lain:
1. Etilen (Ethylene), sebanyak 200.000 ton/tahun yang dipasok dari Timur Tengah dan
domistik (PT. Chandra Asri) melalui pipa.
2. Garam Industri (Industrial Salt), sebanyak 630.000 ton/tahun yang dipasok dari
Australia dan India.
3. Tenaga Listrik, sebesar 152 MVA yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
4. Oksigen (Oxygen), diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia (Alindo) dan sebagian
diproses sendiri.
5. Air Industri, diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI)
PT. ASC adalah salah satu industri yang menghasilkan produk bahan baku kimia
dasar, antara lain:
1. Caustic Soda (NaOH 100%); 370.000 ton/tahun
2. Flake Caustic Soda (F-NaOH 98%); 30.000 ton/tahun
3. Sodium Hypochlorite (NaClO); 25.000 ton/tahun
4. Vinyl Chloride Monomer (VCM); 400.000 ton/tahun
5. Polyvinyl Chloride (PVC); 285.000 ton/tahun
6. Hydrochloric Acid (HCl); 67.000 ton/tahun
8
Garam Industri
NaOH
Plant
C/A
Listrik
NaClO
HCl
Cl2
Etilen
Oksigen
Plant
VCM
Cl2
sanitasi,
Pemutih
EDC
VCM
Bahan Baku
PVC
VCM
Plant PVC
PVC
2.2
2.2.1
Dissolver) dengan menggunakan air industri, sehingga terbentuk larutan NaCl 300
10
gr/lt. Larutan ini kemudian diumpankan ke dalam reaktor pada tahap pemurnian
pertama. Dengan penambahan beberapa bahan kimia, ion-ion pengotor dalam larutan
garam tersebut dinon-aktifkan. Kemudian dimasukkan ke dalam tangki penjernihan
(Clarifier), sehingga kotorannya mengendap dan dapat dipisahkan. Larutan garam
tersebut lalu di saring dengan menggunakan saringan pasir (Sant Filter) agar diperoleh
larutan yang benar-benar bebas dari pengotor.
Pada tahap pemurnian kedua, larutan garam (Brine) Lalu diumpankan ke dalam
Brine Resin Tower (Anion / Cation Bed) yang menggunakan Resin Chelatin (R-Na2).
Resin tower ini digunakan untuk mengikat ion-ion pengotor yang masih terikut dalam
larutan garam. Larutan garam yang sudah bersih ini kemudian disebut sebagai BRP
(Purified Brine).
Proses
selanjutnya
BRP
direaksikan
menggunakan
proses
elektrolisa
Na+ + Cl-
Cl-
Cl2 + e-
Bagian Katoda:
H2O + e-
H2 + OH-
Na+ + OHNaOH
________________________________________
NaCl + H2O H2 + Cl2 + NaOH
11
Kual i t as
Dam p ak pa da
li n gkungan
Konsum si
li st ri k
Konsum si
st eam
= B ai k
= S edan g
= Buruk
Katoda
12
2.2.2
proses. Pada seksi pertama Etilen di-klorida (EDC) dihasilkan dari Klorinasi langsung
(Direct Chlorination) Etilen di dalam phase cair dan pada seksi kedua melalui
Oxychlorination. Kedua reaksi tersebut adalah reaksi eksotermis. EDC yang terbentuk
dari kedua proses di atas lalu dimurnikan melalui tahapan distilasi (distilasi EDC).
Pada seksi ketiga EDC direngkah (Cracked) membentuk VCM dan HCl dengan
konversi 50-55%. Reaksi perengkahan ini adalah reaksi endothermis. EDC yang tidak
bereaksi (tidak terkonversi menjadi VCM) dipisahkan dalam unit distilasi VCM. VCM
disimpan di dalam tangki dan HCl dikembalikan ke unit Oksiklorinasi sedangkan EDC
yang tidak bereaksi dikembalikan ke dalam seksi pemurnian EDC (distilasi EDC).
13
Klorine
EDC FF
EDC
Distillation
Recycle EDC
Ethylene
Oxychlorination
Oxygen
VCM Distillation
EDC
Cracking
HCl
VCM
Liquid + Gas
By Product
By Product Recovery
katalis
C2H4Cl2 + 180 kJ
katalis
Reaksi antara gas Etilen, oksigen dan HCl berlangsung di dalam reaktor
berkatalis padat yang terfluidisasi. Gas tersebut diumpankan melalui bagian dasar
reaktor dengan menggunakan distributor gas yang didesain secara khusus. Panas reaksi
digunakan untuk menghasilkan uap panas (steam). Steam ini kemudian digunakan pada
seksi yang lain sebagai media pemanas.
Gas hasil reaksi dilewatkan melalui cyclone untuk memisahkan partikel katalis
dan gas EDC, dimana parikel-partikel padat dikembalikan lagi ke dalam reaktor. Gas
kemudian didinginkan secara mendadak (quenching), dan produk EDC akan
meninggalkan quencher melalui bagian atas, kemudian di kondensasi dan dinetralisasi.
Hasil dari proses ini dinamakan Crude EDC. Untuk pemurniannya Crude EDC ini
14
dikirimkan ke unit distilasi EDC. Air yang terbentuk dari hasil reaksi diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL /waste water treatment). Gas yang tidak terkondensasi
dikirim kembali ke reaktor dan sebagian kecil dibakar di incinerator. Gas yang direcycle tersebut mengandung Etilen dan oksigen yang tidak bereaksi.
c. Proses Perengkahan EDC (EDC Cracking Section)
EDC kemudian dikirimkan ke seksi VCM plant untuk diproses selanjutnya
dengan pemecahan rantai sehingga terbentuk VCM dan HCl. Reaksi terjadi pada suhu
500oC. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan bahan bakar LPG dan gas
Hidrogen.
C2H4Cl2
Heat
C2H3Cl + HCl
EDC direngkah (Cracked) membentuk VCM dan HCl dengan konversi 50-55%
terhadap EDC. EDC yang tidak bereaksi dipisahkan dalam unit distilasi VCM. VCM
disimpan di dalam tangki dan HCl dikembalikan ke dalam unit Oksiklorinasi sedangkan
EDC yang tidak bereaksi dikembalikan ke dalam seksi distilasi EDC
Sebagian HCl gas juga dikirimkan ke HCl plant untuk di jadikan HCl 33%Wt.
Di ASC terdapat 3 unit HCl plant; 2 unit di C/A plant dan 1 unit di VCM plant.
ini
merupakan
teknologi
CHISSO
Jepang,
yang
telah
15
merupakan
proses
pemisahan
VCM
yang
tidak
yang
bebas
VCM
kemudian
dikeringkan
dan
diayak.
16
Pada Proses penyaringan, raw water (bahan baku air) disaring melalui sand
filter (saringan pasir) untuk menghilangkan suspended solid, dan selanjutnya air yang
sudah tersaring tersebut dialirkan melalui carbon active untuk mengurangi kandungan
organik dan menghilangkan sisa Klorine bebas (residual free Chlorine). Produk dari unit
ini kita sebut dengan Industrial Water (WI) dan disimpan dalam tangki atmospherik.
b. Demineralizer Unit,
Air umpan unit demineralizer ini adalah industrial water / filtered water. Unit ini
terdiri atas beberapa unit resin penukar ion, yaitu cation exchange tower, vacuum
degassifier dan anion exchange tower. Produk dari unit ini adalah, Demineralize Water
(WD) dan disimpan dalam tangki khusus WD.
Baik filtration unit maupun demineralizer unit, untuk mempertahankan daya
gunanya, perlu dilakukan proses backwash dan regenerasi.
Disamping, dua produk air diatas, Utility Plant juga mensuplai Portable Water
(WN) untuk kebutuhan sanitasi (MCK) dan juga menyediakan kebutuhan air untuk
kegiatan pemadaman kebakaran (WF), bilamana terjadi kebakaran didalam lingkungan
pabrik.
2.3.2
dalam bentuk cair. Udara umpan setelah dikompressi dialirkan melalui suatu adsorber
untuk menghilangkan uap air dan gas CO2, kemudian di kirim ke unit destilasi untuk
memisahkan campuran Oksigen dan Nitrogen. Unit ini didesain mampu menghasilkan
Oksigen dengan kemurnian yang tinggi sebagai salah satu raw material yang diperlukan
oleh VCM plant, pada reaktor OHC.
Gas Nitrogen yang dihasilkan digunakan juga untuk beberapa kebutuhan sebagai
inert gas seperti pembilasan jalur/pipa dari gas yang mudah terbakar atau sealing gas
pada tangki-tangki EDC maupun WD, disamping itu juga dipergunakan untuk
kebutuhan lain seperti untuk pengujian kebocoran alat atau pipa.
17
2.3.3
kompresi udara luar. Udara tekan ini, digunakan terutama untuk menghasilkan Air
Instrument (AI), melalui proses adsorsi uap air dengan mengunakan alumina gel
sebagai media adsorbent. AI ini digunakan untuk menggerakan alat-alat instrumentasi
(Kontrol Valve) yang terpasang disemua plant.
Disamping untuk menghasilkan AI, Udara tekan juga digunakan untuk beberapa
kebutuhan lain seperti pembersihan peralatan, bubbling (aerasi) suatu pit (bak
penampung), juga ada pula untuk kebutuhan proses seperti proses Air Burning di VCM
Cracker, atomizer pembakaran bahan bakar di boiler atau di incinerator, dan lain-lain.
2.3.4
Steam Generator
Steam (uap panas) yang dihasilkan oleh utility plant terdiri dari beberapa jenis
berdasarkan tekanannya:
a. Steam High Pressure (SHP), dengan tekanan 14 kg/cm2.G
b. Steam Medium pressure (SMP), dengan tekanan 11 kg/cm2.G
c. Steam Low Pressure (SLP), dengan tekanan 4 kg/cm2.G
d. Steam Low low pressure (SLLP), dengan tekanan 2 kg/cm2.G
Steam tersebut dihasilkan oleh 3 buah Packed Boiler, yang capasitas operasinya
tergantung dari kebutuhan pabrik-pabrik pemakainya.
2.3.5
yaitu:
a. Close Cooling Water (WKS)
Close Cooling water system digunakan sebagai pendingin di plant VCM II dan
CA II/III. Air pendingin disirkulasikan ke user, dengan menggunakan pompa sirkulasi
dan panas yang diserap oleh air pendingin ini di transfer ke pendingin air laut, melalui
heat exchanger (HE) jenis plate and frame.
b. Open Cooling Water (WCS)
Open Cooling water, didesain tersendiri dari cooling tower dan pompa sirkulasi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan air pendingin ke beberapa pabrik diantaranya
18
untuk pendingin kompressor, pompa, dan peralatan peralatan yang beroperasi saat
power failure (listrik padam).
Disamping itu, utiliti juga menyediakan air pendingin dari air laut (WSS/sea
water supply). Pendingin air laut ini dipompakan dan didistribusikan ke pemakai
sebagai pendingin dan air laut panas setelah digunakan oleh pemakai akan dikembalikan
ke laut.
2.3.6
19
Pengolahan limbah pabrik baik untuk limbah cair maupun limbah gas
dioperasikan dan dikontrol secara seksama sesuai dengan standard yang ditentukan,
sehingga pencemaran yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat
sekitarnya dapat terhindarkan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian standard mutu
lingkungan ISO 14001.
Semua fasilitas produksi pabrik ASC dilengkapi dengan teknologi canggih dan
mutakhir. Semua pengoperasian masing-masing dikontrol secara otomatis dengan
menggunakan Distributed Control System (DCS).
2.4
Quality Assurance
Sejak dimulainya produksi secara komersil, ASC dapat menerobos pangsa pasar
fasilitas yang handal, QA juga membantu menganalisa parameter produk in-process dan
memantau parameter limbah yang dihasilkan oleh PT ASC agar sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Dalam menjalankan tugasnya, QA menggunakan beragam metode analisa, mulai
dari analisa kimiawi sederhana (seperti titrimetri, gravimetri, dan kolorimetri), sampai
analisa yang menggunakan instrumen sebagai alat bantunya (seperti Spektrofotometer
(UV-VIS, AAS, ICPS), Kromatografi Ion, Kromatografi Gas, dan Laser). Kemampuan
deteksi alat yang dipakai beragam, bahkan ada yang sampai level ppb (part per billion,
atau 1 bagian per milyar). Alat-alat ini dijaga tingkat reliabilitasnya dengan cara
dikalibrasi secara periodik.
20
Ada pun metode analisa yang digunakan juga mengacu pada metode standar
nasional dan internasional yang telah diakui seperti SNI, JIS, dan ASTM, dan dalam
kondisi tertentu dengan mempertimbangkan kondisi contoh, pengembangan metode
analisa juga sering dilakukan sendiri.
Dalam hal pelaporan hasil analisa, QA telah menggunakan sistem jaringan
komputer perusahaan (APIC) sehingga hasil analisa dapat segera diketahui (real on
time). Demikian juga pengendalian produk akhir yang telah menggunakan sistem
komputer database AS-400, di mana QA memastikan bahwa hanya produk akhir yang
telah memenuhi baku mutu produk yang dapat dikirim kepada pelanggan.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia karyawan yang ada, QA selalu
berusaha mengirimkan karyawan tersebut untuk ikut dalam pelatihan baik internal
ataupun external dan juga ikut dalam seminar-seminar yang berhubungan dengan
pekerjaan sehari-hari.
Untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional, sejak pertengahan tahun
1997 PT Asahimas Chemical telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001.
Dengan demikian semua prosedur analisa kimia di QA sudah baku. Supaya prosedur
analisa kimia tersebut selalu up to date, prosedur tersebut di-review secara berkala
apakah masih tetap valid atau tidak lalu dilakukan revisi bila dianggap perlu. Demikian
juga dalam hal pemeliharaan peralatan laboratorium sudah teratur sesuai dengan sistem
yang digariskan dalam ISO 9001 tersebut. Semua peralatan laboratorium sudah dibuat
pengkategorian, apakah peralatan tersebut butuh kalibrasi atau tidak. Peralatan yang
butuh kalibrasi dibuatkan jadual kalibrasi dengan frekuensi sesuai dengan kebutuhan.
Dan bagi peralatan yang tidak perlu dikalibrasi, dibuatkan jadual pemeriksaan rutin
dengan frekuensi sesuai dengan kebutuhan. Dari segi jumlah peralatan sudah sangat
memadai, sehingga tidak pernah ada aktivitas analis kimia yang tertunda akibat dari
adanya peralatan laboratorium yang mengalami masalah.
Demikian juga halnya dengan ketersediaan consumable material sehari-hari
untuk laboratorium, seperti chemical reagent, laboratory gas dan spare parts. Dengan
hubungan yang baik antara PT Asahimas Chemical dan para vendor / supplier,
keterjaminan persediaan consumable material tersebut selalu terpenuhi.
21