Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rohmah Milenia

NIM : 180561100111004
Tugas Teknik Material : Meresume Pengolahan Silika Dari Jurnal

Menurut Nurdiyanto (2010), geothermal sludge yang berasal dari PLTP Dieng mempunyai
sifat pozzolan karena mengandung mineral silika, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti
semen. Selain itu geothermal sludge dapat digunakan juga sebagai agregat atau butiran mineral
yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran bata karena geothermal sludge dengan
kandungan sebesar 97,3% sudah dikatakan sebagai pasir kuarsa. Penambahan silika dalam
biomaterial kitosan dapat meningkatkan permeabilitas terhadap oksigen, serta ketahanan fisik
terhadap suhu tinggi. Penelitian Utama dan Agus (2016) telah melaporkan bahwa geothermal
sludge mengandung silika sebesar 76,63%.
Limbah geothermal sludge merupakan limbah berupa sludge dari Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTPB) yang ketersediaannya cukup melimpah dan belum dimanfaatkan
untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Berdasarkan
kandungan silikanya maka limbah geothermal sludge ini dapat dipergunakan sebagai bahan baku
dalam produksi natrium silika. Tersebut adalah contoh dari potensi silika yang terkandung dalam
Geothermal Sludge.
Silika diambil dari limbah padat PLTPB yaitu geothermal sludge , berikut adalah hasil
analisa XRF pada bahan baku geothermal sludge :

Tabel Kandungan senyawa anorganik dalam Geothermal Sludge

Natrium silikat atau sering disebut “water glass” dengan rumus kimia (Na2O.SiO2)
merupakan suatu produk yang mengandung ion natrium (Na) dan silika (SiO2). Natrium silika
sangat dibutuhkan dalam industri diantaranya : sebagai tinta gel, aditif, detergen, sabun cair serta
produk-produk turunan dari silika seperti silika adsorbent, silika presipitat (filler) dan lainnya.
Natrium silika dapat diproduksi melalui 2 (dua) fase yaitu fase padat dimana silika (SiO2) dan
natrium hidroksida (NaOH) padat dicampur dan dilakukan pembkaran pada temperatur yang tinggi
kurang lebih 1400oC, dan fase cair dimana natrium hidroksida (NaOH) berupa larutan, fase cair
ini dikenal dengan proses ekstraksi bahanbahan yang mengandung silika dengan larutan basa
(alkali) pada temperatur relatif rendah yaitu 951050C selama 1-3 jam (Uhlmann Kreidl, 1980).
Sintesis silika dari geothermal sludge yakni, lumpur geothermal dikeringkan, untuk
mengurangi kadar air, dan dilakukan pengecilan ukuran kemuadian diayak dengan ukuran
100mesh sehingga mempermudah proses pelarutan. Untuk mengambil silika dari geothermal
sludge, maka dilakukan ekstraksi dengan cara melarutkan 62 gram geothermal sludge dalam basa
atau larutan natrium hidroksida (NaOH) 2N menggunakan motor pengaduk pada suhu 100 ℃
selama 60 menit. Larutan natrium silika yang diperoleh dari hasil ekstraksi kemudian diencerkan.
Pengenceran larutan Kalium Silika dilakukan dengan penambahan air demineralisasi, pengenceran
dilakukan dengan perbandingan 1:1 ; 1:2 ; 1:3 ; 1:4 dan 1:5 sebanyak 100 ml.
Reaksi yang terjadi pada pembentukan natrium silika sebagai berikut :

SiO2(s) + 2 NaOH(aq) → Na2SiO3(aq) + H2O(l)

Pada temperatur tinggi, NaOH meleleh dan terdisosiasi sempurna membentuk ion natrium dan ion
hidroksida. Untuk SiO2, elektronegativitas atom O yang tinggi menyebabkan Si lebih
elektropositif dan terbentuk intermediet [SiO2OH]- yang tidak stabil. Kemudian terjadi
dehidrogenasi dan ion hidroksil yang kedua akan berikatan dengan hidrogen membentuk molekul
air. Dua ion Na+ akan menyeimbangkan muatan negatif yang terbentuk dan berinteraksi dengan
ion SiO32- sehingga terbentuk natrium silika (Na2SiO3). (Alex, 2005)

Gambar Blok Diagram Peoduksi Larutan Natrium Silika


Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam produksi larutan natrium silika diantaranya :
a. Kadar silika dalam bahan, semakin besar kadar silika dalam bahan semakin besar
kandungan silika dalam produk natrium silika, tetapi kelarutan silika juga dipengaruhi oleh
konsentrasi natrium hidroksida.
b. Waktu ekstraksi, semakin lama waktu ekstraksi silika yang terekstraksi semakin besar dan
pada kondisi tertentu akan mencapai titik konstan.
c. Temperatur, semakin tinggi temperatur ekstraksi waktu ekstraksi akan berjalan lebih cepat
dan silika yang larut juga lebih besar.
d. Ukuran partikel silika, semakin kecil ukuran partikel silika waktu ekstraksi akan semakin
cepat dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai