Diajukan untuk memenuhi tugas remedial mata kuliah Pencegahan Dan Penanggulangan Infeksi
Penyusun :
1-A
2021
A. Perawatan Pasien Dalam Isolasi Persiapan dan Pemeliharaan Ruangan
Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan,
fungsi komponen, penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan
keselamatan. Pemeliharaan Preventif juga terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan
peralatan atau sistem untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan, dengan
mempertimbangkan jumlah unit (jumlah hari, jumlah operasi, jumlah jam pelayanan).
Sedangkan berdasarkan kegiatannya, pemeliharaan preventive atau dapat dikatakan pula
sebagai pemeliharaan berkala meliputi; pembersihan (cleaning), pelumasan (lubricating),
pengaturan (adjusting), pengencangan (tightening), & penggantian part (replacing).
Berikut operasi yang dapat diklasifikasikan sebagai pemeliharaan preventif
Uji kerja pada peralatan-peralatan dalam kondisi stand by
Inspeksi / Pemantauan fungsi
Uji kinerja pada setiap peralatan
Uji keamanan sistem, sistem mekanikal, elektrikal, PSV, metering, detektor
asap dan panas, Kegiatan rutin, harian, mingguan, bulanan dan tahunan
Penggantian suku cadang secara rutin, dan material pendukung.
Suatu prosedur pengawasan dan pemeliharaan ruang isolasi harus tersedia sebelum ruang
isolasi difungsikan untuk pelayanan. Sangat penting untuk menentukan personil yang
bertanggung jawab untuk operasional, monitoring dan pemeliharaan ruang. Pelatihan rutin
tahunan harus disediakan untuk petugas Rumah Sakit dengan tujuan memastikan bahwa
petugas dapat mengerti dan memahami fungsi ruang, teknik melalukan monitoring serta
bagaimana menginterpretasi instrumen. Rencana keperawatan untuk pasien ruang isolasi
harus mencakup monitoring dan dokumentasi tekanan udara di ruang isolasi dan di
anteroom karena hal ini penting untuk meminimalisasi transmisi mikroorganisme patogen
dari atau ke pasien.
Adapun yang termasuk dalam target pemeliharaan bangunan dan prasarana pada ruang
isolasi, antara lain :
a) Sistem Interior Ruangan (Lantai, Dinding, Plafon, Pintu, Jendela &
Furniture)
b) Sistem Tata Udara (AHU/FCU, Split duct/AC-Unit, HEPA Filter, Exhaust
Fan & Instalasi Ducting)
c) Sistem Kelistrikan (Sumber listrik cadangan, Jaringan Distribusi & Lampu)
d) Sistem Gas Medis (Bedhead, gas outlet, & regulator/flowmeter gas medis)
e) Sistem Komunikasi & Keamanan (Telepon, Aiphone, Nursecall, Paging
system, Televisi & CCTV)
f) Sistem Sanitasi (Air Bersih & Pengelolaan Limbah)
g) Signage ruangan : label (tekanan ruangan, petunjuk jenis ruangan isolasi, &
pemakaian APD), nama ruangan, penunjuk arah, dll
Mencuci tangan dengan benar, baik sebelum maupun sesudah menjenguk pasien di
ruang isolasi
Mengenakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan penyakit dari pasien
atau untuk melindungi pasien dari kuman penyakit yang mungkin dibawa oleh
pengunjung
Menutup pintu dengan rapat setelah masuk maupun keluar dari ruangan isolasi
Tidak masuk ruang isolasi bila sedang menderita flu atau penyakit lainnya yang rentan
menular atau rentan tertular penyakit
Pengunjung juga harus mengikuti petunjuk dan kebijakan lain yang berlaku di
rumah sakit, misalnya jam besuk. Umumnya, anak-anak tidak diperkenankan masuk ke
dalam ruang isolasi. Ketika seseorang dirawat di ruang isolasi, besar kemungkinan
penyakit yang ia alami akan berbahaya jika menular ke orang lain. Kemungkinan lainnya,
akan sangat berbahaya bagi pasien jika ia terkena infeksi yang ringan sekalipun. Efek yang
terjadi bila peraturan di ruang isolasi tidak diindahkan bisa sangat besar, tidak hanya untuk
pasien, tapi juga untuk tenaga medis, petugas rumah sakit, pengunjung, bahkan masyarakat
luas. Itulah sebabnya semua orang yang masuk ke ruang isolasi harus mengikuti peraturan
dengan tertib.
Pasien yang hasil pemeriksaannya dinyatakan negatif dan diperbolehkan untuk di rawat
biasa di ruangan untuk mengurangi kontak dan penularan dari pasien yang masi dirawat
Kriteria pindah rawat dari ruang isolasi ke ruang perawatan biasa :
Terbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk dirawat di ruang isolasi.
Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk
dirawat di ruang rawat inap biasa oleh dokter.
Pertimbangan lain dari dokter
Prosedur pelaksanaan pemindahan pasien perawatan isolasi