Oleh :
BATARA. M
PROGRAM DIPLOMA IV
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2011
Oleh :
Batara. M
NIM. 06 5203 010
Disetujui Oleh :
Pembimbing Karya Akhir
Diketahui Oleh :
Pelaksana Harian
Ketua Program Diploma IV
Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik USU
PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel (inti
sawit). Bahan baku atau tandan buah sawit (TBS) diperoleh dari perkebunan sendiri
atau perkebunan lain yang menumpang proses di pabrik ini. Hasil dari CPO dan
dimana hasil proses sebelum dilanjutkan keberikutnya tanpa mengubah mutu tetapi
tergantung pada kondisi seluruh peralatan yang digunakan, dalam hal ini sterilizer
yang merupakan tahap permulaan proses pengolahan kelapa sawit. Baik buruknya
mutu dan jumlah hasil olahan sangat ditentukan oleh keberhasilan sterilizer dalam
pengolahan buah kelapa sawit, maka diperlukan perhatian pada peralatan ini agar
menentukan kualitas minyak sawit dan inti serta kapasitas olah pabrik.Adapun tujuan
pengolahan
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
Tidak lupa pula penulis ucapkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan
ibunda tercinta yang tak pernah letih mengasuh, membesarkan, memberi dukungan
moral maupun materil dan selalu menyertai ananda dengan do’a sampai dengan
arahan dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang diberikan baik materil,
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME. selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi
3. Bapak Rahmat Fauzi ST, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknologi
Instrumentasi Pabrik.
Instrumentasi Pabrik.
banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan Karya Akhir ini.
dapat penulis sebutkan satu-persatu khususnya angkatan 2006 dan 2005 yang
Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih ada terdapat kekurangan-
sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan dari karya akhir ini.
Semoga karya akhir ini ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi peenulis
sendiri.
Penulis
Batara Matondang
Lembar Pengesahan
Abstrak .................................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan
Lampiran
pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel (inti
sawit). Bahan baku atau tandan buah sawit (TBS) diperoleh dari perkebunan sendiri
atau perkebunan lain yang menumpang proses di pabrik ini. Hasil dari CPO dan
dimana hasil proses sebelum dilanjutkan keberikutnya tanpa mengubah mutu tetapi
tergantung pada kondisi seluruh peralatan yang digunakan, dalam hal ini sterilizer
yang merupakan tahap permulaan proses pengolahan kelapa sawit. Baik buruknya
mutu dan jumlah hasil olahan sangat ditentukan oleh keberhasilan sterilizer dalam
pengolahan buah kelapa sawit, maka diperlukan perhatian pada peralatan ini agar
menentukan kualitas minyak sawit dan inti serta kapasitas olah pabrik.Adapun tujuan
pengolahan
PENDAHULUAN
Indonesia, sector industri merupakan salah satu usaha yang didukung pemerintah.
Sesuai dengan keadaan di Indonesia, perkebunan kelapa sawit didukung tenaga kerja
yang cukup banyak dan berpotensial yang memungkinkan Negara Indonesia menjadi
salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri
produksinya lamban dan tingkaat kebutuhan akan minyak kelapa sawit sebagai salah
satu keperluan rumah tangga yang cukup tinggi, maka untuk mencukupi kebutuhan
didalam negeri harus dipenuhi dengan minyak kelapa sawit dan inti sawit
mutu tetapi hanya melanjutkannya. Kesalahan pada proses awal tidak akan
yang maksimal dengan tidak mengabaikan mutu dari pada produksi yang dihasilkan.
Sterilizer (ketel rebusan) adalah suatu bejana uap bertekanan yang digunakan
untuk merebus kelapa sawit. Dalam proses produksi kelapa sawit, sterilizer
merupakan pengolahan mekanis yang pertama untuk buah kelapa sawit. Sterilizer
turbin uap yang dimasukkan ke dalam tangki supply atau BPV (Back Peasure
Vessel). Umumnya sterilizer dirancang dengan panjang yang memuat 8-10 lori
dengan tekanan kerja 3 kg/cm2 dan lama waktu perebusa 80-90 menit.Tekanan uap
dan lamanya waktu perebusan sangat menentukan hasil perebusan buah kelapa sawit.
dengan muatan satu sterilizer adalah 10 lori, dimana per satu lori bermuatan 2,5 ton
TBS. Suhu perebusan mencapi 130 0C dengan tekanan 2,8 kg/cm2. Untuk satu kali
pembuangan uap kondesat dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dimaksudkan untuk
Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olahan suatu pabrik kelapa sawit
tersebut. Oleh sebab itu merebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan
merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan. Selama proses perebusan diharapkan
tekanan uap yang diterima oleh sterilizer harus sesuai sehingga panas dapat
menembus masuk ke dalam daging buah sehingga dapat menghasilkan mutu minyak
pengaruh tekanan uap yang diberikan terhadap sterilizer dimana hasil pembahasan
diwujudkan dalam karya akhir yang diberi judul: “PENGARUH TEKANAN UAP
SINUMBAH”.
tandan buah segar (TBS) terhadap unit sterilizer dan juga buah sawit.
minyak dan inti sawit yang baik, spesifikasi, sterilizer dan akibat asam
Dilihat dari proses kerja unit sterilizer dalam melakukan perebusan tandan
buah segar, menyangkut suhu, tekanan uap, waktu perebusan, pembuangan air
kondesat serta permukaan dalam sterilizer itu sendiri yang memerlukan tindakan-
tindakan
Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai
ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada :
Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai
ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada :
BAB I : PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan
Macam-macam termometer.
1642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu
kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula
dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka
kemudian dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut,
zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja
termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga
berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip kerja
termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu.
Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair
Air raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena air raksa mempunyai
keunggulan :
2. Pemuaiannya teratur
4. Warnanya mengkilap
2. harganya murah
3. pemuaiannya 6 kali lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah
diamati.
1.Termometer Laboratorium
Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah
panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar
termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler)
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.
2. Termometer Klinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi
dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas
wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah
pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada
3. Termometer Ruangan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya
termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang
4. Termometer Digital
kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer
digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan
Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih
kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka
Satuan Suhu
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius,
Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik
didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di
dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke
Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air
Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya.
Ketika objek pembicaraan kita seputar benda padat, akan lebih akrab jika
digunakan konsep gaya dan usaha namun ketika kita berhadapan dengan fluida (zat
cair dan gas) dan pompa, akan lebih nyaman dengan konsep tekanan dan head.
Dalam bab pertama ini akan sedikit diulas besaran fisik yang sangat erat
hubungannya dengan pompa dan kompresor yaitu tekanan dan head. Tekanan garis
merahnya adalah gaya yakni mewakili suatu dorongan atau tarikan sedangkan head
benang merahnya adalah usaha yang sebenarnya mewakili konsep energi. Dalam
membicarakan sistem pada umumnya, termasuk pompa dan kompresor, kita akan
selalu berkepentingan dengan energi untuk mengetahui kebutuhan tentang hal itu. Ini
merupakan konsekuensi dari cara kita memahami sistem yang sedang kita kaji,
karena kita tidak dapat dikatakan memahami sistem dengan sesungguhnya (utuh)
tanpa dapat menggambarkan sistem itu secara kuantitatif. Demikianlah, maka di sini
pun kita akan menghitung-hitung besaran yang terlibat, terutama tekanan dan head.
Konsep Tekanan
Tekanan dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya (F) tiap satuan luas bidang yang
dikenainya (A):
F
P=
A
Tampak bahwa satuan untuk tekanan adalah satuan gaya dibagi satuan luas. Satuan
Dalam teknik memang lebih banyak digunakan satuan tekanan lain seperti psi
Satuan-Satuan Tekanan
Dalam SI satuan tekanan adalah Pascal (Pa) yang merupakan satuan gaya dibagi
satuan luas atau Newton/meter2. Jadi massa 1 kg yang bekerja pada satuan luas 1 m2
bertekanan: Satuan tekanan yang lain yang populer dalam teknik adalah bar. Bar ini
bisa dikatakan sebagai satuan tekanan untuk mendekati tekanan atmosfir berkaitan
dengan Pascal. Satu atmosfir ini sekitar 1,01325.105 atau sekitar 105 Pascal,
sehingga 1 bar = 105 Pa. Satuan lain yang juga banyak digunakan adalah kgf/cm2
atau ks c (kg per square cm). Massa 1 kg yang menghasilkan tekanan 9,8 Pa pada
F m.g 1.9,8
P= = = = 9,8 pa
A A 1
Perlu diingat bahwa satuan ksm, ksc dan psi menggunakan massa bukan berat. Jadi 1
psi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh (gaya berat dengan) massa 1 lb (pound)
dalam bidang kerja seluas (tegak lurus) 1 inci persegi. Dalam notasi biasanya
digunakanf (force) untuk membedakan darim (mass) untuk konversi massa ke berat
dengan faktor 1. Jadi 1 psi maksudnya adalah 1 lbf/inc2 (pound force per square inch).
Demikian pula 1 ksc atau 1 kgf/cm2 adalah tekanan yang ditimbulkan olehmas s a 1 kg
dalam luas 1 cm2. Satuan berikutnya adalah mmHg atau Torr yang mengacu pada
Satuan-satuan tekanan yang lazim digunakan tadi dapat dilihat hubungannya seperti
Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut
berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa
sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak
diantara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan
Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asian
Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau
Amerika yang dianggap sebagai daerah asal usulnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas-
varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau
juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain
mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas kelapa
sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2 mm – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentasi daging buah
menyebar ketempat lain, antara lain ke Negara Timur Jauh. Dalam persilangan,
2. Psifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentasi daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji
sangat tipis. Jenis psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis
yang lain . Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga
betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon
induk jantan. Penyerbukan silang antara Psifera dengan Dura akan menghasilkan
varietas Tenera.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan
Tempurung sudah menipis, ketebalanya berkisar antara 0,5 mm – 4 mm, dan terdapat
antara 60 % – 96 %. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari
4. Diwikka – wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
Dura antara 16 % – 18 %. Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang
mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan
yang utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang
menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.dapat dilihat seperti Gambar 2.1.
Ada tiga varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya.
1. Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga
Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah
menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang
dijumpai di lapangan.
3. Albescens
Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi
jarang.
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu
senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam
lemaknya, minyak sawit temasuk golongan minyak asam oleat-linoeat. Minyak sawit
pada suhu kamar (kosistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya),
dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya
cukup enak. Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya, atau lebih
tepat lagi pada kadar digliseridanya. Pada kadar ALB 7% terdapat titik lebur
Universitas Sumatera Utara Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan
rantai asam lemak yang berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14-20 atom
Uap adalah bagian cairan yang diuapkan dan terdiri dari gas ideal sejati yang
partikel-partikel cairan ini akan teruapkan. Uap super panas atau uap panas lanjut
(superhated steam) mempunyai sifat-sifat seperti suatu gas di bawah suhu kritisnya.
1. Volume konstan
4. pvn konstan
5. Entropi konstan
6. Ekspansi bebas
7. Throttling
1. Uap basah
Yaitu uap yang masih mengandung butiran-butiran air yang masih halus dimana
2. Uap jenuh
Yaitu uap yang mengandung butiran butiran air yang lepas, dimana pada tekanan
3. Uap kering
Yaitu uap yang sudah sama sekali tidak mengandung butiran-butiran air, dimana
Untuk kebutuhan uap bagi sterilizer, pada PTPN IV Dolok Sinumbah menggunakan
uap basah sebagai media pemanas guna perebusan tandan buah segar
Penyaluran uap ke dalam sterilizer pada pabrik kelapa sawit yang lazim dikenal
adalah single peak sistem, double peak sistem, dan triple peak system
Semakin tinggi tekanan perebusan akan semakin cepat pula waktu perebusan.
Temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak kualitas minyak dan inti sawit. Pada
minyak sawit harus juga diperhatikan tingkat pemucatannya. Oleh karena itu inti
menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang
memuaskan. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan pengurasan
udara agar udara bisa keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan.
(Pahan, I.,2008).
Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja
dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan pelaksanaan tertentu. Enzim
dapat dihentikan dengan cara fisika dan kimia. Cara fisika yaitu dengan cara
pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein. Enzim lipase bertindak
dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehid dan keton. Senyawa yang
terakhir bila dioksidasi lagi akan menjadi asam. Jadi asam lemak bebas (ALB) ynag
terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase.
Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman (plant enzim) dan
mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS diusahakan agar kememaran buah dalam
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah proses
ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit, buah perlu dilepaskan dari spikletnya.
Buah dapat terlepas dari spikletnya melalui cara hidrolisa hemisellulosa dan pektin
yang terdapat di pangkal buah. Hidrolisis dapat terjadi dengan proses kimia dan
kimia fisika dan reaksi biokimia. Hidrolisis dengan reaksi biokimia telah terjadi
sebagian di lapangan yaitu pada proses pemasakan buah yang ditandai dengan buah
yang membrondol. Reaksi hidrolisis hemisellulosa dan pektin dapat terjadi dalam
ketel rebusan yang dipercepat oleh pemanasan. Panas uap tersebut dapat meresap ke
dalam buah karena adanya tekanan. Hidrolisis pektin dalam tangkai tidak
seluruhnya meyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu masih perlu dilanjutkan
Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan
cara penguapan baik pada saat perebusan maupun saat sebelum pemipilan.
Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak
sawit antar sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga
mudah lepas antara serat yang satu dengan serat yang lain. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi digester dan depericaper. Air yang terkandung dalam inti
akan menguap melalui mata biji sehingga kernel susut dan proses pemecahan biji
Minyak dalam perikarp berbentuk emulsi dapat lebih mudah keluar dari sel jika
berubah dari fase emulsi menjadi minyak. Perubahan ini terjadi dengan bantuan
yang sama dan berdekatan sehingga minyak dan air masing-masing terpisah.
Peristiwa ini akan mempermudah minyak keluar dari perikarp. Penetrasi uap yang
sempurna pada perikarp, terutama pada buah yang paling dalam, akan
mempertinggi efisiensi ekstraksi minyak. Pemecahan emulsi yang telah dimulai dari
perebusan akan membantu proses pemisahan minyak dari air dan padatan lainya
Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat
dari biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam
alat pemecah biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan
serat perikarp dan biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis. Apabila serat tidak
dilepas, maka lignin yang terdapat diantara serat akan menahan minyak. Jika biji
dipukul dalam alat pemecah biji maka terjadi sifat kenyal yang membuat biji tidak
inti.
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15 %. Kadar air
biji yang turun hingga 15 % akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji
tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses
fermentasi di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan
baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering
kecil.(Naibaho,1996)
STERILIZER
melaksanakan proses perebusan tandan buah segar sawit (TBS) yang merupakan
tahapan awal pengolahan buah kelapa sawit setelah melalui loading ramp pada
sebuah pabrik kelapa sawit (PKS). Kontruksi badan dari sterilizer ini dibuat plat
khusus yang anti korosinya lebih tinggi dari plat biasa sehingga tahan terhadap kadar
zat asam. Adapun media pemanas yang dipakai dalam proses perebusan TBS
didalam sterilizer tersebut adalah uap basah yang berasal dari sisa pembuangan
turbin uap.
Berdasarkan bentuk dan kapasitas perebusannya ada dua jenis sterilizer yang dipakai
dalam pengolahan buah kelapa sawit yaitu sterilizer vertical dan sterilizer horizontal.
Sterilizer yang dipasang secar vertical atau tegak. Pada sterilizer vertikal
pintu bawah pada sisi depan. Tandan buah segar yang akan direbus dimasukkan ke
dalam sterilizer dengan menggunakan bunch elevator dan didalamnya buah dialasi
dengan plat berlubang yang dipasang menurun kearah pintu depan, sehingga mudah
untuk mengeluarkan isinya. Kapasitas rata-rata dari sebuah sterilizer veratikal adalah
berikut ini :
Keterangan gambar:
a. Pintu masuk
c. Preasure gauge
e. Pintu keluar
f. Keran afbals
g. Bodem plate
a. Kapasitas rebusan sangat kecil yaitu sekitar 2 ton - 6 ton TBS dalam sekali
perebusan
yang lebih besar, terutama pada saat membuka tutup sterilizer dan mengeluarkan
mendatar dengan ditumpu pada kedua ujungnya. Sterilizer horizontal ada yang
mempunyai satu buah pintu, tetapi ada juga yang empunyai dua buah pintu.
Pengisian tandan buah segar pada sterilizer ini dilakukan dengan memasukkannya
terlebih dahulu kedalam sebuah lori, lalu ditarik masuk dan keluar dengan
menggunakan electro motor. Lori adalah wadah pengangkut tandan buah segar yang
ditarik oleh sebuah electro motor diatas rel, sekaligus juga sebagai wadah pada saat
perebusan di dalam sterilizer. Lori ini ada yang berkapasitas 2,5 ton TBS. Pada
umumnya sterilizer horizontal dapat dimuati 8-10 lori untuk satu kali perebusan
Untuk lebih jelasnya bentuk dan keterangan gambar sebuah sterilizer horizontal
1. Panjang = 2500 mm
2. Lebar = 1350 mm
3. Tinggi = 1220 mm
a. Kapasitas perebusan lebih besar yaitu sekitar 20-50 ton TBS dalam sekali
perebusan.
dilakukan.
perebusan lebih tinggi pada sterilizer vertikal, disebabkan karena buah mengalami
kerusakan akibat benturan dengan pintu sterilizer saat buah dimasukkan juga akibat
4. Waktu yang diperlukan untuk membongkar isi sterilizer vertikl lebih lama
peralatan mekanik.
Perkembangan alat perebusan yang terakhir adalah sterilizer mendatar. Sterilizer ini
Ukuran pipa ini harus cukup besar untuk mempercepat kenaikan tekanan dalam
sterilizer dan umumnya dipakai pipa ukuran 6 inchi. Disamping adanya pelat
pembagi uap didalam sterilizer juga ditambah dengan pipa uap yang terpasang diluar
Pipa pengeluaran uap dan kondesat terdapat di bagian bawah ketel rebusan yang
inchi. Ada pula pipa samping yang terpasang dekat pembuangan satu pipa kecil
ukuran 1 inchi lengkap dengan kerannya untuk pembuangan air kondesat. Pipa
pengeluaran utama dilengkapi dengan peredam suara yang dipasang tidak jauh dari
(seperti kotak saringan) sebagai penahan buah dan kotoran lainnya, untuk
3. Alat-alat ukur/instrumentasi
Preasure gauge
Preasure gauge adalah suatu alat indicatoryang menunjukkan besarnya tekanan uap
Thermometer
Thermometer ini berguna untuk mengetahui temperature uap yang ada du dalam
Safety valve adalah suatu katup atau keran yang bekerja secar otomatis (flow
outomatic steam valve), apabila tekanan uap yang bekerja di dalam sterilizer
Karena tekanan spiring pada safety valve tersebut dapat distel maka tekanan
kerjanya dapat disesuaikan dengan tekanan kerja yang ada di dalam ruangan
maksimum yang dapat diterima oleh safety valve tersebut juga adalah sebesar 3
Kg/Cm2 untuk menjamin keselamatan kerja, tekanan yang mampu diterima oleh
safety valve tersebut distel 0,1 Kg/Cm2 di bawah tekanan kerja sterilizer.
Dari uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa fungsi dari safety valve adalah untuk
menjaga agar tekakan uap di dalam perebusan tidak melebihi tekana kerja yang telah
Bentuk dan keterangan gambar sebuah safety valve dapat dilihat pada gambar 3.3
berikut ini
Katup ini adalah katup yang bekerja satu arah yang dipasang pada saluran pipa
uap/steam induk yang dilakukan dari BVP (Back Preasure Valve) menuju sterilizer.
Katup ini berfungsi untuk mencegah uap yang ada di dalam sterilizer dapat kembali
ke BVP sebagai tekanan lawan, sehingga uap hanya dapat menuju ke perebusan saja.
Bentuk dan gambar check valve dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut
III.3.3. Manometer
Manometer harus sesuai untuk aliran cairan. Kecepatan aliran cairan diberikan oleh
perbedaan tekanan = f LV2/2gD dimana f adalah faktor gesekan dari bahan pipa, L
adalah jarak antara dua titik berlawanan dimana perbedaan tekanan diambil, D
adalah diameter pipa dan g adalah kontanta gravitasi Untuk melihat gerak tekanan
uap selama perebusan.gambar manometer dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut.
Katup ini adalah sebuah katup jenis globa valve yang berfungsi untuk mengatur
pemasukan uap dan mengeluarkan uap dari perebusan. Untuk penyekat aliran seperti
globe valve dan gate valve. Pada butterfly valve penutup aliran dilakukan pada
pemutaran disc (cakra) pada porosnya yang tegak lurus denga sumbu pipa ataupun
penutupan aliran dapat dilakukan secara otomatis. Gambar butterfly valve dapat
Saringan atau filter pada sterilizer berfungsi untuk menyaring kotoran kotoran yang
berada dalam rel ketel rebusan sehingga pipa kondesat benar-benar bersih.
Plat distribusi pada sterilizer berfungsi untuk mengatur agar supply uap menyebar
III.3.8. Lori
Alat lori adalah tempat buah direbus, yang dapat menampung buah 2,5 ton ; 3,5 ton
atau 5 ton. Lori tempat buah dibuat berlubang dengan diameter 0,5 inchi yang
berfungsi untuk mempertinggi penetrasi uap pada buah dan penetesan air kondensat
yang terdapat diantara buah. Ukuran lubang yang semakin besar menunjukkan
proses sterilisasi buah yang lebih baik, akan tetapi daya tahan alat kurang.
Alat ini berfungsi untuk membantu dan mempercepat pemasukan dan pengeluaran
lori dari sterilizer. Semakin kecil radius crossing rail, maka frekuensi lori semakin
tinggi. Kondisi crossing rail merupakan faktor pembatas dalam penetapan kapasitas
oleh pabrik. Gangguan yang terjadi di crossing rail akan menghambat pemasukan
III.3.10. Capstand
Untuk sebagai alat bantu guna memasukkan dan mengeluarkan lori dalam rebusan.
Jaringan rel ini harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jembatan rel
sewaktu digunakan harus duduk tepat pada rebusan dan sewaktu tidak digunakan
III.3.12. Bogie
Bogie adalah kerangka yang dilengkapi dengan empat unit roda, bogie ada yang
bersifat terpadu dengan roda dan adapula yang terpisah. Bogie yang terpadu akan
menyebabkan bushing cepat rusak karena bantingan yang terjadi ketika roli
Wire rope winch adalah suatu electromotor yang berfungsi untuk menarik dan
memasukkan lori ke dalam rebusan dengan menggunakan alat bantu berupa kawat
baja.
resiko yang tinggi. Oleh karena itu, rebusan dan unit pendukungnya harus diperiksa
sebelum dioperasikan. Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain packing pintu, alat
Kerusakan packing pintu biasanya terjadi pada baggian bawah pintu rebusan karena
Manometer terdapat di bagian atas pintu depan dan belakang rebusan. Fungsinya
untuk menunjukkan apakah tekanan dalam perebusan masih ada atau tidak. Operator
harus memperhatikan apakah masih ada tekanan atau tidak pada saat hendak
membuka pintu rebusan. Pastikan bahwa tekanan uap di dalam rebusan banar-banar
sudah nol sebab uap akan menyembur jika masih ada tekanannya.
diperiksa, jangan sampai tersumbat, air kondensat ini akan tergenang di lantai
Periksalah mekanisme katup pengaman, apakah masih berfungsi dengan baik atau
dalam rebusan
III.4.5. Cantilever
Cantilever berfungsi sebagai rel untuk jalan keluar-masuk lori ke dalam reebusan.
Cantilever harus dalam keadaan baik dan tidak baling (twisted) agar lori yang keluar-
Lantai sekitar rebusan tidak boleh dugenangi oleh air kondensat karena temperatur
air kondensat tinggi dan masih mengandung minyak yang menyebabkan lantai
menjadi licin.
Bagian dalam setiap bagian rebusan harus dibersihkan minimal dua minggu serta
dari katup pengaman tidak boleh dilakukan sembarang orang, tetapi oleh mekanik
• Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat
memproduksi uap, dengan sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai. Sistem
perebusan yang lazim dikenal di PKS adalah single peak, double peak dan triple
peak. Sistem perebusan triple peak (SPTP) banyak digunakan, selain berfungsi
sebagai tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik yaitu adanya goncangan
dipengaruhi oleh tekanan uap yang tersedia, kapasitas ketel perebusan, bahan baku
Ketika ketel rebusan dalam keadaan pintu terbuka, baik ketel dalam keadaan kosong
ataupun pada saat pemasukan/pengeluaran buah rebusan yang sudah matang, udara
bebas masuk kedalam ketel rebusan. Udara bebas ini 20% mengandung oksigen dan
gas-gas lain. Bahaya gas oksigen dalam perebusan disebabkan gas oksigen ini akan
horizontal yang berkapasitas 20 ton TBS dan dapat memuat 10-12 lori. Kebutuhan
uap untuk 1 kali perebusan 250 kg uap untuk 1 ton TBS. Spesifikasi dari Sterilizer
Type : 2100 x 3
Date : 25 / 1 / 85
No. Pabrik : HZ 15 – 05
STERILIZER
IV.1. UMUM
sawit. Tujuan utamanya adalah untuk merebus tandan buah segar agar minyak yang
terdapat di dalam daging buah dapat mempermudah proses ekstraksi minyak. Daging
buah dilunakkan supaya mudah terlepas dari bijinya sewaktu pengadukan dalam
perlakuan panas dan tekanan dengan pola tiga puncak (triple peak).
1. Tekanan (preasure)
2. Suhu (temperatur)
3. Waktu (time)
Pada hakekatnya suhu ditentukan sampai batas tertentu oleh tekanan. Semakin tinggi
tekanan maka semakin tinggi suhu dan semakin pendek waktu yang diperlukan
untuk perbusan.Untuk perebusan yang baik disarankan agar ketiga faktor diatas
harus dipenuhi serta secara simultan karena tekanan dan waktu diperlukan untuk
Perebusan merupakan proses transfer kalor (yang diukur dengan panas) dari sumber
Transfer panas dapat terjadi satu tahap atau lebih secara konduksi, konveksi maupun
radiasi tergantung dari batasan system yang dibuat. Medium transfer panas dalam
perebusan dapat berupa air maupun dalam bentuk uap air (steam).
material yang ingin dicapai. Air yang dipanaskan akan menyerap kalor dari sumber
(contoh : api) sampai mencapai titik didih air + 100 0C (pada P = 1 atm). Ketika
kalor terus menerus diberikan maka uap air akan terus terbentuk dan menyimpan
entalphy dalam jumlah yang terus meningkat. Di dalam ruangan tertutup hal ini
entalphy maka uap air akan terkondensasi menjadi titik-titik air (kondensat) yang
mendekati air murni. Penurunan ini disebabkan karena senyawa uap air akan
juga karena terdapat transfer panas ke material. Penurunan entalphy dapat dilihat dari
Jika ditinjau dari tujuan perebusan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat dipastikan bahwa tujuan-tujuan perebusan tersebut dapat dicapai dengan lebih
sempurna apabila perebusan dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi. Namun pada
prakteknya tekanan maupun waktu tidak dapat ditingkatkan tanpa batas, karena :
buah. Akibatnya minyak akan meleleh keluar dari daging buah selama
Selain dari hal-hal yang telah dibahas di atas, besar atau kecilnya
tekanan uap yang dipakai juga dipengaruhi oleh perlakuan dalam pembuangan
air kondensat dan udara (deaerasi). Air kondensat dapat berpengaruh buruk
karena air kondensat dapat menyerap panas dari uap yang masuk sehingga dapat
dapat tercapai.
Pada pola puncak ini ialah puncak yang terbentuk selama proses perebusan ada
satu puncak dari tindakan pembuangan dan pemasukan uap yang tidak merubah
Pola dua puncak ialah jumlah puncak yang terbentuk selam proses perebusan ada
dua puncak, akibat tindakan pembuangan uap dan pemasukan uap kemudian
Pola tiga puncak ialah jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan
ada tiga puncak akibat dari tindakan pemasukan uap dan pembuangan uap,
dilanjutkan dengan pemasukan uap, penahan uap dan pembuangan uap selama
B – C Membuang air kondesat sambil menurunkan tekanan selama 3,5 menit dari
(puncak II)
selama 10 menit
Namun pada umumnya pabrik kelapa sawit sering mnggunakan triple peak sistem
karena selain berfungsi sebagai tindakan fisik juga dapat terjadi proses mekanik
Tabel siklus tekanan, waktu dan temperatur perebusan sistem tiga puncak
8 Blow down 0 5 0
9 De-charging
dari baja. Pada umumnya sekarang ini kontruksi utama yang banyak sekali
digunakan adalah baja, hal ini dikarenakan baja relatif tidak begitu mahal, tersedia
disambungkan dengan sesamanya atau dengan bahan lain dan mempunyai sifat-sifat
mekanik yang mudah dikenal serta dapat diubah komposisi kimianya dan temperatur
pengolahan. Baja juga dapat tahan pada temperatur sangat tinggi dan temperatur
Pada saat strilizer beroperasi akan terjadi tegangan tarik pada dinding
sterilizer, maka untuk mengetahui tegangan tarik yang terjadi pada saat sterilizer
DxP
Error! Bookmark not defined. σt =
2t
2mx0,034 N / m 2
=
2 x0,01m
0,068 N / m 2
=
0,02
= 3,4 N/m2
2mx0,034 N / m 2
=
4 x0,01m
0,068 N / m 2
=
0,04
= 1,7 N/m2
DxP
σt =
4t
2mx0,0138124 N / m 2
=
4 x0,01m
0,0276248 N / m 2
=
0,04
= 0,6 N/m2
DxP
σt =
4t
2mx0,0217052 N / m 2
