Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA

PEMICU 3
PROSES SIKLIK

Oleh:
Kelompok 14
Kevin Antonio (1406568091)
Merisa Aulia ( 1406531731)
Faracitra Akuwalifah (1406607861)
Barneus WS (1406607760
Dimas Manggala (1306409375)
Aegerin Hafiz S (1406552830)

Program Studi Teknik Kimia


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Depok
Maret 2016
i

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNya-lah
penulis dapat menyelesaikan Makalah Termodinamika Teknik Kimia ini tepat waktu. Tim penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan,
M.T., sebagai pengajar mata kuliah Termodinamika Teknik Kimia yang telah membimbing
penulis dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis mengucapkan terima kasih juga kepada kedua orang tua, teman-teman, dan
pihak-pihak terkait yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah pemicu 3: Siklus Siklik mata
kuliah Termodinamika Teknik Kimia dan untuk menambah ilmu bagi penulis dan para pembaca
dalam memahami apakah itu Hukum Pertama Termodinamika, aplikasinya, serta analisis lainnya
terkait topik tersebut.

Diakhir kata, tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah penulis yang berikutnya. Penulis berharap supaya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membacanya.

Depok, Maret 2016


Tim Penulis

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
ISI ................................................................................................................................................... 1
Masalah 1 .................................................................................................................................... 1
Masalah 2 .................................................................................................................................... 9
Masalah 3 .................................................................................................................................. 11
Masalah 4 .................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19

ISI
JAWABAN PERTANYAAN
Masalah 1
Anda baru bekerja di perusahaan konsultan. Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah
menyelidiki kelayakan penggunaan tenaga panas Bumi. Di suatu daerah pegunungan tersedia
sumber uap panas bertekanan rendah yang sangat berlimpah sehingga berpotensi menghasilkan
energi listrik beberapa ratus MW bila dapat dibuat alat yang tepat. Diusulkan untuk
menggunakan siklus power plant dengan menggunakan working fluid berupa tetrafluroethane
(HFC-134a) dengan rute seperti pada gambar di bawah ini. Di sekitar lokasi juga tersedia air
dingin dalam jumlah berlimpah (ingat ini di pegunungan).
HFC-134a cair jenuh keluar kondesor pada suhu 21oC dipompa hingga mencapai tekanan
400 psia lalu dialirkan ke boiler dan keluar sebagai superheated vapor. Uap HFC-134a kemudian
diekspansikan pada turbin. Sebagai pilot-plant akan dibuat sebuah power plant dengan kapasitas
2 MW (output bersih, dikurangi daya untuk pompa). Efisiensi turbin adalah sebesar 85%
dibanding proses isentropis dan efisiensi pompa adalah 90%.
a. Berapakah tekanan keluar turbin yang saudara rekomendasikan?
b. Tentukanlah jumlah working fluid yang disirkulasikan per jam.
c. Tentukan kebutuhan daya pompa
d. Cukup layakkah ide ini untuk dilaksanakan? Tuliskan alasan dan saran pengembangan.
Jawaban:
a) Grafik temperatur vs entropi (grafik T-s) dari siklus rankine dari sistem yang kita miliki

Dari grafik T-s di atas, dapat kita lihat bahwa dalam siklus yang kita miliki terdapat dua
buah garis isobarik dan dua buah garis isentropis, yaitu:
1. Garis 12 merupakan proses isentropis pada pompa.
2. Garis 23 merupakan proses isobarik pada boiler.
3. Garis 34 merupakan proses isentropis pada turbin.
4. Garis 41 merupakan proses isobarik pada kondensor.
Dari keterangan diatas, proses 4 1 merupakan suatu proses isobarik dimana
tekanan pada titik 4 dan titik 1 adalah sama, maka dapat kita simpulkan bahwa tekanan dari
working fluid pada titik 4 (sebelum masuk kondensor) adalah sama dengan tekanan
working fluid pada titik 1 (setelah keluar kondensor).

Yang membedakan antara keduanya adalah kualitasnya. Diketahui bahwa pada titik
satu, working fluid memiliki kondisi berupa: saturated liquid dengan temperatur 21 oC.
Untuk mengetahui tekanan pada kondisi tersebut, kita dapat melihat tabel saturated dari
HFC-134a yang terdapat pada lampiran tabel A-10 dari buku Fundamentals of Engineering
Thermodynamics Edisi 7 Moran-Saphiro. Dari tabel A-10 kita dapatkan:

Temperature(oC)

Tekanan(bar)

20

5,716

21

P1

24

6,4566
21 20
1 5,716
=
24 20 6,4566 5,716

Sehingga didapatkan tekanan pada titik 1 adalah 5,9012 bar dimana tekanan di titik 1 sama
dengan tekanan di titik 4 sehingga
P4=P1=5,9012 bar
P4=5,9012 bar=,

b) Tentukanlah jumlah working fluid yang disirkulasikan per jam!


Dari soal yang diberikan, kita diminta untuk mencari tahu laju alir massa ataupun
laju alir volum dari HFC-134a yang kita gunakan pada sistem. Diasumsikan yaitu laju alir
massa.Kita dapat menghitung laju massa melalui neraca energi dari sistem yang kita miliki,
oleh karenanya hal pertama yang harus kita lakukan adalah mendefinisikan neraca energi
dari sistem yang kita miliki. Neraca energi dari sistem yang kita miliki adalah:
Q+W+(m2u2) m1u1 +mout h1+Ep1+Ek1 h2+Ep2+Ek2 = 0

Asumsi :

Steady state sehingga massa masuk = massa keluar

Energi potensial dan energi kinetik diabaikan sehingga EK dan EP = 0

Maka neraca energi dari sistem yang kita miliki akan menjadi:
Q+W+(m2u2) m1u1 +mout h1+Ep1+Ek1 min h2+Ep2+Ek2 = 0
Q+W+m x (h) = 0
Karena sistem yang kita miliki merupakan sistem siklus, maka aliran pada
komponen manapun akan representatif terhadap jumlah aliran feed yang dimasukkan ke
dalam sistem. Sehingga, untuk menjawab soal ini kita hanya perlu meninjau aliran pada
salah satu komponen saja.

Tinjau aliran pada turbin


Diketahui bahwa efisiensi turbin adalah sebesar 85%. Pada turbin, yaitu proses 34
merupakan proses isentropis sehingga dapat kita katakan bahwa S3 adalah sama dengan
S4. Pada titik 3, HFC-134a berada pada fase superheated steam karena pada saat 400 psia
temperature jenuh liquid sebesar 179,95oF. Pada tekanan 400 psia dan temperatur 220 oF.
Beracuan pada tabel superheated steam HFC-134a yang diambil dari sumber internet
(http://www.peacesoftware.de/einigewerte/calc_r134a.php5) didapatkan bahwa:

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa entropi pada kondisi titik 3 adalah
sebesar 1,778 kJ/Kg.K karena s3 = s4 maka entropi pada titik 4 juga sebesar 1,778 kJ/kg.K.
Pada titik keempat, tekanan di titik 4 sama dengan nilai tekanan di titik 1 sehingga pada
titik 4 mempunyai tekanan sebesar 85,859 psia dan entropi sebesar 1,778 kJ/kg.K.
Kemudian, untuk menentukan fraksi dan fase pada keadaan tersebut, menggunakan data
dari internet untuk melihat entropi jenuh uap pada tekanan 85,859 psia. Mencari nilai fraksi
uap dari refrigerant pada saat 85,859 psia:
S4= 1,778 kJ/kg K

Sv = 1,71 kJ/kg.K

SL = 1,10 kJ/kg.K
Dimana untuk mencari fraksi uap yaitu:
4

= =

1,7781,10
1,711,1

= 1.1

Dari fraksi uap yang didapat diketahui bahwa fasanya masih dalam fasa uap
Didapatkan bahwa entropi jenuh uap pada tekanan 85,859 psia adalah sebesar
1.1012 kJ/Kg K. Oleh karena itu:
s4s>svapsaturated
Karena entropi isentropis yang kita miliki untuk titik 4 lebih besar dari entropi uap jenuh,
maka dapat kita simpulkan bahwa fase HFC-134a pada titik 4 masih pada fase superheated.
Selanjutnya diketahui bahwa entalpi pada titik 3 ( 400 psia dan 220oF) yaitu sebesar
463,844 kJ/kg dari entalpi dititik ketiga kita dapat mencari entalpi isentropic pada titik 4
(h4s) dimana S4 = S3 = 1,778 kJ/kg.K . Sehingga kita dapat mencari h4s pada tekanan
85,859 psia dengan mencari suhunya terlebih dahulu
Suhu(oC)

Entropi (kJ/kg.K)

100

1,776

110

1,791

Dengan melakukan interpolasi untuk mendapatkan entropi sebesar 1,778 kJ/kg


x 100
1,778 1,776
=
110 100 1,791 1,776
Didapatkan bahwa suhunya yaitu 100,64 oF
Sehingga entalpi spesifik (H4s) pada 85,859 psia dan 100,64 oF yaitu H4s = 427,59 kJ/kg
Tinjau Bagian Pompa
Selanjutnya diketahui entalpi spesifik pada titik 1 yaitu 228,9 kJ/kg dari entalpi
dititik ketiga kita dapat mencari entalpi isentropic pada titik 2 (h2s). Dengan menggunakan
persamaan
v1 (P2 P1) = h2s h1
1 m3
x 2757902,69 591976,91 Pa = h2s 228,9 kJ/kg
1221,58 kg
= 1,773 kJ/kg + 228,9 kJ/kg = 230,67 kJ/kg

Untuk menghitung laju alir massa dapat digunakan rumus:

Dimana

Sehingga

Sehingga working fluid yang disirkulasikan yaitu 219628,92 kg/hr


c) Tentukanlah kebutuhan daya untuk pemompaan.

d) Cukup layakkah ide ini untuk dilaksanakan dan juga rekomendasi untuk perbaikan sistem ini.
Cukup layak, karena jika kualitas campuran yang melalui turbin sangat rendah akan
berpengaruh pada butir cairan pada sudut turbin yang akan mengakibatkan pengikisan dan
penurunan effisiensi turbin. Dengan adanya pemanasan lanjut, memungkinkan kondisi pada
keluaran turbin dapat mencapai uap panas lanjut sehingga menghilangkan tendesi masalah kualitas
uap yang rendah pada bagian keluar turbin.
Selain itu, untuk semakin menyempurnakan sistem atau dengan kata lain meningkatkan lagi
efisiensi dari tiap komponen dalam sistem, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

Pemanasan Lanjut
Dalam siklus ini, pemanasan dilakukan sampai mencapai keadaan superheated
dengan sistem siklus rankine yang sederhana. Untuk lebih mengerti lebih lanjut maka dapat
dilihat pada gambar sistem siklus rankine dibawah ini.

Pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler
pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan

ulang sebelum memasuki turbin kedua yang bertekanan lebih rendah.

Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi
yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin.

Sistem regenerasi
Konsep siklus ini menyerupai konsep siklus dengan pemanasan ulang. Yang membedakan
adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan
sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang
sama dan mengakibatkan pencampuran temperature. Hal ini akan mengefisiensikan
pemanasan primer.

Masalah 2
Uap bertekanan tinggi (aliran 1) dengan laju 1000 kg/h dengan kondisi 3.5MPa dan 350oC
terkespansi di turbin untuk mendapatkan tenaga/energi. Dua aliran keluar dari turbin. Aliran keluar
(aliran 2) memiliki tekanan 1.5 MPa dan suhu 225oC dengan laju 100 kg/h. Aliran keluar (Aliran
3) memiliki kondisi 0.79 MPa dengan kondisi campuran uap dan air jenuh. Aliran 3 (friksi
diabaikan) dipisahkan lagi menuju tuas /keran penghambat (aliran 4) yang memiliki tekanan 0.10
<Pa dengan suhu 120oC. Diberikan output turbin sebesar 100kW. Tentukan temperatur &
kualitas pada aliran 3 dan perpindahan kalor pada turbin.

Jawaban:

10

1
3
4

a) Tentukan temperature dan kualitas aliran 3

Asumsi masa aliran 4 sangat kecil

Menggunakan table kukus pada0.79 MPa didapat suhu berada pada ~ 170oC, juga
didapat hl = 718 kJ/kg dan hv = 2767 kJ/kg

Jika melewati katup penghambat h = 0, maka h3 = h4

Didapat menggunakan tabel kukus pada P4 = 100 kPa, T4 = 120 C, h4 =2 716 kJ/kg

Pada aliran 3
3 = 4 = 3 + (3 3 )

2716
= 718
+ (2767
718 )

= .

b) Tentukan laju perpindahan kalor ddi turbin

Neraca energy yang terjadi di turbin


= + dimana
= (2 2 + 3 3 1 1 )

Masa pada aliran 3: 1000 / 100 / = 900 /

Mengunakan table kukus superheated steam, didapatkan P1 = 3500 kPa and T1 =


350 oC, h1 = 3106.5 kJ/kg dan P2 = 1500 kPa and T2 = 225 C, h2 = 2861.5 kJ/kg

Sehingga untuk persamaan neraca energinya


(2 2 + 3 3 1 1 ) = +

11

(100

) (2861.5 ) + (900 ) (2716 ) (1000 ) (3106.5 ) =


100

3600

= 4.4

. = /
Masalah 3
Anda diminta merancang sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap dengan refrigerant
air. Ditargetkan suhu penguapannya 10C dan suhu kondensasinya 50C. Ekspansi dengan
menggunakan expansion valve. Kompresor mempunyai efisiensi 76% dibanding proses isentropic.
Kapasitas refrigerasi 1200kW. (a) Dengan mengabaikan pressure drop di evaporator dan di
kondensor, tentukanlah tekanan-tekanan pada sistem. (b) Perkirakanlah power kompresor.
(c) Tentukanlah jumlah air yang disirkulasikan sebagai refrigerant.
(d) Berapakah COP sistem refrigerasi ini. (e) Pada mesin refrigerasi siklus kompresi uap,
fungsi kondensor dan evaporator bisa dibalik dengan mengubah arah aliran refrigerant.
Dengan demikian, mesin ini bisa berfungsi sebagai pendingin di musim panas dan pemanas
di musim dingin. Menurut anda, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Sistem refregerasi:

12

Proses yang terjadi pada siklus kompresi:


- Pada proses 1-2, terjadi proses kompresi isentropik dimana s = konstan, saturated vapor,
superheated vapor (kompresor)
- Pada proses 2-3, terjadi proses pelepasan kalor dimana p = konstan, superheated vapor, saturated
liquid (kondensor)
- Pada proses 3-4 terjadi proses ekspansi isentropik dimana h = konstan, saturated liquid, mixture
liquid-vapor (expansion valve)
- Pada proses 4-1 Proses penyerapan kalor dimana p = konstan, mixture liquid vapor, saturated
vapor (evaporator)

Sehingga dodapatkan :
S1 = S2

h3 = h4

P2 = P3

P4 = P1

Diketahui:
TL = 10

QL = 1200 kW

TH = 50

= 76%

Jawaban:
a) Dengan mengabaikan pressure drop di evaporator dan di kondensor, tentukanlah
tekanan-tekanan pada sistem.

13

T1 = 10 = 50
Pada titik 1 seperti dilihat di gambar air berwujud saturated vapor. Maka dilihat dari
Saturated Steam Table dengan suhu 50 didapat nilai tekanan: P1 = 0,17796 psia
T3 = 50 = 122
Pada titik 3 seperti dilihat di gambar air berwujud saturated liquid. Maka dilihat dari
Saturated Steam Table dengan suhu 122 didapat nilai tekanan: P3 = 1,7891 psia
P2 = P3
Maka, nilai tekanan pada titik 2, P2 = 1,7891 psia
P4 = P1
Maka, nilai tekanan pada titik 4, P4 = 0,17796 psia

b) Perkirakanlah power kompresor (Win)


Pada kompresor analisis sistemnya adalah
= (2 1 )
Mencari nilai h1:
T1 = 10 = 50
Pada titik 1 seperti dilihat di gambar air berwujud saturated vapor. Maka dilihat dari
Saturated Steam Table dengan suhu 50 didapat nilai entalpi: h1 = 1083,4 Btu/lbm
Mencari nilai h2:
Proses 1-2 merupakan proses isentropik dengan S1 = S2
T1 = 10 = 50, nilai entropi didapat dari Saturated Steam Table yaitu S1 = S2 = 2,1262

Nilai P2 = P3
Maka, nilai tekanan pada titik 2, P2 = 1,7891 psia

14

Dengan menggunakan Grafik A-8E (Diagram Entalpi-entropi untuk air dalam satuan
Inggris) pada buku Moran, didapat nilai entalpi h2 = 1240,3 Btu/lb
Mencari nilai :
= 1200
pada sistem evaporator analisis sistemnya menjadi;
= (1 4 )
h1 = 1083.4 Btu/lbm
Dengan T3 = 122, nilai entalpi pada titik 3 dengan wujud saturated liquid:
h3 = h4 = 89,96 Btu/lbm

Maka:
= (1 4 )
1200 = (1083,4 89,96 )

4094570,4 = (1083,4 89,96 )

4094570,4
993,44

= 4121,60815

Nilai-nilai yang sudah didapatkan dimasukan ke persamaan


= (2 1 )
= 4121,60815

)
(1240,3
1083,4

= 4121,60815

156,9

= 646680,32
= 189,523
Maka Power Kompresor yang dibutuhkan bila efisiensi 76% adalah:

15

189,523
=

0,76

= ,
c) Mencari nilai :
= 1200
Pada system evaporator analisis sistemnya menjadi:
4 )
= (1
H1 = 1083,4 Btu/lbm
o
Dengan T3 = 122 F, nilai entalpi pada titik 3 dengan wujud saturated liquid:
H3 = h4 = 89,96 Btu/lbm
Maka:
4 )
= (1

1200 = (1083,4
89,96
)

4094570,4

= (1083,4
89,96
)

4094570,4 /

993,44

= 4121,60815

d) Menghitung COP system refrigerasi


=
=

1200
249,372

= 4,81
e) Untuk menjawab soal bagian ini kita harus terlebih dahulu mengerti cara kerja dari system
refrigerasi
Prinsip kerja mesin pendingin adalah jika motor penggerak berputar maka akan
memutar kompresor. Dengan berputar kompresor, refrigeran akan naik suhu maupun

16

tekanannya. Hal ini disebabkan molekul-molekul dari refrigeran bergerak lebih cepat akibat
proses kompresi. Gas dari refrigeran akan merambat pada pipapipa kondensor dan media
pendinginan.
Bahan pendingin atau refrigeran adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari
gas menjadi cair atau sebaliknya. Untuk dapat terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan
suatu bahan pendingin atau refrigeran yang digunakan untuk mengambil panas dari evaporator
dan membuangnya dalam kondensor.
Kompresor adalah unit mesin pendingin yang berfungsi untuk mengsirkulasi
refrigeran yang mengalir dalam unit mesin pendingin. Jika dilihat dari cara kerja
mensirkulasikan refrigeran,Kondensor mempunyai fungsi melepaskan panas yang diserap
refrigeran di evaporator dan panas yang terjadi selama proses kompresi. Dilihat dari sisi
media yang digunakan kondensor
Evaporator adalah penukar kalor yang memegang peranan yang paling penting didalam
siklus pendinginan, yaitu mendinginkan media sekitarnya. Evaporator berfungsi untuk
mendinginkan udara ruangan atau cairan. Selain itu fungsi eavaporator pada sistem
pendinginan adalah sebagai pipa penguapan. Dilihat dari betuknya, evaporator memiliki
konstruksi yang sama dengan bagian kondensor yang hanya menggunakan diameter pipa lebih
besar dibandingkan pipa untuk kondensor. Didalam tabung dipasang platplat penyekat. Plat
plat tersebut berfungsi sebagai penunjang pipa refrigeran dan mengalirkan cairan yang hendak
didinginkan, sehingga dapat mengalir tegak lurus pada pipa dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian lajulaju perpindahan kalor semakin baik karena kontak antara cairan yang
hendak didinginkan dalam pipa refrigeran dapat dibuat lebih baik.
Pipa kapiler adalah pengatur bahan pendingin atau refrigeran pada sistem pendinginan
yang ditempatkan pada antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Refrigeran cairan yang
mengalir melalui pipa kapiler terjadi pressure drop yang berarti tekanan dan suhunya diturunkan
sesuai dengan kebutuhan evaporator.
Jadi dalam satu system refrigerasi, ada 2 output termal yang berbeda, pada output pertama
suhu akan didinginkan melalui refrigerant yang melewati evaporasi sehingga volumenya
bertambah dan suhu nya menurun drastis, sedangkan output kedua suhu akan dipanaskan melalui
refrigerant yang melewati kondensor sehingga volume dan tekanan akan dimampatkan sehingga
suhu refrigerant akan naik menjadi lebih panas karena kalor akan dibuang dari refrigerant. Jadi

17

saat kita membalikan arah refrigerant dalam suatu system refrigerasi (asumsi AC di suatu kamar)
maka output dari system itu akan bertukar sehingga dapat digunakan sebagai penghangat ruangan.

Masalah 4
Sebuah unit pendingin rumah tangga menggunakan tetrafluoroethane sebagai refrigeran mencakup
dua kompartemen: bagian freezer (dingin) dan bagian kulkas (kurang dingin). Untuk menghasilkan
wilayah dua suhu, unit menggabungkan dua katup throttle. Pertimbangkan unit pendingin dimana
suhu freezer adalah -20 F, suhu kulkas adalah 40 F, dan suhu kondensasi untuk bertukar panas
ke dalam ruangan adalah 100 F. kompresor beroperasi dengan efisiensi 0,5.

a) Kita dapat mempertimbangkan siklus standar regfrigerator, dimana perubahan tidak


berhubungan sehingga dua temperature untuk pendinginan tidak bergantung satu sama lain
(20oF dan 40oF) maka dibutuhkan dua buah evaporator. Masing masing refrigerator memiliki
refrigerant yang memiliki fasa liquid dan vapor. Besar tekanan yang terjadi pada siklus dapat
dilihat melalui gambar mid=sedang, lo= rendah, hi= tinggi. Penggunanan throttle digunakan
untuk menambahkan tekanan.

18

b) Suhu ada setiap tempat / setiap tekanan dapat dicari dengan melihat diagram refrigerant
dimana liquid vapor ada pada suhu 20oF , 40oF, 100oF. Total pendinginan yang dapat
diberikan adalah perbedaan entalpi uap jenuh di PLO (Hv di 13 psia = 100 BTU / LBM) dan
untuk cairan jenuh di PHI (Hl pada 140 psia = 45 BTU / LBM).

Saat 1/3 pendinginan dilakukan di dalam lemari es, H keluar dari evaporator pertama di P =
50 psia akan 45 + 1/3 (100-55) = 63 BTU / lbm (H Refrigerator = 18 BTU /lbm). 2/3 lain
dari pendingin untuk freezer adalah pada P = 13 psia (H Freezer = 100-63 = ~ 36 BTU /
lbm). Untuk kompresor, jika cocok, mulai dari uap sat'd pada P = 13 psia (H = 100 BTU /
lbm dan S = 0,23 BTU / lbm-R) dan terkompres secara isentropik ke PHi = 140 psia di mana
H = 123 BTU / lbm dari grafik. Dengan demikian, ( H) S = 23 BTU / lbm. Sebagai
kompresor = 0,5 dari masalah, sebenarnya H akan sama (23 BTU / LBM) / (0,5) = 46 BTU
/ lbm untuk menempatkan keluar dari kompresor di Phi = 130 psia dan H = 100 + 46 = 146
BTU / lbm. Posisi ini menempatkan suhu tertinggi dalam siklus.

c) Suhu tertinggi adalah bahwa keluar kompresor = 220 F (lihat diagram). Suhu terendah di
evaporator (# 2) di freezer = -20 F.

19

DAFTAR PUSTAKA
ASME Steam Tables Compact Edition, Properties of Saturated and Superheated Steam in
U.S. Customary and SI Units from the International Standard for Indsutrial Use.

Borgnakke, C. dan Sonntag, R.E. (2009) Fundamentals of Thermodynamics, 7th Edition.


NJ : John Wiley & Sons, Inc.

Cengel, Y.A., Boles, M.A. 2002. Thermodynamics an Engineering Approach. Fourth Ed.
Mc. Graw-Hill

Maron, H. Samuel and Jerome B. Lando. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry.


New York : Macmillan Publishing.

Moran, J. Michael, Shapiro N. Howard. 2006. Fundamentals of Engineering


Thermodynamics. London : John Wiley & Sons, Inc.

Smith, J.M. ; H.C. Van Ness and MM. Abbot. 2005. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics 7th edition. New York : McGraw-Hill
Wark, Knneth. 1983. Thermodynamics. United States : McGraw- Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai