Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti angin atau udara. Dengan
begitu, pneumatik dapat diartikan sebagai suatu sistem yang menggunakan tenaga
berbentuk udara yang dimampatkan guna menghasilkan suatu sistem kerja.
(sumber : pintarelektro.com)
Tentunya, sistem yang satu ini memiliki bagian atau komponen yang bekerja sesuai
tugasnya masing-masing. Adapun komponen yang dimaksud di antaranya:
Kompresor
Digunakan untuk mengisap udara pada atmosfer kemudian menyimpannya dalam
tangki penampung (receiver). Kondisi udara yang ada di dalam atmosfer juga
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Merupakan komponen yang berfungsi memisahkan oli dan air dari udara yang
masuk dari kompresor. Persentase jumlah air dalam udara sejatinya sangat kecil,
namun bisa menjadi penyebab serius dan tidak berfungsinya sistem tersebut.
Dehydrator
Digunakan sebagai pemisah kimia untuk memisahkan sisa uap yang lembab ketika
tertinggal sewaktu udara melewati unit komponen Oil and Water Trap.
Air Filter
Setelah udara yang sudah dikompresi melewati unit Oil and Water Trap dan
Dehydrator, udara tersebut akan melewati filter terlebih dahulu. Fungsinya untuk
memisahkan udara dari debu dan kotoran yang kemungkinan terdapat pada udara
tersebut.
Restrictor
Merupakan tipe pengontrol klep yang dipakai dalam sistem pneumatik. Biasanya,
ada dua jenis restrictor yang bisa digunakan, yakni tipe Orifice dan Variable
restrictor.
Pressure regulator
Sistem tekanan udara siap masuk pada tekanan yang tinggi sehingga menambah
tekanan bilik dan beban pada piston. Oleh karena itu, pada bagian ini, jumlah
tekanan udara akan diatur sedemikian rupa sehingga besar tekanan yang mengalir
disesuaikan dengan standar.
Pada dasarnya, prinsip kerja dari pneumatic ini yakni dengan memanfaatkan udara
yang terkompresi menjadi suatu gerakan translasi pada piston. Dengan
pengaplikasian yang lebih besar, tentu saja prinsip kerja tersebut bisa dilakukan
secara lebih praktis dan efisien.
Umumnya, sistem meliputi kompresor udara yang terkompresi dalam suatu silinder
dan melepaskannya di bawah kontrol listrik. Sistem ini juga menggunakan hukum
aeromekanika yang menentukan kondisi keseimbangan antara gas dan uap (udara
atmosfer) dengan gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
(sumber : kuliah.unpatti.ac.id)
Melalui cara kerja ini, sudah pasti ada berbagai kelebihan dan keunggulan yang
dimiliki oleh sistem pneumatic. Sebagai contoh dari segi keunggulan yakni adanya
udara sebagai tenaga kerja sehingga mudah didapatkan dengan jumlah yang tidak
terbatas. Bahkan penyimpanannya tidak perlu rumit karena dapat disimpan dengan
baik.
Selain itu, kelebihan lain yang dimiliki oleh sistem pneumatic ini yakni bersih dan
kering, tidak peka terhadap suhu, hingga aman terhadap kebakaran dan ledakan.
Sistem ini juga tidak memerlukan pendinginan fluida kerja dengan cara kerja yang
murah dan sederhana.
Meski demikian, ternyata ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh sistem ini di
antaranya menghasilkan daya mekanik yang sangat rendah bahkan menghasilkan
suara yang bising. Sistem ini juga mudah mampat karena udara yang kotor.
Selain itu, biaya perawatan sistem ini juga cenderung besar karena udara yang
digunakan sebagai tenaga kerja juga biasanya kotor dan mengandung air yang
membuat gesekan antara komponen yang ada di dalamnya mampu mempercepat
kerusakan alat.
Oleh karena itu, sistem hidrolik akan senantiasa membutuhkan power unit yang
membuat fluida tersebut memiliki suatu tekanan. Fluida inilah yang kemudian
dialirkan sesuai dengan kebutuhan maupun mekanisme yang diinginkan.
Sama halnya seperti pneumatik, sistem hidrolik juga memiliki sejumlah komponen
untuk mendukung kinerjanya. Adapun komponen yang dimaksud seperti:
Motor hidrolik
Pompa hidrolik
Katup (valve)
Katup ini biasa digunakan untuk membatasi kecepatan maksimum dari gerakan
piston atau motor hidrolik. Dengan kata lain, komponen ini digunakan untuk
membatasi daya yang bekerja pada sistem dan menyeimbangkan aliran yang
mengalir pada cabang rangkaian.
Tenaga penggerak
Penggunaan
Sistem kerja pneumatik lebih banyak digunakan pada mesin industri dengan
kekuatan mekanik yang rendah. Hal ini karena kekuatan tekanannya sebesar 80-
100 psi sehingga sistem ini hanya dapat diaplikasikan di mesin-mesin
yang kurang membutuhkan tenaga mekanik yang kuat.
Berbeda dengan sistem hidrolik yang dapat digunakan untuk mesin-mesin besar
karena tekanannya bisa mencapai 1000-5000 psi. Oleh karena itu, sistem hidrolik
cocok diaplikasikan pada mesin bertenaga kuat dalam pengoperasiannya.
Pada sistem hidrolik, kebocoran minyak, api, bahkan terjadinya kontaminasi bisa
saja terjadi. Hal ini tentu akan membuat fluida menjadi cepat habis sehingga harus
benar-benar diantisipasi. Kebocoran ini juga akan cenderung kurang ramah
lingkungan.