Chiller, water chiller, atau liquid chiller adalah mesin yang dapat mengambil kalor dari
cairan melalui (1). siklus refrigerasi kompresi uap, atau (2). absorpsi. Cairan yang
didinginkan oleh chiller umumnya adalah air, namun dapat diganti dengan beberapa
jenis larutan seperti etilen glikol, propilen glikol, dan lain-lain.
Kompresor scroll telah menjadi alternatif pengganti kompresor torak dalam tahun-tahun
belakangan, dan umumnya berkonfigurasi hermetik. Kompresor ini tersedia hingga
kapasitas 15 TR (53 kW). Pada kapasitas chiller Chiller scroll:
yang lebih tinggi, sering digunakan chiller dengan Kapasitas 15 - 200 TR.
multikompresor scroll. Secara umum, efisisiensi Efisiensi lebih tinggi dibanding
chiller torak
kompresor scroll adalah 10 sampai 15% di atas
kompresor torak dan juga lebih handal. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya bagian
kompresor yang bergerak, 60% lebih sedikit dibanding kompresor torak. Pada chiller
dengan multkompresor, kapasitas maksimum yang dapat dilayani berkisar pada 200 TR
(700 kW).
temperatur rendah. Kapasitas chiller screw dapat Efisiensi lebih tinggi dibanding
chiller torak
94
Sistem Tata Udara
ditemui pada rentang antara 50 TR sampai dengan 500 TR (150 sampai dengan 1500
kW). Sebagaimana kompresor rotary, kompresor screw juga memiliki keandalan yang
lebih tinggi karena memiliki lebih sedikit komponen yang bergerak. Efisiensinya juga
lebih tinggi dibanding kompresor torak.
Dalam aplikasi tata udara, kondisi rancangan chiller umumnya adalah 440F atau 70C
untuk air dingin keluaran chiller dan 2.4 gpm/tom untuk debit air dinginnya. Perubahan
temperatur air pada kondenser maupun evaporator dapat dijelaskan dengan
𝑞 = 𝑊 𝑥 𝑐𝑝 𝑥 ∆𝑇 (4.1)
di mana
Jika fluida yang digunakan adalah air, maka persamaan di atas dapat dituliskan dalam
bentuk
𝐵𝑡𝑢
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑟 (4.2)
= 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑔𝑝𝑚 𝑥 𝑇𝑎𝑖𝑟 𝑖𝑛
− 𝑇𝑎𝑖𝑟 𝑜𝑢𝑡 x 500
atau
95
Sistem Tata Udara
Dengan persamaan ini dan mengacu pada kondisi rancangan chiller (440F atau 70C
untuk air dingin keluaran chiller dan 2.4 gpm/tom untuk debit air), maka perubahan
temperatur air pada evaporator adalah 100F. Jadi, temperatur air masuk evaporator
adalah 540F.
Kebanyakan sistem tata udara didasarkan pada kondisi rancangan ruangan 750F dan
50% RH. Pada kondisi tersebut, temperatur titik embun udara adalah 55.080F.
4.1. Evaporator
Evaporator yang umum digunakan pada chiller adalah evaporator cangkang dan pipa
atau adalah shell-and-tube evaporator, dan terbagi atas dua jenis: evaporator jenis banjir
atau flooded evaporator dan evaporator jenis ekspansi langsung atau direct-expansion
evaporator.
Pada evaporator jenis banjir, cairan refrigeran pada tekanan rendah masuk ke sistem
distribusi di dalam shell dan bergerak secara
Flooded evaporator:
seragam di sekitar pipa-pipa di dalam shell Cairan refrigeran melimpah di
(Gambar 4.2). Refrigeran menyerap kalor dari air dalam shell, air mengalir pada pipa-
pipa di dalam shell
yang bertemperatur lebih tinggi yang mengalir
pada pipa-pipa.
96
Sistem Tata Udara
Catu
air dingin
Air dingin
Baffle balik
Uap
refrigeran
Cairan
Susunan Refrigeran
tabung
Pada suatu chiller, jika temperatur air keluaran chiller turun, maka temperatur dan
tekanan refrigeran juga akan turun. Sebaliknya, jika
Makin tinggi set temperatur air,
temperatur air keluaran chiller naik, maka temperatur makin ringan kerja kompresor.
dan tekanan refrigeran juga akan naik. Saat
temperatur air keluaran chiller berubah, kerja kompresor juga akan berubah. Pengaruh
perubahan temperatur air keluaran chiller terhadap konsumsi daya sekitar 1.0 sampai
2.2% per derajat Fahrenheit atau 1.8 sampai 4% per derajat Celsius.
97
Sistem Tata Udara
Evaporator memiliki sifat sensitif terhadap debit air yang melewatinya. Jika debit terlalu
besar, maka akan mungkin terjadi erosi, getaran, atau bising. Jika debit terlalu kecil,
perpidahan kalor akan berkurang dan efisiensi chiller turun, di samping juga akan
menimbulkan kerak pada permukaan pipa. Karena
Kecepatan air di evaporator
itu, debit air harus disesuaikan dengan saran dari
disarankan antara 0.5 sampai 0.8
pabrik pembuatnya. m/s. Drop tekanan di bawah 100
kPa.
Pada evaporator atau liquid cooler, drop tekanan
air yang disarankan adalah di bawah 100 kPa. Kecepatan air sebesar 1m/s pada
evaporator menghasilkan drop tekanan hingga 120 kPa. Karena itu, kecepatan air
disarankan pada 0.5 sampai 0.8 m/s.
Pada suatu chiller, jika temperatur air keluar kondenser naik, maka temperatur dan
tekanan refrigeran akan naik. Sebaliknya, jika temperatur air keluar kondenser turun,
maka temperatur dan tekanan refrigeran akan turun. Perubahan temperatur dan tekanan
refrigeran ini akan mengakibatkan perubahan kerja kompresor. Pengaruh perubahan
98
Sistem Tata Udara
temperatur air keluar kondenser terhadap konsumsi daya berkisar antara 1.0% sampai
2.2% per derajat Fahrenheit [atau 1.8% sampai
4% per derajat Celsius]. Meski demikian, tetap Konsumsi daya chiller akan naik
antara 1.0% sampai 2.2% untuk
harus diingat bahwa konsumsi energi chiller setiap kenaikan temperatur air
belum tentu mencerminkan konsumsi energi pendingin 1 derajat Fahrenheit
[atau 1.8% sampai 4% per 1 derajat
sistem air dingin secara keseluruhan. Kenaikan Celsius].
temperatur air keluar kondenser memang
menaikkan konsumsi energi chiller, namun bisa jadi akan menurunkan konsumsi energi
pompa kondenser dan cooling tower.
Kondenser sensitif terhadap debit air. Debit yang terlalu besar akan menghasilkan
kecepatan air yang besar, erosi, vibrasi, atau kebisingan. Debit yang terlalu kecil akan
mengurangi efisiensi pertukaran kalor dan
menyebabkan kinerja chiller menurun. Jadi, Kecepatan air pendingin di kondenser
disarankan pada rentang 1 m/s hingga
debit air kondenser harus dipertahankan pada 3.6 m/s. Rentang ini ideal untuk
rentang tertentu (kecuali saat start-up). Debit air meminimalkan drop tekanan dan
meminimalkan erosi pada pipa.
yang direkomendasikan biasanya diberikan oleh
pabrik. Pada debit air yang terlalu rendah dalam waktu yang lama, air pada kondenser
dapat menyebabkan kerak.
Aliran air pada kondenser cangkang dan pipa (shell-and-tube) dapat bolak-balik hingga
beberapa kali. Jumlah lintasan yang ditempuh oleh air pada kondenser cangkang dan
pipa atau shell-and-tube condenser disebut pass. Satu pass adalah satu lintasan
99
Sistem Tata Udara
sepanjang kondenser. Drop tekanan air pada kondenser dijaga di bawah 100 kPa.
Kecepatan air disarankan pada rentang 1 m/s hingga 3.6 m/s. Rentang ini ideal untuk
meminimalkan drop tekanan dan meminimalkan erosi pada pipa.
100
Sistem Tata Udara
Water-cooled
Air-cooled
101
Sistem Tata Udara
Kondenser berpendingin udara dapat dijumpai mulai dari kapasitas 7 TR hingga 500 TR
(25 kW hingga 1580 kW), sementara kondenser berpendingin air tersedia dari kapasitas
10 TR hingga 4000 TR (35 kW hingga 14000 kW). Gambar 4.7 menunjukkan variasi
kapasitas chiller berpendingin udara dan chiller berpendingin air.
Chiller berpendingin air secara umum lebih efisien dibandingkan dengan chiller
berpendingin udara. Temperatur kondensasi refrigeran pada chiller berpendingin udara
tergantung pada temperatur tabung kering udara lingkungan. Sementara, temperatur
kondensasi refrigeran pada chiller berpendingin air tergantung pada temperatur tabung
basah udara lingkungan. Karena temperatur tabung basah secara umum lebih rendah
dibandingkan dengan temperatur tabung kering, maka temperatur kondensasi dan
tekanan kondensasi refrigeran pada chiller berpendingin air akan lebih rendah. Sebagai
contoh, pada kondisi udara lingkungan 95°F [35°C] DB, 78°F [25.6°C] WB, sebuah
cooling tower akan memberikan air dengan temperatur 85°F [29.4°C] ke kondenser
berpendingin air. Ini akan memberikan temperatur kondensasi refrigeran pada 100°F
[37.8°C]. Pada kondisi lingkungan yang sama, temperatur kondensasi refrigeran pada
kondenser berpendingin udara adalah 1250 F [51.70C]. Makin rendah temperatur
kondensasi, makin rendah tekanan kondensasi. Ini berarti makin rendah kerja kompresor
dan makin rendah konsumsi energi kompresor.
Efisiensi ini mungkin saja turun pada saat beban-beban tidak puncak (part-load
conditions), karena temperatur tabung kering cenderung turun lebih cepat dibanding
temperatur tabung basah (Gambar 4.8).
Water-cooled chiller secara umum lebih efisien
Akibatnya, chiller berpendingin udara
dibandingkan dengan air-cooled chiller.
akan lebih efisien justru pada saat beban
Temperatur kondensasi refrigeran pada air-
cooled chiller tergantung pada temperatur sedang tidak puncak. Selain itu, efisiensi
tabung kering udara lingkungan. dari chiller berpendingin air dapat saja
Temperatur kondensasi refrigeran pada water- lebih kecil jika dipertimbangkan pula
cooled chiller tergantung pada temperatur
biaya energi untuk menara pendingin
tabung basah udara lingkungan.
dan pompa air kondenser. Jadi,
diperlukan perhitungan yang cermat
untuk memperkirakan selisih biaya operasi antara chiller berpendingin udara dan chiller
berpendingin air.
102
Sistem Tata Udara
Chiller berpendingin air secara umum lebih awet dibanding chiller berpendingin udara.
Perbedaan umur alat ini disebabkan chiller berpendingin udara dipasang di luar ruangan
sedang chiller berpendingin air
Water-cooled chiller secara umum lebih awet dipasang seluruhnya di dalam ruangan.
dibanding air-cooled chiller.
Selain itu, penggunaan air untuk
Umumnya, air-cooled chiller akan bertahan pendingin kondenser akan membuat
antara 15-20 tahun, sedangkan water-cooled
chiller dapat bertahan antara 20 hingga 30 chiller beroperasi pada tekanan
tahun kondensasi yang lebih rendah.
Umumnya, chiller berpendingin udara
akan bertahan antara 15-20 tahun, sedangkan chiller berpendingin air dapat bertahan
antara 20 hingga 30 tahun.
Jadi, secara ringkas keunggulan chiller berpendingin udara adalah kemudahan dalam
perawatan, sistem yang kompak dalam satu paket, kemudahan desain dan instalasi, dan
103
Sistem Tata Udara
efisiensi yang baik pada temperatur lingkungan yang rendah. Chiller berpendingin air
unggul dalam hal efisiensi energi dan tahan lama.
Pada suatu mesin chiller berpendingin udara jenis paket atau packaged air-cooled
chiller, seluruh komponen refrigerasi (kompressor, kondenser, ekspansion, dan
evaporator) terletak di luar ruangan (Gambar 4.9). Kelebihan utama konfigurasi ini
adalah seluruh bagian dirakit di pabrik, dan seluruh komponennya telah diuji di pabrik,
termasuk kelistrikan, pemipaan refrigeran, dan sistem kontrol.
Hal ini akan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk instalasi. Selain itu,
semua komponen yang menghasilkan kebisingan (kompresor dan kipas kondenser)
terletak di luar ruangan, sehingga mengurangi tingkat kebisingan dalam ruangan.
Selanjutnya, penggunaan ruangan untuk pemasangan alat juga dapat dihemat.
Alternatif lain dari chiller berpendingin udara jenis paket adalah dengan evaporator
terpisah atau remote evaporator, yakni menempatkan unit pengkondensasi (kompresor
dan kondenser) di luar ruangan dan evaporator di dalam ruangan. Konfigurasi ini
berguna untuk mencegah pembekuan saat musim dingin dan mengurangi kebisingan
oleh kompresor dan kipas kondenser.
104
Sistem Tata Udara
Konfigurasi lain yang juga populer adalah menggunakan kondenser terpisah atau remote
condenser, di mana kondenser berpendingin udara dihubungkan ke paket kompresor
dan evaporator (atau sering disebut dengan condenserless chiller). Kompresor
diletakkan di dalam ruangan untuk mempermudah perawatan, sementara kondenser di
luar ruangan.
Konfigurasi lain dari chiller adalah dengan meletakkan paket kompresor dan evaporator
dalam ruangan dan dihubungkan dengan kondenser udara dalam ruang. Udara untuk
pendingin kondenser dialirkan lewat saluran udara. Kondenser dalam ruang ini
umumnya menggunakan kipas sentrifugal untuk mengatasi rugi tekanan statik pada
saluran udara. Konfigurasi ini umumnya digunakan jika arsitek tidak menghendaki
adanya kondenser di luar ruangan.
105
Sistem Tata Udara
Air Air
keluar masuk
PANEL
EVAPORATOR CHILLER KONTROL
KONDENSER
Saat beban turun, temperatur air pada sisi return evaporator akan turun juga (akibat dari
kapasitas chiller lebih besar daripada beban). Alat kontrol yang merasakan perubahan
temperatur akan menghidupmatikan kompresor agar temperatur air balik ke evaporator
terjaga pada rentang tertentu. Makin sempit rentangnya, makin sering kompresor ON
106
Sistem Tata Udara
dan OFF. Makin rendah beban, makin sering pula siklus ON dan OFF. Pada kondisi
sebenarnya, beban pendinginan jarang sekali mencapai puncak, dan sebagian besar
malah berada di bawah 50% dari beban puncaknya. Karena itu, chiller yang demikian
akan sering mengalami siklus ON-OFF sepanjang tahun.
Cylinder unloading
Pada kondisi sebenarnya, beban pendinginan
Pada chiller yang berkapasitas besar, jarang sekali mencapai puncak, dan sebagian
besar malah berada di bawah 50% dari beban
kompresor lebih disukai bekerja dalam puncaknya. Karena itu, chiller yang demikian
jangka waktu lama dibandingkan sering akan sering mengalami siklus ON-OFF
sepanjang tahun.
hidup-mati (ON-OFF). Frekuensi ON-
Beban puncak hanya terjadi jika seluruh syarat
OFF yangg terlalu sering dapat merusak
dan komponen beban puncak dipenuhi, misal
kompresor dan memperpendek umur tanggal…,bulan…,jam…,langitcerah,
matahari terik, penghuni 100% ada, lampu
peralatan. Karena itu, pada kompresor
100% menyala, mesin 100% bekerja, dsb.
torak sering dipasang cylinder unloader,
untuk mengurangi kapasitas kompresor tanpa mematikannya (Gambar 4.14). Unloader
ini dapat berjenis elektrik maupun pneumatik/suction pressure unloader.
Air Air
keluar masuk
PANEL
EVAPORATOR CHILLER KONTROL
Unloader
elektrik pada
KONDENSER saluran isap
Pada chiller dengan satu kompresor torak dengan 6 silinder, kapasitasnya dapat diatur
pada 100% (6 silinder aktif), 67% (4 silinder aktif, 2 non-aktif), atau 33% (2 silinder
aktif, 4 non-aktif). Harga minimum kapasitas yang diijinkan untuk kompresor tetap
bekerja umumnya adalah 25%.
107
Sistem Tata Udara
Gambar 4.15. Inlet guide vanes dan adjustable frequency drive pada chiller sentrifugal..
Tinjau suatu chiller torak dengan 4 kompresor yang masing-masing memiliki 4 step
kontrol kapasitas. Total step kapasitas yang dimiliki chiller adalah 12 step. Artinya,
chiller dapat mengatur kapasitasnya pada 12 tingkatan tanpa harus mematikan seluruh
kompresor (Gambar 4.16).
108
Sistem Tata Udara
Gambar 4.16. Chiller torak dengan 4 kompresor, masing-masing kompresor memiliki 6 silinder
(dari Carrier TDP).
Meski demikian, pengaturan kapasitas sampai 12 step ini sebenarnya tidak terlalu
dituntut. Chiller torak cenderung memiliki step kapasitas antara 2 sampai 8 step,
tergantung jumlah kompresor yang digunakan.
Pada saat kapasitas kompresor mencapai step-step akhirnya (artinya kapasitas kecil),
debit refrigeran akan kecil dan kecepatan refrigeran pada evaporator juga akan kecil.
Jika kecepatan refrigeran terlalu kecil, maka ada kemungkinan oli pada evaporator tidak
terbawa kembali ke kompresor. Hal ini tentu membahayakan bagi kompresor, karena
pelumasan komponen-komponennya akan terganggu. Selain itu, pada kapasitas yang
kecil, aliran refrigeran yang terlalu sedikit akan mengganggu kestabilan kerja TXV,
sehingga TXV kehilangan kemampuan untuk menjaga superheat. Ini berahaya karena
dapat mengakibatkan cairan refrigeran masuk ke kompresor.
Saat beban rendah (30% - 40%), salah satu jalur refrigeran akan mati sehingga akan
meningkatkan kecepatan refrigeran di evaporator. Hal ini akan membuat oli dapat
kembali ke kompresor dengan baik dan TXV dapat bekerja normal.
109
Sistem Tata Udara
Gambar 4.17. Chiller torak dengan 2 jalur refrigeran. Masing-masing jalur memiliki 2 kompresor
(dari Carrier TDP).
Tabel 4.1. Step kontrol kapasitas pada chiller dengan 4 kompresor, 2 jalur
refrigeran, dan 8 step kontrol kapasitas.
Saat kapasitas 100%, seluruh kompresor bekerja dan seluruh silinder aktif.
Kompresor 1 sampai 4 masing-masing memiliki 6 silinder aktif.
110
Sistem Tata Udara
Dan seterusnya.
Agar kerja kompresor dapat dibagi secara merata, sehingga umur peralatan panjang,
maka dimungkinkan untuk menggilir kerja kompresor. Perhatikan kolom kiri dan kolom
kanan pada Tabel 2.1, kompresor yang hidup dan mati dapat digilir sesuai dengan
keinginan operator.
Gambar 4.18. Pada beban di bawah Saat beban di bawah 25%, misal 20%, kompresor
tetap bekerja pada batas kapasitas 25%,
25%, kapasitas sirkulasi kompresor akan sementara TXV mengalirkan refrigeran 20% dari
debit normal menuju evaporator, sesuai dengan
lebih besar daripada yang dilewatkan beban.
oleh TXV (pada beban rendah TXV Aliran TXV ke evaporator 20%, dihisap kompresor
25%.Evaporatorakan“vakum”.
akan mengurangi bukaan, sehingga
debit refrigeran berkurang). Akibatnya,
refrigeran pada evaporator cenderung akan “habis” terisap oleh kompresor.
Jika beban turun lagi di bawah 25%, katup solenoid pada jalur kontrol menuju katup
HGBP akan terbuka. Refrigeran dingin di saluran isap akan menuju ke HGBP valve.
Saat tekanan isap rendah di bawah setpoint, HGBP akan terbuka dan mengalirkan
refrigeran panas keluaran kompresor menuju ke evaporator. Uap refrigeran panas ini
akan bercampur dengan refrigeran keluaran TXV dan meningkatkan debit refrigeran
yang melewati evaporator menuju kompresor. Jadi, oli dapat kembali ke kompresor
dengan baik meskipun beban di bawah 25%. Karena debit refrigeran ke kompresor (dari
keluaran TXV ditambah keluaran HGBP) konstan, tekanan evaporator akan stabil dan
arus kompresor konstan.
111
Sistem Tata Udara
Chiller dengan jumlah step kontrol kapasitas lebih dari 4 tak memerlukan kontrol
HGBP karena jumlah step telah memadai untuk mengantisipasi beban minimum pada
sistem tata udara.
EVAPORATOR CHILLER
T
EVAPORATOR CHILLER
T
112
Sistem Tata Udara
Pada chiller torak, kontrol yang lebih banyak digunakan adalah pada return water.
Metode ini dapat mengurangi terjadinya ON-OFF yang terlalu sering pada kompresor
atau cylinder unloader.
Termostat [T] diletakkan pada lokasi return water dan akan merespon temperatur
air kembali ke chiller [T2]. Tabel pada Gambar 4.20 memperlihatkan bahwa
sistem awalnya setimbang, di mana kapasitas sama dengan beban. Air masuk
evaporator pada 12.8C dan keluar pada 5.6C. Termostat diset untuk memutus
arus ke kompresor no.1 jika temperatur turun ke 11.4 oC dan menyambungnya
lagi jika temperaturnya naik lagi ke 12.8oC.
Anggap beban turun menjadi 90% dari beban puncak. Gambar 4.20
menunjukkan perubahan yang terjadi pada T1 dan T2 setiap kali air dingin
bersirkulasi dalam satu siklus, dari chiller ke beban dan kembali lagi ke chiller.
Baik temperatur air return maupun leaving (masuk evaporator maupun keluar
evaporator) merupakan fungsi dari jumlah siklus dalam pemipaan air dingin.
Dalam hal ini, ada dual hal yang perlu dicatat:
113
Sistem Tata Udara
Dari gambar tersebut terlihat pula bahwa diperlukan 3 kali siklus pada beban
90% untuk mematikan kompresor, dan 1 kali siklus untuk menghidupkan lagi
kompresor. Jumlah air pada sistem akan mempengaruhi lamanya waktu siklus
dan lamanya kompresor ON-OFF. Sebagai pedoman umum, loop atau rangkaian
pemipaan air dingin chiller harus memiliki jumlah air antara 3.25 hingga 6.5
liter per kW kapasitas chiller, agar waktu siklus cukup dan ON-OFF tidak terlalu
sering. Jadi, pada sistem
yang lebih besar, frekuensi
Peletakan sensor pada return water (masuk
ON-OFF akan lebih evaporator) menghasilkan efek inersia atau
kelembaman, sehingga frekuensi ON-OFF lebih
sedikit.
jarang. Perubahan kapasitas chiller akibat hidup-
matinya kompresor tidak akan langsung dirasakan
Selanjutnya, dapat dilihat
oleh termostat, sampai air tersebut bersirkulasi
bahwa saat kapasitas dalam satu siklus.
kompresor melebihi beban,
temperatur T1 dan T2 akan
turun, dan saat beban melebihi kapasitas, T1 dan T2 akan naik.
114
Sistem Tata Udara
Gambar 4.21. Skema ON-OFF kompresor akibat perubahan beban pendinginan dengan sensor
diletakkan pada return water.
Karena kompresor 1 diset mati pada temperatur 11.4oC, maka kompresor 1 akan
mati saat temperatur air masuk evaporator mencapai titik B’. Dengan 3
kompresor yang masih bekerja (kapasitas 75%) dan beban 96%, temperatur air
kmasuk evaporator akan kembali naik secara vertikal mengikuti garis B’-D’,
sementara air keluar evaporator naik mengikuti garis B-C-D.
Saat temperatur air masuk evaporator mencapai D’, kompresor 1 akan kembali
ON. Temperatur air masuk evaporator akan kembali turun dari D ke B. Jadi,
pada beban konstan (dalam kasus ini 96%), temperatur air masuk dan keluar
evaporator akan naik-turun mengikuti garis lurus.
Peletakan sensor pada balikan air return water menuju evaporator menghasilkan
efek inersia atau kelembaman, sehingga frekuensi ON-OFF lebih jarang.
Perubahan kapasitas chiller akibat hidup-matinya kompresor tidak dirasakan
oleh termostat sampai air tersebut bersirkulasi dalam satu siklus. Semakin besar
sistem chiller, respons kontroler akan lebih lambat, dan frekuensi ON-OFF akan
semakin jarang. Jadi, peletakan sensor di return water membuat mesin chiller
torak lebih awet karena frekuensi ON-OFF yang lebih jarang.
115
Sistem Tata Udara
Gambar 4.22. Skema ON-OFF kompresor akibat perubahan beban pendinginan dengan sensor
diletakkan pada leaving water.
116
Sistem Tata Udara
Gambar 4.24 menunjukkan diagram pengawatan untuk chiller torak dengan empat
kompresor dengan dua jalur refrigeran dan empat step pengontrolan kapasitas. Diagram
ini hanya menunjukkan urutan-urutan operasi saja. Untuk memudahkan pemahaman,
beberapa elemen kontrol seperti time guard circuit, sequence transfer switches, dll.,
tidak digambarkan di sini.
Saat chiller sedang tidak bekerja, pemanas crankase/crankcase heater bekerja untuk
memanaskan crankcase untuk menghindari refrigeran masuk ke crankcase. Tiap-tiap
pemanas crankase mendapat suplai arus melalui kontak normally closed di starter
kompresor.
117
Sistem Tata Udara
Daya disuplaikan ke rangkaian kontrol melalui switch ON-OFF, pemutus arus jika
temperatur air terlalu rendah, dan interlock seperti pemindah aliran.
Saat step 1 pada kontroler temperatur menutup, relay kontrol no.1, katup solenoid pada
pipa cairan refrigeran keluaran kondenser, dan kompresor no. 1 melalui switch beban
lebih dan pembatas tekanan tinggi dan tekanan rendah akan mendapat suplai daya.
Saat step no.2 menutup, daya disuplaikan ke relay kontrol no. 2, katup solenoid pada
pipa cairan refrigeran keluaran kondenser dan ke kompresor no. 3 melalui time delay
relay. Urutan pengaktifan kompresor diatur sedemikian sehingga pada masing-masing
jalur refrigeran akan energized sebelum kompresor kedua di jalur lainnya energized. Hal
ini akan menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya operasi.
Step no. 3 akan menyuplai daya ke kompresor no. 2, dan step no. 4 menyuplai daya ke
kompresor no. 4. Relay penunda waktu/time delay relay dipasang pada kompresor 2,
3,dan 4 untuk mencegah lehih dari satu kompresor start bersamaan.
Chiller-chiller dikatakan terangkai seri jika seluruh air dingin mengalir di satu
evaporator dari satu chiller dan selanjutnya mengalir menuju ke chiller kedua dan
seterusnya. Chiller paralel memisahkan aliran air melalui masing-masing evaporator
secara bersamaan (Gambar 4.25). Dalam kedua kasus, kondenser-konderser
diasumsikan terangkai paralel.
118
Sistem Tata Udara
CHILLER SERI
CHILLER 1 CHILLER 2
CHILLER PARALEL
CHILLER 1
CHILLER 2
119
Sistem Tata Udara
akan mematikan salah satu chiller saat beban turun sampai pada tahap tertentu
yang mampu ditangani oleh satu chiller.
Dengan jenis kontrol ini, maka kontrol untuk lag-lead dapat dilakukan dengan
mudah, hanya dengan memindahkan switch T3 dari satu mesin ke mesin
lainnya.
120
Sistem Tata Udara
mesin bekerja sempurna. Chiller 1 harus dikontrol pada beban penuhnya dan
dibuat OFF sebelum chiller 2 mulai mengurangi kapasitas.
121
Sistem Tata Udara
Saat kembali ke chiller, temperatur air yang akan masuk evaporator tetap 12.8C. Jadi,
chiller tetap bekerja dengan kapasitas 350 kW meski debit telah turun ke 7.571 l/s.
Akibatnya, penurunan temperatur air di chiller tidak lagi 5.6C, tetapi dua kalinya, yaitu
11.2oC. Dengan demikian, air keluar chiller akan bertemperatur 1.7 oC. Hal ini akan
menimbulkan permasalahan pada kontrol chiller dan frekuensi ON-OFF yang sering
akan terjadi.
Jika katup yang digunakan adalah katup 3 jalur modulasi, bukan katup 3 jalur on-off,
maka debit pada sistem tidak akan konstan! Hal ini terjadi akibat dari turunnya drop
122
Sistem Tata Udara
tekanan pada rangkaian paralel (bypass dan koil) dibandingkan dengan pada saat aliran
penuh 100% di koil maupun bypass.
Penggunaan katup dua-jalur on-off (two-way on-off) atau katup dua-jalur modulasi
(two-way modulating valve) akan menghasilkan debit berubah-ubah (variable system
flow) karena katup-katup akan menurunkan debit pada saat beban tidak penuh.
Gambar 4.30. Penggunaan differential pressure control untuk menghasilkan debit konstan pada
chiller.
123
Sistem Tata Udara
kecil, debit aliran pada pemipaan sekunder dapat berubah-ubah sementara debit pada
pemipaan primer konstan!
Gambar 4.31. Pemompaan primer dan sekunder untuk menghasilkan debit konstan pada chiller.
Gambar 4.32 menunjukkan tabel rating untuk chiller torak berpendingin air. Tabel ini
memberikan data kinerja pada berbagai nilai temperatur air keluar chiller dan
temperatur air masuk kondenser. Tabel juga menunjukkan daya input kompresor, debit
air di kondenser dan evaporator, dan drop tekanan pada kondenser dan evaporator.
Gambar 4.33 memberikan informasi yang mirip dengan Gambar 4.32, namun dengan
temperatur air masuk kondenser yang lebih tinggi.
124
Sistem Tata Udara
Gambar 4.32. Contoh data kinerja water-cooled chiller pada temperatur air masuk kondenser 25 –
35oC.
Gambar 4.33. Contoh data kinerja water-cooled chiller pada temperatur air masuk kondenser 40 –
50oC.
Contoh berikut dapat digunakan sebagai pedoman cara memilih chiller berpendingin air.
CONTOH 4.1
Diberikan data sebagai berikut:
Summer cooling load 255 kW
Leaving chilled water temperature 7°C
Chilled water rise 5 K
125
Sistem Tata Udara
Lihat Gambar 4.32. Beban yang harus ditangani adalah255 kW. Jika dipilih unit size 091, maka
didapat kapasitas.chiller 250 kW. Kapasitas ini cukup dekat dengan kebutuhan.
Dengan mempertimbangakan
Leaving chilled water temperature 7°C
Chilled water rise 5 K
Entering condenser water temperature 30°C
Condenser water rise 5K
Maka diperoleh unit size 091 dengan
Cooling capacity 250 kW
Compressor power input 62 kW
Entering/leaving chilled water 12/7°C
Flow rate 12 l/s
Pressure drop 20,6 kPa
Entering/leaving cooling water 30/35°C
Flow rate 14,9 l/s
Pressure drop 28 kPa
Untuk melengkapi data lain yang diperlukan, Gambar 4.34 dapat digunakan untuk menentukan
data kelistrikan chiller. Hasilnya menunjukkan bahwa starting current atau arus mula dapat
diturunkan dari 322 A ke 222 A dengan menggunakan part winding.Untuk debit yang berbeda,
data drop tekanan pada Gambar 4.35 dapat digunakan.
126
Sistem Tata Udara
127
Sistem Tata Udara
CONTOH 4.2
Diberikan data sebagai berikut:
Summer cooling load 255 kW
Leaving chilled water temperature 7°C
Chilled water rise 5 K
Condenser air entering temperature 35°C
Jika diinginkan digunakan split chiller atau condenserless chiller, tentukan unit size, kapasitas,
daya input, debit air pada cooler, dan drop tekanan pada cooler.
Karena chiller berpendingin udara melibatkan besaran SDT (saturated discharge temperature),
maka dapat diasumsikan bahwa SDT kurang lebih 15oC di atas temperatur lingkungan. Untuk
o o o
kasus ini, SDT = 35 + 15 = 51 C. SDT 51 C menghasilkan temperatur kondensasi sekitar 50 C.
128
Sistem Tata Udara
CONTOH 4.3
Diberikan data sebagai berikut:
Summer cooling load 255 kW
Leaving chilled water temperature 7°C
Chilled water rise 5 K
Condenser air entering temperature 35°C
Jika diinginkan digunakan air-cooled chiller, tentukan unit size, kapasitas, daya input, debit air
pada cooler, dan drop tekanan pada cooler.
129
Sistem Tata Udara
130
Sistem Tata Udara
Bab 5.
Pemipaan dan Pompa
Pada suatu sistem tata udara, air sering digunakan untuk mentransfer kalor dari suatu
lokasi yang menghasilkan kalor, seperti cooling coil ke titik di mana kalor tersebut
dapat dilepaskan ke media lain, seperti refrigeran pada chiller. Air sering
diresirkulasikan, sehingga proses pengambilan kalor dan pelepasan kalor merupakan
proses yang kontinu.
Sistem pemipaan dan pompa digunakan untuk transport air ke dan dari berbagai
penukar kalor, biasanya bersifat sederhana, dan bukan bagian dari jaringan pemipaan
yang besar dan kompleks. Air yang digunakan biasanya bertemperatur antara 5 sampai
40oC, meskipun dapat dijumpai air yang bertemperatur lebih tinggi pada sistem air
panas yang digunakan untuk pemanasan. Penggerak untuk sirkulasi atau mendorong air
ke sistem pemipaan umumnya adalah pipa sentrifugal.
Pada sistem tata udara, pemipaan air dijumpai pada sistem udara-penuh, sistem air-
penuh, dan sistem udara-air. Sistem sirkulasi yang digunakan dapat bersifat terbuka
131
Sistem Tata Udara
maupun tertutup. Sistem terbuka ditemui pada pemipaan menara pendingin, sementara
sistem tertutup dijumpai pada pemipaan air dingin (chilled-water).
𝑄 = 𝑐 𝑥 𝐺 𝑥 ∆𝑡 (5.1)
𝑄𝑜 = 𝐺𝑤 𝑥 ∆𝑡𝑤 (5.2)
di mana
Jika kapasitas pendinginan digunakan sebagai dasar perhitungan, debit air pada
kondenser dan perubahan temperatur air dapat dihitung dengan persamaan (5.2).
132
Sistem Tata Udara
temperatur air dingin sebesar 11K atau lebih dapat digunakan tanpa menyebabkan
banyak masalah pada pemilihan chiller dan koil air-dingin.
Sekali-lintas/Once-through type
Direct return
Reverse return
Pada jenis pemipaan sekali lintas atau once-through type, air mengalir melalui sistem
dan langsung dibuang. Contoh untuk aplikasi ini adalah penggunaan air kota untuk
pendingin kondenser. Sistem ini dapat bekerja dengan atau tanpa pompa.
Pada jenis pemipaan resirkulasi terbuka atau open recirculating type, air dipompakan
dari reservoir ke sistem dan kembali lagi ke reservoir, dengan memberikan kesempatan
kepada air untuk kontak dengan udara. Contoh jenis ini adalah sistem air dingin dengan
pencuci udara/air washer untuk pendinginan dan dehumidifikasi, dan sistem air
pendinginn kondenser dengan menara pendingin.
F
E
COOLING
TOWER
Bak H C
G D
Pompa
A B
I KONDENSER
Sumur
Pada pemipaan resirkulasi tertutup atau closed recirculating system, air disirkulasikan
pada pipa dan peralatan lain secara tertutup, tanpa kontak dengan udara (kecuali jika ada
tanki ekspansi). Contoh untuk jenis ini adalah sistem air dingin dengan koil untuk
proses pendinginan dan dehumidifikasi.
133
Sistem Tata Udara
Chiller/Boiler
AHU/FCU
AHU/FCU
AHU/FCU
Gambar 5.2. Contoh sistem pemipaan tertutup.
Direct return type (Gambar 5.3)merupakan bagian dari sistem pemipaan resirkulasi
tertutup. Jika drop tekanan pada unit-unit sama, maka pada direct return type setiap unit
akan memerlukan balancing valve dan memeerlukan waktu untuk menjamin debit air
yang sama ke setiap unit.
Pada reverse return type (Gambar 5.4), beda tekanan dari saluran catu/supply line
menuju unit ke saluran balik/return line sama untuk setiap unit. Jadi, setiap unit akan
memiliki debit yang sama dan tidak diperlukan lagi balancing. Biaya untuk tambahan
pemipaan pada pipa balik bisa jadi lebih berharga dibandingkan biaya untuk katup-
katup, biaya balancing, dan waktu yang digunakan untuk proses balancing. Reverse
return type sangat disarankan digunakan pada gedung dengan banyak ruangan yang
menggunakan banyak FCU yang memiliki drop tekanan yang sama.
134
Sistem Tata Udara
Selain itu, pipa-pipa pada kondenser dan chiller harus dibersihkan secara berkala. Koil
pendingin, control valve, dan pompa secara berkala juga memerlukan servis atau
reparasi. Proses-proses pembersihan, servis, dan reparasi, sebaiknya diawali dengan
membuang sisa-sisa air (draining) yang ada di dalam pemipaan. Untuk keperluan ini,
seringkali dibutuhkan katup penghenti aliran/shut-off valve dan katup isolasi/isolating
valve, sehingga tidak perlu seluruh air di dalam pemipaan dan peralatan dibuang.
Dengan isolating valve, dimungkinkan pula sebagian peralatan diperbaiki, sementara
peralatan lain tetap bekerja. Di samping katup penghenti aliran dan katup isolasi,
diperlukan pula sambungan union dan flange pada tempat-tempat tertentu untuk
mempermudah pelepasan dan pemasangan peralatan seperti koil pendingin dan katup
kontrol.
135
Sistem Tata Udara
136
Sistem Tata Udara
Pada flange pompa atau penukar kalor, pipa harus disangga agar tidak ada tekanan yang
mengarah pada pompa atau penukar kalor. Pada sisi isap dan buang pompa, seringkali
digunakan karet fleksibel untuk mengurangi tekanan pada pompa dan untuk
mengkompensasi ketidaklurusan sambungan antara pipa dan pompa. Karet ini juga
dapat mengurangi rambatan getaran dari pompa ke pemipaan, meskipun tidak terlalu
efektif. Air merupakan fluida tak kompresibel, sehingga getaran dari pompa dapat
menjalar melalui kolom air dengan tingkat redaman yang kecil. Masalah getaran pompa
dapat lebih mudah diatasi dengan menggunakan gantungan pipa jenis pegas. Jika sistem
pemipaan termasuk instalasi vital, maka ahli vibrasi harus dilibatkan untuk rancangan.
Harus dipertimbangkan pula bahwa pada sistem yang besar, sistem pemipaan dan air
yang ada di dalamnya dapat berbobot sangat berat.
Gambar 5.6 menunjukkan salah satu metode penyangga pipa yang sederhana, murah,
dilengkapi dengan penampung kotoran/dirt leg dengan lubang pembuangan kotoran.
Perlu dicatat bahwa berat air yang bersirkulasi ditanggung langsung oleh pondasi.
Sambungan antara pipa utama horisontal (horizontal main) dengan pipa tegak (riser)
harus dibuat dari forged welding tee, bukan sambungan yang dilas di tempat. Ekspansi
pipa akibat perubahan temperatur harus mendapatkan perhatian.
5.6. Katup
Ada ratusan jenis katup yang digunakan pada sistem pemipaan, namun hanya akan
dibahas lima atau enam jenis yang umum digunakan pada pemipaan air dingin.
137
Sistem Tata Udara
Untuk mengalirkan dan menghentikan aliran udara, sering digunakan katup gerbang
atau gate valve, karena pada saat terbuka penuh, air dapat mengalir tanpa drop tekanan
yang terlalu besar.
Gambar 5.7 menunjukkan sebuah katup gerbang atau gate valve jenis outside screw and
yoke dengan rising stem. Jenis ini sering digunakan untuk isolating pump, cooler, dan
condenser. Ulir yang pada sisi luar stem akan memudahkan pencegahan korosi dan
pelumasan.
Pada posisi buka penuh, stem akan tertarik keluar dan katup akan sangat “tinggi”,
sehingga seringkali ditemui kesulitan dalam memasang katup tersebut pada tempat-
tempat yang instalasi pemipaannya rumit atau terhalang oleh instalasi lain.
Suatu plug cock (Gambar 5.8) memiliki drop tekanan yang kecil saat terbuka penuh dan
dapat digunakan sebagai katup throttling atau katup balancing.
138
Sistem Tata Udara
Katup globe dan katup sudut/angle valve (Gambar 5.9) umum digunakan untuk
mengatur atau “mencekik” aliran air. Katup ini memiliki drop tekanan yang tinggi saat
terbuka, namun memiliki karakteristik pencekikan atau “throttling” yang baik, yaitu
persentase debit hampir proporsional dengan persentase bukaan katup.
Gambar 5.9. Katup globe dan katup sudut (dari Carrier TDP).
Katup satu arah atau katup cek dapat berfungsi untuk mengalirkan air ke satu arah saja
dan menghidari terjadinya aliran balik. Gambar 5.10 menunjukkan katup cek jenis ayun
yang banyak digunakan pada sisi buang pompa.
139
Sistem Tata Udara
Jika beberapa pompa disusun paralel, katup cek harus dipasang di masing-masing sisi
buang pompa untuk mencegah air dibypass ke pompa yang sedang mati.
140
Sistem Tata Udara
Katup pelepas tekanan (Gambar 5.12) atau pressure relief valve seringkali juga
dibutuhkan pada sistem pemipaan. Sebagai contoh, dalam suatu pemipaan air dingin
dapat terjadi pengkerutan pipa. Hal ini berbahaya saat katup-katup di ujung pipa
tertutup, karena air yang ada di dalamnya dapat memberikan tekanan yang sangat tinggi
saat air dalam pipa mengalami kenaikan temperatur. Untuk itu, katup pelepas tekanan
dapat mengurangi tekanan air hingga pipa aman dari tekanan yang berlebih.
Pada sistem pemipaan yang rumit, di mana banyak digunakan katup kontrol, pompa
dapat menciptakan tekanan air yang tinggi saat semua katup dalam posisi hampir
menutup. Dalam kasus ini, sekali lagi, katup pelepas tekanan yang dipasang pada
saluran buang pompa dapat mengurangi tekanan air dalam pemipaan menuju saluran
isap.
5.7. Penyaring/strainer
Pada kebanyakan sistem pemipaan, kotoran-kotoran halus dapat bersirkulasi tanpa
menyebabkan gangguan yang berarti. Dalam kasus ini, kebutuhan akan strainer atau
penyaring kotoran tidak begitu mendesak. Kalau pun dipasang, penyaring sebaiknya
tidak terlalu rapat hingga akan tersumbat terlalu cepat akibat menumpuknya kotoran.
Pada sistem kondenser berpendingin air dengan menara pendingin tanpa katup kontrol,
penyaring/strainer yang dipasang pada sambungan isap menara pendingin sudah
dianggap cukup (Gambar 5.14). Cincin penahan lumpur/mud ring kadang-kadang
dipasang mengelilingi sambungan tadi untuk menahan kotoran-kotoran kasar di dasar
bak menara pendingin, sehingga kotoran akan terkumpul dan mudah dibersihkan pada
141
Sistem Tata Udara
saat dilakukan perawatan tahunan. Saringan cadangan harus disediakan agar saat
saringan kotor diganti menara pendingin tidak perlu dimatikan.
142
Sistem Tata Udara
Tanki ekspani dapat dibagi dalam tiga jenis: tangki ekspansi jenis terbuka, tanki
ekspansi jenis tertutup, dan tanki ekspansi diafragma. Air dalam tanki ekspansi terbuka
berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga tekanan permukaan air sama dengan
tekanan udara lingkungan. Dalam tanki ekspansi tertutup, air tidak berhubungan
langsung dengan udara luar. Tekanan air dalam tanki akan lebih besar dibandingkan
dengan tekanan udara luar. Pada tanki ekspansi diafragma, air dan gas bertekanan dalam
tanki dibatasi oleh sekat diafragma yang dipasang dalam tanki.
Sistem tangki ekspansi terbuka lebih disarankan, dan umumnya ditempatkan pada
bagian tertinggi dari sistem pemipaan balik, sedekat mungkin dengan pompa untuk
menjaga tekanan positif pada saluran isap pompa (Gambar 5.17).
143
Sistem Tata Udara
Jika pemasangan tanki ekspansi terbuka di bagian teratas sistem pemipaan dipandang
menyulitkan, tanki ekspansi tertutup (Gambar 5.18) dapat digunakan. Tanki ini dapat
dipasang sedekat mungkin dengan bagian sistem pemipaan yang memiliki tekanan
terendah.
Tangki ekspansi diafragma (Gambar 5.19) dapat juga digunakan sebagai alternatif
pengaman terhadap pemuaian dan penyusutan volume air akibat perubahan temperatur.
Jika temperatur air naik, maka volume air akan bertambah. Penambahan volume ini
akan mendorong difragma yang ada pada tanki ekspansi, sehingga kenaikan tekanan air
tidak akan terlalu besar.
Air
Nitrogen
Udara
DINGIN HANGAT
Perubahan volume air akibat kenaikan temperatur dapat dinyatakan dengan nilai
ekspansi netto, yang dapat dinyatakan dengan
di mana
144
Sistem Tata Udara
di mana
Vet = k Vw [ ( v1 / v0 ) - 1 ] / [ ( pa / p0 ) - ( pa / p1 ) ] (5.4)
di mana
145
Sistem Tata Udara
Estimasi volume tanki ekspansi tertutup pada berbagai temperatur diberikan pada
Gambar 5.20, dengan asumsi temperatur awal 100C, tekanan awal 70 kPa, dan tekanan
maksimum 200 kPa.
Jika temperatur awal dan tekanan maksimum selain dari angka-angka di atas, maka
volume tanki ekspansi tertutup harus dikalikan dengan faktor koreksi sebagaimana
terlihat pada Gambar 5.21.
146
Sistem Tata Udara
Vet = k Vw [ ( v1 / v0 ) - 1 ] / [ 1 - ( p0 / p1 ) ] (5.5)
di mana
Estimasi volume tanki ekspansi diafragma pada berbagai temperatur diberikan pada
Gambar 5.22, dengan asumsi temperatur awal 100C, tekanan awal 70 kPa, tekanan
maksimum 200 kPa, faktor keamanan 2, dan acceptance factor 0.5.
147
Sistem Tata Udara
Jika temperatur awal dan tekanan maksimum selain dari angka-angka di atas, maka
volume tanki ekspansi tertutup harus dikalikan dengan faktor koreksi sebagaimana
terlihat pada Gambar 5.23.
148
Sistem Tata Udara
149
Sistem Tata Udara
Katup untuk pengukur tekanan harus dipasang pada tempat-tempat di mana pembacaan
tekanan diperlukan. Harus diingat bahwa alat ukur tekanan yang dipasang permanen
akan mudah rusak akibat adanya getaran dan perubagan tekanan tiba-tiba, sehingga
hasil pembacaannya tidak cocok digunakan untuk pelacakan gangguan atau
troubleshooting. Untuk alasan inilah sebaiknya alat ukur tekanan harus dilepas, kecuali
saat dibutuhkan untuk membaca tekanan.
Pembangkitan gaya sentrifugal pada pompa dimulai dari saat cfluida masuk
pada saluran isap (suction) dan kemudian masuk ke bagian tengah (eye) dari
impeler yang berputar. Saat berputar, impeler akan memutar fluida pada rongga
di antara sudu (vane) impeler ke arah luar sehingga menghasilkan percepatan
sentrifugal. Perpindahan fluida meninggalkan bagian tengah impeler akan
menyebabkan bagian tersebut bertekanan rendah, sehingga cairan yang dipompa
akan mengalir ke saluran isap. Karena sudu impeler melengkung, fluida akan
terdorong dalam arah tangensial (tegaklurus bidang ujung impeler) dan radial
(dari pusat impeler ke arah luar) oleh gaya sentrifugal dan keluar lewat saluran
buang (discharge). Gambar 5.25 menjelaskan penampang lintang suatu pompa
sentrifugal berikut arah aliran fluida.
150
Sistem Tata Udara
Energi yang dihasilkan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah
energi yang diberikan kepada fluida sebanding dengan kecepata pada ujung sudu
impeler. Semakin cepat impeler berputar, makin besar kecepatan fluida pada
ujung sudu impeler, sehingga energi yang diberikan kepada fluida pun akan
semakin besar.
Energi kinetik pada fluida yang keluar dari impeler dapat diubah menjadi energi
tekanan dengan menciptakan hambatan aliran. Hambatan pertama, yang
diciptakan oleh volute atau rumah pompa akan memperlambat kecepatan fluida.
Hambatan kedua, yang diciptakan oleh saluran buang sekali lagi akan
memperlambat fluida dan kecepatannya akan diubah menjadi tekanan sesuai
dengan prinsip Bernoulli. Tekanan fluida yang dihasilkan pompa akan
sebanding dengan pangkat dua dari kecepatan fluida.
Kapasitas:
Tekanan Discharge:
151
Sistem Tata Udara
- Multi stage: Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam
satu casing.
- Multi Impeller & Multi stage: Kombinasi multi impeller dan multi stage.
Posisi Poros :
- Poros tegak
- Poros mendatar
Jumlah Suction:
- Single Suction
- Double Suction
- Radial flow
- Axial flow
- Mixed fllow
152
Sistem Tata Udara
A. Stuffing Box
berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
153
Sistem Tata Udara
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan
tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
Istilah head juga digunakan untuk mengukur energi kinetik yang dihasilkan oleh
pompa. Dengan kata lain, head adalah ukuran dari tinggi kolom cairan yang
dapat dihasilkan oleh pompa dari energi kinetik yang diberikan kepada fluida.
Pada suatu pipa yang menyemburkan air secara vertikal ke udara, tinggi air yang
tersembur dapat dikatakan sebagai head.
Head tidak persis sama dengan tekanan. Head adalah besaran dengan dimensi
panjang (atau tinggi), sementara dimensi tekanan adalah gaya per satuan luas.
Penggunaan besaran head lebih sering dijumpai pada sistem pemipaan dan
pompa karena tekanan fluida akan berubah jika massa jenis fluida berubah,
sementara head tidak. Karena pompa sentrifugal dapat digunakan untuk
memindahkan atau memompa berbagai jenis fluida dengan berbagai berat jenis,
maka akan lebih mudah untuk menggunakan istilah head daripada tekanan.
154
Sistem Tata Udara
Head isap statik/Static Suction Head (hS): adalah head yang dihasilkan dari
posisi ketinggian atau elevasi fluida relatif terhadap pusat pompa. Jika level
cairan ada di atas pusat pompa, hS dikatakan positif. Jika level cairan berada di
bawah pusat pompa, hS dikatakan negatif. Harga hS yang negatif umumnya
kemudian disebut dengan “suction lift”.
Head buang statik/Static Discharge Head (hd): adalah jarak vertical (dalam
meter atau feet) antara pusat pompa dengan titik pada semburan bebas pada
saluran buang pompa atau permukaan cairan pada discharge tank.
Head tekanan uap/Vapor Pressure Head (hvp): Tekanan uap atau vapor
pressure adalah tekanan di mana cairan dan uapnya berada pada kesetimbangan.
Tekanan uap suatu jenis cairan dapat ditentukan dengan tabel. Jika tekanan uap
tersebut dikonversikan menjadi head, maka besaran ini akan disebut sebagai
head tekanan uap atau vapor pressure head.
155
Sistem Tata Udara
Head tekanan/Pressure Head (hp): Besaran Pressure Head atau head tekanan
digunakan pada sistem pompa di mana fluida diisap dari atau dikirim ke tangki
yang tekanannya berbeda dengan tekanan atmosfer, yakni untuk sistem
pemipaan yang tertutup.
Head isap total/Total Suction Head (HS): Head isap total atau total suction
head adalah pembacaan alat ukur tekanan pada saluran isap yang dikonversikan
menjadi tinggi kolom cairan. Head isap total adalah jumlah dari suction
reservoir pressure head (hpS) ditambah dengan static suction head (hS)
ditambah velocity head pada flange isap pompa (hVS) dikurangi head gesekan
pada saluran isap atau friction head in the suction line (hfS), atau
Head buang total/Total Discharge Head (Hd): Head buang total atau total
discharge head adalah pembacaan alat ukur tekanan pada saluran buang yang
dikonversikan menjadi tinggi kolom cairan. Head buang total adalah
penjumlahan dari discharge reservoir pressure head (hpd), static discharge head
(hd), velocity head at the pump discharge flange (hvd), dan total friction head in
the discharge line (hfd), atau
Head diferensial total/Total Differential Head (HT): adalah selisih antara total
discharge head dengan total suction head, atau
156
Sistem Tata Udara
Net Positive Suction Head (NPSH): adalah total head pada saluran suction
dikurangi dengan tekanan uap, dan satuannya dikonversikan ke tinggi kolom
cairan.
Kavitasi (cavitation): proses perubahan fasa air dari cair menjadi uap dan
sebaliknya dalam periode yang cepat akibat rendahnya tekanan pada, terutama
saluran isap. Pada pompa sentrifugal, kavitasi akan menurunkan efisiensi pompa
dan dapat menimbulkan kerusakan pada pompa dan impeler. Karena memiliki
efefk merusak, kavitasi harus dihindari.
Net Positive Suction Head Required, NPSHr: adalah head positif pada saluran
isap yang dibutuhkan untuk mengatasi rugi tekanan pada pompa dan menjaga
tekanan cairan di atas tekanan uapnya. NPSHr merupakan karakteristik bawaan
dari pompa dan biasanya besarnya akan diberikan oleh pabrik pembuatnya.
Net Positive Suction Head Available, NPSHa: NPSHa merupakan fungsi dari
sistem pemipaan di mana pompa bekerja. Besaran ini menyatakan selisih positif
tekanan pada cairan dengan tekanan uap saat masuk ke saluran isap pompa, dan
menjamin tidak terjadi kavitasi. Dengan bantuan Gambar 5.27, NPSHa dapat
dihitung dengan:
di mana
Pt : Tekanan absolut pada permukaan bebas suatu tangki yang
dihubungkan dengan saluran isap pompa [Pa]
Pvp : Tekanan uap pada temperatur kerja yang digunakan [Pa]
Zts : Elevasi permukaan tangki [m]
Zs : Elevasi saluran isap [m]
: Massa jenis cairan [kg/m3]
HL : Rugi gesekan pemipaan saluran isap, dihitung dari tangki ke
lubang isap pompa [m]
157
Sistem Tata Udara
Pt
suction
Zts piping
Zs
Jika pompa sentrifugal memiliki NPSHa lebih besar dibanding NPSHr, maka
kavitasi pada pompa dapat dihindari.
Kapasitas pompa
158
Sistem Tata Udara
Analisis hubungan antara debit yang dapat dihasilkan oleh pompa dan kenaikan
tekanan fluida dipengaruhi oleh karakteristik fisik dan fluida pada sistem.
Varibel-variabel yang dievaluasi untuk menentukan hubungan itu meliputi
efisiensi pompa, daya yang dicatu ke pompa, kecepatan putar impeler, diameter
impeler, massa jenis fluidam dan viskositas fluida. Gambar 3 memberikan
contoh kurva hubungan antara kenaikan tekanan fluida dengan debit yang
dihasilkan oleh pompa.
Debit
Q n
Hp n2
Pw n3
159
Sistem Tata Udara
di mana
n : Kecepatan putar pompa [rpm]
Q : Debit [m3/detik]
Hp : Head pompa [m]
Pw : Daya pompa [W]
Q2 n
2 (5.11)
Q1 n1
atau Q2 Q1(n2 / n1 )
Hp 2 n2 2
( ) (5.12)
Hp1 n1 Hp 2 Hp 1 (n2 / n1 )2
atau
Pw 2 n2 3
( ) 3 (5.13)
Pw 1 n1
atau Pw 2 PW1 (n2 / n1 )
Debit
CONTOH 5.1
Sebuah pompa bekerja dengan kecepatan purat impeler 1800 RPM. Pompa tersebut
menghasilkan debit sebesar 400 liter per menit dan head sebesar 16 m. Jika daya yang
160
Sistem Tata Udara
dibutuhkan pompa adalah 15 kW, hitung debit, head, dan daya jika pompa bekerja pada 3600
RPM.
𝑄1 𝑁1
=
𝑄2 𝑁2
atau
𝑁2
𝑄2 = 𝑄
𝑁1 1
3600
𝑄2 = 1800 𝑥 400 = 800 liter per menit
atau
2
𝑁2
𝐻2 = 𝐻1
𝑁1
3600 2
𝐻2 = 𝑥 16 = 64 m
1800
atau
3
𝑁2
𝑃2 = 𝑃1
𝑁1
3600 3
𝑃2 = 1800
𝑥 15 = 120 kW
DENGAN HASIL INI, MAKA MOTOR POMPA HARUS DIGANTI DARI RATING 15 KW MENJADI 120 KW.
5.11. Pemipaan
Drop tekanan pada suatu sistem pemipaan lurus dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Darcy-Weisbach:
161
Sistem Tata Udara
Lv2
Dp f (5.14)
2D
di mana
Dp Lv2
Dh f (5.15)
g 2gD
di mana
Kedua persamaan di atas menjelaskan bahwa penurunan tekanan atau head berbanding
lurus dengan pangkat dua dari kecepatan aliran fluida. Karena itu, kurva penurunan
tekanan atau head pada pemipaan terhadap kecepatan akan mendekati bentuk parabola.
Karena debit sebanding dengan kecepatan fluida, maka kurva drop tekanan atau rugi
head terhadap debit juga berbentuk parabola (gambar 5). Kurva tadi dikenal dengan
kurva karakteristik sistem.
162
Sistem Tata Udara
Drop tekanan
Debit
Titik kerja 1
Titik kerja 2
Debit
163
Sistem Tata Udara
Titik kerja 1 pada Gambar 5.31 adalah titik kerja pompa saat digunakan pada sistem
pemipaan yang memiliki rugi tekanan yang lebih besar. Titik kerja 2 menyatakan titik
kerja pompa pada sistem pemipaan yang memiliki rugi tekanan yang kecil. Perubahan
titik kerja di atas dapat disimulasikan dengan mudah pada suatu sistem pemipaan
dengan mengatur tingkat bukaan katup pada pipa keluaran pompa.
CONTOH 5.2
Sebuah pompa memiliki karakteristik seperti terdapat pada gambar di bawah. Tentukan kondisi
operasi pompa dan pipa.
70
60
50
Head, meter
40
Titik kerja
30
20
10
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Debit, liter per detik
Berdasarkan gambar di atas, pompa bekerja pada kondisi kerja sebagai berikut:
Debit = 70 liter per menit
Head pompa = 40 meter
Susunan paralel untuk dua pompa atau lebih dimaksudkan untuk meningkatkan
debit pada head yang konstan. Gambar 5.32 menjelaskan 2 pompa sentrifugal
yang identik disusun paralel.
164
Sistem Tata Udara
pompa A dan B
Tekanan
pompa A atau B
Debit
Gambar 5.32. Kurva karakteristik 2 pompa sentrifugal identik yang disusun parallel.
Karena inlet masing-masing pompa berada pada titik yang identik pada sistem,
maka head yang dihasilkan oleh kedua pompa adalah sama. Sementara, debit
yang dihasilkan adalah penjumlahan dari debit masing-masing pompa.
titik
kerja
pompa A dan B
pompa A atau B
Debit
Gambar 5.33. Titik kerja 2 pompa sentrifugal identik yang disusun parallel.
Pompa seri
Susunan seri untuk dua pompa atau lebih dimaksudkan untuk mengatasi rugi
tekanan yang besar. Sebagaimana tampak pada Gambar 5.34, dua buah pompa
165
Sistem Tata Udara
sentrifugal identik yang bekerja pada kecepatan sama dengan debit yang sama
masing-masing akan menghasilkan head yang sama. Karena inlet pada pompa
kedua terletak pada outlet pompa pertama, head yang dihasilkan oleh kedua
pompa akan merupakan penjumlahan dari head masing-masing pompa. Debit
dari inlet pompa pertama dan outlet pompa kedua akan sama.
Tekanan
pompa A dan B
pompa A atau B
Debit
Gambar 5.34. Kurva karakteristik 2 pompa sentrifugal identik yang disusun seri.
dua pompa
disusun seri
Tekanan
pompa titik
tunggal kerja
Debit
Gambar 5.35. Titik kerja 2 pompa sentrifugal identik yang disusun seri.
166
Sistem Tata Udara
Daya pompa
Daya pompa teoretik yang digunakan untuk menyirkulasikan air dapat dihitung
dengan:
Pw m
Dp / (5.16)
Pw m
Dp /
di mana
Pw : Daya pompa [W]
m
: Laju aliran massa cairan [kg/detik]
Dp : Kenaikan tekanan pompa [Pa]
: Massa jenis cairan [kg/m3]
Efisiensi pompa
Efisiensi pompa ditentukan dari perbandingan antara daya output dan daya input
pompa, atau
Dayaouput Pw
Efisiensi x100% (5.16)
Dayainput Pt
Daya input pada persamaan di atas bukan daya input motor, melainkan daya
yang masuk ke poros pompa. Dengan demikian, pada perhitungan efisiensi
pompa, efisiensi motor juga harus diperhitungkan.
Illustrasi
CONTOH 5.2
Hasil pengujian suatu pompa sentrifugal memberikan data sebagaimana Gambar 5.36. Jika
diinginkan debit sebesar 320 gallon per menit atau 1200 liter per menit (atau 20 liter per detik,
setara dengan 20 kg per detik). Berikan komentar terhadap hasil pengujian tadi.
167
Sistem Tata Udara
efisiensi 53%.
Jika pengukuran juga memberikan harga arus 9 ampere, tegangan 230 V, dan efisiensi
motor73.7%, maka:
Faktor daya = 3400 [Watt]/(9.9 [Ampere] x 230 [Volt] x 3 [fasa]) = = 0.862
HP motor = 3.4 [kW] x 1.341 =4.56 hp
Brake horsepower = 73.7% x 4.56 = 3.36 hp
Brake watt = 73.7% x 3400 = 2505.8 Watt
Daya pompa = 20 [kg/detik] x 66000 [N/m2] / 1000 kg/m3
= 1320 N.m/detik
= 1320 Joule/detik
= 1320 Watt
Efisiensi total = (1320/3400)x100%
= 37%
Efisiensi pompa = 1320/2505.8
= 53%
Gambar 5.36. Contoh hasil pengujian kinerja pompa sentrifugal (dari Zoeller Pump).
168
Sistem Tata Udara
Bab 6.
Pendingin Evaporatif
Proses pendinginan evaporatif terjadi saat uap air ditambahkan ke udara yang memiliki
yang memiliki kelembahan relatif di bawah 100%. Kelembaban relatif adalah besaran
yang tergantung pada temperatur tabung kering dan temperatur tabung basah udara.
Makin rendah kelembaban relatif, makin besar potensi terjadinya pendinginan
evaporatif. Sensasi pendinginan yang dapat dirasakan manusia saat angin sepoi-sepoi
bertiup dan menguapkan keringat di kulit sehingga terasa sejuk merupakan salah satu
contoh fenomena tersebut. Penggunaan kipas elektrik untuk menghembuskan udara
pada permukaan media basah, sebagaimana yang banyak dilakukan pada masa
sekarang, adalah pengembangan dari konsep tadi.
Makin besar selisih antara temperatur tabung kering dan temperatur tabung basah udara
(atau dikenal dengan wetbulb depression), makin besar penurunan temperatur yang
dapat dicapai pada proses pendinginan evaporatif. Pada suatu daerah dengan temperatur
tabung kering 1050F dan temperatur tabung basah 650F, sebuat mesin pendingin
evaporatif dengan efektivitas 75% dapat menurunkan temperatur udara hingga 75 0F.
169
Sistem Tata Udara
Mesin pendingin evaporatif akan bekerja lebih efektif pada temperatur udara yang lebih
tinggi (pada kondisi tersebut, efektivitas mesin DX justru lebih rendah). Mesin ini juga
dapat bekerja pada seluruh kondisi udara, bukan hanya pada daerah yang beriklim panas
dan kering.
6.1. Jenis
170
Sistem Tata Udara
Udara
sekunder
keluar
langsung
Langsung
Udara lebih
Tak
Udara
sekunder
masuk
171
Sistem Tata Udara
Udara
sekunder
keluar
Udara lebih
Udara hangat Udara dingin Tak langsung dingin
Tak langsung
Udara
sekunder
masuk
Udara
sekunder
keluar
langsung
Udara lebih
Tak
Udara
sekunder
masuk
172
Sistem Tata Udara
Pada pendingin evaporatif jenis langsung, air yang mengisi reservoir dijaga pada level
tertentu dengan menggunakan katup apung atau saklar yang mengontrol aliran air dari
sumber air. Saat level air turun akibat adanya penguapan, katup apung akan membuka
sampai reservoir terisi kembali ke level semula. Selama pendingin evaporatif bekerja,
air disirkulasikan oleh oleh sebuah pompa melalui sistem distribusi ke media evaporatif
untuk menjaganya agar tetap basah. Kips suplai akan menghisap udara luar melalui
media basah tersebut sehingga mengalami pendinginan dan humidifikasi.
173
Sistem Tata Udara
Meisin pendingin evaporatif jenis langsung dapat dipasang dengan saluran udara yang
menembus dinding atau jendela, atau dipasang di atas atap dengan saluran udara
dipasang menembus atap. Relief damper yang dipasang pada plafon akan berfungsi
mengalirkan udara di atas langit-langit sehingga dapat mengurangi beban pendinginan.
Udara buang
sekunder
Tahap Pipa
pendinginan distribusi
langsung
Tahap
pendinginan
tak langsung
Udara
terkondisi
Pompa
174
Sistem Tata Udara
175
Sistem Tata Udara
pendingin evaporatif tak langsung. Dari hasil ini, selanjutnya kondisi udara yang
keluar dari pendingin evaporatif langsung dapat ditentukan.
Gambar 6.11. Proses psikrometrik pendingin evaporatif jenis tidak langsung/tidak langsung.
176
Sistem Tata Udara
berfungsi mengurangi laju kehilangan air. Alat ini juga dilengkapi dengan pompa untuk
mensirkulasikan air pada laju yang lebih tinggi dibanding laju penguapan. Kontak
langsung antara udara dan air tidak saja menyebabkan terjadinya perpindahan panas,
namun juga perpindahan massa.
Pada proses pendinginan dan dehumidifikasi, penyerapan panas dan kandungan uap air
akan diikuti dengan naiknya temperatur air. Proses dehumidifikasi terjadi jika air yang
meninggalkan pencuci udara memiliki temperatur di bawah titik embun udara.
Selanjutnya, temperatur air akhir ditentukan oleh laju pengurangan kalor sensibel dan
laten udara dan jumlah air yang disirkulasikan. Temperatur air akhir tidak akan lebih
tinggi dibanding dengan temperatur tabung-basah udara akhir. Dalam prakteknya,
temperatur air akhir akan berada 0.5 sampai 10C di bawah temperatur titik embun udara.
dV
ma,h,W ma
h+dh
W+dW
udara udara
mw mw-madW t2,W2,h2
hf,w hf,w
air
air tambahan
tw
pompa
Udara keluaran pencuci udara akan berada pada kondisi jenuh atau hampir jenuh. Pada
umumnya, beda temperatur antara tabung-kering dan tabung basah udara kurang dari
0.50C. Beda temperatur antara udara keluaran dan air keluaran pencuci udara tergantung
pada beda temperatur antara beda temperatur tabung-kering dan tabung-basah udara
masukan. Di samping itu, panjang dan tinggi dari ruang penyembur air, kecepatan
udara, debit air, dan pola semburan juga akan mempengaruhi besarnya selisisih antara
temperatur udara dan air keluaran pencuci udara.
Pada sistem pencuci udara yang dilengkapi dengan sistem refrigerasi penyedia air
dingin, kenaikan temperatur air akan sangat kecil. Semakin rendah temperatur air, maka
177
Sistem Tata Udara
akin semakin besar pula pengurangan kelembaban yang dapat dilakukan. Meski
demikian, temperatur air yang digunakan tidak boleh terlalu rendah agar terhindar dari
pembekuan. Di samping itu, temperatur air yang rendah menuntut temperatur evaporasi
yang rendah pula. Rendahnya temperatur evaporasi akan menurunkan koefisien prestasi
(coefficient of performance atau COP) dari sistem refrigerasi.
178
Sistem Tata Udara
S B
C A
W
S D
W1
1
E
S
td t1' t1
179
Sistem Tata Udara
Pada Gambar 6.13, titik-titik S menyatakan variasi harga temperatur air yang
digunakan.
ma dh = ma dW hf,w (6.1)
atau
dh
q' h f ,w (6.2)
dW
di mana
ma : Laju aliran massa udara [kg/s]
h : Entalpi udara basah [kJ/kg]
W : Rasio kelembaban [kg air/kg udara]
q’ = dh/dW [kJ/kg]
hf,w : Entalpi udara jenuh dihitung pada t = tw
Karena temperatur air tidak berubah, kondisi pada karta psikrometrik akan lurus dengan
arah q’ = hf,w.
180
Sistem Tata Udara
dt (hg ,t h f , w )
(6.4)
dW c p ,a
dengan
Pertukaran kalor untuk penguapan dari air yang ditambahkan berasal dari pendinginan
udara alir secara konveksi, sehingga
di mana
Jika Le dan tw konstan, maka diferensiasi persamaan (6.6) terhadap W akan memberikan
dt (hg ,t hg , w h fg , w / Le)
(6.7)
dW c p ,a
181
Sistem Tata Udara
Temperatur air pada persamaan (6.8) haruslah sama dengan temperatur tabung basah
termodinamika t*.
Ws* W2
eZ (6.10)
Ws W1
*
dengan
hD AV V
Z (6.11)
ma
W2 W1
w (6.12)
Ws* W1
w = 1 – e-Z (6.13)
182
Sistem Tata Udara
t1 t 2
w (6.14)
t1 t *
dengan subskrip 1 menyatakan kondisi udara masuk dan subskrip 2 menyatakan kondisi
udara keluar.
Persamaan (6.12) berlaku baik untuk pendinginan dan humidifikasi atau penambahan
kelembaban udara, maupun pendinginan dan dehumidifikasi atau pengurangan
kelembaban udara.
Pada proses pendinginan dan pelembaban udara, air yang digunakan adalah air yang
memiliki temperatur di bawah temperatur tabung kering udara dan di atas titik embun
udara. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan air biasa yang belum
mengalami proses apa-apa, karena secara alamiah air akan memiliki temperatur di atas
titik embun udara dan di bawah temperatur tabung kering udara. Jika proses yang
diinginkan adalah pendinginan dan dehumidifikasi, maka air yang digunakan haruslah
memiliki temperatur di bawah titik embun udara. Sebagai contoh, jika temperatur udara
0
kota Bandung adalah 27 C dengan kelembaban 65% maka pendinginan dan
dehumidifikasi hanya dapat dilakukan dengan menggunakan air dengan temperatur di
bawah 19 0C. Jika diinginkan penurunan kelembaban yang cukup signifikan, maka
temperatur air harus lebih rendah lagi (lihat proses 1-E pada Gambar 2).
183
Sistem Tata Udara
h1 h2
Fp (6.15)
h1 h3
dengan
Dengan demikian, prestasi dari suatu pencuci udara dapat diukur dengan tingkat
kedekatan antara temperatur udara akhir dengan temperatur air akhir.
184
Sistem Tata Udara
Bab 7.
PERANCANGAN SALURAN
UDARA
Tujuan Pembelajaran Umum
1. Mahasiswa mengenal metode perancangan saluran udara
2. Mahasiswa dapat memanfaatkan metode perancangan untuk merancang saluran
udara
Udara yang secara mekanis dicatukan ke dalam ruangan untuk keperluan ventilasi,
pemanasan dan/atau pendinginan, memerlukan saluran udara yang didesain dengan
baik. Begitu pula dengan kipas, difuser dan grill pada sistem saluran udara. Udara balik
yang ditarik dari ruangan (return air) juga memerlukan sistem saluran udara dengan
desain dengan baik.
Suatu sistem saluran udara digunakan untuk melewatkan udara yang telah dikondisikan
dari satu lokasi ke lokasi lain dengan mempertimbangkan keterbatasan ruang,
kebisingan, dan biaya. Desain sistem saluran udara tidak semata-mata
memperhitungkan aliran fluida yang ada di dalamnya, namun juga harus
memperhitungkan estetika dan segi ekonomi.
Semua langkah yang diperlukan dalam merancang sistem saluran udara akan diberikan
dalam daftar di bawah ini. (Berdasarkan pengalaman, tiap-tiap perancang dapat
185
Sistem Tata Udara
1. Hitung laju aliran volume udara yang diperlukan oleh tiap-tiap ruang
dalam bangunan sesuai dengan beban kalor, rugi-rugi, dan/atau beban
ventilasi.
2. Tentukan ukuran dan lokasi semua keluaran (outlet) catu udara dan
masukan (inlet) udara balik pada tiap-tiap ruangan yang dikondisikan.
3. Pelajari rancangan bangunan dan gambarkan skema sistem saluran
udara suplai yang menghubungkan semua keluarannya dengan kipas
sentral. Jangan lupa untuk menghidari penghalang-pengalang yang ada
serta hindari kontak langsung antara bagiang bangunan dengan sistem
saluran udara. Secara umum sistem yang terbaik adalah yang paling
sederhana dan langsung.
4. Gambarkan skema sistem saluran udara balik. Udara dari ruangan-
ruangan yang terkontaminasi seperti kamar mandi, dapur, ruang cuci,
dan lain-lain harus dibuang ke luar.
5. Tentukan ukuran saluran udara suplai dan udara balik menggunakan
metode yang sesuai.
6. Tentukan rugi gesekan pada saluran udara yang memberikan resistansi
terbesar pada aliran udara. Kemudian jumlahkan rugi tekanan statik
akibat gesekan ini dengan tekanan total yang diperlukan oleh keluaran
sistem saluran, serta tekanan yang diperlukan untuk mengatasi belokan-
belokan pada difuser. Jumlah tersebut menyatakan tekanan keluaran
(discharge) statik yang harus diatasi oleh kipas. Tekanan ini masih
harus ditambah lagi dengan tekanan statik masukan (suction) dari sistem
udara balik, dan jumalh tekanan statik ini merupakan tekanan total yang
harus dihasilkan oleh kipas untuk mendapatkan suatu sistem saluran
udara yang baik. (Catatan: saluran udara dengan panjang lurus
maksimum umumnya memberikan resistansi aliran udara terbesar, meski
tidak selalu begitu.)
7. Pilih kipas yang sesuai.
186
Sistem Tata Udara
3. Hindari belokan dan tekukan yang tajam. Pada belokan sebaiknya diberi
pemisah aliran (splitter) dan sudu pembelok (turning vane) untuk
mengurangi rugi tekanan.
4. Hindari baik pembesaran maupun pengecilan saluran secara tiba-tiba.
Sudut pembesaran saluran jangan melebihi 200 dan sudut pengecilan
saluran jangan melebihi 600.
5. Untuk mendapatkan kemampuan mengalirkan udara terbesar tiap satuan
luas bahan, gunakan saluran bundar. Jika dalam instalasi diinginkan
saluran persegi, usahakan saluran tersebut berpenampang bujursangkar
atau mendekati bujursangkar. Tentukan ukurannya berdasarkan tabel
ekuivalennsi saluran bundar dan persegi. Saluran persegi dengan rasio
aspek (aspect ratio, perbandingan antara sisi panjang dengan sisi
pendek) lebih dari 6 harus dihindari.
6. Sambungan pada saluran udara harus dibuat sekuat mungkin. Semua
sambungan sebaiknya searah dengan aliran udara. Hindari sisi splitter
dan turning vane yang tajam.
7. Pada saluran yang panjang sebaiknya dipasang sambungan ekspansi
(expansion joints).
8. Gunakan penahan dan penyangga yang cukup pada sistem saluran
udara.
9. Gunakan sekrup, rivet dan baut yang dilapis. Untuk saluran udara dari
alumunium, komponen-komponen tersebut sebaiknya terbuat dari
alumunium atau metal yang dilapisi dengan seng atau kadmium.
10. Gunakan insulasi saluran untuk mencegah rugi-rugi kalor, kebocoran
kalor, atau kondensasi.
11. Tambahkan damper pada semua percabangan saluran untuk keperluan
balancing akhir.
12. Sediakan bukaan/pintu untuk keperluan perawatan dan perbaikan
alat/komponen.
Rugi-rugi head (head loss) aliran fluida akibat gesekan pada saluran bundar tertutup
dapat dinyatakan dengan persamaan Darcy-Weisbach,
187
Sistem Tata Udara
𝐿 𝑣2
𝐿 = 𝑓 (7.1)
𝐷 2𝑔
atau
𝐿 𝑣2
∆𝑝𝐿 = 𝑓 𝛾 (7.2)
𝐷 2𝑔
dengan:
Karena V2/2g adalah head kecepatan, maka persamaan di atas dapat ditulis
𝐿 𝑣 2
𝐿 = 𝑓 𝜌 [in.wg] (7.3)
𝐷 1096.5
Jika udara diasumsikan dalam keadaan standar (dalam Sistem Satuan Imperial Pound,
= 0.075 lb/ft3) maka persamaan di atas menjadi
𝐿 𝑣 2
𝐿 = 𝑓 [in.wg] (7.4)
𝐷 4005
Dalam Sistem Internasional, massa jenis udara standar adalah 1.214 kg/m3. Selanjutnya,
persamaan 7.4 dapat dituliskan menjadi
𝐿 𝑣 2
∆𝑝𝐿 = 𝑓 [Pa] (7.5)
𝐷 1.291
dengan:
188
Sistem Tata Udara
Semakin besar laju aliran udara, makin besar pula rugi-rugi tekanan akibat gesekan,
yang berarti akan menaikkan biaya operasi. Jika ukuran saluran udara diperbesar untuk
mengurangi kecepatan aliran udara dan menurunkan rugi gesekan, maka biaya awal
akan meningkat. Karena itulah prinsip-prinsip perancangan sistem saluran udara yang
baik harus dipahami agar diperoleh kemudahan dalam operasinya sekaligus optimal
ditinjau dari segi biaya awal dan biaya operasi.
Rugi-rugi gesekan pada saluran lurus dapat ditentukan dengan karta rugi gesek. Karta
ini dibuat berdasarkan kondisi udara standar (standard air, dengan massa jenis = 1.214
kg/m3 atau 0.075 lb/ft3), untuk saluran bundar dari bahan alumunium yang halus dan
bersih. Saluran dari bahan metal galvanis memiliki rugi gesekan yang sedikit lebih besar
dibanding alumunium. Meskipun begitu, apabila pembacaan kartanya teliti dan
pembuatan saluran udara juga dilakukan dengan ketelitian tinggi, maka karta tersebut
dapat digunakan baik untuk saluran udara dari alumunium atau metal galvanis.
Pada sistem Imperial Pound, rugi gesek, yang ditunjukkan oleh skala horisontal,
dinyatakan dalam inci air (in. w.g. = inches water gauge) per 100 feet saluran lurus. Ini
sering disebut dengan laju gesekan (friction rate) dan dinotasikan dengan f100. Skala
vertikal menunjukkan jumlah aliran udara dalam feet kubik per menit (cubic feet per
minute = cfm). Garis-garis miring dari bagian kiri bawah ke kanan atas menyatakan
diameter saluran udara dalam inci. Garis-garis miring dari kiri atas ke kanan bawah
menyatakan garis-garis kecepatan konstan dalam feet per menit (fpm). Meskipun karta
ini dirancang untuk aliran udara standar, namun karta ini dapat digunakan dengan
tingkat kesalahan yang kecil pada temperatur udara antara 50 0F dan 90 0F. Selain itu,
karta ini tidak memerlukan koreksi untuk perbedaan kelembaban atau perbedaan kecil
pada tekanan barometrik (tidak lebih dari + 0.5 in Hg).
Karta gesek saluran udara dengan Sistem Satuan Internasional dan Sistem Satuan
Imperial Pound diberikan pada Gambar 7.1 dan 7.2.
189
Sistem Tata Udara
Gambar 7.1. Karta gesek (IP) dari ASHRAE Handbook of Fundamentals, 2005
Pada sistem Sistem Internasional, rugi gesek, yang ditunjukkan oleh skala horisontal,
dinyatakan dalam Pascal per meter (Pa/m) saluran lurus. Skala vertikal menunjukkan
jumlah aliran udara dalam liper per detik atau meter kubik per detik atau meter kubik
per jam, tergantung dari produsen kartanya. Garis-garis miring dari bagian kiri bawah
ke kanan atas menyatakan diameter saluran udara dalam mm. Garis-garis miring dari
190
Sistem Tata Udara
kiri atas ke kanan bawah menyatakan garis-garis kecepatan konstan dalam meter per
detik.
Gambar 7.2. Karta gesek (SI) dari ASHRAE Handbook of Fundamentals, 2005
Konversi:
2 2 2
1 inch water = 1 in.wg. = 248.8 N/m (Pa)= 0.0361 lb/in (psi) = 25.4 kg/m = 0.0739 in mercury
3 3
1 ft /min (cfm) = 1.7 m /h = 0.47 l/s
-3
1 ft/min = 5.08x10 m/s
1 inch = 25.4 mm = 2.54 cm = 0.0254 m = 0.08333 ft
191
Sistem Tata Udara
Tabel 7.1. Kecepatan maksimum untuk berbagai aplikasi pada low and medium pressure
ducts (dari engineeringtoolbox.com)
Shaft
Batasan-batasan kecepatan untuk shaft diberikan pada Tabel 7.2. Kecepatan
pada saluran utama/main duct sebaikanya tidak kurang dari 20 m/s atau 3940
fpm.
192
Sistem Tata Udara
Koridor
Batasan-batasan kecepatan untuk koridor diberikan pada Tabel 7.3. Kecepatan
pada saluran utama/main duct sebaikanya tidak kurang dari 20 m/s atau 3940
fpm.
User Areas
Batasan-batasan kecepatan untuk user area diberikan pada Tabel 4.4. Kecepatan
pada saluran utama/main duct sebaikanya tidak kurang dari 20 m/s atau 3940
fpm. User area yang dimaksud di sini adalah offices, receptions, lounges dan
sejenisnya.
193
Sistem Tata Udara
Bagian Kecepatan - v
Fasilitas umum Bangunan industri
(m/s) (ft/min) (m/s) (ft/min)
Air intake from outside 2.5 - 4.5 500 - 900 5-6 1000 - 1200
Heater connection to fan 3.5 - 4.5 700 - 900 5-7 1000 - 1400
Main supply ducts 5.0 - 8.0 1000 - 1500 6 - 12 1200 - 2400
Branch supply ducts 2.5 - 3.0 500 - 600 4.5 - 9 900 - 1800
Supply registers and grilles 1.2 - 2.3 250 - 450 1.5 - 2.5 350 - 500
Low level supply registers 0.8 - 1.2 150 - 250
Main extract ducts 4.5 - 8.0 900 - 1500 6 - 12 1200 - 2400
Branch extract ducts 2.5 - 3.0 500 - 600 4.5 - 9 900 - 1800
CONTOH 7.1
Suatu saluran udara sepanjang 160 ft dengan diameter 14 in. mengalirkan udara standar
sebanyak 2000 cfm.Tentukan:
Rugi gesek pada saluran.
Kecepatan udara pada saluran
Jawab:
Lihat pada karta rugi gesek. Pada perpotongan antara garis horisontal 2000 cfm dan garis
miring diameter 14 in. baca harga gesekannya, f100 = 0.34 in. w.g./100 ft. Untuk panjang
total saluran 160 ft ,
hL = 0.34(160/100)
= 0.544 in. w.g.
Kecepatan udara dalam saluran bundar dapat dicari dari karta rugi gesek.
V = 1900 fpm
CONTOH 7.2
Suatu saluran udara sepanjang 60 m dengan diameter 40 cm mengalirkan udara standar
sebanyak 1000 LPS.Tentukan:
Rugi gesek pada saluran.
Kecepatan udara pada saluran
Jawab:
Lihat pada karta rugi gesek. Pada perpotongan antara garis horisontal 1000 LPS dan garis
miring diameter 40 cm baca harga gesekannya, f = 1.8 Pa/m. Untuk panjang total saluran
60 m ,
Dp =fxL
= 1.8 x 60
= 108 Pa
Kecepatan udara dalam saluran bundar dapat dicari dari karta rugi gesek.
V = 8 m/s
CONTOH 7.3
194
Sistem Tata Udara
Tekanan statik yang digunakan untuk mengatasi rugi gesekan dalam suatu saluran udara
adalah 0.25 in. w.g. Saluran memiliki diameter 22 in. dan panjang 315 ft. Tentukan
Jumlah laju aliran udara yang melewati saluran.
Kecepatan udara.
Jawab:
Rugi gesekan tiap 100 ft,
f100 = 100(0.25/315) = 0.079
Pada karta rugi gesek cari perpotongan antara f100 = 0.079 dengan diameter = 22 in., baca
Q = 3000 cfm.
CONTOH 7.4
Tekanan statik yang digunakan untuk mengatasi rugi gesekan dalam suatu saluran udara
adalah 120 Pa. Saluran memiliki diameter 50 cm. dan panjang 60 m. Tentukan
Jumlah laju aliran udara yang melewati saluran.
Kecepatan udara.
Jawab:
Rugi gesekan tiap meter,
f = 120/60 = 2 Pa/m
Pada karta rugi gesek cari perpotongan antara f = 2 Pa/m dengan diameter = 50 cm., baca
Q = 2000 LPS.
CONTOH 7.5
Kecepatan maksimum dalam suatu saluran udara dibatasi 1600 fpm. Panjang total saluran
adalah 155 ft. Jika jumlah total udara standar yang dilewatkan saluran tersebut sebesar
10000 cfm, tentukan:
Diameter saluran udara.
Rugi gesek dalam saluran
Jawab:
Lihat pada karta rugi gesek. Diameter saluran dapat dibaca pada perpotongan antara V =
1600 fpm dan Q = 10000 cfm, yaitu
D = 34 in.
Rugi gesekan per 100 ft dapat dibaca di karta sebesar 0.086 in. w.g./100 ft. Jadi rugi gesek
total adalah
hL= 0.086(155/100)
= 0.133 in. wg.
CONTOH 7.6
Kecepatan maksimum dalam suatu saluran udara dibatasi 8 m/s. Panjang total saluran
adalah 60 m. Jika jumlah total udara standar yang dilewatkan saluran tersebut sebesar 5000
LPS, tentukan:
195
Sistem Tata Udara
Rugi gesekan satuan panjang dapat dibaca di karta sebesar 0.65 Pa/m. Jadi rugi gesek total
adalah
∆p= 0.6 x 60
= 36 Pa
Rugi gesek dalam saluran persegi lebih besar dibandingkan dengan rugi gesek pada
saluran bundar untuk luas penampang yang sama. Jika rugi gesek per satuan panjang
pada saluran bundar ingin dibuat sama dengan rugi gesek pada saluran persegi, maka
dapat digunakan hubungan berikut:
1/8
𝐻+𝑊 5
𝐷𝑒𝑞 = 1.3 (7.6)
𝐻𝑊 2
atau
𝐻 + 𝑊 0.625 (7.7)
𝐷𝑒𝑞 = 1.3
𝐻𝑊 0.25
dengan:
196
Sistem Tata Udara
Saluran persegi umumnya memiliki dimensi dengan bilangan-bilangan yang bulat agar
mempermudah perancangannya sekaligus menghemat waktu dan biaya fabrikasi. Dalam
penerapannya, satu dimensi dari saluran persegi (umumnya tinggi saluran) ditentukan
terlebih dahulu misalnya 4, 6, 12, 14, 18, atau 20 “. Selanjutnya lebar saluran bervariasi
sesuai dengan luas penampang yang diinginkan.
H 5 6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
5 5.47 5.98 6.4 6.9 7.3 7.6 8.3 8.9 9.4 9.9 10.3 10.8 11.2 11.5 11.9 12.2 12.6 12.9 13.2 13.5 13.8
6 5.98 6.56 7.1 7.6 8.0 8.4 9.1 9.8 10.4 11.0 11.5 12.0 12.4 12.8 13.2 13.6 14.0 14.4 14.7 15.0 15.3
7 6.44 7.08 7.7 8.2 8.7 9.1 9.9 10.7 11.3 11.9 12.5 13.0 13.5 14.0 14.5 14.9 15.3 15.7 16.1 16.5 16.8
8 6.87 7.55 8.2 8.7 9.3 9.8 10.7 11.5 12.2 12.9 13.5 14.1 14.6 15.1 15.6 16.1 16.5 17.0 17.4 17.8 18.2
9 7.26 7.99 8.7 9.3 9.8 10.4 11.3 12.2 13.0 13.7 14.4 15.0 15.6 16.2 16.7 17.2 17.7 18.2 18.6 19.0 19.5
10 7.62 8.40 9.1 9.8 10.4 10.9 12.0 12.9 13.7 14.5 15.2 15.9 16.5 17.1 17.7 18.3 18.8 19.3 19.8 20.2 20.7
11 7.95 8.78 9.5 10.2 10.9 11.5 12.6 13.5 14.4 15.3 16.0 16.8 17.4 18.1 18.7 19.3 19.8 20.4 20.9 21.4 21.8
12 8.27 9.14 9.9 10.7 11.3 12.0 13.1 14.2 15.1 16.0 16.8 17.6 18.3 19.0 19.6 20.2 20.8 21.4 21.9 22.4 22.9
13 8.57 9.48 10.3 11.1 11.8 12.4 13.7 14.7 15.7 16.7 17.5 18.3 19.1 19.8 20.5 21.1 21.8 22.4 22.9 23.5 24.0
14 8.86 9.80 10.7 11.5 12.2 12.9 14.2 15.3 16.4 17.3 18.2 19.1 19.9 20.6 21.3 22.0 22.7 23.3 23.9 24.5 25.0
15 9.13 10.11 11.0 11.8 12.6 13.3 14.6 15.8 16.9 17.9 18.9 19.8 20.6 21.4 22.1 22.9 23.5 24.2 24.8 25.4 26.0
16 9.39 10.41 11.3 12.2 13.0 13.7 15.1 16.4 17.5 18.5 19.5 20.4 21.3 22.1 22.9 23.7 24.4 25.1 25.7 26.4 27.0
17 9.64 10.69 11.6 12.5 13.4 14.1 15.6 16.8 18.0 19.1 20.1 21.1 22.0 22.9 23.7 24.4 25.2 25.9 26.6 27.2 27.9
18 9.88 10.96 11.9 12.9 13.7 14.5 16.0 17.3 18.5 19.7 20.7 21.7 22.7 23.5 24.4 25.2 26.0 26.7 27.4 28.1 28.8
19 10.12 11.22 12.2 13.2 14.1 14.9 16.4 17.8 19.0 20.2 21.3 22.3 23.3 24.2 25.1 25.9 26.7 27.5 28.2 28.9 29.6
20 10.34 11.47 12.5 13.5 14.4 15.2 16.8 18.2 19.5 20.7 21.9 22.9 23.9 24.9 25.8 26.6 27.5 28.3 29.0 29.8 30.5
21 10.55 11.72 12.8 13.8 14.7 15.6 17.2 18.6 20.0 21.2 22.4 23.5 24.5 25.5 26.4 27.3 28.2 29.0 29.8 30.5 31.3
22 10.76 11.95 13.0 14.1 15.0 15.9 17.6 19.1 20.4 21.7 22.9 24.0 25.1 26.1 27.1 28.0 28.9 29.7 30.5 31.3 32.1
23 10.97 12.18 13.3 14.3 15.3 16.2 17.9 19.5 20.9 22.2 23.4 24.6 25.7 26.7 27.7 28.7 29.6 30.4 31.3 32.1 32.8
24 11.16 12.41 13.5 14.6 15.6 16.5 18.3 19.9 21.3 22.7 23.9 25.1 26.2 27.3 28.3 29.3 30.2 31.1 32.0 32.8 33.6
25 11.36 12.62 13.8 14.9 15.9 16.9 18.6 20.2 21.7 23.1 24.4 25.6 26.8 27.9 28.9 29.9 30.9 31.8 32.7 33.5 34.3
26 11.54 12.83 14.0 15.1 16.2 17.1 19.0 20.6 22.1 23.5 24.9 26.1 27.3 28.4 29.5 30.5 31.5 32.4 33.3 34.2 35.1
27 11.73 13.04 14.3 15.4 16.4 17.4 19.3 21.0 22.5 24.0 25.3 26.6 27.8 29.0 30.1 31.1 32.1 33.1 34.0 34.9 35.8
28 11.90 13.24 14.5 15.6 16.7 17.7 19.6 21.3 22.9 24.4 25.8 27.1 28.3 29.5 30.6 31.7 32.7 33.7 34.6 35.6 36.4
29 12.08 13.44 14.7 15.9 17.0 18.0 19.9 21.7 23.3 24.8 26.2 27.5 28.8 30.0 31.1 32.2 33.3 34.3 35.3 36.2 37.1
30 12.25 13.63 14.9 16.1 17.2 18.3 20.2 22.0 23.7 25.2 26.6 28.0 29.3 30.5 31.7 32.8 33.9 34.9 35.9 36.8 37.8
31 12.41 13.81 15.1 16.3 17.5 18.5 20.5 22.3 24.0 25.6 27.1 28.4 29.8 31.0 32.2 33.3 34.4 35.5 36.5 37.5 38.4
32 12.57 14.00 15.3 16.5 17.7 18.8 20.8 22.7 24.4 26.0 27.5 28.9 30.2 31.5 32.7 33.9 35.0 36.1 37.1 38.1 39.0
33 12.73 14.18 15.5 16.8 17.9 19.0 21.1 23.0 24.7 26.3 27.9 29.3 30.7 32.0 33.2 34.4 35.5 36.6 37.7 38.7 39.7
34 12.89 14.35 15.7 17.0 18.2 19.3 21.4 23.3 25.1 26.7 28.3 29.7 31.1 32.4 33.7 34.9 36.1 37.2 38.2 39.3 40.3
35 13.04 14.53 15.9 17.2 18.4 19.5 21.6 23.6 25.4 27.1 28.6 30.1 31.5 32.9 34.2 35.4 36.6 37.7 38.8 39.9 40.9
36 13.19 14.69 16.1 17.4 18.6 19.8 21.9 23.9 25.7 27.4 29.0 30.5 32.0 33.3 34.6 35.9 37.1 38.2 39.4 40.4 41.5
197
Sistem Tata Udara
H 5 6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
37 13.34 14.86 16.3 17.6 18.8 20.0 22.2 24.2 26.0 27.8 29.4 30.9 32.4 33.8 35.1 36.4 37.6 38.8 39.9 41.0 42.0
38 13.48 15.02 16.5 17.8 19.0 20.2 22.4 24.5 26.4 28.1 29.8 31.3 32.8 34.2 35.6 36.8 38.1 39.3 40.4 41.5 42.6
39 13.63 15.18 16.6 18.0 19.3 20.5 22.7 24.8 26.7 28.4 30.1 31.7 33.2 34.6 36.0 37.3 38.6 39.8 41.0 42.1 43.2
40 13.77 15.34 16.8 18.2 19.5 20.7 22.9 25.0 27.0 28.8 30.5 32.1 33.6 35.1 36.4 37.8 39.0 40.3 41.5 42.6 43.7
41 13.90 15.50 17.0 18.4 19.7 20.9 23.2 25.3 27.3 29.1 30.8 32.4 34.0 35.5 36.9 38.2 39.5 40.8 42.0 43.1 44.3
42 14.04 15.65 17.1 18.5 19.9 21.1 23.4 25.6 27.6 29.4 31.2 32.8 34.4 35.9 37.3 38.7 40.0 41.3 42.5 43.7 44.8
43 14.17 15.80 17.3 18.7 20.1 21.3 23.7 25.8 27.8 29.7 31.5 33.2 34.8 36.3 37.7 39.1 40.4 41.7 43.0 44.2 45.3
44 14.30 15.95 17.5 18.9 20.3 21.5 23.9 26.1 28.1 30.0 31.8 33.5 35.1 36.7 38.1 39.5 40.9 42.2 43.5 44.7 45.8
45 14.43 16.09 17.6 19.1 20.4 21.7 24.1 26.4 28.4 30.3 32.1 33.9 35.5 37.0 38.5 40.0 41.3 42.7 43.9 45.2 46.4
46 14.56 16.24 17.8 19.3 20.6 21.9 24.4 26.6 28.7 30.6 32.5 34.2 35.9 37.4 38.9 40.4 41.8 43.1 44.4 45.7 46.9
47 14.68 16.38 18.0 19.4 20.8 22.1 24.6 26.9 29.0 30.9 32.8 34.5 36.2 37.8 39.3 40.8 42.2 43.6 44.9 46.1 47.4
48 14.81 16.52 18.1 19.6 21.0 22.3 24.8 27.1 29.2 31.2 33.1 34.9 36.6 38.2 39.7 41.2 42.6 44.0 45.3 46.6 47.9
49 14.93 16.66 18.3 19.8 21.2 22.5 25.0 27.3 29.5 31.5 33.4 35.2 36.9 38.5 40.1 41.6 43.0 44.4 45.8 47.1 48.3
50 15.05 16.79 18.4 19.9 21.4 22.7 25.2 27.6 29.8 31.8 33.7 35.5 37.2 38.9 40.5 42.0 43.5 44.9 46.2 47.5 48.8
51 15.17 16.93 18.6 20.1 21.5 22.9 25.5 27.8 30.0 32.1 34.0 35.8 37.6 39.3 40.9 42.4 43.9 45.3 46.7 48.0 49.3
52 15.29 17.06 18.7 20.2 21.7 23.1 25.7 28.0 30.3 32.3 34.3 36.2 37.9 39.6 41.2 42.8 44.3 45.7 47.1 48.4 49.7
53 15.40 17.19 18.8 20.4 21.9 23.3 25.9 28.3 30.5 32.6 34.6 36.5 38.2 40.0 41.6 43.2 44.7 46.1 47.5 48.9 50.2
54 15.52 17.32 19.0 20.6 22.0 23.5 26.1 28.5 30.8 32.9 34.9 36.8 38.6 40.3 41.9 43.5 45.1 46.5 48.0 49.3 50.7
55 15.63 17.45 19.1 20.7 22.2 23.6 26.3 28.7 31.0 33.1 35.2 37.1 38.9 40.6 42.3 43.9 45.4 46.9 48.4 49.8 51.1
56 15.74 17.57 19.3 20.9 22.4 23.8 26.5 28.9 31.2 33.4 35.4 37.4 39.2 41.0 42.7 44.3 45.8 47.3 48.8 50.2 51.6
57 15.85 17.70 19.4 21.0 22.5 24.0 26.7 29.2 31.5 33.7 35.7 37.7 39.5 41.3 43.0 44.6 46.2 47.7 49.2 50.6 52.0
58 15.96 17.82 19.5 21.2 22.7 24.2 26.9 29.4 31.7 33.9 36.0 38.0 39.8 41.6 43.3 45.0 46.6 48.1 49.6 51.0 52.4
59 16.07 17.94 19.7 21.3 22.9 24.3 27.1 29.6 32.0 34.2 36.3 38.2 40.1 41.9 43.7 45.4 47.0 48.5 50.0 51.5 52.9
60 16.18 18.06 19.8 21.5 23.0 24.5 27.3 29.8 32.2 34.4 36.5 38.5 40.4 42.3 44.0 45.7 47.3 48.9 50.4 51.9 53.3
100 109 122 133 143 152 161 169 176 183 195 207 217 227 236 245 253 261 268 275 282 289
125 122 137 150 161 172 181 190 199 207 222 235 247 258 269 279 289 298 306 314 322 330
150 133 150 164 177 189 200 210 220 229 245 260 274 287 299 310 321 331 341 350 359 367
175 143 161 177 191 204 216 228 238 248 267 283 299 313 326 339 351 362 373 383 393 402
200 152 172 189 204 219 232 244 256 266 286 305 321 337 352 365 378 391 402 414 424 435
225 161 181 200 216 232 246 259 272 283 305 325 343 360 375 390 404 418 430 442 454 465
250 169 190 210 228 244 259 273 287 299 322 343 363 381 398 414 429 443 457 470 482 494
275 176 199 220 238 256 272 287 301 314 339 361 382 401 419 436 452 467 482 496 509 522
300 183 207 229 248 266 283 299 314 328 354 378 400 420 439 457 474 490 506 520 534 548
350 195 222 245 267 286 305 322 339 354 383 409 433 455 477 496 515 533 550 567 582 597
400 207 235 260 283 305 325 343 361 378 409 437 464 488 511 533 553 573 592 609 626 643
450 217 247 274 299 321 343 363 382 400 433 464 492 518 543 567 589 610 630 649 668 686
198
Sistem Tata Udara
500 227 258 287 313 337 360 381 401 420 455 488 518 547 573 598 622 644 666 687 706 726
550 236 269 299 326 352 375 398 419 439 477 511 543 573 601 628 653 677 700 722 743 763
600 245 279 310 339 365 390 414 436 457 496 533 567 598 628 656 683 708 732 755 778 799
650 253 289 321 351 378 404 429 452 474 515 553 589 622 653 683 711 737 763 787 811 833
700 261 298 331 362 391 418 443 467 490 533 573 610 644 677 708 737 765 792 818 842 866
750 268 306 341 373 402 430 457 482 506 550 592 630 666 700 732 763 792 820 847 872 897
800 275 314 350 383 414 442 470 496 520 567 609 649 687 722 755 787 818 847 875 901 927
850 282 322 359 393 424 454 482 509 534 582 626 668 706 743 778 811 842 872 901 929 956
900 289 330 367 402 435 465 494 522 548 597 643 686 726 763 799 833 866 897 927 956 984
950 295 337 376 411 445 476 506 534 561 612 659 703 744 783 820 855 889 921 952 982 1,011
1000 301 344 384 420 454 486 517 546 574 626 674 719 762 802 840 876 911 944 976 1,007 1,037
1050 307 351 391 429 464 497 528 557 586 639 689 735 779 820 859 897 932 967 1,000 1,031 1,062
1100 313 358 399 437 473 506 538 569 598 652 703 751 795 838 878 916 953 988 1,022 1,055 1,086
1150 318 364 406 445 481 516 548 579 609 665 717 766 812 855 896 936 973 1,009 1,044 1,078 1,110
1200 324 370 413 453 490 525 558 590 620 677 731 780 827 872 914 954 993 1,030 1,066 1,100 1,133
1250 329 376 420 460 498 534 568 600 631 689 744 795 843 888 931 973 1,012 1,050 1,086 1,122 1,156
1300 334 382 426 468 506 543 577 610 642 701 757 808 857 904 948 990 1,031 1,069 1,107 1,143 1,177
1350 339 388 433 475 514 551 586 620 652 713 769 822 872 919 964 1,007 1,049 1,088 1,126 1,163 1,199
1400 344 394 439 482 522 559 595 629 662 724 781 835 886 934 980 1,024 1,066 1,107 1,146 1,183 1,220
1450 349 399 445 489 529 567 604 639 672 735 793 848 900 949 996 1,041 1,084 1,125 1,165 1,203 1,240
1500 353 404 452 495 536 575 612 648 681 745 805 860 913 963 1,011 1,057 1,100 1,143 1,183 1,222 1,260
1550 358 410 457 502 544 583 621 656 691 756 816 873 926 977 1,026 1,072 1,117 1,160 1,201 1,241 1,279
1600 362 415 463 508 551 591 629 665 700 766 827 885 939 991 1,041 1,088 1,133 1,177 1,219 1,259 1,298
1650 367 420 469 515 557 598 637 674 709 776 838 897 952 1,005 1,055 1,103 1,149 1,193 1,236 1,277 1,317
1700 371 425 475 521 564 605 644 682 718 785 849 908 964 1,018 1,069 1,118 1,164 1,209 1,253 1,295 1,335
1750 375 430 480 527 571 612 652 690 726 795 859 919 976 1,031 1,082 1,132 1,180 1,225 1,270 1,312 1,353
1800 379 434 485 533 577 619 660 698 735 804 869 930 988 1,043 1,096 1,146 1,195 1,241 1,286 1,329 1,371
1850 383 439 491 539 584 626 667 706 743 814 879 941 1,000 1,056 1,109 1,160 1,209 1,256 1,302 1,346 1,388
1900 387 444 496 544 590 633 674 713 751 823 889 952 1,012 1,068 1,122 1,174 1,224 1,271 1,318 1,362 1,405
1950 391 448 501 550 596 640 681 721 759 831 899 963 1,023 1,080 1,135 1,187 1,238 1,286 1,333 1,378 1,422
2000 395 453 506 555 602 646 688 728 767 840 908 973 1,034 1,092 1,147 1,200 1,252 1,301 1,348 1,394 1,438
2050 399 457 511 561 608 653 695 736 775 849 918 983 1,045 1,104 1,160 1,213 1,265 1,315 1,363 1,410 1,455
2100 402 461 516 566 614 659 702 743 782 857 927 993 1,055 1,115 1,172 1,226 1,279 1,329 1,378 1,425 1,470
Tabel 7.8. Ekuivalen saluran bundar dan persegi untuk saluran udara berukuran besar
(mm)
1000 1093 1146 1196 1244 1289 1332 1373 1413 1451 1488 1523 1558 1591 1623 1655 1685 1715 1744 1772 1800 1827
1100 1146 1202 1256 1306 1354 1400 1444 1486 1527 1566 1604 1640 1676 1710 1744 1776 1808 1839 1869 1898 1927
1200 1196 1256 1312 1365 1416 1464 1511 1555 1598 1640 1680 1719 1756 1793 1828 1862 1896 1929 1961 1992 2022
1300 1244 1306 1365 1421 1475 1526 1574 1621 1667 1710 1753 1793 1833 1871 1909 1945 1980 2015 2048 2081 2113
1400 1289 1354 1416 1475 1530 1584 1635 1684 1732 1778 1822 1865 1906 1947 1986 2024 2061 2097 2133 2167 2201
199
Sistem Tata Udara
1500 1332 1400 1464 1526 1584 1640 1693 1745 1794 1842 1889 1933 1977 2019 2060 2100 2139 2177 2214 2250 2285
1600 1373 1444 1511 1574 1635 1693 1749 1803 1854 1904 1952 1999 2044 2088 2131 2173 2213 2253 2292 2329 2366
1700 1413 1486 1555 1621 1684 1745 1803 1858 1912 1964 2014 2063 2110 2155 2200 2243 2285 2327 2367 2406 2444
1800 1451 1527 1598 1667 1732 1794 1854 1912 1968 2021 2073 2124 2173 2220 2266 2311 2355 2398 2439 2480 2520
1900 1488 1566 1640 1710 1778 1842 1904 1964 2021 2077 2131 2183 2233 2283 2330 2377 2422 2466 2510 2552 2593
2000 1523 1604 1680 1753 1822 1889 1952 2014 2073 2131 2186 2240 2292 2343 2393 2441 2487 2533 2578 2621 2664
2100 1558 1640 1719 1793 1865 1933 1999 2063 2124 2183 2240 2296 2350 2402 2453 2502 2551 2598 2644 2689 2733
2200 1591 1676 1756 1833 1906 1977 2044 2110 2173 2233 2292 2350 2405 2459 2511 2562 2612 2661 2708 2755 2800
2300 1623 1710 1793 1871 1947 2019 2088 2155 2220 2283 2343 2402 2459 2514 2568 2621 2672 2722 2771 2819 2865
2400 1655 1744 1828 1909 1986 2060 2131 2200 2266 2330 2393 2453 2511 2568 2624 2678 2730 2782 2832 2881 2929
2500 1685 1776 1862 1945 2024 2100 2173 2243 2311 2377 2441 2502 2562 2621 2678 2733 2787 2840 2891 2941 2991
2600 1715 1808 1896 1980 2061 2139 2213 2285 2355 2422 2487 2551 2612 2672 2730 2787 2842 2896 2949 3001 3051
2700 1744 1839 1929 2015 2097 2177 2253 2327 2398 2466 2533 2598 2661 2722 2782 2840 2896 2952 3006 3058 3110
2800 1772 1869 1961 2048 2133 2214 2292 2367 2439 2510 2578 2644 2708 2771 2832 2891 2949 3006 3061 3115 3168
2900 1800 1898 1992 2081 2167 2250 2329 2406 2480 2552 2621 2689 2755 2819 2881 2941 3001 3058 3115 3170 3224
3000 1827 1927 2022 2113 2201 2285 2366 2444 2520 2593 2664 2733 2800 2865 2929 2991 3051 3110 3168 3224 3279
CONTOH 7.7
Pada saluran udara bundar dengan diameter 20” mengalir udara standar (dengan
densitas = 0.075 lb/ft3) sejumlah 6000 cfm. Tentukan:
Rugi gesek untuk saluran lurus sepanjang 125 ft.
Kecepatan udara dalam saluran bundar.
Ukuran saluran persegi ekuivalenn.
Kecepatan udara dalam saluran persegi
Jawab:
a. Pada karta rugi gesek, untuk jumlah aliran 6000 cfm pada saluran dengan
diameter20”makarugigeseknyaadalah0.46inw.g.per100ft.
Untuk saluran lurus sepanjang 125 ft rugi geseknya menjadi
hL = (125ft) (0.46 in. w.g./100 ft)
= 0.575 in. w.g. atau 0.575 in. H2O
b. Kecepatan aliran udara dalam saluran bundar dapat dibaca pada karta
V = 2800 fpm
c. Ukuran saluran persegi ekuivalen dapat dibaca pada tabel. Ukuran tersebut bisa
sangat bervariasi, di antaranya adalah:
50”x8”(untukDe=19.9”)
30”x12”(untukDe=20.2”)
22”x16”(untukDe=20.4”)
19”x18”(untukDe=20.2”)
200
Sistem Tata Udara
d. Jika dipilih saluran dengan ukuran 19” x 10” maka kecepatan rata-rata aliran
udara pada saluran tersebut adalah:
Q 6000( 144 )
V= 2526 _ fpm
A ( 19 )( 18 )
CONTOH 4.7
Pada saluran udara bundar dengan diameter 50 cm mengalir udara standar (dengan
3
densitas = 1.2 kg/m ) sejumlah 3000 LPS. Tentukan:
Rugi gesek untuk saluran lurus sepanjang 40 m.
Kecepatan udara dalam saluran bundar.
Ukuran saluran persegi ekuivalenn.
Kecepatan udara dalam saluran persegi
Jawab:
a. Pada karta rugi gesek, untuk jumlah aliran 3000 LPS pada saluran dengan
diameter 50 cm maka rugi geseknya adalah 4.2 Pa/m.
Untuk saluran lurus sepanjang 40 m rugi geseknya menjadi
Dp = 4.2 x 40
= 164 Pa
b. Kecepatan aliran udara dalam saluran bundar dapat dibaca pada karta
V = 15 m/s
c. Ukuran saluran persegi ekuivalen dapat dibaca pada tabel. Ukuran tersebut
bisa sangat bervariasi, di antaranya adalah:
450 x 450 (untuk De = 49 cm
400 x 500 (untuk De = 49 cm
350 x 600 (untuk De = 50 cm)
d. Jika dipilih saluran dengan ukuran 450 x 450 mm2 (atau 0.45 x 0.45 m2) dengan
debit 3000 LPS = 3 m3/s, maka kecepatan rata-rata aliran udara pada saluran
tersebut adalah:
Q 3
V= 14.18 m / s
A ( 0.45 )( 0.45 )
CONTOH 4.9
Suatu saluran berukuran 24 x 12 in. mengalirkan 3000 cfm udara standar. Tentukan
rugi gesek per 100 ft.
Jawab:
Lihat tabel ekivalen saluran persegi. Untuk saluran persegi 24 x 12 in., maka
saluran bundar ekuivalennya adalah 18.3 in.
Kemudian dengan karta rugi gesek dapat dilihat bahwa untuk saluran
dengan diameter 18.3 in dan CFM = 3000 maka rugi gesekannya adalah 0.20
in w.g. per 100 ft.
CONTOH 4.10
201
Sistem Tata Udara
Jawab:
Kemudian dengan karta rugi gesek dapat dilihat bahwa untuk saluran
dengan diameter 46 cm dan debit 1500 LPS maka rugi gesekannya 2.3 Pa/m.
Rugi-rugi kalor pada udara yang mengalir dalam saluran akan membesar
jika rasio aspek besar.
Jumlah material yang diperlukan dan biaya pembuatan akan naik jika
rasio aspek besar.
Biaya operasi akan naik karena rugi gesekan yang besar jika rasio aspek
besar.
Ilustrasi dari hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.3 dan Tabel 7.9.
A = 144 in2
12 in
AR = 1
12 in
4 in
36 in
202
Sistem Tata Udara
Gambar atas dan bawah adalah gambar penampang saluran yang memiliki luas
penampang sama, yakni 144 sq.in. Pada gambar atas, rasio aspek saluran adalah 1:1 dan
kelilingnya 48 in. Pada gambar bawah, rasio aspek saluran adalah 9:1 dan kelilingnya
80 in. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa saluran udara dengan rasio aspek
lebih besar akan memerlukan material dalam jumlah yang lebih banyak untuk luas
penampang dan panjang saluran yang sama.
Misal suatu saluran udara mengalirkan udara standar sebanyak 5000 cfm pada
kecepatan 2000 fpm. Untuk itu diperlukan sautu saluran dengan luas penampang
Saluran dengan luas penampang 360 sq. in. ini dapat dibuat dengan berbagai macam
harga rasio aspek yang masing-masing memiliki laju gesekan (friction rate) yang
berbeda. Makin besar rasio aspek, makin besar laju gesekan.
Tabel 7.9. Illustrasi pengaruh aspect ratio terhadap diameter ekuivalen dan rugi gesekan.
Kerugian dinamik pada suatu sambungan (fitting) pada saluran udara dapat dinyatakan
dengan persamaan
(𝐿 )𝑑 = 𝐶𝑜 𝑥 𝑣 (7.8)
203
Sistem Tata Udara
atau
∆𝑝 = 𝐶𝑜 𝑥 𝑃𝑣 (7.9)
Head kecepatan (dalam Sistem IP) atau tekanan kecepatan (dalam Sistem Internasional)
dinyatakan dengan
𝑣 2
𝑣 = [in.wg] (7.10)
4005
atau
𝑣 2
𝑝𝑣 = [Pa] (7.11)
1.3
Head kecepatan dalam sistem satuan IP dinyatakan dalam in.wg., sementara kecepatan
dalam feet per menit (fpm). Tekanan kecepatan dalam sistem satuan SI dinyatakan
dalam satuan Pascal dan kecepatan dinyatakan dalam meter per detik.
Koefisien rugi dinamik C0 suatu sambungan ditentukan oleh jenis sambungan. Sebagai
contoh untuk belokan, harga koefisien ini ditentukan oleh rasio aspek dan rasio jari-jari
(radius ratio). Rasio aspek pada belokan selalu didefinisikan sebagai perbandingan
antara tinggi dan lebar saluran (H/W) di mana lebar saluran adalah ukuran dari sisi
belokan yang sebidang dengan jari-jari belokan. Jadi pada belokan dimungkinkan rasio
aspek lebih kecil daripada satu.
CONTOH 7.11
0
Tentukan rugi tekanan dinamik pada suatu belokan horisontal 90 tanpa splitter vane yang
204
Sistem Tata Udara
memiliki tinggi 24 in., lebar 12 in., dan rasio radius 0.75. Udara yang mengalir di dalamnya
memiliki laju 4000 cfm.
Jawab:
CONTOH 7.12
Tentukan rugi tekanan dinamik pada suatu belokan horisontal 900 dengan 1 splitter vane
yang memiliki tinggi 24 in., lebar 12 in., dan rasio radius 0.75. Udara yang mengalir di
dalamnya memiliki laju 4000 cfm.
Jawab:
205
Sistem Tata Udara
𝑣 = 2000 fpm
𝑣 = 0.249 in.wg.
CONTOH 7.13
Tentukan rugi tekanan dinamik pada suatu percabangan 900 di mana saluran utama
(common) memiliki ukuran 40 cm x 40 cm, saluran lurus (straight) 40 cm x 30 cm dan saluran
206
Sistem Tata Udara
cabang 40 cm x 20 cm. Udara yang mengalir di dalamnya memiliki laju 3000 LPS pada
common, 2000 LPS pada straight, dan 1000 LPS pada branch.
Jawab:
sehingga dari tabel didapat CS = 0.6 dan CB = 0.7 (Data dari ASHRAE Handbook of
Fundamentals, 2005)
𝑣 = 16.67 m/s
𝑝𝑣 = 164 Pa.
207
Sistem Tata Udara
𝑣 = 12.5 m/s
𝑝𝑣 = 92 Pa.
Data yang berkaitan dengan koefisien rugi tekanan pada fitting atau sambungan saluran
udara dapat dilihat pada Bab 35 Buku ASHRAE Handboook of Fundamentals, 2005,
atau SMACNA HVAC Duct Design. Pada Tabel 7.10 juga ditunjukkan nilai drop
tekanan normal pada berbagai jenis fitting atau sambungan pada sistem ventilasi.
Tabel 7.10. Nilai drop tekanan normal pada fitting atau sambungan sistem ventilasi.
208
Sistem Tata Udara
Tiga metode yang umum digunakan dalam penentuan ukuran saluran udara adalah:
Ada kalanya dua metode sekaligus digunakan dalam perancangan suatu sistem saluran
udara. Sebagai contoh, untuk sistem yang besar, saluran utama dihitung dengan
menggunakan metode static-regain dan bagian percabangannya dihitung dengan metode
laju-gesekan-sama.
Untuk mempermudah perhitungan ukuran saluran udara, telah tersedia tabel variasi
kecepatan aliran udara yang direkomnedasikan untuk berbagai aplikasi, seperti rumah
tinggal, bangunan komersial, dan industri. Selain itu, kecepatan yang direkomendasikan
juga dapat ditemui pada karta laju gesek, baik untuk desain kecepatan rendah maupun
kecepatan tinggi.
209
Sistem Tata Udara
bagian hulu, yakni pada keluaran kipas. Makin ke hilir kecepatannya makin rendah.
Kecepatan terendah terdapat pada ujung-ujung saluran (pada outlet/difuser).
CONTOH 7.14
Gambar di bawah ini menunjukkan diagram saluran udara suplai pada suatu kantor kecil.
Pada sistem ini digunakan difuser yang dipasang pada langit-langit sedang saluran dipasang
di atas langit-langit. Jumlah laju aliran volume udara suplai diperlihatkan oleh angka pada
masing-masing difuser. Tentukan:
Hitung rugi gesekan sistem tersebut dengan asumsi semua percabangan memiliki
sifat seperti belokan 90 derajat serta semua belokan memiliki rasio radius 1.0.
210
Sistem Tata Udara
1000 cfm
14 ft
800 cfm
3
14 ft
B 14 ft C 12 ft 16 ft E 18 ft
D
12 ft 12 ft
16 ft
16 ft
1 5
800 cfm 900 cfm
A
7
16 ft
Fan
16ft 1000 cfm
2 6
Jawab:
Dengan tabel kecepatan yang direkomendasikan pilih harga kecepatan yang sesuai.
Untuk saluran utama kecepatan yang direkomendasikan adalah antara 1000 sampai 1300
fpm dengan kecepatan maksimum antara 1100 dan 1600 fpm.
Berdasarkan karta kecepatan yang direkomendasikan, untuk laju 6000 cfm harga
tersebut berkisar antara 1400 dan 1750 fpm untuk saluran utama ABC. Pilih
Untuk percabangan tabel kecepatan menyarankan kecepatan antara 600 dan 900 fpm.
Pilih
(Catatan: pada bagian ini dipilih sisi kecepatan tinggi. Namun perlu diingat bahwa
kecepatan ini berlaku untuk saluran bundar. Untuk saluran persegi kecepatannya akan lebih
kecil).
Dengan karta rugi gesek, berdasarkan harga cfm dan kecepatan aliran, tentukan ukuran
diameter saluran bundar.
Misal:
211
Sistem Tata Udara
Bagian ABC,
Q = 6000 cfm
V = 1400 fpm
Baca D = 28.0 in.
Bagian CD,
Q = 4300 cfm
V = 1300 fpm
Baca D = 25.0 in.,
dan seterusnya.
Dengan menggunakan tabel saluran persegi ekivalen tentukan ukuran saluran persegi.
(Ketinggian saluran seragam H = 14 in.)
Misal:
Bagian ABC,
D = 28.0 in.
Baca W x H = 52 x 14
Bagian BC,
D = 25.0 in.
Baca W x H = 40 x 14,
dan seterusnya.
b. Untuk mencari rugi tekanan total periksa bagian saluran terpanjang (yang umumnya
memiliki rugi tekanan maksimum). Bagian tersebut adalah ABCDE-7.
Untuk bagian ini, rugi tekanan total terdiri atas rugi tekanan pada saluran lurus dan rugi
tekanan pada belokan B dan belokan E-7.
Rugi tekanan pada belokan B:
Radius ratio r/W = 1.0 (dari soal)
Aspect ratio H/W = 52/14 = 3.7
Dari tabel, untuk belokan 90 derajat, dapat dibaca bahwa koefisien rugi tekanan C0 = 0.21
(pendekatan).
Kecepatan pada saluran persegi dihitung dengan:
𝑄 6000 𝑥 144
𝑣= =
𝐴 52 𝑥 14
212
Sistem Tata Udara
𝑣 = 1187 fpm
𝑣 = 0.0878 in.wg.
𝑣 = 857 fpm
Rugi tekanan total saluran ABCDE-7 = Rugi tekanan pada saluran lurus ABCDE-7 + Rugi
tekanan pada belokan B + Rugi tekanan pada belokan E-7
atau:
Rugi tekanan total saluran ABCDE-7 = 0.0790 + 0.0180 + 0.0100 = 0.107 in. w.g.
Rugi tekanan inilah yang harus diatasi oleh kipas agar sistem saluran udara dapat
berfungsi sebagaimana yang diinginkan dalam perancangan.
213
Sistem Tata Udara
CONTOH 7.15
Saluran udara suplai dari suatu sistem industri ditunjukkan seperti pada gambar di bawah
ini. Tentukan:
Ukuran saluan udara persegi dengan metode laju-gesekan-sama jika salah satu
sisinya berukuran seragam 14 in.
50 f t 50 f t
40 f t B 30 f t 40 f t D 30 f t E 20 f t
A C
Fan
40 f t 40 f t 40 f t
4
1500 cfm 1 1000 cfm 3 2000 cfm
Jawab:
Lihat karta rugi gesek. Dengan laju aliran volume 9000 cfm dan kecepatan 2200 fpm,
laju gesekan (frictin rate) = 0.21 in. w.g./100 ft. Jika kecepatan dipilih 1800 fpm, maka laju
gesekan = 0.125 in w.g./100 ft. Untuk mudahnya dipilih laju gesekan = 0.15 in. w.g./100 ft.
Tabelkan laju aliran volume udara dan laju gesekan yan telah dipilih.
Dengan tabel saluran persegi ekuivalen tentukan ukuran saluran persegi dengan salah
214
Sistem Tata Udara
Tentukan rugi tekanan maksimum pada sistem tersebut. Karena dengan pengamatan
sekilas sulit ditentukan apakah rugi tekanan maksimum terjadi pada A-5 atau A-4, maka
perlu diperiksa satu persatu.
Rugi tekanan A-4:
Percabangan di E:
VB = 1210 fpm, VU = 1385 fpm, sehingga VB/VU = 1210/1385 = 0.87
H/W = 14/17 = 0.82
AB/AU = (17 x 14)/(26 x 14) = 0.65
Dari tabel rugi tekanan pada percabangan diperoleh:
(hL)d = 0.028 in. wg.
Belokan antara E dan 4:
r/W = 1.0
H/W = 14/17 = 0.82
sehingga didapat C0 = 0.22, dan
(hL)d = C0 x hv = 0.22 x 0.091 = 0.02 in. wg.
Rugi tekanan saluran lurus A - 4:
(hL)A-4 = (0.15/100)(200) = 0.300 in. wg.
Rugi saluran A - 5:
Belokan antara E dan 5:
r/W = 1.0
H/W = 14/14 = 1.0
Dari tabel, C0 = 0.21, sehingga
(hL)d = 0.21 x 0.076 = 0.016 in. wg.
Rugi saluran lurus A-5:
(hL)A-5 = (0.15/100)(210) = 0.315 in.wg.
215
Sistem Tata Udara
Jadi rugi tekanan terbesar terdapat pada saluran A-4. Dengan demikian tekanan statik yang
diperlukan pada titik A ditentukan oleh rugi tekanan pada saluran A-4.
Untuk mencari tekanan statik di titik A terlebih dahulu dihitung tekanan total di titik A.
atau
216
Sistem Tata Udara
6. Dengan menggunakan data kecepatan dan laju aliran volume udara dan/
atau laju gesekan maka diameter saluran dapat diperoleh dari karta rugi
gesek.
CONTOH 7.16
Suatu bagian dari suatu sistem saluran udara dinyatakan dalam skema di bawah ini. Laju
aliran volume udara yang masuk pada bagian tersebut besarnya 10000 cfm dengan
kecepatan 2000fpm. Tiap cabang mengalirkan 2000 cfm. Saluran ABCD ukurannya konstan.
Tentukan:
Tekanan total, tekanan statik, dan tekanan kecepatan pada titik A, B, C, dan D.
Jawab:
1. Tentukan laju gesekan pada bagian AB dengan menggunakan data yang tersedia.
Dengan Q = 10000 cfm dan V = 2000 fpm, maka dari karta rugi gesek, didapat laju gesekan
0.150 in. wg./100 ft dan diameter 30.2 in.
2. Hitung rugi tekanan pada bagian AB.
217
Sistem Tata Udara
Perlu untuk dicatat bahwa tekanan kecepatan di sepanjang saluran utama ABCD turun dan
tekanan statiknya naik. Dengan kata lain pada bagian tersebut terjadi konversi tekanan
kecepatan menjadi tekanan statik. Peristiwa inilah yang disebut sebagai Static-Pressure-
Regain. Dan, langkah kunci untuk menggunakan metode static-regain adalah:
Pilih harga kecepatan di bagian BC sedemikian hingga tekanan statik di titik C = 0.691
in. wg.
Pilih harga kecepatan di bagian CD sedemikian hingga tekanan statik di titik D = 0.691
in. wg.
218
Sistem Tata Udara
219