Anda di halaman 1dari 166

PRA RANCANGAN

UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA SAWIT


UNTUK KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM

KARYA AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Ujian Sarjana Sains Terapan

O
L
E
H

RAHMADSYAH
NIM: 005201040

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN
PABRIK PEMBUATAN GAS METAN DARI SAMPAH ORGANIK
DENGAN KAPASITAS PENGOLAHAN 37,5 TON/JAM

KARYA AKHIR

OLEH
JULIYANTI SRI KARTIKA N
NIM : 025201010

Telah Diperiksa/Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Renita Manurung, MT) (Hendra Ginting, ST.MT)


NIP. 132 163 646 NIP. 132 243 713

Mengetahui
Koordinator Karya Akhir

(Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si)


NIP : 132 126 842

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

PRA RANCANGAN UNIT STERILIZER PADA PABRIK KELAPA


SAWIT UNTUK KAPASITAS 30 TON/JAM
KARYA AKHIR

OLEH
RAHMADSYAH
NIM : 005201040

Telah Diperiksa/Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Renita Manurung, MT) (Hendra Ginting, ST.MT)


NIP. 132 163 646 NIP. 132 243 713

Mengetahui
Koordinator Karya Akhir

(Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si)


NIP : 132 126 842

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan
kesehatan bagi Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikkan penyusunan Karya Akhir
ini yang berjudul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Yoghurt dari Kacang Kedelai
Kapasitas 8 Ton/jam”.
Penyusunan Karya akhir ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
dapat mengikuti sidang sarjana pada Program Studi Teknologi Kimia Industri D-IV
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Rasa Terima Kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, yang
selalu membimbing dan memberikan segenap dukungan moril dan material bagi Penulis,
serta kakak dan adik penulis yang tetap memberikan bantuan, dukungan dan tauladan,
yang menjadi pengorbanan yang tak terbalaskan.
Dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu selama Penulis menyelesaikkan studi :
1. Ir. Renita Manurung, MT, selaku Ketua Program Studi Teknologi Kimia Industri
D-IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Hendra Ginting, ST.,MT, selaku Sekeretaris Program Studi Teknologi Kimia
Industri D-IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Ir. Irvan Msi, selaku koordinator Karya Akhir Program studi Teknologi Kimia
Industri D-IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Ir. Indra Surya MSc, yang selaku Dosen Pembimbing I Karya Akhir yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis selama
menyelesaikan Karya Akhir ini.
5. Maya Sarah ST.,MT, yang selaku Dosen Pembimbing II Karya Akhir yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis selama
menyelesaikan Karya Akhir ini.
6. Seluruh Satff Pengajar Program Studi Teknologi Kimia Industri D-IV Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Staff Pegawai Administrasi Program Studi Teknologi Kimia Industri D-
IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


8. Teman-teman stabuk 2001 dan Junior-junior yang telah banyak membantu
terselesaikannya Karya Akhir ini.
Dan semua pihak yang tidak mungkin disebutkan seluruhnya, terimakasih Penulis
haturkan atas segala dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih jauh dari sempurna karena
Penulis sangat mengharapkan saran dan keritik guna peningkatan kualitas Karya
Akhir di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga Karya Akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2008


Penulis,

Benny Samuel

Universitas Sumatera Utara


INTI SARI

Pra Rancangan Pabrik Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit direncanakan

dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun.

Lokasi Pabrik yang direncanakan didirikan di Perbaungan dengan luas lahan

1.377 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian Unit Sterilisasi pada

Pabrik Kelapa Sawit ini berjumlah 15 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan

Terbatas (PT) dan struktur organisasi yang direncanakan adalah berbentuk garis dan

staff.

Hasil analisa aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut :

• Total Modal Investasi : Rp 55.140.687.520,-

Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka disimpulkan bahwa Unit Sterilisasi pada

Pabrik Kelapa Sawit ini memerlukan biaya sangat banyak, pada unit sterilisasi ini

akan menghasilkan mutu minyak yang sesuai dengan standar yang diminta konsumen

baik didalam dan diluar negeri.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

INTI SARI i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang I-1

1.2. Perumusan Masalah I-2

1.3. Tujuan Rancangan I-2

1.4. Manfaat Rancangan I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

2.1. Stasiun Sterilizer II-1

2.2. Fungsi Sterilizer II-4

2.2.1 Menghentikan Aktivitas Enzim II-4

2.2.2 Melepaskan Buah dari Tandannya II-4

2.2.3 Menurunkan Kadar Air II-5

2.2.4 Melunakkan Buah Sawit II-5

2.3 Jenis Sterilizer II-5

2.3.1 Sterilizer II-5

2.3.2 Sterilizer Double Peak II-6

2.3.3 Sterilizer Tripple Peak II-6

Universitas Sumatera Utara


2.4. Operasi Sterilizer Programmer II-7

2.5. Operasi Prosedur Pembuangan Tekanan Steam II-13

2.5.1 Prosedur Pembuangan Udara II-13

2.5.2 Prosedur Pembuangan Kondensat II-13

2.5.3 Prosedur Pembuangan Uap II-14

2.6. Perawatan dan Pembersihan II-15

2.6.1 Perawatan Sterilizer II-15

2.6.2 Pembersihan Sterilizer II-16

BAB III NERACA BAHAN

3.1. Sterilizer III-1

BAB IV NERACA PANAS

4.1. Sterilizer IV-1

BAB V SPESIFIKASI PERALATAN

5.1. Sterilizer V-1

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1. Instrumentasi VI-1

6.2.Keselamatan Kerja VI-6

6.3. Keselamatan Kerja Pada Unit Sterilisasi PKS VI-7

6.3.1. Pencegahan Terhadap Kebakaran Dan Ledakan VI-7

6.3.2. Peralatan Perlindungan Diri VI-8

6.3.3. Keselamatan Kerja Terhadap Listrik VI-8

6.3.4. Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan VI-9

6.3.5. Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis VI-9

Universitas Sumatera Utara


BAB VII UTILITAS

7.1. Kebutuhan Uap (Steam) VII-1

7.2. Kebutuhan Air VII-2

7.2.1. Pengendapan VII-3

7.2.2. Klarifikasi VII-4

7.2.3. Filtrasi VII-4

7.2.4. Demineralisasi VII-5

7.2.5. Deaerasi VII-9

7.3. Kebutuhan Bahan Kimia VII-9

7.4. Kebutuhan Listrik VII-9

7.5. Kebutuhan Bahan Bakar VII-10

7.6. Spesifikasi Peralatan Utilitas VII-11

7.6.1. Pompa Air Sumur Bor (L-411) VII-11

7.6.2. Bak Pengendapan (H-410) VII-11

7.6.3. Clarifier (H-420) VII-12

7.6.4. Tangki Pelarutan Alum (M-421) VII-12

7.6.5. Tangki Pelarutan Soda Abu (M-422) VII-13

7.6.6. Pompa Bak Pengendapan (L-421) VII-13

7.6.7. Sand Filter (H-430) VII-14

7.6.8. Pompa Clarifier (L-431) VII-15

7.6.9. Menara Air (F-440) VII-15

7.6.10. Pompa Sand Filter (L-441) VII-16

7.6.11. Kation Exchanger (T-450) VII-16

7.6.12. Tangki Pelarutan H 2 SO 4 (M-451) VII-17

Universitas Sumatera Utara


7.6.13. Pompa Menara Air (L-451) VII-17

7.6.14. Anion Exchanger (F-460) VII-18

7.6.15. Tangki Pelarutan NaOH VII-18

7.6.16. Pompa Kation Exchanger (L-461) VII-19

7.6.17. Tangki Kaporit (F-490) VII-20

7.6.18. Tangki Penampungan Air Umpan Ketel (F-500) VII-20

7.6.19. Pompa Air Umpan Ketel (L-501) VII-21

7.6.20. Deaerator (E-510) VII-21

7.6.21. Pompa Deaerator (L-511) VII-22

7.6.22. Boiler (E-250) VII-22

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

8.1. Lokasi Pabrik VIII-1

8.2. Tata Letak Pabrik VIII-3

8.3. Kebutuhan Areal Untuk Pendirian Pabrik VIII-4

BAB IX ORGANISASI MANAJEMEN PERUSAHAAN

9.1. Organisasi Dan Manajemen IX-1

9.2. Bentuk Badan Usaha IX-1

9.2.1. Badan Usaha Perorangan (Single Proprietorship) IX-1

9.2.2. Badan Usaha Persekutuan (Partnership) IX-2

9.2.3. Badan Usaha Perseorangan (Corporation) IX-4

9.2.4. Koperasi (Coperative) IX-4

9.2.5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) IX-4

9.2.6. Penggabungan Badan Usaha (Joint Venture) IX-5

9.3. Bentuk Struktur Organisasi IX-5

Universitas Sumatera Utara


9.4. Uraian Tugas Wewenang Dan Tanggung Jawab IX-6

9.4.1. Kepala Bagian Produksi IX-6

9.4.2. Kepala Bagian Utilitas IX-6

9.4.3. Kepala Bagian Unit Sterilisasi IX-6

9.4.4 Opeartor Panel Kontrol IX-7

9.5 Posisi Unit Sterilisasi pada PKS IX-7

9.6. Sistem Kerja Dan Tenaga Kerja IX-7

9.7. Jumlah, Tingkat Pendidikan Dan Gaji Tenaga Kerja IX-8

BAB X ANALISA EKONOMI

10.1. Modal Investasi X-1

10.1.1. Modal Investasi Tetap/Fixed Capital Investment (FCI) X-1

10.1.2. Modal Kerja/Working Capital X-2

BAB XI KESIMPULAN XI-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS

LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN

LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS

LAMPIRAN E PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Konsumsi Minyak Goreng Indonesia I-2

Tabel 3.1 Perhitungan Neraca Massa pada Unit Sterilizer III-1

Tabel 4.1 Perhitungan Neraca Panas pada Unit Sterilizer IV-1

Tabel 6.1 Daftar instrumentasi Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada PKS IV-4

Tabel 7.1 Kualitas sumur bor VII-2

Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada PKS VIII-5

Tabel 9.1 Jumlah, Tingkat pendidikan Tenaga Kerja IX-8

Tabel LA.1 Neraca Massa Pada Sterilizer LA-1

Tabel LB.1 Kapasitas panas zat cair untuk ikatan (J/mol.K) LB-1

Tabel LB.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit LB-1

Tabel LB.3 Neraca Panas Pada Sterilizer LB-11

Tabel 10.1 Modal Investasi Tetap (MIT/FCI) X-2

Tabel 10.2. Perincian Modal Kerja (Working Capital) X-3

Tabel 10.3. Perincian Biaya Tetap X-4

Tabel 10.4. Rincian Biaya Variabel X-5

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Perebusan SingglePeak (SPSP) II-6

Gambar 2.2 Sistem Perebusan DoublePeak (SPTP) II-6

Gambar 2.3 Sistem Perebusan TripplePeak (SPTPB) II-6

Gambar 2.4 Sistem Perebusan SingglePeak (SPSP) II-6

Gambar 2.5 Step of Sterilizer II-8

Gambar 2.6 Timer at each step indicates time in minutes II-8

Gambar 2.7 Tombol Panel unit Sterilizer II-9

Universitas Sumatera Utara


INTI SARI

Pra Rancangan Pabrik Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit direncanakan

dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun.

Lokasi Pabrik yang direncanakan didirikan di Perbaungan dengan luas lahan

1.377 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian Unit Sterilisasi pada

Pabrik Kelapa Sawit ini berjumlah 15 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan

Terbatas (PT) dan struktur organisasi yang direncanakan adalah berbentuk garis dan

staff.

Hasil analisa aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut :

• Total Modal Investasi : Rp 55.140.687.520,-

Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka disimpulkan bahwa Unit Sterilisasi pada

Pabrik Kelapa Sawit ini memerlukan biaya sangat banyak, pada unit sterilisasi ini

akan menghasilkan mutu minyak yang sesuai dengan standar yang diminta konsumen

baik didalam dan diluar negeri.

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang, pembangunan disegala bidang merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pembangunan ini bertujuan

untuk untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan disektor

industri merupakan bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang yang

diarahkan untuk menciptakan struktur organisasi ekonomi yang lebih kokoh dan

seimbang, yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri yang maju dan didukung

oleh sektor pertanian yang tangguh.

Industri kelapa sawit Indonesia terus berkembang karena permintaannya terus

meningkat baik untuk konsumsi langsung sebagai minyak goreng, maupun sebagai

produk industri lainnya. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng pada

tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% pertahun. Saat ini minyak

goreng merupakan penyerap utama konsumsi minyak dalam negeri yaitu mencapai 70%

dari jumlah yang dipasarkan dalam negeri. Minyak sawit merupakan salah satu sumber

minyak nabati potensial khususnya sebagai sumber minyak nabati yang potensial

khususnya sebagai bahan oleo-pangan dan oleo-kimia. Industri lain yang menggunakan

minyak kelapa sawit ini adalah industri margarin, sabun dan industri kimia lainnya

(Suyatno, 1994).

Konsumsi perkapita minyak goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dimana

konsumsi perkapita khusus untuk minyak goreng sawit sebesar 12,7 kg per tahun.

Berdasarkan perkembangan berbagai variable terkait seperti peningkatan konsumsi

I-1

Universitas Sumatera Utara


minyak goreng dalam negeri tahun 2005 mencapai 6 juta ton dimana 83,3% terdiri dari

minyak goreng sawit.

Tabel 1.1 Konsumsi Minyak Goring Indonesia (dalam 000 ton)

Year Palm Cooking Oil +/- Shares Coconut +/- Shares Total +/-

(%) (%) Cooking Oil (%) (%) (%)

1999 2.494,1 4,4 77,5 725,8 7,5 22,5 3.219,9 5,1

2000 2.806,1 12,5 78,5 769,5 6,0 21,5 3.575,6 11,0

2001 3.137,9 11,8 79,6 806,5 4,8 20,4 3.944,4 10,3

2002 3.508,1 11,8 80,6 846,9 5,0 19,4 4.355,0 10,4

2003 3.964,9 13,0 81,8 879,8 3,9 18,2 4.844,7 11,2

2004 4.527,7 14,2 82,9 933,4 6,1 17,1 5.461,1 12,7

2005 5.062,8 11,8 83,8 980,4 5,0 16,2 6.043,3 10,7

Average Growth (%) 10,1 3,3 8,8

1.2 Perumusan Masalah

Dari data yang telah diperoleh bahwa tingginya permintaan atas konsumsi masyarakat

Indonesia dan dunia atas kebutuhan terhadap minyak goring dan terhadap Crude Palm Oil

(CPO). Maka diharapkan jumlah produksi dapat ditingkatkan dan juga mutu dari minyak

kelapa sawit yang dihasilkan sehingga tidak kalah bersaing dengan produk minyak

produksi negara lain

1.3 Tujuan Rancangan

Sebagai ilmu Keteknikan, maka Teknologi Kimia Industri membidangi perancangan

(design) konstruksi, operasi peralatan, serta proses pengolahan bahan mentah atau bahan

Universitas Sumatera Utara


baku menjadi produk yang berdaya guna untuk bahan baku baik bagi proses berikutnya

maupun untuk kebutuhan masyarakat. Tujuan rancangan Unit Sterilisasi Buah Sawit

untuk Pabrik Kelapa Sawit adalah juga untuk mengaplikasikan Ilmu Teknologi Kimia

Industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, Operasi Teknik Kimia, Utilitas dan

bagian Ilmu Teknologi Kimia Industri lainnya yang penyajiannya disajikan pada Pra

Rancangan Unit Sterilisasi Buah Sawit Untuk Pabrik Kelapa Sawit.

1.4 Manfaat Rancangan

Berdasarkan tujuan rancangan dapat diketahui mengenai Spesifikasi Unit Sterilisasi

buah Sawit untuk Pabrik Kelapa Sawit cara kerja serta dan pengoperasian Unit Sterilizer

yang cocok sehingga mutu pada proses Sterilizer dapat dipertahankan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STATION STERILIZER


Stasiun Strilizer adalah stasiun untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) yang
akan diproses untuk mendapatkan minyak sawit. Peralatan yang utama pada stasiun ini
adalah Ketel rebusan TBS. Disamping itu juga peralatan Bantu, untuk membantu proses
perebusan TBS dan peralatan kontrol untuk mengontrol jalannya proses agar selama
proses berlangsung dengan baik (sempurna).
Adapun peralatan Sterilizer di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dapat dituliskan data teknisnya
sebagai berikut :
 Bentuk/model : Silinder memanjang horizontal
 Diameter Silinder bagian dalam : 2.100 mm (210 cm)
 Panjang Sterilizer : 3.150 cm
 Kapasitas : 25 ton (10 lori @ 2,5 ton TBS)
 Tekanan kerja : 2,5 s/d 3 kg/cm2
 Temperatur uap : 1250C – 1350C
 Waktu perebusan : 82 – 90 menit

Peralatan Sterilizer ini dilengkapi dengan :


1. Panel Sterilizer
Untuk pengoperasian, pengontrolan dan pemograman Sterilizer.
 Pengoperasian dimaksudkan untuk menjalankan/pengoperasian Sterilizer sesuai
dengan step-step yang ada selama proses berlangsung.
 Pengontrolan, untuk mengetahui unjuk kerja peralatan dapat bekerja sesuai
dengan system yang diprogram atau tidak dengan cara melihat indicator baik
berupa lampu atau grafik.
 Pemograman, untuk menentukan lamanya (waktu yang digunakan) proses untuk
setiap stepnya. Pemograman ini didasarkan dengan mutu TBS yang akan direbus.

Universitas Sumatera Utara


2. Peralatan Kontrol
Peralatan ini dipasangkan untuk tujuan pengontrolan kerja system macam-macam
antara lain :
 Inlet Valve
Untuk pengontrolan/pengaturan masuknya uap ruang Sterilizer.
 Exhaust Valve
Untuk pengaturan keluaran steam dari ruang Sterilizer
 Daerate Valve
Untuk pengaturan keluaran kondensat dan ruang Sterilizer
 Safety Device
Untuk mengontrol posisi pintu Sterilizer pada saat tertutup
 Manometer untuk mengontrol terhadap tekanan didalam ruang Sterilizer
 Kontrol uap pada saat akan membuka pintu Sterilizer
3. Pintu Sterilizer, Packing dan Pengguna
Pada Pintu Sterilizer dilengkapi dengan packing dan pengunci pada saat menutup
ruang Sterilizer.
 Pintu untuk jalan masuk dan keluarnya Lori yang berisi TBS kedalam/keluar
Sterilizer
 Packing untuk menutup celah-celah pada sambungan body Sterilizer dengan
pintunya pada saat tertutup agar rapat tidak terjadi kebocoran uap lewat pintu
(sambungan)
 Pengunci untuk mengunci pintu pada keadaan tertutup selama proses perebusan
berlangsung
4. Linier Plate (Plate Aus)
Plate aus ini dipasang pada sisi bawah dan dinding Sterilizer bagian dalam. Fungsinya
untuk melindungi sebagian shell (dinding) dan Sterlizer terhadap aktivitas zat asam
tersebut menyebabkan dinding Sterilizer cepat korosi. Plate ini dapat dilakukan
penggantian apabila rusak, bocor (habis).
5. Onfice Plate
Onfice plate (plate onfice) ini dipasang pada bahagian atas dari dinding Sterilizer.
Bentuknya segi empat memanjang dengan lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran

Universitas Sumatera Utara


pada sisi bawah onfice plate dan lubang berbentuk segi empat (persegi panjang) pada
sisi kanan kiri dari onfice plate.
Fungsi onfice plate untuk mengatur penyebaran uap agar dapat merata kesuluruh
permukaan dari TBS.
6. Roller (Batang Silinder Pejal)
Roller ini dipasang bebas dibawah kaki Sterilizer dan diatas landasan (pondasi).
Bentuk Roller adalah batang baja silinder pejal dan panjang. Fungsi dari Roller
adalah untuk mengimbangi proses ekspansi pada stemiuser agar konstruksi Sterilizer
stabil dan proses ekspansi dapat berjalan sempurna.
Proses ekspansi ini timbul karena pemanasan di dalam ruang Sterilizer. Bahan yang
kena panas akan mengalami muai panjang dan penyusutan pada saat kembali menuju
keadaan (dingin). Disamping itu karena ruang Sterilizer keadaannya tertutup rapat,
maka mungkin terjadi pula muai ruang, sehingga konstruksi Sterilizer akan terangkat
(mengembang) karena hal tersebut maka Roll ini dipasang bebas diantara Sterilizer
dan landasan (pondasi).
7. Pompa kompresor
Pompa kompresor ini digunakan untuk proses-proses Sterilizer dan mengendalikan
proses kerja panel Sterilizer. Kompresor dijalankan secara otomatik dengan sebuah
relay yang dikontrol berdasarkan tekanan. Apabila tekanan udara didalam silinder
kompresor kurang dari 6 kg/cm2, maka relay ‘ON’, arus masuk dan motor beroperasi
menggerakkan torak, sehingga tekanan naik (dalam silinder tangki) mencapai 8
kg/cm2, maka relay ‘OFF’ dan motor mati.
8. Saluran kontrol kebocoran
Saluran ini dimasukkan untuk mengetahui adanya kebocoran/kerusakan (aus) dan
plate aus didalam ruang Sterilizer. Bocoran ini ditandai dengan adanya kondensate
keluar Sterilizer lewat saluran kontrol kebocoran.
9. Peredam Suara
Alat ini dignakan untuk mengurangi suara (meredam) pada saat pembuangan uap
(steam ke udara). Agar tidak terlalau berisi/keras suaranya.
10. Blow Down Chamber

Universitas Sumatera Utara


Alat ini untuk memisahkan campuran uap dan air (kondensate) yang keluar dari
Sterilizer. Uapnya dibuang keudara dan air kondensasinya dialirkan ke recovery tank.

2.2 FUNGSI STERILIZER


Pada dasarnya, keberhasilan dalam proses perebusan ini akan mendukung
kemudahan-kemudahan dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press,
Digester dan lain-lain. Adapun fungsi dari Sterilizer adalah untuk melakukan proses
Sterilisasi buah TBS sebelum di proses menjadi minyak. Proses sterilisasi TBS bertujuan
diantaranya untuk :
2.2.1 Menghentikan Aktivitas Enzim
Bauh yang dipanen mengandung enzim upase oksidase yang tetap bekerja di
dalam buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai
katalisator dalam pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi
berperan dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide
dan kation. Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi
asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase
dan oksidase.
Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami kememaran (luka).
Enzim umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai suhu >500C. Maka perebusan
dengan suhu >1200C sekaligus menghentikan kegiatan enzim.

2.2.2 Melepaskan Buah dari Tandannya


Minyak dari inti sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah prosesnya
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dan Spikht
karena adanya hidrolisa pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa pectin ini telah
terjadi secara alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pectin
dapat terjadi pula didalam ketel rebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh
pemanasan. Panas dan uap didalam ketel akan meresap ke dalam buah karena adanya
tekanan Hidrolisa pectin dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah,
oleh karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Tressing.

Universitas Sumatera Utara


2.2.3 Menurunkan Kadar Air
Proses Sterilisasi buah dpat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu
dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum dimasukkan ke
Tressing. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak
sawitdari antara sell dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga
mudah dikeluarkan dalam proses pengempaan (proses ekstraksi minyak).

2.2.4 Melunakkan Buah Sawit


Pericarp (kulit buah) yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan
menunjukkan sifat, serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal
ini akan mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/Polishing. Karena
adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap
lewat mata biji sehingga proses pemecahan biji lebih mudah (dalam Rippel Mill).

2.3 JENIS STERILIZER


Pengelompokkan jenis Sterilizer ini didasarkan menurut system dan
perebusannya. Pemilihan system perebusan selalu dengan kemempuan Boiler
memproduksi uap, untuk sasaran bahwa tujuan perebusan dapat tercapai.
Berdasarkan system perebusan tersebut, Sterilizer dapat dikelompokkan kedalam
3 jenis yaitu : Single peak, Double peak dan Tripple peak.
2.3.1 Sterilizer Single peak
Yaitu Sterilizer dengan proses perebusan yang hanya satu tahap proses perebusan.
Uap masuk sesuai dengan waktu yang ditentukan, sampai mencapai tekanan konstannya
dan kemudian turun, pembuangan uap dari ruang perebusan.

Tekanan
uap
(kg/cm2)

Waktu (dt)

Universitas Sumatera Utara


Sistem Perebusan Single Peak (SPSP)

2.3.2 Sterilizer Double Peak


Yaitu Sterilizer dengan system perebusan dua tahap pemasukan uap dan tahap
pembuangan kondensat (uap air) dapat digambarkan sebagai berikut.

Tekanan
uap
(kg/cm2)

Waktu (dt)

Sistem perebusan Double Peak (SPDP)


2.3.3 Sterilizer Triple Peak
Yaitu Sterilizer dengan tiga tahap perebusan/pemasukan uap ke dalam ruang
Sterilizer sebanyak 3 kali (tiga tahap). Dapat dibedakan dalam 3 bentuk siklus yakni :
 Sistem perebusan Triple Peak (SPTP)
 Sistem perebusan Tripple Peak Datar (SPTPD)
 Sistem perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB)

Sistem perebusan triple peak ini banyak digunakan, karena disamping adanya
tindakan fisika juga dapat terjadi proses mekanik, yaitu adanya goncangan yang
disebabkan oleh perubahan tekananyang cepat. Keberhasilan system perebusan triple
peak ini dipengaruhi oleh
 Kapasitas Ketel rebusan
 Bahan Baku
 Lamanya Perebusan.

Universitas Sumatera Utara


Tekanan
uap
(kg/cm2)

Waktu (dt)
Sistem Perebusan Tripple Peak (SPTP)

Tekanan
uap
(kg/cm2)

Waktu (dt)
Sistem Perebusan Tripple Peak bertahap (SPTPB)
Dari uraian diatas, terlihat bahwa system perebusan Sterilizer PKS adalah system
perebusan triple peak (SPTP). Dimana di PKS untuk satu cycle penuh terbagi dalam 9
step.

2.4 Operasi Sterilizer Programer


Berdasarkan system perebusannya Sterlizer di PKS yang sering digunakan “Tripple
Peak”. Untuk mengoperasikan dpat dilakukan dengan cara manual dan cara automatic.
Dari mulai perebusan sampai selesai mengalami tiga tahapan perebusan yang terbagi
dalam satu step (tahap), dimana waktu yang diperlukan untuk masing-masing step dapat
diprogram sebelumnya sesuai kondisi (mutu) TBS operasi Sterilizer programmer dapat
diuraikan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Inlet Valve Exchaus Valve

Door switch

Condensate
/Dearation valve

Step Of Sterilizer Cycle

Steam
Pressure
In kg/cm2 2

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9

STEPS
1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 10 5 12 5 12 31 3 2

Timer at each step indicates time in minutes

Universitas Sumatera Utara


Cycle Power Door Inlet Exhaust Condensat
Run/IP
compote on shut Valve on Valve on valve on

Manual Manual Manual


Riset Emergency stop Stop
Inlet Exhaust Condensat

OFF OFF

ON AUTO MAN

Sebelum kita menjalankan/mengoperasikan Sterilizer langkah persiapan yang


dilakukan adalah memasukkan Lori-lori TBS kedalam Sterilizer kemudian penutupan
pintu Sterilizer dengan pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Persiapan Operasi Sterilizer
1.Pintu Sterilizer dalam keadaan terbuka,power kita “ON” kan, kompressor kita start ± 2
menit baru kemudian power pada panel Sterilizer kita hidupkan dengan cara memutar
regulator power keposisi “ON” pada keadaan ini lampu “Door Swite” menyala.
2.Lori yang telah berisi TBS kita masukkan kedalam ruang Sterilizer sebanyak 10 Lori,
kemudian pintu ditutup rapat.
3.Cara kita menutup pintu Sterilizer
 Tekan kunci pengikat (tuas pengunci) kebawah, maka pengunci pintu akan berputar
keatas dan berhenti bila riing pengunci sudah sejajar dengan riing pintu (berhimpit).

Universitas Sumatera Utara


 Bersamaan dengan itu “100 step savity device” turun kebawah secara gravity
menahan riing pengunci supaya tidak terbuka.
 Gerakan tuas (handle lever) ke samping dinding Sterilizer melintang di bawah
“thoust plate” sehingga “steam device” dalam keadaan bebas.
 Tutup “steam injector device” sehingga riing pengunci sudah tidak dapat
digerakkan lagi.
 Kita check kembali apakah posisi pintu telah terkunci dengan benar.
4. Kemudian kita pasangkan kertas grafik penunjuk tekanan dan suhu steam pada panel
dan mengatur posisi jarum pada kedudukan skala nol.

b.Pengoperasiaan Programer Sterilizer


1. Kita set terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing step disesuaikan
dengan kondisi mutu TBS yang kita rebus.
2. Setelah semua dalam keadaan siap maka program kita jalankan dengan memutar
regulator operasi “automatik” baru kita start dengan menekan tombol “Run/LP Wait”
pada panel.
3. Program akan bekerja secara automatik dari step sampai sebagai berikut :

 Step Pertama/Pembuangan Udara


Pada tahap ini merupakan tahap pembuangan udara dingin yang terdapat didalam
ruang Sterilizer. Berlangsung 5 menit Inlet valve terbuka, condensat/daeration
valve terbuka dan exchaust valve tertutup. Apablia udara dingin tidak dibuang
maka akan terjadi campuran antara udara dingin dan steam sehingga akan
mengakibatkan temperatur steam turun dan timbul kondensasi yang banyak maka
TBS akan menjadi basah sehingga waktu perebusan semakin bertambah dan
pemanasan uap menjadi tidak efektif. Tekanan didalam ruang Sterilizer 0,7
kg/cm2.
 Step Kedua/Pengisian Steam Pertama
Inlet valve tetap terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup.
Berlangsung selama 10 menit, tekanan 0,7-22 kg/cm2 karena exchaust valve dan

Universitas Sumatera Utara


condensat valve tertutup maka kondensat yang timbul tertampung dibagian bawah
Sterilizer dan tekanan uap semakin bertambah 0,7-22 kg/cm2.
 Step Ketiga/Pembuangan Kondensat Pertama
Inlet valve dan exchaust valve tertutup sedangkan condensat/daeration valve
terbuka. Proses ini berlangsung selama 5 menit, tekanan turun dari 2,2 kg/cm2
menjadi 0,25 kg/cm2.
Tahap ini bertujuan untuk membuang kondensat yang terjadi selama
berlangsungnya step kedua.
 Step Keempat/Pengisian Steam Kedua
Inlet valve terbuka, exhaust valve tetap terbuka dan condensat/daeration valve
tertutup. Proses ini berlangsung selama 12 menit, tekanan steam didalam
Sterilizer naik dari 0,25-25 kg/cm2 . Adapun penurunan pada step ketiga maka
suhu uap turun sehingga timbul rongga diantara buah pada tandanan. Dengan
pemasukan steam dapat menembus ke bagian tengah tandan akibatnya buah yang
berada dibagian tengah ini bias mendapatkan pemanasan dari steam.
 Step Kelima/Pembuangan Kondensat Kedua
 Inlet valve, exhaust valve tertutup dan condensat/daeration valve terbuka.
Proses ini berlangsung selama 5 menit, tekanan steam didalam ruang
Sterilizer turun dari 2,5 kg/cm2 menjadi tekanan 0,5 kg/cm2.
 Tujuan tahap ini adalah untuk membuang kondensat yang terjadi selama
step keempat dan untuk memberi kesempatan TBS yang memuai
(mengembang) akibat perebusan mengalami penyusutan dengan adanya
penurunan tekanan (penurunan temperatur)
 Pada tahap ini akan terjadi ruang sela diantara TBS yang menyusut
tersebut sehingga uap diharapkan lebih mudah untuk melakukan
pemanasan TBS dibagian paling dalam dan tandan
 Step Keenam/Pengisian Steam Ketiga
 Inlet valve terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup.
Proses ini berlangsung selama 12 menit, tekanan uap di dalam ruang
sterilizer naik dari 0,5 kg/cm2 menjadi 2,8 kg/cm2.

Universitas Sumatera Utara


 Tujuan tahap ini adalah untuk proses pemanasan/perebusan TBS yang
berada di bagian dalam dari tandan agar kadar air turun.
 Pada step kelima, timbul lubang (sela-sela) antara TBS, maka steam yang
dialirkan masuk keruang Sterilizer akan memanasi TBS yang terdapat
dibagian dalam dari tandan.
 Step Ketujuh/Pemasakan Perebusan TBS
 Inlet valve terbuka, exhaust valve dan condensat/daeration valve tertutup.
Proses ini berlangsung 30 menit, tekanan berkisar antara 2,8 kg/cm2.
 Tujuan tahap ini adalah agar proses masaknya TBS didalam Sterilizer
benar-benar sempurna, yakni bagian luar, daging dan cangkang/inti dari
buah bias mendapatkan panas secara uniform.
 Pada proses ini perebusan sebelumnya diharapkan sudah ada TBS yang
matang sempurna. Namun untuk meyakinkan dilakukan proses perebusan
yang waktunya relatif lama (30 menit) dibandingkan waktu untuk step
yang lain dan berlangsung pada tekanan maksimal (konstan).
 Pada tahap ketujuh ini terjadi proses pembuangan kondensat selama 1
menit. Hal ini dikarenakan TBS sudah dua kali mengalami pemanasan
(perebusan) distep kedua, keempat dan keenam sehingga total kondensat
yang terjadi pada step ketujuh tidak terlalu banyak, maka waktu
buangannya singkat.
 Step Kedelapan/Pembuangan Kondensat Terakhir
 Inlet valve tertutup, exhaust valve tertutup dan condensat/daeration valve
terbuka. Proses ini berlangsung selama 3 menit, tekanan steam turun dari
2,8 kg/cm2 menjadi 1,7 kg/cm2.
 Tujuan untuk membuang kondensat yang masih terjadi pada proses
ditahap/step ketujuh dan sekaligus membuang kondensat yang ada
didalam ruang Sterilizer.
 Step Kesembilan/Pembuangan Steam
 Inlet valve tertutup, exhaust valve dan condensat/daeration valve terbuka.
Proses ini berlangsung selama 2 menit, tekanan uap beranggusr turun dari
1,7 kg/cm2.

Universitas Sumatera Utara


 Tujuan tahap ini adalah untuk pembuangan uap dan penurunan tekanan
agar pada waktu pembukaan pintu untuk mengeluarkan Lori tidak terjadi
pancaran steam lewat pintu Sterilizer.
4. Setelah siklus/step perebusan selesai, mka sirine dan lampu “cycle comple” pada
panel akan menyala, hal ini menandakan bahwa proses perebusan telah komplet dari
Lori TBS dapat dikeluarkan untuk dilakukan proses selanjutnya.
5. Membuka pintu Sterilizer, dengan cara sebagai berikut :
 Bila tekanan telah turun sampai nol maka “Steam enjector device” dibuka dengan
menggerakkan tuasnya ke atas tanpa menyentuh two step safety catch lever.
 Angkat lever handle keatas dan luas pengunci digerakkan keatas secara terus
menerus sampai riing pengunci terlepas kebawah dan terhenti pada posisi semula.
 Two step safety divice dinaikkan keatas bahu riing kemudian jepitan dilepas
dengan menggerakkan tuas pengunci (main lever) dan pintu terbuka. Pintu jangan
dibuka bila masih ada enjecting steam pada safety device ini akan berbahaya.

2.5 OPERASI PROSEDUR PEMBUANGAN TEKANAN STEAM


2.5.2 Prosedur Pembuangan Udara
 Tahap ini berlangsung pada awal dari proses perebusan (step pertama)
 Cara operasinya adalah sebagai berikut :
Inlet valve terbuka, aliran steam masuk keruang Serelizer, dimana masih terdapat
udara dingin. Karena berat jenis udara dingin lebih berat dibandingkan uap kering
maka udara tersebut berada dibagian bawah dari sterilizer. Sementara itu
condensat valve dalam keadaan terbuka, karena uap yang dialirkan kedalam ruang
Sterelizer adalah uap yang bertekanan maka adanya tekanan uap tersebut udara
dingin terdorong keluar ruang Sterilizer melalui pipa condensat.

Universitas Sumatera Utara


 Proses pembuangan ini jangan terlalu lama sehingga tidak banyak steam yang ikut
terbuang.
 Mekanisme Pembukaan Valve pada Inlet Steam
Pembukaan valve dilakukan secara automatik yang sesuai dengan program pada
panel. Kontrol pembukaan dan penutupan valve ini digunakan peralatan
pneumatic yang kerjanya berdasarkan perbedaan tekanan. Pada saat awal inlet
valve pada posisi tertutup. Peralatan kontrol peunmatic tersebut dialiri udara yang
bertekanan dari kompressor yang dimonitor didalam panel. Sedemikian rupa
sehingga tekanan didalam tabung as dan valve. As dan valve akan berputar
sebesar 900 maka kedudukan valve akan sejajar dengan dinding pipa inlet
sehingga aliran terbuka dan steam dapat mengalir masuk. Untuk mempertahankan
posisi ini maka tekanan pada tabung diafragma tetap dipertahankan agar
diafragma tetap mengembang.
 Mekanisme Pembukaan Valve pada Condensat/Daeration Valve
Pada saat awal kondensat valve dalam keadaan tertutup. Posisi ini dipertahankan
adanya udara didalam tabung diafragma sehingga diafragma tetap dalam keadaan
mengembang.
Untuk pembukaan valve, udara yang bertekanan didalam ruang Seterilizer lebih
besar maka valve akan tertekan dan berputar 900. Diafragma akan terdorong
batang penghubung, juga terhisap udara didalam tabung akibat kevacuman
tersebut sedemikian rupa sehingga katup pada pipa kondensat terbuka.
2.5.3 Prosedur Pembuangan Kondensat
Tahap ini dimaksudkan untuk membuang steam yang telah menjadi kondensat
agar tidak terjadi genangan kondensat didalam ruang sterilizer. Air yang terdapat
di sterilizer ini akan mengasobasi panas yang diberikan oleh uap sehingga akan
menurunkan temperatur perebusan.
Selama proses perebusan jumlah kondensat yang terjadi tidak diimbangi spin
(pengeluaran air kondensat) akan memperlambat usaha mencapai tekanan puncak.
Dengan adanya pembuangan kondensat ini akan terjadi penurunan tekanan kerja
Sterilizer dan pada saat pemasukan steam terjadi kenaikan tekanan kerja

Universitas Sumatera Utara


Sterilizer. Proses penurunan ini untuk memberikan kejutan-kejutan pada saat inlet
steam sehingga TBS mudah membrondol.
2.5.4 Prosedur Pembuangan Uap
Tahapan pembuangan uap terjadi pada step kesembilan dari system perebusan.
Disamping pada saat pembuangan kondensat mungkin ada sebagian uap yang
terbawa keluar bersama kondensat.
Proses pembuangan uap ini terjadi berdasarkan perbedaan tekanan antara tekanan
didalam Sterilizer dengan tekanan udara luar. Pada step ketujuh tekanan kerja
diruang Sterilizer berkisar 2,8 kg/cm2 sedangkan tekanan udara luar 1.034 kg/cm2,
sehingga timbul aliran uap dari dalam ruang Sterilizer ke udara.
Akibat aliran tersebut maka tekanan didalam Sterilizer turun sampai mendekati
sama dengan tekanan udara luar. Akan tetapi gas yang berada didalam ruang
Sterilizer berupa uap kering yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan
dibandingkan dengan udara maka uap tersebut tetap keluar lewat cerobong sampai
uap didalam Sterilizer habis.
Pembuangan uap ini dimasudkan untuk menurunkan tekanan uap sehingga tidak
terjadi semburan sewaktu pembukaan pintu Sterilizer. Pada akhir perebusan
system triple peak pembuangan uap bersama dengan pembuangan air kondensat,
dimana kondensat dibuang terlebih dahulu sehingga buah yang direbus kering dan
mudah untuk dirontokkan pada proses distasiun Thressing.

2.6 PERAWATAN DAN PEMBERSIHAN


2.6.2 Perawatan Sterilizer
Macam perawatan pada Sterilizer antara lain :
1. Checking dan penggantian packing pintu (door packing)
Apabila packing pintu rusak tidak segera diganti akan menimbulkan kerugian-
kerugian misalnya :
 Pemakaian uap yang boros, karena tekanan dalam ketel lambat kenaikannya,
sehingga proses perebusannya membutuhkan waktu yang lama.

Universitas Sumatera Utara


 Material pada bibir dan pintu lama-kelamaan jadi aus, akibat dari
singgungan/gesekan yang bertekanan tinggi.
 Membahayakan lingkungan kerja dan keselamatan kerja.
2. Pemeriksaan adanya kebocoran-kebocoran las-lasan pada plat aus (sambungan las
antara plat ketel dengan plat aus). Pengecekannya dapat dilakukan dengan
pemompaan air dengan memakai pompa tangan keruang antar plat aus dengan plat
badan ketel. Jika terjadi kebocoran pada las-lasan maka yang bocor tersebut dilas
dengan setelah bekas las yang lama dibuka dengan cara digrinda/dipahat terlebih
dahulu.
3. Pemeriksaan dan penguatan Bolt dan Nut dari pintu ketel.
4. Penguatan mur-mur pondasi, kemungkinan renggang akibat expansi ketel.
5. Pemeriksaan sambungan-sambungan pipa pada exhaust valve, inlet valve, Pipa
kondensat.
6. Checking dan penggantian packing, membran (diafragma) pada peralatan kontrol dan
checking katup-katup (valve) kemungkinan aus atau bocor.
7. Pemeriksaan alat-alat ukur antara lain : thermometer, pressure gauge, combined
pressure/temperature recording.
8. Control/checking system kerja panel, kompressor dan lain-lain.
9. Pemeriksaan alat-alat pengaman, safety valve, expansion joint, blow over valve dan
lain-lain.
10. Checing keadaan rel didalam ruang Sterilizer kemungkinan pecah atau retak las-
lasan.
11. Pelumasan bearing/roll dan gigi-gigi pada pengunci pintu dan ring pintu.
2.6.3 Pembersihan Sterilizer
Pembersihan yang perlu dilaksanakan antara lain
1. Pembersihan akibat korosi air kondensat pada plat aus, dinding sterilizer, pintu,
rell, pipa-pipa dan lain-lain.
2. Pembersihan lubang-lubang keluaran air kondensat yang tumpet akibat
berondolan yang jatuh didalam Sterilizer.
3. Pembersihan Blow Down Chamber dan Lumpur (tanah) atau berondolan yang
terikut kondensat.

Universitas Sumatera Utara


4. Pembersihan lantai disekitar pintu sterilizer, akibat adanya tumpukan atau kotoran
kondensat agar tidak licin dan keselamatan kerja terjamin.
5. Pembersihan dinding Sterilizer bagian luar tampak bersih.

2.7 Saran-saran
1. Safety divice pintu Sterilizer harus tetap pada posisi sempurna pada saat Sterilizer
beroperasi.
2. Katup pengaman harus dapat berfungsi dengan baik, sebab bila tekanan steam
melebihi batas maksimum (maks 3 kg/cm2) katup harus dapat bekerja secara
automatis.
3. Posisi Lori didalam Sterilizer usahakan tepat dibawah orifice plate, agar distribusi
uap sempurna.
4. Perlu penambhan lubang keluaran kondensat, agar pembuangannya lebih cepat
dan sedikitnya menanggulangi kemungkinan tumpet.
5. Semua valve harus dapat beroperasi dengan baik, tidak bocor pada saat Sterilizer
beroperasi.
6. Perlu diadakan analisis pada kondensat untuk bias menentukan lamanya proses
perebusan yang sesuai dengan keadaan mutu buah. Kandungan minyak dalam
kondensat pada keadaan kosong (on dry matter ± 15%). Bila lebih kecil dari 15%,
ada beberapa yang perlu diperhatikan:
 Mungkin TBS banyak yang mentah atau waktu perebusannya kurang.
 Untuk buah dalam keadaan normal (masak) berarti perebusannya telah
selesai.
7. Penyusutan berat TBS setelah proses sterilizer ± 14,29%, jika lebih berarti kalau
kering mungkin suhu uap terlalu tinggi atau perebusan terlalu lama banyak
minyak yang terbuang dalam kondensat.
8. Perlu sekali pengontrolan suhu uap Selama sterilisasi beroperasi supaya dapat
dibandingkan pengaruh suhu dan tekanan kerja dari Sterilizer, sehingga selama ini
yang dipantau dalam grafik recorder hanya bertekenan steam.
9. Perhitungan sequencing time sbb :
Example :

Universitas Sumatera Utara


Cage weight = 3,7 Tons
No. of Cages/Sterilizer = 7 units
Cage weight x No.of cage/Sterilizer x 60 minutes
Sequencing Time =
Mill Throughput
3,7 tons x 7units x 60min
=
60 ton/time
= 25,9 minutes
10. Waktu buka pintu dan tutup pintu rebusan harus seminimal mungkin. Biasanya
dibawah 15 menit.
11. Program pengoperasian Sterilizer harus otomatis atau minimal semi otomatis.
12. Sebelum membuka pintu Sterilizer operator harus memastikan :
 Kelistrikan panel sudah dimatikan
 Kondisi tabung Sterilizer sudah tidak bertekanan lagi.
 Pembacaan Pressure gaige pada angka nol.
13. Sterilizer recorder charts harus dikumpulkan diakhiri Processing dan dianalisa
oleh Assisten Processing dan diketahui Factory Manager.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
NERACA MASSA

Kapasitas Pengolahan : 30 Ton/jam


Basis Perhitungan : 1 Jam Operasi
Satuan Massa : Kilogram

Tabel 3.1 Perhitungan Neraca Massa pada Unit Sterilizer


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komposisi
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
Minyak - 8.178 56,942 - -
Air - - 10.058,975 - 456,72
TBS 30.000 - - - -
TBS masak - - - - 25.943,28
Kotoran - - 237,084 - -
Exshaust steam - - - 1.425 -
Jumlah 30.000 8.178 10.353 1.425 26.400
Total 38.178 38.178

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
NERACA ENERGI PADA UNIT STERILIZER

Basis Perhitungan : 1 jam operasi


Satuan : kJ
Suhu referensi : 25oC = 298 K
Tekanan : 1 atm

Tabel 4.1 Neraca Panas pada Sterilizer


Kompoisisi Panas Masuk (kJ) Panas Keluar (kJ)
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
TBS 7.151.010 - - - 92.760.327,36
Minyak - 1.868.509,44 7.891,022 - -
Air - - 2.756.823,042 - 144.428,566
Kotoran - - 13.592,026 - -
Panas dibutuhkan - 87.165.642,04 - - -
Ex.Steam - - - 502.099,463 -
Jumlah 7.151.010 89.034.151,48 2.778.306,09 502.099,463 92.904.755,93
Total 96.185.161,48 96.185.161,48

Universitas Sumatera Utara


BAB V
SPESIFIKASI STERILIZER

5.1 Ketel Rebusan (Sterilizer)


Fungsi dari ketel rebusan :
 Melunakkan daging buah agar mudah lepas dari biji.
 Memudahkan melepaskan brondolan dari tandan.
 Membantu memecah daging sel sehingga minyak mudah keluar dari serat.
 Mematikan enzim lipase perusak mutu minyak.
 Mengeringkan biji sawit pendahuluan dan menurangi kadar air dalam buah agar
perbandingan terhadap minyak lebih.

Spesifikasi peralatan Sterilizer (ketel rebusan) (PKS. Adolina)


Bahan : terbuat dari baja
Panjang : 27 m
Diameter : 210 cm
Pintu : 2 buah
Tebal isolasi : 51,5 mm
Tekanan normal : 3 kg/cm2
Tekanan maksimum : 3,5 kg/cm2
Test pemadatan tek. : 7,0 kg/cm2
Temperatur kerja : 110 oC – 135 oC
Jumlah : 2 buah
Tipe : horizontal
Kapasitas : 9-10 lori

Perhitungan:
Kebutuhan kelapa sawit = 30.000 kg/jam
Siklus perebusan = 110 menit
Rata-rata isian lori = 2.500 kg
Kapasitas rebusan = 9-10 lori

Universitas Sumatera Utara


= 12 lori
30.000 kg
Jumlah lori yang dibutuhkan untuk 30.000 kg kelapa sawit =
2.500 kg/lori
Jumlah ketel rebusan yang dibutuhkan untuk 12 lori = 12 lori x

= 1,33 buah = 2 buah ketel rebusan


1Ketel rebusan
9 lori
Densitas TBS = 1340 kg/m3 = 83,482 lbm/ft3
Kapasitas ketel rebusan per jam :
60 menit
= 9 lori x 2.500 kg x 2 buah ketel rebusan x
110 menit
= 24.545,455 kg = 24,545 ton

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1. Instrumentasi

Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol

untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil yang sesuai dengan yang

diharapkan.

Dalam suatu pabrik pemakaian alat-alat pengontrol merupakan hal yang sangat

penting karena adanya rangkaian instrumentasi tersebut maka operasi dan peralatan

yang ada di pabrik dapat dipantau dan dikontrol dengan cermat sehingga kondisi

operasi selalu berada dalam keadaan yang diharapkan.

Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan

pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga

mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau

otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada

pertimbangan ekonomi dan sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat

instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan

instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang

kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis).

Pada dasarnya instrumentasi terdiri dari :

1. Sensing Element (Primary Element)

Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel

yang diukur.

VI-1

Universitas Sumatera Utara


2. Elemen Pengukur (Mearusing Element)

Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya

perubahan temperatur, tekanan, laju alir, maupun tinggi fluida. Perubahan ini

merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen

pengontrol.

Instrumen yang umum digunakan dalam pabrik adalah :

1. Temperature Controller (TC)

Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengukur suhu atau

pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan

mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam

suatu proses yang sedang bekerja.

Prinsip kerja:

Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida

ini memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada

set point.

2. Pressure Controller (PC)

Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan

atau pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal

mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas yang

keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.

Prinsip kerja:

Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup

diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur dan

mendeteksi tekanan pada set point.

Universitas Sumatera Utara


3. Flow Controller (FC)

Adalah alat/instrumentasi yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan

aliran fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran

fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat yang

mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.

Prinsip kerja:

Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan

discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan valve

dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran pada set

point.

4. Level Controller (LC)

Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan

dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan

dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate

cairan masuk atau keluar proses.

Prinsip kerja:

Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui

valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan

pada set point. Alat sensing yang digunakan umumnya pelampung atau transduser

diafragma untuk mendeteksi dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam alat

dimana cairan bekerja.

5. Level Indicator Controller (LIC)

Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk menunjukkan/mengukur dan

mengatur ketinggian (level) cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja

pada saat tertentu.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.1. Daftar instrumentasi pada Pra Rancangan Unit Sterilizer
pada Pabrik Kelapa Sawit.

No Nama Alat Jenis Instrumen


1 Tangki Level Controller (LC)
Flow Controller (FC)
2 Deaerator Temperatur Controller (TC)
3 Pompa Flow Controller (FC)

Instrumen yang digunakan dalam Unit Penyediaan Air pada Pra Rancangan

Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit dengan Kapasitas Pengolahan 30 Ton/jam

adalah :

• Pengontrol temperatur, digunakan pada deaerator.

steam

PC TC

Keluar
Produk
Masuk

TC

kondensat

• Pengontrol tinggi cairan, digunakan pada tangki-tangki pelarutan bahan.

LIC

• Pengontrol laju aliran digunakan pada pompa

Universitas Sumatera Utara


FC

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumentasi adalah :

1. Level instrumentasi

2. Range yang diperlukan untuk pengukuran

3. Ketelitian yang dibutuhkan

4. Bahan konstruksinya

5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses.

Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan

semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan

dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel

yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengendalikan variabel

pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara

semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi

pada variabel kontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan

dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat (recorder).

6.2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh

karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud

tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik

pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.

Universitas Sumatera Utara


Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja,

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan

Kerja pada tanggal 12 Januari 1970. Makin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu

pabrik, maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan

oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.

Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban

perancang pabrik untuk melaksanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik

- Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin

- Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin

- Jarak antara mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas

- Setiap mesin dan peralatannya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran

- Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya

- Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran

6.3. Keselamatan Kerja Pada Unit Sterilisasi Pada Pabrik Kelapa Sawit dengan
Kapsitas Pengolahan 30 Ton/jam
Dalam pra rancangan unit penyediaan air pada pabrik gula dari tebu, usaha-

usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan adalah

sebagai berikut:

6.3.1. Pencegahan Terhadap Kebakaran Dan Ledakan

- Untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran maka sistem alarm dipasang pada

tempat yang strategis dan penting seperti laboratorium dan ruang proses.

- Pada peralatan pabrik yang berupa tangki dibuat main hole dan hand hole yang

cukup untuk pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara


- Sistem perlengkapan energi dibedakan warnanya dan letaknya agar tidak

mengganggu gerakan karyawan seperti pipa bahan bakar warna merah, saluran

udara warna hijau, saluran steam warna kuning dan air warna biru.

- Mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di fire station (stasiun kebakaran)

setiap saat dalam keadaan siaga.

- Bahan-bahan yang mudah terbakar dan meledak seperti SO 2 harus disimpan

pada tempat yang aman dan dikontrol secara teratur.

6.3.2. Peralatan Perlindungan Diri

Selama berada di dalam lokasi pabrik disediakan peralatan perlengkapan

perlindungan diri yang wajib dipakai oleh karyawan dan setiap orang yang memasuki

pabrik. Adapun peralatan perlindungan diri ini meliputi:

- Pakaian dan perlengkapan pelindung

- Sepatu pengaman

- Pelindung mata

- Masker udara

- Sarung tangan

6.3.3. Keselamatan Kerja Terhadap Listrik

- Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekring

atau pemutus arus listrik otomatis lainnya.

- Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak

pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan

perbaikan.

Universitas Sumatera Utara


- Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu

lintas pekerja.

- Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan

tinggi.

- Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.

- Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal

petir yang dibumikan.

- Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja

dengan suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

6.3.4. Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan

- Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di

dalam lokasi pabrik.

- Dalam menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti SO 2 , karyawan

harus memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut.

- Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengelolaan, pengangkutan,

penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran,

korosi maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.

- Poliklinik yang memadai disediakan di lokasi pabrik.

6.3.5. Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis

- Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat, untuk mencegah

kemungkinan jatuh atau terguling.

- Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat

kegiatan karyawan.

Universitas Sumatera Utara


- Jalur perpipaan harus berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap

lantai pertama bila di dalam gedung atau setinggi 3,5 meter bila di luar gedung

agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat.

- Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan

tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran.

- Pada alat-alat yang bergerak atau berputar seperti roll mill, bucket elevator

harus diberikan tutup pelindung untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai-nilai

disiplin bagi para karyawan yaitu :

- Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.

- Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.

- Perlu ketrampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peratan

yang ada.

- Setiap kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan.

- Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat

menimbulkan bahaya.

- Pengontrolan secara periodik terhadap alat instalasi pabrik harus dilakukan

petugas pemeliharaan (maintenance)

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

UTILITAS

Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam

memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan

prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin kelangsungan

operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada Unit Sterilisasi

Pada Pabrik Kelapa Sawit ini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan uap (Steam)

2. Kebutuhan air

3. Kebutuhan bahan kimia

4. Kebutuhan listrik

5. Kebutuhan bahan bakar

7.1. Kebutuhan Uap (Steam)

Dalam pabrik, uap digunakan sebagai media pemanas pada sterilizer untuk

melunakkan daging buah TBS dan mematikan enzim lipase yang merusak mutu

minyak yang dihasilkan. Kebutuhan uap pada Sterelizer yaitu 40.101,9 kg/jam.

Total kebutuhan steam adalah = 40.101,9 kg/jam. Tambahan untuk kebocoran dan

lain-lain diambil faktor keamanan diambil sebesar 20% (Perry, 1997), maka:

Faktor keamanan diambil 20% = 20% x 40.101,9 kg/jam = 8.020,38 kg/jam.

Jadi, total steam yang dibutuhkan = 40.101,9 + 8.020,38 = 48.122,28 kg/jam.

Diperkirakan 80% kondensat dapat dipergunakan lagi (Evans, 1978)

VII-1

Universitas Sumatera Utara


Kondensat yang digunakan kembali = 80% x 48.122,28 kg/jam

= 38.497,824 kg/jam.

Kebutuhan air tambahan untuk umpan boiler = 20% x 48.122,28 kg/jam

= 9.624,456 kg/jam.

7.2. Kebutuhan Air

• Air untuk umpan boiler = 48.122,28 + 9.624,456 = 57.746,736 kg/jam

• Air domestik diperkirakan 10 liter/jam.orang x 15 karyawan = 150 kg/jam.

• Air proses untuk proses untuk pencucian dan tangki rebus = 7.680 kg/jam.

Sehingga total kebutuhan air adalah = 57.746,736 + 150

= 57.898,736 kg/jam.

Sumur air untuk pabrik unit strilisasi adalah berasal dari sumur bor. Kualitas

sumur bor didasarkan atas analisa hasil sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina

seperti tabel 7.1 berikut:

Tabel 7.1. Kualitas sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina

Parameter Satuan Kadar


PH - 5,7
Alumina (Al 2 O 3 ) mg/L 20,00
Silika (SiO 3 ) mg/L 56,45
Kalsium (CaO) mg/L 5,85
Magnesium (MgO) mg/L 3,45
Klorida (Cl) mg/L 0,33
Sulfat (SO 2 ) mg/L 0,38
Besi (FeO 3 ) mg/L 9,50
Kandungan organik mg/L 1,45
(Sumber: PKS PTPN IV Kebun Adolina, 2008).

Universitas Sumatera Utara


Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi

pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air yang merupakan tempat

pengolahan air sumur bor. Pengolahan air pada pabrik ini terdiri dari beberapa

tahap, yaitu:

1. Pengendapan

2. Klarifikasi

3. Filtrasi

4. Deminiralisasi

5. Daerasi

7.2.1. Pengendapan

Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada bak

pengendapan, partikel-partikel padat yang berdiameter besar akan mengendap

secara gravitasi, sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama

air menuju unit pengolahan selanjutnya. Diameter padat dalam air berkisar antara

10-4m (Alaerts, 1984). Untuk membunuh kuman-kuman dalam air dilakukan

proses klorinasi yaitu dengan mereaksikan air dengan klor. Klor yang digunakan

biasanya berupa kaporit (Ca(ClO) 2 ).

 Kebutuhan air domestik = 150 kg/jam

 Kaporit yang digunakan mengandung 70% klorin (Alaerts, 1984).

 Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Alaerts, 1984).

 Kebutuhan kaporit
2 x 150
=
0,7 x 1.000.000

= 0,0004 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


7.2.2. Klarifikasi

Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air

dari bak pengendapan dialirkan ke bak clarifier setelah diinjeksikan larutan alum

(Al 2 (SO 4 ) 3 ) dan soda abu (Na 2 CO 3 ), dimana alum (Al 2 (SO 4 ) 3 ) berfungsi sebagai

koagulan dan (Na 2 CO 3 ) berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat

pengendapan dan penetralan pH.

Setelah pencampuran, sambil dilakukan pengadukan maka akan terbentuk

flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier secara gravitasi dan air jernih

akan keluar melimpah yang selanjutnya masuk ke penyaring pasir (sand filter)

untuk penyaringan.

Pemakaian alum (Al 2 (SO 4 ) 3 ) hingga 50 ppm terhadap air yang akan

diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum (Al 2 (SO 4 ) 3 ) dan soda abu

(Na 2 CO 3 ) adalah 1 : 0,54 (Baron, 1982).

 Total kebutuhan air = 57.898,736 kg/jam

 Larutan alum yang dibutuhkan = 50.10-6 x 57.898,736 kg/jam

= 2,895 kg/jam.

 Larutan soda abu yang dibutuhkan = 0,54 x 50.10-6 x 57.898,736 kg/jam

= 1,563 kg/jam.

7.2.3. Filtrasi

Filtrasi bertujuan untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut

bersama air. Pada proses filtrasi digunakan penyaring pasir (sand filter) yang

terdiri dari 3 lapisan, yaitu (Hammer, 1996):

• Lapisan I terdiri dari pasir hijau (green sand) setinggi 24 in

• Lapisan II terdiri dari antrasit setinggi 12 in

Universitas Sumatera Utara


• Lapisan III terdiri dari gravel setinggi 7 in

Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.

Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan

regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand

filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai

kebutuhan. Untuk air umpan ketel, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut,

yaitu proses demineralisasi dan deaerasi.

7.2.4. Demineralisasi

Air untuk umpan ketel harus murni yang bebas dari garam-garam terlarut,

untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

• Menghilangkan kation-kation Ca2+, Mg2+

• Menghilangkan anion-anion SO 4 2-, CO 3 2-, Cl-

Alat-alat demineralisasi dibagi atas:

a) Kation Exchanger

Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan

mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran

kation Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation resin. Resin

yang digunakan bermerek Daulite C-225.

Reaksi yang terjadi:

2H+R + Ca2+ Ca2+R 2 + 2H+

2H+R + Mg2+ Mg2+R 2 + 2H+

Untuk regenerasi dipakai H 2 SO 4 dengan reaksi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Ca2+R 2 + 2H 2 SO 4 CaSO 4 + 2H+R

Mg+R 2 + 2H 2 SO 4 MgSO 4 + 2H+

b) Anion Exchanger

Anion exchanger berfungsi untuk mengikat atau menyerap anion-anion

yang terlarut dalam air seperti SO 4 2-, Cl-, dan CO 3 akan diikat oleh resin yang

bersifat basa dengan merek R-Dowex, sehingga resin akan melepas ion OH-

Persamaan reaksi yang terjadi dalam anion exchanger adalah:

2R-OH + SO 4 2- R 2 SO 4 + 2OH-

R-OH + Cl- RCl + OH-

Perhitungan Kesadahan Kation

Air sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina mengandung kation Ca, Mg dan Fe,

masing-masing: 5,85 ppm; 3,45 ppm; dan 9,5 ppm.

1 gr/gal = 17,1 ppm

Total kesadahan kation = 5,8 + 3,45 + 9,5

1gr/gal
= 18,8 ppm x
17,1ppm

= 1,0994 gr/gal

Jumlah air yang diolah = 57.746,736 kg/jam

57.746,736 kg/jam
= 3
x 264,17 gal/m 3
995,68 kg/m

= 15.321,142 gal/jam

Kesadahan air total = 1,0994 gr/gal x 15.321,142 gal/jam x 24 jam/hari

= 404.257,539 gr/hari = 404,258 kg/hari

Volume exchanger yang digunakan kapasitas = 7,7 Kgrain/ft3 …(Nalco,1979)

Universitas Sumatera Utara


= 0,4989kg/ft 3
7,7 K grain /ft 3 0,0648 kg
Berarti kapasitas exchanger = x
kg K grain

kesadahan total
Volume kation exchanger =
EC

404,258 kg/hari
= = 810,297 ft3/hari
0,4989 kg/hari

Direncanakan menggunakan resin 0,1 ft3

 
Jumlah air yang diolah =   x jumlah umpan boiler
re sin x EC
 total kesadahan air 

 0,1 ft 3 x 0,4989 kg/ft 3 


=   x 810,297 kg/jam x 24 jam/hari
 404,258 kg/hari 

= 162,542 kg.

air yang diolah


Waktu regenerasi =
air umpan boiler

162,542 kg
=
810,297 kg/jam

= 0,2 jam

Untuk regenerasi digunakan 6 lb H 2 SO 4 /ft3………………(Nalco, 1979)

Maka kebutuhan H 2 SO 4 = (6lb/ft3)(810,297 ft3/hari)(1 hari/24jam)(1kg/2,2046 lb)

=91,887 kg/jam

Perhitungan Kesadahan Anion

Air sumur bor PKS PTPN IV Kebun Adolina mengandung anion Cl dan SO 2 ,

masing-masing 0,33 ppm dan 0,38 ppm.

1 gr/gal = 17,1 ppm

Total kesadahan anion = (0,33 + 0,38) ppm

Universitas Sumatera Utara


1 gr / gal
=0,71 ppm x = 0,0415 gr/gal
17,1 ppm

Jumlah air yang diolah = 810,297 kg/jam

810,297 kg/jam
= 3
x 264,17 gal/m3
995,68 kg/m

= 214,982 gal/jam

Kesadahan air total = 0,0415 gr/gal x 214,982 gal/jam x 24 jam/hari

= 214,124 gr/hari = 0,214 kg/hari.

Volume exchanger digunakan memiliki kapasitas = 12 K grain /ft3…(Nalco, 1979)

12 K grain /ft 3 0,0648 kg


Berarti kapasitas exchanger = x = 0,7776 kg/ft3
kg K grain

= = 0,275 ft 3 /hari
kesadahan total 0,214 kg/hari
Volume anion excnanger = 3
EC 0,7776 kg/ft

Direncanakan menggunakan resin 0,1 ft3

 
Jumlah air yang diolah =   x jumlah umpan boiler
re sin x EC
 total kesadahan air 

 0,1 ft 3 x 0,7776 kg / ft 3 
=   x 810,297 kg/jam x 24 jam/hari
 0 , 275 kg / hari 

= 5.498,940 kg

= = 6,775 = 7 jam
air yang diolah 5.189,940 kg
Waktu regenerasi =
air umpan boiler 810,297 kg/jam

Untuk regenerasi digunakan 5 lb NaOH/ft3………….(Nalco, 1979)

Maka kebutuhan NaOH = (5 lb/ft3)(0,275 ft3/hari)(1 hari/24 jam)(1 kg/2,2046 lb)

= 0,025 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


7.2.5. Deaerasi

Daerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar

uap (anion exchnager) sebelum dikirim sbagai umpan ketel. Air hasil

demeneralisasi dikumpulkan pada tangki air umpan ketel sebelum dipompakan ke

daerator.

Pada proses daerator ini, air dipanaskan hingga suhu 900C hingga gas yang

terlarut dalam air dapat dihilangkan. Pemanasan ini juga berfungsi untuk

mencegah perbedaan suhu yang besar dengan air umpan ketel sehingga beban

ketel dapat dikurangi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas

di dalam daerator.

7.3. Kebutuhan bahan kimia

Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan yoghurt dari kacang kedelai ini

sebagai berikut:

1. Al 2 (SO 4 ) 3 = 2,895 kg/jam

2. Na 2 CO 3 = 1,563 kg/jam

3. Kaporit = 0,0004 kg/jam

4. H 2 SO 4 = 91,887 kg/jam

5. NaOH = 0,025 kg/jam

7.4. Kebutuhan Listrik

Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut:

1Kw
1. Unit proses = 1029,766 Hp x = 767,897 Hp
1,34102 Hp

Universitas Sumatera Utara


1Kw
2. Unit utilitas = 32,4975 Hp x = 24,233 kW
1,34102 Hp

3. Ruang kontrol dan laboratorium = 14,914 kW

4. Penerangan dan kantor = 14,914 kW

5. Bengkel = 29,828 kW

6. Perumahan = 22,371 kW

Total kebutuhan listrik = 767,897 + 24,233 + 14,914 + 14,914 + 29,828 + 22,371

= 874,158 kW

Untuk cadangan diambil 20% maka:

Listrik yang diperlukan = 1,2 x 874,158 kW = 1048,989 kW

Untuk memenuhi kebutuhan listrik pada power plant digunakan 3 unit diesel

engine generatting set (2 operasi dan 1 stand by).

Efisiensi generator 80%, maka:

Daya output generator = (1048,989 kW)/0,8 = 1311,236 kW…(Desphande, 1985)

Untuk perancangan dipakai diesel generator AC, 1350 kW.

7.5. Kebutuhan Bahan Bakar

Bahan bakar generator

Nilai Bahan bakar solar = 19.860 Btu/lbm

Densitas bahan bakar solar = 0,89 kg/L

0,9478 Btu/det
Daya generator yang dihasilkan = 1311,236 kW x
1 kW

= 1242,789 Btu/det x 3600 det/jam

= 4.474.042,131 Btu/jam

Universitas Sumatera Utara


4.474.042,131 Btu/jam
Jumlah bahan bakar solar =
19.860 Btu/lbm

= 225,279 lbm/jam x 0,454 kg/lbm

= 102,276 kg/jam

102,276 kg/jam
Kebutuhan solar = = 114,917 L/jam
0,89 kg/L

= 2758,023 Liter/hari

7.6 . Spesifikasi Peralatan Utilitas

7.6.1. Pompa Air Sumur Bor (L-411)

Fungsi : Untuk memompakan air sumur bor ke bak pengendapan.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : commercial steel

Kapasitas : 57.898,736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,047 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 2,782 Hp

7.6.2. Bak Pengendapan (H-410)

Fungsi : Tempat penampungan sementara air sumur bor

Bentuk : Persegi panjang

Kapasitas : 57.898,736 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Jumlah :1

Tinggi bak : 3,033 m

Panjang bak : 30,33 m

Lebar bak : 18,198 m

Volume bak : 1674,718 m3

7.6.3. Clarifier (H-420)

Fungsi : Memisahkan endapan (flok-flok) yang terbentuk karena penambahan

alum dan soda abu.

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53

Kondisi operasi : Temperatur : 300C

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 57.903,196 kg/jam

Diameter clarifier : 6,324 m

Tinggi clarifier : 9,486 m

Tebal dinding clarifier : 0,531

Daya motor : 2,582 Hp

7.6.4. Tangki Pelarutan Alum (M-421)

Fungsi : Membuat larutan alum (Al 2 (SO 4 ) 3

Bentuk : Selinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Plate steel SA-167, Tipe 304

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Universitas Sumatera Utara


Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 3,922 m3

Diameter tangki : 3,327 m

Tinggi tangki : 4,991 m

Tebal dinding tangki : 1/4 in

Daya pengaduk : 4,81 Hp

7.6.5. Tangki Pelarutan Soda abu (M-422)

Fungsi : Membuat larutan soda abu (Na 2 CO 3 )

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Plate steel SA-167, tipe 304

Kondisi opersai : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 6,116 m3

Diameter tangki : 1,731 m

Tinggi tangki : 2,597 m

Daya pengaduk : 12,216 Hp

7.6.6. Pompa Bak Pengendapan (L-421)

Fungsi : Memompakan air dari bak pengendapan ke clarifier

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Universitas Sumatera Utara


Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 57.898,736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,047 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 0,94 Hp

7.6.7. Sand Filter (H-430)

Fungsi : Menyaring partikel-partikel yang masih terbawa dalam

air yang keluar dari clarifier.

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas sand filter : 17,444 m3

Diameter sand filter : 2,231 m

Tinggi sand filter : 4,462 m

Tebal dinding tangki : 3/16 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.8. Pompa Clarifier (L-431)

Fungsi : Memompakan air dari clarifier ke sand filter

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 57.898,736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,047 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 2,782 Hp

7.6.9. Menara Air (F-440)

Fungsi : Mendistribusikan air untuk berbagai kebutuhan.

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas menara : 418,679 m3

Diameter menara : 7,631 m

Tinggi menara : 9,157 m

Tebal dinding tangki : 5/16 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.10. Pompa Sand Filter (L-441)

Fungsi : Memompakan air dari sand filter ke menara air

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 57.898,736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,047 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 0,951 Hp

7.6.11. Kation Exchanger (T-450)

Fungsi : mengurangi kesadahan air

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Resin yang digunakan : Daulite C-225

Kapasitas resin : 7,7 kgrain/ft3

Diameter tangki : 0,6096 m

Universitas Sumatera Utara


Tinggi tangki : 0,3048 m

Tebal dinding tangki : 7/16

7.6.12. Tangki Pelarutan H 2 SO 4 (M-451)

Fungsi : Membuat larutan asam sulfat

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Plate steel SA-167,tipe 304

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 3,815 m3

Diameter tangki : 1,864 m

Tinggi tangki : 1,398 m

Tebal dinding tangki : 3/16 in

Daya pengaduk : 47,931 Hp

7.6.13. Pompa Menara Air (L-451)

Fungsi : Untuk memompakan air dari menara air ke cation

exchnager.

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Universitas Sumatera Utara


Kapasitas : 57.746, 736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 0,824 in

Diameter luar pipa : 1,05 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 1,369Hp

7.6.14. Anion Exchanger (F-460)

Fungsi : Mengurangi kesadahan air

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi : Carbon steel SA-53, Grade B

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Resin yang digunakan : Dowex-2

Kapasitas resin : 12 kgrain/ft3

Diameter tangki : 0,6096 in

Tinggi tangki : 1,8287 in

Tebal dinding tangki : 7/16 in

7.7.15. Tangki Pelarutan NaOH

Fungsi : Membuat larutan asam sulfat

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Plate steel SA-167,tipe 304

Universitas Sumatera Utara


Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 0,005 m3

Diameter tangki : 0,161 m

Tinggi tangki : 0,241 m

Tebal dinding tangki : 3/16 in

Daya pengaduk : 0,00025 Hp

7.6.16. Pompa Cation Exchanger (L-461)

Fungsi : Untuk memompakan air dari cation exchnager ke anion exchanger

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 57.746,736 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,047 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 1,302 Hp

Universitas Sumatera Utara


7.6.17. Tangki Kaporit (F-490)

Fungsi : Membuat larutan kaporit (Ca(ClO) 2 )

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Plate steel SA-167,tipe 304

Kondisi operas : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 0,0084 m3

Diameter tangki : 0,192 m

Tinggi tangki : 0,288 m

Tebal dinding tangki : 0,129 in

7.6.18. Tangki Penampungan Air Umpan Ketel (F-500)

Fungsi : Menampung air umpan ketel sebelum didistribusikan

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : Carbo steel SA-53, Grade B

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 14,852 m3

Diameter tangki : 2,293 m

Tinggi tangki : 3,438 m

Tebal dinding tangki : 4/16 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.19. Pompa Air Umpan Ketel (L-501)

Fungsi : Untuk memompakan air dari menara air ke daerator

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 40.101,9 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,017 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 0,925 Hp

7.6.20. Dearator (E-510)

Fungsi : Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air umpan ketel.

Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi : Carbo steel SA-53, Grade C

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas tangki : 115,990 m3

Diameter tangki : 4,618 m

Tinggi tangki : 6,927 m

Tebal dinding tangki : 1/4 in

Universitas Sumatera Utara


7.6.21. Pompa Daerator (L-511)
Fungsi : Untuk memompakan air dari daerator ke boiler

Jenis : Pompa sentrifugal

Bahan konstruksi : commercial steel

Kondisi operasi : Temperatur : 30oC

Tekanan : 1 atm

Jumlah :1

Kapasitas : 40.101,9 kg/jam

Jenis pipa : Schedule number 40

Diameter dalam pipa : 5,017 in

Diameter luar pipa : 5,563 in

Efisiensi pompa : 80%

Daya pompa : 0,925 Hp

7.6.22. Boiler (E-520)

Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses.

Jenis : Water Tube boiler

Bahan konstruksi : Carbon steel

Jumlah :1

Kondisi operasi : Temperatur : 30OC

Tekanan : 1 atm

Kapasitas : 40.101,9 kg/jam

Daya ketel uap : 311,707 Hp

Panjang tube : 20 ft

Diameter tube : 3 in

Jumlah tube : 170 buah

Universitas Sumatera Utara


BAB VIII

LOKASI DAN TATALETAK PABRIK

Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan dan kelangsungan dari

industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang karena hal ini

berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan. Pemilihan

yang tepat mengenai lokasi pabrik harus memberikan biaya produksi dan distribusi yang

minimal serta pertimbangan sosiologi, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sikap dan

sifat masyarakat sekitar lokasi pabrik.

8.1. Lokasi Pabrik

Tata letak dalam suatu rancangan diagram alir proses merupakan syarat penting

didalam memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik atau desain

secara terperinci pada masa yang akan datang, meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas

bangunan, tata letak peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan

informasi yang dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga diperoleh

perhitungan biaya secara terperinci sebelum pendirian.

Beradasarkan faktor-faktor tersebut, maka Pra Rancangan Unit Sterilisasi Pada

Pabrik Kelapa Sawit yang merupakan bagian proses dari pengolahan TBS direncanakan

berlokasi di daerah Galang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara.

Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah :

1. Bahan baku

Bahan baku kedelai direncanakan diperoleh dari pasar setempat.

Universitas Sumatera Utara


2. Transportasi

Untuk sarana transportasi, lokasi ini sangat strategis karena terletak dipinggiran
VIII-1
kota Medan dengan prasarana jalan yang mudah dijangkau dari segala penjuru.

3. Pemasaran

Daerah pemasaran dilakukan disekitar Medan dan bila memungkinkan karena

pangsa pasar yang semakin meningkat maka akan dilakukan pemasaran keluar

dari Medan.

4. Kondisi iklim

Lokasi pabrik ini merupakan daerah yang cukup stabil. Bencana alam seperti

gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lainnya hampir tidak pernah terjadi

sehingga memungkinkan pengoperasian pabrik berjalan lancar.

5. Kebutuhan air

Kebutuhan air diperoleh dari pengolahan air pada unit utilitas. Kebutuhan air ini

berguna untuk proses, sarana utilitas, keperluan domestik.

6. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang akan digunakan sebagian berasal dari penduduk setempat

maupun dari luar Marelan.

7. Harga tanah dan bangunan

Tanah yang tersedia masih cukup luas dan biaya tanah serta bangunan untuk

pendirian pabrik relatif terjangkau.

8. Masyarakat di Marelan (sikap dan keamanan)

Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan

minuman Yoghurt ini karena akan menyediakan lapangan kerja bagi mereka.

Universitas Sumatera Utara


Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keamanan

lingkungan masyarakat.

8.2. Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari

komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang

effesien dan effektif antara operator, peralatan, dan gerakan material dari bahan baku

menjadi produk.

Tata letak pabrik yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan

efesien dari semua fasilitas. Peralatan pabrik dihubungkan dengan tenaga kerja yang ada

didalamnya. Fasilitas mesin tidak hanya mesin tetapi juga daerah pelayanan termasuk

tempat penerimaan, pengiriman barang, gudang dan sebagainya. Adapun tujuan

pengaturan tata letak pabrik adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi jarak pengangkutan bahan baku dan hasil produksi.

2. Mengurangi ongkos produksi.

3. Meningkatkan keselamatan kerja.

4. Mengurangi kerja seminimum mungkin.

5. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

6. Memudahkan upaya pemeliharaan.

Disain yang rasional harus memasukkan susunan areal proses, persediaan

(Storage), dan areal pemindahan/areal alternatif (handling area) dalam posisi yang

efesien dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut :

1. Urutan proses produksi

Universitas Sumatera Utara


Kerja yang efektif dan efesien sangat dipengaruhi urutan proses produksi. Selain

meningkatkan efesien kerja, urutan proses produksi yang sesuai tidak membuat

karyawan bosan dan cepat lelah.

2. Pemeliharaan dan perbaikan

Adanya pemeliharaan dan perbaikan peralatan secara berkala membuat usia peralatan

semakin lama.

3. Safety

Faktor keamanan dalam perencanaan tata letak pabrik harus mendapat perhatian yang

serius.

4. Kemungkinan perluasan dimasa yang akan datang.

5. Bangunan

Menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan, dan konstruksi yang memenuhi

persyaratan.

6. Ruang kerja pabrik harus luas sehingga tidak mengganggu keselamatan para pekerja

serta kelancaran produksi.

7. Service area

Kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian rupa sehingga

tidak terlalu jauh dari tempat kerja.

8.3 Kebutuhan Areal Untuk Pendirian Pabrik

Kebutuhan areal yang diperlukan untuk lokasi Sterilisasi pada Pabrik Kelapa

Sawit untuk kapasitas pengolahan 30 ton/jam TBS diperkirakan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 8.1. Perincian Luas Tanah Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada Pabrik
Kelapa Sawit

No Nama Bangunan Luas (m2)


1 Areal Pengolahan Air 700
2 Areal Unit Sterilisasi 500
3 Areal Boiler 85
4 Pembangkit Listrik 25
5 Jalan + Ruang Bebas 67
Total 1.377

Universitas Sumatera Utara


BAB IX
ORGANISASI MANAJEMEN PERUSAHAAN

9.1. Organisasi dan Manajemen


Dalam suatu perusahaan masalah organisasi dan manjemen merupakan hal
yang penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan tersebut. Manajemen
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur atau mempengaruhi faktor-
faktor produksi.
Manajemen dapat didefenisikan sebagai suatu proses atau cara yang
sistematis untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian uapaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai
tujuan.

9.2. Bentuk Badan Usaha


Badan Usaha adalah lembaga berbadanhukum tempat pengusaha
melaksanakan tugasnya, yaitu mengelola perusahaan secara teratur untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan status kepemilikannya, bentuk badan usaha di
Indonesia dapat dibedakan atas :
1. Badan Usaha Perseorangan (Single Proprietrorship)
2. Badan Usaha Persekutuan (Partner Ship)
a. Perusahaan Firma/Fa.
b. Persekutuan Komanditer /CV (Commanditaire Verrotschap)
3. Badan Usaha Perseorangan (Corporation)
4. Koperasi (Cooperative)
5. Badan Usaha Milik Negara (Government or Publik Corporation)
6. Penggabungan Badan Usaha (Joint Venture).
9.2.1. Badan Usaha Perorangan (Single Proprietorship)
Badan usaha Perseorangan adalah badan usaha dimana pemilikan harta
kekayaan dari bisnis berada ditangan perseorangan, atau badan usaha
perseorangan adalah milik pribadi dari seseorang dan secara hukum pemilik dan
badan usaha tidak terpisah. Bentuk badan usaha inilah yang paling sering kita

IX-1

Universitas Sumatera Utara


jumpai di masyarakat karena modalnya relatif kecil serta mudah mendirikannya.
Seabagai contoh: usaha salon, usaha rumah makan, usaha tukang jahit, bengkel,
toko dan lain-lain.

9.2.2. Badan Usaha Persekutuan (Partnership)


Bentuk badan usaha persekutuan (Partnership) adalah badan usaha yang
didirikan dan modal usahanya dimiliki oleh dua orang atau lebih dengan tanggung
jawab yang sama atas utang badan usaha dengan seluruh harta pribadi masing-
masing.
a. Persekutuan Firma (Fa)
Adalah persekutuan untuk mengoperasikan badan usaha dengan nama
bersama. Firma didirikan tanpa pengeluaran surat saham. Persekutuan Firma
didirikan dengan akte resmi yang dibuat oleh notaris. Akte pendirian tersebut
berisi :
1. Nama dan tempat tinggal para sekutu (firmant)
2. Penetapan nama perusahaan (biasanya menggunakan salah satu nama sekutu
atau nama lain yang telah disepakati).
3. Nama-nama sekutu yang berwenang atas nama perusahaan.
4. Kapan dimulai dan berakhirnya persekutuan.
5. Pembagian laba dan tanggung jawab atas kerugian badan usaha.
6. Hal-hal yang dianggap perlu yang berkenan dengan hak-hak pihak luar
terhadap persekutuan.
Secara umum ada beberapa kebaikan dari Persekutuan Firma, yaitu :
1. Mudah didirikannya
2. Modal lebih terjamin karena jumlahnya relatif lebih besar dibandingkan
dengan badan usaha perseorangan.
3. Dengan bersekutunya beberapa orang dalam firma, maka dalam setiap
penanganan masalah dan pengambilan keputusan sudah lebih rasional karena
penggabungan beberapa talenta kepemimpinan dan pandangan.
4. Lebih mudah mencari dan membina karyawan yang baik.
5. Memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memperoleh pinjaman modal
karena sifat tanggung jawab bersama yang tidak terbatas.

Universitas Sumatera Utara


6. Resiko tidak dibebankan kepada satu orang saja tetapi dibagi oleh beberapa
orang.
7. Kelangsungan hidup yang lebih terjamin karena tidak tergantung pada satu
orang saja.
Kelemahannya antara lain :
1. Tanggung jawab yang tidak terbatas artinya kekayaan pribadi setiap sekutu
menjadi jaminan bagi hutang-hutang persekutuan.
2. Adanya kemungkinan konflik sesama pemilik yang bisa merugikan badan
usaha.
3. Para pemilik sulit (tidak bebas) melepaskan diri.

b. Persekutuan Komanditer (CV)


Adalah suatu yang dibentuk oleh beberapa orang, dimana satu atau
beberapa sekutu memberikan uang atau barang kepada satu atau beberapa orang
yang mengoprasikan badan usaha yang bertindak sebagai pimpinan.
Ada dua bentuk persekutuan komanditer yang umum dikenal, yaitu ;
1. General Partnership, dimana semua anggota persekutuan aktif dalam
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan tugas dari jabatan
yang ditentukan, namun demikian tanggung jawab hukum dari masing-masing
anggota tidak terbatas hanya sebatas modal yang ditentukan.
2. Limited Partnership, dimana tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
anggota lebih dahulu ditentukan. Dalam hal ini ada dua kelompok anggota :
a. Sekutu aktif (General aktif), dimana anggota yang aktif mengelola dan
menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Tanggung jawab hukum dari
sekutu aktif tidak terbatas sebesar modal yang ditentukan.
b. Sekutu fasif (Limited Partner), dimana anggota persekutuan tidak aktif dalam
pengelolaan kegiatan operasional, dan hanya terlibat dalam pengadaan modal
usaha perusahaan. Tanggung jawab hukumnya terbatas hanya sebesar modal
yang ditentukan bagi mereka.

Universitas Sumatera Utara


9.2.3. Badan Usaha Perseorangan (Corporation)
Ada beberapa kebaikan dari Perseroan Terbatas, yaitu :
1. Tanggung jawab terbatas.
2. Mudah memperluas/memperbesar
3. Mudah mengalihkan kepemilikan.
4. Mempunyai umur yang relatif panjang.
5. Mudah mencari manajemen yang profesional.
6. Mudah mencari dana
Sedangkan kelemahannya adalah :
1. Lebih sulit mengoperasikan dan mengorganisasinya.
2. Biaya pendirian dan pajaknya lebih tinggi.
3. Khusus dalam perusahaan yang sangat besar, kekhawatiran karyawan adalah
merasa kurang mendapat perhatian.

9.2.4. Koperasi (Corperative)


Koperasi adalah badan usaha yang didirikan oleh beberapa anggota yang
mempunyai kepentingan yang sama, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
atau kepentingan bersama. Anggotanya dapat terdiri dari perorangan, beberapa
badan usaha yang saling mempunyai kepentingan yang sama.
Dalam koperasi dikenal koperasi primer dan koperasi skunder. Koperasi
primer adalah koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang.
Koperasi sekunder adalah koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3
koperasi primer.

9.2.5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


BUMN atau sering disebut Perusahaan Negara adalah badan usaha yang
dimiliki dan dikelola pemerintah yang bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat atau untuk melayani kebutuhan masyarakat atau untuk sektor-sektor
kegiatan bisnis tertentu yang dinilai vital untuk kemanan dan kesejahteraan negara
dan masyarakat. Di Indonesia, BUMN terdiri dari 3 bagian yaitu; Perusahaan
jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero.

Universitas Sumatera Utara


9.2.6. Penggabungan Badan Usaha (Joint Venture)
Joint Venture dapat terdiri dari persekutuan beberapa perorangan atau
persekutuan beberapa badan usaha . Joint Venture dengan sendirinya berakhir
apabila jangka waktu yang telah ditentukan dicapai. Selama jangka waktu yang
telah ditentukan atau selama melaksanakan tujuan yang akan dicapai, tanggung
jawab dari masing-masing anggota tidak terbatas hanya sebesar modal yang
ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas, maka Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada
Pabrik Kelapa Sawit ini dipilih bentuk perusahaan Badan usaha Organisasi
garis dan Staff. Dengan bentuk perusahaan seperti ini, diharapkan pabrik dapat
beroperasi secara optimal dengan produksi yang maksimal.

9.3. Bentuk Struktur Organisasi


Berdasarkan pola hubungan kerja antara wewenang serta tanggung jawab
maka struktur organisasi dapat dibedakan atas :
1. Bentuk struktur organisasi garis.
2. Bentuk struktur organisasi fungsional.
3. Bentuk struktur organisasi garis dan staf.
4. Bentuk struktur organisasi fungsional dan staf.
Bentuk struktur organisasi yang direncanakan untuk Pra Rancangan Unit
Sterilasi pada Pabrik Kelapa Sawit ini adalah struktur organisasi garis. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Organisasi masih kecil.


2. Jumlah karyawan sedikit.
3. Pimpinan dan karyawan saling kenal.
Keuntungan dari organisasi garis adalah :
1. Adanya wewenang dalam pimpinan dan perintah karena adanya pembagian
kewenangan dan kekuasaan serta tugas yang jelas dari pimpinan, staff, dan
pelaksana sehingga koordinasi mudah dilaksanakan.
2. Pimpinan lebih cepat mengambil keputusan dan dalam memberikan perintah.
3. Bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dari karyawan dapat dikembangkan
kearah spesialisnya.

Universitas Sumatera Utara


4. Perintah berjalan dengan baik dan lancar dari atas kebawah, sedangkan
tanggungjawab, nasehat, dan saran bergerak dari bawah keatas.

9.4. Uraian Tugas wewenang dan Tanggung Jawab


Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam
struktur organisasi Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit ini
antara lain :

9.4.1. Kepala Bagian Produksi


Kepala Bagian Produksi adalah pembantu direktur utama untuk menangani
permasalahan keteknikan dan proses produksi. Tugas dan wewenang Kepala
Bagian Produksi adalah :
1. Menjalankan seluruh program dan kebijakan yang telah digariskan.
2. Mengatur dan mengawasi jalannya proses produksi dari bahan baku sampai
dengan produk.
3. Mengadakan pengawasan dan penelitian untuk melaksanakan program kerja
bagian keteknikan dan produksi.
4. Mengkoordinir dan mengarhkan kegiatan bagian teknik, proses produksi,
rekayasa dan keselamatan kerja.
strasi perusahaan.

9.4.2 Kepala Bagian Utilitas


Kepala Bagian utilitas bertanggungjawab kepada Manajer Produksi.
Tugasnya adalah untuk mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan Utilitas
meliputi pengolahan limbah dan pengolahan air.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Utilitas dibantu oleh dua
kepala seksi, yaitu Kepala seksi Pengolahan Limbah dan Kepala Seksi Pengolahan
Air.

9.4.3 Kepala Seksi Unit Sterilisasi


Kepala seksi unit sterilisasi bertanggungjawab kepada manajer produksi
tugasnya adalah mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan perebusan

Universitas Sumatera Utara


TBS secara langsung pada tingkat karyawan operator serta melaporkan kondisi
nyata unit sterilisasi kepada kepala bagian produksi.
Dalam melaksanakan tugasnya kepala seksi unit sterilisasi pada pabrik
PKS dibantu oleh karyawan setingkat operator.

9.4.4 Operator Panel Kontrol


Operator panel kontrol bertanggungjawab kepada kepada kepala seksi
pengolahan dan tugasnya adalah mengawasi kondisi operasi pengolahan limbah
dan uap melalui sistem instrumentasi peralatan pengolahan limbah yang dapat
dikontrol melalui ruang kontrol peralatan pabrik (panel kontrol).

9.5 Posisi Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit dalam Struktur
Organisasi Perusahaan
Unit sterilisasi merupakan bagian dari unit proses pengolahan TBS yang
berada langsung dibawah pengawasan seorang kepala seksi Unit sterilisasi yang
bertanggungjawab kepada bagian proses.

9.6. Sistem Kerja dan Tenaga Kerja


Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit ini direncanakan
beroperasi selama 24 jam perhari selama 330 hari kerja pertahun dengan jumlah
tenaga kerja sebanyak 15 orang dimana semua bekerja shift kecuali petugas
keamanan yang waktu kerjanya diatur dalam dua shift.

9.6. Kesejahteraan Tenaga Kerja


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari setiap karyawan, maka
setiap karyawan harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang
disediakan oleh Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit ini
adalah:
1. Tunjangan kecelakan kerja.
2. Tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal dunia karena kecelakaan sewaktu bekerja maupun diluar
pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


3. Penyediaan tempat ibadah.
4. Memasukkan pekerja ke program kamsostek.

9.7. Jumlah, Tingkat Pendidikan dan Gaji Tenaga Kerja


Adapun jumlah tenaga kerja beserta tingkat pendidikan yang diisyaratkan
dapat dilihat pada tabel 9.1 berikut :
Tabel 9.1. Jumlah, Tingkat Pendidikan dan Gaji Tenaga Kerja
No Jabatan Jumlah Pendidikan
1 Kepala Bagian Proses 1 S1/D-IV Tek.Kimia
2 Kepala Pengolahan Air 1 S1/D-IV Tek.Kimia
3 Kepala Unit Sterilisasi 1 S1/D-IV Tek.Kimia
4 Karyawan/Operator 12 D-III Kimia

Universitas Sumatera Utara


BAB X

ANALISA EKONOMI

Untuk mengevaluasi kelayakan berdirinya suatu pabrik dari tingkat

pendapatannya, maka perlu dilakukan analisa ekonomi. Selanjutnya perlu juga

dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil analisa

tersebut diharapkan berbagai kebijakan dapat diambil untuk pengarahan secara

tepat. Suatu rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi

dalam kondisi yang memberikan keuntungan. Berbagai parameter ekonomi

digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kelayakan suatu pabrik didirikan

dan besarnya tingkat pendapatannya yang didapat dari segi ekonomi. Parameter-

parameter tersebut antara lain :

1. Modal Investasi/Capital Investment (CI)

2. Biaya Produksi Total /Total Cost (TC)

3. Marjin Keuntungan/Profit Margin (PM)

4. Titik Imbas/Break Event Point (BEP)

5. Laju Pengembalian Modal /Return On Investment (ROI)

6. Waktu Pengembalian Modal (Pay Out Time (POT)

7. Laju Pengembalian Internal/Internal Rate Of Return (IRR)

10.1. Modal Investasi

Modal Investasi adalah sejumlah modal untuk mendirikan suatu pabrik

atau menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal Investasi

terdiri dari :

X-1

Universitas Sumatera Utara


10.1.1. Modal Investasi Tetap /Fixed Capital Investment (FCI)

Modal investasi langsung adalah segala biaya yang diperlukan untuk

membeli peralatan pabrik yang pemakainnya selama pabrik beroperasi.

Tabel 10.1. Modal Investasi Tetap (MIT/FCI)

No. Komponen Biaya (Rp)


Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)
1. Tanah 378.675.000
2. Bangunan 562.000.000
3. Peralatan Proses dan Utilitas 7.183.920.693
4. Instrumentasi 359.196.035
5. Biaya Perpipaan 718.392.069
6. Biaya Instalasi Pabrik 359.196.035
7. Biaya Insulasi 359.196.035
8. Biaya Inventaris Kantor 143.678.414
9. Biaya Perlengkapan Kebakaran 143.678.414
10. Sarana Transportasi 685.000.000
Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL)
11. Pra Inventasi 544.646.635
12. Engineering dan supervisi 544.646.635
13. Biaya Konstruksi 644.646.635
14. Biaya Tak Terduga 1.089.293.270
TOTAL 13.616.165.869

10.1.2. Modal Kerja /Working Capital

Modal Kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

sampai mampu menarik hasil penjualan dan memutar keuangannya. Dasar

kebutuhan biaya operasional awal untuk beberapa bulan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam Perancangan ini modal kerja diambil 3 (tiga) bulan.

Tabel 10.2. Perincian Modal Kerja (Working Capital)

Universitas Sumatera Utara


No. Jumlah biaya Jumlah
1. Bahan baku dan Utilitas 40.936.219.175
2. Kas 179.817.500
3. Start up 408.484.976
Total 41.524.521.651

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja

= Rp 13.616.165.869,- + Rp 41.542.521.651,-

= Rp 55.140.687.520,-

Universitas Sumatera Utara


BAB XI
KESIMPULAN

9.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Unit Sterilisasi Pada

Pabrik Kelapa Sawit, maka dapat diambil beberapa kesimpulkan antara lain :

1. Rancangan Unit Sterilisasi Pada Pabrik Kelapa Sawit direncanakan untuk

mengolah TBS 30 ton/jam.

2. Bentuk organisasi pada unit Sterilisasi yang direncanakan bentuk garis dan

staff.

3. Bentuk badan hukum unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit yang

direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT).

4. Luas tanah yang dibutuhkan unit Sterilisasi ini adalah 1.377 m2.

5. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 15 orang.

6. Analisa ekonomi :

• Total Modal Investasi : Rp 55.140.687.520,-

Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa pendirian Pra Rancangan Unit

Sterilisasi Pada Pabrik Kelapa Sawit membutuhkan biaya yang banyak, keuntungan

yang diperoleh mutu minyak yang akan dihasilkan sesuai dengan standart yang

dibutuhkan oleh konsumen.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aleart, G.,”Metode Pengolahan Air”, Usaha Nasional, Surabaya, 1984.

Anonim,”Pedoman Pengoperasian, Pengolahan Kelapa Sawit PT. Perkebunan


Nusantara III”, Sei Karang, 1999.

Baron,L.W., “Process Chemistry For Water & Wastewater Treatment”., Prencite


Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jellse, 1982.

Brown, G.G., ”Unit Operation”, Mc Grow-Hill New York, 1950, USA.

Buchari Z. Dr., “Organisasi dan Manajemen”, Cetakan ke-III, Penerbit Balai


Aksara, Jakarta,1987.

Damanhuri, “Perkebunan Besar Kelapa Sawit”, Penebar Sawadaya, Bogor, 1999.

Foust, Allan, “Principle of Unit Operation”, 22nd edition, Jhon Willey, Betlehem,
1959, USA.

Geankoplis, Christie J., “Transport Process, Momentum, Heat and Mass”., Allyn
& Bacon, Boston, 1993.

Hakim Basyar.A., “Perkebunan Besar Kelapa Sawit”, cetakan –I, Penerbit E-


LAW (Environmental Law Alliance Worldwide), 1999.

Indra Ismawan., ”Memahami Reformasi Perpajakn 2000”., Cetakan Pertama, PT.


Alex Media Komputindo, Jakrta, 2001.

Kern, D.Q., “Process Heat Transfer”., International student edition, Kogakusha


Company Ltd, Tokyo, 1954.

Kirk-Othmer, “Encyclopedia of Chemical Teknology”, 22nd edition, International


Sciences, Dursion of John Wiley & Sons, New York.

Manullang. M., “Pengantar Ekonomi Perusahaan”., Cetakan IX, Liberty Offset,


Yogyakarta, 1982.

Nalco., “The Nalco Water Hand Book”., New York., Mc Graw Hill Book
Company, 1979.

Smith, J.M & Van Ness, H.C., “Intoduction to Chemical Engineering


Thermodynamics”., Mc Graw Hill Book Co., New York, 1987.

Universitas Sumatera Utara


Soepadiyo M. Dan Haryono S. “Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit”, Cetakan
pertama, Gadjah Mada University Press, 2003.

Sofjan Assauri., “Manajemen Produksi dan Operasi”, Edisi revisi, Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 1998.

Suma’mur, P.K., “Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja”,. PT. Gunung


Agung, Jakarta, 1996.

Suyatno R.,Ir., “Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit”, Penerbit


Kanisius, Yogyakarta, 1994.

Timmerhauss, K.D. & Petter, M.S., “Plant Design and Economic for Chemical
Engineers”., 4th edition, Mc Graw Hill Book Co., Tokyo, 1990.

Timmerhauss, K.D. & Petter, M.S., “Plant Design and Economic for Chemical
Engineers”., 6th edition, Mc Graw Hill Book Co., Tokyo, 2004.

Ulrich, Geal, D.A., “A Guide to Chemical Engineers Process Design and


Economics”., Jhon Willey & Sons, New York, 1984.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA PADA UNIT STERILIZER

Kapasitas Pengolahan : 30 Ton/jam


Basis Perhitungan : 1 Jam Operasi
Satuan Massa : Kilogram

1. Sterilizer
Tandan buah segar (TBS) dari lori dimasukkan ke dalam rebusan atau sterilizer.
Dalam sterilizer TBS direbus untuk peroses sterilisasi sebelum diproses menjadi minyak.
Temperatur perebusan 125oC – 135oC, lama perebusan 82-90 menit. Kebutuhan steam
27,26%, exause steam 4,75% dan kondensat yang dibuang 34,51% sedangkan TBS yang
masak 88% dari jumlah umpan yang direbus. (Buku Petunjuk Kerja PKS PTPN IV
Adolina, 2008)

Ex.Steam 4,75% TBS

4 1

2 5 TBS masak 88%


Steam 27,26%
Sterilizer -TBS masak 98,27%
-Air 1,73%

Kondensat 34,51%
-Minyak 0,55%
-Kotoran 2,29%
-Air 97,16%

Neraca Massa :
Neraca Massa Bahan Masuk
Alur 1 :
1. TBS = 100% x 30.000 kg/jam = 30.000 kg/jam

Alur 2 :
1. Steam = 27,26% x 30.000 kg/jam = 8.178 kg/jam

Neraca Bahan Keluar

Universitas Sumatera Utara


Alur 3 :
1. Kondensat = 34,51% x 30.000 kg/jam = 10.353 kg/jam
• Minyak = 0,55 % x 10.353 kg/jam = 56,942 kg/jam
• Air = 97,16% x 10.353 kg/jam = 10.058,975 kg/jam
• Kotoran = 2,29% x 10.353 kg/jam = 237,084 kg/jam

Alur 4 :
1. Exshaust steam = 4,75% x 30.000 kg/jam = 1.425 kg/jam

Alur 5 :
1. TBS hasil rebusan = 88% x 30.000 kg/jam = 26.400 kg/jam
• TBS masak = 98,27% x 26.400 kg/jam = 25.943,28 kg/jam
• Air = 1,73% x 26.400 kg/jam = 456,72 kg/jam

Tabel LA.1. Neraca Massa pada Sterilizer


Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komposisi
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
Minyak - 8.178 56,942 - -
Air - - 10.058,975 - 456,72
TBS 30.000 - - - -
TBS masak - - - - 25.943,28
Kotoran - - 237,084 - -
Exshaust steam - - - 1.425 -
Jumlah 30.000 8.178 10.353 1.425 26.400
Total 38.178 38.178

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS PADA UNIT STERILIZER

Basis Perhitungan : 1 jam operasi


Satuan : kJ
Suhu referensi : 25oC = 298 K
Tekanan : 1 atm

Tabel LB.1 Kapasitas panas zat cair untuk ikatan (J/mol.K)


Ikatan Cp
-CH3 36,82
-CH2- 30,38
= CH- 21,34
-CO2- 60,67

-CH 20,92
-COOH 79,91
Sumber : Perry, 1997

Tabel LB.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit


Asam Jumlah % % Minyak

• Asam Lemak Jenuh


Lemak Atom C Minyak Sawit Inti Sawit

 Oktanoat 8 - 4
 Dekanoat 10 - 5
 Laurat 12 1 46
 Miristat 14 2 15
 Palmitat 16 4 7
 Stearat
• Asam Lemak Tak Jenuh
18 28 3

 Oleat 18 50 15
 Linoleat 18 14 5
 Linolenat 18 1 5
Sumber : Yan Fauzi, 2002

Universitas Sumatera Utara


Sehingga diperoleh Cp untuk masing-masing senyawa:
 Cp Oktanoat (C8H16O2) = 1 (-CH3) + 6 (-CH2-) + 1 (-COOH)
= 1(36,82) + 6 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 182,28 + 79,91
= 299,01 J/mol K
= 2,076 kJ/kg K

 Cp Dektanoat (C10H20O2) = 1 (-CH3) + 8 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 8 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 243,04 + 79,91
= 359,77 J/mol K
= 2,091 kJ/kg K

 Cp Laurat (C12H24O2) = 1 (-CH3) + 6 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 24 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 303,8 + 79,91
= 420,53 J/mol K
= 2,102 kJ/kg K

 Cp Miristat (C14H28O2) = 1 (-CH3) + 12 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 12 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 364,56 + 79,91
= 481,29 J/mol K
= 2,110 kJ/kg K

 Cp Palmitat (C16H32O2) = 1 (-CH3) + 14 (-CH2-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 14 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 425,32 + 79,91
= 542,05 J/mol K
= 2,117 kJ/kg K

 Cp Stearat (C18H36O2) = 1 (-CH3) + 16 (-CH2-) + 1 (-COOH)

Universitas Sumatera Utara


= 1(36,82) + 16 (30,38) + 1 (79,91)
= 36,82 + 486,08 + 79,91
= 602,81 J/mol K
= 2,122 kJ/kg K

 Cp Oleat (C18H34O2) = 1 (-CH3) + 14 (-CH2-) + 2(=CH-) + 1 (-COOH)


= 1(36,82) + 14 (30,38) + 2 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 425,32 + 42,68 + 79,91
= 584,73 J/mol K
= 2,073 kJ/kg K

 Cp Linoleat (C18H34O2) = 1 (-CH3) + 12 (-CH2-) + 4(=CH-) +1 (-COOH)


= 1(36,82) + 12 (30,38) + 4 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 364,56 + 85,36 + 79,91
= 566,65 J/mol K
= 2,023 kJ/kg K

 Cp Linolenat (C18H34O2)= 1 (-CH3) + 10 (-CH2-) + 6(=CH-)1 (-COOH)


= 1(36,82) + 10 (30,38) + 6 (21,34) + 1 (79,91)
= 36,82 + 303,8 + 128,04 + 79,91
= 548,57 J/mol K
= 2,770 kJ/kg K
Berat molekul :
 Oktanoat : C 8 H 16 O 2 = 144
 Dekanoat : C 10 H 20 O 2 = 175
 Laurat : C 12 H 24 O 2 = 200
 Miristat : C 14 H 28 O 2 = 228
 Palmitat : C 16 H 32 O 2 = 256
 Stearat : C 18 H 36 O 2 = 284
 Oleat : C 18 H 34 O 2 = 282
 Linoleat : C 18 H 34 O 2 = 282
 Linolenat : C 18 H 34 O 2 = 282

Universitas Sumatera Utara


Massa minyak : 56,942 kg
• Asam Lemak Jenuh
Oktanoat = -
Dekanoat = -
Laurat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Miristat = (2/100) x 56,942 kg = 1,139 kg
Palmitat = (4/100) x 56,942 kg = 2,278 kg
Stearat = (28/100) x 56,942 kg = 15,945 kg
• Asam Lemak Tak Jenuh
Oleat = (50/100) x 56,942 kg = 28,473 kg
Linoleat = (14/100) x 56,942 kg = 7,972 kg
Linolenat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Fraksi mol untuk masing-masing komponen minyak :


0,569kg
Mol laurat = = 2,845.10-2 mol
200kg / mol


1,139kg
Mol miristat = = 4,996.10-3 mol
228kg / mol


2,278kg
Mol palmitat = = 8,898.10-3 mol
256kg / mol


15,945kg
Mol stearat = = 5,614.10-3 mol
284kg / mol


28,473kg
Mol oleat = = 10,096.10-3 mol
282kg / mol


7,972kg
Mol linoleat = = 2,82.10-3 mol
282kg / mol


0,569kg
Mol linolenat = = 2,017.10-3 mol
282kg / mol
Mol total = 37,286.10-3 mol
2,845.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol laurat = = 0,077

Universitas Sumatera Utara


4,996.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol miristat = = 0,135

8,898.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol palmitat = = 0,238

5,614.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol stearat = = 0,150

10,096.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol oleat = = 0,271

2,82.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol linoleat = = 0,054

 Cp Minyak sawit = Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat + Y


Palmitat x Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat + Y Oleat
x Cp Oleat + Y Linoleat x Cp Linoleat + Y Linoleat x Cp
Linolenat
= (0,077 x 2,102 kJ/kg.K) + (0,135 x 2,110 kJ/kg.K) +
(0,238 x 2,117 kJ/kg.K) + (0,150 x 2,122 kJ/kg.K) +
(0,271 x 2,073 kJ/kg.K) + (0,075 x 2,023 kJ/kg.K) +
(0,054 x 2,770 kJ/kg.K)
= (0,162 + 0,285 + 0,504 + 0,318 + 0,562 + 0,152 +
0,149) kJ/kg K
= 2,132 kJ/kg.K

Massa inti sawit= 1.925,667 kg


• Minyak = 50,6 % x 1.925,667 kg = 974,387 kg
- Oktanoat = 4/100 x 974,387 kg = 38,975 kg
- Dekanoat = 5/100 x 974,387 kg = 48,719 kg
- Laurat = 46/100 x 974,387 kg = 48,218 kg
- Miristat = 15/100 x 974,387 kg = 146,158 kg
- Palmitat = 7/100 x 974,387 kg = 68,207 kg
- Stearat = 3/100 x 974,387 kg = 29,231 kg

Universitas Sumatera Utara


- Oleat = 15/100 x 974,387 kg = 146,158 kg
- Linoleat = 5/100 x 974,387 kg = 48,719 kg
Massa minyak = 974,387 kg
Mol untuk masing-masing komponen minyak pada inti sawit :


38,975kg
Oktanoat = = 0,270 mol
144kg / mol


48,719kg
Dekanoat = = 0,278 mol
175kg / mol


48,218kg
Laurat = = 0,241 mol
200kg / mol


146,158kg
Miristat = = 0,641 mol
228kg / mol


68,207 kg
Palmitat = = 0,266 mol
256kg / mol


29,231kg
Stearat = = 0,102 mol
284kg / mol


146,158kg
Oleat = = 0,518 mol
282kg / mol


48,719kg
Linoleat = = 0,172 mol
282kg / mol
Mol total = 2,488 mol

Fraksi mol


0,270mol
Oktanoat = = 0,109
2,488mol


0,278mol
Dekanoat = = 0,112
2,488mol


0,241mol
Laurat = = 0,096
2,488mol


0,641mol
Miristat = = 0,258
2,488mol

Universitas Sumatera Utara



0,266mol
Palmitat = = 0,107
2,488mol


0,102mol
Stearat = = 0,041
2,488mol


0,518mol
Oleat = = 0,208
2,488mol


0,172mol
Linoleat = = 0,069
2,488mol
 Cp Minyak inti sawit = Y Oktanoat x Cp Oktanoat + Y Dekanoat x Cp Dekanoat
+ Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat + Y
Palmitat x Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat + Y
Oleat x Cp Oleat + Y Linoleat x Cp Linoleat + Y
Linolenat x Cp Linolenat.
= (0,109 x 2,076) + (0,112 x 2,091) + (0,096 x 2,102)
+ (0,258 x 2,110) + (0,107 x 2,117) + (0,041 x
2,112) + (0,208 x 2,073) + (0,069 x 2,023)
= 0,226 + 0,234 + 0,202 + 0,544 + 0,227 + 0,086 +
0,431 + 0,139
= 2,089 kJ/kg.K
 Cp Kernel = Cp Minyak inti sawit + Cp abu
= 2,089 + 0,882
= 2,971 kJ/kg.K

 Cp Air = 4,1774 kJ/kg K ……………………..(Perry, 1997)

 Cp Kelapa Sawit = Cp Minyak Sawit + Cp Minyak inti Sawit + Cp Cangkang


+ Cp Serat
= 2,132 + 2,089 + 11,6084 + 1,284
= 17,1134 kJ/kg K
 Cp Biji = Cp Kernel + Cp Cangkang
= 2,971 + 11,6084

Universitas Sumatera Utara


= 14,5794 kJ/kg K
1. Sterilizer
T = 1100C T = 300C
TBS
Ex.Steam
4 1

2 5
T =1300C Sterilizer T = 1000C
TBS
Steam Air
3

T = 900C
-Minyak
-Kotoran
-Air

Panas Masuk :
Alur 1 :
Q = m x Cp x ∆T = 30.000 kg x 47,6734 kJ/kg K x 5 K
= 7.151.010 kJ
Alur 2 :
Q = m x Cp x ∆T = 8.178 kg x 2,176 kJ/kg K x 105 K
= 1.868.509,44 kJ
Total panas masuk = 9.019.519,44 kJ

Panas Keluar :
Alur 3 :
Massa minyak : 15,223 kg
• Asam Lemak Jenuh
Oktanoat = -
Dekanoat = -
Laurat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Miristat = (2/100) x 56,942 kg = 1,139 kg
Palmitat = (4/100) x 56,942 kg = 2,278 kg
Stearat = (28/100) x 56,942 kg = 15,945 kg
• Asam Lemak Tak Jenuh
Oleat = (50/100) x 56,942 kg = 28,473 kg

Universitas Sumatera Utara


Linoleat = (14/100) x 56,942 kg = 7,972 kg
Linolenat = (1/100) x 56,942 kg = 0,569 kg
Fraksi mol untuk masing-masing komponen minyak :


0,569kg
Mol laurat = = 2,845.10-2 mol
200kg / mol


1,139kg
Mol miristat = = 4,996.10-3 mol
228kg / mol


2,278kg
Mol palmitat = = 8,898.10-3 mol
256kg / mol


15,945kg
Mol stearat = = 5,614.10-3 mol
284kg / mol


28,473kg
Mol oleat = = 10,096.10-3 mol
282kg / mol


7,972kg
Mol linoleat = = 2,82.10-3 mol
282kg / mol


0,569kg
Mol linolenat = = 2,017.10-3 mol
282kg / mol
Mol total = 37,286.10-3 mol
2,845.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol laurat = = 0,077

4,996.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol miristat = = 0,135

8,898.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol palmitat = = 0,238

5,614.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol stearat = = 0,150

10,096.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol oleat = = 0,271

2,82.10 −3 mol
37,286.10 −3 mol
Fraksi mol linoleat = = 0,054

Universitas Sumatera Utara


 Cp Minyak sawit = Y Laurat x Cp Laurat + Y Miristat x Cp Miristat + Y
Palmitat x Cp Palmitat + Y Stearat x Cp Stearat + Y Oleat
x Cp Oleat + Y Linoleat x Cp Linoleat + Y Linoleat x Cp
Linolenat
= (0,077 x 2,102 kJ/kg.K) + (0,135 x 2,110 kJ/kg.K) +
(0,238 x 2,117 kJ/kg.K) + (0,150 x 2,122 kJ/kg.K) +
(0,271 x 2,073 kJ/kg.K) + (0,075 x 2,023 kJ/kg.K) +
(0,054 x 2,770 kJ/kg.K)
= (0,162 + 0,285 + 0,504 + 0,318 + 0,562 + 0,152 +
0,149) kJ/kg K
= 2,132 kJ/kg.K

Q minyak = 56,942 kg x 2,132 kJ/kg.K x 65


= 7.891,022 kJ
Q Air = 10.058,975 kg x 4,2164 kJ/kg.K x 65 K
= 2.756.823,042 kJ
Q Kotoran = 237,084 kg x 0,882 kJ/kg.K x 65 K
= 13.592,026 kJ

Alur 4 :
Q Ex.Steam = 1.425 kg x 4,1453 kJ/kg K x 85 K
= 502.099,463 kJ

Alur 5 :
Q = m x Cp x ∆T
Q TBS = 25.943,28 kg x 47,6734 kJ/kg K x 75 K
= 92.760.327,36 kJ
Q Air = 456,72 kg x 4,2164 kJ/kg K x 75 K
= 144.428,566 kJ
Total panas keluar = 124.802.709,1 kJ
Panas Masuk + Panas dibutuhkan = Panas Keluar
Panas dibutuhkan = Panas keluar – Panas Masuk

Universitas Sumatera Utara


= 96.185.161,48 – 9.019.519.44
= 87.165.642,04 kJ
Entalpi steam pada 270,13 kPa, T ; 130oC = 2.173,6 kJ/kg K (Saturated Steam) (Smith,
1987)
Maka Steam yang dibutuhkan :
dQ 87.165.642,04kJ
m = =
λ 2.173,6 kJ/kg
= 40.101,9 kg
Tabel LB.4 Neraca massa pada Sterilizer
Kompoisisi Panas Masuk (kJ) Panas Keluar (kJ)
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
TBS 7.151.010 - - - 92.760.327,36
Minyak - 1.868.509,44 7.891,022 - -
Air - - 2.756.823,042 - 144.428,566
Kotoran - - 13.592,026 - -
Panas dibutuhkan - 87.165.642,04 - - -
Ex.Steam - - - 502.099,463 -
Jumlah 7.151.010 89.034.151,48 2.778.306,09 502.099,463 92.904.755,93
Total 96.185.161,48 96.185.161,48

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN C
SPESIFIKASI STERILIZER

5.1 Ketel Rebusan (Sterilizer)


Spesifikasi peralatan Sterilizer (ketel rebusan) (PKS. Adolina)
Bahan : terbuat dari baja
Panjang : 27 m
Diameter : 210 cm
Pintu : 2 buah
Tebal isolasi : 51,5 mm
Tekanan normal : 3 kg/cm2
Tekanan maksimum : 3,5 kg/cm2
Test pemadatan tek. : 7,0 kg/cm2
Temperatur kerja : 110 oC – 135 oC
Jumlah : 2 buah
Tipe : horizontal
Kapasitas : 9-10 lori

Perhitungan:
Kebutuhan kelapa sawit = 30.000 kg/jam
Siklus perebusan = 110 menit
Rata-rata isian lori = 2.500 kg
Kapasitas rebusan = 9-10 lori

= 12 lori
30.000 kg
Jumlah lori yang dibutuhkan untuk 30.000 kg kelapa sawit =
2.500 kg/lori
Jumlah ketel rebusan yang dibutuhkan untuk 12 lori = 12 lori x

= 1,33 buah = 2 buah ketel rebusan


1Ketel rebusan
9 lori
Densitas TBS = 1340 kg/m3 = 83,482 lbm/ft3
Kapasitas ketel rebusan per jam :

Universitas Sumatera Utara


60 menit
= 9 lori x 2.500 kg x 2 buah ketel rebusan x
110 menit
= 24.545,455 kg = 24,545 ton

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN D

SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS

1. Pompa Air Sumur Bor (L-411)

Fungsi : untuk memompakan air sumur bor ke bak pengendapan.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,558 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,558)0,45 x (62,16)0,13 = 5,129 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

LD-1

Universitas Sumatera Utara


= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 150 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 150 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 197,087 ft

Universitas Sumatera Utara


Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (197,087)
F= = 5,3 lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 30 ft

Static head, ∆z.


g
= 30 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 30 + 0 + 0 + 5,3 = 35,5 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (35,5)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 2,226 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 2,782Hp
2,226
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

2. Bak Pengendapan (H-410)

Fungsi: tempat penampungan sementara air sumur bor

Laju alir (F) = 57.898,736 kg/jam

Kapasitas untuk kebutuhan (θ) = 1 hari

Faktor kemanan = 20%

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3

Tinggi bak = t

Universitas Sumatera Utara


Jumlah bak (n) = 1

Misalkan:

Panjang bak = 10t

Lebar bak = 6t

Volume bak (Vb) =pxlxt

= 10t x 6t x t = 60t3

F x θ x (fk + 1)
Volume bak (Vb) =
ρxn

57.898,736 kg/jam x 1 hari x 24jam/hari x 1,2


=
995,68 kg/m 3 x 1

= 1674,736 m3

Volume bak (Vb) = 60t3

 Vb   1674,718 
Tinggi bak (t) =   =  = 3,033 m
1/3 1/3

 60   60 

Panjang bak (p) = 10 x t = 10 x 3,033 m = 30,33 m

Lebar bak (l) = 6 x t = 6 x 3,033 m = 18,198 m

3. Clarifier (H-420)

Fungsi: memisahkan endapan (flokk-flok) yang terbentuk karena penambahan

alum dan soda abu.

Bahan konstruksi: carbon steel SA-53, Grade B

Laju alir air (F 1 ) = 57.898,738 kg/jam

Laju alir Al 2 (SO 4 ) 3 (F 2 ) = 2,895 kg/jam

Laju alir Na 2 CO 3 (F 3 ) = 1,563 kg/jam

Laju alir total (F) = F 1 + F 2 + F 3 = 57.903,196 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Densitas Al 2 (SO 4 ) 3 = 2,71 gr/ml………………….……………(Perry,1997)

Densitas Na 2 CO 3 = 2,533 gr/ml………………….……………(Perry,1997)

Densitas air = 0,99568 gr/ml………………….…………(Perry, 1997)

Reaksi koagulasi:

Al 2 (SO 4 ) 3 + 3Na 2 CO 3 + 3H 2 O 2Al(OH) 3 + 2Na 2 SO 4 + 3CO 3

Perhitungan:

Kecepatan terminal pengendapan:

Menurut hukum Stokes:

( ρp − ρ ) gDp 2
18µ
Us = ……………………………………………….(Ulrich, 1984)

Dimana: Us = Kecepatan terminal pengendapan, cm/det

ρ s = Densitas partikel campuran pada 300C

ρ = Densitas larutan pada 300C

Dp = Diameter partikel = 0,002 cm ………….…………..(Perry, 1997)

g = Percepatan gravitasi = 980 gr/cm.det

µ = Viskositas larutan pada 300C = 0,0345 gr/cm.det

Densitas larutan,

ρ=
57.903,196
= 995,738 kg/m3 = 0,996 gr/cm3 = 62,123 lb/ft3
+ +
57.898,738 2,895 1,563
995,68 2710 2533

Densitas partikel :

2,895 + 1,563
ρs = = 2.786,25 kg/m3 = 2,786 gr/cm3
+
2,895 1,563
2710 2533

Universitas Sumatera Utara


Sehingga:

(2,786 − 0,996) 980 x (0,002) 2


Us = = 0,011 cm/det
18 x 0,0345

Ukuran Clarifier

=
F 57.898,738 kg/jam x 1jam/3600 det
Laju alir volumetrik, Q =
ρ 995,596 kg/m 3

Q = 0,016 m3/det

 Q  1/2
−4 
Sehingga : D = 
 4.10 

 0,016 
−4 
D= 
1/ 2

 4.10 
= 6,324 m = 20,747 ft

Tinggi clarifier :

3 3
Ht = D = (6,324) = 9,486 m = 31,121 ft
2 2

Waktu pengendapan:

Ht 9,486 m x 100 cm/1m


t= = = 86.236,363 detik x 1jam/3600 detik = 9,578 jam
Us 0,0087 cm/det

Direncanakan digunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, grade B dari

Brownell & Young, Item I, Appendix D, 1979, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 12750 Psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

(31,121 − 1) 62,123
- Tekanan hidrostatis, Ph = = 12,994 psi
144

- Tekanan desain, P = 1,2 x (14,7 + 12,994) = 33,233 psi

Universitas Sumatera Utara


Tebal dinding clarifier:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(33,233 psi)(20,747 ft)(12in/ft)


2 (12.750 psi)(0,8) −1,2 (33,233 psi)
= + 0,125 = 0,531 in

Dari tabel 5.4 Brownell & Young 1979, dipilih tebal tangki 5/8 in

Daya clarifier

P = 0,006 D2 …………………………………………………(Ulrich, 1984)

Dimana:

P = daya yang dibutuhkan, kW

Sehingga,

P = 0,006 x (20,747)2 = 2,582 Hp

4. Tangki pelarut Alum (M-421)


Fungsi: Membuat larutan alum (Al 2 (SO 4 ) 3

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi: Plate steel SA-167, tipe 304

Kondisi pelarutan: - Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

(Al 2 (SO 4 ) 3 yang digunakan 30 ppm

(Al 2 (SO 4 ) 3 yang digunakan berupa larutan 30% (% berat)

Laju alir (Al 2 (SO 4 ) 3 = 2,895 kg/jam

Densitas (Al 2 (SO 4 ) 3 30% = 1.363 kg/jam = 85,093 lbm/ft3……..……(Perry,

1997)

Kebutuhan perancangan = 30 hari

Faktor keamanan = 20%

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan:

Ukuran tangki:

2,895 kg/jam x 24 jam/hari x 30 hari


Volume larutan, V 1 = 3
= 5,097 m3
0,3 x 1.363 kg/m

Volume tangki (Vt) = 1,2 x 5,097 m3 = 6,116 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1 3
6,116 m3 = πD2 D
4 2

3
6,116 m3 = πD3
8

D = 1,731 m

Maka: D = 1,731 m = 5,678 ft

H = 2,597 m = 8,519 ft

6,116 m 3
π (1,731 m) 2
Tinggi Al 2 (SO 4 ) 3 dalam tangki = = 2,6 m = 8,530 ft
1
4

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi plate steel SA-167, tipe 304.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

(8,530 − 1) 85,093
- Tekanan hidrostatik, ph = = 4,449 psi
144

- Faktor keamanan tekanan = 20%

Universitas Sumatera Utara


- Tekanan desain, P = 1,2 x (14,7 + 4,449) psi = 22,978 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(22,978 psi)(5,678 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(22,978 psi)
t= + 0,125 in

t = 0,177 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.

Daya pengaduk:

Dt/Di = 3, Baffel = 4 …………………………….…………..….(Brown, 1978)

Dt = 5,678 ft

Di = 1,560 ft

Kecepatan pengadukan, N = 1 rps

Viskositas Al 2 (SO 4 ) 3 30% = 6,27 x 10-4 lbm/ft.det………….(Kirk Othmer, 1967)

Bilangan reynold,

ρ N D2
µ
N RE =

(85,093)(1)(1,560) 2
6,27.10 − 4
= = 330.274,840

Dari gambar 3.3-4 (Geankoplis, 1983)untuk N re = 330.274,840 diperoleh Npo =

0,4

NpoN 3 Di 5 ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc

(0,4)(1) 3 (1,560) 5 (85,093)


P= = 9,773
32,174

Efesiensi penggerak motor = 80%

9,773
Daya penggerak motor = = 12,216 Hp
0,8

Universitas Sumatera Utara


5. Tangki Pelarut Soda Abu (M-422)
Fungsi: membuat larutan sada abu (Na 2 CO 3 )

Bentuk: selinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : plate steel SA-167, tipe 304

Data:

Kondisi pelarutan: - Temperatur = 300C

- Tekanan = 1 atm

- Na 2 CO 3 yang digunakan = 27 ppm

- Na 2 CO 3 yang digunakan berupa larutan 30% (% berat)

- Laju alir massa Na 2 CO 3 = 1,563 kg/jam.

- Densitas Na 2 CO 3 30% = 1.327 kg/m3 = 82,845 lbm/ft3.

- Kebutuhan perancangan = 30 hari

- Faktor keamanan = 20%

Perhitungan:

Ukuran tangki:

1,563 kg/jam x 24 jam/hari x 30 hari


Volume larutan, V 1 = 3
= 2,826 m3
0,3 x 1.327 kg/m

Volume tangki (Vt) = 1,2 x 2,826 m3 = 3,391 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1 3
3,391 m3 = πD2 D
4 2

3
3,391 m3 = πD3
8

D = 2,879 m

Universitas Sumatera Utara


Maka: D = 2,879 m = 14,164 ft

H = 4,318 m = 14,164 ft

3,391 m 3
Tinggi Na 2 CO 3 dalam tangki = = 0,521 m = 1,709 ft
1
π (2,879 m) 2
4

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi plate steel SA-167, tipe 304.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

(1,709 − 1) 85,093
- Tekanan hidrostatik, ph = = 0,418 psi
144

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x (14,7 + 0,418) psi = 18,141 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(18,141 psi)(9,444 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(18,141 psi)
t= + 0,125 in = 0,193

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 4/16 in.

Daya pengaduk:

Dt/Di = 3, Baffel = 4 …………………………….…………..….(Brown, 1978)

Dt = 9,444 ft

Di = 3,148 ft

Kecepatan pengadukan, N = 1 rps

Universitas Sumatera Utara


Viskositas Al 2 (SO 4 ) 3 30% = 3,69 x 10-4 lbm/ft.det………….(Kirk Othmer, 1967)

Bilangan reynold,

ρ N D2
N RE = ……………………………………………(Geankoplis, 1983)
μ

(82,845)(1)(3,148) 2
3,69.10 − 4
= = 2.224.894,3

Dari gambar 3.4-4,Geankoplis,1983, N re = 2.224.894,3 diperoleh Npo = 0,325

NpoN 3 Di 5 ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc

(0,325)(1) 3 (3,148) 5 (82,845)


P= = 8,293
32,174

Efesiensi penggerak motor = 80%

8,293
Daya penggerak motor = = 10,366 Hp
0,8

6. Pompa Bak Pengendapan (L-421)


Fungsi : untuk memompakan air sumur bor ke bak pengendapan.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

Universitas Sumatera Utara


F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,558 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,558)0,45 x (62,16)0,13 = 5,129 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 25 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

Universitas Sumatera Utara


L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 25 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 72,087 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (72,087)
F= = 1,938 lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft

Static head, ∆z.


g
= 30 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 10 + 0 + 0 + 1,938 = 11,938 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (11,834)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,752 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 0,94Hp
0,752
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

Universitas Sumatera Utara


7. Sand Filter (H-430)
Fungsi : untuk menyaring partikel-partikel yang masih terbawa dalam air yang

keluar dari clarifier.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53, Grade B

Data:

Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Laju alir massa (F) = 57.898,738 kg/jam = 34,738 lbm/det

Faktor keamanan = 20%

Sand filter dirancang untuk penampungan ¼ jam operasi

Perhitungan:

Ukuran Sand Filter

57.989,738 kg/jam x 0,25jam


Volume air, Va = 3
= 14,537 m3
995,68 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 14,537 m3 = 17,444 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 1 : 2

1 2
V= πD H
4

1
17,444 m3 = πD2(2D)
4

1
17,444 m3 = πD3
2

D = 2,231 m

Universitas Sumatera Utara


Maka: D = 2,231 m = 7,318 ft

H = 4,462 m = 14,636 ft

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi plate steel SA-167, tipe 304.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(7,318 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,176

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.

8. Pompa clarifier (L-431)

Fungsi : untuk memompakan air clarifier ke sand filter.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Universitas Sumatera Utara


Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,558 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,558)0,45 x (62,16)0,13 = 5,129 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Universitas Sumatera Utara


Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 25 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 25 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 72,087 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (72,087)
F= = 1,938 lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft

Static head, ∆z.


g
= 30 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 10 + 0 + 0 + 1,938 = 11,938 ft.lbf/lbm

Universitas Sumatera Utara


Ws.Q.ρ (11,834)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,752 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 0,94Hp
0,752
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

9. Menara Air (F-440)


Fungsi : untuk mendistribusikan air untuk berbagai kebutuhan.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53, Grade B

Data:

Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

Faktor keamanan = 20%

Kebutuhan perancangan = 6 jam

Perhitungan:

Ukuran Menara Air

57.898,738 kg/jam x 6 jam


Volume air, Va = 3
= 348,899 m3
995,68 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 348,899 m3 = 418,679 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 5 : 6

1 2
V= πD H
4

Universitas Sumatera Utara


1
418,679 m3 = πD2(6/5D)
4

418,679 m3 = (3/10) πD3

D = 7,631 m

Maka: D = 7,631 m = 25,035 ft

H = 9,157 m = 30,041 ft

348,899 m 3
Tinggi air dalam tangki = = 7,632 m
1
π (7,631 m) 2

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, Grade B.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(25,035 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,301 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 5/16 in.

Universitas Sumatera Utara


10. Pompa Sand Filter (L-441)
Fungsi : untuk memompakan air dari sand filter ke menara air.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,558 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,558)0,45 x (62,16)0,13 = 5,129 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

Universitas Sumatera Utara


(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)
=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 30 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 30 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 77,087 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (77,087)
F= = 2,073 lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 10 ft

Static head, ∆z.


g
= 10 ft.lbf/lbm
gc

Universitas Sumatera Utara


Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 10 + 0 + 0 + 2,073 = 12,073 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (12,073)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,761 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 0,951Hp
0,761
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

11. Cation Exchanger (T-450)


Fungsi : untuk mengurangi kesadahan air.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53, Grade B

Data:

Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

H 2 SO 4 yang digunakan memiliki konsentrasi 50% (% berat)

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Laju alir massa (F) = 57.746,736 kg/jam = 35,363 lbm/det

Faktor keamanan = 20%

Perhitungan:

Universitas Sumatera Utara


Ukuraran cation exchanger

Dari tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, diperoleh:

- Diameter permukaan katiaon: 25 ft = 0,6096 m

- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2

- Tinggi resi dalam cation excahanger = 5 ft

- Tinggi silinder = 1,2 x 5 ft = 6 ft = 1,8287 in

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 1

Maka: H = ½ D = ½ (0,6096) = 0,3048 m

Sehingga tinggi cation exchanger = 1,8287 + 0,3048 = 2,1335 m = 6,9995 ft

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, Grade B.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding tangki kation exchanger:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(25 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,3847 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 7/16 in.

Universitas Sumatera Utara


12. Tangki Pelarutan H 2 SO 4 (M-451)
Fungsi : untuk membuat larutan asam sulfat.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : plate steel SA-167, tipe 304

-Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

- H 2 SO 4 yang digunakan memiliki konsentrasi 50% (% berat)

- Densitas H 2 SO 4 (ρ) = 1.387 kg/m3 = 85,5874 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

- Laju alir massa H 2 SO 4 (F) = 91,887 kg/jam

- Kebutuhan perancangan : 1 hari

- Faktor keamanan : 20%

Perhitungan:

Ukuran angki

91,887 kg/jam x 24 jam/hari x 1 hari


Volume air, Va = 3
= 3,179 m3
0,5 x 1.387 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 3,179 m3 = 3,815 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 4 : 3

1 2
V= πD H
4

1
3,815 m3 = πD2(3/4D)
4

3,815 m3 = 3/16 πD3

D = 1,864 m

Maka: D = 1,864 m = 6,114 ft

H = 1,398 m = 4,585 ft

Universitas Sumatera Utara


3,815 m 3
Tinggi air dalam tangki = = 1,398 m
1
π (1,864 m) 2
4

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, grade B.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(6,114 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,168 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.

Daya pengaduk:

Dt/Di = 3, Baffel = 4 …………………………….…………..….(Brown, 1978)

Dt = 6,114 ft

Di = 2,038 ft

Kecepatan pengadukan, N = 1 rps

Viskositas Al 2 (SO 4 ) 3 30% = 3,4924 x 103 lbm/ft.det……….(Kirk Othmer, 1967)

ρ N D2
N RE = …………………………………………….….(Geankoplis, 1983)
μ

Universitas Sumatera Utara


(85,5874)(1)(2,038) 2
3,4942.10 − 4
= = 1.017.350,103

Dari gambar 3.4-4 Geankoplis,1983, untuk N re = 1.017.350,103 diperoleh Npo =

0,41

NpoN 3 Di 5 ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc

(0,41)(1) 3 (2,038) 5 (85,5874)


P= = 38,345
32,174

Efesiensi penggerak motor = 80%

38,345
Daya penggerak motor = = 47,931 Hp
0,8

13. Pompa Menara Air (L-451)


Fungsi : untuk memompakan air dari menara ke cation exchanger.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.746,736 kg/jam = 35,347 lbm/det

F 35,347 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,568 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,568)0,45 x (62,16)0,13 = 5,170 in

Universitas Sumatera Utara


Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 30 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

Universitas Sumatera Utara


- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 30 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 77,087 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (77,073)
F= = 2,073 ft .lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft

Static head, ∆z.


g
= 15 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 15 + 0 + 0 + 2,073 = 17,073 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (17,073)(0,568)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 1,095 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

=1,369 Hp
1,095
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

Universitas Sumatera Utara


14. Anion Exchanger (F-460)
Fungsi : untuk mengurangi kesadahan air.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup elipsoidal

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53, Grade B

Data:

Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

H 2 SO 4 yang digunakan memiliki konsentrasi 50% (% berat)

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Laju alir massa (F) = 9.624,456 kg/jam = 5,891 lbm/det

Faktor keamanan = 20%

Perhitungan:

Ukuraran anion exchanger

Dari tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, diperoleh:

- Diameter permukaan katiaon: 25 ft = 0,6096 m

- Luas penampang penukar kation = 3,14 ft2

- Tinggi resi dalam cation excahanger = 5 ft

- Tinggi silinder = 1,2 x 5 ft = 6 ft = 1,8287 in

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 1

Maka: H = ½ D = ½ (0,6096) = 0,3048 m

Sehingga tinggi cation exchanger = 1,8287 + 0,3048 = 2,1335 m = 6,9995 ft

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, Grade B.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

Universitas Sumatera Utara


- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding tangki anion exchanger:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(25 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,3847 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 7/16 in.

15. Tangki Pelarutan NaOH


Fungsi : untuk membuat larutan NaOH.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : plate steel SA-167, tipe 304

-Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

- NaOH yang digunakan memiliki konsentrasi 10% (% berat)

- Densitas NaOH (ρ) = 1.518 kg/m3 = 94,577 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

- Laju alir massa NaOH (F) = 0,025 kg/jam

- Kebutuhan perancangan : 1 hari

- Faktor keamanan : 20%

Perhitungan:

Universitas Sumatera Utara


Ukuran tangki

0,027 kg/jam x 24 jam/hari x 1 hari


Volume air, Va = 3
= 0,004 m3
0,1 x 1.518 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 0,004 m3 = 0,005 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1
0,005 m3 = πD2(3/2D)
4

0,005 m3 = 3/8 πD3

D = 0,161 m

Maka: D = 0,161 m = 0,528 ft

H = 0,241 m = 0,790 ft

0,004 m 3
Tinggi air dalam tangki = = 0,2 m = 0,626 ft
1
π (0,161 m) 2
4

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi plate steel SA-53, grade B.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

Universitas Sumatera Utara


+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(0,528 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,128 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki 3/16 in.

Daya pengaduk:

Dt/Di = 3, Baffel = 4 …………………………….…………..….(Brown, 1978)

Dt = 0,528 ft

Di = 0,176 ft

Kecepatan pengadukan, N = 1 rps

Viskositas NaOH 10% = 4,302 x 10-4 lbm/ft.det………….….(Kirk Othmer, 1967)

ρ N D2
N RE = ……………………………..……………….….(Geankoplis, 1983)
μ

(94,577)(1)(0,176) 2
4,302.10 − 4
= = 6.809,895

Dari gambar 3.4-4 Geankoplis, 1983, untuk N re = 5.769,593 diperoleh Npo = 0,6

NpoN 3 Di 5 ρ
Sehingga: P = ……………….………………(Geankoplis, 1983)
gc

(0,6)(1) 3 (0,162) 5 (94,577)


P= = 0,0002
32,174

Efesiensi penggerak motor = 80%

0,0002
Daya motor penggerak = = 0,00025 Hp
0,8

16. Pompa cation exchanger (L-461)


Fungsi : untuk memompakan air dari cation exchanger ke anion exchanger.

Jenis : Pompa sentrifugal

Universitas Sumatera Utara


Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3………….………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam………………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 57.898,736 kg/jam = 34,738 lbm/det

F 34,738 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,558 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,558)0,45 x (62,16)0,13 = 5,129 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Universitas Sumatera Utara


Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 10 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 7,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 9 ft

Panjang pipa total (∑L) = 10 + 5,447 + 25,14 + 7,5 + 9 = 57,087 ft

Faktor gesekan,

= = 1,535 ft
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (57,087)
F= .
2gcD 2(32,174)(0,419)

Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft

Static head, ∆z.


g
= 15 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

Universitas Sumatera Utara


ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 15 + 0 + 0 + 1,535 = 16,535 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (16,535)(0,558)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 1,042 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

=1,042 Hp
1,042
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

17. Tangki kaporit (F-490)


Fungsi : untuk membuat larutan tangki kaporit.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : plate steel SA-167, tipe 304

-Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

- Ca(ClO) 2 yang digunakan memiliki konsentrasi 50% (% berat)

- Densitas Ca(ClO) 2 (ρ) = 1.272 kg/m3 = 79,411 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

- Laju alir massa Ca(ClO) 2 (F) = 0,0004 kg/jam

- Kebutuhan perancangan : 1 hari

- Faktor keamanan : 20%

Perhitungan:

Universitas Sumatera Utara


Ukuran tangki

0,0004 kg/jam x 24jam/hari x 1 hari


Volume air, Va = 3
= 0,007 m3
0,1 x 1.272 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 0,007 m3 = 0,0084 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1
0,0084 m3 = πD2(3/2D)
4

0,0084 m3 = 3/8 πD3

D = 0,192 m

Maka: D = 0,192 m = 0,629 ft

H = 0,288 m = 0,944 ft

0,007 m 3
Tinggi air dalam tangki = = 0,025 m
1
π (0,192 m) 2
4

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi plate steel SA-167, tipe 304.

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, po = 1 atm = 14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

Universitas Sumatera Utara


+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi)(0,629 ft)(12 in/ft)


2(18750 psi)(0,8) − 1,2(17,64 psi)
t= + 0,125 in = 0,129 in

18. Tangki Penampungan air umpan ketel (L-501)


Fungsi : untuk menampung air umpan ketel sebelum didistribusikan.

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup datar

Bahan konstruksi : carbon steel SA-53, Grade B

-Kondisi penyimpanan:

-Temperatur : 300C

- Tekanan : 1 atm

- Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 ……………………..…………..(Perry, 1997)

- Laju alir massa air umpan ketel = 48.122,28 kg/jam

- Kebutuhan perancangan : 1 hari

- Faktor keamanan : 20%

Perhitungan:

Ukuran tangki

48.122,28 kg/jam x 24 jam/hari x 1 hari


Volume air, Va = 3
= 11,821 m3
995,68 kg/m

Volume tangki Vt = 1,2 x 11,821 m3 = 14,852 m3

Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1
14,185 m3 = πD2(3/2D)
4

14,185 m3 = 3/8 πD3

Universitas Sumatera Utara


D = 2,293 m

Maka: D = 2,293 m = 7,522 ft

H = 3,438 m = 11,279 ft

11,821 m 3
Tinggi air dalam tangki = = 2,864 m
1
π (2,293m) 2
4

Tebal dinding tangki

Tekanan hidrostatik:

P=ρxgxl

= 995,68 kg/m3 x 9,8 m/det x 2,864 m = 27.945,949 Pa = 27,945 kPa

Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa

P = 27,945 kPa + 101,325 kPa = 129,27 kPa

Faktor kelonggaran = 5%

Tekanan desain, P = (1,05)(129,27) = 129,27 kPa

Join efisiensi = 0,8…………………………………....(Brownell & Young, 1959)

Allowble stress = 12.750 psi = 87.099,98 kPa………..(Brownell & Young, 1959)

Tebal dinding tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(135,733 kPa)(8,507 ft)(12 in/ft)


2(87.099,98 kPa)(0,8) − 1,2(135,733 kPa)
t= + 0,125 in = 0,213 in

Dari tabel 5.4 Brownell & Young dipilih tebal tangki 4/16

19. Pompa Air umpan ketel


Fungsi : untuk memompakan air dari tangki air umpan ketel ke dearator.

Jenis : Pompa sentrifugal

Universitas Sumatera Utara


Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 40.101,9 kg/jam = 0,394 lbm/det

F 24,512 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,394 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,394)0,45 x (62,16)0,13 = 4,387 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)


=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Universitas Sumatera Utara


Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 25 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 1,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 3,25 ft

Panjang pipa total (∑L) = 25 + 5,447 + 25,14 + 1,5 + 3,25 = 60,337 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (60,337)
F= = 1,622 ft .lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(4,014)

Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft

Static head, ∆z.


g
= 15 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

Universitas Sumatera Utara


ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 15 + 0 + 0 + 1,622 = 16,622 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (16,622)(0,394)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,740 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 0,925 Hp
0,740
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

20. Daerator (E-510)


Fungsi: Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air umpan ketel

Bentuk: Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal

Bahan konstruksi: carbon steel SA-53, Grade B

Kondisi pelarutan: - Temperatur : 900C

- Tekanan : 1 atm

Laju massa air = 592,214 kg/jam

Densitas air = 995,68 kg/jam = 40.101,9 lbm/ft3……..……(Perry, 1997)

Kebutuhan perancangan = 1 hari

Faktor keamanan = 20%

Perhitungan:

Ukuran tangki:

40.101,9 kg/jam x 24 jam/hari x 1 hari


Volume larutan, V 1 = 3
= 96,959 m3
995,68 kg/m

Volume tangki (Vt) = 1,2 x 96,659 m3 = 115,990 m3

Universitas Sumatera Utara


Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder tangki, D : H = 2 : 3

1 2
V= πD H
4

1 3
115,99 m3 = πD2 D
4 2

3
115,99 m3 = πD3
8

D = 4,618 m

Maka: D = 4,618 m = 15,150 ft

H = 6,927 m = 22,726 ft

Tebal dinding tangki

Direncanakan menggunakan bahan konstruksi carbon steel SA-53, Grade B

Dari Brrownell & Young, Item 4, Appendix D, diperoleh data:

- Allowble working stress (S) = 18.750 psi

- Effesiensi sambungan (E) = 0,8

- Faktor korosi = 1/8 in …………………..(Timmerhaus, 1980)

- Tekanan hidrostatik, Po = 1 atm =14,7 psi

- Faktor keamanan tekanan = 20%

- Tekanan desain, P = 1,2 x 14,7 psi = 17,64 psi

Tebal dinding silinder tangki:

+ CA
PD
t=
2 SE -1,2P

(17,64 psi )(15,150 ft )(12 in / ft )


2(18750 psi )(0,8) − 1,2(17,64 psi )
t= + 0,125 in = 0,231 in

Dari tabel 5.4 brownell & Young, 1979 dipilih tebal tangki ¼ in.

Universitas Sumatera Utara


21 Pompa Daerator (E-511)
Fungsi : untuk memompakan air dari dearator ke ketel uap.

Jenis : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konstruksi : comercial steel

Kondisi operasi:

-Temperatur : 300C

Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 = 62,16 lbm/ft3…………..(Perry, 1997)

Viskositas (µ) = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam……………(Kirk Othmer, 1967)

-Laju alir massa (F) = 40.101,9 kg/jam = 0,394 lbm/det

F 24,512 lbm/det
Laju alir volume (Q) = = = 0,394 ft3/det
ρ 62,16 lbm/ft 3

Diameter optimum, De = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13…………(Timmerhaus, 1980)

= 3,9 x (0,394)0,45 x (62,16)0,13 = 4,387 in

Digunakan pipa dengan spesifikasi:

- Ukuran pipa nominal = 5 in

- Schedul pipa = 40

- Diameter dalam (ID) = 5,047 in = 0,419 ft

- Diameter luar (OD) = 5,563 in = 0,462 ft

- Luas penampang (a 1 ) = 0,139 ft2

- Bahan konstruksi = comercial steel

= = 4,014 ft/det
Q 0,558 ft 3 /det
Kecepatan linier, v =
a1 0,139 ft 2

ρvD
µ
Bilangan Reynold, N RE =

Universitas Sumatera Utara


(62,16 lbm/ft 3 )(4,014 ft/det)(0,419 ft)(3600 det/jam)
=
1,937 lbm/ft.jam

N RE = 194.304,233

Dari Appendix C-1, Foust, 1980, untuk bahan pipa comercial steel dan diameter

pipa 5,047 in diperoleh ε/D = 0,0013

Dari Appendix C-3, Foust, 1980, untuk N Re = 194.304,233 dan ε/D = 0,0013

diperoleh f = 0,045

Instalasi pipa:

- Panjang pipa lurus L 1 = 25 ft

- 1 buah gate fully open (L/D = 13, Appendix C-2a, Foust, 1980)

L 2 = 1 x 13 x 0,419 ft = 5,447 ft

- 2 buah standart elbow 900 (L/D = 30, Appendix C-2a, Foust,1980)

L3 = 2 x 30 x 0,419 ft = 25,14 ft

- 1 buah inward protecting pipe intrance (k = 0,78, Appendix C-2c dan C-2d,

Foust, 1980)

L4 = 1,5 ft

- 1 buah protecting pipe exit (k = 1 Appendix C-2c dan C-2d, Foust, 1980)

L5 = 3,25 ft

Panjang pipa total (∑L) = 25 + 5,447 + 25,14 + 1,5 + 3,25 = 60,337 ft

Faktor gesekan,

=
fv 2 ΣL (0,045)(4,014) 2 (60,337)
F= = 1,622 ft .lbf/lbm
2gcD 2(32,174)(4,014)

Tinggi pemompaan, ∆z = 15 ft

Universitas Sumatera Utara


Static head, ∆z.
g
= 15 ft.lbf/lbm
gc

Δv 2
Velocity head, =0
2gc

ΔP
Pressure head, =0
ρ

= ∆z.
g Δv 2 ΔP
Ws + + +F
gc 2gc ρ

= 15 + 0 + 0 + 1,622 = 16,622 ft.lbf/lbm

Ws.Q.ρ (16,622)(0,394)(62,16)
Tenaga pompa, P = = = 0,740 Hp
550 550

Untuk efesiensi pompa 80%, maka:

= 0,925 Hp
0,740
Tenaga pompa yang dibutuhkan =
0,8

22 Boiler (Q-440)

Fungsi : Menyediakan uap untuk keperluan proses

Jenis : Water tube boiler

Bahan konstruksi : Carbon steel

Data :

Uap jenuh yang digunakan bersuhu 1500C pada tekanan 101,33 Kpa (14,7 Psi).

