Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTEK

KELISTRIKAN REFRIGERASI DAN TATA UDARA


AC MOBIL
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kelistrikan Refrigerasi dan Tata Udara (MS450)
SEMESTER GANJIL 2023-2024

Disusun Oleh :
Ahmed Saddam Datin (2102959)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kitaa panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan judul
”Refrigeration System Defrost by Heater and Ventilator Start Delay”. Laporan Praktikum ini
dibtujukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kelistrikan Refrigerasi da
Tata Udara.
Dalam penulisan laporan praktikum ini disadari oleh penulis bahwa laporan
praktikum ini masih membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga dapat menyempurnakan laporan praktikum ini.

Bandung, 9 Desember 2023

Ahmed Saddam Datin


Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ I
Daftar Isi....................................................................................................................... Ii
Daftar Gambar............................................................................................................ Iii
BAB I Pendahuluan.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................... 1
1.3 1
Manfaat.....................................................................................................................
BAB II Landasan Teori............................................................................................... 2
2.1Refrigeration............................................................................................................. 2
.
2.2 Pump Down.............................................................................................................. 2
2.3 Kabel....................................................................................................................... 3
2.4 Kontaktor.................................................................................................................. 5
2.5 MCB......................................................................................................................... 5
2.6 Staker........................................................................................................................ 6
2.7 Bohlamp................................................................................................................... 7
2.8 Kompresor.............................................................................................................. 8
2.9 Selenoid Valve....................................................................................................... 8
2.10 Fan Evaporator...................................................................................................... 8
2.11 Fan Kondensor....................................................................................................... 8
2.12 HLP........................................................................................................................ 8
2.13 Magnetic Clutch..................................................................................................... 8
BAB III Proses Praktikum.......................................................................................... 9
3.1 Alat yang igunakan.................................................................................................. 10
3.2 Bahan yang Digunakan........................................................................................... 10
3.3 Langkah Kerja......................................................................................................... 12
3.4 Cara Kerja................................................................................................................ 14
3.5 Gambar Kerja.......................................................................................................... 15
BAB VI Penutup........................................................................................................... 18
4.1 18
Kesimpulan...............................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................... 18
Daftar Gambar
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sistem air conditioning (AC) pada kendaraan bermotor, khususnya mobil, memiliki peran
yang sangat penting dalam memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang. AC
mobil tidak hanya berfungsi untuk menurunkan suhu di dalam kabin, tetapi juga dapat
meningkatkan kualitas udara dan keseluruhan pengalaman berkendara.

Pentingnya AC mobil terletak pada fakta bahwa lingkungan yang nyaman di dalam
kendaraan dapat meningkatkan fokus pengemudi dan memberikan kenyamanan kepada
penumpang, terutama dalam kondisi cuaca panas. Selain itu, dalam beberapa situasi, seperti
kemacetan lalu lintas panjang, AC dapat membantu menjaga suhu di dalam kabin agar tetap
sejuk dan nyaman.

Namun, pemahaman mendalam tentang bagaimana AC mobil beroperasi dan cara melakukan
pemeliharaan yang baik menjadi krusial. Seringkali, kurangnya perawatan atau pemahaman
yang buruk terhadap sistem AC dapat mengakibatkan masalah kinerja, konsumsi bahan bakar
yang lebih tinggi, atau bahkan kerusakan pada komponen-komponen tertentu.

Selain itu, perkembangan teknologi dalam desain dan komponen AC mobil terus
berkembang. Pengetahuan tentang sistem pendinginan ini tidak hanya penting bagi mekanik
otomotif tetapi juga bermanfaat bagi pemilik kendaraan untuk dapat melakukan perawatan
preventif dan memahami cara memaksimalkan efisiensi energi AC.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan utama dari laporan praktek ini adalah sebagai berikut:
Setelah melaksanakan job ini diharapkan siswa mampu merakit, memahami dan menganalisis
troubleshooting yang terjadi pada rangkaian trainer AC Mobil

1.3 Manfaat Laporan Praktek


Laporan praktek ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
Mahasiswa dapat merakit, memahami dan menganalisis troubleshooting yang terjadi pada
rangkaian trainer AC Mobil.
Dengan merinci rumusan masalah, tujuan, dan manfaat laporan praktek ini, kami
berharap untuk memberikan panduan yang jelas tentang apa yang akan dibahas dan apa yang
dapat diharapkan dari pembaca.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Refrigerationn
Refrigeration adalah proses atau teknologi yang digunakan untuk menurunkan suhu
atau menjaga suhu rendah pada suatu ruang, bahan, atau sistem dengan cara
mengalirkan panas dari satu tempat ke tempat lain. Tujuan utama dari sistem
refrigerasi adalah untuk membuat lingkungan atau bahan menjadi lebih dingin dari
suhu sekitarnya, menjaga makanan atau barang-barang yang mudah rusak tetap segar,
atau untuk menciptakan kondisi yang lebih nyaman dalam suatu ruangan.

2.2 Pumpdown
"Pumpdown" adalah proses di dalam sistem pendinginan di mana kompresor pada
unit pendingin diprogram untuk memompa atau memindahkan refrigeran dari
evaporator (bagian dalam unit yang mendinginkan udara atau cairan) ke kondensor
(bagian luar yang melepaskan panas ke udara luar) dan akhirnya ke receiver atau
tangki penyimpanan refrigeran.

2.3 Kabel
Kabel adalah suatu benda yang terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat
yang diikat atau dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan
fleksibel. Kabel digunakan untuk menghantarkan listrik, data, atau sinyal dari satu
tempat ke tempat lain. Kabel dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti tembaga,
aluminium, atau serat optik, tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Kabel juga
dapat memiliki berbagai ukuran dan jenis, seperti kabel listrik, kabel jaringan, atau
kabel koaksial, tergantung pada fungsinya. Kabel dapat digunakan dalam berbagai
aplikasi, seperti di rumah, di kantor, atau di industri.

Cara kerja kabel tergantung pada jenis kabel dan fungsinya. Secara umum,
kabel digunakan untuk menghantarkan listrik, data, atau sinyal dari satu tempat ke
tempat lain. Kabel terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat yang diikat atau
dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan fleksibel. Kabel dapat
terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti tembaga, aluminium, atau serat optik,
tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Kabel juga dapat memiliki berbagai
ukuran dan jenis, seperti kabel listrik, kabel jaringan, atau kabel koaksial, tergantung
pada fungsinya. Cara kerja kabel listrik, misalnya, adalah dengan menghantarkan arus
listrik dari sumber listrik ke perangkat listrik yang membutuhkan daya. Arus listrik
mengalir melalui kabel yang terbuat dari bahan konduktor, seperti tembaga atau
aluminium, dan terisolasi dengan bahan isolator, seperti PVC atau karet. Kabel
jaringan, di sisi lain, digunakan untuk menghubungkan perangkat jaringan, seperti
komputer atau printer, ke jaringan komputer. Kabel jaringan menghantarkan data
dalam bentuk sinyal listrik yang diubah menjadi data digital oleh perangkat jaringan.
Kabel koaksial, pada gilirannya, digunakan untuk menghantarkan sinyal televisi atau
internet. Kabel koaksial terdiri dari konduktor dalam, isolator, lapisan pelindung, dan
lapisan luar. Sinyal televisi atau internet dikirim melalui konduktor dalam dan diubah
menjadi sinyal listrik oleh perangkat penerima.

Kabel memiliki berbagai fungsi tergantung pada jenis dan fungsinya. Berikut
adalah beberapa fungsi kabel yang umum:
a) Menghantarkan listrik: Kabel digunakan untuk menghantarkan listrik
dari sumber listrik ke perangkat listrik yang membutuhkan daya. Kabel
listrik terdiri dari konduktor dalam dan bahan isolator yang terbungkus
oleh lapisan pelindung.
b) Menghantarkan data: Kabel jaringan digunakan untuk menghubungkan
perangkat jaringan, seperti komputer atau printer, ke jaringan
komputer. Kabel jaringan menghantarkan data dalam bentuk sinyal
listrik yang diubah menjadi data digital oleh perangkat jaringan.
c) Menghantarkan sinyal: Kabel koaksial digunakan untuk
menghantarkan sinyal televisi atau internet. Kabel koaksial terdiri dari
konduktor dalam, isolator, lapisan pelindung, dan lapisan luar.
d) Menghantarkan cahaya: Kabel optik digunakan untuk mengirim sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Kabel optik terbuat dari bahan
kaca atau sejenis plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai
rambut.
e) Menyalurkan tenaga listrik: Kabel digunakan untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber ke beban. Penentuan luas penampang,
pembebanan, dan panjang kabel sebaiknya memperhitungkan susut
tegangan yang terjadi pada kabel karena dapat mempengaruhi kinerja
beban.
f) Menjaga keamanan: Kabel juga dapat digunakan untuk menjaga
keamanan suatu gedung atau bangunan dengan memperhatikan standar
kelayakan isolasi kabel pada gedung dan melakukan pengujian uji
kelayakan isolasi kabel tegangan rendah dan tahanan isolasi dengan
metode pengujian sesuai dengan standar SPLN yang telah ditetapkan.
Berikut adalah gambar Kabel :

Figur 1.1 Kabel Tunggal 4 Warna (Sumber : https://id.cnlxcable.com )


2.4 Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
aliran listrik pada suatu rangkaian listrik. Kontaktor biasanya digunakan pada
rangkaian listrik yang membutuhkan daya listrik yang besar, seperti pada motor listrik
atau pada sistem penerangan yang membutuhkan daya listrik yang besar. Kontakor
bekerja dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik dengan menggunakan
kontak-kontak yang terdapat pada komponen tersebut. Ketika kontakor diberi sinyal
listrik, maka kontak-kontak pada komponen tersebut akan menutup dan mengalirkan
arus listrik pada rangkaian listrik yang terhubung dengan kontakor tersebut.
Sebaliknya, ketika sinyal listrik dihilangkan, maka kontak-kontak pada komponen
tersebut akan membuka dan menghentikan aliran listrik pada rangkaian listrik yang
terhubung dengan kontakor tersebut.

Kontaktor bekerja dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik dengan
menggunakan kontak-kontak yang terdapat pada komponen tersebut. Ketika kontakor
diberi sinyal listrik, maka kontak-kontak pada komponen tersebut akan menutup dan
mengalirkan arus listrik pada rangkaian listrik yang terhubung dengan kontakor
tersebut. Sebaliknya, ketika sinyal listrik dihilangkan, maka kontak-kontak pada
komponen tersebut akan membuka dan menghentikan aliran listrik pada rangkaian
listrik yang terhubung dengan kontakor tersebut.

Figur 2.1 Kontaktor (Sumber : Kompas.com )

2.5 MCB
Miniatur Circuit Breaker (MCB) adalah jenis saklar listrik yang secara
otomatis mematikan sirkuit listrik ketika arus yang mengalir di atasnya melebihi
tingkat tertentu. MCB umumnya digunakan dalam sistem distribusi listrik untuk
melindungi peralatan listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh arus berlebih.
Mereka dirancang untuk berjalan dengan cepat dan mengganggu aliran arus untuk
mencegah kerusakan pada peralatan atau kabel. MCB tersedia dalam ukuran dan
rating yang berbeda, dan dapat digunakan untuk sirkuit AC dan DC. Mereka biasanya
dipasang di panel listrik dan digunakan untuk melindungi sirkuit individu. Beberapa
MCB juga dilengkapi dengan fitur tambahan seperti pemantauan real-time tingkat
konsumsi daya dan tersandung otomatis sirkuit jika terjadi kesalahan. Berikut adalah
fotonya :

Figur 3.1 MCB (sumber : Monotaro.com )

Miniatur Circuit Breaker (MCB) bekerja dengan mematikan sirkuit listrik


secara otomatis ketika arus yang mengalir di dalamnya melebihi level tertentu. MCB
dirancang untuk berjalan dengan cepat dan mengganggu aliran arus untuk mencegah
kerusakan pada peralatan atau kabel. Ketika arus yang mengalir melalui MCB
melebihi kapasitas yang dinilai, mekanisme internal MCB dipicu, menyebabkan
kontak untuk membuka dan mengganggu arus. Mekanisme ini didasarkan pada
prinsip termal-magnetik tersandung. Elemen termal MCB merespons arus berlebih
yang berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu, sementara elemen magnetik
merespons arus arus pendek yang berkekuatan tinggi dan durasi pendek. Kombinasi
kedua elemen ini memberikan perlindungan yang dapat diandalkan terhadap arus
berlebih dan arus pendek. Setelah MCB tersandung, itu harus diatur ulang secara
manual dengan mengubah saklar ke posisi "mati" dan kemudian kembali ke posisi
"on".

2.6 Staker
Steker adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik ke sumber listrik melalui stopkontak atau soket listrik. Steker biasanya
memiliki pin atau kaki yang sesuai dengan konfigurasi stopkontak atau soket tempat
mereka akan dimasukkan. Di berbagai negara atau wilayah, ada standar yang berbeda
untuk desain steker dan stopkontak, sehingga steker dari satu negara mungkin tidak
sesuai dengan stopkontak dari negara lain. Berikut adalah gambar dari steker :
Figur 4.1 Staker (sumber : Indotrading.com )

Steker memiliki fungsi penting untuk menyediakan jalur listrik yang aman dan
andal antara peralatan listrik dan sumber listriknya. Dengan mencolokkan steker ke
stopkontak yang sesuai, peralatan listrik dapat menerima daya listrik yang diperlukan
untuk beroperasi. Ada berbagai jenis steker, termasuk yang memiliki dua, tiga, atau
lebih pin, tergantung pada desain dan kebutuhan lokal.

2.7 Bohlamp
Bohlamp adalah jenis lampu listrik yang menggunakan filamen pijar untuk
menghasilkan cahaya. Lampu ini juga dikenal sebagai lampu pijar atau lampu filamen.
Filamen ini terbuat dari kawat wolfram yang dipanaskan oleh arus listrik, menyebabkan
ia bersinar dan memancarkan cahaya. Lampu Boh umumnya digunakan dalam aplikasi
penerangan perumahan dan komersial, tetapi kurang hemat energi dibandingkan jenis
lampu lainnya, seperti lampu LED dan lampu neon. Mereka tersedia dalam berbagai
bentuk dan ukuran, dan mereka dapat digunakan untuk berbagai tujuan pencahayaan,
seperti pencahayaan umum, pencahayaan tugas, dan pencahayaan dekoratif. Namun,
karena efisiensi energi dan umur pendeknya yang rendah, lampu bohlamp telah dihapus
di banyak negara demi teknologi pencahayaan yang lebih hemat energi. Berikut adalah
gambar dari bohlamp :

Figur 5.1 Bohlam (sumber : Indotrading.com )


2.8 Kompresor
Kompresor merupakan salah satu komponen inti dalam sistem pendingin
yang berperan dalam mengonversi refrigeran dari bentuk gas ke bentuk cair dan
meningkatkan tekanan serta suhunya. Proses ini memungkinkan refrigeran menyerap
panas dari area yang lebih dingin dan melepaskannya di area yang lebih hangat.

Figure 9.1 kompresor (Sumber : phoenixhillna.org)

2.9 Selenoid valve


Solenoid valve adalah katup kontrol yang menggunakan solenoid (sebuah coil kawat
yang dililitkan di sekitar inti logam) untuk mengontrol aliran fluida atau gas dalam sistem.
Ketika solenoid diaktifkan dengan arus listrik, ia menciptakan medan elektromagnetik yang
menarik atau mendorong inti logam di dalamnya. Gerakan ini membuka atau menutup jalur
aliran di dalam katup, mengatur aliran fluida atau gas.

