Anda di halaman 1dari 2

Heat Balance pada Diesel Engine

Posted by blogengineeringindonesia pada Juli 29, 2008


Heat balance pada mesin diesel dilakukan untuk mengetahui komposisi energi mulai dari yang
dihasilkan oleh bahan bakar sampai dengan yang dikonversi menjadi kerja mekanik. Kerugian akibat gas
buang, dan sistem pendinginan.
Dari analisis empiris, maka perhitungan heat balance untuk sebuah mesin diesel diperlukan untuk
mengetahui kondisi mesin.
Secara general bagan konversi energi sebuah mesin diesel dapat dilihat sebagai berikut:

Dari gambar dapat disimpulkan bahwa energi dari bahan bakar yang dianggap 100% input dapat di
break down menjadi sebagai berikut:
1.
2.

Kerja Mekanik (44%).


Kerugian gas buang (29%).

3.
4.
5.

Kerugian karena pendinginan air (21%).


Kerugian karena pendinginan oli (4%).
Kerugian karena radiasi (2%).

Komposisi diatas diperoleh dari pengalaman mengukur berbagai macam mesin dan data empirik dari
pabrikan.
Contoh kasus:
1.
2.

Jika temperatur gas buang naik maka persentase karena gas buang akan naik, maka dampak
buruknya kerja mekanik akan menurun. Hal ini berakibat pada borosnya SFC mesin, karena
untuk jumlah bahan bakar yang sama namun kerja yang dihasilkan mesin turun.
Jika sistem pendingin buruk, mesin terlalu dingin, maka kerugian juga besar.

Proses pembakaran pada motor diesel terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Tahap satu, mulai dari terangkatnya jarum injektor sampai mulai pelepasan panas
disebut periode ignition delay. Pada tahap ini bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang
bakar mengalami proses persiapan secara fisika dan kimia untuk pembakaran.
2. Pada tahap dua, campuran udara- bahan bakar yang terakumulasi selama periode
ignition delay dan dalam rentang campuran yang bisa terbakar, terbakar secara
spontan.
3. Tahap tiga, mulai dari akhir tahap dua sampai akhir injeksi bahan bakar merupakan
periode pembakaran difusi. Pada periode ini bahan bakar disemprotkan pada flame
yang sudah ada.
4. Tahap empat merupakan periode difusi dan akhir pembakaran dari bahan bakar yang
tersisa di ruang bakar.
Analisis termodinamika data tekanan ruang bakar merupakan perangkat yang sangat berguna
untuk analisis pembakaran. Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu analisis laju
pembakaran (burn rate analysis) dan analisis pelepasan panas (heat release analysis).
Analisis laju pembakaran terutama digunakan untuk menentukan sudut pembakaran
pada motor bensin dan untuk mendapatkan fraksi massa yang terbakar yang dinyatakan
dengan skala antara 0 dan 1. Analisis pelepasan panas biasanya digunakan untuk studi
pembakaran motor diesel. Laju pelepasan panas merupakan parameter yang penting karena
berpengaruh terhadap kebisingan pembakaran (combustion noise), laju kenaikan tekanan, dan
emisi NOx. Proses pembakaran dinyatakan sebagai laju pelepasan panas pada setiap posisi
sudut engkol. Perhitungan pelepasan panas didapat dari diagram tekanan ruang bakar dan
volume ruang bakar fungsi sudut engkol. Nilai kumulatif (integral) dari laju pelepasan
panas mengindikasikan efisiensi pembakaran.

Anda mungkin juga menyukai