Anda di halaman 1dari 8

Sistem tata kelola

udara pada ruang OK


SISTEM TATA KELOLA UDARA PADA RUANG OPERASI

A. Gambaran umum

Bangunan rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat khusus
dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya terutama pada prasarana
instalasi tata udara. Bangunan rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidak
ditemui di bangunan gedung umum lainnya.

Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit (dengan bermacam-macam penyakit) didiagnosa,
diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan medik. Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan dengan sinar radioaktif, pemeriksaan dengan ultrasonic,
tindakan pembedahan ringan, tindakan pembedahan berat dan sebagainya.

Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai jenis mikroorganisme yang
bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada petugas, perawat, dokter serta pasiennya
yang berada di rumah sakit tersebut, maka pengaturan temperatur dan kelembaban udara dalam
ruangan secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatikan khusus.

Untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut, terutama di ruangan-
ruangan khusus seperti: ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain, diperlukan pengaturan :

1) temperatur;

2) kelembaban udara relatif;

3) kebersihan dengan cara filtrasi udara ventilasinya;

4) tekanan ruangan yang positif dan Negatif;

5) distribusi udara didalam ruangan.


A.1 Pengkondisian Udara (Air Conditioning) untuk tindakan pencegahan terhadap penyakit.

Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang lebih penting dari sekedar promosi
kenyamanan. Dalam banyak kasus, pengkondisian udara yang tepat merupakan faktor terapi pasien dan
dalam beberapa kasus merupakan pengobatan utama. Studi menunjukkan bahwa pasien dalam
lingkungan terkendali umumnya memiliki penyembuhan fisik lebih cepat daripada orang-orang di
lingkungan yang tidak terkendali.

Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit (dan fasilitas kesehatan yang terkait)
dan jenis bangunan lainnya antara lain :

1) kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan antara berbagai bagian di rumah sakit;

2) persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan menghilangkan kontaminasi dalam
bentuk bau, mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zat radioaktif;

3) temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai area; dan

4) perancangan yang canggih dibutuhkan untuk memungkinkan kontrol secara akurat dari kondisi
lingkungan.

ASHRAE standards for fresh air to people requirement


A.2 Kamar Operasi.

Studi sistem distribusi udara ruang operasi dan observasi instalasi di kamar bersih industri menunjukkan
bahwa penyaluran udara dari langit-langit, dengan gerakan ke bawah menuju inlet pembuangan yang
terletak di dinding yang berlawanan, merupakan aliran udara yang paling efektif untuk menjaga pola
gerakan konsentrasi kontaminasi pada tingkat yang dapat diterima. Langit-langit yang sepenuhnya
berlubang, langit-langit sebagian berlubang dan diffuser yang dipasang di langit-langit telah diterapkan
dengan sukses.

Penggunaan rata-rata kamar operasi di rumah sakit tidak lebih dari 8 sampai 12 jam per hari (kecuali
kondisi darurat). Untuk alasan ini dan untuk penghematan energi, sistem pengkondisian udara harus
memungkinkan pengurangan pasokan udara ke beberapa atau ke semua ruang operasi. Walaupun ruang
operasi dalam kondisi tidak digunakan, ketentuan tekanan positip; kelembaban udara; dan temperatur
harus tetap diperhatikan guna mencegah pertumbuhan bakteri dan virus didalam ruang operasi.

Tekanan positif pada ruang harus tetap dipertahankan pada saat volume berkurang untuk memastikan
kondisi steril tetap terjaga. Konsultasi dengan staf bedah rumah sakit akan menentukan kelayakan
penyediaan fasilitas ini. Sebuah sistem pembuangan udara atau sistem vakum khusus harus dipasang
untuk menghilangkan buangan gas anestesi.

Sistem vakum medis telah digunakan untuk menghilangkan gas anestesi yang tidak mudah terbakar.
Satu atau lebih outlet mungkin diletakkan di setiap ruang operasi untuk memungkinkan penyambungan
ke slang buangan gas anestesi dari mesin anestesi.

Metode disinfeksi udara dengan penyinaran (irradiation) di ruang operasi telah dilaporkan dengan hasil
baik, namun ini jarang digunakan.

Keengganan untuk menggunakan irradiasi disebabkan: instalasinya memerlukan rancangan khusus,


diperlukan proteksi bagi pasien dan petugas, perlu memonitor effisiensi lampu dan pemeliharaan.

Kondisi berikut merupakan system yang direkomendasikan untuk ruang operasi, catherisasi, cystoscopy,
dan bedah tulang:

1) harus mampu mencapai temperatur 20°C sampai 24°C;

2) kelembaban relatif udara harus dijaga antara 50% ~ 60%;

3) tekanan udara harus dijaga positif yang berhubungan dengan ruang disebelahnya dengan memasok
udara lebih dari 15%;

4) pembacaan perbedaan tekanan di ruang harus dipasang untuk memungkinkan pembacaan tekanan
udara dalam ruang. Menyekat seluruh dinding, langit-langit dan tembusan (penetrasi) pada lantai dan
pintu untuk menjaga kondisi tekanan yang terbaca.

5) Indikator kelembaban udara dan thermometer harus ditempatkan pada lokasi yang mempermudah
observasi (pengamatan).

6) effisiensi filter harus sesuai dengan tabel 1.

7) seluruh instalasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

8) semua udara harus di suplai dari langit-langit dan dibuang atau dikembalikan pada sekurang-
kurangnya 2 lokasi dekat dengan lantai (lihat tabel 3 untuk laju ventilasi minimum). Bagian bawah dari
outlet pembuangan harus setidaknya 75 mm di atas lantai. Suplai diffuser harus dari jenis tidak langsung.
Induksi yang tinggi pada difuser langit-langit atau difuser dinding harus dihindari.
9) bahan akustik tidak boleh digunakan sebagai lapisan ducting kecuali dipasang filter terminal dengan
effisiensi minimum 90% arah hilir dari lapisan. Bagian dalam isolasi unit terminal dapat dikemas dengan
bahan yang disetujui. Peredam suara yang dipasang pada ducting harus dari jenis tidak terbungkus atau
memiliki lapisan film polyester yang diisi dengan bahan akustik.

10) Setiap penyemprotan yang diterapkan pada insulasi dan kedap api harus ditangani dengan zat
penghambat pertumbuhan jamur.

11) Panjang kedap air dibuat secukupnya, ducting pengering udara dari bahan baja tahan karat harus
dipasang arah hilir dari peralatan humidifier untuk menjamin seluruh uap air menguap sebelum udara
masuk ke dalam ruangan. Pusat kontrol yang memantau dan memungkinkan penyesuaian tekanan,
temperatur dan kelembaban udara, berada dilokasi meja pengawas ruang bedah.

B. TATA UDARA DENGAN LAMINAR FLOW EXPOSURE SYSTEM

AIR HANDLING UNIT (AHU) harus dirancang khusus dengan kebutuhan serta sesuai dengan standar
industry farmasi laboratorium maupun rumah sakit yang berpegangan pada clean room standard (ruang
steril) dalam pemakaiannya. AHU untuk rumah sakit harus dirancang agar hasil pengolahan udara,
equipment yang digunakan didalam AHU serta perawatannya harus sesuai dengan standar kelas hygienic
dunia.

Sandwich panel AHU minimal menggunakan material galvanized steel powder coated pada dindingnya
dengan ketebalan minimal 1 mm yang dilapisi insulation material rockwool didalamnya. Desain ini
menjamin AHU tidak mengalami kondensasi/pengembunan pada bagian dinding luar, sehingga user
tidak perlu menambahkan lapisan insulation pada dinding AHU untuk mencegah kondensasi.

Pada dinding bagian dalam menggunakan galvanized steel powder coated serta khusus pada bagian
floor/bottom AHU menggunakan material stainless steel sebagai syarat wajib mengikuti standar
hygienic.

Didalam AHU (Air Handling Unit) terdapat beberapa equipment yang berfungsi dalam pengolahan udara
yakni Filter (pre filter dan medium filter), Fan, Cooling coil dan electrical heater. Udara luar atau fresh
air dengan suhu dan kelembaban 35°C / 80% akan dihisap masuk oleh AHU dan akan di filtrasi oleh
filter agar kotoran dan debu pada tingkat tertentu tidak dapat masuk, keluar dari filter udara ini akan
diturunkan temperature dan moisture content oleh prosses di cooling coil sampai mencapai
temperature dew point 9.6°C, proses ini dalam diagram psychometric adalah kondisi dimana udara
akan mengalami proses pelepasan kalor dalam kondisi latent dan sensible yang mana proses ini akan
mengurangi moisture content atau kadar air dalam udara, sehingga udara yang keluar dari cooling coil
adalah udara yang dingin dan kering.

Proses selanjutnya, udara akan menyerap kalor yang diberikan sampai temperaturnya mencapai 20°C
dengan kelembaban menyentuh 50% pada equipment electrical heater. Setelah itu udara akan disuply
ke ruangan yang sebelumnya difiltrasi kembali oleh medium filter. Temperature dan kelembaban yang
menuju ke ruangan adalah rentang yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti standar dari Pedoman
Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit tahun 2012.
AIR HANDLING UNIT

Udara lalu terdorong dan dialirkan ke ruangan operasi melalui sistem ducting menuju OT Ceiling,di dalam
OT Ceiling terdapat Filter HEPA yang memfiltrasi udara, sehingga partikel debu, kotoran dan koloni
bakteri dengan ukuran diatas 0.3 µm tidak dapat menembus HEPA Filter dengan efisiensi 99.97%,
setelah melewati HEPA Filter, udara akan kembali melewati membrane laminarisator yang memiliki pori-
pori halus. Karakteristik udara yang keluar dari membrane laminarisator adalah udara laminar dengan
kecepatan 0.25 m/s.

Udara yang keluar dari luasan area OT ceiling bersifat laminar dengan kecepatan 0.25 m/s. kondisi ini
dibutuhkan untuk mendorong semua partikel didalam ruang operasi seperti debu, bakteri, virus, jamur
dan mikroorganisme lain serta sisa gas anastesi ke bawah sehingga tidak terpapar ke Tim Dokter,
Pasien, Paramedik dan peralatan operasi. Item-item tersebut akan terlingkupi oleh aliran udara laminar
dari OT Ceiling dan akan selalu steril. Udara yang keluar dari OT Ceiling memiliki temperature 20-21°C
dengan kelembaban 50-55%, kondisi ini membuat suasana sejuk dan dingin di dalam ruangan serta
mencegah perkembangbiakan dan pertumbuhan mikroorganisme dalam ruangan operasi.
Microorganism prolifreration between relative humidity range

Kemudian, udara dari ruangan operasi akan mengalir keluar melalui grille/damper exhaust return yang
ditempatkan pada posisi bawah pada setiap sudut ruang operasi. Penempatan grille/damper exhaust
return haruslah memperhitungkan dimensi dan bentuk ruangan agar setiap tarikan udara dari arah
exhaust return selalu sama pada setiap sudutnya. Semua equipment dalam sistem tata kelola udara
dalam ruang operasi diatur secara otomatis melalui sistem control Building Automation System (BAS).
Adanya sistem otomasi, memungkinkan parameter seperti temperature, kelembaban relative, tekanan
positif, dan pertukaran udara perjam dalam ruangan selalu stabil 24 jam.

Pada ruang operasi, disediakan juga layar sentuh berjenis GOT yang menyajikan informasi mengenai
Temperature ruangan, kelembaban relative ruangan serta tekanan sehingga Tim Dokter atau Pihak
Ruang OK yang berwenang dapat memantau kondisi ruangan secara real guna memastikan parameter
yang disebutkan diatas sudah sesuai dengan standar untuk melakukan tindakan operasi.
Schematic System

Untuk informasi dan penawaran lebih lanjut mengenai sistem tata udara untuk ruang operasi, kami dapat
dihubungi di :

Independent Consultant for OT Room

Raddy Santoso (0852 1919 6564) raddy@timepsi.com


Ardy Suryo Prabowo (0856 9523 6964) ardy@timepsi.com

Diposting oleh ardy suryo di 02.27.00

Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
the man behind the scene

ardy suryo
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼ 2016
(1)
o ▼
Juni (1)

SISTEM TATA
KELOLA
UDARA PADA
RUANG
OPERASI

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai