Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang penulis berisi judul ”Simbol dan rangkaian elektronik
pneumatik”. 

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.............................................................................................................................ii

DAFTAR
ISI........................................................................................................................................ iii

BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

A.    Latar
Belakang......................................................................................................................................  1

B.     Rumusan
Masalah...................................................................................................................................1

C.     Tujuan........................................................................................................................................
.............1

BAB 2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................2

1.         Pengertian
Pnumatik................................................................................................................2

2.         Pengertian Elektro
Pneumatik.................................................................................................4

BAB 3
PENUTUP..................................................................................................................................6

A.      Kesimpulan..............................................................................................................................
...6

B.       Saran........................................................................................................................................
..6

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Udara merupakan sumber daya alam dans angat mudah didapatkan sehingga pada realisasi dan
aplikasi teknik sekarang ini udara banyak digunakan sebagai penggerak untuk mengontrol
peralatan dan komponen-komponennya yang kita kenal sekarang ini dengan
pneumatik. Pneumatik berasal dari kata Yunani :pneuma=udara. Jadi pneumatic adalah
ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara. Perangkat
pneumatic bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (compressed air). Di dalam
perkembangannya system pneumatik digabungkan dengan system elektrik untuk
mempermudah pengoperasian yang disebut Sistem Elektropneumatik.

Keuntungan penggunaan komponen elektrik sebagai kontrol dari sistem pneumatik adalah sinyal


elektrik dapat ditransmisikan melalui kabel secara mudah dan cepat dengan jarak yang jauh.
Sedangkan untuk sinyal mekanik atau sinyal transmisi pneumatik lebih rumit.

B.  Tujuan Pembuatan Makalah

Dalam pembuatan makalah ini penulis ingin memaparkan tentang Sistem Pengertian Simbol


Rangkaian Elektronik Pneumatik.
BAB 2

PEMBAHASAN

1.    Pneumatik dan Pneumatik Elektronika

A.  Pengertian Pneumatik

                 Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-
keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbang-an. Orang pertama yang dikenal
dengan pasti telah menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani bernama Ktesibio. Dengan
demikian istilah pneumatik berasal dari Yunani kuno yaitu pneuma yang artinya hembusan
(tiupan). Bahkan dari ilmu filsafat atau secara philosophi istilah pneuma dapat diartikan sebagai
nyawa. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang gerakan angin (udara) yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan kecepatan.

                                 

Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi
penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-
selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara
yang dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan
secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif kecil.

Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (khususnya dalam teknik
mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan
suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan
sebagai teknik udara mampat (compressed air technology). Sedangkan dalam pengertian teknik
pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukuran, pengaturan, pengendalian,
penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat.
Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam
arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga.

Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh sistem alat yang
lain, adalah sebagai berikut :

Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere kemudian dimampatkan
(dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu (sesuai dengan yang diinginkan). Dimana
selama terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik.
Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus didinginkan
dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang diperlukan.

Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan kerja
ketika diperlukan.

 Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosphere (dibuang).

Ø Komponen-komponen dalam Sistem Pneumatik

Berikut komponen-komponen yang digunakan pada sistem pneumatik hapir sama dengan sistem
hidrolik  :

1.      Kompresor

2.      Regulator dan Gauge

3.      Check valve

4.      Tanki Akumulator

5.      Saluran Pipa

6.      Directional Valve

7.      Aktuator

                                   

2.      Pneumatik Elektronik         

Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip kerjanya


memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media
kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik.Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor ataupun
sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal.

Sinyal yang dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnit dan akan
mengaktifkan/ mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja
pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan mengaktifkan atau menggerakkan elemen
kerja pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan menjalankan sistem.

Ø  Prinsip Kerja

Sinyal elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik.


Sinyal yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan elektromagnetik dan akan mengaktifkan
katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik.

Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja pneumatik seperti motor pneumatik
yang menjalankan sistem

Tenaga fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi dari fluida
bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga
fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara, serta hidrolik, yang menggunakan
cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan yang sama ke
segala arah. Dalam sistem pneumatik, aktuator berupa batang piston mendapat tekanan udara
dari katup masuk, yang kemudian memberikan gaya kepadanya.

Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki karakteristik khusus, antara lain :

Jumlahnya tak terbatas

Mencari tekanan yang lebih rendah

Dapat dimampatkan

Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah

Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya)

Mengandung kadar air


BAB 3

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Ø  Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan
keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbang-an. Orang pertama yang dikenal dengan pasti
telah menggunakan alat pneumatik adalah orang Yunani bernama Ktesibio. Dengan demikian
istilah pneumatik berasal dari Yunani kuno yaitu pneuma yang artinya hembusan (tiupan).

Ø  Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip kerjanya


memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media
kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik.Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor ataupun
sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal.

B.  Saran

            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber–sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Rangkaian elektro pneumatik

Cara kerja system

1.      Tombol on di tekan, mengaktifkan auto system, sehingga maka arus mengalir dan k1 aktif,
k1 aktif maka pada rangkaian (2) k1 aktif sehingga pada rangkaian (9) k1 on, mengaktifkan Y1.
Jadi Y1 pada rangkaian pneumatic menekan dan saluran terbuka menyebabkan fluida kerja
mengalir melalui katup 5/2 dan menuju one way flow control kemudian mengalir dan menekan
piston hingga piston A menjadi A+ menekan sensor A2.
2.      A2 aktif maka pada rangkaian elektro A2 on K1 on menyebabkan K3 on. Maka pada
rangkaian (1) k3 dari on menjadi terputus. Pada rangkaian (4) k3 tersambung maka pada
rangkaian (11) K3 tersambung dan Y3 on maka rangkaian pneumatiknya Y3 bergeser dan
menyebabkan fluida kerja mengalir (katup 5/2) sehingga fluida melewati one way flow control
dan menekan piston B menjadi B+ dan menyentuh sensor B2.

3.      B2 on maka K4 pada rangkaian 5 on dan k4 pada pada semua rangkaian tersambung,
kecuali pada rangkaian (3) akan terputus dari kondisi on. Kemudian menyebabkan Y4 pada
rangkaian (12) on dan pada rangkaian pneumaticnya Y4 menekan katup 5/2 bergeser
menyebabkan fluida kerja mengalir dan menyebabkan piston B dari kondisi B+ menjadi B- dan
menyentuh sensor B1 on.

4.      B1 on maka pada rangkaian elektro K2 on, pada semua rangkaian K2 tersambung. Kecuali
pada rangkaian (5) K2 akan terputus. Menyebabkan Y2 on dan pada rangkaian pneumatiknya Y2
menekan katup 5/2 dan bergeser menyebabkan fluida kerja mengalir menuju piston A melalui
one way flow control menyebabkan piston dari A+ menjadi A- kemudian menyentuh sensor A1.

5.      A1 on maka system akan kerja berulang – ulang.

    catatan
Dari rangkaian di atas dapat kita analisa bahwa symbol dalam lingkaran biru merupakan pemutus
yang di butuhkan agar tidak terjadi tabrakan arus setelah rangkaian selanjutnya aktif atau teraliri
arus listrik. Sedangkan symbol dalam lingkaran merah berfungsi untuk tetap bekerjanya arus
pada bagian tertentu rangkaian sebelumnya tetap teraliri arus sehingga rangkaian selanjutnya
dapat teraliri arus.

Sistem dan Simbol-Simbol Pneumatic


Katup Kontrol Arah ( KKA )
Katup kontrol arah adalah alat atau instrumentasi pneumatic yang berfungsi sebagai
switch/saklar aliran udara. Pensaklaran yang diaplikasikan memiliki banyak sistem, diantaranya
memakai coil selenoid, penggerak tangan atau mekanik lain. KKA juga difungsikan sebagai
serangkaian fungsi logika atau timer pneumatik. Penggambaran simbol KKA pada sistem
peumatik

1. Simbol
Cara membaca simbol katup pneumatik sebagai berikut :

Simbol-simbol katup kontrol arah sebagai berikut :

2. Penomoran pada Lubang


Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai KKA sesuai dengan DIN ISO 5599. Sistem
huruf terdahulu digunakan dan sistem penomoran dijelaskan sebagai berikut :

3. Metode Pengaktifan
Metode pengaktifan KKA bergantung pada tugas yang diperlukan . Jenis pengaktifan
bervariasi ,seperti secara mekanis, pneumatis, elektris dan kombinasi dari semuanya. Simbol
metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini :
Contoh Simbol Aplikasi KKA sebagai berikut:

Contoh solenoid valve/katup kontrol arah

Actuator Cylinder
Actuator cylinder adalah katup yang digunakan untuk menggerakkan beban berat. Memiliki 2
type, single action dan double action. Single action dimana pergerakan batang aktuator
setengahnyadilakukan oleh pegas, sedangkan double action dua pergerakan keluar dan kedalam
sama2 dilakukan oleh pneumatic.
Berikut ini adalah symbol dan gambar aktuator
System single action, input di bagian belakang pneumatic akan mendorong batang keluar. Jika
udara pneumatic off maka batang kembali kebelakang dengan pegas

System double action, dua input pneumatic digunakan untuk mendorong

batang keluar dan kedalam

Berikut ini tabel jenis cylinder lengkap

Check Valve
Merupakan valve dengan mekanisme nonreturn, sistem pegas dan katupnya hanya
memperbolehkan aliran udara lewat dengan satu arah saja. Check valve ini banyak digunakan
pada rangkaian pengaman2 pneumatic.
Symbol dari chek valve adalah sebagai berikut

Contoh chek valve adalah sebagai berikut:

Valve Aplikasi Khusus


Valve aplikasi khusus yaitu valve OR, valve AND, valve quick exhaust, flow control valve,
regulator control valve

valve OR memiliki fungsi kerja OR dimana bila salah satu inputnya aktif maka output akan aktif

valve AND memiliki fungsi kerja AND dimana mengharuskan semua inputnya aktif untuk
mengaktifkan output

valve quick exhaust untuk melakukan pembuangan udara yang cepat bila input tanpa udara

flow control valve digunakan untuk mengatur aliran udara yang masuk ke dalam jalur pneumatic

regulator control valve, berfungsi sama dengan flow control valve tetapi memiliki tambahan
mekanisme non return valve
Sistem Sumber Udara Pneumatic
Sumber udara pneumatic merupakan perangkat yang menghasilkan udara pneumatic berserta
perangkat yang ada pada jalur udara pneumatic.

Penyedia udara/Kompressor adalah mesin yang menghasilkan udara pneumatic dengan tekanan
kerja yang dipakai dalam sistem pneumatic (2,5 ~ 7 bar)

Tangki atau pengumpul udara/header berupa sistem pengumpul udara pneumatic (storage)
sementara sebelum distribusi

Filter digunakan untuk menyaring udara pneumatic dari kotoran. Penyaring filter ini disesuaikan
dengan kebutuhan udara pneumatic

Driyer /pengering digunakan untuk mengeringkan udara pneumatic dari uap air

Pemisah air, sistem pemisah air ini biasanya dibuat dalam suatu sistem yang lengkap dengan
pressure regulator. Digunakan untuk memisahkan kadar air dalam udara pneumatic

System pelumas, digunakan untuk aplikasi kusus terhadap instrumentasi pneumatic

Meter pneumatic /manometer berupa indikator tekanan pada suatu jalur atau tangki pneumatic

Sumber tekanan berupa terminal dari suatu header atau jalur lain
Perancangan Sistem Kontrol Pneumatik
Dalam suatu sistem kontrol pneumatik terdapat arsitektur dan bagian-bagian yang menyangkut
fungsi kerja alat tersebut. Perancangan sistem kontrol pneumatik mengacu pada diagram alir
sistem Diagram alir
Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang
benar. Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian ,sehingga
mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan sistempneumatik.Tata letak
komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengandiagram alir dari mata rantai kontrol
yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir daribawah menuju ke atas dari gambar rangkaian.
Elemen yang dibutuhkan untukcatu daya akan digambarkan pada bagian bawah rangkaian secara
simbolsederhana atau komponen penuh dapat digunakan. Pada rangkaian yang lebihluas , bagian
catu daya seperti unit pemelihara, katup pemutus dan berbagaidistribusi sambungan dapat
digambarkan tersendiri.Diagram alir mata rantai kontrol dan elemen-elemennya
digambarkansebagai berikut :
Tata Letak Rangkaian
Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus
digambar tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan secarafisik. Dianjurkan
bahwa semua silinder dan katup kontrol arah digambarkansecara horisontal dengan silinder
bergerak dari kiri ke kanan, sehingga rangkaianlebih mudah dimengerti.
Contoh :
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau
pedal kaki ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuhdan tekanan pada
tombol atau pedal kaki dilepas.Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata
letakgambar diagram berikut ini.
Gambar 1.2 menunjukkan perbedaan antara posisi gambar dengan lokasi
benda/elemen sesungguhnya. Pada praktiknya katup V1 terletak pada posisiakhir langkah keluar
silinder. Pada diagram rangkaian elemen V1 digambar padatingkat sinyal masukan dan tidak
mencerminkan posisi katup. Penandaan V1pada posisi silinder keluar penuh menunjukkan posisi
sesungguhnya dari katupV1 tersebut.Diagram rangkaian memperlihatkan aliran sinyal dan
hubungan antarakomponen dan lubang saluran udara. Diagram rangkaian tidak menjelaskan
tataletak komponen secara mekanik.
Rangkaian digambar dengan aliran energi dari bawah ke atas. Yangterdapat dalam rangkaian
meliputi sumber energi, masukan sinyal, pengolahsinyal, elemen kontrol akhir dan elemen
penggerak (aktuator). Posisi katuppembatas ditandai pada aktuator.Jika kontrol rumit dan terdiri
dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrolharus dibagi ke dalam rangkaian rantai kontrol
yang terpisah. Satu rantai dapatdibentuk untuk setiap fungsi grup. Kalau mungkin, rantai-rantai
ini sebaiknyadisusun berdampingan dalam urutan yang sama dengan gerakan langkahoperasinya
DAFTAR PUSTAKA

-       kemal-playsite.blogspot.com/2012/09/pneumatik-dan-elektro-pneumatik.html

-       lukmanatmoshpherngeblues.blogspot.com/2015/01/artikel-pneumatik.html?m=1

-       https://panglimaotomasi.wordpress.com/elektro-pneumatik/

Anda mungkin juga menyukai