bahwa kebijakan ini dipahami dan diikuti oleh
seluruh karyawan PT LDC Indonesia dalam konteks pekerjaan
mereka.
1.5.3 Kebijakan Halal
PT LDC Indonesia berjanji akan :
1. Memahami sepenuhnya semua persyaratan “Sistem Jaminan
Halal” yang berlaku.
2. Menerapkan “Sistem Jaminan Halal” secara konsisten dalam
pengadaan dan penggunaan bahan baku, bahan tambahan, bahan
penolong serta proses produksi untuk semua produk yang
didaftarkan sebagai produk halal di LP POM MUI pusat.
3. Meninjau “Sistem Jaminan Halal” secara berkala dan terus
menerus.
1.5.4 Dasar – dasar Pengolahan
1.5.4.1 Fungsi laboratorium
1. Menjaga kualitas pada proses refinery dari bahan baku, bahan
tambahan hingga produk yang dihasilkan.
2. Menjaga kualitas pada proses fractionationdari bahan baku,
bahan tambahan hingga produk yang dihasilkan.
3. Menjaga kualitas pada proses biodiesel dari bahan baku, bahan
tambahan hingga produk yang dihasilkan.
4. Menjaga kualitas pada proses WTP (Water Treatment Plant)
dari bahan baku, bahan tambahan hingga produk yang
dihasilkan.

xiii
5. Menjaga kualitas pada proses WWTP (Waste Water Treatment
Plant)dari bahan baku, bahan tambahan hingga produk yang
dihasilkan.
6. Memeriksa sample air Boiler sehingga perlakuan kimia
terhadap air baku dapat dilakukan dengan tepat.
7. Memeriksa air limbah agar proses dekomposisi dapat berjalan
dengan baik.
1.5.5 Keselamatan Kerja
Hampir semua pabrik mempunyai bagian keselamatan kerja dimana
bagian ini membidangi semua hal yang berhubungan dengan
keselamatan kerja. Demikian pula PT LDC Indonesia yang merupakan
pabrik yang menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.
Sasaran utama keselamatan kerja PT LDC Indonesia ini adalah
mencegah bahaya-bahaya yang biasanya timbul dan bahaya-bahaya
khusus agar tidak dapat terjadi. Sehingga setiap pagi selalu
dilaksanakan“safety briefing” dengan semboyan atau motto yakni“Safety
Start Wih Me” yang berarti keselamatan berawal dari saya.
Keselamatan Kerja Karyawan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang harus lengkap, terdiri dari :

a. Pelindung Kepala (Helmet)

Helmet diperuntukkan bagi seluruh karyawan dan tamu yang


berada di area pabrik, gedung, bengkel dan tempat lainnya
yang dianggap rawan bahaya kecelakaan. Penggunaan helmet
dimaksudkan untuk meminimalkan akibat dan bahaya yang
dapat mengancam kepala jika kejatuhan benda keras ataub erat.
Helmet umumnya digunakan oleh karyawan bagian produksi,
maintanance, dan WTP.

xiv
b. Pelindung Mata (Googles atau Spectacles)

Pelindung mata diperuntukan bagi karyawan dan tamu saat


memasuki ruang produksi atau melakukan pekerjaan tertentu
yang dapat membahayakan mata.

c. Pelindung Telinga (Ear Plug atau Ear Muff)


Pelindung telinga diperuntukan bagi karyawan dan tamu yang
sedang berada dilokasi yang mempunyai intensitas kebisingan
yang tinggi (>95 dB) untuk kurun waktu yang lama (misal di
ruang produksi air umpan boiler).
d. Pelindung Pernafasan
Contoh pelindung pernafasan yang digunakan, antara lain :
masker debu, masker gas, self contained breathing apparatus
dan airline house. Pelindung pernafasan diperuntukan bagi
karyawan dan tamu yang sedang berada di lokasi yang
mempunyai factor bahaya debu, gas berbahaya, gas beracun,
dan di ruangan yang berkonsentrasi O2 lebih kecil.
e. Pelindung Tangan (Gloves)
Ada tiga jenis gloves yang digunakan yaitu : gloves karet
diperuntukan bagi karyawan pada saat menuangkan bahan
kimia. Gloves kulit dan katun diperuntukan bagi karyawan
pada saat menempa, menggerinda, menyemprotkan cat dan
lain-lain.
f. Pelindung Kaki
Pelindung kaki diperuntukan bagi karyawan dan tamu yang
sedang berada di seluruh area produksi, gudang dan bengkel.
Pelindung kaki bertujuan untuk melindungi kaki dari bahaya

