Disusun Oleh :
19120022
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Dalam penyusunan tugas ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini sebagai wujud rasa hormat,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
i
DAFTAR ISI
ii
BAB VI. PENUTUP ................................................................................................................ 46
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 46
4.2 Saran .................................................................................................................................. 47
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 50
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Sumber Indah Perkasa Lampung (PT SIP) adalah suatu badan usaha
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak dalam bidang agrobisnis khususnya
dalam pengolahan minyak sawit. PT. Sumber Indah Perkasa merupakan anak
perusahaan Sinarmas Agribusiness and Food Group sudah berdiri sejak tahun 1960.
PT. Sumber Indah Perkasa berlokasi di Jl. Raya Bakauheni KM 17 Tarahan Lampung
Selatan dengan menempati area seluas 10 hektar. PT SIP mulai beroperasi pada
bulan Agustus 2010 yang awalnya hanya merupakan bulking CPO (Crude Palm Oil)
yang dikirim dari perkebunan kelapa sawit di propinsi Lampung dan sekitarnya. CPO
tersebut selanjutnya dieksport melalui pelabuhan Panjang. Pada bulan Mei 2011 PT
SIP mulai mngoperasikan KCP (Kernel Crushing Plan) untuk mengolah Palm Kernel
(biji sawit). Dari proses KCP akan menghasilkan CPKO (Crude Palm Kernel Oil)
dan PKE (Palm Kernel Expeller) atau lebih dikenal dengan istilah bungkil.
penjualan dan pembelian produk tandan buah segar (TBS), minyak sawit atau Crude
Palm Oil (CPO), inti sawit atau Palm Karnel (PK),dan produk turunannya dari
perusahaan induk ke perusahaan anak atau pihak ketiga. PT Sumber Indah Perkasa
industri pengolahan minyak kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan sumber penghasil
untuk penanaman kelapa sawit umumnya dilakukan di negara dengan beriklim tropis
yang memiliki curah hujan tinggi (minimum 1.600 nm/tahun). Perkembangan industri
kelapa sawit di negara beriklim tropis didorong oleh potensi produktivitas yang
sangat tinggi. Pasalnya, kelapa sawit memberi hasil tertinggi minyak per satuan luas
menghasilkan dua jenis minyak yaitu minyak kelapa sawit dan minyak kernel (inti).
Kedua jenis minyak tersebut sangat diminati oleh pasar global (Lubis R E, 2010).
kontribusi paling besar untuk devisa Indonesia, karena tanaman perkebunan ini
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman
388 orang karyawan. Salah satu departemen Departemen Quality Food and Safety
(QFS) yang bertugas sebagai pelaksana kegiatan quality control. Fungsi penerapan
quality control tersebut adalah untuk melakukan pengendalian terhadap mutu dari
input awal berupa penyelesaian bahan baku, proses produksi, sampai kepada proses
output barang jadi (finished goods). Dengan adanya penerapan quality control maka
senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan. Oleh karena itu
Pada PT. Sumber Indah Perkasa harus dapat meningkatkan kinerja yang baik
proses produksi CPO (Crude Palm Oil). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan di
Sumber Indah Perkasa serta mengetahui kadar ALB pada CPO tersebut.
1. Bagaimana cara analisis kualitas grade CPO dengan menggunakan titri metri di
2. Berapa kadar FFA CPO hasil produksi seluruh PKS di lingkungan PT.
3. Apakah faktor yang mempengaruhi kualitas CPO PT. Sumber Indah Perkasa?
1.3 Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui kadar FFA CPO hasil produksi seluruh PKS dilingkungan PT.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi CPO PT. Sumber Indah
Perkasa
1. Penulis dapat mengetahui proses penentuan kadar FFA dari CPO di PT. Sumber
Indah Perkasa
titrimetri untuk mengetahui kadar FFA sehingga diketahui kualitas grade CPO
yang ada.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar penyusunan proposal skripsi ini membahas beberapa bab
penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas agar lebih mudah dipahami.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
Bab ini menyajikan hasil penelitian terdahulu, landasan teori yang mengkaji
seputar bank dan hal – hal terkait dengannya, serta kerangka pikir penelitian.
lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan bahan, dan analisis data.
Bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh dari teknik pengumpulan data
yang berupa wawancara dan observasi, lalu diuraikan dengan kata – kata sesuai hasil
yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
LANDASAN TEORI
penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen
sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan
areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi (Buckle,
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari.
Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, temperatur optimal
24-28 C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 mdpl (di atas
permukaan laut) Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-
90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa
sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.
Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0- 5,5. Kelapa sawit
menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan
memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan
merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia yang dapat menyebabkan masalah
kebutaan, terutama bagi balita dan anak-anak. Oleh karena itu, minyak sawit kasar
(CPO) memiliki prospek yang sangat besar untuk dikembangkan guna mengatasi
masalah KVA tersebut terlebih mengingat kapsul vit A yang tersedia saat ini
umumnya diolah dari minyak ikan dan masih merupakan produk impor. Minyak
Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih unggul dibandingkan dengan
mengandung berbagai jenis zat bioaktif lain seperti riboflavin, niasin, likopen,
mineral yang terdiri dari fosfor, potassium, kalsium, dan magnesium (Sibuea 2011).
pula teknologi proses untuk membuat minyak goreng yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa, sehingga pada proses pembuatan minyak goreng, warna
merah yang mengandung zat gizi mikro penangkal penyakit kronik degeneratif
yang terdapat pada minyak sawit justru sengaja dibuang sebagian lagi terbuang
dengan tidak sengaja. Dalam proses pengolahan buah sawit menjadi CPO yang
penyaringan dan pemurnian. Pada proses pemurnian minyak terdiri dari inilah
komponen minor terutama karoten dari minyak sawit banyak terbuang dan
mutu sumber daya manusia (SDM) pada masa datang. Dengan melakukan
dapat dipertahankan. Proses pengolahan ini tidak menambah biaya lagi untuk
yaitu larutan penitar diteteskan setetes demi setetes ke dalam larutan sampel
sampai tercapai titik akhir. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi pada pelaksanaan
perubahan bilangan oksidasi. Jenis titrasi yang termasuk reaksi metatetik, yaitu:
Reaksi dasar dalam titrasi asam-basa adalah netralisasi, yaitu reaksi asam
dan basa yang dapat dinyatakan:H+ OH- H2O. Bila larutan asam dengan kepekatan
tertentu digunakan sebagai penitar maka titrasi ini disebut asidimetri, sedangkan
bila yang diketahui sebagai penitarnya adalah basa, maka titrasi ini disebut
alkalimetri.
endapan yang sukar larut. Yang termasuk titrasi golongan ini antara lain
3) Titrasi kompleksometri
rangkai (kompleks) yang mantap dan larut dalam air, bila larutan baku bereaksi
yang banyak digunakan adalah Na-EDTA (Natrium Etilena Diamina Tetra Asetat).
b.Reaksi redoks, dalam reaksi ini terjadi perpindahan elektron atau perubahan
bilangan oksidasi. Jenis titrasi yang termasuk dalam reaksi redoks, antara lain:
Dalam lingkungan asam dua molekul permanganat dapat melepaskan lima atom
oksigen (bila ada zat yang dapat dioksidasikan oleh oksigen itu.
2 KMnO4 + 3 H2SO4 K2SO4 + 2 MnSO4 + 3 H2O + 5 O
2) Titrasi Iodo/Iodimetri
Yang dimaksud dengan golongan ini adalah penitaran dengan Iod (Iodimetri)
atau Iod dititar dengan Natriumtiosulfat (Iodometri). Zat-zat yang bersifat pereduksi
dapat langsung dititar dengan yod, sedangkan zat-zat yang bersifat pengoksidasi
dalam larutan asam akan membebaskan yod dari KI yang kemudian dititar dengan
Natriumtiosulfat. Pada cara titrasi ini digunakan larutan kanji sebagai penunjuk, yang
3) Serimetri
pengoksidasi yang kuat, yang mengalami reaksi tunggal. Ion serium dipakai dalam
hidrogennya rendah terjadi pengendapan akibat hidrolisis. Titrasi ini jarang dipakai
4) Dikromatometri
merupakan indikator yang sesuai bila besi dititrasi dalam suasana asam sulfat-asam
Dengan demikian semua sampel bereaksi dengan penitar, tidak ada yang tersisa.
2) Reaksi berjalan cepat, reaksi yang cepat akan mempertajam perubahan warna yang
Free fatty acid merupakan asam lemak yang terpisahkan dari monogliserida,
digliserida, trigliserida dan gliserin bebas. Free fatty acid sangat jarang ditemukan
di alam, apabila ada, kemungkinan terjadi karena pemanasan dan terdapatnya air
sehinggan terjadi proses hidrolisi, selain itu oksidasi juga dapat meningkatkan
kadar free fatty acid (Ketaren, 2005). Free fatty acid adalah nilai yang menunjukan
jumlah free fatty acid yang ada di dalam lemak setelah lemak tersebut dihidrolisa.
Free fatty acid merupakan hasil degradasi dari trigliserida sebagai akibat dari
kerusakan minyak. Selain itu free fatty acid juga merupakan asam yang dibebaskan
untuk mengetahui kualitas dari minyak (Fauziah, 2013). Free fatty acid terbentuk
karna proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan.
Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari 0,2 persen dari berat
lemak akan mengakibatkan flavor yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat
meracuni tubuh. Peningkatan free fatty acid pada tubuh dapat mengakibatkan
inflamation systemic yang ditandai dengan munculnya interleukin-6 dan protein C-
reaktif yang berdampak pada gagal jantung dan kematian mendadak (Mozzaffrian
et al., 2004).
Metode NIR dapat diterapkan dalam pengujian, apabila telah dilakukan validasi
metode yaitu membandingkannya dengan metode kimia. Prinsip kerja NIR adalah
bila suatu radiasi berinteraksi dengan sampel, ia akan diabsorpsi, diteruskan atau
diperhitungkan. Total energi radiasi pada sampel sama dengan jumlah energi yang
dipantulkan dapat diukur dan energi yang diteruskan diatur supaya mempunyai nilai
vibrasi dan rotasi pada molekul yang diradiasi akan mempengaruhi absorbsi near
infrared D ata absorbsi near infrared sangat potensial digunakan untuk analisis ffa
acid.
sederhana, tanpa menggunakan bahan kimia. Prediksi dengan metode ini hanya
membutuhkan beberapa gram sampel dalam bentuk cpo kemudian disinari
kandungan cpo adalah sangat penting. Proses kalibrasi membutuhkan sampel yang
banyak dan algoritma yang sesuai, tetapi bila proses kalibrasi telah selesai maka
proses analisis untuk setiap sampel membutuhkan waktu beberapa menit saja sekitar
spectroscopy, statistik dan ilmu komputer. Model matematika dibangun atas dasar
hubungan antara komposisi kimia dengan absorbansi radiasi sinar near infrared pada
panjang gelombang antara 4000 – 10.000 cm . Pada spektrum tersebut kita mengukur
terutama vibrasi hidrogen pada ikatan kimia dimana hidrogen terikat dengan atom
beberapa negara maju pada benua seperti Eropa, Amerika Utara, Asia, Australia, dan
New Zealand baik dalam bidang industri maupun dalam bidang pertanian. Sedangkan
di Indonesia sendiri, metode ini belum banyak digunakan terutama di dalam bidang
pertanian. Penerapan metode NIR telah lama berkembang terutama untuk keperluan
bahan pangan, pertanian, kedokteran, farmasi, dan industri kimia. Untuk bahan
pangan dan hasil pertanian seperti kedelai, jagung, beras, daging, ikan, hortikultura,
metode NIR dapat digunakan untuk penentuan komposisi kimia seperti kadar air,
lemak, asam, gula, protein dan berbagai senyawa lainnya. Selain itu metode NIR
digunakan dalam industri susu, yaitu untuk menentukan kandungan protein, lemak,
dan kadar air dalam susu murni dan menentukan kandungan protein yang terdapat
Berdasarkan sifat absorban dan reflektan dari energi radiasi yang dipancarkan,
maka metode NIR dapat digunakan untuk menduga komposisi kimia suatu bahan.
Aplikasi metode NIR dalam industri produk pangan dan pertanian telah banyak
dilakukan. Diawali oleh Norris yang menemukan bahwa kadar air yang terkandung
pada biji-bijian dan bibit tanaman dapat diukur pada panjang gelombang sebesar 1940
Metode NIR juga dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi gula dan
asam pada buah-buahan, seperti mangga yang dilakukan oleh Budiastra et al. (1995).
Mereka mengklasifikasikan mangga kedalam tiga jenis rasa yaitu rasa manis, manis
asam, dan asam yang diukur dengan teknologi NIR pada 200 contoh mangga dengan
kisaran panjang gelombang 1400 – 1975 nm. Metode stepwise dari regresi berganda
konsentrasi sukrosa dan asam malat. Panjang gelombang terpilih untuk memprediksi
sukrosa dengan NIR adalah 1533 nm, 1605 nm, 1821 nm sedangkan untuk asam
malat adalah 1621 nm, 1813 nm, 1821 nm, 1933, 1941 nm, 1965, dan 1968 nm.
panjang gelombang NIR yang tepat untuk mendeteksi kememaran buah apel varietas
Rome Beauty adalah 930 nm, 940 nm, 950 nm, 960 nm, 1110 nm, dan 1390 nm.
Disimpulkan juga bahwa kekerasan buah apel tidak terlalu berpengaruh terhadap
pantulan spektrum yang dihasilkan, sehingga hasil pantulan spektrum yang diperoleh
2000 nm. Disimpulkan bahwa kedalaman dan diameter memar buah apel tidak
memar yang diberikan serta panjang gelombang 1400 – 2000 nm tidak dapat
digunakan untuk membedakan secara nyata adanya kememaran pada buah apel
Manalagi.
kimia dari bahan pangan dan pertanian yang menyerap (absorption) atau
memantulkan (reflectance) cahaya pada rentang panjang gelombang 0.7 - 3.0 µm.
Komposisi kimia lainnya memiliki pola serapan yang khas berbeda satu dengan
lainnya pada setiap panjang gelombang cahaya yang diberikan (Mohsenin, 1984).
Kendala metode NIR adalah biaya investasi alat yang tinggi. Metode ini masih
tergolong metode sekunder karena memerlukan tahap kalibrasi terutama bagi sampel
uji yang belum pernah menggunakan metode ini misalnya tepung ikan, bungkil inti
sawit, dedak, tepung singkong dan sebagainya. Metode NIR sangat membantu
pekerjaan analisis yang bersifat rumit dan rutin, seperti kadar air, kadar abu, pH, dan
kadar amilosa. Metode ini sangat sesuai karena tidak lagi banyak memerlukan tahap
kalibrasi.
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah dikenal 5 varietas kelapa sawit,
yaitu:
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relative tipis dengan persentase daging
buah terhadap buah bervariasi antara 35-50 %. Karnel (daging biji) biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah. Dari empat pohon induk yang tumbuh di
kebun raya bogor, varietas ini kemudian menyebar ketempat lain, anatara lain ke
Negara Timur.
2. Pisifera
Tipe pisifera berciri khas, tidak bercangkang, inti hanya diselaputi lapisan
sabut, ukuran inti sangat kecil. Rasio mesokarp terhadap ukuran buah menjadi besar,
karena mesokarp menjadi tebal, dan kandungan minyak kelapa sawit nya juga
tinggi. Tetapi tipe pisifera ini bunga betina nya steril (female sterile), sehingga
bunga- bunga betina ini gugur pada waktu perkembagan dini. Oleh karena itu
tipe ini kurang bernilai ekonomis untuk ditanam dalam kebun produksi. Bunga
jantan nya berguna untuk membuat persilangan dengan bunga betina tipe dura. Hasil
3. Tinera
Tipe ini merupakan hasil silang antara tipe dura dengan pisifera. Sifat
tipe tinera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Tipe ini
buah terhadap buah 60% - 90%, rendemen minyak 22% - 24%. Jumlah daun
yang terbentuk tiap tahun lebih banyak dari pada tipe dura, tetapi ukuran nya lebih
4. Macro Carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buah nya tipis sekali.
5. Diwikka – Wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging. Diwikka-
diwikka-wakkatinera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang
Ada tiga varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna
1. Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu mudaan berubah menjadi
di perkebunan.
2. Virescens
Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna
buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas
3. Albescens
c. Varietas Unggul
komersial adalah tenera, yang merupakan hasil persilangan antara dura dan
pisifera. Varietas dura sebagai induk betina dan pisifera sebagai induk
2011)
2.7 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari TPH
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak
sawit, inti sawit, sabut, cangkang, dan tandan kosong (Sibuea, 2014)
1. Penimbangan TBS
pabrik untuk diolah lebih lanjut untuk menghindari kadar asam lemak bebas
(ALB) yang meningkat. Tandan buah segar yang diangkut ke pabrik terlebih
brutonya. Jembatan timbang merupakan alat ukur berat yang berfungsi untuk
atau benturan.
buah ke dalam lori rebusan. Setelah truk buah ditimbang, kemudian dibongkar di
loading. ramp. Pada kesempatan ini ±5% dari jumlah truk buah disortasi untuk
3. Perebusan
Selanjutnya setelah TBS yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam lori
adalah tahap perebusan. Kapasitas satu unit rebusan adalah 10 lori. Buah beserta
lorinya kemudian direbus dalam sebuah tempat rebusan (sterilizer) atau ketel
atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap
yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu 125°C. Perebusan yang terlalu
perebusan dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah
pemisahan minyak.
4. Proses Penebah (Thereser Process) Setelah perebusan lori yang berisi TBS ditarik
keluar dan diangkat dengan alat Hoisting Crane yang digerakkan dan diangkat
dengan alat Hoisting Crane yang digerakkan dengan motor. Hoisting Crane
akan membalikkan TBS ke atas mesin perontok buah (thresher). Dari thresher,
buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat (digester) untuk lebih
Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, maka perlu
dilakukan pengadukan selama 25– 30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari
bertujuan untuk mengambil minyak dari masa adukan. Proses ini terdiri dari :
• Digester
sehingga dari daging buah terpisah dari biji. Bejana pengaduk ini terdiri
dari tabung silinder yang berdiri tegak didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk
(strring arms) sebanyak 5 tingkat yang diikat pada proses dan digerakkan oleh
motor listrik. Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi
penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada
bagian poros 2, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan
5. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka adukan akan sulit diproses pada saat
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih
partikel- partikel dari tempurung dan serabut serta 40-45% air.Agar diperoleh
minyak sawit yang bermutu baik minyak sawit kasar tersebut mengalami
pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan
kedalam tangki minyak kasa (Crude Oil Tank) dan setelah melalui pemurnian atau
klarifikasi yang bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah (Crude
Palm Oil, CPO). Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air
dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki penampungan
dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan
minyak sawit murni (Proscessed Palm Oil PPO) dan hasil olahan lainnya.
(penangkap pasir) lalu menuju vibro separator untuk disaring agar kotoran berupa
serabut kasar tersebut dialirkan ketangki penampungan minyak kasar (crude oil
pemisahan dilakukan berdasarkan berat jenis antara minyak, air dan sludge,
dimana minyak yang ringan akan keatas, lalu dikirim ke oil tank.........
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif, yaitu jenis
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan juga hubungan antara dua
variabel atau lebih. Asosiatif yang dimaksud adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan antara bahan baku, akses transportasi, fasilitas
6. Neraca Analitik
7. Hot Plate
8. Spatula
11. Ethanol
13. Aquadest
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: Jika ini tangki penuh, maka sampel
diambil secara komposit dari tiga bagian pada zona sampel yaitu top sample,
middle simple, dan bottom sampel dengan menggunakan alat pengambil sampel..
- Dihomogenkan
- Dititrasi dengan larutan NaOH 0.25N sampai terbentuk larutan berwarna pink
seulas
Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu independent
dan dependent. Variabel independent atau variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen. Variabel independen disini adalah Bahan baku (X1), akses transportasi
(X2), fasilitas operasional (X3), dan tenaga kerja (X4). Variabel dependent atau
varabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel dependen disini adalah kualitas CPO (Kadar Air, kotoran,
dan ALB).
1. Angket (Kuesioner)
melalui pos atau internet (mail questionnaires). Dalam penelitian ini peneliti
menyebarkan sendiri kuesioner kepada para karyawan PT. Sumber Indah Perkasa.
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah model terbuka karena pertanyaan
Dalam hal ini, penelitian menggunakan model tertutup yaitu responden memilih salah
Kuesioner ini berupa pertanyaan multiple choice (pilihan ganda) yang terdiri
dari lima alternatif jawaban sehingga responden dapat memilih jawaban yang sesuai
dan peneliti dapat dengan mudah memberikan kode-kode atas jawaban yang
didapatkan.
2. Wawancara
pertanyaan itu. Interview atau wawancara yaitu suatu percakapan tanya jawab lisan
antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada
suatu masalah tertentu. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak
terstruktur namun tetap mengacu pada poin poin penting pada kuisioner. Wawancara
jenis ini tidak memiliki pedoman khusus atau pengertian lainnya adalah proses
Durasi proses wawancara jenis ini cenderung lebih lama karena pertanyaan serta
informasi yang didapatkan dari informan. Dalam hal ini yang menjadi narasumber
atau responden adalah pihak dari PT. Sumber Indah Perkasa yaitu kepala
responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi software SPSS versi 22.
dalam menyusun dan membahas laporan penelitian ini, penulis menggunakan regresi
linier berganda yaitu suatu metode statistik yang digunakan untuk mengadakan
hubungan antara dua variabel dengan variabel bebas dan variabel terikat yang
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Dimana :
Y = Kualitas
a = Konstanta
X1 = Bahan baku
X2 = Akses transportasi
X3 = Fasilitas operasi
X4 = Tenaga Kerja
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk
mendeteksi apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak dapat dilihat
dari hasil penguji histogram dan pengujian normal p-plot, serta lebih jelasnya dapat
yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan dimasa yang akan datang
berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh yang
ditimbulkan antara bahan baku, akses transportasi, fasilitas operasi, dan tenaga kerja
linier berganda.
a. Uji Hipotesis
berpengaruh secara simultan terhadap kualitas CPO yang di produksi pada PT.
Ha : Bahan baku, akses transportasi, fasilitas operasi, dan tenaga kerja berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas CPO yang di produksi pada PT. Sumber Indah
Perkasa.
yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi (R2 ) antara 0 (nol) sampai 1 (satu). Jika koefisien determinasi 0 (nol)
dependen.
Karena variabel independen lebih dari 2 (dua), maka koefisien determinasi yang
Kualitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam
yang baik tentunya dapat meningkatkan taraf penjualan produk tersebut. Kualitas
minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) dipengaruhi oleh banyak hal,
beberapa hal umum yang sangat berpengaruh pada naik turunnya kualitas CPO
diantaranya adalah dari 4 indikator. Indikator tersebut yaitu bahan baku (TBS), akses
yang dapat mempengaruhi naik turunnya kualitas CPO tersebut diatas, dapat
air dan kadar kotoran pada CPO. Dengan mengetahui faktor yang paling
Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO)
yaitu buah kelapa sawit atau biasa disebut dengan tandan buah segar (TBS) pada
dunia industri. Penurunan kualitas TBS antara lain yaitu kondisi tanah atau topografi
tanah lahan kebun kelapa sawit, bibit pohon kelapa sawit, pupuk yang yang
digunakan perusahaan, dan penurunan kualitas TBS pada umumnya terjadi karena
TBS tidak langsung diolah antara 12 s/d 20 jam setelah panen. Maka bahan baku ini
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas
CPO.
Menurut responden yaitu pegawai PT. Sumber Indah Perkasa bahwa bahan
baku yang digunakan perusahaan adalah bahan baku yang berkualitas baik, ditandai
dengan adanya standarisasi bahan baku yang yang ditetapkan oleh perusahaan berupa
kriteria tandan buah segar yang masuk ke dalam loading rem, setelah itu perusahaan
memperoleh bahan baku (TBS) langsung dari kebun (estate) tanpa adanya
penimbunan yang dapat meminimalisir penurunan kualitas bahan baku (TBS) untuk
bahan baku (TBS) yang terjadi pada kebun (estate) milik perusahaan.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa bahan baku yang digunakan PT. Sumber
Indah Perkasa mampu memberikan kontribusi positif terhadap kualitas CPO yang
dihasilkan perusahaan dan artinya bahan baku itu sendiri memiliki pengaruh yang
mengungkapkan bahwa bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau
b. Fasilitas Operasi
Menurut responden yaitu pegawai PT. Sumber Indah Perkasa bahwa fasilitas
rendah, ditandai dengan beberapa poin pada kuesioner yang tidak disetujui oleh
responden yaitu :
Fakta temuan diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Sumber Indah Perkasa
c. Tenaga Kerja
Menurut responden yaitu pegawai PT. Sumber Indah Perkasa bahwa tenaga
kerja yang digunakan perusahaan merupakan tenaga kerja yang memiliki kualitas
baik, ditandai dengan beberapa poin pada kuesioner yang disetujui oleh responden
yaitu :
a. Tenaga kerja pada PT. Sumber Indah Perkasa mendapatkan pelatihan yang
b. Tenaga kerja pada Sumber Indah Perkasa Wisesa berjumlah cukup, sehingga
c. Tenaga kerja pada PT. Sumber Indah Perkasa mendapatkan lembur dan
pekerjaannya.
mempengaruhi output produksi. Dalam hal ini, tenaga kerja juga merupakan salah
satu bagian dari modal itu sendiri. Tenaga kerja merupakan faktor yang tidak kalah
bahwa tenaga kerja pada PT. Sumber Indah Perkasa cukup diperhatikan perusahaan
dalam hal peningkatan kualitas tenaga kerja yang berpengaruh terhadap naik turunnya
d. Akses Transportasi
Hasil (TPH), menempatkan ke truk, dan mengangkutnya dari TPH ke pabrik dengan
truk. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan TBS antara lain
benturan TBS dengan bak, benturan sesama TBS, jarak pengangkutan TBS ke pabrik
perusahaan dalam kondisi yang layak dilalui oleh transportasi umum maupun khusus,
membangun akses transportasi pada PT. Sumber Indah Perkasa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa akses transportasi yang digunakan PT. Sumber Indah Perkasa
Fakta temuan diatas sama dengan hasil penelitian terdahulu dari Andreas
Krisdiarto dan Sutiarso (2016) yaitu kondisi atau tingkat kerusakan jalan memberikan
penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan
mendeteksi apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak dapat dilihat
dari hasil pengujian histogram dan pengujian normal p-plot, serta lebih jelasnya dapat
nilai residual yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Dari gambar 4.1 di atas dapat
dilihat bahwa lengkung kurva menunjukkan garis normal. Hal ini memberikan
diagonal. Dan dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara
normal.
pengaruh yang ditimbulkan antara bahan baku, akses transportasi, fasilitas operasi,
dan tenaga kerja terhadap kualitas CPO secara bersama-sama menggunakan model
ANOVA
Squares
total 164,887
1) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung > dari Ftabel maka H0
tabel di atas dapat dilihat bahwa angka F penelitian yang diperoleh dari hasil
Sedangkan angka Ftabel dihitung dengan ketentuan yaitu taraf signifikan 95%
dan alpha 5% serta dengan melihat nilai Ftabel = f(k; n – k), f = (4; 88 – 4), Ftabel =
(4; 84) = 2,48. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka Ftabel = 2,48. Dengan
demikian diperoleh nilai Fhitung = 35,767 dan Ftabel = 2,48 Karena Fhitung > Ftabel
yang berarti maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel bahan baku, akses transportasi, fasilitas operasi dan tenaga kerja berpengaruh
secara simultan terhadap kualitas CPO yang diproduksi pada PT. Sumber Indah
Perkasa.
Model Summary
Square of the
Estimate
determinasi (R2 ) sebesar 0,723 atau 72,3%. Hal ini menunjukkan bahan baku, akses
transportasi, fasilitas operasi dan tenaga kerja berpengaruh sebesar 72,3% terhadap
kualitas CPO pada PT. Sumber Indah Perkasa, sedangkan sisanya sebesar 27,7%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh A.V
Feigenbaum, kualitas produk dan jasa dipengaruhi oleh 9M yaitu : Market (pasar),
4.4 Hasil Analisa Asam Lemak Bebas (free fatty acid) pada CPO
Minyak sawit merupakan trigliserida yang terdiri dari senyawa gliserol dengan
asam lemak. Berdasarkan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit
termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Warna merah jingga pada minyak
karotena). Selain itu, bentuknya setengah padat pada suhu kamar secara konsisten
yang ditentukan oleh kadar asam lemak bebas (ALB). Sedangkan dalam keadaan
segar dengan kadar ALB rendah, bau tidak menyengat (Mangoensoekarjo, 2003).
Mutu CPO yang dihasilkan pabrik kelapa sawit pada umumnya diketahui
berdasarkan nilai kadar ALB, kandungan air, banyaknya kotoran dalam CPO, warna
CPO yang dihasilkan dan bilangan yodium. CPO yang dihasilkan harus sesuai standar
mutu CPO berdasarkan SNI 01-2901 tahun 2006 (Badan Standardisasi Nasional,
2006).
CPO produksi bermutu baik jika dilihat dari standar ALB yang ditetapkan dari
AOCS (American of Chemist Society) dan SNI yaitu sebesar 5%. Terjadinya angka
sampel. Semakin banyak kandungan air pada CPO maka akan mempercepat reaksi
hidrolisa trigliserida. Hal ini akan memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan
satu penyebab ketengikan yang diartikan sebagai kerusakan atau munculnya bau yang
tidak sedap dalam minyak. Selain itu, hal tersebut juga dapat disebabkan karena
aktivitas enzim-enzim pengoksidasi, enzim lipase dan enzim peroksidase yang dapat
dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya. Kadar FFA yang
tinggi dapat diatasi dengan cara meningkatkan tekanan dan suhu pada vacuum dryer
sehingga menurunkan kadar air CPO. Ssemakin rendah kadar air maka semakin
rendah pula kadar FFA CPO. Tekanan optimal yang digunakan sebesar 1 atm atau
Kadar FFA pada Sungai Merah Mill memiliki nilai tengah 3.07%, pada Sungai
Buaya Mill memiliki nilai tengah 4.42%, dan nilai tengah tertinggi pada PT. Pratama
Palm Abadi dengan nilai 4.94%. Nilai yang sering muncul (modus) dari ketiga kebun
tersebut adalah 3.78% dimana nilai FFA tersebut masih masuk SNI.
0 1 2 3 4 5 6
Gambar 4 Kadar FFA (asam lemak bebas) setelah di analisis menggunakan metode
titrimetri
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa semua kebun asal CPO
memiliki nilai FFA sesuai dengan SNI yaitu dibawah 5%, dengan kebun terbaik ada
pada Sungai Merah Mill yang memiliki nilai FFA rata-rata 3,27%. Nilai rata-rata
FFA pada Sungai Buaya Mill yaitu 4.51% dan pada PT. Pratama Palm Abadi 4.91%.
Besarnya asam lemak bebas dalam minyak sawit adalah salah satu faktor yang
menunjukkan seberapa baik penanganan yang telah dilakukan, dari panen buah
kelapa sawit sampai pengolahan dan penyimpanan. Kandungan asam lemak bebas
dengan konsentrasi tinggi sangat merugikan. Hal ini disebabkan karena terjadinya
reaksi hidrolisa minyak sehingga asam lemak tersebut akan mudah menguap, berbau
tengik, dan rasa tidak enak yang mengakibatkan mutu minyak menurun. Jika
kandungan asam lemak bebasnya dalam minyak inti sawit (CPO) rendah maka akan
dihasilkan minyak sawit dengan kadar asam lemak yang rendah pula.
Perbedaan perlakuan antar kebun dapat mempengaruhi kadar FFA pada CPO,
Dalam keadaan normal kadar asam lemak bebas (ALB) permulaan minyak inti
sawit tidak lebih dari 0,5%, sedangkan pada akhir pengolahannya tidak lebih dari 1%.
Dengan demikian kenaikan kadar ALB selama dan akhir pengolahannya hanya 0,5%.
Jadi pembentukan ALB lebih banyak terjadi pada penimbunan, yaitu jika tempat
penimbunannya lembab dan atau kadar air inti sawit terlalu tinggi melebihi kadar air
8%).
Proses pengeringan yang tidak baik akan menyebabkan kadar asam lemak
bebas meningkat. Hal ini terjadi karena inti basah akan menjadi tempat
pengeringan inti yang tidak baik akan terbentuk lapisan luar inti kering yang keras
membungkus bagian dalam yang masih terlalu basah, dan pengeluaran air dari bagian
dalam menjadi terhalang. Selain itu suhu yang terlalu tinggi juga menyebabkan
pengeluaran minyak yang terlalu banyak, sedangkan suhu yang terlalu rendah
secara teratur perlu dilakukan karena dindingnya akan terlapis dengan inti dan
kotoran, yang merupakan tempat yang baik untuk perkembangan mikroorganisme
Jika inti sawit dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah, selama ditimbun
inti sawit akan menyerap air sampai mencapai 7%. Sebaliknya jika kadar air lebih
tinggi, udara disekitarnya pada penimbunan akan menjadi lembab, mikroba lipolitik
(jamur) akan berkembang biak dengan cepat. Untuk menghindari perusakan mutu
oleh kegiatan mikroba, perlu dilakukan sterilisasi melalui pemanasan dengan uap
Untuk memperoleh inti yang memberikan minyak dengan kadar asam lemak
bebas (ALB) rendah diperlukan kadar inti pecah yang rendah pula. Pembentukan
asam lemak bebas (ALB) oleh mikroorganisme (jamur) juga dapat terjadi bila
suasananya sesuai, yaitu dalam keadaan lembab dan basah. Inti sawit pecah yang
Pembentukan asam lemak bebas oleh mikroorganisme (jamur, bakteri dan kapang)
juga terjadi bila suasananya sesuai yaitu dalam keadaan lembab dan kotor. Oleh
karena itu, pemanasan sampai suhu di atas 900ºC akan menghancurkan semua
PENUTUP
5.1 Simpulan
35,767. Sedangkan angka Ftabel dihitung dengan ketentuan yaitu taraf signifikan
95% dan alpha 5% serta dengan melihat nilai Ftabel = f(k; n – k), f = (4; 88 – 4),
Ftabel = (4; 84) = 2,48. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka Ftabel = 2,48.
Dengan demikian diperoleh nilai Fhitung = 36,405 dan Ftabel = 2,48 Karena Fhitung
> Ftabel yang berarti maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel bahan baku, akses transportasi, fasilitas operasi dan tenaga kerja
berpengaruh secara simultan terhadap kualitas CPO yang diproduksi pada PT.
laboratorium PT. Sumber Indah Perkasa dapat diketahui bahwa semua kebun
memiliki kadar FFA yang memenuhi SNI yaitu di bawah 5%, namun kebun dari
Sungai Merah Mill memiliki CPO dengan kualitas terbaik dengan kadar FFA 3.27%.
Semakin kecil kadar FFA atau asam lemak bebas yang ada pada suatu CPO
menandakan bahwa CPO tersebut memiliki kualitas yang bagus. Maka dalam
adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap kualitas CPO pada PT. Sumber
Indah Perkasa. Berkenaan dengan temuan tersebut maka sudah sepatutnya jika
kualitas bahan baku, kualitas akses transportasi, kualitas fasilitas operasi dan kualitas
tenaga kerja tersebut. Hal ini dapat menjadi upaya untuk mempertahankan atau
mutu minyak sawit dan kernel palm, pengolahan buah kelapa sawit harus sudah
3. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebuah bahan
Badan Standardisasi Nasional, [BSN] (2006) „Minyak kelapa sawit mentah (Crude
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Wotton, M. 2018. Ilmu Pangan. Terjemahan purnomo,H
Hadi, M. M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Penerbit Amico.
Posisi Tandan Buah Segar Di Bak Truk Terhadap Kinerja Angkutan Kelapa
Kimia 7(1):24-28.
Penelitian Kelapa
Press.
Sentono P. 2018. Pengatuh Kualitas Bahan Baku : Proses Produksi dan Kualitas
Tenaga Kerja pada Suatu Produk pada PT. Delta Atmajaya. Universitas
Yogyakarta : Kanisius
Soraya N. 2013. Mengenal Produk Pangan dari Minyak Sawit. IPB Press : Bogor.
Sumarna, D. 2014. Studi metode pengolahan minyak kelapa sawit merah (red
palm oil) dari crude palm oil. Jurnal jurusan teknologi hasil pertanian
KUESIONER PENELITIAN
ini Saya Aldy Dian Satria Mahasiswa Teknik Industri STTN Lampung memohon
kesediaan Bapak/Ibu Untuk mengisi daftar pernyataan berikut sebagai data agar dapat
menyusun skripsi saya yang berjudul “Analisis Mutu Crude Palm Oil menggunakan
Metode Titrimetri pada PT. Sumber Indah Perkasa, Tarahan” pada program Sarjana
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :.....................................................................................
2. Umur : a. 20 – 30 c. 41 – 50 b. 31 – 40 d. 51 – 60
Pertanyaan dibawah ini menyediakan skor 1,2,3,4 dan 5 dengan keterangan sebagai
berikut: