Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
2 Penulis
a. Nama : Ade Suryatman Margana
b. NIP : 19600711 198403 1 003
c. Pangkat/Golongan : IV/b
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Program Studi : Teknik Pendingin dan Tata Udara
f. Jurusan : Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
Penulis,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur pada Yang Mahakuasa, pada akhirnya materi Bahan Ajar ini
dapat saya rampungkan juga. Semenjak saya mengajar mata kuliah ini, beberapa tahun
yang lalu, memang belum pernah dibuatkan panduan atau bahan ajar mata kuliah ini.
Dengan adanya proyek pembuatan bahan ajar ini sangat lah membantu.
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC ini merupakan kumpulan catatan kuliah.
Terima kasih kami atas segala upaya yang telah diberikan dalam mewujudkan penulisan
bahan ajar. Terimakasih kepada rekan-rekan staf pengajar atas dorongan dan bantuan
serta diskusi-diskusi yang telah penulis dapatkan, terutama kepada rekan-rekan di KBK
Tata Udara dan Bapak Windy Mitrakusuma yang telah banyak memberi materi bahan
ajar dasar sistem refrigerasi. 3. Terimakasih kepada semua orang yang telah membantu
terciptanya bahan ajar ini, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terakhir,
terimakasih kepada manajemen POLBAN, yang telah merealisasikan program penulisan
bahan ajar, sehingga dapat meringankan dalam pelaksanaannya.
Dengan keterbatasan waktu, tenaga, maupun pengalaman, penyusunan bahan ajar ini
jauh dari sempurna. dan dengan berkembangnya waktu semoga perbaikan-perbaikan
dapat dilakukan, sehingga menjadi lebih baik, atau malah mungkin saja menjadi salah
satu buku acuan tentang refrigerasi di masa datang. Saran dan kritik tetap kami
perlukan.
Semoga Bahan Ajar ini menjadi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………… ix
DESKRIPSI MATA KULIAH ……………………………………… x
PETUNJUK PENGGUNAAN ……………………………………… xi
BAB I: DASAR-DASAR TERMODINAMIKA DALAM SISTEM
REFRIGERASI
1.1 Pendahuluan ........................ ................................................ 1
1.2 Dimensi dan Sistem Satuan ................................................ 2
1.3 Skala Temperatur ................................................................ 4
1.4 Tekanan ………………………..……………………....... 5
1.5 Kerja .................................................................................... 7
1.6 Panas .................................................................................... 8
1.7 Hukum Termodinamika ke Nol .......................................... 9
1.8 Hukum Termodinamika 1 ................................................... 9
BAB IV : KONDENSOR
4.1 Pengantar................…………………………………………. 56
4.2 Menara Pendingin .........……………………………………. 61
BAB V: EVAPORATOR
5.1Pengertian Evaporator .....…………………………….….... 67
5.1.1 Evaporator Berdasarkan Konstruksinya ..................... ... 68
5.1.2 Berdasarkan Metode Aliran Fluidanya .................... ... 70
5.2 Kapasitas Evaporator ..............………………………….... ... 71
LAMPIRAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
DAFTAR GAMBAR
Hal
DAFTAR TABEL
Hal
1. Pedoman Mahasiswa
Bahan Ajar ini merupakan materi kuliah, yang dapat dipakai sebagai bahan bacaan
penunjang pada mata Sistem dan Peralatan RHVAC.
Pada akhir bab, terdapat soal-soal latihan yang dapat dikerjakan, sehingga dapat
mengasah pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan soal.
2. Pedoman Pengajar
Materi Bahan Ajar ini dilengkapi dengan Panduan Kuliah berupa presentasi,
sehingga buku Bahan ajar ini dapat saling melengkapi.
Terdapat beberapa ilustrasi dalam Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC ini, yang
diperoleh dari beberapa buku dan situs internet. Beberapa sumber buku ataupun URL
internet tidak sempat penulis catat. Oleh karenanya penggunaan ilustrasi dalam Bahan
Ajar ini diperkenankan dengan menyebutkan sumber buku atau URL-nya. Bila tidak
ditemukan, akan lebih baik bila ilustrasi-ilustrasi tersebut, TIDAK disebutkan dari
penulis.
Beberapa ilustrasi merupakan buatan dari penulis sendiri, oleh karenanya semua
ilustrasi tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, sesui dengan etika yang
berlaku.
BAB I
DASAR-DASAR TERMODINAMIKA DALAM SISTEM REFRIGERASI
1.1 Pendahuluan
Pendinginan atau refrigerasi menurut definisi adalah suatu ilmu untuk
menghasilkan dan menjaga temperatur berada di bawah temperatur atmosfir
sekeliling. Disini secara tidak langsung dinyatakan bahwa perbedaan temperatur
yang dibuat harus memberikan batas-batas temperatur tertentu. Pendinginan terjadi
karena adanya penarikan panas dari suatu zat / ruang sehingga suhunya lebih rendah
dari alam sekitarnya. Sedangkan pengkondisian udara adalah proses
mengkondisikan dan mengontrol udara secara terus-menerus sehingga suhu,
kelembaban, kebersihan, dan distribusi untuk memenuhi persyaratan dari ruang yang
dikondisikan. Pendinginan, seperti yang digunakan dalam teks ini, berkaitan dengan
pendinginan udara atau cairan, sehingga memberikan suhu yang lebih rendah untuk
mengawetkan makanan, minuman dingin, membuat es, dan untuk aplikasi lainnya.
Sedangkan pengkondisi udara berkaitan dengan pendinginan ruangan, pemanas,
humidifikasi, dehumidifikasi, filtrasi udara, dan ventilasi untuk kondisi udara dan
meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Refrigerasi dan pengkondisian udara
merupakan terapan dari ilmu perpindahan panas dan termodinamika, karena itu
untuk mempelajari refrigerasi dengan baik, dibutuhkan pengetahuan tentang bahan
1
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
................................................................................................................(1.1)
2
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
3
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
4
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1.4 TEKANAN
Tekanan dapat didefinisikan bila suatu sistem berada pada kesetimbangan
mekanik. Untuk medium yang berkesimbungan, dinyatakan oleh :
............................................................................................(1.2)
..........................................................(1.3)
Tekanan disingkat P atau p, didefinisikan sebagai gaya normal (F) persatuan luas (A)
yang dikenainya.
Satuan tekanan juga menunjukkan bagaiman kita mengukur tekanan tersebut.
Tekanan gauge menyatakan tekanan yang terukur relatif terhadap tekanan atmosfir.
Tekanan absolut merupakan besaran termodinamika dan besarnya tekanan
dinyatakan dengan acuan nol mutlak. Jika digambarkan secara skematik, makan
pengukuran tekanan dapat ditunjukkan sebagai berikut:
5
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Gambar 1.3 : hubungan tekanan atmosfir, tekanan vakum dan tekanan positif
dalam
manometer gauge
Tekanan Atmosfir
Merupakan tekanan yang ditimbulkan akibat gravitasi bumi. Besarnya
tekanan atmosfir pada permukaan bumi berbeda-beda tergantung dari ketinggian
tempat/lokasi diaman tekanan atmosfir tersebut diukur. Selain karena gravitasi bumi,
tekanan atmosfir juga dipengaruhi oleh humiditas, dan temperatur lingkungan.
6
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1.5 KERJA
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Kerja didefinisikan sebagai salah satu cara perubahan energi yang terlihat, kerja
dinyatakan sebagai perkalian antara gaya dan jarak yang ditempuh searah gaya, yang
diakibatkan oleh gaya yang bekerja tersebut, bila dituliskan dalam persamaan :
∫ ………………………………………..……………………(1.5)
7
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Persamaan di atas bila diterapkan pada sistem piston dan fluida di dalam
silinder, maka F = P A, sehingga,
∫ ………………………………………………………….(1.6)
Karena A dx = dV, maka,
∫ ……………………………………………………………(1.7)
Kerja yang dilakukan oleh sistem dianggap sebagai kerja positif, sedang
kerja
yang dilakukan terhadap sistem dianggap sebagai kerja negative.
Misal sistem A melakukan kerja sebesar 1000 Joule pada sistem B, maka
penulisannya sebagai berikut :
WA = 1000 J atau WB = - 1000 J
W out A = 1000 J atau W out B = - 1000 J
W A = 1000 J atau WB = - 1000 J
1.6 PANAS
Panas adalah suatu bentuk energi yang sedang berpindah melalui batas sistem
yang berada pada suatu temperatur yang lebih tinggi ke sistem lain atau lingkungan
yang mempunyai temperatur lebih rendah.kalor adalah interaksi antara sistem dengan
lingkungannya Perbedaan temperatur merupakan hal yang menyebabkan terjadinya
perpindahan panas. Panas seperti kerja adalah suatu besaran transien yang dapat
dikenali hanya pada waktu melintasi suatu sistem yang sedang berinteraksi dengan
lingkungannya atau dengan sistem lain.
Menurut konvensi, bila dalam suatu interaksi panas suatu sistem menerima
panas, maka Q positif (“+”) dan sebaliknya bila suatu sistem melepaskan panas Q
negatif (“-“). Contoh :
8
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
9
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
besar mengalami energi kinetik dan energi potensial yang konstan (pada sistem yang
diisolasi) atau dEk = 0 dan dEp = 0, maka persamaan tersbut ditulis dalam bentuk :
dQ = dW + dU ......................................................................................(1.9)
Apabila diintegrasikan menghasilkan :
Q – W = U1 – U2 ...................................................................................(1.10)
Pada sistem tertutup juga berlaku :
∫ ............................................................................................(1.11)
Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses dimana pada sistem tidak terjadi pertukaran kalor
(tidak ada kalor yang masuk maupun keluar). Q = 0.
sehingga : W = U2 – U1 ...................................................................................(1.14)
10
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1. Dossat, Principles of Refrigeration, 2nd ed., John Wiley and Sons, Chapter 6-7-8
2. Arora CP, Refrigeration and Air Conditioning 2nd Ed, McGraw-Hill, Chapter 2-3
3. Windy Hermawan Mitrakusuma, Buku I Bahan Ajar Dasar Refrigerasi, Jurusan
Teknik refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung, 2010
4. Prihadi Setyo Darmanto, Diktat Teknik Pendingin, Laboratorium Termodinamika
Pusat Universitas-Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi Bandung.
Soal-soal latihan :
1. Barometer menunjukkan 32 in Hg, sedangkan pressure gage menunjukkan 15 psi.
Hitung tekanan absolutenya !
11
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
12
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB II
SISTEM REFRIGERASI
13
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
dua buah evaporator yang berbeda, dengan tekanan yang berbeda dapat dialirkan dan
ditekan pada silinder tunggal.
Mesin refrigerasi domestik mulai muncul tahun 1910. J. M. Larsen
memproduksi lemari es manual pada tahun 1913. Dan pada tahun 1918, Kelvinator
memproduksi lemari es otomatis yang pertama di pasaran Amerika. Unit refrigerasi
otomatis “Hermetik” yang pertama diperkenalkan oleh General Electric pada tahun
1928. Kompresor rotari, kompresor dua tingkat, dan kompresor tiga tingkat mulai
dikenal setelah tahun 1910. Kompresor banyak tingkat sangat penting untuk
refrigerasi temperatur rendah.
Pada awal tahun 1920, refrigerasi domestik menjadi salah satu industri yang
penting. Electrolux, yang membuat unit refrigerasi absorbsi otomatis, dimunculkan
pada tahun 1927. Unit refrigerasi otomatis untuk bagian pendingin tata udara muncul
pada tahun itu juga. Pembekuan singkat untuk pengawetan makanan dalam jangka
waktu lama dikembangkan sekitar tahun 1923. Ini pertanda dimulainya industri
makanan beku yang modern. Pada awal tahun 1930-an, sistem tata udara kendaraan
bermotor mulai berkembang dengan pesat. Sistem refrigerasi dan tata udara makin
lama makin berkembang, mesin refrigerasi makin lama makin efisien, dengan bentuk
yang makin mengecil serta mekin rendah pemakaian daya dan biaya operasinya.
Pada tahun 1940, hampir semua jenis domestik adalah jenis hermetik. Unit-
unit komersil juga telah dibuat dan digunakan baik sebagai sistem penyimpanan
makanan komersil, pendinginan tata udara untuk auditorium yang besar, serta sistem
refrigerasi temperatur rendah yang banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan
komersil. Pada tahun 1941, Ferdinand Carre dari Perancis memperkenalkan pertama
kali mesin absorbsi yang digerakkan oleh pemanas yang terdiri dari evaporator,
generator, kondensor, dan absorber dari pompa.
Sampai saat ini, teknik refrigerasi akan terus berkembang, dan akan banyak
lagi penemuan-penemuan di bidang teknik, pengembangan refrigerasi,
pengembangan di bidang kontor, dan lain-lain. Sistem steam jet dan refrigerasi
mekanik mulai sering digunakan, dan sistem refrigerasi absorbsi mulai digunakan
secara luas. Akhir-akhir ini sistem refrigerasi termoelektrik juga sudah mulai
dikembangkan, walaupun masih dalam skala laboratorium.
14
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
15
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
(a) (b)
Gamabr 2.1 : (a) lemari es. (b) dispenser
2.5 Refrigerasi Industri/Komersil
Refrigerasi industri sering dikacaukan dengan refrigerasi komersil karena
pembagian antara kedua bidang tersebut tidak jelas. Tetapi sebagai gambaran umum,
biasanya refrigerasi industri lebih besar daripada refrigerasi komersil dan
membutuhkan seorang atau lebih yang benar-benar ahli untuk dapat
mengoprasikannya, sebagai contoh misalnya pabrik es, pabrik pengepakan makanan
yang besar (daging, ikan, ayam, makanan beku, dll.), pabrik susu, pabrik bir, pabrik
anggur, pabrik minuman ringan, dan berbagai industri lain seperti industri
penyulingan minyak, industri kimia, industri semen, pabrik karet, bahkan industri
16
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
konstruksi sipil/bangunan, industri tekstil, pabrik kertas, industri logam, dan lain-
lain.
17
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
udara. Tata udara pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu tata udara industri
dan tata udara kenyamanan. Tata udara kenyamanan mempunyai fungsi utama untuk
mengkondisikan udara ruang agar nyaman bagi manusia. Sistem ini dapat digunakan
di rumah, sekolah, pabrik, kantor, tempat ibadah, hotel, toko, pasar, bioskop, mobil,
bus, kereta api, pesawat udara (sipil/militer), kapal, dan lain-lain. Sedangkan tata
udara industri biasanya berfungsi dalam:
Pengendalian kadar uap air suatu bahan
Pengendalian laju reaksi kimia dan biokimia
Pengendalian variasi ukuran dari benda produkyang prosisi yang
disebabkan oleh adanya pemuaian dan pengerutan termal
Menciptakan udara bersih dan tersaring dimana sangat penting artinya
untuk pengerjaan dan produksi yang berkualitas kesterilan udara
Contohnya adalah pabrik elektronika/komputer, pabrik kimia, pabrik obat, rumah
sakit, dan lain-lain.
Refrigerasi Domestik, Komersil, Industri, dan Transportasi pada umumnya
sangat erat hubungannya dengan cara-cara pengawetan makanan (daging, ikan,
sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-lain) yang membutuhkan suhu dan kelembaban
tertentu agar awet disimpan. Karena itulah cara-cara pengawetan makanan dalam
sistem refrigerasi ini sangat penting untuk diketahui dan dikenal.
18
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
.......................................................(2.2)
COPH untuk siklus pompa kalor sering disebut sebagai Faktor Unjuk Kerja
(Performance Factor).
Untuk mesin kalor, prestasi dinyatakan sebagai efisiensi termal yang artinya
adalah menunjukkan berapa besar kerja yang dihasilkan persatuan energi yang
dimasukkan kedalam sistem.
..........................................................................(2.3)
19
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Seperti kita ketahui siklus Carnot reversibel mempunyai harga COP yang
maksimum. Kebalikan siklus Carnot dipakai sebagai siklus refrigerasi reversibel,
yang akan ditentukan harga COP maksimum yang mungkin pada oprasi diantara dua
temperatur kerja Tk dan To. Pada Tk kalor dilepaskan, dan pada To kalor diserap
dengan memberikan sejumlah W sebagai kerja. Jadi COP siklus Carnot
bergantung pada temperatur kerja dari sistem dan tidak bergantung pada fluida kerja
yang digunakan.
Pada pendinginan To adalah temperatur pendinginan dan Tk adalah
temperatur pembuangan kalor ke lingkungan. Temperatur pendinginan terendah yang
mungkin dicapai adalah 0 (nol) absolut, dimana harga COP = 0. Harga COP tertinggi
diperoleh jika To mendekati Tk. COP pemanasan berharga diantara 1 dan ∞.
Karena siklus Carnot merupakan siklus teoritis, dan mempunyai efisiensi
yang paling besar untuk temperatur operasi Tk dan To, maka sering dipakai sebagai
acuan untuk siklus-siklus sebenarnya. Kesempurnaan suatu siklus sebenarnya
dinyatakan dengan perbandingannya terhadap siklus Carnot. Seklus sebenarnya akan
mempunyai harga COP yang lebih kecil dibandingkan dengan siklus Carnot. Untuk
itu didefinisikan:
Efisiensi refrigerasi:
Efisiensi pemanasan:
20
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Pada diagram P-h, siklus refrigerasi kompresi uap dapat digambarkan sebagai
berikut:
21
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
qw = h1 – h2
qc = h2 – h3
22
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
penurunan tekanan terjadi pada katup ekspansi yang berbentuk pipa kapiler atau
orifice yang berfungsi mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan tekanan.
qe = h1 – h4
23
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
24
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
25
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
2. Arora CP, Refrigeration and Air Conditioning 2nd Ed, McGraw-Hill, Chapter 2-3
Soal-soal latihan :
1. Tentukan efek pendinginan (retrofing effect = efek refrigerasi) persatuan massa
refrigerant R-12 jika refrigerant cair masuk alat ekspansi bertemperatur 32oC dan
temperature jenuhnya saat meninggalkan evaporator sebesar -20oC.
2. Suatu sistem kompresi uap dengan kapasitas 15 TR berisi refrigerant R-22
beroperasi pada temperature condenser 40oC dan temperature evaporator 5oC.
Tentukan COP sistem.
26
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB III
KOMPRESOR
3.1 PENDAHULUAN
Kompresor dirancang dan diproduksi untuk memberikan jangka waktu/umur yang
panjang, karena kompresor merupakan jantung/komponen utama dari suatu sistem
refrigerasi kompresi uap.
Seperti telah diketahui, bahwa kompresor berguna untuk menekan uap refrigeran
yang berasal dari suction line sehingga akan menaikkan temperatur dan tekanan uap
refrigeran tersebut yang untuk selanjutnya dialirkan ke kondenser melalui discharge line.
Tujuan dari operasi tersebut adalah untuk memastikan bahwa dengan meningkatnya
tekanan maka temperatur jenuh dari uap refrigeran yang masuk ke kondensor adalah lebih
tinggi dari temperatur media pendingin sehingga panas akan dibuang keluar dari sistem,
dan refrigeran berubah fasa menjadi cairan.
Menurut jenisnya kompresor dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
1. Kompresor torak (Reciprocating)
2. Kompresor putar (Rotary)
3. Kompresor heliks atau sekrup (helix or screw)
4. Kompresor sentrifugal (centrifugal).
27
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
28
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Kompressor torak sangat luas, digunakan pada hampir sama dengan sistim
refrigerasi/tata udara. Refrigeran yang sering dipakai adalah: R12, R22, R500, R502,
R717.
Kompresor torak tidak dapat dioperasikan pada tekanan yang sangat rendah karena akan
membutuhkan gerakan volumetrik per unit kapasitas yang besar. Kapasitas kompresor
torak bervariasi antara 90 Watt untuk unit domestik yang kecil, sampai 1000 K Watt atau
lebih untuk instalasi industri yang besar. Kompresor torak dapat berupa:
Single acting: Kompresi uap terjadi hanya pada satu sisi piston saja dan hanya sekali
pada setiap poros engkol.
Double acting: Kompresi uap terjadi pada kedua sisi piston sehingga kompresi terjadi
dua kali pada setiap putaran poros engkol.
Pada Single acting compressor, biasanya crank-casenya tertutup dan tak
berhubungan dengan udara luar sedangkan pada Double acting compressor, crank-casenya
dapat terbuka dan berhubungan dengan udara luar, dan ini berarti lebih mudah diperbaiki
jika terdapat kerusakan maupun untuk perawatan. Double acting compressor hanya dipakai
pada industri, karena tidak praktis untuk kapasitas yang kecil dan biasanya mahal, dan saat
ini jarang digunakan lagi.
29
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Kompresor torak banyak dibahas mengingat sederhana untuk difahami. Pada bagian ini
akan dibahas mengenai bagaimana menentukan kinerja dari suatu kompresor torak, dan
boleh jadi dapat pula dipakai untuk menganalisis jenis kompresor lainnya. Salah satu hal
penting mengenai kinerja kompresor adalah Volume Langkah atau seringkali disebut
sebagai Desakan Piston (Piston Displacement = PD); yaitu suatu besaran yang menyatakan
seberapa banyak volume fluida yang dapat dihisap dan ditekan/dipindahkan oleh
kompresor. Dengan demikian PD bergantung pada dimensi silinder dan putaran
kompresor. Selain itu ada juga efisiensi volumetrik, yang menyatakan seberapa besar
perbandingan antara volume fluida yang dapat dialirkan terhadap besarnya Volume
langkah. Perhatikan gambar 4-9 berikut, yang menggambarkan satu siklus proses hisap dan
tekan pada kompresor torak.
Misalkan saja dalam keadaan awal, torak berada pada posisi A, pada saat ini fluida/
refrigeran akan mengisi volume VA, yaitu disebut juga sebagai volume sisa (Clearence
Volume = volume clearence), yang menyatakan volume tersisa pada silinder akibat
gerakan piston tidak sepenuhnya mengenai dasar silinder. Titik A disebut juga sebagai titik
mati atas (TMA = top dead center) Tekanan pada saat ini adalah tekanan discharge
(tekanan keluaran kompresor), biasanya dianggap sama dengan tekanan tinggi dari sistem
kompresi uap. Pada kondisi ini, kedua katup masukan (suction) maupun keluaran
(discharge) dalam keadaan tertutup. Saat piston mulai bergerak ke kanan, kedea katup
masih berada pada posisi tertutup. Hal ini dikarenakan tekanan dalam silinder masih lebih
tinggi dari tekanan masukan ditambah tekanan akibat pegas katup. Hingga suatu saat di
titik B, tekanan dalam dalam silinder akan sama dengan tekanan masukan dan tekanan
akibat pegas. Akibatnya sedikit saja piston bergerak dari titik B, maka katup masukan akan
terbuka, dan refrigeran masuk dalam silinder. Proses ini akan terjadi terus selama piston
bergerak menuju titik C, yaitu titik mati bawah (TMB = bottom dead center). Pada posisi
ini, piston akan berhenti, dan mulai bergerak balik menuju TMA lagi. Jumlah refrigeran
yang masuk dalam silinder adalah VC-VB. Volume refrigeran inilah yang sebenarnya
disirkulasikan oleh kompresor selama proses kompresi. Pada posisi ini kedua katup dalam
keadaan tertutup pula.
30
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
P
A D
Pd
Ps
B C
VA VB VD VC
V
Discharge
Pd
BORE = D
Diameter Silinder
Ps
A B D C
Suction
(TMA) (TMB)
Pada saat piston bergerak menuju TMA, sesaat setelah mencapai TMB, karena
kedua katup masih tertutup, maka tekanan refrigeran dalam silinder akan meningkat.
Proses ini disebut sebagai proses kompresi, hingga piston mencapai titik D. Pada saat ini
tekanan dalam silinder sama dengan tekanan keluaran (discharge) ditambah tekanan akibat
pegas katup buang. Setelah melewati titk D, piston bergerak dan mengeluarkan refrigeran
ke saluran keluaran.
Catatan :
1. Clearance volume = volume sisapada silinder pada saat piston berada pada top dead
center.
2. Pada titik A merupakan awal dari langkah ekspansi (A-B) dimana piston berada
pada top dead center, kedua katup tertutup.
3. Pada titik B: piston berada pada akhir langkah ekspansi dari uap celarance. Sampai
sejauh ini kedua katup masih menutup, dan pada titik B inilah merupakan awal
diamana katup suction membuka dan uap suction masuk ke silinder = langkah hisap
(B-C).
4. Pada titik C: piston berada pada bottom dead center, merupakan akhir dari langkah
hisap dan awal dari langkah kompresi (C-D). Kedua katup tertutup.
31
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
5. Pada titik D: piston berada pada akhir langkah kompresi. Sampai sejauh ini kedua
katup masih tertutup, dan katup masih tertutup, dan pada titik D inilah katup
discharge mulai membuka dan uap discharge terbuang ke luar silinder = langkah
buang (D-A).
6. Katup suction membuka karena pada saat akhir langkah ekspansi, itu berarti bahwa
tekanan pada saluran hisap sama dengan tekanan dalam silinder. Setelah piston
bergerak sedikit maka tekanan pada saluran hisap lebih besar dari tekanan dalam
silinder, sehingga uap hisap akan memaksa masuk kedalam silinder dam membuka
katup suction.
7. Menutupnyua katup suction karena gerakan piston berbalik arah, sehingga seketika
itu juga katup suction akan meutup karena tekanan di dalam silinder menjadi lebih
besar dari tekanan saluran suction, tetapi tekanan tersebut tidak cukup kuat untuk
membuka katup discharge.
8. Katup discharge terbuka karena katup tersebut sudah tidak kuat lagi menahan
tekanan uap di dalam silinder lebih besar dari tekanan saluran discharge. (Ingat
bahwa pada beberapa konstruksi katup discharge dilengkapi dengan pegas dan lain
lain) sehingga uap di dalam silinder dan membuka katup discharge.
9. Menutupnya katup discharge karena gerakan piston berbalik arah, sehingga tekanan
saluran discharge menjadi lebih besar dari tekanan di dalam silinder, tetapi tekanan
tersebut tidak cukup lemah untuk membuka katup suction.
10. Tekanan selama langkah hisap dan langkah buang adalah konstan, yaitu sama
dengan tekanan suction dan tekanan discharge line. Satu gerakan revolusi =
gerakan piston dari A, B, C dan C lalu kembali ke A lagi.
PD D2 L N n ……………… (3.1)
4
Dimana PD = Piston Displacement, Desakan piston, Volume Langkah [L/S]
32
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
33
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
34
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
35
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
36
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
menaikkan temperatur suction biasanya akan meningkatkan daya yang dibutuhkan oleh
kompresor.
3.2.6 Silinder
Jumlah silinder pada kompresor torak bervariasi antara satu sampai 16 buah. Pola
pengaturan silinder dapat berupa:
In line
Radial
Pola V, W atau kombinasi
37
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Untuk kompresor yang kecil, maka silinder dan rumah crank-case mendjai satu kesatuan.
Untuk kompresor yang besar, maka silinder dan rumah crank-case terpisah satu sama lain
dan dibaut bersama-sama. Untuk kompresor yang kecil dan sedang terdapat fin untuk
meningkatkan pendinginan silinder, sedang pada kompresor yang besar maka terdapat
sistim pendingan air.
3.2.7 Piston
Ada dua macam piston:
1. Automotive.
2. Double-trunk, untuk kapasitas sedang dan besar.
Perbedaan utama hanya pada katup suction dan tempat saluran suction. Pada piston jenis
Automotive, gas suction masuk ke silinder melalui katup suction yang berada pada pelat
katup/kepala silinder. Sedangkan piston jenis double trunk, gas suction masuk melalui
dinding silinder lalu ke dalam piston dan keluar melalui katup suction yang ada di bagian
atas piston untuk masuk ke silinder, dimana pada bagian bawah piston tertutup sehingga
tidak berhubungan dengan crank-case. Antara piston dan silinder terdapat celah (0-15 mm
per 25 mm diameter silinder) yang terisi oleh lapisan oli. Untuk mecegah kebocoran pada
celah ini, piston biasanya dilengkapi dengan ring piston. Ada dua macam ring piston yaitu:
1. Ring piston kompresi, untuk mencegah kebocoran kompresi.
2. Ring piston oli, untuk mencegah kebocoran oli.
Celah antara piston dan pelat katup harus seminimal mungkin tanpa bersentuhan satu sama
lain, gunanya untuk menekan uap semaksimal mungkin ke sisi tekanan tinggi. Celah ini
(clearance) biasanya berkisar antara 0.254 sampai dengan 0.508 mm. Piston dan piston
ring biasanya terbuat dari bahan besi tuang (close grained cast iron) dan ada pula yang
terbuat dari aluminium. Piston juga dilengkapi dengan piston pin dan kunci piston pin.
Guna dari piston pin ini adalah sebagai pengikat antara piston dengan con-rod atau
eccentric-strap, sedang kunci piston-pin berguna untuk mengunci piston pin agar tidak
mudah lepas dari piston dan con-rod/eccentric strap.
38
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Rugi-rugi gesekan (efek wiredrawing) terhadapa uap yang mengalir melalui katup-katup
kompresor dan saluran-saluran ke dan dari silinder adalah merupakan fungsi utama dari
kecepatan laju aliran uap dan akan meningkat jika kecepatan uap meningkat. Untuk
mengurangi rugi-rugi efek wiredrawing, katup harus dirancang dengan luas bukaan yang
semaksimal mungkin dan membuka dengan usaha yang seminimal mungkin dan diletakan
sedemikian sehingga alirannya lurus mengalir melalui katup-katup dan saluran-saluran dari
dan ke selinder. Untuk mencegah kebocoran pada katup-katup, katup-katup harus
dirancang agar membuka dan menutup dengan mudah dan cepat serta rapat. Karena itu
konstruksi katup-katup harus seringan mungkin, kuat, fleksibel, tak berisik dan bekerja
secara otomatis, membuka dan menutup karena perbedaan tekanan yang terjadi karena
perubahan tekanan didalam silinder.
Ada 3 macam katup kompresor:
1. Jenis Reed Valve, Spring Closed
2. Jenis Poppet Valve
3. Jenis Reed Valve (plat lentur)
39
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
eccentric-strap) dengan piston, sehingga akan terjadi mekanisme perubahan gerak putar
menjadi gerak torak. Con-rod/Eccentric-strap biasanya terbuat dari besi baja tempa/tuang.
3.2.10 Scotch-Yoke
Mekanisme Scotch-Yoke tidak memerlukan suatu Con-rod. Silinder dan piston berukuran
cukup panjang. Scotch-Yoke populer digunakan pada kompresor kecepatan tinggi dengan
kapasitas kecil.
3.2.11 Swash-Plate
Mekanisme Swash-Plate sangat populer digunakan pada sistim tata udara mobil. Disini
juga tidak digunakan suatu Con-rod. Ketika poros berputar, maka Swash plate akan
menggerakkan piston untuk bergerak secara torak didalam silinder. Umumnya mekanisme
Swash-plate mempunyai 3 buah silinder atau lebih. Kompresor jenis ini adalah juga
merupakan kompresor double acting.
40
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
41
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
berputar, ujung bilah akan selalu menempel pada dinding silinder bagian dalam, karena
adanya dorongan gaya sentrifugal dari putaran poros. Pada bagian belakang bilah ada juga
yang diberi pegas agar dapat menekan lebih kuat dan rapat. Gas masuk melalui saluran
hisap, dimampatkan dan didorong oleh bilah-bilah yang berputar untuk keluar melaui
saluran buang. Seperti pada jenis bilah tetap, pada jenis ini di saluran suction dilengkapi
dengan strainer dan pada saluran discharge terdapat katup check valve.
PD DC2 DR2 H N n ……………… (3.9)
Dimana PD = Piston Displacement, Desakan piston, Volume Langkah [L/S]
DC = Diameter silinder luar (rumah silinder) [dm]
DR Diameter silinder dalam (silinder eksentrik) [dm]
H = Tinggi silinder [dm]
N = Revolusi poros engkol per detik [RPS = rotasi per sekon]
n = Jumlah silinder
42
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
43
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1. Pembuatannya sulit
2. Harganya mahal
3. Hanya untuk kapasitas besar
Kompresor jenis ini digunakan di refrigerasi-refrigerasi industri dan sistim tata udara yang
mempunyai kapasitas lebih dari 175 kw.
44
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1. Mempunyai efisiensi yang tinggi pada range kondisi beban yang lebar.
2. Mempunyai desakan volumetrik yang tinggi per satuan ukuran/kapasitas.
Kerugian :
1. Mempunyai karakteristik head-capacity yang rata
2. Hanya untuk kapasitas-kapasitas yang besar.
45
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
dari kompresor sentrifugal adlah dari 125 KW sampai 35.000 KW. Kompresor sentrifugal
merupakan mesin berkecepatan tinggi, yaitu antara 3000 sampai dengan 18.000 rpm atau
bahkan lebih besar. Refrigeran yang umum digunakan adalah : R12, R22, R502, R134a,
dan amoniak. R22 dan R134a sangat ideal digunakan untuk design evaporator temperatur
tinggi, sedang R502, R12 dan amoniak digunakan jika membutuhkan kapasitas
Refrigeransi yang besar atau design evaporator temperatur rendah. Jika beban pada
evaporator menjadi terlalu kecil maka head termodinamik yang diperlukan untuk
menangani volume uap yang berkurang akan melebini head maximum dimana kompresor
bekerja pada kecepatan tertentu. Jika titik ini yang terkenal dengan Surging point atau
pumping limit tercapai, maka kerja kompresor menjadi tidak stabil dan kompresor mulai
berisik. Dengan kontrol kapasitas yang baik, bebn pada kompresor sentrifugal dapat
dikurangi sampai dengan 10% beban rancangan tanpa melampoui surging point dari
kompresor.
Kontrol kapasitas dari kompresor sentrifugal adalah dengan cara merubah-ubah kecepatan
kompresor atau melalui penggunaan bilah-bilah pengarah inlet variabel/bilah-bilah
presotasi, atau dapat juga dengan membypass gas buang kompresor. Pelumasan kompresor
sentrifugal dapat dilakukan dengan menggunakan pompa yang digerakkan oleh poros rotor
atau ompa olie yang digerakkan secara terpisah oleh motor yang dilengkapi dengan sebuah
penampang olie. Pemanas oli juga biasanya dipasang di penampang olie untuk mencegah
pelarutan refrigeran yang berlebihan selama waktu shut-down. Saringan olie juga
digunakan pafa semua kompresor sentrifugal.
46
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
47
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
48
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
RPM K RPM M
DK
DM
Puli Motor
Puli Kompresor
RPM K DK RPM M DM
Gambar 3.10 Hubungan putaran dan diameter puli
kompresor dan puli motor.
49
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
50
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
engkol. Pada setiap rotasi poros engkol, batang penghubunga dan poros engkol (eksentris)
akan terselup ke dalam oli sehingga oli akan terpercik ke dalam silinder- silinder, bearing
dan semua permukaan yang bergesekan. Biasanya pada bagian bawah batang penghubung
dipasang semavam ekop atau pelat sendok untuk meningkatkan oercikan, atau membantu
menekan oli melalui saluran-saluran oli. Pada tipe paksa, oli dipaksa mengalir dengan
tekanan melalui saluran-saluran oli diporos engkol, batang penghubung dan permukaan-
permukaan gesek yang laian. Oli tersebut disirkulasi oleh suatu pompa oli yang kecil yang
terletak didalam crankcase kompresor dan biasanya pada akhir poros engkol. Saringan oli
(oil Strainer) biasanya diletakkan di suction inlet dari pompa oli untuk mencegah
mesuknya benda-benda asing ke pompa atau bearings. Suatu skakelar pengaman oli (Oil
pressure failure safety switch) juga harus dipasang pada kompresor dengan sistem
pelumasan paksa.
51
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
9. pada suhu tinggi dan rendah harus tetap dapatmemberikan pelumasan yang baik.
52
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
dengan pelumas, sehingga dievaporator dan saluran hisap, pelumas tetap encer dan mudah
dibawa kembali ke kompresor.
R-22 dan R-502 pada suhu tinggi mudah bercampur dengan pelumas, tetapi pada suhu
rendah pelumasnya memisah dengan refrigeran, hal ini terjadi terutama di evaporator.
Minyak pelumas yang memisah menjadi lebih kental sehingga tidak dapat/sulit kembali ke
kompresor. Pelumas yang tertinggal di evaporator akan me;apisi bagian dalam evaporator
sehingga menurunkan perpindahan panas di evaporator, dan hanya dapat kembali jika
evaporator dipanaskan/difrost.
53
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
aktual dari kompresor yang dilakukan oleh perusahaan dan yang kemudian dituangkan di
dalam suatu tabel yang disebut : data-data spesifikasi kompresor/condensing unit. Seperti
telah diketahui, baik kapasitas refrigerasi dan daya yang dibutuhkan oleh kompresor
bervariasi terhadap kondisi uap refrigeran yang masuk dan keluar kompresor. Pada data-
data spesifikasi perusahaan, biasanya kapasitas refrigerasi dan daya yang dibutuhkan oleh
kompresor didasarkan atas temperatur hisap jenuh (saturated suction temperature).
Temperatur suction jenuh adalah temperatur saturasi tekanan uap pada inlet suction
kompresor, dan temperatur discharge jenuh adalah temperatur saturasi tekanan uap pada
discharge kompresor. Superheating juga diperhitungkan pada data-data spec. perusahaan,
dimana superheat dapat terjadi di evaporator, saluran suction di dalam ruang pendinginan
atau dalam liquid-suction heat exchanger, yang akan menghasilkan pendinginan yang
berguna. Sedang superheating yang terjadi di luar ruang pendinginan akan menjadi beban
kompresor.
Pemilihan kompresor biasanya tidak kritis, karena kapasitas kompresor yang ada tidak
selalu tepat dengan yang dibutuhkan dan kondisi-kondisi sistem tidak selalu konstan
sepanjang waktu. Untuk memilih kompresor, diperlukan 3 buah data yaitu :
1. kapasitas refrigerasi yang dibutuhkan.
2. temperatur suction Jenuh rancangan.
3. temperatur discharge jenuh hasil rancangan.
Pemilihan kondensing unit juga seperti pemilihan kompresor, hanya saja didasarkan pada :
1. kapasitas refrigerasi yang dibutuhkan.
2. temperatur suction jenuh hasil rancangan.
3. jumlah dan temperatur media kondensasi.
Contoh uspesifikasi kompresor ditunjukkan pada tabel berikut :
54
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
4. Shan K Wang, Handbook of Air Conditioning and Refrigeration, 2nd edition, Hill
International, 2001, Chapter 10 dan Chapter 11.
Soal-soal Latihan :
1. Suatu Kompresor jenis terbuka (open) mempunyai puli yang berdiameter 250 mm,
terhubung dengan puli motor yang berdiameter 75 mm diameter. Jika kecepatan putar
motor adalah 1750 rpm, tentukan kecepatan putar kompresor.
2. Bila kecepatan kompresor pada soal no 1 di atas, diturunkan hingga 400 rpm, tentukan
kombinasi diameter puli yang baru.
3. Hitung desakan piston dari kompresor dua silinder yang berputar pada 1500 rpm, jika
diameter silinder = 5 cm dan strok = 5 cm.
4. Bagaimana hubungan antara volume refrigeran yang dikompresi dengan kerja yang
dilakukan kompresor.
5. Bila diketahui suatu kompresor terdiri dari 4 silinder dengan bore (diameter silinder)
dan stroke (langkah piston) masing-masing silinder adalah 3 cm dan 4 cm, dengan
putaran kompresor sebesar 900 RPM, tentukan piston displacement kompresor. Bila
kompresor digunakan pada sistem yang bekerja pada temperatur evaporasi -5 °C bar
dan temperatur kondensasi 40 °C, tentukan kapasitas pendingin sistem tersebut.
6. Hitunglah jumlah panas yang dibuang di kondensor per satuan waktu.
7. Bagaimana memilih kompresor dari katalog yang ada. (contoh kasus, misal katalog
terbitan Bitzer)
55
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB IV
KONDENSOR
6.1. Pengantar
Kondensor merupakan komponen yang berfungsi untuk melepaskan kalor dari refrigeran
ke lingkungan luar. Kalor yang dilepas berasal dari kalor yang diserap di evaporator dan
kerja yang diberikan oleh kompresor. Dengan demikian temperatur kondensor haruslah
lebih tinggi dari temperatur lingkungan. Untuk mendapatkan temperatur kondensor yang
lebih tinggi, temperatur kondensasi refrigeran yang mengalir di dalam evaporator harus
bertekanan tinggi. Akibat pelepasan energi/kalor ke lingkungan, refrigeran mengalami
perubahan fasa dari fasa uap menjadi fasa cair.
Berdasarkan keterangan di atas, maka besarnya kalor yang dilepas di kondensor dapat
dituliskan sebagai:
Qc = Qe + W
Yang mana : Qe adalah kapasitas kompresor atau besarnya kalor diserap di evaporator dan
W adalah kerja diberikan pada sistem karena proses kompresi. Untuk jenis kompresor open
56
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
(terbuka), maka W sama dengan daya output motor, sedangkan untuk kompresor jenis
hermetik atau semi hermetik, W sama dengan daya input kompresor.
Bila persamaan (6.1) kita tuliskan kembali dengan mengeluarkan Q e, akan diperoleh
persamaan berikut ini :
( )
Dengan demikian diperoleh suatu faktor yang disebut sebagai Heat Rejection Factor
(HRF), yang boleh didefinisikan sebagai perbandingan antara besar kalor yang dilepaskan
di kondensor terhadap kalor yang diserap di evaporator. Pada tabel 6-1 dan tabel 6-2
ditunjukkan besarnya HRF untuk berbagai kasus.
57
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Di dalam sistem refrigerasi dan tata udara, kondenser yang digunakan ada 3 jenis,
yaitu :
1. Air Cooled Condenser
2. Water Cooled Condenser
3. Evaporative Condenser
58
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Beban kalor yang harus dilepas dikondensor
Kecepatan udara, V =
C p x T x x Luas Penampang kondensor
Kecepatan udara normal biasanya berkisar antara 2,5 sampai dengan 6 m/s. C p
adalah panas jenis udara sekitar kondensor, T adalah selisih temperatur udara melewati
kondensor, dan adalah rapat massa udara sekitar kondensor.
Uap Refrigeran
95ºF
[35ºC]
panas
85ºF subcooler
[29ºC]
Cairan Refrigeran, Subcooled
59
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Tabel 4.3. : Laju pengotoran untuk berbagai jenis air pada temperatur 52oC
Kecepatan alir
Jenis air
< 1 m/s > 1 m/s
1 air laut 0,0005 0,0005
2 air payau 0,002 0,001
3 air menara pendingin
a. diolah 0,001 0,001
b. tak dioalh 0,003 0,003
4 air kota/air sumur 0,001 0,001
5 air sungai 0,002 0,001
6 air danau 0,001 0,001
7 air berlumpur 0,004 0,002
8 air destilasi 0,0005 0,0005
60
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
61
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
a) aliran paralel;
b) aliran silang;
c) aliran berlawanan.
Permukaan air yang terbuka tersebut termasuk :
1. Tetesan-tetesan air yang jatuh
2. Permukaan air yang ada di wadah
3. Semua permukaan air yang membasahi menara pendingin
ropeller fan
spra
su p
Udara
luar
85ºF 95ºF
[29ºC] [35ºC]
e ondenser Dari ondenser
62
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Kapasitas refrigerasi dalam sistem (kW) sebanding dengan beban menara dibagi
beban kondenser per kW kapasitas pendingian (heat rejection factor).
Evaporative Condenser
Evaporative condenser merupakan kombinasi dari sebuah menara pendingin
dengan sebuah kondenser.
Prinsip pendinginan kondenser ini menggunakan metode pendinginan evaporative,
dimana panas yang berasal dari kondenser akan digunakan untuk menguapkan tetesan air
yang bergantung pada Twb dari udara masuk ke evaporative condenser. Makin rendah T wb,
maka evaporative condenser akan makin efektif. Kapasitas evaporative condenser akan
meningkat dengan meningkatnya jumlah laju sirkulasi udara.
Beberapa evaporative condenser dilengkapi dengan koil desuperheating yang
dipasang pada saluran udara keluar. Jadi, sebelum hot gas masuk ke evaporative
condenser, terlebih dulu masuk ke dalam koil desuperheating agar suhunya turun dan laju
pembentukan kerak serta kapasitas kondenser akan turun pula. Juga seringkali dipasang
liquid receiver pada wadah air di evaporative condenser dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah cairan dingin lanjut/subcooled.
63
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
pump
refrigerant vapor
sump
condenser coil
fill
Kontrol Kondenser
Kontroler HLP diperlukan sebagai :
1. Alat pengaman kompresor
2. Pelindung alat terhadap kerusakan yang ditimbulkan karena tingginya tekanan
dan suhu kondenser jika aliran air terhambat atau tertutup.
Untuk mengontrol suhu kondensasi dibutuhkan alat untuk mengontrol kapasitas
kondenser misalnya, dengan mengatur kecepatan kipas kondenser, menggunakan damper
kondenser, menggunakan solid state modulating fan speed control atau dengan
menggunakan kondenser by pass control.
Kapasitas Kondenser
Beban Kondenser
Pembuangan panas total sama dengan panas yang diserap di evaporator ditambah dengan
energi yang setara dengan kerja kompresor.
Beban kondenser = kapasitas kompresor x faktor pembuangan panas
Pemilihan Kondenser
Air Cooled Condenser
Pemilihan air cooled condenser bergantung pada :
64
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1. Kondisi operasi
2. Jenis kipas
3. Kapasitas kondenser
65
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Soal-soal latihan :
1. Sebutkan fungsi kondensor, jelaskan
2. Jelaskan prinsip kerja cooling tower
3. Apa yang dimaksud dengan heat rejection factor
4. Apa yang dimaksud dengan beda temperatur kondensor, bagaimana cara menentukan
beda temperatur tersebut.
66
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB V
EVAPORATOR
67
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Evaporator Pelat
Ada beberapa jenis evaporator pelat, salah satu diantaranya adalah dua buah pelat
logam yang mempunyai bentuk-bentuk alur tertentu digabung dan dilas jadi satu sehingga
refrigeran dapat mengalir diantara alur-alur yang terdapat pada kedua pelat tersebut.
Evaporator jenis ini banyak terdapat pada lemari es, freezer rumah tangga dan lain-lain,
karena mudah dibersihkan, ekonomis untuk diproduksi dan tersedia dalam berbagai model.
Jenis lain adalah pipa yang sudah dibentuk dipasang diantara dua buah pelat yang
dilapis jadi satu, dimana rongga diantaranya biasanya divakumkan atau diisi suatu cairan
yang disebut cairan eutetic. Cairan ini mampu menyimpan ennergi panas (thermal energy
storage/TES), dimana penyimopanan tersebut dilakukan pada saat terjadinya pencairan
atau pelebahan dan pelepasan panas pada saat pembekuan.
Evaporator jenis ini berguna untuk instalasi pendingin cairan dimana beban
pendingin puncak berubah-rubah secara periodik.
68
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
69
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
70
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Bila ditinjau dari sisi pendinginnya maka, besarnya kalor yang diserap dari fluida yang
didinginkan akan sebanding dengan hasil perkalian antara laju aliran massa fluida yang
didinginkan dengan kalor jenis fluida, Cp dan selisih penurunan temperaturnya, T. Hal
tersebut dapat dutuliskan sebagai :
QE m cf C p T
Bila ditinjau dari sisi pendinginnya maka, besarnya kalor yang diserap dari fluida yang
didinginkan akan sebanding dengan hasil perkalian antara laju aliran massa fluida yang
QE U A LMTD
U adalah koefisien perpindahan kalor menyeluruh, sedangkan A adalah luas permukaan
perpindahan kalor (luas efektif evaporator). LMTD adalah perbedaan temperature rata-rata
logaritmik (Logaritmic Mean Temperatur Difference) antara kedua fluida.
71
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Soal-soal Latihan :
1. Sebutkan fungsi evaporator.
2. Sebutkan jenis-jenis evaporator.
3. Apa yang dimaksud dengan ETD (Evaporator Temperature Difference)? Jelaskan
bagaimana cara menentukannya.
4. Tentukan langkah pemilihan evaporator dari katalog. (contoh kasus, gunakan katalog
Buffalo atau yang ada). Lampirkan katalog tersebut pada lembar tugas anda, dan beri
tanda.
5. Bila diinginkan suatu kabin pendingin sebesar -15 °C, dengan kelembaban 95%,
tentukanlah besarnya temperatur evaporasi. Bila refrigeran yang digunakan adalah
R22, tentukan besarnya tekanan kerja evaporasinya.
6. Carilah dan buatlah penjelasan tentang istilah berikut : Coil and baffle assemblies,
Double pipe Cooler, Baudelot Coolers, Tank-type Cooler, Shell and Coil Cooler, Shell
and Yube Chiller, Dry Expansion Chiller, Spray-type Chillers.
72
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB 6
KONTROL ALIRAN
73
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
tekanan yang rendah di evaporator sehingga refrigeran di evaporator menguap pada suhu
yang rendah.
Alat kontrol aliran atau alat ekspansi ada 7 macam, yaitu :
1. Katup ekspansi manual (Hand Expansion Valve)
2. Katup apung sisi tekanan rendah (Low Side Float Valve)
3. Katup apung sisi tekanan tinggi (High Side Float Valve)
4. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic Expansion VAlve)
5. Katup ekspansi otomatis (Automatic Expansion Valve)
6. Katup ekspansi elektronik (Electronic Expansion valve)
7. Pipa kapiler
6.2. Katup Ekspansi Manual (HEV)
Sistem refrigerasi yang menggunakan alat ini harus selalu diawasi oleh operator
agar dapat memberikan jumlah refrigerant tertentu yang sesuai dengan keperluan dan
keadaan sistem. Volume refrigerant yang mengalir ke evaporator diatur dengan membuka
atau menutup katup ekspansi tersebut. Perbedaan tekanan antara lubang (orifice) dan
besarnya lubang pembukaan katup yang diatur oleh operator menentukan volume
refrigerant yang mengalir. Kerugian utama katup ekspansi manual yaitu katup tersebut
tidak terpengaruh dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan beban dan tekanan
evaporator pada sistem. Katup harus diputar untuk disesuaikan dengan perubahan beban
dan tekanan evaporator. Katup ekspansi manual umumnya diipakai untuk refrigeran yang
besar karena mempunyai beban pendinginan yang tetap sehingga katup tidak perlu sering
diputar sedangkan kompresor harus bekerja terus-menerus. Alat ini tidak tepat digunakan
untuk sistem yang bebannya berubah-ubah dan sistem yang berkapasitas kecil, serta yang
kompresornya bekerja sambil berhenti untuk memepertahankan suhu yang tetap karena
jumlah refrigerant yang harus dialirkan berubah-ubah dan katup harus sering diputar-putar.
74
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Cup/Tutup
pelindung
Ulir Pengatur
Ke evaporator
Jarum/needle
Orifice
75
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
76
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
77
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
refrigeran cair yang masuk evaporator kurang, sehingga evaporator tidak dingin. Agar
pelampung dapat bekerja dengan baik, tabung harus pada kedudukan mendatar dan tidak
miring.
78
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
(a) (b)
Gambar 6.7. : Katup ekspansi otomatik (a) prinsip kerja (b) kostruksi
Pada waktu kompresor berhenti, tekanan evaporator naik karena tidak ada aksi isap
dan jarum bergerak keatas menutup lubang saluran refrigeran. AXV mengatur jumlah
refrigeran yang masuk ke evaporator untuk menjaga tekanan di evaporator dan saluran isap
tetap konstan sehingga beban kompresor menjadi konstan juga. Saat kompresor kembali
79
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
80
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
TXV yang baik menyensor perubahan suhu refrigeran yang keluar dari evaporator, dan
kemudian informasi ini diteruskan melalui kapiler berupa perubahan tekanan. Perubahan
tekanan ini menyebabkan diagfragma berubah dan menekan katup membuka atau
menutup. Bila temperature yang dirasakan oleh sensing bulb naik, artinya evaporator
membutuhkan refrigerant lebih banyak, dan diagfragma akan menekan katup untuk
membuka lebih besar. Isi termal bulb dan pemasangannya harus diperhatikan karena
mempunyai pengaruh yang sangat besar.
Cara pemasangan termal bulb :
1. Pada saluran isap yang lurus dan datar termal bulb dipasang sedekat mungkin dengan
bagian keluaran pipa evaporator. Untuk diameter pipa 5/8" bulb diletakkan pada bagian
atas dan sejajar, karena oli pada saluran isap pada bagian bawah dapat mempengaruhi
suhu termal bulb. Pipa yang lebih besar dari 7/8" bulb diletakkan pada kedudukan jam 4
atau jam 8 sejajar dengan saluran isap.
2. Jika kompresor diletakkan diatas evaporator, sebelum saluran isap naik keatas, pada
bagian yang terendah harus dibuar riser. Bulb diletakkan sebelum riser dan jangan
diletakkan pada riser.
3. Jika bulb harus dipasang pada saluran isap yang tegak, bulb diletakkan dengan bagian
kapiler diatas dan aliran refrigeran didalam saluran isap dari atas ke bawah.
4. Pipa kapiler dan termal bulb jangan sampai menempel pada permukaan pipa yang lebih
dingin suhunya dari termal bulb karena fluida dalam pipa kapiler akan mengembun
sehingga kerja TXV terganggu.
5. Untuk pemakaian suhu rendah bulb diletakkan pada saluran isap di suatu titik yang
suhu bulbnya akan sama dengan suhu evaporator pada saat kompresor berhenti. Bulb
harus diberi isolasi pada saluran isap yang suhunya berada dibawah 0 C dengan isolasi
kedap air agar air tidak membeku didekat termal bulb.
6. Pada evaporator yang direndam dalam bak air dingin, bulb dapat dipasang dibawah
atau diatas permukaan air tersebut.
81
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
82
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
83
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
84
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Refrigeran yang terlalu banyak diisikan dapat menyebabkan bagian luar suction
line mengalami frost dan refrigeran cair masuk ke kompresor sehingga dapat merusakkan
katup kompresor. Bila kekurangan refrigeran, ujung pipa kapiler dan sebagian evaporator
dekat pipa kapiler saja yang terjadi bunga es. Kebersihan dan ukuran pipa kapiler harus
diperhatikan.
Pada tabel 6.1 ditunjukkan perkiraan pipa kapiler yang dibutuhkan untuk berbagai jenis
evaporator dan jenis kompresor
Tabel 6.1 : Penentuan perkiaraan panjang pipa kapiler
85
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Gambar 6.12. : Electronic Expansion Valve (A) konstruksi (b) Sensor temperature
86
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Soal-soal Latihan
1. Sebutkan keunggulan dan kekurangan TXV disbanding dengan kapiler
2. Apa yang dimaksud dengan PCE (Point of Complete Evaporation), jelaskan.
3. Bagaimana cara men-set derajat superheat pada TXV.
87
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB VII
REFRIGERAN
7.1. Pendahuluan
Refrigeran adalah suatu zat yang berfungsi sebagai media pendingin dengan
menyerap panas dari benda atau bahan lain sehingga mudah berubah wujudnya dari cair
menjadi gas dan membuang panas ke benda atau bahan lain sehingga mudah berubah
wujudnya dari gas menjadi cair.
Refrigeran yang digunakan pertama kali adalah ether, dipakai oleh Perkins untuk
mesin kompresi uap tangan. Kemudia dipakai ethil khlorida (C2H5Cl) yang kemudian pula
diganti dengan ammonia pada tahun 1875. Hampir pada waktu yang bersamaan dipakai
belerang oksida (SO2) pada tahun 1874, methil khlorida (CH3Cl) pada tahun 1878, dan
karbon dioksida (CO2) pada 1881, juga ditemukan pernah dipakai sebagai refrigeran.
Semenjak 1910-30-an, banyak refrigeran seperti N2O2, CH4, C2H6, C2H4, C3H8, dipakai
sebagai refrigeran. Hidrokarbon yang tidak mudah terbakar seperti dikloromethana
(CH2Cl2), didikholoroethilene (C2H2Cl2) dan monobromoethana (CH3Br) juga digunakan
untuk mesin refrijerasi dengan pompa sentrifugal.
Dengan komposisi atom fluor, chlor, dan terkadang bromida, freon membentuk refrigeran
dengan range titik didih yang lebar pada tekanan sekitar 1 atm (disebut sebagai normal
88
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
boiling point= titik didih normal atau temperatur jenuh pada tekanan satu atmosfir),
sehingga memenuhi berbagai kebutuhan temperatur kerja yang berbeda untuk berbagai
mesin refrijerasi. Jumlah fluor menunjukan ketidak beracunan dari refrigeran.
CmHnFpClq
R(m-1)(n+1)(p)
89
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
CH4
-164
R-50
CH3F CH3Cl
-78 -23,7
R-41 R-40
Dari gambar tampak bahwa semakin banyak atom khlor, semakin tinggi NBP-nya.
Dari sekian banyak refrigeran derivat dari methana, yang umum dan banyak dipakai adalah
R11, R12, R22. Refrigeran selain yang disebutkan diatas, jarang dipakai selain karena
faktor keamanan (mudah terbakar atau beracun), juga karena faktor NBP-nya yang besar.
90
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
7. Mempunyai titik didih yang rendah, harus lebih rendah daripada temperatur
evaporator yang direncanakan
8. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi yang
tinggi memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipa-pipanya harus
kuat dan kemungkinan bocor besar
9. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari atmosfir.
apabila terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk kedalam sistem.
10. Mempunyai kalor laten uap yang besar, agar jumlah panas yang diambil oleh
evaporator dari ruangan jadi besar
11. Apabila terjadi kebocoran, mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana
12. Harganya murah.
91
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
92
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
2. Pengisian bahan pendingin pada sistim terlalu banyak. Pada sistim yang memakai pipa
kapiler atau katup ekspansi tanpa penumpang cairan (liquid receiver), bagian bawah
kondensor dapat terisi penuh dengan bahan pendingin cair. Keadaan semacam ini sangat
merugikan dapat mengurangi kapasitas perpindahan kalor dari kondensor.
3. Kondensor yang sebagian permukaannya kotor. Kotoran ini dapat merupakan sebagai
isolator, sehingga kapasitas kodensor menurun dan temperaturnya menjadi tinggi.
4. Jika mengalirnya udara atau air yang melalui kondensor tidak cukup, karena aliran
udara terhalang atau tidak mencukupi, maka pegambilan panas dari kondensor menjadi
berukurang.
5. Ada yang buntu di dalam sistim, seperti : pipa kapiler tersumbat, pipa yang gepeng
(pipih) dan lain-lain.
Kondensor dengan pendingin udara, temperatur kondensasinya harus lebih tinggi
30-20 F (16,7-19,5 C) dari temperatur udara ruang atau temperatur udara yang menglair
melalui kondensor. Dari tabel hubungan temperatur dan tekanan untuk bahan pendingin,
jika temperatur kondensasi diketahui, tekanan kondensasi juga dapat dicari untuk tiap-tiap
bahan pendingin yang dipakai.
93
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Bahan pendingin cair dengan titik penguapan dibawah 0 C, jika mengenai tubuh
kita dapat membekukan kulit (frostbite) yang terkena. Kita hurus memakai sarung tangan
dan pakaian pelindung. Mata harus dilindungi dengan kaca mata.
Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair dan terjadi pembekuan kulit,
segera hangatkan yang membeku sampai temperaturnya menjadi sama dengan temperatur
badan kita. Tangan dapat dijepit disela-sela badan (misal ketiak/ketek) atau direndam
dalam air hangat. Apabila terkena mata, mata harus disiram terus menerus dengan air dan
segera pergi ke dokter.
Bahan pendingin dengan titik didih dibawah temperatur ruang (27 - 34 C), jika
mengenai tubuh akan segera menguap, dapat melarutkan lemak pelindung kulit tubuh kita.
Apabila kulit kita sering terkena bahan pendingin tersebut, dapat terkikis menjadi kering.
Untuk melindungi tubuh kita, pakailah selalu sarung tangan dan kaca mata.
94
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Minyak pelumas dan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur dengan
baik tetapi pada bagian tekanan rendah, terutama dievaporator minyak lalu memisah,
karena refrigeran akan menguap sedangkan minyak tidak ikut menguap. Pada pemakaian
temperatur rendah, harus ditambahkan pemisah minyak (oil separator) untuk
mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Pada evaporator yang direncanakan
dengan baik, tidak akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari
evaporator ke kompresor.
R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar daripada R-12.
Jarang sekali terjadi pembentukan air di evaporator pada sistem yang memakai R-22. Ini
sebetulnya bukan merupakan keuntungan, karena didalam sistem harus bersih dari uap.
Kebocoran R-22 dapat dicari dengan halide leak cetector, air sabun dan lain-lain.
95
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
R-12, yaitu 12 ppm (past per million) dari berat jika R-502 bercampur dengan air, harus
diperhatikan agar tidak berhubungan dengan : seng, magnesium, alumunium yang
mengandung lebih dari 2% magnesium, timah solder dan timah untuk penahan kebocoran
pada sil (rotasi seal) dari proses engkol, Bahkan plastik yang dapat dipakai dengan R-22
juga dapat dipakai oleh R-502 misalnya untuk mengikat kumparan motor listrik di dalam
kompresor hermetik.
R-502 dapat bercampur dengan baik dengan minyak pelumas pada temperatur
diatas bahan 82 oC, tetapi dibawah 25 oC minyak akan memisah dan mengapung diatas
bahan pendingin cair. Sifat ini menyebabkan minyak pelumas dapat ikut ke kondensor di
evaporator minyak pelumas tersebut memindah dari pendingin. harus diberi alat khusus
seperti minyak (oil seperator) untuk mengembali minyak pelumas kompresor. Kebocoran
dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air sabun dan lain-lain.
h fg
dimana b
R
Persamaan tersebut diatas menyatakan gradien kemiringan garis (ln p - 1/T).
Dengan menganggap bahwa kalor laten penguapan (hfg) berharga konstan untuk range
tekanan yang kecil, maka hubungan tekanan dan 1/T dengan cara mengintegrasi persamaan
diatas, akan didapatkan hubungan yang linier. Persamaan garis tersebut :
96
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
b
ln p a
T
dengan a merupakan konstanta integrasi.
97
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Kondensor dengan pendinginan udara, suhu kondensasinya harus lebih tinggi 30-20
F (16,7-19,5 C) dari suhu udara ruang atau udara yang mengalir melalui kondensor.
Kondensor dengan pendinginan air. suhu kondensasi harus lebih tinggi dari 15-20
F (8,4-11,1 C) di atas suhu air yang keluar dari kondensator.
Dari tabel hubungan suhu dan tekanan untuk bahan pendingin, jika suhu kondensasi
diketahui, tekanan kondensasi juga dapat dicari untuk tiap-tiap bahan pendingin yang
dicapai.
7.12. Tekanan seluruh Hisap (Suction Pressure atau low side pressure
Tekanan pada sisi tekanan rendah tergantung dari macam bahan pendingin yang
dipakai, suhu dievaporator yang dipakai waktu kompresor sedang bekerja, suhu bahan
pendingin lebih rendah dari pada suhu evaporator. Dengan dasar yang sama suhu
evaporator lebih rendah dari suhu ruang yang didinginkan.
Waktu kompresor sedang bekerja, pada umumnya suhu bahan pendingin akan
berada 10 (5,6, C) lebih dingin dari pada suhu evaporator. Waktu kompresor sedang
berhenti, suhu bahan pendingin dan suhu evaporator menjadi sama.
Evaporator untuk suhu rendah yang dapat terjadi bunga es suhu atau pembekuan,
suhu berada diantara 0 - 25 F (-17-3, 9C). Sedangkan suhu bahan pendingin 10 F (5,6 C)
lebih rendah dari pada suhu evaporator tersebut, atau diantara -10 s/d 15 F (-23,3 s/d -9,4
C).
98
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair dan terjadi pembekuan kulit,
segera hangatkan yang membeku sampai suhunya menjadi sama dengan suhu badan kita.
Tangan dapat dijepit antara kitiak/kelek atau direndam dalam air hangat. Mata harus
disiram terus menerus dengan air dan segera pergi ke dokter.
Bahan pendingin dengan ririk didih dibawah suhu ruang (27 - 34 C), jika mengenai
tubuh akan segera menguap, dapat melarutkan lemak pelindung kulit tubuh kita. Apabila
kulit kita sering terkena bahan pendingin tersebut, dapat terkikis menjadi kering. Untuk
melindungi tubuh kita, pakailah selalu sarung tangan dan kaca mata.
99
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor. Juga tidak dapat larut
ke dalam minyak pelumas tersebut, maka tidak dapat menyerap minyak dari tempat
minyak kompresor. Karena sukar mengembalikan minyak pelumas dari evaporator, kita
harus menambahkan pemisah minyak (oil separator) pada saluran tekan dari kompresor.
Keluar dielektrik dari amonia rendah, tidak dapat dipakai dengan kompresor
hermetik yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. R-1717 dapat mudah larut
dalam air. Pada suhu 0 C, 1 volume air dapat menyeraf 1,148 V amonia .
Tabung amonia dan sistem yang memakai amonia harus dibuat dari tabung besi
atau baja kuat. Kondensornya harus didinginkan dengan air. Gas amonia lebih ringan dari
udara. Jika terjadi kebocoran amonia, kita lebih aman merebahkan diri dilantai daripada
berdiri. Kebocoran pada sistem dengan amonia dapat diketahui dari baunya yang sangat
merangsang hidung dan tenggorokan. Kebocoran yang kecil dapat dicari dengan batang
belerang (sulfur stick). Jika ada gas amonia yang bocor, belerang dapat mengeluarkan
asap putih yang tebal. Kebocoran dapat juga dicari dengan memakai air sabun yang
kental. dioleskan pada sekeliling sambungan pipa. Jika ada gas yang bocor akan terjadi
gelembung-gelembung dari air tersebut.
100
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
tua. Sekarang C02 hanya untuk suhu yang sangat rendah, terutama untuk pembuatan C02
padat (dry ice).
R-744 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, maka tidak dapat
mengambil minyak pelunas kompresor. R-744 juga seperti amonia lebih ringan dari pada
minyak kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan air sabun.
101
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
102
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
R-11 untuk aerosol sering dicampur dengan r-12. untuk menaikan tekanan R-11
tersebut. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector.
103
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
3. Harganya murah.
4. R-12 tidak melarutkan air, tetapi dapat melarutkan hydrocarbon. alkohol, ether, estr
dan ketone, maka R-12 dapat dipakai sebagai bahan pembersih untuk zat tersebut. R-
12 mempunyai kemampuan melarutkan yang sangat besar, maka kita harus hati-hati
jika memakai bahan untuk paking, gasket, vernis dan beberapa macam isolasi di dalam
kompresor hermetik
R-12 terhadap logam-logam yang mengandung magnesium atau alumunium yang
mengandung lebih dari 2% magnesium harus dihindarkan. R-12 merusak karet alam,
tetapi tidak bereaksi terhadap karet sintetis seperti : neoprene dan chloroprene.
R-12 yang banyak dipakai sebagai penyemprot (propellant) yang bukan untuk
makanan. Karena tekanan R-12 sangat tinggi umumnya dicampur dengan R-11 untuk
menurunkan tekanan.
Salah satu sifat yang khusus dari R-12 yaitu pada suhu 20-80 F, mempunyai suhu
dalam derajat Fahrenheit dan tekanan dalam psig yang hampir sama besarnya. Dapat
dilihat pada daftar suhu dan tekan bahan pendingin R-12. Misalnya R-12 70 F mempunyai
tekanan 70,1 psig. R-12 mempunyai kekuyatan dielektrik yang besar, hampir sama dengan
-13, maka dapat dipakai untuk kompresor hermetik tanpa menimbulkan bahaya atau
kesukaran.
Kelebihan R-12 yang dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam semua
keadaan tidak saja mempergunakan mengalirkan minyak pelumas kembali ke kompresor,
tetapi juga dapat menaikan efesiensi dan kapasitas sistem. Evaporator dan kondensator
akan bebas dari minyak pelumas yang dapat mengurangi kemampuan perpindahan dari
kedua alat tersebut. R-12 masih dapat bercampur dengan minyak pelumas sampai suhu -
90 F (-68 C). Dibawah suhu tersebut minyak pelumas akan mulai memisah. Minyak
pelumas lebih ringan dari pada bahan pendingin, maka minyak akan mengumpul pada
bagian atas dari bahan pendingin, maka minyak akan mengumpul pada bagian atas dari
bahan pendingin cair tersebut.
R-12 apabila bercampur dengan api yang sedang terbakar atau pemanas listrik yang
sedang bekerja, dapat membentuk suhu gas yang sangat beracun. Kebocoran dapat dicari
dengan halide leak detector, electrinic leak detector, air sabun.
104
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Pemakaian : (-100 s/d -60 C) untuk suhu yang sangat rendah, dilaboratorium untuk
pekerjaan yang khusus.
Titik didih -114,6F (-18,4 C) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 177,1 psig pada 5 F dan
tekanan kondensasi 545,6 psig pada 84 F. Suhu kritis 84 F dan tekanan 1 atm, maka suhu
kondensor tidak boleh melebihi 29 C. kalor laten uap 63,85 Btu/ib pada titik didih.
R-13 dipakai pada tahun 1945. diketahui untuk pemakaian pada suhu sangat
reendah sampai -100 C, biasanya pada tingkat terendah dari dua atau tiga tingkat sisten
cascade dari 1/2 sampai 100 DK.
R-13 dipakai untuk mengantikan R-22 atau R-502 pada pemakaian suhu yang
sangat rendah. R-13 dipakai dengan kompresor torak, biasanya dalam sistem cascade yang
kondensornya didinginkan oleh sistem lain dengan R-22 R-12 atau R-502.
Pemakaian R-13 memerlukan pengawasan yang sangat cermat, karena pada suhu
rendah tegangan penyusutan dari logam yang dipakai di evaporator sangat besar.
Pelumasan tersebut sukar sekali dikembalikan ke kompresar. Kita harus memakai oil
separator untuk mencegah pelumas mengalir ke evaporator.
R-13 adalah bahan pendinginan yang aman. Kebocoran dapat dicari dengan halide
leak detector, electronic detector dan lain-lain.
105
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Pada suhu rendah freon TF mudah disimpan dan dapat dipakai berulang-ulang.
Pada suhu rendah freon silvent juga dapat dipakai untuk mengeringkan air pada
bagian-bagian yang suhu dikeringkan. Dengan memasukkan freon solvent ke dalam satu
komponen, misalnya evaporator. Air di dalam komponen tersebut dapat dikeringkan atau
dilarutkan oleh solvent tersebut.
Kebocoran dapat dicari dengan halide leak cetector atau electronic leak detactor,
tetapi bahan pendingin di dalam sistem tekanannya dapat naik sampai 40 psig.
106
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Titik didih -28,3 F (-33,5 C) pada 1 atm. Tekanan penguapan 16,4 psig pada 5 F
dan tekanan kondesasi 112,9 psig pada 86 F. Kalor laten uap 88,5 Btu/Ib pada titik didih.
R-500 adalah suatu campuraan azeotrope dari R-12 (73,8% dari berat) dan R-152
A difluoro Ethane (26,2% dari berat). R-500 juga disebut carrene-7, pada umumnya hanya
dipakai untuk mesin-mesin refrigerasi buatan Carrier. Seperti bahan pendingin golongan
fluorocarbon yang lain, R-500 tidak dapat terbakar , tidak beracun dan stabil. R-500
mempunyai daya campur sama dengan R-12.
Keuntungan R-500 terhadap R-12 :
1. Jika dipakai dengan mesi yang sama, dapat memberikan kapasitas 18% lebih besar
2. Dapat dipakai dari daerah 60 Hz dengan R-12 ke daerah 50 Hz dengan R-500 pada
mesin yang sama akan memberikan kapasitas yang sama pula.
Pererakan torak yang diperlukan lebih besar dari pada R-22 tetapi lebih kecil
daripada R-12, Jika dipakai dengan mesin yang sama dan untuk tujuan yang sama, R-500
dapat memberikan 18% lebih besar daripada aR-12 suatu uni dengan R-12 yang
kapasitasnya hendak dinaikan 18%, kita dapat mengusahakan dengan hanya menukar
bahan pendingin saja dengan R-500.
Jumlah putaran motor listrik berbanding lurus dengan besarnya frekwensi. Motor
listrik 60 Hz yang bekerja didaerah 50 Hz, jumlah putaranya hanya tinggal 5/6 bagian dan
pergerakan toraknya juga berkurang 18 %. Kompresor hermetik 60 Hz dengan R-12, akan
memberikan kapasitas yang sama jika dipakai untuk daerah 50 Hz dengan R-50 daya listrik
yang diperlukan juga hampir sama. R-50 mempunyai kemampuan menyerap air yang
sangat besar. Apabila hendak diisi dengan R-500, sebelumnya sistem harus dibuat vakum
dengan pompa vakum yang khusus, agar semua air dan uap dapat dikeluarkan. Selain itu
sistem juga harus memakai pengering (drier) untuk menyerap sisa air yang masih tertinggal
di dalam sistem. Mengisi sistem lemari es dengan R-500 tekanan tinggi dan sisi tekanan
rendah lebih tinggi. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak
deterctor, air sabun atau zat warna dan lain-lain.
107
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
R-503 adalah satuan campuran azeotrope dari R-13 (59,9% dari berat) dan R-23
(40,1% dari berat). R-503 mempunyai titik didih yang lebih rendah dan kapasitas yang
lebih tinggi daripada R-13.
R-503 hampir meyerupai ethylene, tetapi tidak mudah terbakar, bahan pendingin
R-503 dipakai untuk suhu yang sangat rendah pada sistem cascade dengan R-12, R-22
atau R-502. Pada sistem cascade dipakai pada tingkat terendah. Sampai suhu 90 C).
Pada suhu rendah R-503 mempunyai kemampuan untuk menyerap kemampuan
untuk menyerap lebih banyak daripada bahan pendingin yang lain. Kita harus ingat bahwa
pada suhu rendah memerlukan sistem-sistem yang betul-betul kering. Air yang tidak larut
dengan bahan pendingin akan membeku menjadi es pada waktu melalui alat mengatur
bahan pendingin dari sistem.
Pada suhu rendah minyak pelumas tidak dapat ikut bersirkulasi dengan oil
separator atau alat lain untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Kebocoran
dapat dicari dengan halide leak detector atau electrinic leak detector.
Soal-soal latihan
1. Sebutkan fungsi refrigerant pada system refrigerasi kompresi uap
2. Bagaimana cara menentukan/penamaan refrigerant
3. Jelaskan jenis refrigerant dank ode warna tabung yang digunakan
4. Apa yang dimaksud dengan NBP pada refrigerant, dan apa pentingnya
5. Apa yang dimaksud dengan ODP dan GWP, jelaskan
6. Sebutkan refrigerant alternative pengganti CFC atau HCFC, yang ramah lingkungan.
7. Apa yang dimaksud antifreeze, Jelaskan
8. Jelaskan yang dimaksud dengan refrigerant sekunder
9. Sebutkan beberapa contoh refrigerant sekunder
10. Kapan dalam suatu system digunakan refrigerant sekunder.
108
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
109
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB VIII
PEMIPAAN REFRIGERANT
110
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
6. Kuningan
7. Gelas
Tembaga
Secara industri sebagian besar tembnaga digunakan sebagai penukar kalor,
karena mempunyai sifat konduktifitas thermal yang baik. Sesuai dengan
perkembangan dalam teknologi pemurnian, kemurnian tembaga telah diperbaiki dan
sekarang tembaga yang paling murni mempunyai konduktifitas thermal 103%.
Hantaran panas 20 C telah diperbaiki dari 0,923 (cal/cm derajat detik) dalam tahun
1950 an sampai 0,941 (cal/cm derajat detik) dalam tahun 1970 an.
Sifat-sifat mekanis dari tembaga tergantung dari pengerjaan yang dilakukan. Sifat-
sifat tembaga antara lain :
Penghantar panas yang baik
111
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
112
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
113
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Pada sistem refrigerasi dan tata udara menggunakan bahan pipa baja yang
dilapis dengan bahan tahan korosi (Galvanized Steel). Bahan pelapisnya biasanya
seng.
Banyak dijumpai pada sistem refrigerasi dan tata udara yang menggunakan
refrigeran R-717 (amonia). Tetapi pipa tembaga tidak digunakan pada sistem yang
menggunakan R-717 karena amonia pada pipa tembaga mudah bereaksi menjadi
karat.
114
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
115
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Dengan ketentuan di atas, maka dapat dimaklumi bila ukuran pemipaan pada
sistem refrigerasi akan memenuhi ketentuan :
Ǿliquid line < Ǿdischsrge line < Ǿsuction line ……………………………….(8.1)
Material Pipa
Pada umumnya tipe material pipa yang digunakan untuk pemipaan sistem
refrigerasi bergantung pada ukuran dan instalasi refrigeran yang digunakan dan
spesifik minimum yang diinginkan untuk pemipaan refrigerasi dengan mengacu
pada tipe dan berat dari material pipa, metode penyambungan dan sebagainya
adalah bagian standar dari The Standard Safety Code for Mechanical Refrigeration
(ASA B9.1).
Material yang digunakan pada pemipaan refrigerasi pada umumnya
menggunakan baja hitam, tembaga, besi tempa dan kuningan. Material-material
tersebut sesuai untuk semua jenis refrigeran yang akan digunakan kecuali tembaga
dan kuningan tidak dapat digunakan untuk refrigeran jenis amonia. Sebab jika
terjadi pengembunan maka amonia akan merusak non ferous metal.
116
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Pipa tembaga mempunyai banyak keuntungan, diantaranya lebih tahan korosi dan
mudah dalam penginstalasian dibandingkan dengan yang lainnya.
Material pipa harus mempunyai beberapa persyaratan di bawah ini:
1. Pipa tidak boleh rusak oleh refrigeran atau minyak pelumas, melalui fisik
maupun kimia.
2. Pilihlah pipa yang paling cocok
3. Jika hendak dipakai pipa fleksibel, misalnya karet, pilihlah yanmg tahan
tekanan tinggi. Bila menggunakan pipa karet, sebaiknya segera diganti
jika terlihat menggelembung atau rusak. Sebaiknya pipa karet diganti
secara periodik. Perhatikan khusus ditujukan untuk pipa karet yang mudah
rusak oleh refrigeran monochloro difluoromethane.
4. Pakailah pipa tanpa sambungan dari baja, paduan tembaga atau
aluminium.
5. Jika bagian luar dari pipa dikenai air (misalnya pada pendinginan udara),
sebaiknya tidak digunakan pipa aluminium dengan kemurnian kurang dari
99,8%. Sedangkan pipa yang digunakan tahan korosi.
6. Tabel di bawah ini memberikan jenis dan ukuran pipa yang biasanya
digunakan untuk melayani refrigeran tertentu.
117
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
118
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
119
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Mencari kebocoran harus dilakukan pada setiap komponen dari sistem yang dialiri
bahan pendingin, terutama pada bagian yang ada sambungannya, pipa yang berkarat
pada bagian bawah evaporator, pipa evaporator yang tertusuk benda tajam dan lain-
lain.
Beberapa cara dan alat mencari kebocoran yang banyak dipakai yaitu :
1. Mencari kebocoran dengan air sabun (soap bubbles)
2. Diberi tekanan lalu direndam dalam air
3. Alat pencari kebocoran dengan nyala api (Halida Torch)
4. Detektor kebocoran elektronik (Electronic leak detector)
5. Mencari kebocoran dengan zat pewarna (colored tracing agent)
120
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Selain sabun juga dapat memakai minyak yang encer atau lain macam cairan yang
khusus dibuat untuk mencari kebocoran tersebut sperti : Search (the liquid leak
detector), D-Tekt (Bubble leak detector), Leak spot (Bubble despenser), Rectorseek
leak locator, Leak finder foam, Drop and dap leak detector dan lain-lain.
121
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
hijau. Dari tempat yang diperiksa kita dapat melihat perbedaan nyala apinya, kita
dapatr mengetahui tempat yang bocor. Jika kebocorannya sedikit maka akan terlihat
sedikit kehijau-hijauan dan pada kebocoran yang besar maka akan terlihat warna
hijau dan ungu.
Nyala api dari halida torch jangan terlalu besar karena dalam kebocoran yang kecil
tidak akan mengubah atau mempengaruhi nyala apinya.
Nyala api dari halida torch akan berubah-ubah sbb :
Tidak ada kebocoran bahan pendingin ----------L biru
Sedikit kebocoran bahan pendingin ----------L hijau
Kebocoran bahan pendingin yang besar ----------L ungu (pupple)
Bahan pendingin tidak berbahaya tapi bahan pendingin yang sedang terbakar
berbahaya bagi kesehatan kita, maka jangan bernafas terlalu lama di dekat api
halida torch yang warna hijau atau ungu.
Menggunakan halida torch harus hati-hati jangan sampai merusak bagian yang
sedang diperiksa atau menimbulkan kebakaran ruangan sekitarnya harus bersih dari
sisa-sisa bahan pendingin agar nyala apinya tidak mengganggu. Pada tempat yang
diperiksa kebocorannya harus ada sedikit udara yang mengalir, agar bahan
pendingin yang bocor bersama udara yang mengalir dapat diisap oleh ujung slang
karet dari pipa leak detektor. Pada waktu mencari kebocoran harus didekatkan
sedekat mungkin pada bagian yang sedang diperiksa kebocorannya, tetapi jangan
sampai menempel. Apabila ujung slang karet seluruhnya menempel dengan pipa,
maka tidak ada udara yang dapat diisap dan nyala apinya akan padam.
Dalam ruanagn yang banyak sekali terdapat kebocoran bahan pendingin, mencari
kebocoran dengan nyala api sangat sulit. Kita harus menunggu sampai bahan
pendingin habis tertiup udara atau memakai alat kebocoran lain.
122
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
123
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
124
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
1. Dossat, Principles of Refrigeration, 2nd ed., John Wiley and Sons, Chapter 19
Soal-soal latihan
1. Apa fungsi pemipaan
2. Jelaskan bagaimana cara menentukan ukuran liquid line dan suction line
3. Jelaskan bagaimana cara penyambungan pipa refrigerant
4. Jelaskan bagaimana dan untuk apa dipasang riser pada sistem refrigerasi.
125
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
BAB IX
KOMPONEN PENDUKUNG
126
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Alat ini dapat mengontrol tekanan dan jumlah refrigeran yang mengalir
dalam sistem refrigerasi.
Alat kontrol refrigeran dapat bekerja secara manual atau automatik, karena
perbedaan tekanan atau oleh pengaruh luar.
Contoh alat kontrol refrigeran dalam sistem trainer adalah :
katup ekspansi
evaporator pressure regulator
pipa kapiler
127
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
HLP
thermostat
Heat exchanger
128
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Filter drier
Alat ini dipasang pada daerah liquid line atau sebelum TXV dan sight glass.
Cairan refrigeran harus tetap di jaga agar tetap bersih dari kotoran apalagi sebelum
masuk TXV, dimana TXV ini sangat rawan terjadi penyumbatan dan kalau ini terjadi
maka sistem itu akan berjalan tidak sempurna dan suhunyapun tidak tercapai.
Sehingga diperlukan alat yang dapat menyaring cairan refrigeran dari kotoran-
kotoran dan sekaligus mengeringkan yaitu filter drier.
Sight glass
Alat ini dipasang setelah filter dryer dan berguna untuk melihat apakah yang
melewati sight glass benar-benar cair dan juga untuk melihat cukup satu tidaknya
refrigeran yang mengalir dalam sistem.
129
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Solenoid valve
Guna dari sol-valve adalah untuk menghentikan atau meneruskan cairan
refrigeran dalam sistem refrigerasi, dimana pengaturannya dilakukan kumparan yang
dialiri oleh arus listrik
Solenoid valve terdiri dari sebuah kumparan dimana pada bagian tengahnya
terdapat sebuah inti besi yang mudah dibuat magnet (plunger). Apabila kumparan
dialiri arus listrk, maka kumparan akan berubah menjadi elektromagnet yang akan
mengangkat plunger ke tengah kumparan, dan akibatnya akan membuka katup (NC).
Dan apabila arus listrik diputuskan medan magnet pada kumparan akan hilang dan
plunger tersebut akan turun sendiri karena beratnya sendiri dan mengakibatkan akan
menutup katup. Kartup solenoid valve ini terdiri dari dua macam yaitu :
1. Normally Close (N/C)
2. Normally Open (N/O)
130
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
131
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Thermostat
Kegunaan alat ini adalah untuk mengatur temperatur ruangan agar dapat
dipertahankan pada temparatur yang konstan pada batas suhu yang telah di tentukan.
Alat ini termsuk jenis on/off automatic control dan dapat dipakai untuk mengatur
temperatur rendah (cooling) maupun temperatur tinggi (heating).
Manifold gauge
Manifold gauge atau disebut juga pressure gauge, adalah alat bantu mekanik
yang berfungsi sebagai penunjuk tekanan kerja pada sistem. Manifold gauge ini
terdiri dari dua jenis, yaitu High pressure gauge dan low pressure gauge.
132
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
lever switch
kontaktor
junction terminal
pilot lamp
termometer digital
MCB adalah suatu pengaman pemutus rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman
thermis (bimetal) untuk beban lebih dan juga dilengkapi pengaman relay untuk arus
lebih / arus hubungan singkat. Fungsi MCB adalah sebagai pengganti sekering untk
instalasi penerangan dan motor -motor listrik.
Volt-meter berfungsi untuk menunjukan besar tegangan listrik yang dipakai pada
sistem. Dalam hal ini besar tegangan listrik yang terjadi adalah 220 volt, saat setelah
sistem dioperasikan .
Ampere-meter akan menunjukan besarnya arus listrik yang terjadi pada sistem.
Semakin tinggi perbedaan tekananpada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah
pada sistem arus yang terjadi akan semakin besar. Juga jika refrigeran terlalu banyak.
Time Delay Relay adalah suatu komponen yang termasuk sebagai kontrol
pengaman. Dalam trainer ini timer berfungsi untuk menunda arus awal yang cukup
besar masuk ke dalam alat-alat ukur yang mempunyai tahanan dalam rendah.
Lever Switch digunakan sebagai saklar on/off pada sistem. Switch yang digunakan
dalam trainer II ini merupakan switch jenis togel denga pengunci. Switch tersebut
mempunyai satu pole atau dua pole.
Kontaktor adalah komponen listrik yang berfungsi untuk melewatkan arus menuju
komponen yang dituju dengan menggunakan saklar on/off sebagai prinsip kerjanya.
133
Bahan Ajar Sistem dan Peralatan RHVAC
Kerja kontaktor ini didasarkan pada pada suatu kumparann yang dialiri arus, dimana
saklar N/O atau N/C akan membuka atau menutup sesuai dengan ada/tidaknya arus
yang masuk didalamnya.
Junction Terminal pada prinsipnya hanya sebagai penghantar arus listrik dari dan
menuju alat-alat kontrol.
Pilot Lamp digunakan sebagai indikator bahwa sistem atau komponen yang
dihubungkan / paralel dengannya sudah bekerja. Pada trainer pilot lamp dipasang
pada power, yang berfungsi sebagai indikator bahwa telah ada arus yang masuk ;
HLP, indikasi bahwa pada sistem terjadi troubel ; sol-valve sebagai indikator bahwa
solvalve sedang bekarja.
1. Dossat, Principles of Refrigeration, 2nd ed., John Wiley and Sons, Chapter 19
Soal-soal latihan :
1. Jelaskan cara pemasangan komponen pendukung di atas, jelaskan pula maksud
pemasangan tersebut
2. Gambarkan kelistrikan untuk pemasangan thermostat dan pressurestat unutk
tujuan NO maupun NC
3. Gambarkan pemasangan starting relay dan overload pada kompresor 1 fasa.
134