xv
benturan, jepitan, kejatuhan benda seperti zat kimia dan
tergilas kendaraan (terutama forklift).
1.5.6 Ketenagakerjaan
Di PT LDC Indonesia, karyawan terbagi dalam dua kelompok yaitu
karyawan non shift dan karyawan shift.
a. Jam Kerja Karyawan Non-shift.
Hari kerja adalah lima hari dalam satu minggu, delapan jam kerja
sehari, dan empat puluh jam dalam seminggu. Yaitu pada hari Senin
sampai dengan hari Jumat.
b. KaryawanShift
Di PT LDC Indonesia jadwal kerja karyawan shift dibagi menjadi
tiga shift yaitu :
Shift I : pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Shift II : pukul 16.00 – 24.00 WIB.
Shift III : pukul 24.00 – 08.00 WIB.
Hari kerja adalah lima hari dalam satu minggu dengan ketetapan 8 jam
kerja dalam sehari atau 40 jam dalam seminggu. Dan untuk yang
melebihi jam kerja akan mendapatkan overtime sesuai dengan
peraturan pemeintah.

xvi
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Uraian Asal Teori, jurnal dan Artikel


Proses Refinery merupakan proses pemurnian CPO yang
bertujuan untuk menghilangkan FFA, warna, dan bau pada minyak. Untuk
menghilangkan FFA, warna, dan bau, dibutuhkan proses deodorisasi, pada suhu
tinggi dan tekanan vakum, dengan cara menguapkan FFA yang memiliki
volatilitas
lebih tinggi dari komponen minyak. Namun pada kondisi suhu tinggi dan tekanan
vakum, kemungkinan terjadi efek samping proses seperti reaksi-reaksi
isomerisasi,
polimerisasi dan sebagainya, yang dapat menurunkan kualitas minyak. Oleh
sebab itu, untuk
mencegah dan meminimalisir hal tersebut, sebelum proses deodorisasi,
dilakukan proses pre-treatment degumming dan bleaching pada minyak, yang
bertujuan untuk menghilangkan impuritis-impuritis pada minyak.
( UNITEK. Vol. 12 No. 1 Januari – Juni 2019 │ p-ISSN 2089-3957 │ e-ISSN
2580-2585 )

A. PROSES DEGGUMING

Degumming adalah proses untuk menghilangkan kotoran pada minyak.


Selanjutnya minyak dibersihkan dan dijernihkan. Berikutnya proses
menghilangkan bau dan warna. Degumming adalah proses pembentukan flok-
flok dari zat-zat yang bersifat koloidal dalam minyak mentah. Proses
degumming dapat dilakukan dengan dua metode yakni secara konvensional
dan membran. (Syarfi, Ida Zahrina, dan Widya)

xvii
Proses degumming yang dilakukan pada minyak kelapa sawit CPO (Crude
Palm Oil) bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut atau zat-zat
yang bersifat fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin serta partikel
halus tersuspensi dalam CPO (Crude Paml Oil).

B. PROSES BLEACHING

Bleaching merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan


lignin (delignifikasi) di dalam pulp atau serat sehingga diperoleh tingkat
kecerahan warna yang tinggi dan stabil. (Greschik, 2008)

Minyak sawit kasar mengandung trigliserida sebagai penyusun utama, dan


sebagian kecil komponen nontrigliserida. Dalam usaha memperoleh minyak
yang dapat dikonsumsi, komponen nontrigliserida harus dipisahkan atau
dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diterima melalui proses pemurnian.
Salah satu tahapan dari proses pemurnian minyak sawit tersebut adalah proses
bleaching. (Haryono, Muhammad Ali, Wahyuni).

C. PROSES DEODORIZING

Deodorizing bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak dikehendaki dan


menghilangkan asam lemak bebas. Cara yang digunakan adalah metode
destilasi bertingkat, Minyak hasil proses pemucatan dimasukan ke dalam
ketel deodorisasi dan dipanaskan pada suhu 200- 260C pada tekanan 1 atm
dan selanjutnya dialiri uap panas selama 4-6 jam.

dari proses ini dihasilkanlah minyak RBDPO (Refined Bleached Degumming


Palm Oil) murni dengan kandungan ALB (Asam lemak bebas) yang rendah,
dan bau yang tidak diinginkan. Serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)
minyak dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi sebagai hasil
samping nya.

xviii
D. METODOLOGI PENGUJIAN

1.Analisa FFA (Free Fatty Acid)


Acuan: AOCS Official Method and Recommended Practices Ca 5a-40 Free
Fatty Acid.

2. Analisa Colour
Acuan: AOCS Official Method and Recommended Practice Cc 13e-92
Colour Reapproved 1997.

3. Analisa Moisture
Acuan: AOCS Official Method Ca 2b-38 Moisture and Voaltile Matter Hot
Plate Method.

4. Analisa Break Test

xix
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Perusahaan


PT LDC Indonesia pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 2001 di
Jakarta. Kemudian membuka perusahaan baru di Lampung yang berdiri pada tahun
2012. Proses Refinery dan Fractionation di PT LDC Indonesia mulai beroperasi
pada tahun 2013.
PT LDC Indonesia merupakan bagian dari LDC (Louis Dreyfus Company).
Perusahaan ini bergerak di bidang agro-industri yang fokus pada sektor Minyak
Sayur (Oilseeds), kopi, gula, biji-bijian, dan kapas. Dan merupakan perusahaan
yang aktif dalam komoditas ekspor berupa Olein, Stearin, Crude Glycerine, dan
Biodiesel.Di PT LDC Indonesia, pada proses refinery dan fractionation memiliki
kapasitas pengolahan 2.000 ton minyak sawit per hari.

3.2 Kegiatan Perusahaan

3.2.1 Produk yang Dihasilkan / Komoditi


Produk yang dihasilkandari proses pengolahan minyak kelapa sawit mentah
CPO (Crude PalmOil) yang diproduksi di PT LDC Indonesia :
• RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)
• RBDPOL ((Refined Bleached Deodorized Palm Olein)
• RBDPS ((Refined Bleached Deodorized Palm Stearin)
• PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)

xx
3.2.2 Proses Produksi
Proses produksi di PT LDC (Louis Dreyfus Company) Indonesia yaitu :
Proses Refinery, yaitu proses pemurnian atau pemisahan minyak sawit Crude
Palm Oil (CPO) menjadi Refinery Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO)
dengan menghilangkan Free Fatty Acid (FFA), bau, serta menurunkan
warna sehingga memenuhi syarat mutu gunanya.

Proses Refinery (Pemurnian)

CPO

Proses Degumming

Proses Bleached

Niagara Filter

BPO Spent Earth

Proses Deodorizing

Filtering

RBDPO PFAD
Gambar 1.2. Alur Proses Refinery

xxi
Tujuan proses Refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO)
sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang
berkualitas dan memnuhi standar melalui tahapan pre-treatment dan deodorization.
Proses pre-treatment terdiri dari proses penghilangan gum (proses degumming) dengan
cara penambahan asam phospat (H3PO4 85%) dan kemudian dilakukan proses
bleaching dengan penambahan bleaching earth (BE), selanjutnya disaring dengan
menggunakan filter untuk menghasilkan Bleached Palm Oil (BPO) dan Spent Earth
yang berasal dari sisa endapan BE. Sedangkan pada tahap deodorization meliputi
proses pemisahan Free Fatty Acid (FFA), penghilangan bau, dan menurunkan warna
pada suhu 250-260ºC, kemudian disaring di menara destilasi menghasilkan Refined
Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan Palm Fatty Acid Destilate (PFAD).
1. Tahap Pre-treatment

Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan menggunakan


asam phospat dan mengadsorpsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada
tahap ini CPO diolah menjadi Bleached Palm Oil (BPO) melalui beberapa proses
berikut :
a) Proses Degumming

Proses degumming bertujuan untuk memisahkan kotoran, logam-logam,


dan getah atau lendir yang terdiri phospatida, protein, residu, karbohidrat,
air, dan resin tanpa mengurangi asam lemak bebas dalam minyak. Proses
degumming dilakukan dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phospat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak
disukai oleh konsumen pada Olein dapat diperkecil dan dihilangkan.
b) Proses Bleaching

Tahap Bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO


dengan penambahan asam phospat serta bleaching earth sebagai
penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dialirkan ke

xxii
tangki bleacher. Kemudian dilakukan penambahan bleaching earth yang
berfungsi sebagai penyerap getah, pemucat warna, dan menyerap kotoran-
kotoran.
c) Tahap Filtrasi

CPO yang sudah tercampur dengan BE kemudian di filter di menara niagara


dengan tekanan maksimal 4 bar, setelah CPO tersaring dan sudah tidak ada
lagi sisa BE yag menyerap getah, warna, dan kotoran maka akan
menghasilkan produk Bleached Palm Oil (BPO) dan sisa BE yang
menyerap getah, kotoran, dan lain-lain akan terbuang ke dalam
penyimpanan Spent Earth (SE). SE sendiri merupakan sisa BE yang
menyerap kotoran-kotoran, getah, dan warna dari CPO.
d) Proses Deodorization

Sebelum masuk kedalam proses deodorization, BPO ditampung ke dalam


buffer tank. Setelah proses ini, BPO dipanaskan pada plate heat exchanger
dengan menggunakan steam hingga mencapai temperatur 250-260ºC lalu
BPO dialirkan ke tangki deodorizer.
Pada pemanasan ini suhu minyak pada BPO harus benar-benar diperhatikan
agar terhindar dari penguapan minyak. Setelah minyak BPO dipanaskan
dan mencapai temperatur yang diinginkan. BPO dimasukkan ke dalam
tangki vacum untuk dilakukan proses deodorization, dimana pada tangki ini
terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap, di mana yang
diuapkan adalah asam lemak bebas dan senyawa-senyawa penyebab bau
yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi, seperti aldehid dan keton
yang masih ada dalam BPO. Bila senyawa diatas tidak diuapkan maka akan
timbul bau yang tidak sedap dan rasa yang tidak enak pada minyak. Uap
dari BPO yang terbentuk kemudian di alirkan ke dalam Fatty Acid Tank.
Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip kerja yang ada pada destilasi

xxiii
bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada pada BPO berdasarkan
perbedaan titik didih dan uapnya akan diserap oleh sistem vacum.
Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorization ini disebut
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan hasil uapnya tersebut
disebut dengan Palm Fatty Acid Destilate (PFAD). RBDPO ini kemudian
dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau
penampungan sementara hasil refinery sebelum dilakukan proses
fractionation.

3.3 Struktur Organisasi


Organisasi merupakan sekumpulan manusia yang memiliki peran, jabatan,
atau, fungsi masing-masing dan bersepakat melaksanakan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang direncanakan. Dengan kata lain organisasi pada dasarnya adalah alat
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebaik-baiknya, maka struktur
rmaupun ukuran suatu organisasi harus sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan sehingga terciptanya suatu organisasi yang dapatdigerakkan sesuai
dengan kesatuan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dari hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan yang satu dengan
yang lain. Adanya struktur organisasi menunjukkan bahwa suatu organisasi atau
perusahaan telah ada pelimpahan serta pembagian tugas, wewenang, dan tanggung
jawab penuh kepada pemilik perusahaan.
Diagram struktur organisasi umum PT LDC Indonesia dimulai dari jabatan
Plant Manager yang membawahi Production Manager, Quality Manager,
Engineering Utility Manager, PPIC (Production Planning Inventory Control),
HRGA, SHE (Safety, Health Environment), Controller,dan Finance Manager.
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT LDC Indonesia terlampir pada

xxiv
lampiran. Adapun tugas dari masing-masing departement tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Plant Manager
Plant Manager berwenang untuk mengendalikan dan mengarahkan
seluruh aktivitas di sekitar area operasional pabrik serta mengatur dan
memimpin seluruh area fungsional termasuk Production Manager, Quality
Manager, Engineering Utility Manager, PPIC (Production Planning Inventory
Control), HRGA Manager, Manager SHE (Safety, Health Environment),
Controller,dan Finance Manager.
b. Production Manager
Production Manager adalah mengelola, memimpin, dan mengendalikan
departemen produksi untuk menghasilkan produksi sesuai dengan rencana
produksi untuk memelihara dan mengontrol pelaksanaannya untuk mencapai
target produksi sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan standar yang telah
ditetapkan.
c. Quality Manager
Quality Manager adalah menentukan standar pemakaian bahan kimia
dan prosedur kerja, menentukan tindakan untuk mencegah terjadinya produk
yang berada diluar standar, menentukan apakah suatu jenis produk dapat
dikirim atau tidak, serta mengambil keputusan mengenai produk non standar
apakah harus dikerjakan ulang atau di reject.
d. Engineering Utility Manager
Engineering Utility manager adalah mengelola, memimpin, dan
mengendalikan departemen engineering untuk memberikan layanan
maintenance menyeluruh untuk seluruh asset utility, instrumen listrik umum,
bangunan, dan pemesinan lini produksi sebagai bentuk upaya menjaga
performa aset berdasar pada utilitas kapasitas aset dan waktu pakai sesuai
anggaran perusahaan, kebijakan, dan prosedur standar.

xxv
e. PPIC (Production Planning Inventory Control)
PPIC adalah mengelola, memimpin, dan mengendalikan departemen
logistic dalam menjaga aspek supply chain di pabrik, seperti perencanaan dan
pengendalian produksi, manajemen gudang, dan manajemen pengadaan barang
agar tetap terjaga untuk mencapai target produksi pabrik sesuai dengan
kebijakan perusahaan dan prosedur standar.
f. HRGA
HRGA adalah mengelola, memimpin, dan mengendalikan departemen
HR (Human Resource) untuk memberikan layanan sumber daya manusia yang
menyeluruh termasuk administrasi pekerja, pengembangan sumber daya
(rekrutasi, pelatihan, dan pengembangan karir), hubungan antar pekerja,
general affair, dan keamanan untuk mendukung tercapainya target rencana
strategis dan operasional pabrik dalam jangka panjang dan jangka pendek
sesuai dengan anggaran HR, kebijakan, prosedur, dan panduan.
g. SHE (Safety, Health, and Environment)
SHE (Safety, Health, and Environment) adalah mengatur dan
memimpin departemen SHE untuk menjaga pemenuhan peraturan standar dan
prosedur SHE baik yang berasal dari perusahaan dan pemerintah terkait area
sumber air, pabrik dan lini distribusi produk untuk menghindari dan
mengantispasi kecelakaan SHE di lingkungan kerja sekaligus meminimalkan
gangguan terhadap aktivitas bisnis.
h. Controller
Controller adalah menjadi koordinator administrasi pabrik,
pengadministrasian, dan ketepatan laporan atau data antar bagian dan data
pabrik, pembuatan PR manual (budgeting pabrik), dan kelancaran produksi
yang berkaitan dengan Production Order (PO).

xxvi
i. Finance Manager
Manajer Finansial adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki
perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh
pemegang saham.Dan juga melakukan planning atau perencanaan keuangan,
budgeting atau anggaran, controlling atau pengendalian keuangan, auditing
atau pemeriksaan keuangan, dan reporting atau pelaporan keuangan.

3.4 Tujuan dan Fungsi perusahaan


3.4.1 Tujuan Perusahaan
Visi :

Menciptakan lingkungan kerja yang aman di manapun kami beroperasi di


seluruh dunia, memastikan orang-orang kami kembali ke rumah dengan
selamat dan tanpa cedera setiap hari, dan dengan dampak minimal terhadap
lingkungan.

Misi :

Untuk menggunakan pengetahuan dan jangkauan global untuk membawa


produk yang tepat di lokasi yang tepat dan pada waktu yang tepat.

3.4.2 Fungsi Perusahaan


Memproduksi dan mengolah bahan baku yang aman dan menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasi / standard yang sesuai pada permintaan
pelanggan yang berorientasi pada jangka panjang dan berkelanjutan.

xxvii
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKERIN

4.1 DASAR PEMILIHAN PERMASALAHAN

A. CPO (Crude Palm Oil)


Salah satu tumbuhan yang banyak dijadikan sebagai bahan baku minyak
adalah tumbuhan kelapa sawit, dimana nantinya tumbuhan ini diolah
sedemikian rupa hingga diperoleh produk Crude Palm Oil atau Minyak Kelapa
Sawit Mentah (Anggraini, 2014). Crude Palm Oil (CPO) adalah produk utama
dalam pengolahan minyak kelapa sawit yang didapat dari pengepresan buah
kelapa sawit. CPO berwujud agak kental berwarna kuning jingga kemerahan.

CPO berasal dari pengolahan bagian serabut (mesokarp) dari kelapa sawit. Pada
CPO, komposisi terbesar asam lemak penyusunnya adalah asam lemak palmitat
sehingga sering disebut sebagai minyak palmitat.
Warna jingga kemerahan pada CPO antara lain diakibatkan oleh keberadaan
zat warna alami yang terkandung dalam buah kelapa sawit yang mana juga
merupakan suatu senyawa nutrisi penting, yakni beta-karoten. CPO merupakan

xxviii
minyak mentah yang didalamnya masih mengandung getah, dan bahan-bahan
pencemar berupa kotoran maupun flavour yang tak diinginkan. Untuk itu,
sebelum diolah menjadi berbagai produk olahan minyak dan lemak perlu
dilakukan proses pemurnian CPO.
Tujuan CPO diuji kualitasnya adalah untuk mengetahui banyak kandungan
yang larut dan tak larut yang terdapat dalam CPO dan juga untuk mengetahui
mutu dari CPO tersebut agar produk yang dihasilkan dari CPO tersebut
memiliki mutu yang baik. Terjaminnya mutu Crude Palm Oil (CPO) atau
Minyak Kelapa Sawit Mentah akan mengahasilkan produk yang berkualitas.

B. BPO (Bleached Palm Oil)


BPO (Bleached Palm Oil) merupakan hasil penyaringan dari minyak CPO
atau minyak kelapa sawit mentah yang telah diberi phosporit acid pada prosed
degguming sebelumnya yang berfungsi untuk menggumpalkan dan
mengendapkan getah, gum, dan kotoran yang tak larut dalam minyak yang
keefektifan pada proses ini dapat ditunjukan dengan uji lab yaitu analisa break
test yang menunjukan hasi dan bleaching earth yang berfungsi untuk
mengadsorpsi kotoran-kotoran yang telah digumpalkan dan diendapkan oleh
phosporit acid dan juga berfungsi untuk memucatkan warna dari minyak kelapa
sawit mentah. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan
warna BPO yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai zat
adsorbtive clearing.

xxix
Pada BPO, warna yang dihasilkan akan lebih rendah dibanding CPO. Hal
ini dikarenakan adanya penambahan bleaching earth dan pemanasan yang terus
menerus dan bertahap. Tujuan BPO diuji kualitasnya adalah untuk mengetahui
pengurangan asam lemak bebas yang terjadi, penurunan warna dan untuk
mengetahui banyaknya penambahan dosing dari bleaching earthdan jenis
bleaching earth yang dipakai.

C. RBDPO (Refined Bleached Palm Oil)


RBDPO (Refined Bleached Palm Oil) adalah minyak sawit yang telah
mengalami proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta
penjernihan untuk menurunkan warna dan menghilangkan bau.

xxx
RBDPO merupakan minyak yang telah melalui tahap deodorizer yaitu
tahap penghilangan komponen non volatile dengan cara pemanasan steam
vacum. Pada proses deodorizer suhu harus dikontrol dengan baik agar
tercapainya pemisahan asam lemak bebas, caroten dan beserta pigment lainnya.
Suhu yang terlalu tinggi juga tidak disarankan karena akan menyebabkan oil
loss. Tujuan RBDPO diuji kualitasnya adalah untuk untuk mengetahui mutu
dari RBDPO tersebut agar produk yang dihasilkan dari RBDPOdapat
terjaminnya mutunya.

D. PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)


PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) adalah produk sampingan dari
penyulingan minyak sawit mentah yang mrngandung asam lemak bebas yang
sangat tinggi dan digunakan untuk membuat sabun yang bermutu tinggi.

xxxi
4.1.1 Hasil Pengujian
Standar Spesifikasi untuk Analisis Sampel Pada Proses Refinery yang
digunakan di PT LDC Indonesia

Tabel 1.1.Standar CPO (Crude Palm Oil)


SAMPLE FFA MNI
CPO 5,0 max 2,5 min

Tabel 1.2. Standar RBDPO (Refined Bleached Palm Oil)


FFA (As Palmitic) 0,1 % max
M&I 0,1 % max
Colour (5⅟ ₄ " Lovibond cell) 3 Red max

Tabel 1.3. Standar PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)


FFA (As Palmitic) 70% min
M&I 1.0% max

xxxii
4.1.2 PENGUJIAN YANG DILAKUKAN PADA ANALISIS MUTU SAMPEL
DARI PROSES REFINERY DI PT LDC INDONESIA

A. ANALISIS PADA CPO (Crude Palm Oil)


Parameter-parameter yang dikerjakan :

• Analisa FFA (Free Fatty Acid)


• Analisa M&I (Moisture&Impurities)
B. ANALISIS PADA BPO (Bleached Palm Oil)
Parameter-parameter yang dikerjakan :

• Analisa Break Test


• Analisa FFA (Free Fatty Acid)
• Analisa Colour
C. ANALISIS PADA RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)
Parameter-parameter yang dikerjakan :

• Analisa FFA (Free Fatty Acid)


• Analisa Colour
• Analisa M&I (Moisture & Impurities)
D. ANALISIS PADA PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)
Parameter-Parameter yang dikerjakan :

• Analisa FFA (Free Fatty Acid)


• Analisa M&I (Moisture & Impurities)

xxxiii
Berikut hasil analisa yang telah dilakukan pada produksi tanggal: 03-Feb-22
Date 03-Feb-22

CPO (Crude Palm Oil) BPO (Bleached Palm Oil) RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) Palm Fatty Acid Distillate

TIME Free Fatty Moisture & COLOUR Lovibond Free Fatty COLOUR Lovibond Free Fatty Iodine COLOUR Lovibond Free Fatty
BREAK TEST Moisture Moisture
Acid (FFA) Impurities (M&I) Tintometer 1 “ Acid (FFA) Tintometer 5.25 “ Acid (FFA) Value(IV) Tintometer 5.25 “ Acid (FFA)
STORAGE TANK STORAGE TANK

% % R Y Pass/Fail % R Y % Wijs R Y % % %

7:00 4.95 0.25 22 22 101/E3+E1 PASS 5.15 18.6 20 0.072 2.9 29

8:00

09:00 0.078 51.86 2.9 29 0.0175

10:00

11:00 4.99 0.24 22 22 102/E1+E3 PASS 5.27 18.6 20 0.075 2.9 29 90.13 0.0135 PFAD

12:00

13:00 0.076 2.9 29

14:00

15:00 4.92 0.25 22 22 102/E1+E3 Pass 5.20 18.6 20 0.075 2.9 29

16:00

17:00 0.078 51.82 2.9 29 0.0179

18:00

19:00 102/E1 PASS 5.26 18.6 20 0.084 2.9 29 88.82 0.0128 PFAD

20:00

21:00 0.083 2.9 29

22:00

23:00 4.88 0.26 22 22 102/E1 PASS 5.31 18.6 20 0.076 2.9 29

24:00

1:00 0.075 51.80 2.9 29 0.0178

2:00

3:00 0.072 2.9 29 83.35 0.0133 PFAD

4:00

5:00 0.070 2.8 28

6:00

AVE 4.94 0.25 22 22 E1 , E3 PASS 5.24 18.6 20 0.076 51.83 2.9 29 0.0177 87.43 0.0132 PFAD

Dari data diatas terlihat bahwa semua proses tahapan dalam pemurnian sangat
berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.

xxxiv
4.2 PEMBAHASAN

Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang didapatkan dari bagian


daging buah tanaman kelapa sawit dengan kandungan minyak mencapai 56% tiap
buahnya (FAO, 2000). Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu penghasil
utama sumber minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi
dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Refinery adalah proses
pemurnian atau pemisahan minyak sawit dari CPO (Crude Palm Oil) menjadi
RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dengan menghilangkan FFA
(Free Fatty Acid), bau, serta menurunkan warna sehingga memenuhi syarat mutu
gunanya. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa
minyak mentah dengan proses penggilingan dan pemurnian menjadi CPO (Crude
Palm Oil) yang berwarna jingga kemerahan. Untuk mendapatkan minyak goreng
dengan mutu yang dapat diterima konsumen, minyak sawit mentah atau CPO
(Crude Palm Oil) diolah melalui beberapa tahapan proses pemurnian (Refinery).
Tahap pemurnian dari CPO dapat dilakukan melalui proses pemisahan gum
(degumming), penghilangan (refining), pemucatan (bleaching), dan deodorisasi
(deodorized). CPO yang telah mengalami proses pemurnian disebut RBDPO
(Refined Bleached Deodorized Palm Oil).
Analisa-analisa yang dilakukan pada proses refinery terdiri dari :
1. Analisa FFA (Free Fatty Acid), yaitu analisa yang bertujuan untuk mengetahui
kadar asam lemak bebas yang ada dalam sampel.
2. Analisa Colour, yaitu pengukuran warna pada Lovibond Tintometer ditentukan
pada komposisi warna merah dan kuning.
3. Analisa Moisture, yaitu analisa yang bertujuan untuk mengetahui kandungan
air dari suatu minyak atau lemak.
4. Analisa Break Test, yaitu analisa yang bertujuan untuk mengetahui adakah
reaksi oksidasi pada sampel dan untuk mengetahui bagus atau tidaknya proses
degumming.

xxxv
Pada hasil analisis mutu sampel pada proses refinery di bulan Februari 2022
yang mengacu pada standar spesifikasi pada tabel 1.1 hingga 1.4 diketahui bahwa
CPO yang diolah dan produk yang dihasilkan masih memenuhi Standar PT LDC
Indonesia. CPO tersebut masih memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan
dengan kadar asam lemak bebas 5,0%max, M&I 0,5%max. dan hasil produk
RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) 0.1%max color 3.0Rmax.
Penambahan bleaching earth yang tidak hanya bertujuan untuk mengadsorpsi
getah, gum, dan kotoran-kotoran lain juga berfungsi untuk memucatkan warna.
RBDPO yang dihasilkan memiliki kadar asam lemak bebas 0,1% max. Hal ini
dikarenakan CPO yang diproses memiliki kualitas yang kurang bagus. Kadar asam
lemak bebas dari CPO ke RBDPO mengalami penurunan hal ini karena adanya
pemanasan terus menerus dan proses destilasi vacum.
Jika kualitas dari CPO bagus maka produk dari CPO tersebut akan bagus pula. Dan
jika RBDPO memiliki kualitas yang bagus maka produk yang dihasilkan dari
RBDPO itu pun akan bagus.

4.2.1 TINJAUAN PUSTAKA PARAMETER PENGUJIAN


A. Analisa FFA (Free Fatty Acid)

Free Fatty Acid atau Asam Lemak Bebas adalah grup dari asam organik
yang terdapat dalam minyak sawit. Lemak dan minyak adalah trigliserida,
atau trigliserol. Trigliserida adalah triester yang
terbentukdarigliseroldenganasamlemak. FFA terbentuk akibat adanya air dan
katalis melalui reaksi hidrolisa.

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas yang ada
dalam sampel. Analisa FFA ini dilakukan dengan metode titrasi asam basa
antara minyak dengan NaOH. Sampel minyak atau lemak dilarutkan dengan

xxxvi
IPA (Isopropil Alkohol) netral dan ditambahkan indikator PP 1% dan di titrasi
dengan basa yaitu NaOH 0,1 N (WQC001, 2014).

B. Analisa Colour

Komponen utama yang menyebabkan warna pada minyak goreng


adalah pigmen karoten sebagai penyumbang warna kuning, antosianin sebagai
penyumbang warna merah dan klorofil sebagai penyumbang warna hijau.
Pengukuran warna pada Lovibond Tintometer ditentukan pada komposisi
warna merah dan kuning. Nilai Colour meningkat baik karena lamanya waktu
pemanasan dan kenaikan temperatur pemanasan.
Prinsip dari analisa warna adalah warna dari sampel dibandingkan dengan suatu
kombinasi warna merah, kuning, dan biru dari standar warna.

C. Analisa Moisture

Analisa moisture (kadar air) adalah analisa yang bertujuan untuk


mengetahui kandungan air dari suatu minyak atau lemak. Analisa kadar air ini
perlu dilakukan karena adanya kandungan air akan memicu pertumbuhan
mikroba yang dapat memproduksi enzim serta adanya air akan bereaksi dengan
trigliserida menhasilkan FFA dan gliserol.
Kandungan kadar air dalam minyak dapat mengalami kenaikan yang
disebabkan pada proses pengolahan bahanmentah tersebut atau penyimpanan
minyak itu sendiri yang terkena terkena udara atau karena adanya reaksi
oksidasi.

D. Analisa Break Test

Merupakan analisa untuk mengetahui adakah reaksi oksidasi dalam


suatu sampel. Analisa ini digunakan untuk mengetahui bagus atau tidaknya

xxxvii
proses degumming. Tahapan dalam analisa ini dengan menambahkan asam
phospat ke dalam sampel kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan akan
terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa lapisan polar dan lapisan bawah
adalah lapisan non polar. Terbentuknya cincin hitam menandakan adanya gum
fosfolipida dalam sampel yang terikat oleh asam phospat. Adanya cincin hitam
tersebut menandakan bahwa proses degumming tidak bekerja dengan baik.

4.2.2 METODOLOGI PENGUJIAN

1. Analisa FFA (Free Fatty Acid)


Acuan: AOCS Official Method and Recommended Practices Ca 5a-40
Free Fatty Acid.

2.Analisa Colour
Acuan: AOCS Official Method and Recommended Practice Cc 13e-92
Colour Reapproved 1997.

3. Analisa Moisture
Acuan: AOCS Official Method Ca 2b-38 Moisture and Voaltile Matter
Hot Plate Method.

4. Analisa Break Test

xxxviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Analisis Mutu Sampel Pada Proses Refinery di
PT LDC Indonesia maka dapat diambil kesimpulan :
1. Proses Refinery adalah proses pemurnian atau pemisahan minyak sawit dari
CPO (Crude Palm Oil) menjadi RBDPO (Refined Bleached Deodorized
Palm Oil) dengan melalui tahapan-tahapan proses pemisahan gum
(degumming), penghilangan (refining), pemucatan (bleaching), dan
deodorisasi (deodorized) yang bertujuan untuk menghilangkan FFA (Free
Fatty Acid), bau, serta menurunkan warna sehingga memenuhi syarat mutu
gunanya.
2. Tahapan pada proses Refinery (degumming), penghilangan (refining),
pemucatan (bleaching), dan deodorisasi (deodorized) sangat mempengaruhi
kualitas produk yang dihasilkan.
3. Mahasiswa telah mengetahui secara langsung proses refinery yang ada di PT
LDC Indonesia.

5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Perusahaan
Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di PT LDC
Indonesia penulis akan memberikan saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan untuk lebih meningkatkan perkembagan perusahaan di masa
mendatang, yaitu :
a. Kepada para staf dan karyawan tetap selalu menjaga kesehatan dan
keselamatan pada saat bekerja dan tetap selalu menggunakan Alat Pelindung
Diri agar dapat terhindar dari resiko kecelakaan kerja dan terlindung dari
bahan-bahan kimia berbahaya.

xxxix
b. Tetap menjaga lingkungan area kerja yang aman, nyaman supaya mutu
produksi tetap terjaga dan berorientasi pada kesejahteraan karyawan dan
berkelanjutan.
5.2.2 Saran Untuk Penulis
a. Untuk mahasiswa PKL agar lebih kreaktif, Aktif dan inisiatif serta selalu
bertanya selama melakukan bimbingan pada masa PKL.
b. Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama masa PKL di
lingkungan kerja ataupun kampus.

xl
DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A. Dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi


Keenam. Diterjemahkan Oleh Dr. Ir. Iis Sopyan, M.Eng. Erlangga. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari


Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudarmadji. 1992. Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Jakarta.

Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.fat
eta.unipa.ac.id/index.php/agritechnology/article/download/25/16%23:~:text%
3DDegumming%2520merupakan%2520salah%2520satu%2520tahapan,lema
k%2520bebas%2520(ALB)%2520minyak.&ved=2ahUKEwig28venoL4AhX
pTWwGHbwFDEoQFnoECAUQBg&usg=AOvVaw3h31gkBx2vGkY7YHdL
Zq_2

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejurnal.sttd
umai.ac.id/index.php/unitek/article/download/162/119/289&ved=2ahUKEwj1
xsbPn4L4AhX8Z2wGHYEhCygQFnoECAMQAQ&usg=AOvVaw1ug1Zoet
RcHBKhN9gH0Dm9

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://lordbroken
.wordpress.com/2010/11/04/pengolahan-minyak-penghilangan-
bau/%23:~:text%3DDeodorisasi%2520adalah%2520suatu%2520tahap%2520
proses,tinggi%2520(150%25C2%25BAC%2520%252D250%25C2%25BAC)
.&ved=2ahUKEwjO9-
34oIL4AhVYS2wGHTQJDfcQFnoECAoQBQ&usg=AOvVaw0po-Jtp-
V7abwZg58nWJAq

xli
LAMPIRAN

Gambar A. Foto Perusahaan PT LDC Indonesia

xlii
Gambar B. Alur proses produksi refinery PT LDC Indonesia

xliii
Gambar C. Foto Laboratorium PT LDC Indonesia

xliv
Gambar D. Struktur Organisasi PT LDC Indonesia

xlv

Anda mungkin juga menyukai