=
4 x0,01m
0,000434104 N / m 2
=
0,04
= 1 N/m2
DxP
σt =
4t
2mx0,0276248 N / m 2
=
4 x0,01m
0,0552496 N / m 2
=
0,04
= 1,73 N/m2
t = Tebal plat
P = Tekanan
Dari data perhitungan dapat diketahui seberapa besar tegangan tarik yang diterima
Masalah yang dihadapi oleh sterilizer ini ialah korosi yang terjadi pada bagian
ke sterilizer bersama TBS yang dicuci seluruhnya oleh air kondesat dan
3. Adanya sisa-sisa udara yang tidak terbuang sempurna saat melakukan dearasi
pembersihan dengan teliti dan servis pada waktu tertentu secara terus
menerus. Korosi yang terjadi pada bagian dalam permukaan sterilizer dapat
rekayasa memiliki cacat volume. Bahkan lagam murni yang bebas dari semua
cacat dari proses produksi masih dapat mengalami serangan korosi selektif
itu. Dalam hal ini sterilizer sebagai salah satu penggunaan logam dalam
industri kelapa sawit yang digunakan untuk merebus tandan buah segar,juga
pembuangan turbin uap. Selama proses perebusan buah kelapa sawit akan
minyak yang keluar dari buah 10% merupakan air kondesat yang berasal dari
khususnya pada daerah batas butir. Pengendapan bahan-bahan nabati ini akan
Plat ini terletak di bagian atas pada dinding sterilizer. Plat ini berfungsi untuk
pembuangan udara dapat dilakukan dengan mudah dan buah yang direbus
500m/detik.
uap sehingga mempunyai efek korosi yang sebanding dengan pancaran pasir.
untuk terjadinya korosi sumuran oleh uap air yang telah terkondensasi pada
Dari gambar diatas dapat dilihat mekanisme korosi sumuran akibat aerasi
diferensial di bawah butir air kondesat. Pada gambar (a) diatas terlihat
oksigen dari difusi lebih banyak dibanding dengan daerah pusat tetesan air
dalam dan bereaksi dengan ion-ion yang terdisfusi besi yang terdisfusi ke
sendirinya akan menghasilkan air kondesat yang asam dalam jumlah yang
banyak. Secara logis ini akan terjadi terutama pada bagian yang lebih
Wearing plate adalah plat besi yang dilas menyatu dengan dinding
dalam sterilizer setengah lebih rendah dari bodi bagian bawah. Adapun
korosi.
adalah lapisan yang paling dekat dengan permukaan logam tempat gaya-gaya
tidak beraturan paling besar dan kecepatan lapisan ini meningkat hingga
efek khasyang dihasilkan oleh korosi erosi terjadi akibat ketergantungan laju
adalah pada bagian kampuh las karena laju korosi akan semakin cepat pada
perebusan sejumlah uap akan masuk ke ruang antara wearing plate dengan
bodi sterilizer dan akan membentuk kondesat panas. Apabila tidak segera
diperbaiki maka kondesat yang masuk diantara kedua plat ini akan dapat
terdapat pada kampuh-kampuh las maka uap perebusan akan semakin banyak
keluar akibat perbedaaan tekanan antara bagian dalam sterilizer dengan ruang
antara wearing plate dengan bodi sterilizer yang berhubungan dengan udara
luar.
karena uap akan mengalir dari tekanan yang tinggi (ruangan sterilizer) ke
V.1. KESIMPULAN
1. Pada sterilizer pemakaina tekanan uap basah yang terlalu tinggi akan
dan juga wearing plate. Karena dengan kekutan uap yang terlalu tinggi
dengan gesekan yang disebabkan aliran dari air kondesat. Untuk korosi
titik air pada saat pemasukan tiap ke dalam sterilizer dan dipercepat
2. Bagi buah sawit yang direbus, tekanan uap basah yang terlalu tinggi akan
minyak banyak keluar dari daging buah. Sedangkan tekanan uap basah
pabrik,penggunaan uap yang banyak, oil loses yang besar pada serat saat
pengempaan dan penurunan efisiensi kerja pada nut cracker karena inti
1. Proses korosi yang terjadi pada sterilizer tidak dapat dihilangkan namun
threser, karena apabila buah terlalu lama berada dalam sterilizer akan
kerja sterilizer dapat berjalan dengan baik, maka didapat pula perebusan
sterilizer.
Medan.
Paramita.
Paramita