Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM SIMULASI PROSES

ASPEN HYSYS NGL FRACTIONATION

MODUL 6

Disusun Oleh :

VIVIAN PUTRI TIYANANDARI

3335170041

KELOMPOK B1

JURUSAN TEKNIK KIMIA. FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN

2020
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Saat ini perkembanga industry berlangsung secara cepat, hal ini disebabkan
karena banyaknya produsen yang berlomba-lomba untuk meningkatkan teknologi
untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Pada industry kimia dalam prosesnya
diinginkan menghasilkan produk dengan kemuarnian yang tinggi. Tujuan tersebut
dapat dicapai dengan unit pemisahan seperti filtrasi, sedimentasi dan destilasi. Pada
praktikum ini digunakan proses pemisahan campuran dengan menggunakan destilasi
berdasarkan tingkat fraksinasinya.

Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan dengan kuantitas tertentu dari sutu
campuran (padat, cair), dibagi dalam beberapa jumlah yang kecil (fraksi) komposisi
perubahan menurut titik didihnya. Fraksinasi biasanya digunakan dalam industry
LPG dan NGL.

NGL(Natural Gas Liquefaction) merupakan gas alam yang dicairkan dengan cara
didinginkan pada temperature sekitar -160ᵒC dan pada tekanan atmosfer. NGL
fractionation merupakan salah satu metode yang digunakan untuk dapat
menghasilkan NGL dengan cara pemisahan berdasarkan titik didih dan tingkat
fraksinasinya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui pengaruh
temperature terhadap tray, pengaruh tekanan terhadap tray, dan untuk
mengetahui kegunaan shortcut column.
DIAGRAM ALIR PENYELESAIAN MASALAH

Pertama, buka aplikasi aspen hysys v10

Pilih file, kemudian pilih unit of measure

Kemudian pilih field, klik Copy, setelah itu ganti nama


dengan CSTR

Lalu ubah satuan untuk mass flow menjadi kg/h, temperatur


dalam derajat celcius dan tekanan dalam atm, klik OK

Kemudian klik, new lalu klik case

Langkah pertama, masukkan komponent yang kita gunakan


dalam proses pembuatan metil laktat

Klik component list, lalu kita pilih asam laktat, metanol,


metil laktat dan air
`
Setelah semua component list dimasukkan, kita beralih ke
fluid packages

Pada fluid packages kemudian pada menu setup kita pilih


UNIQUAC

Setelah itu, kita pilih Binary Coefficiens, lalu klik unknown


only. Maka akan muncul angka pada tabel

langkah selanjutnya yaitu kita pilih reactions. Pada set type


kita pilih kinetics, setelah itu klik "Add to FP"

Kemudian akan muncul Active reactions Rx1. Kita klik 2


kali, kemudian kita masukkan seluruh komponent list yang
telah diinput sebelumnya

Setelah itu, kita isi Stoich. Coeff untuk reaktan bernilai -1


dan untuk produk bernilai 1

Kemudian kita ubah base component yaitu asam laktat, Rxn


phase menjadi combine liquid
Pada bagian forward reactions kita masukkan nilai A = 2500
dan nilai E = 32400 kJ/kmol

Untuk basis unit kita gunakan kmol/m^3 sedangkan untuk


rate units kita gunakan kmol/m^3.h

Ketika semuanya sudah ready, maka kita masuk ke


simulation

Pada kasus ini, peralatan yang kita gunakan adalah Mixer,


HE dan reactor

Pertama, buat umpan masuknya berupa asam laktat dan


metanol

Kita pilih sream berwarna biru, setelah itu kita ubah


namanya menjadi asam laktat. Kemudian kita masukkan
suhu, temperatur dan laju awal dari umpan

Untuk conditions yang kita gunakan untuk asam laktat yaitu,


suhunya 25ᵒC, tekanan = 1 atm dan mass flow = 1619 kg/h
Setelah itu, kita pilih composition. Kita pilih mole fraction,
setelah itu kita masukkan angka 1 untuk asam laktat
sedangkan untuk komponen lain masukkan angka 0

Setelah OK, kita lanjut untuk memasukkan umpan yang


kedua yaitu metanol

Kita pilih sream berwarna biru, setelah itu kita ubah


namanya menjadi metanol. Kemudian kita masukkan suhu,
temperatur dan laju awal dari umpan.

Untuk conditions yang kita gunakan untuk metanol yaitu,


suhunya 25ᵒC, tekanan = 1 atm dan mass flow = 2411 kg/h

Setelah itu, kita pilih composition. Kita pilih mole fraction,


setelah itu kita masukkan angka 1 untuk metanol sedangkan
untuk komponen lain masukkan angka 0

Setelah OK, lalu kita lanjutkan langkah berikutnya.

Kemudian kita masukkan Mixer


Setelah itu, kita isi untuk inletnya yaitu asam laktat dan
metanol, untuk outlet kita ketik MIX-1

Setelah ok, kemudian kita masukkan peralatan yang


selanjutnya yaitu HE

Kemudian kita masukkan HE, setelah itu untuk inlets kita


pilih MIX-1, untuk Outlet kita ketik HE-1 dan untuk
energy kita ketik QHE

Setelah itu kita pilih worksheet, pada kolom HE-1 kita


ubah temperature menjadi 100ᵒC dan tekanan menjadi 2
kPa. Hal ini disesuaikan dengan kondisi operasi reactor.

Setelah OK. Kemudian kita masukkan reactor.

Reactor yang kita gunakan adalah reactor CSTR. Untuk


inlet kita pilih HE-1, untuk oulet di vapor kita ketik V1
dan untuk liquid kita ketik L1, dan untuk energy kita
ketik Qreaktor

Kemudian kita pilih menu reactions, pada reaction set


kita pilih set-1
Setelah itu kita pilih menu dynamics, lalu kita isi vessel volume =
1000 m^3 dan liquid volume sebesar 75%

Kemudian kita pilih menu worksheet, setelah itu kita ubah suhu
keluaran L1 sebesar 95ᵒC

Jika sudah OK, maka kita bisa lanjutkan untuk langkah


selanjutnya

Kemudian, tambahkan shortcut column

Setelah itu, untuk inlet pilih L1, untuk condenser duty ketik SC1-
CondQ, untuk destillate ketik SC1-Ovhd, untuk reboiler duty
ketik SC1-Reb Q dan untuk bottom ketik SC1-bttm

Kemudian klik parameter

Masukkan variabel yang diketahui, untuk komponen light key


adalah air, untuk komponen heavy key adalah metil lactat dengan
mole fraction : 0.01
Masukkan nilai tekanan kondenser 2300 kPa, tekanan reboiler
2400 kPa, dan external reflux = 1.5

Kemudian didapat hasil, Spec.Value : 17.41 lbmol/h, jumlah


tray = 12 dan optimal feed stage = 7

Jika sudah OK, pilih destillation column

Kemudian, untuk inlet stream pilih L1, dengan inlet stage = 7,


untuk number of stage ketik 12, dan condenser pilih full reflux

Setelah itu, untuk condenser energy ketik DC1-CondQ, untuk


Ovhd vapor out ketik DC1-Ovhd, untuk reboiler energy ketik
DC1-Reb Q dan untuk bottom liquid out ketik DC1-bttm

Kemudian klik NEXT

Setelah itu, pilih once trought. Lalu klik NEXT


Kemudian, masukkan tekanan condenser = 2300 kPa dan
tekanan reboiler = 2400 kPa. Lalu klik NEXT

Setelah itu, masukkan nilai temperatur condenser = 120ᵒC dan


temperatur reboiler = 250ᵒC. Lalu klik NEXT

Kemudian, masukkan nilai reflux ratio = 1.5. Lalu klik done

Setelah itu, pilih monitor. Lalu klik dua kali pada Ovhd Vap
Rate

Kemudian masukkan nilai Ovhd Vap Rate dari hasil shortcut


column = 17.14 lmol/h. Lalu klik RUN

Setelah itu, muncul grafik Tempertur terhadap tray dan tekanan


terhadap tray

Dan didapat kemurnian metil laktat sebesar 98.33%


PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, kita dapat untuk dapat mengetahui pengaruhtemperature


terhadap tray, pengaruh tekanan terhadap tray, dan untuk mengetahui kegunaan
shortcut column. Dalam praktikum ini, terdapat satu soal yaitu

Proses Pembuatan metil laktat, dengan menggunakan bahan asam laktat dan
methanol dengan melalui beberapa tahap, dengan alur pertama mixer dilanjut reaktor
CSTR, dan alat pemisah destilasi.

Diketahui Light Key yaitu air dan heavy key metil laktat, dengan mol
fraction masing-masing 0,001. kondisi tekanan kondensor 2300 kpa dan
tekanan reboiler 2400 dan reflux ratio 1,5. dengan temperature kondensor dan
reboiler 120 dan 250 C. bahaslah grafik antara temperature vs tray, pressure
vs tray beserta jumlah tray dan feed masuk ditray mana, dan berapakan
kemurnian yang didapat dari produk metil laktat?

(kondisi distilasi full reflux dan once-through)

Berikut adalah reaksi pembuatan metil laktat :

C3H6O3 + CH4OH  C4H8O3 +H2O


Gambar 1. Pengaturan unit satuan

Langkah pertama yang kita lakukan adalah sebelum kita pilih new case, kita
harus mengganti unit of measured terlebih dahulu pada pilihan options. Lalu kita pilih
opsi field. Kemudian kita ganti satuan untuk Temperatur yaitu dalam ᵒC, tekanan
dalam atm serta mass flow dalam satuan kg/h.

Gambar 2. Memasukkan component list

Kemudian kita pilih new case, lalu masukkan component list. Bahan yang kita
gunakan adalah asam laktat, methanol, metil laktat dan air. Setelah kita masukkan
komponen list, kemudian kita masuk ke fluid packages.
Gambar 3. Fluid Packages

Pada option fluid packages, kita akan menentukan pilihan persamaan keadaan
termodinamika seperti Peng-Robinson, PRSV, UNIQUAC dan sebagainya.
Kemudian kita pilih UNIQUAC pada fluid packages selection karena UNIQUAC
menggunakan mekanika statistik dan teori quasi-chemical Guggenheim untuk
mewakili struktur cair. Persamaan ini mampu mewakili LLE, Kesetimbangan Uap
Cair (VLE), dan VVLE dengan akurasi yang sebanding dengan persamaan NTRL,
tetapi tanpa perlu faktor non acakan. Model UNIQUAC dapat diterapkan untuk
mempredikai kesetimbangan uap cair sistem multi komponen dengan parameter
energi interaksi sistem biner. Keuntungan menggunakan persamaan UNIQUAC ini
adalah hanya mempunyai parameter yang dapat disesuaikan, mempunyai
ketergantungan yang lebih kecil terhadap suhu, dan dapat diterapkan pada larutan
dengan molekul-molekul yang besar.
Gambar 4. Reactions

Setelah fluid packages selesai, kemudian kita masuk ke reaction. Pada


reaction kita pilih simulation basis manager klik pada bagian Kinetics kemudian
klik Add Rxn. Kita pilih Kinetics karena kita menggunakan stoikiometri dari semua
reaksi, energy aktivasi dan factor frekuensi dalam persamaan Arhenius untuk reaksi
maju dan mundur. Perintah reaksi maju dan mundur untuk setiap komponen dapat
ditentukan. Stoikiometri dari reaksi kemudian kita masukkan dalam stoich
coefficient, dimana positif satu untuk produk dan min satu untuk reaktan.

Setelah semuanya telah terceklis atau ok, maka kita lanjutkan ke proses
simulasi. Dalam proses simulasi kita masukkan peralatan sesuai dengan alur reaksi
kimia. Mulai dari kondisi awal bahan baku kita masukkan tekanan dan suhu awal,
pencampuran dalam mixer, penambahan suhu dengan menggunakan HE sampai suhu
100ᵒC hingga masuk ke reactor. Berikut adalah gambar simulasi dari alur reaksi
kimia pembuatan metil laktat.
Gambar 5. Simulation pembuatan metil laktat
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dalam praktium ini adalah :

1. Evaluasi kenaikan temperature terhadap beberapa variable memberikan


hasil yang berbeda
2. Pengaruh kenaikan temperature terhadap power kompresor yaitu semakin
besar temperature maka nilai powernya akan semakin besar pula
3. Pengaruh kenaikan temperature terhadap laju massa HE yaitu semakin
besar temperature maka nilai laju massa HE konstan
4. Pengaruh kenaikan temperature terhadap molar flow keluaran HE (sales
gas) yaitu semakin besar temperature maka nilai molar flow konstan
5. Pengaruh kenaikan temperature terhadap molar flow LTS liq yaitu
semakin besar temperature maka nilai LTS Liq konstan
6. Pengaruh kenaikan temperature terhadap mole fraction keluaran HE (sales
gas) yaitu semakin besar temperature maka nilai mole fraction konstan
7. Evaluasi kenaikan tekanan terhadap beberapa variable memberikan hasil
yang berbeda
8. Pengaruh kenaikan tekanan terhadap power kompresor yaitu semakin
besar tekanan maka nilai powernya akan semakin besar pula
9. Pengaruh kenaikan tekanan terhadap laju massa HE yaitu semakin besar
tekanan maka nilai laju massa HE semakin menurun
10. Pengaruh kenaikan tekanan terhadap molar flow keluaran HE (sales gas)
yaitu semakin besar tekanan maka nilai molar flow semakin menurun
11. Pengaruh kenaikan tekanan terhadap molar flow LTS liq yaitu semakin
besar tekanan maka nilai LTS Liq konstan
12. Pengaruh kenaikan tekanan terhadap mole fraction keluaran HE (sales
gas) yaitu semakin besar tekanan maka nilai mole fraction semakin kecil
DAFTAR PUSTAKA

[1] Irawan, Anton.2020.Modul Praktikum Refrigerated Gas Plant. Chemical


Engineering Departement University of Sultan Ageng Tirtayasa.

[2] Pambudi, Kukuh, Feta, dkk.2018.Pengaruh Tekanan Terhadap Kerapatan,


Kadar Air Dan Laju Pembakaran Pada Biobriket Limbah Kayu
Sengon.Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai