Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEKNOLOGI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT

SISTEM PENGELOLAAN TATA UDARA DI RUMAH SAKIT


DOSEN PENGAMPU : SAFARI HASAN, S.IP, M.MRS

SHINTA ANANDISTA PUTRI


10821027

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI MANAJEMEN KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem pengelolaan Tata Udara Rumah Sakit merupakan proses yang


membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan
pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan salah
satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik. Sistem Tata Udara
di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara relatif,
kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam rangka mencegah
berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-
ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain. Bangunan
rumah sakit adalah “fasilitas” kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat
khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata udara. Bangunan
rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidak ditemui di
bangunan gedung lain pada umumnya.
Sistem redudansi menjadi masalah pokok pada sistem tata udara yang
diperlukan pada ruang-ruang tertentu, hal ini mengingat bahwa ada tindakan-
tindakan medik yang menginginkan tidak boleh berhentinya sistem tata udara
untuk melindungi pasien dan peralatan medik yang harus selalu dikondisikan
oleh sistem tata udara. Sistem pengelolaan tata udara harus mempunyai
cadangan yang cukup untuk mengantisipasi kerusakan (breakdown) ataupun
pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan pada sistem tata
udara. Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan
sumber infeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara (airborne
microorganism), jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular
merupakan hal yang harus menjadi perhatian dalam sistem tata udara. Belum
lagi, bahan kimia yang berbahaya (misalnya gas anestesi atau di laboratorium),
bahan-bahan radioaktif harus diperlakukan secara benar untuk menghindarkan
bahaya yang mungkin terjadi bagi pasien, petugas medis atau pengunjung
rumah sakit. Rumah sakit terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda
tergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, kemudian juga
tergantung perbedaan tindakan medisnya. Perbedaan fungsi tersebut
mengakibatkan setiap fungsi ruangan membutuhkan pengkondisian yang
berbeda-beda dalam tingkat kebersihan, sistem khusus untuk menghindarkan
penularan penyakit, tingkat kenyamanan seperti kondisi temperatur dan
kelembaban yang tepat untuk penyakit yang berbeda.
Rumah sakit adalah tempat dimana orang yang sakit (dengan bermacam-
macam penyakit) didiagnosa, diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan medik.
Tindakan medik ini dimulai dari pemeriksaan biasa, pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan dengan sinar radioaktif, pemeriksaan dengan ultrasonic, tindakan
pembedahan ringan, tindakan pembedahan berat dan sebagainya. Pasien
datang dengan bermacam-macam penyakit dan masalah kesehatan seperti :
sakit biasa, sakit khusus yang membutuhkan dokter dan tindakan khusus antara
lain seperti sakit jantung, penyakit dalam, pasien luka bakar, pasien luka terbuka
atau tertutup, pasien menular dan sebagainya. Dengan kondisi tersebut, maka
faktor-faktor yang membedakan rumah sakit dengan bangunan gedung biasa
terletak pada peralatan dan instalasi tata udaranya. Jam kerja yang 24 jam
sehari, 7 hari seminggu, berarti terus menerus membutuhkan pengkondisian
yang dilakukan oleh sistem tata udara. Mengingat rumah sakit bisa dikatakan
sebagai pusat sumber dari berbagai jenis mikroorganisme yang bisa
menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada petugas, perawat, dokter
serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut, maka pengaturan
temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu
mendapatkan perhatian khusus.
Rumah sakit sendiri terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda
bedatergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, dan juga
tergantung padaperbedaan tindakan medisnya.Perbedaan fungsi tersebut
mengakibatkan setiap fungsi ruangan membutuhkanpengkondisian udara yang
berbeda-beda tingkat kebersihannya.Sistem tata udara khusus diperlukan untuk
menghindarkan penularan penyakit danmemperoleh tingkat kenyamanan termal
seperti kondisi temperatur dan kelembaban yangtepat untuk penyakit yang
berbeda.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Tata Udara di Rumah Sakit


Sistem pengelolaan Tata Udara Rumah Sakit merupakan proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan
pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan
salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik. Sistem
Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk mengatur temperatur, kelembaban
udara relatif, kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam
rangka mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme,
terutama di ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi,
dan lain-lain. Bangunan rumah sakit adalah “fasilitas” kesehatan yang
membutuhkan perhatian sangat khusus dalam perencanaan, pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaannya terutama pada prasarana instalasi tata
udara. Bangunan rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda
dan tidak ditemui di bangunan gedung lain pada umumnya.
Sistem pengelolaan tata udara di rumah sakit harus mempunyai
cadangan yang cukup untuk mengantisipasi kerusakan (breakdown) ataupun
pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan pada sistem
tata udara. Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber
penyakit dan sumber infeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di
udara (airborne microorganism), jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya
yang dapat menular merupakan hal yang harus menjadi perhatian dalam
sistem tata udara.
Hal ini untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya
mikroorganisme tersebut, terutama untuk ruangan-ruangan khusus seperti di
ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain, dimana diperlukan pengaturan:
1. Temperatur
2. kelembaban udara relatif
3. kebersihan dengan cara filtrasi dan udara ventilasinya
4. tekanan ruangan yang positif dan Negatif
5. distribusi udara didalam ruangan
B. Tujuan Tata Udara di Rumah Sakit
Tujuan pengkondisian tata udara di rumah sakit adalah untuk
mendapatkan kenyamanan bagi pasien yang berada didalam ruangan. Jika
pasien berada di dalam suatu ruangan tertutup untuk jangka waktu yang
lama, maka pada suatu ketika ia akan merasa kurang nyaman, begitu juga
jika kita berada pada ruang terbuka pada siang hari dengan sinar matahari
mengenai tubuh kita akan terasa kurang nyaman. Hal ini diakibatkan dua hal
utama yakni temperatur (suhu) dan kelembaban (humidity) udara tersebut
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi udara yang
dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara :
Suhu dan kelembaban : 20o C hingga 26o C, 45% hingga 55%
Kecepatan udara : 0.25 m/s
Fungsi dari sistem tata udara / air conditioning adalah:
 Mengatur suhu udara
 Mengatur sirkulasi udara
 Mengatur kelembaban (humidity) udara
 Mengatur kebersihan udara
Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi
mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara
terasa lebih nyaman. Dalam mengatur sistem tata udara ini umumnya
digunakan alat bantu yang berupa AC (Air Condition). Di iklim tropis seperti
di Indonesia maka pentaan udara lebih besar kearah pendingin ruangan. Bila
di iklim sun tropism aka penataan ruangan perlu pendingin ruangan di musim
panas, dan penghangat ruangan di musim dingin.

C. Penerapan Tata Udara di Rumah Sakit


Sistem tata udara di rumah sakit adalah suatu proses
mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan
kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan serta mengatur aliran udara dan
kebersihannya. Sistem tata udara sering disebut dengan Sistem AC (Air
Conditioning). Penerapan tata udara secara garis besar dapat dibagi dalam
dua golongan utama yaitu penerapan tata udara dalam kenyamanan pasien
dan proses :

1. Penyegaran udara untuk kenyamanan bagi pasien


Dalam teknik penerapan tata udara untuk kenyamanan pasien diharapkan
agar dapat mencapai lingkungan dalam ruangan yang relatif konstan pada suatu
lingkup kenyamanan yang dikehendaki manusia, walaupun kondisi cuaca diluar
ruangan atau beban panas didalam ruangan berubah-ubah. Tata udara untuk
kenyamanan ruangan gedung memungkinkan dibuat perencanaan gedung yang
tak terbatas luasnya. Bila tidak ada hal ini, maka gedung harus dibuat ramping
supaya ruangan dalam mendapatkan udara luar yang cukup, melalui ventilasi
alami. Tata udara juga memungkinkan gedung untuk lebih tinggi, karena
kecepatan angin meningkat secara tajam seiring dengan ketinggian gedung,
sehingga aplikasi ventilasi alami tidak memungkinkan untuk gedung yang tinggi.
2. Penyegaran udara untuk rumah sakit / proses
Penyegarkan udara dalam ruangan karena diperlukan proses, bahan,
peralatan atau barang yang ada di dalamnya. Dalam teknik penerapan tata udara
untuk proses diharapkan agar dapat mencapai lingkungan dalam ruangan yang
cocok untuk aktivitas di dalam rumah sakit, walaupun kondisi cuaca diluar
ruangan atau beban panas didalam ruangan dan beban kelembaban berubah-
ubah. Penerapan tata udara untuk proses meliputi :
 Ruang operasi rumah sakit, dimana udara disaring pada tingkat yang
tinggi untuk mengurangi risiko infeksi dan pengontrolan terhadap
kelembaban untuk membatasi dehidrasi seorang pasien. Walaupun
suhu sering berada dalam lingkup kenyamanan, beberapa prosedur
khusus seperti pembedahan jantung terbuka, menuntut suhu ruangan
yang rendah ( sekitar 18 °C, 64 °F), dan lainnya seperti untuk
kelahiran prematur menuntut suhu ruangan relatif tinggi (sekitar 28
°C, 82 °F).
 Ruang bersih untuk produksi sirkuit terintegrasi (integreted circuits),
bahan-bahan farmasi, dan sebagainya, dimana dibutuhkan ruangan
dengan kebersihan udara dalam tingkat yang tinggi serta
pengkontrolan dari suhu dan kelembaban yang dipersyaratkan untuk
mencapai keberhasilan dari suatu proses.

D. Dampak Bagi Kesehatan


Sistem pengelolaan tata udara yang dipelihara dengan tidak baik dapat
sewaktu-waktu menumbuhkan dan menyebarkan mikro-orrganisme, seperti
Legionella pneumophila yang merusak kesehatan manusia. Terbalik, tata
udara yang baik,termasuk penyaringan, pengaturan kelembaban,
pendinginan, pencegahan infeksi, dan sebagainya, dapat memberikan
suasana yang bersih dan aman diruang operasi rumah sakit atau lingkungan
lainnya, dimana udara tertentu adalah krisis bagi keamanan dan keadaan
seorang pasien.Tata udara akan memberi dampak positif kepada mereka
yang menderita alergi dan asma.
Sistem pengelolaan tata udara yang beroperasi kurang baik dapat
menimbulkan tingkat kebisingan yang dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran, kalau hal itu terjadi untuk jangka waktu panjang. Tingkat
kebisingan juga dapat terjadi pada orang yang tinggal dekat dengan jalan raya
yang sibuk atau dekat lapangan terbang, untuk waktu yang lama. Peralatan
tata udara yang baik mempunyai tingkat kebisingan yang rendah.

E. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Tata Udara di Rumah


Sakit
Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi
maksimal dan efisien :
1. Penggunaan atau fungsi ruang
Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada
dasarnya pasien yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang
cukup tinggi. Ruangan yang hanya diisi dua orang berbeda dengan ruang
keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi.
Semakin banyak pasien maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.
2. Ukuran Ruangan
Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit)
atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk
ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter).
Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU
yang dibutuhkan.

3. Beban pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain).
Misalnya dari jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti
lampu. Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang
berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari
dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari
yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela
4. Banyaknya jendela kaca
Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan
blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca
sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat
menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.
5. Penempatan AC
Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari
blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat
udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu
titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara
langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat
buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas
kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang
lebih berat dari udara. Penempatan kompresor harus diletakkan di
tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara
masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1
PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar
antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan
kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya
letakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.
F. Jenis sistem Tata Udara
Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling/ direct expantion
(sistem langsung), dan system indirect cooling (tidak langsung).
1. Direct expantion (Ekspansi Langsung).
Dalam sistem ini udara didinginkan langsung oleh refrigerant dengan
menggunakan mesin paket. sistem ini juga disebut dengan sintem
pengkondisian secara terpisah.
2. Indirect cooling System (sistem tidak langsung).
Dalam sistem ini dipakai media air es / chilled water dengan
temperature sekitar 5oC’. Sistem ini juga disebut dengan sistem
pengkondisian secara sentral. Model ini banyak dipakai dalam bangunan
tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya operasional lebih efisien.
Dalam model ini diperlukan mesin pembuat air es / chilled yang
dinamakan dengan Chiller. Dan air es didistribusikan melalui pipa menuju
AHU (Air handling unit), sebagai pengolah sirkulasi udara.

G. Sistem Tata Udara di Rumah Sakit


Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur,
kelembaban udara relatif, kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang
dalam rangka mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya
mikroorganisme, terutama di ruangan-ruangan khusus seperti di ruang
operasi, ruang isolasi, dan lain-lain. Perbedaan dasar antara pengkondisian
udara untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang terkait dengan jenis
bangunan lainnya antara lain :
1. Kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan
antara berbagai departemen di rumah sakit
2. Persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan
menghilangkan kontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme
udara, virus, kimia berbahaya dan zat radioaktif;
3. Temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai
area;
4. Perancangan yang canggih dibutuhkan untuk memungkinkan
kontrol secara akurat kondisi lingkungan.
Pengkondisian udara (air conditioning), usaha mengolah udara untuk
mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif, kualitas udara, dan
penyebarannya. Kualitas udara yang baik yaitu udara yang hampir bebas
dari debu, bau, kimia dan polutan radioaktif. Untuk mendapatkan kualitas
udara yang baik, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Intake Udara Luar (Outdoor Intake).
Intake udara luar atau sistem kipas yang digunakan untuk
pengendalian asap. Intake ini harus ditempatkan sejauh mungkin
tetapi tidak kurang dari 9 m dari cerobong outlet buangan dari
peralatan pembakaran, outlet buangan ventilasi rumah sakit atau
bangunan yang berdekatan, sistem vakum bedah medis, menara
pendingin, cerobong vent plambing, dan area yang dapat
mengumpulkan gas buang kendaraan dan asap berbahaya lainnya.
2. Outlet Pembuangan (Exhaust Outlets).
Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di atas
permukaan lantai dan jauh dari pintu, area yang dihuni, dan
pengoperasian jendela. Lokasi yang lebih baik dari outlet
pembuangan berdiri tegak keatas atau horizontal jauh dari intake
udara luar. outlet pembuangan ini mirip dengan cerobong
asap/terowongan angin, maka perlu kehati-hatian dalam
menempatkan outlet pembuangan yang menghasilkan zat buang
yang terkontaminasi tinggi (misalnya dari mesin, tudung asam, lemari
keselamatan biologi, tudung dapur, dan ruang pengecatan).
Umumnya angin, bangunan yang berdekatan, dan kecepatan
pelepasan harus diperhitungkan . Dalam aplikasi kritis studi
terowongan angin atau pemodelan komputer mungkin tepat.
3. Filter Udara.
Untuk menghilangkan partikular dari aliran udara, sejumlah
metode telah tersedia untuk menentukan effisiensi filter yang akan
digunakan.
Semua ventilasi atau sistem pengkondisian udara terpusat harus
dilengkapi dengan filter yang memiliki effisiensi tidak lebih rendah dari
yang ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :

Dalam Menjaga kualitas udara, selain memperhatikan faktor-faktor


diatas,dapat dilakukan dengan :
1. Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer
ruangan.
2. Kontrol terhadap polusi
3. Pemasangan “Exhaust Fan” (perlindungan terhadap kelembaban
udara).
4. Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.
5. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara
masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara
berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta
distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.
6. Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).
7. Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang
menimbulkan debu, bau dll. Outdoor: disain dan konstruksi tempat
sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.
8. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC
mati.
9. Pemasangan fan di dalam lift.
Untuk Tingkat pengkondisian ruang yang digunakan adalah temperatur 22-
24° C (untuk ruang penyimpanan, dan ruang kerja) 20° C (untuk ruang
komputer).

H. Pengkondisian Udara (Air Conditioning) Untuk Tindakan


Pencegahan Terhadap Penyakit.
Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang lebih penting
darisekedar promosi kenyamanan. Dalam banyak kasus, pengkondisian udara
yang tepatmerupakan faktor terapi pasien dan dalam beberapa kasus
merupakan pengobatan utama. Studi menunjukkan bahwa pasien dalam
lingkungan terkendali umumnya memilikipenyembuhan fisik lebih cepat
daripada orang-orang di lingkungan yang tidak terkendali.Pasien dengan
tirotoksikosis tidak menghendaki kondisi lembab atau gelombang panas
yangsangat tinggi. Suatu lingkungan yang sejuk, dan kering disukai, hilangnya
panas radiasi danpenguapan dari kulit dapat menyelamatkan jiwa pasien.
Pasien jantung mungkin tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang
diperlukan untuk memastikan kerugian panas normal. Oleh karena itu
pengkondisian udara di ruangrawat jantung dan ruang pasien jantung,
terutama mereka yang gagal jantung diperlukandan dianggap terapi.
Seseorang dengan cedera kepala, dan mengalami operasi otak, dan
yangkeracunan barbiturat mungkin memiliki hipertermia, terutama
dilingkungan yang panas,karena adanya gangguan di pusat pengatur panas
otak. Faktor penting dalam pemulihan lingkungan, pasien dapat mengurangi
panas olehradiasi dan penguapan pada ruangan yang sejuk serta udara
kering. Suatu lingkungan yang panas dengan temperatur 32 derajat celcius
bola kering dan kelembabanrelatif 35% telah berhasil digunakan untuk
merawat pasien radang sendi. Kondisi kering juga dapat merupakan bahaya
untuk yang sakit dan lemah denganberkontribusi terhadap infeksi sekunder
atau infeksi total yang tidak terkait dengan kondisiklinis yang menyebabkan
perlu rawat inap.

Area klinis yang ditujukan untuk pengobatan penyakit pernapasan atas


danperawatan akut, serta area klinis umum dari seluruh rumah sakit, harus
dipertahankan padakelembaban relatif 30% sampai 60%. Pasien dengan
penyakit paru-paru kronis sering memiliki lendir kental pada
saluranpernapasannya. Lendir menumpuk dan meningkatkan viskositas,
pasien bertukar dari panasdan air. Dalam keadaan ini menghirup udara
lembab dan hangat, sangat penting untukmencegah dehidrasi. Pasien yang
memerlukan terapi oksigen dan pasien dengan tracheostomy memerlukan
perhatian khusus untuk menjamin kehangatan dan pasokan udara
lembab.Dingin, oksigen kering atau melalui mucosa nasopharyngeal
menyajikan situasi yangekstrem.Teknik pernapasan untuk anestesi dan
tertutup dalam inkubator adalah sarana khususmenangani kehilangan
gangguan panas di lingkungan terapeutik. Pasien luka bakar membutuhkan
lingkungan yang hangat dan kelembaban relatiftinggi. Bangsal untuk korban
luka bakar harus memiliki kontrol temperatur yangmemungkinkan
penyesuaian temperatur ruangan sampai 32 derajat celcius bola kering dan
kelembabanrelatif hingga 95%.

I. Pengkondisian Tata Udara di Rumah Sakit


Meskipun pengkondisian udara (air conditioning) yang tepat sangat
membantudalam pencegahan dan pengobatan penyakit, penerapan
pengkondisian udara untukfasilitas kesehatan menunjukkan bahwa masih
banyak masalah dihadapi yang tidak dijumpaipada sistem pengkondisian udara
yang nyaman. Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit
(dan fasilitaskesehatan yang terkait) dan jenis bangunan lainnya antara lain :
1. kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan
antara berbagai bagian dirumah sakit
2. persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan
menghilangkankontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme
udara, virus, kimia berbahaya dan zatradioaktif
3. temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai
area dan
4. perancangan yang canggih dibutuhkan untuk memungkinkan
kontrol secara akurat darikondisi lingkungan
J. Kualitas Udara di Rumah Sakit
Sistem harus memberikan udara yang hampir bebas dari debu, bau, kimia
dan polutanradioaktif. Dalam beberapa kasus, udara luar berbahaya untuk
kondisi pasien yang menderita cardiopulmonary, pernapasan dan paru-paru.
Dalam hal demikian, sistem yang memberikan udara selang seling (intermittent)
dariresirkulasi maksimum yang diijinkan perlu dipertimbangkan lagi. Berikut ini
ada penjelasan tentang intake udara luar (outdoor intake) dan ada outlet
pembuangan (exhaust outlets).
1. Intake udara luar (outdoor intake)
Intake ini harus ditempatkan sejauh mungkin (pada paparan yang
berbeda secaraterarah bila memungkinkan), tetapi tidak kurang dari 9
m dari cerobong outlet (lubang keluar) buangan dari : peralatan
pembakaran, Outlet buangan ventilasi rumah sakit ataubangunan
yang berdekatan, sistem vakum bedah medis, menara pendingin,
cerobong venplambing, dan area yang dapat mengumpulkan gas
buang kendaraan dan asap berbahayalainnya. Apabila Intake udara
luar berada dekat dengan outlet yang cocok untuk pembuanganudara
resirkulasi, pembuangan udara harus tidak terjadi hubung pendek ke
intake udara luaratau sistem kipas yang digunakan untuk
pengendalian asap.Letak intake udara luar yang melayani sistem
sentral harus ditempatkan praktistidak kurang dari 1,8 m di atas
permukaan lantai, atau jika dipasang di atas atap pada 0,9 m di atas
permukaan atap.
2. Outlet pembuangan (exhaust outlests)
Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di atas
permukaan lantai dan jauh dari pintu, area yang dihuni, dan
pengoperasian jendela.Lokasi yang lebih baik dari outlet
pembuangan berdiri tegak keatas atau horizontal jauh dari intake
udara luar. Kehati-hatian perlu dilakukan dalam menempatkan
buangan yang terkontaminasitinggi (misalnya dari mesin, tudung
asam, lemari keselamatan biologi, tudung dapur, danruang
pengecatan). Umumnya angin, bangunan yang berdekatan, dan
kecepatan pelepasan harusdiperhitungkan. Dalam aplikasi kritis studi
terowongan angin atau pemodelan komputer mungkin diperlukan.
K. Filter Udara di Rumah Sakit
Untuk menghilangkan partikel dari aliran udara, sejumlah metode telah
tersediauntuk menentukan effisiensi filter yang akan digunakan. Semua
ventilasi atau sistem pengkondisian udara terpusat harus dilengkapi
denganfilter yang memiliki effisiensi tidak lebih rendah. Apabila diperlukan dua
dudukan filter, dudukan filter no.1 harus terletakdi hulu dari peralatan
pengkondisian udara dan dudukan filter no.2 harus di hilir fan pasokbila sistem
resirkulasi menggunakan percikan air untuk humidifier Tindakan pencegahan
yang tepat harus diamati untuk mencegah filter mediamenjadi basah oleh
kelembaban uap air dari humidifier. Apabila hanya satu dudukan filter
diperlukan, harus terletak di hulu dari peralatanpengkondisian udara. Semua
effisiensi filter didasarkan pada standar ASHRAE. Berikut ini adalah panduan
untuk pengkondisian filter :
1. Filter HEPA yang mempunyai effisiensi uji DOP 99,97% harus digunakan
pada sistempasokan udara yang melayani ruang untuk pengobatan klinis
dengan kerentanan tinggiterhadap infeksi dari penderita leukimia, luka
bakar, transplantasi sumsum tulang,transplantasi organ atau
immunodeficiency sindrom (AIDS). Filter HEPA juga harus digunakan pada
aliran udara lemari asam atau lemari penyimpanan di mana bahan
menular atau sangat radioaktif diproses. Sistem filter harus dirancang dan
dilengkapi untuk mengizinkan pemindahan, pembuangan dan penggantian
filter dengan aman.
2. Semua filter harus dipasang dengan tepat untuk mencegah kebocoran
antar segmenfilter dan antara dudukan filter dan rangka
pendukungnya.Suatu kebocoran kecil memungkinkan udara
terkontaminasi melalui filter, hal ini dapat menghancurkan kegunaan filter
sebagai pembersih udara terbaik
3. Sebuah manometer harus dipasang dalam sistem filter untuk mengukur
penurunantekanan di setiap kelompok filter. Tindakan pencegahan ini
dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat kapan filter harus diganti.
4. Filter dengan effisiensi tinggi harus dipasang dalam sistem dengan
fasilitas yangmemadai, disediakan untuk pemeliharaan tanpa
memasukkan kontaminasi ke dalam sistem penyaluran atau area yang
dilayani.
5. Karena filter effisiensi tinggi harganya mahal, rumah sakit harus
memproyeksikan umur dudukan filter dan biaya penggantiannya serta
memasukkan ini ke dalam anggaranoperasional rumah sakit.
6. Selama konstruksi, bukaan pada ducting dan diffuser harus ditutup untuk
mencegahintrusi debu, kotoran dan bahan-bahan berbahaya lainnya.
Kontaminasi tersebut seringpermanen dan menjadikan media untuk
pertumbuhan zat infeksius. Filter yang adaatau baru mungkin cepat
menjadi terkontaminasi oleh debu konstruksi.

L. Tempratur dan Kelembapan Udara di Rumah Sakit


Rekomendasi khusus untuk rancangan temperatur dan kelembaban udara
diberikan padabab selanjutnya. Persyaratan kriteria rancangan khusus,
temperatur dan kelembaban udarauntuk area rawat inap lain yang tidak tercakup
harus 22 derjat celcius atau kurang dan 30% sampai60%.

M. Perbedaan Tekanan dan Ventilasi


Jika kriteria rumah sakit tertentu harus dipenuhi maka merujuk pada literatur
ventilasi sesuai dengan ASHRAE 62, Standar Kualitas Udara Ventilasi untuk
Bagian Dalam Bangunan (Ventilation for acceptable Indoor Air Quality) harus
digunakan untuk standartempat-tempat khusus. Area khusus pasien termasuk
untuk transplantasi organ dan unit luka bakar, harus memiliki ketentuan
tambahan untuk ventilasi pengendalian kualitas udara yang sesuai. Perancangan
sistem ventilasi harus sebanyak mungkin memberikan pergerakan udara
daribersih ke area kurang bersih. Di area perawatan kritis, sistem volume
konstan harus digunakan untuk menjaminperbedaan tekanan dan ventilasi yang
tepat, kecuali di ruang kosong. Di area perawatan nonkritis dan ruang petugas,
sistem volume udara variabel (Variable Air Volume = VAV) dapat dipertimbangkan
untuk konservasi energi.
Bila menggunakan sistem VAV dalam rumah sakit, perawatan khusus harus
dilakukan untuk memastikan bahwa tingkat ventilasi minimal (seperti yang
dipersyaratkan oleh persyaratan teknis yang berlaku) dan perbedaan tekanan
antara di berbagai bagian dipertahankan.Dengan sistem VAV, metode
penelusuran volume udara antara pasokan danpembuangan/balik dapat
digunakan untuk mengontrol perbedaan tekanan. Apabila notasi ± digunakan
berarti tidak ada persyaratan untuk mengontrol terus menerus arah aliran.

Jika ketentuan ini dibuat jumlah pertukaran udara dapat dikurangi sampai 25%
dari nilai yang ditunjukkan pada saat ruangan kosong, Untuk memastikannya
maka :
1. Jumlah pertukaran udara yang diindikasikan dikembalikan ke posisi
semula setiap kali ruang ditempatI dan
2. perbedaan tekanan dengan ruangan disekelilingnya dijaga ketika
pertukaran udara berkurang.
Di area yang tidak memerlukan kontrol arah aliran yang terus menerus,
sistemventilasi dapat dimatikan apabila ruang tidak berpenghuni dan jika ventilasi
tidak dibutuhkan. Karena kesulitan pembersihan dan potensi penumpukan
kontaminasi, unit resirkulasi ruang tidak boleh digunakan di area yang ditandai
“Tidak”. Perhatikan bahwa standar resirkulasi ruang juga dapat untuk mengontrol
di mana gas buang keluar diperlukan. Di kamar yang mempunyai tudung,
tambahan udara harus disediakan untukpembuangan udara pada tudung
sehingga perbedaan tekanan yang diinginkan dan dipertahankan. Untuk
konservasi energi maksimum, penggunaan resirkulasi udara lebih disukai.Jika
sistem udara digunakan semuanya dari luar, metode pemanfaatan kembali
panas yangeffisien harus dipertimbangkan.

N. Pengendalian Asap di Rumah Sakit


Sebagai rancangan ventilasi yang dikembangkan, strategi pengendalian asap
yangtepat harus dipertimbangkan. Sistem proteksi kebakaran pasif mengandalkan
padamematikan fan, partisi asap dan api, dan pengoperasian jendela. Pemeliharaan
yang tepatdari tembusan (penetrasi) ducting harus diperhatikan. Sistem
pengendalian asap aktif yang menggunakan sistem ventilasi menciptakanarea
tekanan positif dan negatif dan bersama dengan partisi api dan asap
membatasipenyebaran asap. Cara menghilangkan asap dari hasil produk
pembakaran dapat menggunakan sistemventilasi mekanis. Sebagai rancangan,
sistem pengendalian asap aktif terus berkembang, otoritas keinsinyuran dan
persyaratan teknis harus hati-hati merencanakan sistem operasidan konfigurasinya.

O. Gerakan Udara di Rumah Sakit


Penghitungan bakteri di lorong jelas menunjukkan penyebaran kontaminasi ini.
Karena penyebaran bakteri yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, sistem
pengkondisian udara harus menyediakan pola gerakan udara yang meminimalkan
penyebaran kontaminasi. Aliran udara yang tidak diinginkan antara ruangan dan
lantai sering sekali sulit untuk dikontrol, hal tersebut terjadi karena adanya pintu yang
terbuka, gerakan petugas dan pasien, perbedaan temperatur, dan efek cerobong,
terutama yang ditekankan bukaan vertikal seperti tempat peluncuran, saf lif, tangga,
dan saf yang umumunya untuk kebutuhan mekanikal rumah sakit. Sementara
beberapa dari faktor ini di luar kendali praktis, efek lain mungkin diminimalkan dengan
menutup bukaan saf di ruang tertutup dan dengan merancang dan menyeimbangkan
sistem udara untuk menciptakan tekanan udara positif atau negatif dalam ruang dan
area tertentu. Sistem yang melayani area sangat terkontaminasi, seperti ruang otopsi
dan ruang isolasi pasien menular atau immunocompromise, tekanan udara positip
atau negatif harus dijaga terhadap ruang sebelah atau koridor. Tekanan diperoleh
dengan memasok udara sedikit lebih ke area terhadap udara yang dibuang dari area.
Hal ini akan menyebabkan udara mengalir ke area sekitar perimeter pintu dan
mencegah aliran udara dari luar. Ruang operasi menunjukkan kondisi yang
berlawanan. Ruangan ini membutuhkan udara yang bebas dari kontaminasi, harus
bertekanan relatif positip terhadap ruang sebelah atau koridor untuk mencegah aliran
udara masuk dari area yang relatif sangat terkontaminasi. Suatu perbedaan tekanan
udara dapat dijaga hanya di ruangan yang seluruhnya tertutup. Oleh karena itu
penting untuk mencegah kebocoran udara dari semua pintu atau pembatas antara
area yang berdekatan.
Hal ini paling baik dilakukan dengan menggunakan penahan cuaca dan penutup
bawah pada pintu. Pembukaan atau penutupan pintu antara dua area secara cepat
mengurangi perbedaan tekanan di antara area tersebut. Apabila terjadi bukaan, suatu
pertukaran udara alami berlangsung karena arus termal yang ditimbulkan dari
perbedaan temperatur antara dua area. Untuk area kritis yang membutuhkan baik
pemeliharaan tekanan pada ruang-ruang yang berdekatan dan gerakan petugas
antara area kritis dan ruaruang berdekatan, diindikasikan penggunaan kunci udara
(air lock) atau ruang antara. Secara umum, outlet pasokan udara ke area-area
sensitif dan area ultra bersih yang sangat terkontaminasi harus ditempatkan pada
langit-langit, dengan perimeter atau inlet buangan dekat dengan lantai. Susunan ini
memberikan gerakan udara bersih ke bawah melalui zona pernapasan dan zone
kerja pada luas lantai yang terkontaminasi untuk dibuang. Bagian bawah bukaan
balik atau buang harus setidaknya 75 mm di atas lantai. Aliran udara laminar konsep
yang dikembangkan untuk penggunaan industri ruang bersih telah menarik minat dari
beberapa otoritas medis. Adanya sistem pendukung baik aliran udara laminar vertikal
dan horizontal, dengan dan tanpa dinding tetap atau bergerak disekitar tim bedah.
Aliran udara laminar di ruang operasi bedah didefinisikan sebagai aliran udara yang
secara dominan searah searah bila tidak terhalang. Pola aliran udara laminar searah
biasanya dicapai pada kecepatan 0,46 ± 0,10 m/detik. Sistem aliran udara laminar
telah digunakan untuk pengobatan pasien yang sangat rentan terhadap infeksi.
Diantara pasien tersebut ada yang menjalani terapi radiasi, kemoterapi
terkonsentrasi, transplantasi organ, amputasi dan penggantian sendi.

P. Pemeliharaan Sistem Tata Udara di Rumah Sakit


1. Pemeliharaan Umum
Pemeliharaan Sistem Tata Udara yang dimaksud adalah kegiatan yang
berkaitan dengan upaya untuk mempertahankan kinerja mesin berikut
komponennya agar dapat beroperasi secara aman dan tidak mengganggu
keselamatan kerja dan kenyamanan penghuni gedung. Pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan yang terencana dan terjadwal dapat mengurangi
kerusakan mesin serta dapat mempertahankan umur mesin sesuai dengan
ketentuan pabrik. Sebelum pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, diperlukan
informasi lengkap tentang :
 Gambar sistem Tata Udara lengkap dengan data-data
teknis petunjuk operasi
 mesin dan petunjuk pemeliharaan yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuat mesin pendingin.
 Dokumen sejarah operasi mesin dan komponennya
 Data operasi mesin.
 Jenis kerusakan dan penggantian komponen yang pernah
dilakukan sebelumnya serta penyebab kerusakan yang
dialami.
 Catatan kebutuhan daya listrik yang dikonsumsi mesin.

2. Pemeliharaan Rutin
Kegiatan pemeliharaan rutin mencakup:
 Pembersihan/pencucian/penggantian filter udara di Air
Handling Unit (AHU) dan atau Fan Coil Unit (FCU) di tiap
lantai.
 Pembersih/pencucian cooling coil di Air Handling Unit dan atau
Fan Coil Unit di tiap lantai
 Pembersihan/pencucian finned tube air cooled condenser.
 Pembersihan dan pelumasan bearing semua motor listrik
 Pemeriksaan dan pengencangan V-belt motor fan AHU/FCU
 Pemeriksaan dan pengencangan baut-baut terutama pada
tempat-tempat yang menimbulkan getaran, misalnya
condensing unit, dudukan AHU/FCU, Tata Udara, Exhaust Fan
dsb.
 Pembersihan komponen-komponen listrik didalam panel
control.
 Pemeriksaan, penambahan/penggantian oli kompressor.
 Pemeriksaan/penambahan refrijeran.
 Pemeriksaan dan penggantian silica gel filter drier.
 Pemeriksaan fungsi alat ukur meliputi :
(a) thermometer, pressure gage pada chiller water system
(b) pressure pada instalasi pipa refrijeran
(c) thermostat, hygrometer didalam ruangan.
 Pemeriksaan alat ukur tegangan, ampere pada panel listrik
 Pemeriksaan fungsi peralatan elektronik pada mesin
pendingin.
 Pemeriksaan fungsi pompa chiller water.

3. Pemeliharaan Harian/Mingguan
Pemeriksaan harian dan mingguan dilakukan terhadap alat-alat kontrol di
ruangan yang dikondisikan dan pengamatan terhadap elemen-elemennya.
 Pemeriksaan/perbaikan terhadap gangguan-gangguan secara
menyeluruh pada sistem operasi.
 Pemeriksaan/penggantian komponen-komponen terutama
fuse/pemutus arus. Pemeriksaan/perbaikan set point alat-alat
kendali, dan indicator yang penting.
 Pemeriksaan/perbaikan/penggantian instalasi pengkabelan
pada instalasi sistem kendali
 Pemeriksaan/perbaikan kebocoran-kebocoran pada instalasi
pipa refrijeran dan air dingin.

4. Pemeliharaan Bulanan
Kegiatan pemeliharaan yang bertitik berat pada peralatan mekanikal :
a. Bearing
 Periksa temperatur dan kebisingan yang timbul.
 Pada saat mulai dioperasikan temperatur bearing akan naik akibat
gesekan, namun beberapa saat kemudian akan kembali normal.
 Pemeriksaan/pelumasan/penggantian bearing.
b. Motor
 Pemeriksaan/perbaikan yang menimbulkan kebisingan
 Pemeriksaan/perbaikan terhadap arus listrik yang tidak sesuai
dengan data name plate atau dari brosur.
 Pemeriksaan/perbaikan coupling
 Pemeriksaan/perbaikan/penggantian tahanan kumparan kawat
stator pada motor
c. V-belt
 Periksa tegangan belt
 Periksa/atur kelurusan pulley
d. Pompa
 Pemeriksaan/perbaikan yang menimbulkan kebisingan
 Pemeriksaan/perbaikan terhadap arus listrik yang tidak sesuai
dengan data
 name Plate atau dari brosur
 Pemeriksaan/perbaikan coupling dan lubang-lubang tangkai motor
dengan pompa
 Pemeriksaan/perbaikan kebocoran
 Pemeriksaan/pembersihan kotoran yang terbawa oleh air dan
mengendap di rumah pompa
 Pemeriksaan/pembersihan karat
 Pemeriksaan/pembersihan tangkai katup sisi hisap dan sisi tekan
 Pemeriksaan/perbaikan sebagai akibat tidak normalnya kapasitas
pompa,
 misalnya tekanan dan kecepatan air berkurang.

Q. Pengukuran Tata Udara di Rumah Sakit


Tidak semua Rumah Sakit yang telah berdiri sebelum standar ini diberlakukan
telah direncanakan dengan pertimbangan akan dilakukan pengukuran pemakaian
energi di kemudian hari. Oleh karena itu, pengukuran energi dan pengukuran beban
pendingin perlu dilakukan dengan tidak mengorbankan ketelitian dan kebenaran
prinsip pengukuran. Berikut ini adalah petunjuk untuk sistem tata udara yang umum
digunakan pada gedung:
 Pengukuran untuk menghitung COP dilakukan pada mesin
refrigerasi. Untuk mesin refrigerasi yang evaporatornya
menghasilkan air sejuk (chilled water), dilakukan pengukuran
kapasitas pendingin pada sisi air sejuk. Sedang untuk mesin
refrigerasi yang evaporatornya menghasilkan udara sejuk
dilakukan pada sisi udara. Daya listrik yang dipakai mesin
refrigerasi untuk perhitungan COP adalah daya kompresor saja.
 Perhitungan untuk mengevaluasi sistem tata udara keseluruhan
meliputi pengukuran kapasitas pendingin pada evaporator,
pengukuran seluruh daya listrik yang diperlukan untuk
menyelenggarakan kenyamanan dalam gedung tersebut.
 Dalam beberapa kondisi dapat dilakukan pengukuran tidak
langsung. Misalnya apabila sistem tata udara atau peralatannya
relatif masih baru, diharapkan peralatan tersebut masih bekerja
sesuai dengan karakteristik yang dijamin pabriknya. Dengan
demikian misalnya pada pompa air dapat diukur beda tekanan sisi
masuk dan keluar pompa, diukur kecepatan putarnya, dan
kemudian membaca besarnya laju aliran air pada kurva
karakteristik yang diterbitkan oleh pabrik pompa tersebut.
 karakteristiknya diketahui dari pabrik pembuatnya dan kondisinya
relatif masih baru, sehingga dapat dianggap masih beroperasi
mengikuti kurva karakteristik tersebut.
 Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran, sehingga
semua hasil pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai
kesalahan (error) yang masih dapat diterima. Oleh karena itu
penting untuk menjamin bahwa alat ukur yang digunakan dapat
diandalkan dan telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai
ketentuan yang berlaku. Kalibrasi harus dilakukan oleh pihak yang
diberi wewenang hukum untuk itu.

R. Pengujian Tata Udara di Rumah Sakit


Prosedur pengukuran berbagai besaran harus mengikuti ketentuan yang relevan
terutama dalam SNI 05-3052-1992 “Cara Uji Unit Pengkondisian Udara”, khususnya
mengenai pengukuran temperatur, kecepatan aliran udara dalam duct, laju aliran air
sejuk dalam pipa. Pengujian effisiensi dapat dilakukan pada sesuatu sub sistem atau
sesuatu peralatan dalam sistem tata udara, untuk memeriksa apakah sub sistem atau
peralatan tersebut masih bekerja dengan effisiensi yang dijamin pabrik. Kalau hasil
pengujian menunjukkan effisiensinya telah berkurang cukup besar, perlu diperiksa
untuk mencari kemungkinan perbaikan atau modifikasi agar dapat diperoleh effisiensi
yang lebih baik.

S. Pengoperasian Tata Udara di Rumah Sakit


a. Mesin Refrigerasi
 Jangka waktu operasi mesin refrigerasi dapat dikurangi, misalnya
dengan memanfaatkan besarnya masa air sejuk yang berfungsi sebagai
semacam penyimpan energi dingin.
 Selain jangka waktu beban parsial perlu dicari kombinasi operasi unit
jamak (multiple units) yang akan menuntut masukan energi yang paling
rendah (multi chiller, atau multi compressor pada satu chiller).
 Dengan memperhatikan karakteristik pompa distribusi air sejuk, dicari
setting laju aliran air keluar chiller minimum yang masih diijinkan sesuai
ketentuan pabrik pembuat chiller, sekaligus dengan memperhatikan
rentang kenaikan suhu dalam chiller.

b. Sistem Distribusi Udara dan Air Sejuk


 Pada sistem tata udara dengan air sejuk, perlu dicari upaya agar laju
aliran air sejuk minimal, kalau pompa distribusi air sejuk menunjukkan
karakteristik daya masukan rendah pada laju aliran air rendah.
 Secara umum. infiltrasi udara luar perlu dicegah karena akan sulit
mengendalikan kondisi ruang sesuai yang direncanakan.

T. Beban Pendingin Tata Udara di Rumah Sakit


 Menaikkan setting temperatur ruang sampai batas maksimum yang masih
berada di dalam zona nyaman (comfort zone).
 Berdasarkan rekaman pemakaian energi dicari jam pengoperasian AHU
dan FCU yang paling hemat energi.
 Beban dalam ruangan yang dapat dimatikan tanpa mengganggu fungsi
ruangan merupakan salah satu peluang penghematan energi yang paling
mudah, misalnya mematikan lampu pada zona eksterior siang hari jika
pencahayaan alami sudah cukup memadai.
BAB III
PENUTUP

Sistem pengelolaan Tata Udara Rumah Sakit merupakan proses yang


membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan salah satu
faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik. Sistem Tata Udara di
rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara relatif,
kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam rangka mencegah
berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-
ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain. Bangunan
rumah sakit adalah “fasilitas” kesehatan yang membutuhkan perhatian sangat
khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya
terutama pada prasarana instalasi tata udara. Bangunan rumah sakit mempunyai
kekhususan yang sangat berbeda dan tidak ditemui di bangunan gedung lain pada
umumnya.
Sistem pengelolaan tata udara di rumah sakit harus mempunyai cadangan
yang cukup untuk mengantisipasi kerusakan (breakdown) ataupun pada saat
dilakukan tindakan pemeliharaan yang diperlukan pada sistem tata udara. Rumah
sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan sumber infeksi.
Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara (airborne microorganism),
jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular merupakan hal
yang harus menjadi perhatian dalam sistem tata udara. tersebut, terutama untuk
ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain.
Tujuan pengkondisian tata udara di rumah sakit adalah untuk mendapatkan
kenyamanan bagi pasien yang berada didalam ruangan. Jika pasien berada di
dalam suatu ruangan tertutup untuk jangka waktu yang lama, maka pada suatu
ketika ia akan merasa kurang nyaman, begitu juga jika kita berada pada ruang
terbuka pada si Hal ini untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya
mikroorganisme ang hari dengan sinar matahari mengenai tubuh kita akan terasa
kurang nyaman. Hal ini diakibatkan dua hal utama yakni temperatur (suhu) dan
kelembaban (humidity) udara tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tubuh. Sistem tata udara di rumah sakit adalah suatu proses
mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan
kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan serta mengatur aliran udara dan
kebersihannya. Sistem tata udara sering disebut dengan Sistem AC (Air
Conditioning).

Anda mungkin juga menyukai