Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK

SISTEM AC
DOSEN PENGAMPU : NOORSAKTI WAHYUDI, S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH :
1. ADHA ROFI’ P.H. (214303049)
2. ADITYA LAKSANA PUTRA (214303050)
3. AGUNG PAMBUDI (214303051)
4. AZRIL FAUZI (214303052)
5. CAHYA MADYA P. (213303053)
6. DITO OKY SYAHRIAL (213303054)
7. DONI HANIF PRATAMA (213303055)

PRODI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
JUNI 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan anugerah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum Sistem AC ini.
Kami menyadari betul bahwa ada orang-orang yang berjasa dibalik
selesainya laporan praktikum ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :
1. Bapak Noorsakti Wahyudi, S.T., M.T. (Selaku dosen mata kuliah Praktik
Sistem AC).
2. Bapak Asep (Selaku asisten lab ototronik Gedung C Politeknik Negeri
Madiun).
3. Teman-teman Prodi Teknologi Rekayasa Otomotif kelas 4C yang turut serta
dalam membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Tujuan penyusunan laporan Praktik Sistem AC ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman mengenai praktikum yang telah dijalani.
Sekaligus sebagai syarat kelulusan mata kuliah praktik Sistem AC.
Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan menggunakan
banyak sumber pendukung sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam laporan ini. Oleh karena
itu kami sangat mengharap segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata semoga laporan Praktik Sistem AC ini dapat memberi manfaat
bagi penulis serta pembacanya.

Madiun, 06 Juni
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.3. Sistematika Penulisan ............................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................... 3
2.1. Pengertian Sistem AC............................................................................... 3
2.2. Fungsi Sistem AC ..................................................................................... 3
2.3. Cara kerja Sistem AC ............................................................................... 3
2.4. Komponen-komponen Sistem AC............................................................ 5
2.5. Jenis-jenis Refrigerant pada Sistem AC ................................................. 14
2.6. Masalah pada Sistem AC, Penyebab dan Cara Mengatasinya ............... 15
BAB III PRAKTIKUM ......................................................................................... 18
3.1. Tujuan ..................................................................................................... 18
3.2. Keselamatan Kerja.................................................................................. 18
3.3. Praktikum Bongkar Pasang dan Pemeriksaan Kompresor AC............... 21
3.4. Praktikum Memvakum Sistem AC ......................................................... 26
3.5. Praktikum Isi Freon pada Sistem AC ..................................................... 31
3.6. Praktikum Pengujian Sistem AC ............................................................ 36
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 41
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 41
4.2. Saran ....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan hidup manusia jaman sekarang sudah semakin berkembang,
terutama masalah kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya
adalah pemenuhan akan udara bersih dan segar pada daerah yang memiliki
suhu udara yang relatif tinggi. Panas yang membuat orang menjadi gerah
berada di dalam ruangan pada saat bekerja menjadikan suatu inspirasi bagi para
ilmuwan untuk menciptakan alat yang bisa memberikan kesegaran udara di
sekitarnya. Oleh karena itu diciptakan alat “air conditioning ”. Kebutuhan
mesin pendingin yang akhir-akhir ini meningkat di negara kita telah
menyebabkan adanya permintaan yang sangat banyak mengenai tenaga-tenaga
yang memiliki kemampuan dasar tentang prinsip kerja mesin pendingin.
Secara umum mesin pendingin mempunyai prinsip kerja yaitu dengan
cara refrigerant yang berada di dalam kompresor dinaikkan tekanannya sampai
menjadi gas. Kemudian zat refrigerant itu dialirkan ke dalam kondensor untuk
diubah menjadi cair untuk selanjutnya dialirkan ke dalam katup ekspansi.
Setelah melewati katup ekspansi kemudian zat refrigerant itu di ekspansikan
ke dalam evaporator dalam keadaan gas untuk mengambil panas dari
lingkungan untuk selanjutnya diteruskan ke kompresor demikian seterusnya.
Secara umum mesin pendingin hanya dipakai untuk proses pendinginan
ruangan saja, tetapi pada masa-masa sekarang ini telah dijumpai prinsip kerja
dari mesin pendingin yang diaplikasikan untuk proses pengawetan, penyerapan
kalor dari bahan-bahan kimia pada industri kimia, perminyakan dan lain-lain.

1.2. Tujuan Penulisan


Laporan Praktikum ini diharapkan bisa menambah wawasan tentang
sistem AC sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
akademik maupun dunia kerja nantinya, diantaranya ;
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja sistem AC
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi setiap komponen pada sistem AC.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah pada sistem AC dan cara
mengatasinya.
4. Mahasiswa dapat merancang sistem AC dengan baik dan benar.

1.3. Sistematika Penulisan


1. BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
laporan Praktik Sistem AC.

1
2. BAB II Dasar Teori
Memuat tentang landasan teori Praktik Sistem AC seperti
pengertian,fungsi, cara kerja, komponen-komponen, Masalah, penyebab
masalah dan cara mengatasi pada sistem AC.

3. BAB III Praktikum


Memuat tentang tujuan praktikum, keselamatan kerja, dan tahap-
tahap praktikum mulai dari bongkar pasang kompresor AC, Memvakum
Sistem AC, Mengisi zat refrigerant, pengujian sistem AC yang memuat
penjelasan alat dan bahan yang digunakan pada setiap praktikum dan
prosedur praktikum.

4. BAB IV Penutup
Berisi kesimpulan dan saran setelah melaksanakan beberapa
praktikum sistem AC

2
BAB II DASAR TEORI
2.1. Pengertian Sistem AC
Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian
mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar
mesin pendingin tersebut. Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner)
adalah suatu mesin yang di gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara
mensirkulasikan gas refrigerant yang berada di pipa yang di tekan dan di hisap
oleh kompresor.
Adapun sebab mengapa gas refrigerant di pilih sebagai bahan yang di
sirkulasikan, yaitu karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya bisa
berubah-ubah, yang berbentuk cairan dan gas.
2.2. Fungsi Sistem AC
Fungsi sistem AC (Air Conditioner) antara lain:
1. Mengontrol suhu diruangan kabin kendaraan.
2. Mengontrol kelembaban udara.
3. Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan mobil.
4. Menyaring udara kotor sebelum masukkan ke ruang mobil dan
bersirkulasi.
5. Mencegah kondensasi (embun) pada kaca mobil pada saat udara lembab
karena hujan.
2.3. Cara kerja Sistem AC
Dengan bagian-bagian yang lengkap dan berfungsi normal, AC bisa
bekerja optimal dalam menciptakan kesejukan di dalam sebuah
ruangan/kendaraan. Berikut ini penjelasan cara kerja sistem AC yaitu:

1. Kompresor memompa freon.


Cara kerja sistem AC dimulai ketika kendaraan dinyalakan. Begitu
dinyalakan, maka kompresor mulai memompa freon dalam bentuk gas
dengan tekanan tinggi sampai suhunya menyentuh 100 derajat Celcius.
Kekuatan pompaan kompresor akan sangat menentukan seberapa cepat
AC bisa membuat ruangan mobil dingin.

2. Freon diarahkan ke kondensor.


Setelah suhunya maksimal, maka freon akan berubah menjadi cair.
Freon cair diarahkan ke kondensor untuk menjalani proses pendinginan
hingga suhunya mencapai 60 derajat Celcius. Pendinginan di dalam
kondensor dibantu dengan cooling fan.

3
3. Freon disaring melalui filter dryer.
Freon cair disaring melalui filter dryer ketika suhunya sudah cukup
hangat. Penyaringan freon bertujuan agar udara yang dikeluarkan dari
dalam AC menjadi bersih dan segar.

4. Freon masuk ke expansion valve


Setelah proses penyaringan, cara kerja sistem AC mobil dilanjutkan
ke bagian expansion valve. Di bagian ini, freon diubah dari cair menjadi
gas dan akan disemprotkan dalam bentuk uap dingin. Proses pendinginan
dapat kita lihat pada gambar bawah ini :

Gambar 2. 1 Siklus Kerja Sistem AC.

4
2.4. Komponen-komponen Sistem AC

Gambar 2. 2 Komponen Sistem AC.

Komponen utama pada sistem AC (Air Conditioner) antara lain adalah


sebagai berikut:
a. Kompresor (Compressor)
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC (Air
Conditioner). Kompresor akan memompa refrigerant dalam bentuk gas
dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi dari sistem
dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan
rendah). Dalam kompresor ada 3 proses kerja yang dilakukan, yaitu :
• Fungsi penghisap : Membuat cairan refrigerant dari evaporator
dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigerant
dinaikkan.
• Fungsi penekanan : Membuat gas refrigerant dapat ditekan sehingga
membuat temperatur dan tekanannya tinggi kemudian ke kondensor,
dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.
• Fungsi pemompaan: Dioperasikan secara kontinyu dengan
mensirkulasikan refrigerant berdasarkan hisapan dan kompresi.

5
Sedangkan pada sistem AC, kompresor memiliki beberapa jenis antara lain:
• Tipe reciprocating
Kompresor AC tipe reciprocating merupakan pembagian
tipe-tipe AC berdasarkan cara kerja gerakan yang bolak-balik.
Beberapa macam-macam tipenya yang termasuk bagian kompresor
reciprocating diantaranya :

➢ Tipe crank

Gambar 2. 3 Kompresor AC Reciprocating Tipe Crank.

Pada kompresor tipe crank di dalamnya terdapat satu buah


piston yang memiliki satu sisi kerja yaitu pada bagian atas
pistonnya.
Piston ini akan bergerak naik turun di dalam ruang silinder
ketika kompresor AC bekerja. Di atas kepala silinder terdapat
dua buah katup yaitu katup suction (katup hisap) dan katup
disharge (katup penyalur atau keluar).

6
Cara kerja dari kompresor tipe crank ini adalah dengan
memanfaatkan putaran crank (engkol). Piston terpasang pada
bagian crank dan crank diputar oleh putaran mesin. Ketika piston
bergerak ke bawah maka volume ruangan di atas piston akan
membesar dan hal ini akan menyebabkan kevakuman di atas
piston. Akibat adanya kevakuman ini maka akan menarik katup
suction sehingga katup suction membuka dan refrigerant terhisap
di dalam ruang di atas piston. Pada saat ini katup discharge
tertutup. Ketika piston bergerak naik maka volume ruangan di
atas piston akan menyempit dan menyebabkan tekanan
refrigerant akan meningkat.
Meningkatnya tekanan refrigerant di dalam silinder
tepatnya di atas piston akan membuat katup discharge tertekan
dan membuka.
Membukanya katup discharge ini juga akan membuat
refrigerant yang bertekanan keluar dari kompresor dan kemudian
disalurkan ke kondensor.
➢ Tipe swash plate

Gambar 2. 4 Kompresor AC Reciprocating Swash Plate..

7
Kompresor AC tipe swash plate di dalamnya terdapat
banyak piston dan bekerja dengan dua sisi kerja, yaitu sejumlah
piston dengan interval 72o untuk kompresor dengan jumlah 10
silinder dan sejumlah piston dengan interval 120o untuk
kompresor dengan jumlah 6 silinder. Dan di dalam setiap silinder
pada kompresor tersebut terdapat katup suction dan katup
discharge.
Cara kerja kompresor tipe swash plate ini bekerja dengan
piston digerakkan oleh sebuah piringan pengatur (swash plate).
Swash plate diputar oleh putaran mesin. Ketika swash plate
berputar maka piston akan bergerak ke kanan dan ke kiri karena
posisi swash plate adalah dibuat miring.
Ketika piston bergerak ke arah dalam maka katup suction
akan membuka sehingga menghisap refrigerant ke dalam silinder
dan ketika piston bergerak ke arah luar maka katup discharge akan
membuka sehingga refrigerant bertekanan akan keluar.

➢ Tipe wobble plate

Gambar 2. 5 Kompresor AC Reciprocating Tipe Wobble Plate.

Kompresor AC tipe wobble plate di dalamnya terdapat


banyak piston dan bekerja dengan satu sisi kerja. Dan di dalam
setiap silindernya terdapat katup suction dan katup discharge.

8
Cara kerja kompresor tipe ini yaitu piston dapat bergerak
karena digerakkan oleh drive plate dan wobble plate. Drive plate
dapat berputar karena digerakkan oleh putaran mesin. Ketika
piston bergerak ke bawah maka volume di atas piston akan
membesar sehingga katup suction terbuka dan menghisap
refrigeran ke dalam ruang di atas piston. Ketika piston bergerak
ke atas maka volume di atas piston akan menyempit sehingga
katup discharge terbuka dan refrigerant bertekanan akan keluar.

• Tipe rotary
Kompresor AC tipe rotary merupakan pembagian tipe-tipe AC
berdasarkan cara kerja gerakan yang berputar. Beberapa macam-
macam tipenya yang termasuk bagian kompresor rotary diantaranya :

➢ Tipe through vane

Gambar 2. 6 Kompresor AC Rotary Tipe Through Vane.

Kompresor AC tipe through vane ini di dalamnya terdapat


dua bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus di dalam
silinder (stator). Selain itu, di dalam kompresor AC juga terdapat
rotor yang berputar dan saluran hisap (suction port) dan saluran
keluar (discharge port).

9
Cara kerja kompresor AC tipe through vane ini adalah
ketika vane rotor berputar maka vane akan bergeser karena gaya
sentrifugal dan akan membuat vane menyentuh bagian dalam
silinder (stator). Ketika saluran suction terbuka maka refrigerant
akan terhisap masuk di dalam silinder dan kemudian akan
dikompresikan oleh vane dengan mempersempit ruangan
diantara vane, rotor dan dinding silinder. Dan selanjutnya
refrigerant bertekanan akan dikeluarkan di saluran discharge.

➢ Tipe scroll

Gambar 2. 7 Kompresor AC Rotary Tipe Scroll.

Kompresor AC tipe scroll ini di dalamnya terdiri dari scroll


yang tetap dan scroll yang berputar. Ruang pemasukan (suction)
dan ruang pengeluaran (discharge) akan terbentuk diantara scroll
tetap dan scroll yang berputar saat scroll yang berputar di putar
oleh poros kompresor.
Ketika saluran suction terbuka maka refrigerant akan
terhisap ke dalam kompresor dan akan dibawa berputar oleh
scroll sambil dimampatkan (dikompresikan) sampai mencapai
saluran discharge. Pada saluran discharge, refrigerant bertekanan
akan dikeluarkan dan disalurkan menuju ke kondensor AC.

10
b. Kondensor dan Kipas (Condensor and Fan)

Gambar 2. 8 Kondensor dan Kipas.

Kondensor adalah salah satu komponen dari sistem AC yang


berfungsi untuk mengubah refrigeran dari gas bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi (14-15 kg / cm2 dan 80 derajat Celcius) menjadi cairan
bertekanan rendah dan bersuhu tinggi (14-15 kg / cm2 dan 50 derajat
Celcius).
Ini karena refrigeran mentransfer panas ke udara luar dengan
bantuan udara yang mengalir melalui sirip kondensor. Saat energi panas
berkurang, gas refrigeran akan mengembun dan kemudian menjadi bentuk
cair (gas-cair). Udara yang mengalir melalui kisi-kisi kondensor dibantu
oleh unit kipas.

c. Filter (Receiver Drier)

Gambar 2. 9 Receiver Drier.

Receiver dryer merupakan tabung penyimpanan refrigeran cair, juga


mengandung fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring
benda asing dan uap air pada refrigeran yang bersirkulasi. Pengering
penerima menerima cairan refrigeran bertekanan tinggi dari kondensor dan
memasoknya ke katup ekspansi (katup ekspansi). Receiver drier terdiri
dari: main body filter, desiccant, pipe, dan side glass.

11
Cairan refrigeran mengalir ke dalam pipa dan masuk ke katup
ekspansi melalui pipa outlet, pipa outlet terletak di bagian bawah badan
utama setelah filter dan uap air filter pengering dan benda asing. Filter /
Reciever drie mempunyai 3 fungsi, yaitu :
• Menyimpan refrigerant.
• Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter
agar tidak bersirkulasi pada sistem AC (Air Conditioner).
• Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant sebelum
dimasukkan katup ekspansi.

d. Katup Ekspansi (Expansion Valve)

Gambar 2. 10 Katup Ekspansi.

Tekanan zat pendingin dalam bentuk cair dari kondensor harus


diturunkan agar zat pendingin dapat menguap, sehingga penyerapan panas
dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan benar-
benar terjadi sebelum meninggalkan evaporator. Oleh karena itu, katup
ekspansi dipasang di saluran masuk evaporator. Sesuaikan pengoperasian
katup ekspansi untuk membuka dan menutup katup ekspansi sesuai dengan
suhu atau tekanan evaporator dalam sistem.

e. Evaporator

Gambar 2. 11 Evaporator.

12
Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah
kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus
menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan
sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan
memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower) agar udara dingin
dapat dihembus ke dalam ruangan. Bagian bawah rumah evaporator
terbuat dari saluran / pipa untuk mengalirkan air yang terkumpul di sekitar
evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan menghilangkan
kotoran yang menempel pada evaporator grill, karena kotoran tersebut
akan jatuh bersama air.

f. Thermostat

Gambar 2. 12 Thermostat

Jika suhu kabut refrigeran turun di bawah 0 derajat Celcius, embun


beku akan terbentuk pada sirip evaporator, yang akan mengakibatkan
penurunan aliran udara dan penurunan kapasitas pendinginan untuk
mencegah terjadinya pembekuan / frosting ini, sehingga meningkatkan
suhu di dalam mobil Ini dapat diatur sesuai dengan suhu yang dibutuhkan,
dan kemudian termostat dipasangkan. Perangkat berupa sakelar dipasang
pada cangkang evaporator dengan tabung kapiler yang dihubungkan dan
dipasang di pipa saluran masuk evaporator.
Thermostat dihubungkan secara seri ke kopling elektromagnetik
pada kompresor. Ketika suhu permukaan sirip evaporator lebih rendah dari
sekitar 1 derajat Celcius maka termostat akan melepaskan kopling
elektromagnetik, dan ketika suhu melebihi 4 derajat Celcius, thermostat
menghubungkan kopling elektromagnetik dengan kompresor.

13
g. Motor Blower

Gambar 2. 13 Motor Blower.

Berfungsi untuk meniupkan udara ke kompartemen penumpang dan


mengirimkannya melalui evaporator. Umumnya, putaran motor blower
mencakup beberapa tingkat kecepatan (2-3 tingkat kecepatan).

2.5. Jenis-jenis Refrigerant pada Sistem AC


Refrigerant / freon pada sistem AC cukup beragam karena
menyesuaikan perkembangan zaman dimana dalam perkembangannya
manusia dituntut untuk harus memakai zat refrigerant yang ramah lingkungan.
Jenis-jenisnya antara lain :

a. R-12 (Dicloro Difluoro Methane)


Jenis freon AC mobil yang pertama adalah memiliki bahan
penyusun utama refrigerant dengan jenis ethane dan juga methane.
Tersusun atas fluor, chlor dan juga carbon yang bisa berdampak pada
penipisan ozon. Hal ini yang menjadi sebab mengapa refrigerant ini
sudah tidak lagi digunakan karena bisa membahayakan kehidupan di
bumi.

b. R-22 (Chloro Difluoro Methane)


Jenis freon berikutnya merupakan refrigerant yang dibuat di
pertengahan tahun 90an agar menggantikan R-12. Masuk dalam kategri
HCFC yang masih bisa menyebabkan kerusakan ozon tetapi
pengaruhnya memang lebih sedikit daripada R-12. Dari jenis freon ini
memang menjadi jenis refrigerant yang populer untuk sistem pendingin
ukuran kecil salah satunya adalah sebagai pendingin mobil.

c. R-134a (Tetrafluoro Ethane)


Jenis freon R-134a merupakan refrigerant yang umum digunakan
pada sistem pendingin mobil. Refrigerant ini memang digunakan sebagai
pendingin mobil yang tidak mengandung unsur chloro sehingga aman
dan tidak merusak lapisan ozon. Banyak perusahaan otomotif yang
menjadikan jenis freon ini sebagai refrigerant standar.

14
d. Hydrocarbon
Refrigerant yang satu ini terbuat dari bahan alami hidrogen dan
juga karbon. Penggunaannya memanglah mencegah dampak negatif
mulai dari penipisan ozon hingga adanya pemanasan global. HC ini
digunakan untuk mengganti refrigerant sintetis dan mencegah adanya
pemanasan global yang parah.

2.6. Masalah pada Sistem AC, Penyebab dan Cara Mengatasinya


Sistem AC tidak selamanya akan beroperasi sesuai kinerjanya. AC akan
mengalami gangguan atau kerusakan karena disebabkan oleh sesuatu yang
tidak semestinya pada sebuah sistem AC. Beberapa masalah pada sistem AC,
penyebab dan cara mengatasinya antara lain:

a. AC Mobil Tidak Bisa Hidup Atau Mati


Ada beberapa penyebab mengapa AC mati. Bisa karena ada sekring
yang putus, relay yang putus, V belt yang putus, motor cooling fan tidak
bisa bekerja atau karena kompresor yang macet total.
Apabila skring yang putus mungkin karena korslet maka ganti
dengan sekring yang baru. Untuk relay yang putus maka secara otomatis
tidak ada lagi yang bisa bekerja sebagai penyuplai arus listrik, ini akan
menyebabkan AC mati total. Sama dengan skring yang rusak, segera ganti
relay yang rusak dengan relay baru. Begitu pula halnya dengan V belt,
motor cooling fan atau kompresor AC sebaiknya dibersihkan atau diganti
dengan yang baru.

b. Tiupan Udara Yang Melemah


Yang perlu periksa adalah komponen yang bernama motor blower.
Fungsinya untuk mensirkulasi udara, dimana beberapa jenis mobil
dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menyaring debu agar kabin
bisa tetap bersih. Ada juga resistor blower yang berguna untuk mengatur
kecepatan blower. Jika kondisi komponen ini dalam keadaan baik namun
hembusan angin kurang kencang maka bisa jadi filter tersebut dalam
kondisi rusak, solusinya adalah dengan membersihkan filter AC.

c. AC Mengeluarkan Bunyi
Masalah ini bisa terjadi karena adanya kerusakan pada oli
kompresor, kelonggaran yang terjadi pada trush bearing hingga kondisi
aus pada piston. Cek terlebih dahulu bagian mana yang mengalami
kerusakan berat, jika terfokus kepada kondisi oli kompresor maka segera
ganti saluran oli, begitu pula dengan komponen lainnya.

15
d. Kondensor AC Dalam Kondisi Kotor
Kondesor letaknya di bagian depan berdekatan dengan radiator.
Posisi ini memudahkan kondesor tersebut dalam kondisi kotor terutama
ketika sedang mengendarai mobil. Ini secara tidak langsung akan
berdampak pada sistem kerja AC menjadi kurang dingin, dimana
kondensor yang kotor karena tumpukan debu atau lumpur akan membuat
proses kondensasi menjadi bekerja kurang optimal.
Perlu diketahui bahwa kondensor memiliki fungsi sebagai
penghantar membuang panas yang dikeluarkan oleh mesin AC. Apabila
kondensor dalam kondisi kotor dan tingkat kerusakan tidak parah maka
tinggal dibersihkan saja.

e. Bagian Evaporator Dalam Keadaan Kurang Bersih


Yang menyebabkan evaporator kotor karena tumpukan debu,
sehingga mempengaruhi sistem kerja mesin AC. Sirkulasi AC menjadi
tidak lancar. Dimana debu dan kotorang yang menempel pada evaporator
merupakan hal yang sulit untuk disaring oleh filter. Cara mengatasinya
adalah dengan membersihkan evaporator.

f. Mendadak Motor Extra Fan Melemah Atau Mati


Motor extra fan yang mati akan menyebabkan proses dari
kondensasi di dalam kondensor tidak bisa bekerja dengan maksimal. Yang
ada justru menimbulkan tidak adanya udara yang masuk ke dalam kabin.
Masalah utama yang terjadi adalah macet atau tidak bisa hidup sama
sekali. Ini bisa saja terjadi saat AC sedang bekerja yang tiba-tiba
putarannya mulai melemah dan hembusan angin menjadi kecil. Solusi
yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti motor extra fan lama
dengan yang baru.

g. Filter AC Yang Tersumbat


Filter berfungsi menyaring segala macam debu atau kotoran yang
masuk ke dalam mesin AC. Jika jarang dibersihkan maka bisa
menyebabkan debu dan kotoran lainnya jadi menempel semakin kuat dan
menyumbat filter. Apabila sudah tersumbat maka bisa dipastikan sirkulasi
udara yang dihasilkan oleh AC enjadi melemah.
Meskipun kondisi AC hidup, namun jika filter AC dalam kondisi
kotor dan tersumbat maka yang terjadi adalah sulitnya udara untuk keluar,
dan membuat kerja mesin lebih berat. Inilah yang menyebabkan AC
menjadi seolah-olah tidak berfungsi alias tidak dingin.

16
h. Freon Kurang Atau Habis
Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Yang perlu
diperhatikan adalah freon tidak akan habis jika saja tidak ada kebocoran
dalam sistem kerjanya. Penyebab kebocoran ini ada beragam, bisa karena
komponen karet yang sudah aus atau sudah lama, dan bisa juga karena ada
yang rusak pada komponen valve kompresornya. Maka dari itu jika ada
masalah dengan freon segera bawa ke bengkel untuk mengganti freon lama
dengan yang baru, serta cek kebocoran yang terjadi.

i. AC Mengeluarkan Bau Kurang Enak


Disebabkan karena adanya kotoran atau bakteri yang melekat pada
saluran dan evaporator AC. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guna
menghindarinya antara lain pastikan jaga kabin mobil tetap bersih, hindari
membuang sampah sembarangan pada mobil, dan pasang filter kabin yang
berfungsi untuk mencegah kotoran tersedot ke dalam blower.

j. Blower Tidak Menyala


Jika menemukan blower tidak menyala padahal kondisi switch AC
sudah on maka bisa dipastikan ada masalah terhadap blower AC yang
terpasang di bagian evaporator. Jika memang terjadi kerusakan di bagian
ini maka solusi satu-satunya adalah dengan memperbaiki atau
menggantinya dengan yang baru. Periksa aliran listrik yang mengalir di
bagian blower evaporator. Jika ditemukan ada kabel yang putus maka
segera perbaiki atau ganti.

k. Kipas Kondensor Tidak Berfungsi


AC kurang dingin atau mati total bisa disebabkan karena kipas
kondensor tidak berfungsi. Solusi dari masalah ini adalah periksa bagian
socket kabel, skring, dan juga konektor elektrik blower. Jika setelah
diperiksa memang diketahui terjadi kerusakan pada salah satu komponen
tersebut maka segera perbaiki dengan mengganti yang baru jika yang lama
sudah dalam kondisi rusak.

l. Grill Kabin Kekurangan Atau Tidak Ada Angin


Penyebabnya bisa jadi AC dalam kondisi terganggu sistem kerjanya
pada beberapa bagian komponen seperti sistem kelistrikan, relay motor
blower hingga blower itu sendiri. Cara mengatasinya adalah dengan
mengganti switch blower jika diketahui sudah positif rusak. Periksa juga
skring, kabel, konektor kelistrikan, dan socket kabel.

17
BAB III PRAKTIKUM
3.1. Tujuan
Tujuan dalam pelaksanaan praktikum sistem AC secara keseluruhan antara
lain :
a. Mahasiswa diharapkan mampu memahami cara kerja sistem AC.
b. Mahasiswa diharapkan mampu memahami fungsi-fungsi tiap komponen
sistem AC.
c. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan bongkar-pasang dan
pemeriksaan kompresor sistem AC.
d. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan proses vakum pada sistem AC.
e. Mahasiswa diharapakan mampu melakukan pengisian refrigerant (freon)
pada sistem AC.
f. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengujian sistem AC.

3.2. Keselamatan Kerja


Dalam melaksanakan praktikum sistem AC perlu diperhatikan tindakan-
tindakan keselamatan kerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Beberapa tindakan keselamatan kerja dalam praktik sistem AC antara lain :

a. Pastikan kondisi ruangan praktikum memiliki sirkulasi udara yang lancar


serta terbuka langsung dengan lingkungan luar.
b. Pastikan peralatan / bahan yang akan dipakai saat praktikum dalam kondisi
yang baik.
c. Jangan menaruh peralatan / bahan praktikum pada sembarang tempat.
d. Pastikan listrik dalam kondisi mati saat proses bongkar pasang komponen
AC.
e. Gunakan motor blower untuk menghembuskan udara beracun saat
memvakum sistem AC.
f. Memakai beberapa perlengkapan safety untuk menunjang keselamatan
kerja.

18
Beberapa perlengkapan safety yang perlu digunakan saat praktik sistem
AC antara lain :

a. Wearpack

Gambar 3. 1 Wearpack

Penggunaan wearpack saat praktikum sangat penting dan diperlukan


dalam beberapa situasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa wearpack
penting dalam praktikum:

• Keamanan
Wearpack dirancang khusus untuk memberikan perlindungan
fisik kepada penggunanya. Saat melakukan praktikum di laboratorium
atau di lapangan, ada risiko terpapar bahan kimia, suhu tinggi, atau
bahaya fisik lainnya. Wearpack dapat memberikan lapisan tambahan
yang melindungi tubuh dari bahaya ini.

• Identifikasi
Wearpack sering memiliki warna atau desain tertentu yang
mencolok, yang memudahkan untuk mengidentifikasi praktikan atau
anggota tim tertentu di lingkungan kerja. Ini membantu dalam
mengorganisir dan mengkoordinasikan aktivitas praktikum dengan
lebih baik.

• Kebersihan
Beberapa praktikum melibatkan penggunaan bahan atau zat yang
dapat meninggalkan noda atau kotoran pada pakaian. Menggunakan
wearpack dapat melindungi pakaian sehari-hari dari kerusakan atau
noda yang mungkin tidak dapat dihilangkan.

19
b. Sarung Tangan

Gambar 3. 2 Sarung Tangan.

Menggunakan sarung tangan yang sesuai dapat melindungi tangan


dari bahan kimia atau panas yang mungkin ada saat memeriksa atau
memperbaiki sistem AC. Pastikan menggunakan sarung tangan yang tepat
untuk tugas yang dilakukan, misalnya sarung tangan tahan panas atau
sarung tangan tahan bahan kimia.

c. Sepatu Safety

Gambar 3. 3 Sepatu Safety.

Sepatu safety memiliki pelindung besi pada ujung atas dan memiliki
alas yang terbuat dari bahan yang kuat dan tebal, sehingga mampu
melindungi kaki dari benda yang terjatuh, menginjak benda tajam, terjepit
benda, maupun tersandung.

20
d. Masker

Gambar 3. 4 Masker.

Saat praktikum sistem AC, terutama saat membersihkan atau


memperbaiki unit AC dan saat memvakum sistem AC, gas beracun, partikel
debu, serbuk, atau kotoran dapat terlepas dan masuk ke saluran pernapasan.
Menggunakan masker dapat melindungi paru-paru dari inhalasi partikel-
partikel tersebut.

3.3. Praktikum Bongkar Pasang dan Pemeriksaan Kompresor AC


a. Alat & Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum bongkar pasang dan
pemeriksaan kompresor AC antara lain :
• Alat
1. Kunci Pas & Ring
Digunakan untuk melepas atau memasang baut/mur pada kompresor
selama proses praktik.

Gambar 3. 5 Kunci Pas Ring.

21
2. Tang Snapring Buka
Digunakan untuk melepas pengunci bearing.
3. Tang Snapring Tutup
Digunakan untuk memasang kembali pengunci bearing.

Gambar 3. 6 Tang Snapring Tutup (Kanan) dan Buka (Kiri)

4. Palu karet
Palu yang terbuat dari karet. Digunakan untuk memasang kembali
poros pada rumah bearing.

Gambar 3. 7 Palu Karet.

• Bahan
1. 1 unit kompresor AC rotary tipe scroll

Gambar 3. 8 Kompresor Rotary Tipe Scroll

22
b. Langkah Kerja
• Pembongkaran
1. Siapkan 1 unit kompresor AC rotary tipe scroll beserta alat yang akan
digunakan.
2. Lakukan tahap pembongkaran dengan melepas semua baut pada
kompresor dan simpan baut.

Gambar 3. 9 Pelepasan Baut

3. Lepaskan stationary scroll lalu periksa kondisinya.terutama sealnya.

Gambar 3. 10 Stationary Scroll

4. Lepas juga seal antara cover atas dan bawah periksa kondisinya.

Gambar 3. 11 Seal Cover.

23
5. Lepas moving scroll dari dari cover bagian atas kemudian periksa
kondisi rumah bearing dan bearing bantalannya.

Gambar 3. 12 Melepas Moving Scroll

6. Pisahkan bearing dan simpan agar tidak hilang.

Gambar 3. 13 Ball Bearing

7. Langkah selanjutnya bongkar cover atas, lepaskan pengunci bearing


menggunakan tang snapring buka. Setelah terambil periksa kondisi
pengunci bearing.

Gambar 3. 14 Melepas Pengunci Bearing

24
8. Setelah semua komponen terlepas, lakukan pemeriksaan.

Gambar 3. 15 Menyisihkan Semua Komponen Kompresor.

• Hasil pemeriksaan
1. Kondisi moving dan stationary scroll masih baik, sealnya tidak
mengalami kerusakan.
2. Kondisi rumah ball bearing pada cover atas dan moving scroll masih
baik, tidak mengalami keausan.
3. Kondisi bearing bantalan pada moving scroll masih baik, tidak
mengalami keausan.
4. Ball bearing masih baik, namun hilang 1 butir sehingga perlu ditambah
ball bearing dengan ukuran yang sama.
5. Seal cover antara cover atas dan bawah mengalami sedikit kerusakan,
sehingga perlu dilakukan pergantian.

Gambar 3. 16 Kondisi Seal Cover Rusak

6. Kondisi semua baut masih dalam keadaan baik.

• Pemasangan
1. Setelah dilakukan pemeriksaan pasang kembali semua komponen
Kompresor.
2. Untuk pemasangan bearing apabila sesak gunakan palu karet.
3. Pasang kembali pengunci bearing menggunakan tang snapring tutup.
4. Pasang kembali ball bearing pada rumahnya.
5. Pasang Stationay scroll dan pasang semua baut-bautnya.

25
Gambar 3. 17 Pemasangan Komponen Kompresor AC.

3.4. Praktikum Memvakum Sistem AC


a. Alat & Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum memvakum AC
antara lain :
• Alat
1. Mesin vakum AC
Mesin yang berfungsi membersihkan atau mengeluarkan udara
dan uap air yang ada pada sistem AC. sehingga AC pun dapat bekerja
maksimal dan bisa tahan untuk jangka waktu yang lama.

Gambar 3. 18 Mesin Vakum.

2. Digital manifold gauge


Digunakan untuk memeriksa tekanan pada sistem dan
kompresor. Mengidentifikasi adanya masalah atau gangguan pada
sistem pendingin AC. Bisa digunakan untuk menunjukkan vakum.
Digunakan untuk mengosongkan atau mengisi refrigerant (freon).

Gambar 3. 19 Digital Manifold Gauge.

26
3. Blower
Digunakan untuk menghembuskan udara beracun yang
dikeluarkan dari mesin vakum saat proses pemvakuman sistem
AC.

Gambar 3. 20 Blower.

4. Stopkontak
Digunakan untuk mengalirkan listrik dari sumber listrik ke
peralatan yang membutuhkan tenaga listrik seperti mesin vakum
dan blower

Gambar 3. 21 Stopkontak.

• Bahan
1. 1 Unit Trainer AC

Gambar 3. 22 Trainer AC.

27
b. Langkah Kerja
1. Siapkan 1 unit Trainer sistem AC dan seluruh alat bahan yang akan
digunakan untuk praktikum.

Gambar 3. 23 Menyiapkan Alat dan Bahan.

2. Pasangkan selang dari digital manifold yang berwarna merah ke pipa


tekanan tinggi.

Gambar 3. 24 Memasang Selang Tekanan Tinggi.

3. Pasangkan selang dari manifold yang berwarna biru ke pipa tekanan


rendah.

Gambar 3. 25 Memasang Selang Tekanan Rendah.

28
4. Pasangkan selang kuning dari manifold ke mesin vakum.

Gambar 3. 26 Memasang Selang ke Mesin Vakum

5. Pasangkan kabel mesin vakum ke stopkontak.

Gambar 3. 27 Memasang Kabel Vakum ke Stopkontak.

6. Kemudian nyalakan blower dan arahkan blower ke vakum agar udara


yang keluar dari vakum tidak terhirup dikarenakan udara tersebut
berbahaya untuk pernafasan.

Gambar 3. 28 Menyalakan Blower.

29
7. Buka saluran tekanan rendah dan tekanan tinggi pada alat digital
manifold kemudian nyalakan digital manifold. Lalu ubah ke fungsi
vakum (fungsi ke 2) menggunakan menu FUNCTION.

Gambar 3. 29 Membuka Saluran Tekanan Rendah dan Tinggi.

8. Kemudian tekan zero untuk menetralkan fungsi vakum ke angka 0.

Gambar 3. 30 Menetralkan Fungsi Vakum pada Digital Manifold Gauge

9. lalu nyalakan mesin vakum biarkan kotoran keluar dan tunggu hingga
2 menit.

Gambar 3. 31 Menyalakan Mesin Vakum

30
10. Setelah itu, tutup kembali katup high dan low, masuk ke fungsi ke 3
klik run kemudian tunggu beberapa menit untuk mendeteksi
kebocoran pada sistem AC.

Gambar 3. 32 Mendeteksi Kebocoran Sistem AC.

11. Jika hasil selisih antara tekanan rendah dan tinggi sangat kecil maka
tidak ada kebocoran, apabila hasil selisihnya cukup besar bisa
dipastikan ada kebocoran.
3.5. Praktikum Isi Freon pada Sistem AC
a. Alat & Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum isi freon AC antara
lain :
• Alat
1. Mesin vakum AC
2. Digital manifold gauge
3. Stopkontak
4. Blower
5. Aki
Digunakan untuk menyalakan trainer AC.

Gambar 3. 33 Aki

31
6. Tang
Digunakan untuk membuka katup pada tabung freon.

Gambar 3. 34 Tang.

7. Kabel aki jepit


Digunakan untuk menyambung kutub positif dan negatif aki ke
trainer AC.

Gambar 3. 35 Kabel Aki Jepit

• Bahan :
1. Freon jenis R-134A
Freon jenis ini kami pilih karena lebih ramah lingkungan daripada
jenis freon lainnya.

Gambar 3. 36 Freon Jenis R-134A

2. 1 Unit Trainer AC.

32
b. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Sebelum mengisi freon sebaiknya kita lakukan proses pemvakuman
sistem AC seperti pada praktikum sebelumnya.
3. Setelah dilakukan proses vakum, selanjutnya pasang selang kuning dari
manifold ke tabung freon.

Gambar 3. 37 Memasang Selang Digital Manifold Gauge ke Tabung Freon

4. Ubah fungsi pada digital manifold gauge ke fungsi pengisian freon


(Fungsi ke 1).

Gambar 3. 38 Fungsi 1 (Pengisian Freon)

5. Buka katup tekanan rendah pada manifold dan tutup rapat katup
tekanan tinggi untuk pengisian pada tekanan rendah, apabila ingin
mengisi pada tekanan tinggi maka lakukan sebaliknya.

Gambar 3. 39 Menbuka Katup Low

33
6. Sebelum melakukan pengisian, nyalakan terlebih dahulu trainer AC
dengan menyambungkannya ke aki.

Gambar 3. 40 Menyambung Kabel dari Aki ke Trainer.

7. Nyalakan Trainer AC dengan memutar kontak.

Gambar 3. 41 Kontak Trainer.

8. Nyalakan kompresor AC, dan buka hembusan udara AC.

Gambar 3. 42 Menyalakan Kompresor dan AC.

9. Kemudian cek pada layar digital manifold gauge sampai tekanan


rendahnya mencapai 29 Psi.

Gambar 3. 43 Digital Manifold Gauge Fungsi ke 1

34
10. Apabila sudah, tutup katup tekanan rendah pada digital manifold gauge
apabila pengisiannya pada tekanan rendah, begitupula sebaliknya untuk
pengisian tekanan tinggi.

Gambar 3. 44 Menutup Katup Low.

11. Matikan digital manifold gauge, matikan kompresor, matikan trainer


AC dengan memutar kontak lalu melepas kabel aki.
12. Tutup rapat-rapat kembali tabung freon, dan lepas selang digital
manifold gauge.

Gambar 3. 45 Menutup Kembali Tabung Freon

13. Buang sisa freon yang tertinggal pada selang digital manifold gauge.
Pembuangan harus dilakukan jauh dari ruangan praktik.

Gambar 3. 46 Membuang Sisa Freon pada Selang Digital Manifold gauge.

14. Bersihkan dan kembalikan trainer beserta peralatan praktikum.

35
3.6. Praktikum Pengujian Sistem AC
a. Alat & Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengujian sistem AC
antara lain :

• Alat
1. Termometer digital
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu
hembusan AC.

Gambar 3. 47 Termometer Digital.

2. Kabel klip sensor suhu


Digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu pada pipa
tekanan rendah maupun tinggi, Kabel dengan penjepit ini
dihubungkan ke digital manifold gauge sehingga suhu dari pipa
tekanan rendah maupun tinggi akan terbaca pada digital manifold
gauge.

Gambar 3. 48 Kabel Klip Sensor Suhu

3. Digital manifold gauge


4. Stop kontak
5. Aki
6. Kabel aki jepit

• Bahan
1. 1 unit trainer AC

36
b. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
2. Pasang kabel klip sensor suhu dari digital manifold gauge ke pipa
tekanan masing-masing, pastikan tembaga terhubung ke pipa logam.

Gambar 3. 49 Memasang Kabel Sensor pada Pipa (kiri), Memasang Kabel Sensor pada
Digital Manifold Gauge (kanan).

3. Pasang kabel aki untuk menghidupkan mesin trainer AC.

Gambar 3. 50 Memasang Kabel Aki.

4. nyalakan manifold ubah ke fungsi 1, nyalakan kompresor, nyalakan ac,


tunggu sampai manifold menunjukkan stabil, tancapkan termometer ke
dalam AC.

Gambar 3. 51 Menyalakan Digital Manifold Gauge (kiri), Menancapkan Termometer pada


AC (kanan).

5. Lihat hasil pengukuran suhu pada pipa tekanan rendah dan tinggi serta
suhu hembusan AC tiap tekanan.
6. Ketika sudah selesai mengukur suhu kemudian matikan manifold,
matikan kompresor, matikan trainer AC.

37
7. Lepas kabel klip sensor suhu dari digital manifold gauge dari pipa
tekanan masing-masing.
8. Lepas kabel aki.
9. Bersihkan dan kembalikan trainer beserta peralatan praktikum.

c. Hasil Praktikum
• Suhu medium pada hembusan AC
1. Ketika menggunakan power 1 dengan pengatur suhu medium suhu
menunjukkan 23,4 °C.

Gambar 3. 52 Suhu Medium Power 1.

2. Ketika menggunakan power 2 dengan pengatur suhu medium suhu


menunjukkan 23.2 °C.

Gambar 3. 53 Suhu Medium Power 2.

3. Ketika menggunakan power 3 dengan pengatur suhu medium suhu


menunjukkan 23,4 °C.

Gambar 3. 54 Suhu Medium Power 3.

38
• Suhu high pada hembusan AC
1. Ketika menggunakan power 1 dengan pengatur suhu high suhu
menunjukkan 22,9 °C.

-
Gambar 3. 55 Suhu High Power 1.

2. Ketika menggunakan power 2 dengan pengatur suhu high suhu


menunjukkan 23,9 °C.

Gambar 3. 56 Suhu High Power 2.

3. Ketika menggunakan power 3 dengan pengatur suhu high suhu


menunjukkan 24,0 °C.

Gambar 3. 57 Suhu High Power 3.

39
• Suhu pipa tekanan rendah dan tinggi
1. Pada digital manifold gauge menujukkan bahwa suhu pada pipa
tekanan rendah adalah 31,9 °C (kiri)
2. Sedangkan pada pipa tekanan tinggi adalah 35,9 °C.(kanan).

Gambar 3. 58 Suhu Pipa Tekanan Rendah (kiri), Suhu Pipa Tekanan Tinggi (kanan).

40
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada praktikum sistem AC ini terdapat 4 jenis praktik yang dilaksanakan,
antara lain : 1.) Praktik bongkar pasang dan pemeriksaan komponen kompresor
yang berisi tahap tahap membongkar hingga memasang kembali komponen-
komponen kompresor AC disertai pemeriksaan tiap-tiap komponennya. 2.)
Praktik memvakum sistem AC yang berisi tahap-tahap cara memvakum sistem
AC yang baik dan benar. 3.) Praktik Mengisi Freon pada Sistem AC yang berisi
tahap-tahap mengisi freon pada sistem AC yang baik dan benar, dan 4.) Praktik
pengujian ssstem AC

4.2. Saran
a. Praktikan dianjurkan berhati-hati dan tidak bercanda saat praktikum
sistem AC.
b. Praktikan dianjurkan melakukan pengerjaan sesuai SOP dan memakai
alat keselamatan kerja.
c. Praktikan harus memahami materi dan memahami penggunaan alat-alat
yang ada di laboratorium untuk meminimalkan insiden atau kesalahan
yang mungkin terjadi.

41
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-pendingin-dan-ac-teknik-
mesin-unej-2014docx.html?page=1
https://www.academia.edu/8389277/Sistem_AC
https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/cara-kerja-sistem-ac-mobil
https://www.geraiteknologi.com/2020/11/sistem-ac.html
https://garasi.id/artikel/kenali-jenis-jenis-freon-ac
mobil/636eed02b03400768d36e854
https://www.balitoursclub.net/masalah-pada-ac-mobil-dan-cara-mengatasinya/

42

Anda mungkin juga menyukai