Figure 10.1 SV (Sumber : toolots.com)

2.10 Fan Evaporator


Kipas (fan) evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang bertugas
untuk mengatur aliran udara melintasi evaporator. Evaporator adalah bagian dari sistem
pendingin yang bertanggung jawab untuk menyerap panas dari udara atau cairan di
sekitarnya, mengubah refrigeran dari bentuk cair ke gas, sehingga mendinginkan udara atau
cairan tersebut.
Figure 11.1 Fan Evaporatot (sumber : indiamart.com)

2.11 Fan Kondensor


Kipas kondensor merupakan komponen penting dalam sistem pendingin yang
terletak di bagian luar unit pendingin, berdekatan dengan kondensor. Kondensor adalah
bagian sistem pendingin yang bertugas melepaskan panas yang diambil dari dalam ruangan
atau tempat lain ke udara luar.

Figure 12.1 Fan Kondenser (sumber : gelpha.com)

2.12 HLP
Kontrol tekanan tinggi dan rendah (high-low pressure control) adalah bagian dari
sistem perlindungan dan pengendalian dalam sistem pendingin. Mereka digunakan untuk
memonitor dan mengontrol tekanan dalam sistem agar tetap berada dalam rentang yang
aman dan optimal.
2.13 Magnetic Clutch
Magnetic clutch (kopling magnetik) adalah komponen kritis dalam sistem air conditioning
(AC) mobil yang bertanggung jawab untuk menghubungkan atau memutuskan putaran
kompresor AC dari poros mesin. Fungsi utama dari magnetic clutch adalah mengaktifkan
atau menonaktifkan kompresor AC, sehingga mengatur aliran refrigeran dan pengoperasian
sistem pendinginan di dalam kendaraan.

(Sumber : https://images.app.goo.gl/u1PD3ocWftNRZ5L89 )
BAB III
PROSES PRAKTIKUM

3.1 Alat yang Digunakan


a) Ragum
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja dengan dua
rahang penjepit untuk menahan objek kerja tetap di tempat

Figure 1.2 Ragum Sumber www.indotrading.com

b) Avometer
Multimeter ini digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik seperti
tegangan, arus, dan resistansi. AvoMeter umumnya memiliki jarum penunjuk pada
layarnya yang bergerak di sepanjang skala untuk memberikan pembacaan nilai yang
diukur.

Figure 1.2 Avometer Sumber : hargano.com

c) Tang Kombinasi
Tang kombinasi sering dilengkapi dengan ujung potong diagonal pada
rahangnya. Ini memungkinkan penggunanya untuk memotong kawat atau kabel
dengan mudah.

Figure 2.2 Tang Kombinasi Sumber : www.bukalapak.com


d) Obeng (+) dan ( - )
Obeng minus memiliki ujung datar yang sesuai dengan baut atau sekrup
dengan alur lurus. Kepala obeng minus disebut juga kepala slotted.
Obeng plus memiliki kepala berbentuk silang. Ini dikembangkan untuk
mengatasi beberapa kelemahan obeng minus, seperti kemungkinan slip pada sekrup
atau baut dengan torsi tinggi.

Figure 3.2 Obeng Plus dan Minus Sumber : www.tokopedia.com

3.2 Bahan yang digunakan


a) Timer
Timer dalam refrigerator (kulkas) adalah komponen penting yang berperan
dalam mengatur siklus defrosting dan beberapa operasi lainnya.

Figure 4.2 timer Sumber : www.heritageparts.com

b) Kabel tunggal 4 warna


Kabel adalah suatu benda yang terdiri dari serabut-serabut atau kawat-kawat yang
diikat atau dianyam bersama untuk membentuk suatu tali yang elastis dan fleksibel.

Figure 5.2 kabel tunggal 4 warna sumber : ww.jagobengkel.com


c) Kontaktor
Kontaktor adalah sebuah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
aliran listrik pada suatu rangkaian listrik. Kontaktor biasanya digunakan pada
rangkaian listrik yang membutuhkan daya listrik yang besar, seperti pada motor listrik
atau pada sistem penerangan yang membutuhkan daya listrik yang besar.

Figure 6.2 Kontaktor sumber : www.kompass.com


d) MCB
Miniatur Circuit Breaker (MCB) adalah jenis saklar listrik yang secara
otomatis mematikan sirkuit listrik ketika arus yang mengalir di atasnya melebihi
tingkat tertentu.

Figure 7.2 MCB sumber : Monotaro.com


e) Steker
Steker adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan peralatan
listrik ke sumber listrik melalui stopkontak atau soket listrik.

Figure 8.2 staker sumber : indotrading.com


f) Bohlam lampu (pengganti fungsi kompresor, Solenoid valve dan fan evaporator)
Bohlamp adalah jenis lampu listrik yang menggunakan filamen pijar untuk
menghasilkan cahaya. Lampu ini juga dikenal sebagai lampu pijar atau lampu
filamen. Dalam praktikum ini bohlam digunakan sebagai indicator atau pengganti
dalam komponen utama pada sistem.

Figure 9.2 Bohlam sumber : indotrading.com


g) Time relay
Relay waktu adalah komponen listrik yang digunakan untuk mengontrol
waktu rangkaian listrik. Ini dirancang untuk beroperasi setelah sejumlah waktu
berlalu, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti mengendalikan operasi
motor, sistem pencahayaan, dan peralatan listrik lainnya

Figure 10.2 Time relay sumber : www.Aliexpres.com

3.3 Langkah kerja

1. Memakai perlengkapan kerja yang sesuai (K3).

2. Menyiapkan dan memeriksa kondisi alat dan bahan dalam keadaan normal serta
gunakan secara efektif dan efisien ( pinjamm dan gunakan yang hanya dibutuhkan).

3. Tentukan meja praktikum yang memiliki ventilasi udara dan intensitas cahaya yang
cukup.
4. Pahami alur pengawatan dari rangkaian, prinsip kerja dari masing-masing komponen
dan prinsip kerja secara umum pada rangkaian refrigeration system defrosted by
ventilator and pump down control. Panel Kelistrikan Gambar Kerja Alat Bahan
Avometer Wire Lampu Obeng (+-) Tang Kombinasi dan Tang Potong Lampu Lampu.

5. Tempatkanlah bahan yang sesuai pada papan/panel rangkaian dengan menggunakan


baut dan obeng yang sesuai.

6. Hubungkan masing-masing komponen dengan kabel yang sesuai dan bentuklah


dengan bantuan ragum serta tang agar rangkaian pengawatan terlihat rapih.

a. Ujilah rangkaian bisa dengan mengukur hubungan tahanan


menggunakan ohm meter, atau bisa dilakukan uji arus yang masuk
kerangkaian dengan menghubungjan steker terrlebih dahulu dan
lakukan pengujian dengan test pen.
b. Lakukan prsentasi guna mendapat pemahaman berlebih untuk
menguasai materi praktikum.
c. Periksa kembali rangkaian, jika sudah rapihkan kembali alat, bahan
dan K3 seperti semula.

3.4 Cara kerja rangkaian

Secara umum cara kerja sistem kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertama kali kunci kontak dinyalakan dan mobil telah hidup, relay pertama akan menyala,
yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup.
2. Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse atau
sekring pengaman. Arus listrik sudah stand by di ujung kabel saklar AC.
3. Ketika saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka komponen yang akan menyala adalah
thermostat, relay kedua, kipas kondenser, magnetic clutch (kopling magnet) dan kipas
evaporator.
4. Pada waktu saklar AC dinyalakan pada posisi 1, maka kipas evaporator akan bekerja
dengan putaran rendah, kerena arus listriknya melalui dua buah tahanan (R1 dan R2), untuk
mendapatkan putaran kipas yang lebih kencang saklar diputar pada posisi 2 dan untuk
putaran maksimum pada posisi 3. Fungsi fan evaporator yaitu untuk mensirkulasikan udara
dingin ke seluruh kabin mobil.
5. Pada waktu yang bersamaan, ketika saklar AC dinyalakan, thermostat akan bekerja sesuai
dengan seting yang telah ditetapkan. Thermostat dapat diseting dengan memutar atau
menggeser saklarnya yang ada di dashboard dekat dengan saklar AC. Thermostat akan
memutuskan arus listrik pada magnetic clutch, ketika seting temperatur ruangan kabin telah
tercapai. Dan akan menghubungkan kembali jika temperatur ruangan kabin kembali naik.
6. Setelah dari thermostat, arus listrik akan mengalir pula pada relay kedua untuk
menyalakan magnetic clutch (kopling magnet) kompresor sehingga kompresor bekerja dan
motor fan kondenser bekerja pula. Fan kondenser berfungsi untuk mempercepat proses
kondensasi, yaitu mengubah wujud refrijeran dari uap menjadi cairan
3.5 Gambar kerja

Rangkaian Sistem
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Sistem air conditioning (AC) pada kendaraan bermotor, khususnya mobil, memiliki
peran yang sangat penting dalam memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan
penumpang.
2. Saran
Dalam penulisan laporan praktek ini penulis sangat membutuhkan saran dari pembaca
dalam rangka menyempurnakan laporan praktik ini sehingga dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Liang, K. (2017). A review of linear compressors for refrigeration. International Journal of


Refrigeration, 84, 253-273.

Wu, J., Hu, J., Chen, A., Mei, P., Zhou, X., & Chen, Z. (2016). Numerical analysis of
temperature distribution of motor-refrigerant in a R32 rotary compressor. Applied Thermal
Engineering, 95, 365-373.

Rahmawati, Y. (2012). Optimasi Peletakkan Arester Pada Saluran Distribusi Kabel Cabang
Tunggal Akibat Surja Petir Gelombang Penuh. TEKNO, 1(1).

Kustori, K., musadek, M., & Hero, D. (2021). Rancangan Simulasi Pengganti Kontaktor
Brightness pada CCR NBF 1200 dengan Menggunakan TRIAC sebagai Penunjang Praktikum
di Politeknik Penerbangan Surabaya. Jurnal Penelitian, 6, 23-29.

Azizah, N.K., & Jakfar, M. (2021). DEFINISI SEDERHANA DARI GENERALISASI RUANG
BERNORMA DAN SIFAT-SIFATNYA. MATHunesa: Jurnal Ilmiah Matematika.

Xingwei, F., Kunpeng, T., Yu, Z., & Ping, L. (2022). Practical Issue Analysis of Miniature Circuit Breaker
Implementation. Volume 1: Nuclear Plant Operation and Maintenance, Engineering and Modification,
Operation Life Extension (OLE), and Life Cycle.

Kommey, B., Kotey, S.D., Tchao, E.T., & Bamfi, G.A. (2021). Intelligent Miniature Circuit
Breaker. Computer Engineering and Applications Journal.

Fahruzi, A., Suryowinoto, A., & Suherman, A.A. (2018). RANCANG BANGUN MESIN PENETAS
BURUNG MURAI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16.

Ramadhan, G., Basir, Y., & Utari, Y.W. (2020). PENERAPAN OVER CURRENT RELAY (OCR)
KOPEL 20 KV DI GARDU INDUK BOOMBARU.

Perera, C. O., & Rahman, M. S. (1997). Heat pump dehumidifier drying of food. Trends in Food
Science & Technology, 8(3), 75-79.

Harkness, H. W. (1936). A hygrostat of special design. Journal of Scientific Instruments, 13(9), 288.

Anda mungkin juga menyukai