Dari steam table, Smith, 1987, diperoleh kalor laten steam 1180,26 Btu/lbm.

Kebutuhan uap = 40.101,9 Kg/jam = 88.408,582 lbm/jam

Perhitungan:

Menghitung daya ketel uap:


34,5 x P x 970,3
W=
H

Universitas Sumatera Utara


Dimana: P = Daya boiler, Hp

W = Kebutuhan uap,lbm/jam

H = Kalor laten, Btu/lbm

Maka:

88.408,582 lbm/jam x 1180,26 btu/lbm


P=
34,5 x 970,3

P = 311,707 Hp

Menghitung jumlah tube:

Luas permukaan perpindahan panas, A = P x 10 ft2/Hp……..(Kern,1965)

= 311,707 Hp x 10 ft2/Hp

= 3117,07 ft2

Direncanakan dengan menggunakan tube dengan spesifikasi:

Panjang tube, L = 20 ft

Diameter tube = 3 in

Luas permukaan pipa, a = 0,917 ft2/ft

Sehingga jumlah tube:

A 3117,07 ft 2
NE = = = 169,96 buah
L x a 20 ft x 0,917ft 2 /ft

Maka jumlah tube yang dibutuhkan sebanyak 170 buah.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN E
PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI

Dalam rencana Pra Rancangan Unit Sterilisasi (Sterilizer) pada Pabrik

Kelapa Sawit digunakan asumsi sebagai berikut:

1. Pabrik beroperasi selama 330 hari.

2. Kapasitas pengolahan unit sterilisasi 30 ton/jam TBS.

3. Perhitungan didasarkan pada harga alat terpasang.

4. Harga alat disesuaikan dengan basis Maret 2008 dimana nilai tukar dolar

terhadap rupiah adalah US$ 1 = 9.950,-

L.E.1. Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI)

L.E.1.1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)

A. Biaya Tanah Lokasi Pabrik

Harga tanah lokasi pabrik = Rp.250.000/m2 ……(Sumber: Galang, 2008)

Luas tanah yang diperlukan = 1.377 m2

Harga tanah seluruhnya = 1.377 m2 x Rp 250.000/m2

= Rp 344.250.000,-

Biaya peralatan tanah 10% dari harga tanah seluruhnya (Petter & Timmerhaus,2004).

Biaya perataan tanah = 0,1 x Rp 344.250.000,- = Rp 34.425.000,-

Total biaya tanah = Rp 344.250.000,- + Rp 34.425.000,-

= Rp 378.675.000,-

LE-1

Universitas Sumatera Utara


B. Harga Bangunan

Perincian harga bangunan dapat dilihat pada tabel LE-1

Tabel LE-1. Perincian Harga Bangunan

No Jenis area Luas Harga Jumlah


1 Areal Proses Unit Sterilisasi 700 500.000 350.000.000
2 Unit Pengolahan air 500 300.000 150.000.000
3 Ruang Kontrol dan Listrik 25 450.000 11.250.000
4 Ruang Boiler 85 400.000 34.000.000
5 Jalan 67 250.000 16.750.000
TOTAL 562.000.000

C. Perincian Harga Peralatan

Harga peralatan dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:

I  X 2 
Cx = Cy  x  
m

I  X
 y  1 

Dimana: C x = Harga alat pada tahun pembelian (2008)

Cy = Harga alat pada kapasitas yang tersedia

Ix = Indeks harga pada tahun 2008

Iy = Indeks harga pada tahun yang tersedia

X1 = Kapasitas alat yang tersedia

X 2 = Kapasitas alat yang diinginkan

m = Faktor eksponensial untuk jenis alat yang tersedia

Untuk menghitung semua harga peralatan pada pabrik, digunakan metode

Marshall R Swift Equipment Cost Indeks, Indeks yang digunakan adalah Chemical

Engineering Plant Cost Indeks (Timmerhaus, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Tabel LE.2. Harga Indeks Marshall dan Swift

Tahun Yi Xi Yi2 Xi2 Yi.Xi


1993 964,2 1 929681,64 1 964,2
1994 993,4 2 986843,56 4 1986,8
1995 1027,5 3 1055756,25 9 3082,5
1996 1039,1 4 1079728,81 14 4156,4
1997 1056,8 5 1116826,24 25 5284
1998 1061,9 6 1127631,61 36 6371,4
1999 1068,3 7 1141264,89 49 7478,1
2000 1089,0 8 1185921 64 8712
2001 1093,9 9 1196617,21 81 9845,1
2002 1102,5 10 1215506,25 100 11025
Total 10.496,6 55 11.035.777,46 385 58.905,5
Sumber: Timmerhaus, 2004

Untuk mencari indeks harga pada tahun 2008 digunakan metode Regresi

(n. ∑ X .Y ) − (∑ X . ∑ Y )
Koefisien Korelasi, yaitu :

{(n. ∑ X − ( ∑ X ) }x {n. ∑ Y − (∑ Y ) )}
r=
i i i i

2 2 2 2
i i i i

(10 x 58905,5) − (55 x 10496,6)


{(10 x 385 ) − 55 }x {(10 x11035777,46) − (10496,6) }
r= = 0,97
2 2

Harga koefisien yang mendekati +1 menyatakan bahwa terdapat hubungan

linear antar variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah

Persamaan Regresi Linear.

Persamaan umum Regresi linear adalah Y = a + b X

Dengan : Y = Indeks harga pada tahun yang dicari (2008)

X = Variabel tahun ke n –1

A, b = Tetapan persamaan regresi

Dimana a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Universitas Sumatera Utara


a=
( ∑ X x ∑ Y ) − (∑ X )
( n.∑ X i ) − ( ∑ X i )2
2
i i i x Yi
2

(385 x 10496,6) − (55 x 5890,5)


a= = 971,38
(10 x 385) − 55 2

(n x ∑ X i .Yi ) − (∑ X i x ∑ Yi )
b=
( n . ∑ X i ) − (∑ X i ) 2
2

(10 x 5890,5) − (55 x 10496,6)


b= =14,23
(10 x 385) − 55 2

y=
∑Y i
=
10496,6
=1049,66
n 10

(Y − a ) 1094,66 − 971,38
x= = = 5,5
b 14,23

Dengan demikian harga indeks pada tahun 2008 ( n = 14 tahun yang ke-14

maka X = 13 ) adalah :

Y = 971,38 + ( 14,23 x 13 )

= 1156,37

Untuk alat yang tidak tersedia, faktor eksponennya (m) dianggap 0,6

( Timmerhaus, 2004 ).

Contoh perhitungan estimasi harga peralatan :

Nama alat : Sterilizer

Jumlah : 2 buah

Volume tangki (X 2 ) : 22 m3

1 US $ : Rp 9950 ;-

Untuk Sterilizer, volume tangki yang disediakan

Universitas Sumatera Utara


X1 = 10 m2

Cy = 7 x 104 US $

Ix = 1156,7

Iy = 1102,5

m = 0,6

maka tangki Sterilizer pada tahun 2008 :

 22   1156,7 
C x = US $ 70.000 x    
0.6

 10   1102,5 

C x = US $117.867 x 9950

C x = Rp 1.172.780.852 ;−

Dengan cara yang sama perkiraan harga alat proses yang lainnya dapat

dilihat pada tabel LE-3 dan tabel LE-4 untuk perkiraan harga peralatan utilitas

pada Pra Rancangan Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit.

Tabel LE-3. Perkiraan Harga Peralatan Proses

No Nama alat Harga/unit Unit Harga alat


1 Sterilizer 1.172.780.852 2 2.345.561.704
TOTAL 2.345.561.704

Tabel LE-4. Perincian Harga Peralatan Utilitas

No. Nama Alat Unit Harga Total Harga


1. Pompa Sumur Bor 1 3,500,000 3,500,000
2. Bak Pengendapan 1 18,987,254 18,987,254
3. Clarifier 1 12,589,748 12,589,748
4. Tangki Pelarutan Alum 1 16,689,000 16,689,000
5. Tangki Pelarutan Soda Abu 1 14,500,000 14,500,000
6. Pompa Bak Pengendapan 1 3,500,000 3,500,000
7. Sand Filter 1 9,587,365 9,587,365
8. Pompa Clarifier 1 3,500,000 3,500,000
9. Menara Air 1 25,625,300 25,625,300
10. Pompa Sand Filter 1 3,500,000 3,500,000

Universitas Sumatera Utara


11. Kation Exchanger 1 25,897,351 25,897,351
12. Tangki Pelarutan Asam Sulfat 1 698,698,587 698,698,587
13. Pompa Menara Air 1 3,500,000 3,500,000
14. Anion Exchanger 1 36,982,000 36,982,000
15. Tangki Pelarutan NaOH 1 13,562,400 13,562,400
16. Pompa Kation Exchanger 1 3,500,000 3,500,000
17. Tangki Kaporit 1 15,897,000 15,897,000
18. Tangki Penampungan air Umpan Ketel 1 6,100,752 6,100,752
19. Daerator 1 19,859,640 19,859,640
20. Pompa Daerator 1 3,500,000 3,500,000
21. Boiler 1 368,254,875 368,254,875
22. Tangki Air Panas 1 368,251,900 368,251,900
23. Pompa Tangki Air Panas 1 3,500,000 3,500,000
24. Genset 3 180,658,000 541,974,000
TOTAL 2,221,457,172

Untuk harga alat sampai di lokasi maka harga alat proses dan utilitas harus

ditambahkan biaya-biaya sebagai berikut:

Biaya transportasi = 5%

Biaya asuransi = 1%

Bea masuk = 15%

Ongkos bongkar muat = 0,5%

PPN = 10%

PPh = 10%

Biaya Gudang pelabuhan = 0,5%

Biaya transportasi lokal = 0,5%

Biaya tak terduga = 0,5% +

Total = 43%……………………(Timmerhaus, 1991)

Total harga peralatan = Rp 2.345.561.704,- + Rp 2.221.457.172,-

= Rp 4.567.018.876,-

Universitas Sumatera Utara


Harga alat sampai dilokasi pabrik:

= 1,43 x (total harga peralatan proses dan utilitas)

= 1,43 x Rp 4.567.018.876 = Rp 6.530.836.993,-

Biaya pemasangan alat diperkirakan 10% dari harga alat sampai di lokasi pabrik:

= 0,1 x Rp 6.530.836.993,-

= 653.083.699,-

Harga peralatan proses dan utilitas terpasang (HPT):

= Rp 6.530.836.993 + Rp 653.083.699 = Rp 7.183.920.693,-

D. Harga Alat Instrumentasi

Diperkirakan 5% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,05 x Rp 7.183.920.693 = Rp 359.196.035,-

E. Biaya Perpipaan

Diperkirakan 10% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,1 x Rp 7.183.920.693 = Rp 718.392.069,-

F. Biaya Instalasi Listrik

Diperkirakan 5% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,05 x Rp 7.183.920.693 = Rp 359.196.035,-

G. Biaya Insulasi

Diperkirakan 5% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,05 x Rp 7.183.920.693 = Rp 359.196.035,-

H. Biaya Inventaris kantor

Diperkirakan 2% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,02 x Rp 7.183.920.693 = Rp 143.678.414,-

Universitas Sumatera Utara


I. Biaya Perlengkapan Pemadam Kebakaran

Diperkirakan 2% dari HPT: ………………………..(Timmerhaus,1991)

= 0,02 x Rp 7.183.920.693 = Rp 143.678.414,-

J. Sarana Transportasi

Tabel LE-5. Sarana Transportasi

Jenis Kenderaan Jenis Unit Harga/unit Jumlah


Kepala Bagian Produksi Honda Civic 1 285.000.000 285.000.000
Kepala Seksi Utilitas Daihatsu Taff Gt 1 200.000.000 200.000.000
Kepala Seksi Unit Sterilasi Daihatsu Taff Gt 1 200.000.000 200.000.000
TOTAL 685.000.000

Total MITL =A+B+C+D+E+F+G+H+I+J

= Rp 378.675.000 + Rp 562.000.000 + Rp 7.183.920.693

+ Rp 359.196.035 + Rp 718.392.069 + Rp 359.196.035

+ Rp 359.196.035 + Rp 143.678.414 + Rp 143.678.414

+ Rp 685.000.000

= Rp. 10.892.932.695,-

L.E.1.2. Modal Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)

A. Pra Investasi

Diperkirakan 5% dari MITL …………………….(Timmerhaus,1991)

= 0,05 x Rp 10.892.932.695 = Rp 544.646.635,-

B. Engineering dan Supervisi

Diperkirakan 5% dari MITL …………………….(Timmerhaus,1991)

= 0,05 x Rp 10.892.932.695 = Rp 544.646.635,-

C. Biaya Konstruksi

Diperkirakan 5% dari MITL …………………….(Timmerhaus,1991)

Universitas Sumatera Utara


= 0,05 x Rp 10.892.932.695 = Rp 544.646.635,-

D. Biaya Tak Terduga

Diperkirakan 10% dari MITL …………………….(Timmerhaus,1991)

= 0,1 x Rp 10.892.932.695 = Rp 1.089.293.270,-

Total MITTL = A + B + C + D

= Rp 544.646.635 + Rp 544.646.635 + Rp 544.646.635

+ Rp 1.089.293.270 = Rp 2.723.233.174,-

Total MIT = MITL + MITTL

= Rp 10.892.932.695,- + Rp 2.723.233.174,-

= Rp13.616.165.869,-

L.E.2. Modal Kerja/Working Capital

Modal kerja dihitung untuk mengoperasikan pabrik selama 3 bulan :

A. Persediaan bahan baku proses dan utilitas

 Soda Abu

Kebutuhan = 1,563 kg/jam

Harga = Rp 7100 / kg ………….……………….(CV.Rudang jaya,2008)

Harga total = 90 hari x 1,563 kg/jam x 24 jam/hari x Rp 7.100/kg

= Rp 23.970.163,-

 Alum Al 2 (SO 4 ) 3

Kebutuhan = 2,895 kg/jam

Harga = 8000 /kg ………………………………(CV.Rudang jaya,2008)

Harga total = 90 hari x 2,895 kg/jam x 24 jam/hari x Rp 8000/kg

= Rp 50.025.600,-

Universitas Sumatera Utara


 Kaporit = 0,0004 kg/jam

Harga = 7000 /kg………………………..…(CV.Rudang jaya,2008)

Harga total = 90 hari x 0,0004 kg/jam x 24 jam/hari x Rp 7000 /kg

= Rp 60.480,-

 H 2 SO 4 = 91,887 kg/jam…………………….……(CV.Rudang jaya,2008)

Harga = Rp 365.000/liter

91,887 kg/jam 1000 L


Total kebutuhan = x = 50 liter/jam
1822,1898 kg/m 3 1 m 3

Harga total = 90 hari x 50 L/jam x 24 jam/hari x Rp365.000/L

= Rp 39.756.203.782,-

 NaOH = 0,025 kg/jam

Harga = Rp 20.000 /kg ………………………(CV.Rudang jaya,2008)

Harga total = 90 hari x 0,025 kg/jam x 24 jam/hari x Rp 20.000/kg

= Rp 1.080.000,-

• Solar = 2.455,287 L/hari

Harga = 5000/L

Harga Total = 2.455,287 L/hari x 90 hari x 5000/L

= Rp 1.104.879.150,-

Harga total bahan baku selama 3 bulan

= Rp 40.936.219.175,-
Harga total Pertahun = 4 x Rp 40.936.219.175 = Rp 163.744.878.700,-

Universitas Sumatera Utara


B. Kas
1. Biaya untuk Gaji
Tabel LE-6. Sistem Gaji Karyawan

No. Jabatan Jumlah Gaji/bln Jumlah


1. Kepala Bagian Proses 1 10.000.000 10.000.000
2. Kepala Seksi Unit Sterilisasi 1 8.000.000 8.000.000
3. Kepala Bagian Utilitas 1 8.000.000 8.000.000
4 Karyawan 12 1.500.000 18.000.000
TOTAL 15 44.000.000

a. Total gaji pegawai

Untuk 1 bulan = 1 x Rp 44.000.000 = Rp 44.000.000,-

Untuk 3 bulan = 3 x Rp 44.000.000 = Rp 132.000.000,-

b. Biaya Administrasi umum

Diperkirakan 20% dari 3 bulan gaji pegawai ………(Timmerhaus, 1991)

= 0,2 x Rp 132.000.000 = Rp 26.400.000,-

c. Biaya pemasaran

Diperkirakan 15% dari harga gaji karyawan selama 3 bulan:

= 0,15 x Rp 132.000.000 = Rp 19.800.000,-

d. Pajak bumi dan bangunan (PBB).

Perhitungan pajak bumi dan bangunan menurut UU No.2 tahun 2000 JO.UU

No.21 tahun 1997, maka:

Tanah

Luas tanah = 1.377 m2

Luas tanah tidak kena pajak = jalan

= 67 m2

Luas tanah kena pajak = Luas tanah total – Luas tanah tidak kena pajak

= 1.377 m2 – 67 m2 = 1.310 m2

Universitas Sumatera Utara


Pajak tanah = 70% dari harga tanah

= 0,7 x Rp 250.000/m2 = Rp 175.000/m2

Total NJOP tanah = Rp 175.000/m2 x 1.310 m2 = Rp 229.250.000,-

Bangunan

Luas bangungan = 1.377 – 1000 = 377 m2

Pajak bangunan = Rp 250.000/m2

NJOP bangunan = Rp 377 m2 x Rp 250.000/m2 = Rp 94.250.000,-

Total NJOP bangunan = Rp 94.250.000,-

NJOP untuk perhitungan PBB = NJOP tanah + NJOP Bangunan

= Rp 229.250.000 + Rp 94.250.000

= Rp 323.500.000,-

Nilai jual kena pajak (NJKP) = 20% NJOP untuk perhitungan PBB

= 0,2 x Rp 323.500.000 = Rp 64.700.000,-

PBB yang terhitung = 0,5% NJKP

= 0,005 x Rp 323.500.000 = Rp 1.617.500,-

Tabel LE-7. Perincian Biaya Kas

No. Jenis Biaya Jumlah


1. Gaji pegawai 132.000.000
2. Administrasi umum 26.400.000
3. Pemasaran 19.800.000
4. Pajak bumi bangunan 1.617.500
Total 179.817.500

C. Biaya Start Up

Diperkirakan 3% dari MIT …………………………(Timmerhaus,1991)

= 0,03 x Rp 13.616.105.869,- = Rp 408.484.976,-

Universitas Sumatera Utara


Tabel LE-8. Perincian Modal Kerja (Working Capital)

No. Jumlah biaya Jumlah


1. Bahan baku dan Utilitas 40.936.219.175
2. Kas 179.817.500
3. Start up 408.484.976
Total 41.524.521.651

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja

= Rp 13.616.165.869,- + Rp 41.524.521.651,-

= Rp 55.140.687.520,-

Universitas Sumatera Utara


Steam

Exchaus SteamValve

2 4

Tandan Buah Sawit


(TBS) STERILIZER 5 TBS yang sudah direbus
1

Condensate
3 /Dearation valve

Komposisi Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)


Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5
Minyak - 8.178 56,942 - -
Air - - 10.058,975 - 456,72
TBS 30.000 - - - -
TBS masak - - - - 25.943,28
Kotoran - - 237,084 - -
Exshaust steam - - - 1.425 -
Jumlah 30.000 8.178 10.353 1.425 26.400

Universitas Sumatera Utara


STRUKTUR ORGANISASI
UNIT STERILISASI PADA PABRIK KELAPA SAWIT
DENGAN KAPASITAS PENGOLAHAN 30 TON/JAM

Kepala Bagian Produksi

Kepala Seksi Kepala Seksi


Unit Sterilisasi Pengolahan Air

Karyawan/ Karyawan/
Operator Operator

Gambar 9.1 Srtuktur Organisasi Unit Sterilisasi pada Pabrik Kelapa Sawit

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai