Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN URGENSI PENGADAAN HEPA FILTER RUANG ISOLASI

COVID-19 PADA RSUD KOTA MATARAM

1. LATAR BELAKANG

Bangunan rumah sakit adalah “fasilitas” kesehatan yang membutuhkan


perhatian sangat khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata udara. Bangunan rumah sakit
mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidak ditemui di bangunan gedung
lain pada umumnya. Rumah sakit adalah tempat dimana orang yang sakit (dengan
bermacam-macam penyakit) didiagnosa, diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan
medik. Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan dengan sinar radioaktif, pemeriksaan dengan ultrasonic,
tindakan pembedahan ringan, tindakan pembedahan berat dan sebagainya.
Pasien datang dengan bermacam-macam penyakit dan masalah kesehatan
seperti: sakit biasa, sakit khusus yang membutuhkan dokter dan tindakan khusus
antara lain seperti sakit jantung, penyakit dalam, pasien luka bakar, pasien luka
terbuka atau tertutup, pasien menular dan sebagainya. Dengan kondisi tersebut, maka
faktor-faktor yang membedakan rumah sakit dengan bangunan gedung biasa terletak
pada peralatan dan instalasi tata udaranya. Jam kerja yang 24 jam sehari, 7 hari
seminggu, berarti terus menerus membutuhkan pengkondisian yang dilakukan oleh
sistem tata udara.
Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai
jenis mikroorganisme yang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada
petugas, perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut, maka
pengaturan temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan
perlu mendapatkan perhatikan khusus. Hal ini untuk mencegah berkembang biak dan
tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut, terutama untuk ruangan-ruangan khusus
seperti di ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain, dimana diperlukan pengaturan:
(1). temperatur;
(2) kelembaban udara relatif;
(3). kebersihan dengan cara filtrasi dan udara ventilasinya;
(4) tekanan ruangan yang positif dan Negatif;
(5) distribusi udara didalam ruangan.
Sistem redudansi menjadi masalah pokok pada sistem tata udara yang diperlukan
pada ruang-ruang tertentu, hal ini mengingat bahwa ada tindakan-tindakan medik

1
yang menginginkan tidak boleh berhentinya sistem tata udara untuk melindungi
pasien dan peralatan medik yang harus selalu dikondisikan oleh sistem tata udara.
Sistem tata udara harus mempunyai cadangan yang cukup untuk mengantisipasi
kerusakan (breakdown) ataupun pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan yang
diperlukan pada sistem tata udara.
Dalam konteks penanganan Covid-19, keberadaan sarana dan prasarana tata
udara seperti Hepa Filter sangat diperlukan. Hepa Filter merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk menyaring udara kotor yang masuk dan mengeluarkan udara bersih.
Filter Hepa dirancang untuk menangkap polutan dan partikel yang sangat halus dan
jauh lebih kecil. Filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) merupakan salah satu
filter udara yang terdiri dari lapisan serat fiber yang diatur secara acak. Serat ini
biasanya terdiri dari fiberglass dan memiliki diameter antara 0,5 dan 2,0 mikrometer.
Filter HEPA sangat diperlukan dalam penanganan covid-19 untuk menghilangkan
penyebaran kontaminan menular dan pathogen ke lingkungan sekitarnya melalui jalur
udara.

2. TUJUAN & MANFAAT


Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan
sumber infeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara (airborne
microorganism), jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular
merupakan hal yang harus menjadi perhatian dalam sistem tata udara. Belum lagi,
bahan kimia yang berbahaya (misalnya gas anestesi atau di laboratorium), bahan-
bahan radioaktif harus diperlakukan secara benar untuk menghindarkan bahaya yang
mungkin terjadi bagi pasien, petugas medis atau pengunjung rumah sakit. Rumah
sakit terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda tergantung pada jenis
penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, kemudian juga tergantung perbedaan
tindakan medisnya. Perbedaan fungsi tersebut mengakibatkan setiap fungsi ruangan
membutuhkan pengkondisian yang berbeda-beda dalam tingkat kebersihan, sistem
khusus untuk menghindarkan penularan penyakit, tingkat kenyamanan seperti kondisi
temperatur dan kelembaban yang tepat untuk penyakit yang berbeda.
Pengadaan Hepa Filter pada sebuah rumah sakit pada dasarnya bertujuan
untuk meminimalisir penyebaran penyakit menular melalui udara. Oleh karena itu,
pengadaan Hepa Filter sangat diperlukan.

2
3. CARA KERJA HEPA FILTER

Cara kerja Hepa Filter dapat digambarkan sebagai berikut:

Prinsip dasar gambar diatas yaitu pengendalian kontaminan mikroba untuk


memastikan aliran udara yang terkontaminasi tidak ada ke daerah yang
terkontaminasi. Udara terbuka dalam ruangan  Class N , misalnya, harus mengalir
dari koridor menuju ruang isolasi untuk mencegah penyebaran kontaminan udara dari
ruang isolasi ke daerah lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menghilangkan
penyebaran kontaminan menular dan patogen ke lingkungan sekitarnya melalui jalur
udara. Class N yang berlaku untuk semua ruang isolasi infeksi di mana pasien yang
diketahui atau dicurigai memiliki infeksi. Anteroom dirancang untuk memberikan
"air-lock" (tanpa campuran udara) antara pasien menular dan umum airlock
bersebelahan dengan ruangan pasien. Udara akan mengalir dari ruang anteroom ke
ruang isolasi. Kontrol Tekanan dipertahankan oleh modulasi pasokan utama dan
exhaust berdasarkan sinyal dari transduser tekanan terletak di dalam ruang isolasi.
Dalam konteks ini, udara pada ruang isolasi menular dirancang untuk
mempertahankan tekanan negatif. Menjaga tekanan udara negatif terus menerus tidak
kurang dari 2,5 Pa (0,01 inci air pengukur) dalam kaitannya dengan tekanan udara di
koridor. Hal ini dilakukan melalui sistem pembuangan yang terpisah berukuran untuk

3
menghilangkan udara setidaknya 15% lebih dari itu dari sistem pasokan. Pembuangan
udara kotor tidak boleh menbahayakan bagi orang-orang luar atau staf
mempertahankan sistem ini. Dimana teknik kontrol tambahan untuk membersihkan
udara diindikasikan dari penilaian risiko. Misalnya di klinik TB, udara sering disaring
HEPA dan kadang-kadang diberikan paparan UVGI sebelum dibuang ke luar,
meskipun alasan untuk ini terutama karena kekhawatiran litigasi dan tidak didasarkan
pada realitas yang dikenal. Pertimbangan perlengkapan UVGI  pada atau dekat langit-
langit untuk menyinari udara ruang atas. Perhatikan bahwa UVGI, dapat digunakan
untuk dekat filter HEPA, tetapi tidak dapat digunakan di tempat filter HEPA, sebagai
efektivitas mereka pada airstreams terbatas. Supply udara harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga udara bersih pertama kali melewati staf / penghuni lain dan
kemudian ke pasien. Distribusi udara harus mengurangi eksposur staf potensi udara
droplet nuklei dari pasien menular, akuntansi untuk posisi staf dan pasien, dan
prosedur yang dilakukan di ruang isolasi.
Didalam ruang pasien, pasokan udara harus dari diffuser pada langit-langit yang
terletak di perimeter dekat ke entri dan pembuangan udara harus dibuat di tingkat
bawah sekitar 6 inci di atas lantai di ruang. Salauran Exhaust udara harus independen
dari sistem umum pembuangan udara gedung untuk mengurangi risiko kontaminasi
dari rancangan kembali. Exhaust fan pada suatu titik dalam sistem saluran yang akan
memastikan saluran berada di bawah tekanan negatif selama menjalankan nya dalam
gedung. Intake udara tambahan sebaiknya ditempatkan sehingga tidak ada udara yang
terkontaminasi dari udara exhaust terdekat atau sumber pencemar udara ditarik ke
dalam sistem udara tambahan. Pastikan saluran udara supply independen umum pada
sistem pasokan udara gedung. Jika berbagi saluran pasokan dengan ruang isolasi
lainnya tidak dapat dihindari, menyediakan saluran dengan terminal HEPA filter (atau
failsafe kembali sistem pencegahan rancangan lainnya). Pasang bag filter efisiensi
tinggi sebagai pre-filter untuk melindungi filter HEPA. Desain udara supply dan
sistem exhaust untuk menjadi sebuah sistem volume konstan. Volume udara variabel
(VAV) sistem tidak dianjurkan.
Sebuah sistem pemantauan harus disediakan untuk memberikan sinyal apapun
kerusakan pada sistem supply  udara / exhaust. Pastikan bahwa kamar yang baik-
disegel untuk pemeliharaan yang lebih baik dari gradien tekanan yang pada akhirnya
juga akan mengurangi beban pada sistem tata udara. Pastikan kerapatan udara dengan
membuat  jendela, pintu, dan intake dan exhaust port dengan benar. Menjaga langit-
langit eternit yang halus dan bebas dari celah, terbuka sendi, dan celah-celah, Sealing
semua penetrasi di dinding atas dan di bawah langit-langit.

4
4. DAMPAK YANG KEMUNGKINAN TIMBUL JIKA TIDAK SEGERA
DITINDAKLANJUTI
Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur,
kelembaban udara relatif, kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam
rangka mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama
di ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain. Pada
masa tanggap darurat bencana covid-19, RSUD Kota Mataram telah melakukan
kebijakan dengan merubah peruntukan beberapa ruang rawat inap biasa menjadi
ruangan untuk perawatan pasien covid-19. Ruangan-ruangan ini akan dapat berfungsi
sesuai peuntukannya jika dipasang Hepa Filter untuk antisipasi penyebaran virus.
Dalam konteks ini, jika Hepa Filter tidak diadakan, maka ruangan tadi tidak
dapat berfungsi yang berimbas pada tidak dapat dilakukannya pelayanan terhadap
pasien covid-19.

5. KESIMPULAN
Uraian diatas menunjukan bahwa kegiatan Pengadaan Hepa Filter pada ruangan
isolasi Covid-19 sangat penting untuk dilaksanakan.

Mataram, April 2020


Kepala Bidang Punjungan Medis Kasubbag Penunjang Medik
RSUD Kota Mataram, RSUD Kota Mataram,

Lalu Ery Setiawan, SE Eko Wibowo, S, KM., MM


NIP. ………………….. NIP……………………..

Menyetujui,
Direktur RSUD Kota Mataram,

dr. H. L. Herman Mahaputra, M.Kes. MH


NIP. 19681110 200112 1 003

5
6

Anda mungkin juga menyukai