Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSTRAKSI SILIKA YANG TERKANDUNG DALAM LIMBAH


ABU TERBANG BATU BARA (FLY ASH) PLTU PANAU

ZAHROTUNNISA
NOVILYANA ONORA
Latar Belakang
● Sumber energi yang efisien dan telah banyak digunakan oleh industri adalah batubara. Penggunaan bahan bakar batubara akan
menghasilkan abu terbang (fly ash). Abu terbang batubara ini dikategorikan sebagai limbah hasil pembakaran batubara. Limbah
tersebut dibiarkan tertumpuk di lingkungan industri.

● Penumpukan limbah yang terakumulasi akan menyebabkan dampak buruk terhadap lingkungan karena bersifat ringan, mudah
terbawa oleh angin ke sistem udara terbuka sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

● Pengolahan berupa pemanfaatan abu terbang batubara ini sebagai bahan adsorben; bahan dasar pembuatan plastik HDPE; bahan
sintesis silika mesopori, MCM-41, Faujasite, zeolite; dan secara umum digunakan sebagai bahan tambahan campuran semen
dapat meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan.

● Abu terbang batubara merupakan limbah hasil pembakaran batubara yang mengandung oksida logam seperti SiO2, Al2O3,
Fe2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O. Kadar oksida terbanyak dalam abu terbang batubara adalah SiO2 (60 – 70% berat) selain
Al2O3 dan Fe2O3. Kandungan Silika yang besar pada CFA dapat dimanfaatkan sebagai pendukung fotokatalis TiO2 dan
diaplikasikan untuk menurunkan konsentrasi logam berat pada limbah
Rumusan Masalah Tujuan

• Bagaimana proses terbentuknya silika gel dari • Mengetahui proses terbentuknya silika gel
Coal Fly Ash? dari Coal Fly Ash PLTU Panau.
• Berapa banyak jumlah silika gel yang • Mengetahui jumlah silika gel yang terbentuk
terbentuk dari Coal Fly Ash ? dari Coal Fly Ash PLTU Panau.
Tinjauan Pustaka
● Fly ash
Dalam proses pembakaran batubara dihasilkan dua material sisa. Satu material yang keluar dari cerobong asap tungku pembakaran berupa debu yang
sangat halus disebut fly ash. Material fly ash ini berwarna abu – abu apabila dihasilkan langsung dari pembakaran batu bara pada keadaan kurang oksigen.
Proses pembakaran batu bara memegang peranan yang sangat penting, sebab fly ash yang dihasilkan akan semakin baik apabila proses pembakarannya
semakin sempurna. Fly ash yang sempurna ini adalah fly ash yang dibakar pada suhu di atas 10000 C dan warnanya ke abu-abuan (Andoyo, 2006).

● Silika Gel
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar–agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam–garam kobalt dapat diabsorpsi oleh gel ini. Silika gel mencegah terbentuknya kelembaban yang berlebihan
sebelum terjadi (Hartuti, 2011).

● Sintesa Silika Gel


Menurut scott (1993), pembuatan silika gel dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Pembentukan natrium silikat (Na2SiO3) dari reaksi SiO2 dengan NaOH
b. Reaksi pembentukan silika hydrosol dari reaksi antara Na2SiO3 dengan asam
c. Reaksi pembentukan silika hidrogel, yaitu polimerisasi asam silikat Pemanasan silika hidrogel menghasilkan silika gel
Pengasaman terhadap larutan natrium silikat akan membentuk silika hydrosol yang apabila didiamkan akan membentuk hidrogel. Pemanasan pada
suhu 1000C mengakibatkan dehidrasi pada hidrogel dan terbentuklah silika gel (SiO2.xH2O).
Metodologi Penelitian
● Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu terbang batubara, akuades dan asam klorida , NaOH 3 M, Kertas
pH.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia pengayak 270 mesh, oven, kertas saring whatman, hotplate,
cawan petri, corong, gelas ukur.

● Prosedur Kerja
Proses ekstraksi diawali dengan pengayakan Sejumlah CFA sebanyak 10 gr yang kemudian ditambahkan dengan larutan HCl 1M
(1:5 g/mL) sebanyak 10 mL dan dipanaskan pada suhu 90 oC selama 4 jam. Endapan yang terbentuk dinetralkan dengan akuades dan
dikeringkan pada suhu 110oC selama 12 jam.
Coal fly ash hasil pencucian dengan HCl ditambahkan ke dalam larutan NaOH 3M sebanyak 10 mL dan dipanaskan pada suhu
90 C selama 4 jam. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan larutan HCl perbandingan (1:1) terhadap aquadest sambil diaduk
o

hingga terbentuk endapan putih (pH 4). Disiapkan kertas saring dan ditimbang beratnya sebelum digunakan untuk menyaring endapan
putih yang terbentuk. Endapan putih dicuci dengan aquadest hingga pH pencucian netral. Endapan dipanaskan dalam oven dengan suhu
110oC selama 12 jam. Selanjutnya endapan yang sudah dikeringkan berbentuk serbuk ditimbang menggunakan neraca analitik.
Hasil dan Pembahasan
Tahap awal dimulai dengan pengayakan CFA yang bertujuan untuk menyaring CFA dari
pengotor-pengotor, menyeragamkan ukuran partikel dan memperbesar luas permukaan CFA untuk
membuat kontak antara CFA dengan HCl semakin banyak terjadi pada saat proses pencucian CFA
sehingga proses pelarutan logam-logam pengotor berlangsung cepat.

Proses pencucian dengan asam dapat melarutkan logam-logam dalam CFA sehingga
mengurangi komposisi oksida-oksida logam yang tidak diperlukan. Pengurangan kadar oksida-oksida
logam tersebut berdampak pada peningkatan kandungan SiO2 CFA
Proses selanjutnya setelah pencucian CFA yaitu ekstraksi SiO2 dari larutan natrium silikat yang
terbentuk dari pemanasan CFA dengan larutan NaOH 3 M dengan persamaan reaksi :
SiO2 (s) + 2NaOH (aq) → Na2O.xSiO2 (aq) + H2O (l)
Campuran larutan silikat dengan asam encer menghasilkan gelatin SiO2.xH2O yang disebut
asam silikat.
Na2SiO3 (aq) + 2HCl (l) + H2O (l) → Si(OH)4 (aq) + 2NaCl (aq)
Larutan natrium silikat bersifat basa (pH 11-12). Penambahan HCl akan membentuk gugus
siloksan (Si-O-Si) sehingga dihasilkan silika gel.

Sampel CFA yang digunakan dalam praktikum ini sebanyak 10 gr menghasilkan 0,7 gr silika
gel yang sudah dikeringkan.
Penutup
- Kesimpulan
Kandungan silika yang diperoleh dari 10 gr Coal Fly Ash sebanyak 0,7 gr
Penambahan HCl akan membentuk gugus siloksan (Si-O-Si) sehingga dihasilkan
silika gel.

- Saran
Sebaiknya dilakukan analisis kandungan silika dari fly ash PLTU Panau dengan
menggunakan SEM-EDS untuk menentukan kandungan senyawa dalam silika yang
terbentuk.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai