Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRARANCANGAN PABRIK PRECIPITATED SILICA DARI


ASAM SULFAT DAN SODIUM SILIKAT

KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN

Disusun Oleh :

M. Naufal Muammar ( 1500020152 )

Feby Helki ( 1500020178 )

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRARANCANGAN PABRIK PRECIPITATED SILICA DARI ASAM


SULFAT DAN SODIUM SILIKAT KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN

Yang telah di persiapkan dan di susun oleh:

M. Naufal Muammar ( 1500020152 )

Feby Helki ( 1500020178)

Telah disetujui oleh

Dosen pembimbing skripsi Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Ahmad Dahlan

Telah disetujui untuk dikerjakan sebagai Tugas Akhir

Dosen Pembimbing

(Agus Aktawan, S.T., M.Eng.)

NIY. 60150844
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Precipitated silica atau silikon dioksida adalah salah satu senyawaan kimia
yang paling umum. Silika murni terdapat dalam dua bentuk yaitu kuarsa dan
kristobalit. Silikon selalu terikat secara tetrahedral kepada empat atom oksigen,
namun ikatan-ikatannya mempunyai sifat yang cukup ionik. Senyawa silika
yang merupakan senyawa non logam dengan rumus SiO2 berbentuk serbuk
padat berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa, tidak larut dalam air
maupun asam kecuali asam fluoride.
Precipitated silica atau silikon dioksida atau merupakan salah satu bahan
kimia yang sering digunakan sebagai bahan baku dalam industri yang
menggunakan bahan karet, insektisida, dan bahan penunjang dalam sebuah
industri makanan atau minuman, industri keramik dan penyaring air. Di
Indonesia pabrik precipitated silica merupakan salah satu industri yang
mampu memberikan peluang yang cukup baik bagi negara. Negara Indonesia
selama ini belum mampu memenuhi kebutuhan precipitated silica dalam
negerinya sendiri sehingga masih impor dari negara lain. Ketidakmampuan
produsen dalam memenuhi semua permintaan mengakibatkan ketergantungan
terhadap impor dari negara lain sehingga berakibat terjadi peningkatan dalam
impor precipitated silica. Pendirian pabrik ini diharapkan kebutuhan akan
precipitated silica dalam industri di Indonesia dapat terpenuhi dan akan
merangsang pertumbuhan pabrik baru yang menggunakan bahan baku asam
sulfat dan sodium silikat. Selain itu juga dapat membantu memperlancar roda
perekonomian di Indonesia dan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan
sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

1.2 Tinjauan Pustaka


1.2.1 Bahan Baku Produk
1) Asam Sulfat
Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air
melalui proses kontak. Pada langkah pertama dipanaskan untuk me
ndapatkan sulfur dioksida :
S(s) + O2(g) SO2(g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen
dengan keberadaan katalis vanadium (V) oksida :
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap kedalam 97-98% H2SO4 menjadi
H2S2O7 (oleum) juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum
kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam sulfat pekat.
Pelarutan langsung SO3 kedalam air tidaklah praktis karena reaksi
sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan
membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3 + H2O H2SO4
Di atmosfer, zat ini merupakan salah satu bahan kimia yang
menyebabkan hujan asam. Asam sulfat juga merupakan bahan kimia
yang paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang
amat penting. Selain itu zat ini juga digunakan sebagai bahan pemb
uatan garam-garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering
digunakan karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan
agak murah.
(Chang, 2004)
2) Sodium Silikat (Na2SiO3)
Sodium silikat ditemukan pertama kali oleh Jahamn Nepomuk
Von Fuch pada tahun 1825 di Munich, Jerman. Secara umum
sodium silikat yang digunakan di industri dapat dispesifikasikan
menjadi 2, yaitu :
1. Larutan air silikat yang mengandung 1,5 – 4 mol SiO2 1 mol
Na2CO3, sering disebut sodium tetra silikat (waterglass).
Spesifikasi ini diproduksi dengan cara melarutkan sodium
silikat ke dalam air.
2. Solid, kristal sodium silikat. Perbandingan berat bervariasi
dari 0,5 sampai 4.

Tabel 1.1 Jenis Sodium Silikat


Nama Ratio Weight

Sodium Orthosilicate 0,50


(Na4SiO4)
Sodium Sesquisilicate 0,67
(Na3HSiO4.5H2O)
Sodium Metasilicate 1,00
(Na2SiO3)
Sodium Bisilicate (Na4Si2O6) 2,00

Sodium tetrasilicate 4,00


(Na4Si2O6.5H2O)
(Faith, Keyes, 1975)

1.2.2 Produk Utama

1) Precipitated Silica
Precipitated silica atau silikon dioksida merupakan sintetic
silica dioxide yang berbentuk amophorous terdiri atas atom Si dan
O. Secara umum precipitated silica atau silikon dioksida digunakan
sebagai bahan penguat pada produk-produk elastis seperti sol
sepatu, karet, komponen-komponen kawat dan kabel serta sebagai
cleaning agent pada pasta gigi. Sejak diefektifkannya bahan
pembersih ini tidak perlu lagi menggosok gigi dengan keras. Selain
itu juga mengontrol sifat-sifat rheological dari pasta gigi dan juga
memungkinkan memproduksi dengan transparan gel. Pada industri
kertas precipitated silica atau silikon dioksida digunakan untuk
memproduksi kertas-kertas tertentu dengan jaminan ketajaman
warna yang tinggi atau kontras pada jenis kertas cetak. Silika
disini akan memenuhi pori-pori (lubang-lubang) pada kertas
dan memberikan permukaan yang lembut. Kemajuan penggunaan
precipitated silica sekarang ini sebagai insektisida,
menstabilitaskan bir dan menganalisis darah.
(Ullmann’s, 1989)

1.2.3 Produk samping


1) Natrium Sulfat Anhidrat
Natrium sulfat anhidrat dapat berupa natrium sulfat anhidrat
murni dan teknis. Natrium sulfat teknis merupakan produk kasar
pada pembuatan natrium sulfat anhidrat disebut juga salt cake,
merupakan reaksi pemanasan antara NaCl dengan H2SO4, tanpa
dilakukan pemurnian. Sebelumnya hasil utama dari reaksi tersebut
adalah HCl dan Na2SO4 teknis yang merupakan hasil samping yang
jumlahnya berlimpah. Di alam, Na2SO4 anhidrat dapat kita temukan
sebagai mineral thenardite. Mineral ini bersifat meastabil, mudah
larut dalam air dan higroskopis. Kita dapat menjumpai mineral ini
terdapat di daerah kering sebagai endapan asin dan terdapat juga
pada gua yang kering. Karena sifatnya apabila temperatur dalam
gua lebih rendah maka thenardite secara berangsur-angsur akan
menyerap air dan berubah menjadi mirabilite yaitu mineral alam
Na2SO4.10H2O.
(Lowenheim and Moran, 1975)
2) Air
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan
warna dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia
H2O.dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan
aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan
jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan
istilah siklus hidrologi.
(Kodoatie dan Sjarief, 2010)

1.2.4 Macam - Macam Proses


a. Proses basah
1. Asidifikasi silikat Proses Pembuatan precipitated silica dengan
netralisasi larutan sodium silikat dengan larutan asam (H2SO4)
melalui proses filtrasi, pengeringan, penggilingan, dan granulasi
sehingga menghasilkan precipitated silica yang mempunyai ukuran
seragam dan berlangsung pada suhu 80-90 oC dengan konversi
sebesar 99,4%, berikut reaksinya:

Na2O.3,3SiO2+ H2SO4 3,3SiO2+ Na2SO4+ H2O ..........(2)

Dalam proses ini dilakukan pengaturan pengadukan unuk


menghindari terjadinya pembentukan gel.

2. Reaksi SiCl4 dengan fluoride SiCl4 mempunyai kemurnian yang


cukup tinggi yaitu sebesar 99%. Dalam proses hidrolisa
menggunakan suhu 60 oC. Dalam proses perlu perlakuan khusus
karena membentuk gel. Reaksinya :

SiCl4 + 2H2O SiO2 + 4HCl ........... (3)

b. Proses Kering
Proses ini dengan menguapakan SiCl4 dan dekomposisi dengan
hidrogen pada suhu 1800-2000 oC sehingga membentuk produk silica
bubuk. Reaksinya :
SiCl4 + 2nH2 + nO2 → SiO2.nH2O + 2nHCl .......... (4)
(Ullmann’s,1989)
1.2.5 Pemilihan Proses
Dari beberapa cara pembuatan di atas, dipilih cara yang pertama
yaitu proses asidifikasi larutan alkali silikat yang menurut Ullmann’s
mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
1. Lebih ekonomis, karena bahan baku relatif murah.
2. Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran yang seragam.
3. Dalam langkah proses pembuatannya tidak memerlukan panas yang
terlalu tinggi sehingga menghemat tenaga.
4. Mudah melakukan pemisahan produk.

1.3 Kegunaan Produk


Kegunaan precipitated silica, antara lain:
1. Industri karet menggunakan precipitated silica sebagai bahan
penguat
2. Industri kosmetik sebagai pemadat dan anti caking.
3. Industri pasta gigi sebagai bahan aktif tambahan dan agen abrasi.
4. Industri kertas sebagai pengisi.
5. Sebagai silicone rubber agent.
(Ullmann, 2005)

1.4 Kapasitas Produksi


Kebutuhan precipitated silica di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan selama kurang lebih 5 tahun. Konsumsi precipitated silica dapat
diketahui data impor pada Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Impor Precipitated Silica

Tahun Kapasitas (ton)

2014 451.4892

2015 489.0698

2016 526.9104

2017 992.4925

2018 1,882.7126
Sumber: BPS 2014-2018

Dari data di atas, didapatkan grafik pada Gambar 1.2, sebagai berikut :

kapasitas (ton)
2,000.0000
y = 336.59x - 677691
kapasitas (ton)

1,500.0000 R² = 0.7662

1,000.0000

500.0000

0.0000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
tahun

Gambar 1.2. Grafik data impor Precipitated Silica

Dari Gambar 1.2, tersebut didapatkan garis linier y = 335,59 x -677.691,


yang dapat digunakan untuk menghitung kapasitas produk dari precipitated
silica di pabrik yang akan dibangun pada tahun 2024. Hasil perhitungan
kapasitas precipitated silica untuk tahun 2024 sebesar 1.543,16 ton/tahun.
Data kapasitas pabrik yang sudah berdiri dapat dilihat dalam tabel 1.3.
Tabel 1.3 Data Kapasitas Pabrik yang sudah Berdiri
No Nama Perusahaan Lokasi Jumlah (ton)
1 PT. Tensindo Sejati Semarang, Jawa 6.000
Tengah
2. PT. Crosfield Indonesia Pasuruan, Jawa 8.000
Timur
3 PT. Darisa Intimitra Tangerang, 20.000
Banten

Dari data diatas dapat menetukan kapasitas prarancangan pabrik precipitated


silica yaitu sebesar 25.000 ton/tahun, dengan pertimbangan :
a. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri
b. Dapat memberikan keuntungan karena kapasitas rancangan telah melebihi
kapasitas minimal
c. Sebagian dapat diekspor sehingga dapat menambah devisa Negara

1.5 Pemilihan Lokasi


Penentuan lokasi dalam pendirian pabrik merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan nilai produksi dan ekonomis dalam suatu pabrik.
Rencana pendirian pabrik ini di daerah Kab. Karawang, Kecamatan Ciampel
Propinsi Jawa Barat, dengan pertimbangan faktor primer dan faktor sekunder.

1. Faktor Primer
a. Ketersediaan Bahan
Baku bahan baku yang digunakan dalam precipitated silica atau silikon
dioksida adalah asam sulfat dan sodium silikat. Sodium silikat dapat
diperoleh dari PT Mahkota Indonesia di Pulogadung Jakarta Utara
dengan kapasitas 30.000 ton/tahun, yang berjarak 54,3 km dari Ciampel,
Karawang, dan asam sulfat dapat dari diperoleh dari PT. Timur Raya
Tunggal yang terletak di Klari, Karawang dengan kapasitas 69.200
ton/tahun, berjarak 17,1 km dari Ciampel.
b. Transportasi
Dalam penyediaan bahan baku dan pemasaran produk diperlukan sarana
dan prasarana transportasi yang memadai. Di daerah Karawang Jawa
Barat merupakan pilihan tempat yang tepat karena terdapat fasilitas
yang cukup memadai seperti jalur darat, laut dan udara. Di jalur darat
terdapat jalan tol Jakarta-Cikampek yang berjarak 1,5 km di bagian
Pantura dan stasiun kereta api sehingga mempermudah dalam akses
pendistribusian bahan baku dan produk. Jalur laut terdapat pelabuhan
Tanjung Priok yang berjarak 66,1 km dari lokasi pabrik. Jalur udara
terdapat bandara Soekarno-Hatta 70 km dari lokasi pabrik.

c. Tenaga Kerja
Karawang merupakan kawasan industri yang sudah mapan, sehingga
untuk mendapatkan tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja biasa dari
daerah sekitar industri cukup mudah.
d. Penyediaan Utilitas
Utilitas merupakan hal yang perlu diperhatikan seperti air, listrik, dan
sarana pendukung lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik
menggunakan jaringan PLN dan diperoleh dari kawasan industri Surya
Cipta, dan generator. Kebutuhan air dapat diperoleh dari pihak
pengelolaan kawasan industri dari sumber sungai maupun pengolahan
air laut.
e. Pemasaran
Pemasaran produk biasanya di daerah Karawang Kecamatan Ciampel
Propinsi Jawa Barat karena daerah ini merupakan konsumen terbesar
pabrik ban seperti PT. Sumi Rubber Indonesia di CikampekKarawang
dan PT. Bridgestone Tire Indonesia di Karawang, industri kosmetik
pada PT. Cedefindo di Bekasi, industri farmasi antara lain PT. Cendo
Pharmaceutical Industries di Bandung dan industri karet seperti PT.
Cilatexindo Graha Alam di Bekasi dan PT. Ciluar Baru di Bogor.
f. Kondisi Lokasi
Daerah Karawang merupakan pemilihan lokasi yang cukup baik karena
berada di dataran yang datar dengan variasi ketinggian 0-5 m diatas
permukaan laut, memiliki drainase yang bagus, struktur tanah yang kuat,
serta mempunyai aspek hidrologi yang cukup bagus karena terdapat
sungai Citarum dan Cimalaya yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan air Pabrik (Baasel, 1974). Kecamatan Ciampel memiliki
ketinggian 11-25 m diatas permukaan laut. Daerah Karawang
mempunyai temperatur udara 27⁰C, tekanan udara 0,01 milibar, dan
penyinaran matahari 66% (Pemerintah Kabupaten Karawang, 2011).

2. Faktor Sekunder
a. Perluasan Lahan
Di daerah Karawang merupakan daerah kawasan industri maka
perlu disiapkan lahan untuk pengembangan pabrik yang akan
datang.
b. Kebijaksanaan Pemerintah
Pendirian pabrik preciptated silica mendukung kebijaksaan
pemerintah dalam pengembangan industri yang berhubungan
dengan pemerataan tenaga kerja dan hasil pembangunan khususnya
di Pulau Jawa. Dalam pembangunan pabrik harus memperhatikan
keamanan lingkungan dan tidak mengganggu daerah sekitar. Dari
beberapa pertimbangan di atas maka pembangunan pabrik
precipitated silica didirikan di daerah Karawang Jawa Barat.

1.6 Spesifikasi Bahan

1) Bahan Baku
a) Asam sulfat
Rumus kimia : H2SO4

Berat molekul : 98,08 g/mol


Specific gravity : 1,834

Melting point : 10,49 oC

Boiling point : 340 oC

Wujud : Cairan

(Perry’s, 1997)
b) Sodium Silikat
Rumus kimia : Na2O. 3.2SiO2

Berat molekul : 284,20 g/mol

Boiling point : 100 oC

Melting point : 47 oC

Wujud : Cairan

Warna : Tidak berwarna


(Perry’s, 1997)
2) Produk Utama
1) Precipitated Silica

Rumus kimia : SiO2

Berat molekul : 60,06 g/mol

Specifi gravity : 2,65

Melting point : <1425 oC

Boiling point : 2230 oC

Wujud : Powder, amorph

(Perry’s, 1997)
3) Produk Samping

1) Air
Rumus kimia : H2O

Berat molekul : 60,05

Titik beku (oC) :0

Titik didih (oC) : 100

Densitas : 0,997 g/m3

Fase : Cair

Wujud : Bening tak berwarna

(Perry’s, 1997)

2) Natrium Sulfat

Rumus kimia : Na2SO4

Berat molekul : 142,05 g/mol

Berat jenis : 2,664 g/mL

Melting point : 884 oC

Boiling Point : 1429 oC

Fase : Padatan

Wujud : Kristal putih

(Perry’s, 1997)

1.7 Tinjauan Termodinamika


Data entalphy untuk masing-masing komponen pada reaksi tersebut didapat
dari National Institute Standart Technology (NIST) sebagai berikut :
Komponen ΔH0f (25oC) ΔG0f(25oC)
(kkal/mol) (kkal/mol)

Asam sulfat -194,55 -164,89

Sodium silikat -361,11 -341,23

Precipitated silica -217,70 -204,69

Sodium sulfat -331,69 -303,50

Air -68,31 -56,67

ΔH298 = ΔH0 Produk - ΔH0 Reaktan

= -62,04 kkal/mol

Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa panas reaksi pembentukan


precipitated silica bernilai negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan precipitated silica bersifat eksotermis. Reaksi pembentukan
precipitated silica merupakan reaksi irreversible. Hal ini dapat dibuktikan
dengan perhitungan konstanta kesetimbangan sebagai berikut:
Perhitungan Energi Gibbs pada temperatur 298 K

ΔG0 = ΔG0 Produk - ΔG0 Reaktan


= -58,74 kkal/mol

Dari persamaan hubungan energy pembentukan Gibbs dengan konstanta


kesetimbangan reaksi, diperoleh nilai K:
ΔG0 = -R T ln K
ΔG0
= -lnK
𝑅𝑇
−(−58,74)
= 99,19
1,9872𝑥10−3 𝑥298

K298 = 1,196 x 1043


Karena harga K sangat besar, maka reaksi pembentukan precipitated silica
merupakan reaksi irreversible.

1.8 Tinjauan Kinetika


Tinjauan secara kinetika dapat dilihat dari kontanta kecepatan reaksinya
adalah:

Na2O.3,3 SiO2(l) + H2SO4(l) → Na2SO4 + 3,3SiO2(s) + H2O(l) ............... (2)


Sodium Silikat Asam Sulfat Precipitated Silica Air
A + B → 3,3Cs + D + E

XA (konversi hasil) : 99,4% (U.S Patent)

Waktu, t : 2 jam (U.S Patent)

Reaksi merupakan orde satu, sehingga mengikuti persamaan:

(-ra) = k.Ca.Cb
Dimana: k : konstanta reaksi
Ca : konsentrasi C6H5NH2, kmol/m3
Cb : konsentrasi CH3COOH, kmol/m3
-ra : laju reaksi C6H5NH2, kmol/m3.jam
Ca : Ca0 (1-Xa)
Cb : Cb0-Ca0.Xa
M : Cb0/Ca0
Sehingga:
1 𝑀−𝑋𝑎
k : 𝑡𝐶𝑎0(𝑀−1) 𝑙𝑛𝑀(1−𝑋𝑎)

k : 79.147,666 L/kmol.jam
(Hill, C.G, 1977. Hal:343)
BAB II

URAIAN PROSES

2.1 Langkah Proses


Pada perancangan precipitated silica ini dilakukan melalui beberapa tahap,
yaitu :
1. Persiapan bahan baku
2. Pembentukan produk
3. Pemurnian produk

Uraian proses secara lengkap sebagai berikut :

1. Persiapan bahan baku

Asam sulfat dengan konsentrasi 98% masuk ke dalam tangki


penyimpanan (T-01) dengan tekanan 1 atm dan suhu 27 oC kemudian di
pompa (P-02) menuju ke mixer (M-01) untuk dilarutkan dengan air hingga
konsentrasinya 5% kemudian dipompa menuju Heat Exchanger (HE-01)
yang berfungsi untuk memanaskan asam sulfat hingga mencapai suhu 90
o
C.

Sodium silikat dengan konsentrasi 35% yang disimpan dalam tangka


penyimpanan (T-02) pada tekanan 1 atm dan suhu 27 oC kemudian
dipompa (P-06) menuju ke Heat Exchanger (HE-02) untuk memanaskan
sodium silikat hingga mencapai 90 oC kemudian dialirkan menuju ke
reaktor 1, 2, dan 3.

2. Pembentukan Produk
Prarancangan pabrik ini menggunakan reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) yaitu reaktor yang berupa tangki berpengaduk yang
dianggap bahwa pengaduk tersebut bekerja secara sempurna sehingga
menghasilkan konsentrasi tiap komponen yang seragam dari aliran yang
keluar reaktor. Fungsi pengaduk untuk menghindari terbentuknya gel dan
mempercepat reaksi. Konversi untuk masing-masing reaktor adalah
87,5%, 97,4% dan 99,4%.
3. Pemurnian Produk
Hasil reaksi reaktor (R-03) yang berupa slurry dengan suhu 91 oC
dipompa (P-07) menuju ke rotary drum filter (RDF-01) yang berfungsi
untuk memisahkan produk utama (SiO2) yang berupa padatan dan
filtratnya. Pada proses pemurnian dalam filter terjadi pembentukan
cake dan pencucian cake dengan air yang bertujuan untuk memurnikan
produk SiO2 dari impuritis selanjutnya proses penghilangan air. Filtrat
yang dihasilkan langsung dialirkan menuju ke UPL. Cake yang berupa
precipitated silica dicuci dengan air hingga mencapai suhu keluar
36,14 oC selanjutnya menuju screw conveyor (SC-01). Bucket Elevator
(BE-01), menuju ke rotary dryer untuk dikeringkan dengan pemanas
udara. Dari rotary dryer precipitated silica dibawa ke Screw Conveyor
(SC-02), Bucket Elevator (BE-02), menuju ke silo (S-01) dibawa screw
conveyor (SC-03) menuju ke ball mill (BM-01) yang berfungsi untuk
menghancurkan produk sesuai yang diinginkan 325 mesh. Dari ball
mill (BM-01) produk diangkut menuju Conveyor (PC-01) dan Bucket
Elevator (BE-03) kemudian menuju ke Vibrating Screen (VS)
berfungsi untuk memisahkan produk yang belum memenuhi ukuran.
Produk yang belum memenuhi ukuran kembai lagi menuju ball mill
(BM), selanjutnya produk yang memenuhi ukuran menuju ke bin (B),
baggingan machine untuk dikemas dengan ukuran 50 kg/sak.
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Statistik Indonesia. www.bps.go.id.


Indonesia.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Ed. ke-3. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Chevalier et al. 2001. Patent No 6169135B1. “PRECIPITATED SILICA”. US


Patent

Faith, W.L., Keyes, D.B and Clark, R.L., 1975, “Industrial Chemstry”, John Wiley
and Sons, London.

Hill, C.G. 1977. “An Introduction To Chemical Engineering Kinetics & Reaction”.
New York: John Wiley & Sons, Inc.

Kerner et al. 1991. Patent No 5034207. “FINELY, DEVIDED, PRECIPITATED


SILICA WITH HIGH STRUCTURE, METHOD OF ITS PREPARATION
AND USE”. US Patent.

Kodoatie, R.J. dan Sjarief, R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.

Lowenheim, F.A. and M.W. Moran. 1975. Industrial Chemicals. 4th ed. John Wiley
& Sons, Inc. New York.

Pemerintah kabupaten karawang. 2011. http://www.karawanggkb.go.id/rpjmd-


karawang-2011-2015/bab2-gambar-umum-dan-kondisi-daerah.html.

Perry’s. 1997. “Chemical Engineer’s Handbook”. 8th ed. Mc.Graw Hill Companies
Inc:London.

Ullmann’s. 1989. “Encyclopedia of Industrial Chemistry” Vol A1. Wilhelm Fifth


Completely Revised Edition, of Germany.
Ullmann. 2005. “Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry”. 7th ed.
Weinheim: Weiley-VCH Verlag Gmbh & Co., KgaA
Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir

Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus

Semprop

Revisi
Proposal

Neraca Massa

Neraca Panas

Reaktor

Alat Besar

Alat Kecil

Utilitas

Layout Pabrik

Struktur
Organisasi
Pabrik

Ekonomi
Teknik

Kesimpulan

Pendadaran

Anda mungkin juga menyukai