Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL INOVASI

PENERAPAN PROGRAM MAHARESTU (MATARAM HARUM


RENDAH STUNTING) DI RSUD KOTA MATARAM DALAM UPAYA
OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI KOTA MATARAM

Disusun oleh:

dr.MUHAMMAD FADILLAH
NIP 19901207 202203 1 008

PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
proposal inovasi “Penerapan Program Maharestu (Mataram Harum

Rendah Stunting) Di RSUD Kota Mataram Dalam Upaya


Optimalisasi Pencegahan Dan Percepatan Penurunan Stunting Di
Kota Mataram”. Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua serta Istri dan anak yang tidak henti-hentinya berdoa
untuk kelancaran dan keberkahan penulis.

2. Ibu dr.Hj.NK Eka Nurhayati, Sp.OG, Subsp.F.E.R, M.Kes, M.Sc. selaku


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram beserta jajarannya

3. dr.Nurazizah,Sp.A, dr.Tris Cahyoso, dr.Juli Ardani atas segala masukan dan


nasihatnya.

4. Tim Percepatan penurunan stunting RSUD Kota Mataram

5. Panitia pelaksana lomba inovasi RSUD Kota Mataram atas kesempatannya

6. Teman sejawat dokter jaga ruang ranap intensif dan isolasi covid 19

7. Semua pihak yang telah membantu dalam memberikan dorongan moril


maupun materil dalam perancangan inovasi ini.

Akhir kata, semoga inovasi yang penulis ajukan kedepannya dapat


memberi manfaat demi kemajuan instansi tercinta, RSUD kota mataram serta
kota Mataram pada umumnya.

Mataram, Februari 2023

dr.MUHAMMAD FADILLAH
NIP. 19901207 202203 1 008

ii
ABSTRAK

Latar Belakang : Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangaan pada anak
yang mengalami asupan nutrisi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak
adekuat. Anak stunting mempunyai tinggi badan kurang dari -2 media WHO Growth Standard
2006. United Nations International Childres’s Emergency Fund (UNICEF) mendefinisikan
stunting sebagai kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan akibat asupan zat nutrisi
yang tidak optimal dan sakit berulang. Stunting merupakan salah satu target Sustainable
Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
mengakhiri kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan
pangan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Kasus
stunting masih tinggi, Provinsi NTB menempati urutan keempat kasus stunting tertinggi nasional
31.4%, dikota mataram sendiri tahun 2021 angka kejadian stunting sebesar 25.3%.

Metode : Program “MAHARESTU” merupakan akronim dari “Mataram Harum Rendah


Stunting”, yang merupakan sebuah gagasan kreatif yang di susun oleh penulis dengan tujuan
untuk mengoptimalkan dan mengkoordinir usaha-usaha pencegahan kejadian dan percepatan
penurunan kasus stunting di kota Mataram. Program tersebut memuat tentang intervensi gizi
spesifik prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam strategi nasional percepatan
pencegahan anak kerdil (stunting) periode 2018-2024. Program ini menitikberatkan pada
penyusunan SOP antropometrik sebagai skrining status gizi anak dan penggalakan promosi
edukasi stunting di rsud kota mataram guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat akan dampak dan pencegahan stunting. Aktualisasi berlangsung selama 30 hari
dari tanggal 27 agustus 2022 sampai dengan 25 september 2022. Untuk skrining antropometri
dilakukan diruang perawatan anak yaitu irna IIIC, PICU dan ruang isolasi covid 19 dan dilakukan
perbandingan sebelum dan setelah SOP di berlakukan. Sedangkan untuk penyuluhan stunting
dilakukan di ruang tunggu poli anak, poli kandungan, ruang nifas, dan ruang perawatan anak
RSUD kota mataram dengan target ibu hamil, ibu nifas, orangtua anak (usia dibawah 2 tahun),
dengan metode scan QR codes yang tertaut dengan link video edukasi stunting yang tersedia
di youtube, kemudian dilakukan uji pre dan post test untuk menilai pengetahuan responden.

Hasil : Hasil analisa data menunjukkan terdapat peningkatan sebesar 35% dari kelengkapan
pengisian status nutrisi pasien anak dan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan
responden sebelum dan setelah penyuluhan
.
Kata Kunci : stunting, maharestu, antropometri pre test, post test

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iv

BAB IPENDAHULUAN ................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................................. 1


Identifikasi permasalahan .................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERATURAN ........................................... 6

BAB III PELAKSANAAN DAN PENERAPAN ........................................... 18


Pelaksanaan inovasi ......................................................................................... 18
Ketersediaan SDM terhadap inovasi ............................................................... 21
Pedoman Tehnis Inovasi .................................................................................. 21
Penggunaan IT terhadap Inovasi ...................................................................... 22
Sosialisasi Inovasi ........................................................................................... 22
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI .................................................... 23
Capaian kegiatan ............................................................................................. 23
Analisis capaian kegiatan ................................................................................. 27
BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN ........................................................ 31
Manfaat inovasi ............................................................................................... 31
Hasil inovasi .................................................................................................... 31
Kebaruan inovasi ............................................................................................. 32
Keberlanjutan dan replikasi.............................................................................. 32
Pengembangan inovasi .................................................................................... 33

LAMPIRAN ................................................................................................... 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals
(SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
mengakhiri kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta
mencapai ketahanan pangan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting
sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting
ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020
2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen
pada tahun 2019 diharapkan menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Menurut WHO, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan


perkembangaan pada anak yang mengalami asupan nutrisi buruk, infeksi
berulang dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Anak stunting
mempunyai tinggi badan kurang dari -2 media WHO Growth Standard 2006.
United Nations International Childres’s Emergency Fund (UNICEF)
mendefinisikan stunting sebagai kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan
akibat asupan zat nutrisi yang tidak optimal dan sakit berulang.

World Health Organization (WHO) memperkirakan 22,2% atau 149,2


juta anak di bawah 5 tahun menderita stunting pada tahun 2020. Wilayah
Asia memiliki angka stunting tertinggi yaitu sebanyak 79 juta anak
(52,9%), terutama di Asia Tenggara (54,3 juta anak), diikuti oleh Afrika
61,4 juta anak (41,1%) dan Amerika Latin 5,8 juta anak (3,8%).

2
Gambar : Prevalensi Balita Stunting di indonesia, data SSGI 2022.

Gambar : Prevalensi balita stunted di provinsi NTB, data SSGI tahun 2022

Menurut data dari SSGI (studi status gizi Indonesia) tahun 2022
persentase kejadian stunting di indonesia adalah 21.6 %. Provinsi Nusa Tenggara
Barat masuk dalam urutan keempat provinsi dengan kasus Stunting tertinggi
diindonesia, dibawah NTT, Sulawesi Barat, dan Papua, dengan presentasi 32.7%.
3
Untuk data tingkat kabupaten dan kota, diwilayah nusa tenggara barat, Kota
Mataram berada di urutan kedua untuk kasus stunting terendah setelah kabupaten
Sumbawa Barat, dengan persentase 25.8%. Dibutuhkan keseriusan dan
keselarasan program nasional dan kebijakan tingkat daerah untuk menyikapi dan
mencapai target nasional di bawah 14% pada tahun 2024.

Gambar 1.4 Jumlah Pasien Rawat Inap dengan


Stunting di RSUD Kota Mataram
12

10

0
2020 2021 2022

Yang menjadi perhatian dari penulis adalah kasus stunting di RSUD Kota
Mataram dalam 3 tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan, sehingga perlu
adanya upaya untuk menekan kejadian kasus stunting salah satunya dengan
mengoptimalkan tindakan promosi dan pencegahan terhadap faktor resiko
stunting serta mengoptimalkan tindakan kuratif pada kasus berpotensi stunting
(gizi buruk dan gizi kurang). Oleh karena itu, penulis mengusulkan rancangan
inovasi berjudul “optimalisasi pencegahan kasus stunting dengan penerapan
program “MAHARESTU” di RSUD Kota Mataram.

4
1.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan analisis USG, maka isu prioritas yanng akan diangkat adalah isu
padaa nomor 1, dengan total skor 15. Kegiatan aktualisasi difokuskan pada ”Belum
optimalnya program pencegahan stunting di RSUD Kota Mataram”.
Menurut obrservasi dan analisa kami selama 3 tahun bertugas di RSUD kota
Mataram, penyebab isu diatas antara lain :
1. Kurang optimalnya skrining terhadap stunting yaitu pengukuran antropometri
yang kurang lengkap pada pasien anak usia dibawah 5 tahun dan ibu hamil.
2. Belum gencarnya dilakukan promosi kesehatan terkait stunting di lingkungan
RSUD kota Mataram, seperti promosi pentingnya Inisiasi menyusui dini, Asi
Ekslusif, MPASI, dampak KEK (kurang energi kronis) pada ibu hamil.

Dampak langsung yang mungkin terjadi jika isu tersebut tidak ditangani
dengan baik adalah, meningkatnya kejadian kasus stunting serta malnutrisi lainnya
terutama diwilayah kerja kota Mataram, sehingga akan meningkatkan beban
pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Dampak jangka panjang yang mungkin terjadi terkait dengan gangguan


tumbuh kembang anak, yaitu penurunan fungsi kognitif, terhambatnya kemempuan
psikomotorik, penuruan kemampuan belajar, rentam terkena infeksi dan penyakit
degeneratif sehingga menciptakan sumber daya manusia indonesia yang berkualitas
rendah.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Jangka Pendek
Optimalisasi penapisan dan pencegahan stunting di RSUD Kota
Mataram,.
1.3.2. Tujuan Jangka Menengah
Mendukung perwujudan Misi pertama dari Pemerintah Kota mataram,
yaitu Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas dan
berkarakter, dengan membantu percepatan penurunan kasus stunting di
Kota Mataram.
1.3.3. Tujuan Jangka Panjang
Mendukung Visi pemerintah Kota Mataram Harum (Harmoni, Aman,
Ramah, Unggul, Mandiri)

5
BAB II

LANDASAN TEORI DAN DASAR PERATURAN

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan


panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva
pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status
sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang
dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat. Stunting menyebabkan
hambatan dalam mencapai potensi fisik dan kognitif anak. Kurva pertumbuhan yang
digunakan untuk diagnosis stunting adalah kurva WHO child growth standard tahun 2006
yang merupakan baku emas pertumbuhan optimal seorang anak.

Stunting selalu diawali dengan kenaikan berat badan yang tidak adekuat (weight
faltering). Weight faltering yang tidak ditatalaksana secara optimal akan memperlambat laju
pertumbuhan linier karena tubuh berusaha untuk mempertahankan status gizi. Perlambatan
pertumbuhan linier ini akan berlanjut menjadi stunting (malnutrisi kronik). Kondisi weight
faltering pada bayi dan balita memiliki faktor-faktor potensial sebagai penyebab yaitu adanya
asupan kalori yang tidak adekuat, gangguan absorpsi atau meningkatnya metabolisme tubuh
akibat penyakit tertentu.

Interaksi berbagai faktor penyebab stunting dijabarkan pada kerangka konsep WHO
seperti tercantum pada gambar di bawah ini. Terdapat empat faktor langsung yang
memengaruhi terjadinya stunting yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, ASI, makanan
pendamping ASI (MPASI) dan infeksi.

6
Kekurangan atau kelebihan zat gizi pada periode usia 0-2 tahun bersifat irreversibel
sehingga berdampak pada kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang seorang anak.
Metaanalisis oleh Olofin dkk, pada 53.809 anak di Afrika, Asia dan Amerika Selatan
menunjukkan mortalitas meningkat signifikan pada stunting (HR 5,48 (95% IK, 4,62-6,50)).
Penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran napas, dan campak menjadi penyebab mortalitas
terbanyak pada studi ini.

Stunting akan memengaruhi perkembangan otak jangka panjang yang selanjutnya


berdampak pada kemampuan kognitif dan prestasi sekolah. Selain itu, gangguan pertumbuhan
linear akan memengaruhi daya tahan tubuh dan kapasitas kerja. Efek jangka panjang juga
berhubungan dengan penurunan kemampuan oksidasi lemak sehingga menyebabkan risiko
mengalami obesitas dan penyakit-penyakit degeneratif antara lain hipertensi, diabetes mellitus
tipe 2, dan penyakit-penyakit kardiovaskular. Survei multisenter oleh Poh dkk, pada 16.700
anak di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam menunjukan stunting secara
bermaknaberhubungan dengan penurunan IQ, terutama non-verbal, dengan nilai<89 (OR 1,65
7
95% IK: 1,64-1,66).

Program “MAHARESTU” merupakan akronim dari “Mataram Harum Rendah


Stunting”, yang merupakan sebuah gagasan kreatif yang di susun oleh penulis dengan tujuan
untuk mengoptimalkan dan mengkoordinir usaha-usaha pencegahan kejadian dan percepatan
penurunan kasus stunting di RSUD kota Mataram. Program tersebut memuat tentang
intervensi gizi spesifik prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam strategi nasional
percepatan pencegahan anak kerdil (stunting) periode 2018-2024. Intervensi gizi spesifik
prioritas yang di maksud adalah :
 Promosi dan konseling gizi masa prenatal
 Promosi dan konseling pemberian asi ekslusif
 Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak
 Penatalaksanaan gizi buruk
 Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang
 Pemantauan dan promosi pertumbuhan

Program ini menitik beratkan pada penguatan kemampuan petugas dalam melakukan
penapisan kasus dan promosi kesehatan pada kelompok target terkait stunting dilingkungan
rumah sakit yang terdiri dari :
 Salting (Skrining Antropometri Lengkap itu Penting)
 Disunting AA (Digitalisasi Penyuluhan Stunting Anytime Anywhere)
 Teman Penting (Tes Mandiri Pengetahuan Stunting)
 Rutin Tersayangi (Rujukan Stunting Terpadu Satu Pintu dengan Pelayanan Gizi
Terintegrasi)

Diharapkan dengan diterapkannya program “MAHARESTU” di RSUD Kota


Mataram akan dapat membantu untuk mencapai visi dan Misi kota Mataram, terutama Misi
no.1 yakni mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas dan berkarakter.

8
BAB III

PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

3.1 Pelaksanaan dan penerapan Inovasi


Kegiatan aktualisasi di lakukan untuk mengoptimalkan program pencegahan
stunting di RSUD Kota Mataram dengan meningkatkan skrining status gizi antropometri
pada pasien usia dibawah 59 bulan dan menggiatkan promosi kesehatan berupa penyuluhan
terkait pencegahan stunting. Hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah kota Mataram
dalam menurunkan angka kejadian stunting yang masih menjadi problematika dan isu
aktual yang harus segera diselesaikan di berbagai tempat di Indonesia. Pada kegiatan
aktualisasi ini dilakukan di ruang perawatan anak dan poliklinik rawat jalan RSUD Kota
Mataram. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 8 september 2022 sampai dengan 22
September 2022. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat regulasi pengukuran
antropometri lengkap pada pasien anak serta melakukan penyuluhan terkait stunting secara
digital dengan memanfaatkan teknologi QR Codes, pasien diminta untuk melakukan
scanning dengan menggunakan smartphonenya dan kemudian akan tersambung dengan
video penyuluhan yang tersedia pada platform youtube, kemudian pasien di minta untuk
mengisi kuis evaluasi sebelum dan setelah menonton video penyuluhan, juga dengan
memanfaatkan teknologi scanning QR Codes.

 Salting (Skrining Antropometri Lengkap itu Penting)


Stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengukuran
antropometrik. Kriteria antropometrik stunting adalah berdasarkan indeks panjang
badan atau tinggi badan menurut umur dan jenis kelamin (PB/U
atau TB/U) <-2 SD berdasarkan kurva WHO 2006 untuk anak 0-5
tahun.
Pemeriksaan antropometrik pada stunting sangat penting dilakukan menurut
prosedur pengukuran standar meliputi teknik, alat timbang dan ukur, plotting serta
interpretasi hasil. Metode pengukuran yang tidak tepat akan menimbulkan bias
pengukuran yang berefek pada ketidakvalidan diagnosis dan tata laksana. Analisis
terhadap indeks antropometrik dan pola pertumbuhan dapat mengarahkan ke
diagnosis banding stunting. Pendek yang didahului oleh suatu perlambatan
pertumbuhan dapat diperkirakan sebagai stunting dengan menentukan apakah usia
berat (weight age) < usia tinggi (height age) < usia kronologis (chronological age).

18
Karena pentingnya pemeriksaan antropometrik, maka penulis menyusun SOP yang
mengharuskan setiap anak usia kurang 59 bulan dilakukan pemeriksaan
antropometrik lengkap. SOP ini telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
spesialis anak dan setelah disetujui kemudian diajukan ke bagian pelayanan medik.

 Disunting AA (Digitalasi Penyuluhan Stunting Anytime Anywhere)


Untuk memastikan efektifitas kebijakan, upaya percepatan pencegahan stunting
perlu menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan
anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 HPK. Kelompok itulah
yang menjadi sasaran prioritas dari Strategi Nasional Percepatan Pencegahan
Stunting. 1.000 HPK merupakan masa yang paling kritis dalam tumbuh kembang
anak.15 Di Indonesia, gangguan pertumbuhan terbesar terjadi pada periode ini.
Sebanyak 48,9% ibu hamil menderita anemia dan sebagian lainnya mengalami
gangguan Kurang Energi Kronik (KEK). Hal tersebut menyebabkan prevalensi bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yang merupakan salah satu penyebab
utama stunting, masih tinggi, yaitu sekitar 6,2%. Pemberian ASI, makanan, dan pola
asuh pada periode 0-23 bulan yang tidak tepat mengganggu tumbuh kembang anak.
Riskesdas 2013 mencatat bahwa penurunan tumbuh kembang anak merupakan
akibat dari buruknya pola makan bayi dan anak. Hal ini menyebabkan peningkatan
prevalensi stunting dari 29% (0-6 bulan), ke 39% (6-11 bulan), dan menjadi 42%
(usia 24-35 bulan). Namun, stunting juga dipengaruhi oleh gizi ibu pada periode
sebelumnya, terutama pada periode pra konsepsi, yaitu wanita usi subur dan remaja
putri.
Untuk menyasar kelompok sasaran prioritas di atas, maka penulis melakukan
penyulihan digital dengan media youtube, dengan target sasaran yaitu poli anak, poli
kandungan, ruang nifas dan ruang perawatan anak.

19
 Teman Penting (Tes Mandiri Pengetahuan Stunting)
Setelah dilakukan penyuluhan digital, penting bagi kita untuk menilai seberapa besar
pemahaman responden terhadap informasi yang diberikan. Oleh karena itu penulis
membuat semacam uji yang dilakukan secara online untuk mengukur hal tersebut.
Dimana responden diminta mengisi pretest dan posttest dengan melakukan scan QR
codes, yang terhubung dengan aplikasi google form. Kemudian nilai didata dan
dilakukan uji statistik, untuk mengetahui apakah penyuluhan yang dilakukan
memberikan peningkatan pengetahuan terhadap responden.
 Rutin Tersayangi (Rujukan Stunting Terpadu Satu Pintu dengan Pelayanan
Gizi Terintegrasi)

Salah satu inovasi yang ingin penulis kembangkan adalah sistem rujukan stunting
yang terpadu (sesuai alur diatas), dengan tujuan untuk mengakomodasi diagnosis
stunting yang lebih terarah oleh dokter spesialis anak, dengan menjadi RSUD
Kota Mataram sebagai Rumah sakit pusat rujukan Gizi di kota Mataram. Dengan
mempertimbangkan ketersedian sumber daya manusia yang memadai, yakni
dokter spesialis anak, dokter spesialis gizi klinik, psikiater, nutrisionist dan
adanya MEMS, penulis memiliki keyakinan bahwa hal ini akan mampu untuk
kita jalankan.

20
Hal ini sangat memudahkan kita dalam pendataan stunting karena dilakukan satu
pintu, serta juga memiliki dampak ekonomi yang baik karena akan dapat
meningkatkan ratio kunjungan pasien ke RSUD kota Mataram.

3.2 Ketersediaan SDM terhadap Inovasi


Inovasi Maharestu menitikberatkan pada promosi dan pencegahan stunting, serta
pelayanan gizi terintegrasi. Dalam hal ini kerja sama lintas disiplin ilmu diperlukan dalam
penanganan stunting yang holistik. Adapun sumber daya yang dimaksud antara lain :
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Spesialis Gizi Klinik
- Psikiater
- Nutrisionist
- Laboratorium
- Radiologi
- MEMS-PSC
3.3 Pedoman tehnis terhadap inovasi
Adapun dalam pelaksanaan inovasi ini ada beberapa panduan tehnis yang menjadi
pedoman penulis dalam menentukan kerangka berpikir, antara lain :
- Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024
- Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten/ Kota
edisi November 2018
- Kepmenkes RI Nomor Hk.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting
- Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 68 Tahun 2020 Tentang Aksi
Pencegahan Dan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi
- Rancangan Peraturan Daerah Kota Mataram No.2 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mataram tahun 2021-2026
- Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting di RSUD Kota Mataram tahun
2022
- Stunting Pencegahan, Diagnosis, dan Tatalaksana Terpadu, panduan untuk dokter dan
dokter Spesialis Anak, IDAI 2021

21
-
3.4 Penggunaan IT Terhadap Inovasi
Dalam inovasi yang penulis lakukan tekhologi informasi dimanfaatkan untuk
menyebarluaskan informasi-infomasi yang berguna melalui media digital youtube.
Kegiatan ini dilakukan dengan membuat regulasi pengukuran antropometri lengkap
pada pasien anak serta melakukan penyuluhan terkait stunting secara digital dengan
memanfaatkan teknologi QR Codes, pasien diminta untuk melakukan scanning dengan
menggunakan smartphonenya dan kemudian akan tersambung dengan video
penyuluhan yang tersedia pada platform youtube, kemudian pasien di minta untuk
mengisi kuis evaluasi sebelum dan setelah menonton video penyuluhan, juga dengan
memanfaatkan teknologi scanning QR Codes.

3.5 Sosialiasi Inovasi


Karena inovasi yang kami ajukan berbasis teknologi informasi, maka untuk sosialisasi
dapat dilakukan melalui media sosial atau akun resmi RSUD Kota Mataram.

22
BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI INOVASI

4.1 Capaian kegiatan


Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi yang penulis lakukan
dapat dilihat dengan rincian pada tabel dibawah ini.

Tabel Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rancangan


kegiatan aktualisasi
Tahapan kegiatan 1. Menghubungi mentor dan membuat janji untuk melakukan
konsulatasi via whatssapp
2. Hadir tepat waktu sesuai perjanjian
3. Mendengarkan dan mencatat masukan dari mentor
4. Meminta tanda tangan bukti konsultasi
5. Dokumentasi kegiatan
Output 1. Tersusunnya materi teknis pelaksanaan aktualisasi
2. Disetujuinya draft SOP dan materi penyuluhan stunting oleh
mentor
Gambaran Konsultasi dengan mentor terkait program yang telah di ajukan
Kegiatan dan mendapatkan lembar persetujuan yang telah ditandatangani
oleh mentor, pelaksanaannya sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan
Waktu Pelaksanaan Tanggal 28 Agustus 2022
Kendala dan Jadwal mentor kami yang sedang padat dikarenakan beliau juga
Antisipasi menjadi tim akreditasi rumah sakit. Namun hal tersebut bukan
kendali berarti karena mentor kami memiliki komitmen besar
dalam membantu penulis untuk menyelesaikan habituasi ini.
Evidence 1. Dokumentasi konsultasi dengan mentor
2. Lembar persetujuan mentor

Tabel Kegiatan 2 : Berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dan


berkolaborasi dengan tim ahli gizi penanggulangan Stunting.
Tahapan kegiatan 1. Menghubungi dokter spesialis anak sebagai ketua tim
penanggulangan stunting RSUD Kota Mataram
2. Hadir tepat waktu sesuai perjanjian
3. Menjelaskan gambaran umum, tujuan, dan ide pemecahan
masalah
4. Mendengarkan dan mencatat masukan dari dokter spesialis
5. Dokumentasi kegiatan
Output 1. Tersusunnya materi teknis pelaksanaan aktualisasi
2. Disetujuinya draft SOP dan materi penyuluhan stunting oleh
dokter spesialis anak.
Gambaran Koordinasi dengan SMF Anak terkait program yang telah
Kegiatan diajukan telah disetujui mentor dan mendapatkan dukungan
serta saran mengenai SOP dan materi .
23
Waktu Pelaksanaan Tanggal 30 agustus 2022
Kendala dan Jadwal dokter spesialis anak dan tim gizi yang sedang padat
Antisipasi dikarenakan jadwal pelaksanaan habituasi ini bertepatan
dengan survey akreditasi RSUD Kota Mataram.
Evidence 1. Dokumentasi konsultasi dengan dokter spesialis anak
2. SK tim penanggulangan stunting, bukti berkolaborasi
dengan tim ahli gizi

Tabel Kegiatan 3 : Mengajukan SOP pemeriksaan antropometri.


Tahapan kegiatan 1. Mengajukan SOP yang telah disetujui oleh mentor, dokter
spesialis anak, dan tim gizi ke Bidang Pelayanan Medis
RSUD Kota Mataram
2. Konsultasi dengan kabid yanmed
3. Mengajukan SOP yang telah disetujui oleh Kabid Yanmed
ke ruang Direktur untuk ditanda tangani
4. SOP telah disahkan oleh direktur RSUD Kota Mataram

Output Standar operasional prosedur pemeriksaan antropometri yang


mengatur regulasi pemeriksaan status gizi anak di RSUD Kota
Mataram.
Gambaran Pengajuan SOP ke bidang pelayanan medik, melalui kabid
Kegiatan yanmed untuk disetujui dan disahkan oleh direktur RSUD Kota
Mataram
Waktu Pelaksanaan Tanggal 1- 6 September 2022
Kendala dan Kegiatan direktur RSUD Kota Mataram cukup padat, sehingga
Antisipasi sedikit keterlambatan dalam pengesahan SOP antropometrik
ini.
Evidence 1. Bukti konsultasi dengan kabid yanmed dr.Tris
Cahyoso,MARS
2. SOP yang telah ditandatangani dan disahkan oleh
direktur RSUD Kota mataram.

Tabel Kegiatan 4 : Membuat media penyuluhan stunting berupa video.


Tahapan 1. Membuat dan editing video penyuluhan stunting dengan aplikasi
kegiatan canva
2. Konsultasi dengan mentor
3. Mengunggah video yang telah disetujui pada platform youtube
4. Membuat QR codes dengan aplikasi QRCodes maker.
Output 1. Video Edukasi Stunting
2. QR codes video edukasi
Gambaran Membuat media penyuluhan digital berupa video edukasi tentang
Kegiatan pengenalan, dampak, dan pencegahan stunting yang di upload di
youtube.
Waktu Tanggal 1- 6 September 2022
Pelaksanaan

24
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence 1. Video edukasi stunting tersedia pada platform youtube
2. QR Codes Video edukasi stunting, berjudul “Maharestu- Cegah
stunting itu penting”

Tabel Kegiatan 5 : Mempersiapkan soal pre dan postest penyuluhan


Tahapan 1. Membuat soal pretest dan postest terkait materi edukasi stunting
kegiatan menggunakan aplikasi google form.
2. Konsultasi dengan mentor
3. Membuat QR Codes dengan aplikasi QRCodes maker.
Output 1. Soal pre dan posttest penyuluhan
2. QR Codes soal yang terkoneksi dengan link google form.
Gambaran Pembuatan soal pre dan post test dengan memanfaatkan aplikasi
Kegiatan google form dan QR codes yang akan digunakan untuk mengukur
peningkatan pengetahuan responden sebelum dan setelah
penyuluhan dengan media digital video.
Waktu Tanggal 7-10 September 2022
Pelaksanaan
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence 1. soal pre dan post test penyuluhan yang akan digunakan untuk
mengukur peningkatan pengetahuan responden.
2. QR Codes soal penyuluhan stunting yang terkoneksi dengan
google form.

Tabel Kegiatan 6 : Melakukan sosialisasi SOP pemeriksaan antropometrik


Tahapan 1. Membuat janji dengan masing-masing koordinator ruang
kegiatan perawatan anak.
2. Mengatur jadwal sosialisasi
3. Sosialisasi SOP pada petugas ruang perawatan anak

Output SOP tersampaikan dan direalisasi dengan baik di bangsal


perawatan anak.
Gambaran Sosialisasi SOP pemeriksaan antropometrik terbaru diruang
Kegiatan perawatan anak yaitu IRNA IIIA, PICU dan ruang isolasi covid 19.,
Waktu Tanggal 7-10 September 2022
Pelaksanaan
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence Dokumentasi sosialisasi SPO Antropometri
Tabel 3.7 Kegiatan 7 : Menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap
berjalannya SOP antropometrik

25
Tahapan 1. Melakukan pemeriksaan antropometri lengkap pada pasien
kegiatan anak.
2. Memantau kelengkapan rekam medis untuk memastikan SOP
dijalankan dengan baik.
Output Data status antopometri tertulis dengan lengkap pada rekam medis
pasien.P
Gambaran Menjalankan SOP antropometrik secara lengkap yaitu pengukuran
Kegiatan berat badan serta tinggi dan memastikan status gizi di rekam medis
terisi dan dinterpretasikan secara lengkap (BB/U, TB/U, BB/TB)
Waktu Tanggal 12-24 September 2022
Pelaksanaan
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence 1. Dokumentasi menjalankan SOP pemeriksaan antropometri
2. Mengevaluasi kelengkapan rekam medis

Tabel Kegiatan 8 : Melakukan penyuluhan dengan media video


Tahapan 1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan prosedur
kegiatan tindakan.
2. Meminta pasien untuk melakukan scan QRCodes dengan
menggunakan smartphonenya.
3. Meminta pasien untuk mengerjakan soal pretest
4. Meminta pasien untuk menonton video edukasi stunting
5. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
6. Meminta pasien untuk mengerjakan soal pretest
7. Memberikan nomor contact sebagai sarana interaksi jika masih
ada hal yang belum jelas.
Output Kegiatan penyuluhan stunting berjalan sesuasi rencana
Gambaran Penyuluhan dilakukan di poli anak, poli kandungan, ruang nifas,
Kegiatan ruang isolasi covid, dan ruang perawatan anak, dengan target
responden yaitu ibu hamil, ibu nifas/menyusui, dan orangtua dari
anak usia dibawah 2 tahun.
Waktu Tanggal 12-24 September 2022
Pelaksanaan
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence Dokumentasi kegiatan penyuluhan digital
Tabel Kegiatan 9 : Pengumpulan data, analisis data, dan melakukan uji statistik
untuk menilai signifikansi.
Tahapan 1. Data-data yang diapatkan diinput dalam bentuk excel
kegiatan 2. Lakukan uji statistik dengan aplikasi SPSS 27
Output Data penelitan terkumpul dengan baik, untuk dilakukan analisis
dan didapatkan hasil uji statistik
Gambaran Dilakukan pengumpulan data, kemudian data di input ke dalam
Kegiatan excel dan spss 27 untuk dilakukan uji statistik

26
Waktu Tanggal 22-24 September 2022
Pelaksanaan
Kendala dan -
Antisipasi
Evidence 1. Data nilai pre dan post test telah terinput dalam file microsoft
excel
2. Data dianalisis dengan menggunakan spss 27.

4.2 Analisis Capaian Aktualisasi


Pada laporan aktualisasi ini penulis melakukan analisis data dalam 2 hal, yaitu
persetase pengisian status gizi anak di ruang rawat inap anak setelah pemberlakuaan
regulasi SOP antropometri dan peningkatan pengetahuan responden setelah dilakukannya
penyuluhan stunting secara digital.
a. Presentasi Pengisian rekam medis lengkap
Presentasi pengisian status antropometrik secara lengkap pada rekam medis di
bangsal perawatan anak RSUD Kota Mataram

Ruangan Sebelum SOP Setelah SOP


Irna 3A 65% 100%
PICU 70% 100%
Ruang Isolasi Covid 19 60% 80%
Persentase Rata-Rata 68.33% 93.33%
Tabel 3.11 persentase pengisian rekam medik pasien ruang perawatan anak

Dari data diatas menunjukkan peningkatan kelengkapan status antropometrik di ruang


rawat inap anak sebesar 36.5%.

Nama Ruangan Jumlah pasien Pasien yang terdiagnosa


mengalami gangguan status
gizi dari hasil skrining
antropometri
Irna 3A 28 2
PICU 9 -
Ruang Isolasi Covid 19 7 -
Tabel 3.12 jumlah pasien anak yang dirawat selama periode kegiatan aktualisasi

27
b. Perbandingan pengetahuan responden sebelum dan setelah penyuluhan
Penyuluhan ini dilakukan selama sekitar 2 minggu, sejak tanggal 12 s/d 24 oktober
2022, berlokasi di poli anak, poli kandungan, irna perawatan anak, ruang nifas dan
ruang isolasi covid 19. Didapatkan 40 responden sebagai sampel dengan metode
pemilihan sampel, simple random sampling.

No NAMA JENIS KELAMIN PENDIDIKAN PRETEST POSTTEST


1 Agustini Wanita SMA 70/100 100 / 100
2 Annisa Wanita SMP 50 / 100 100 / 100
3 Arista Wanita UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
4 ayu lestari Wanita UNIVERSITAS 70 / 100 100 / 100
5 Baiq Suryani Wanita SMA 50 / 100 100 / 100
6 Cindi Wanita SMA 60 / 100 90 / 100
7 Diella Angela Wanita UNIVERSITAS 100 / 100 100 / 100
8 Happy Mandasari Wanita UNIVERSITAS 80 / 100 100 / 100
9 Hatriani Wanita SMA 80 / 100 100 / 100
10 Hikmawati Wanita SMP 40 / 100 100 / 100
11 Lalu Badar Pria UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
12 Lianita Wanita UNIVERSITAS 80 / 100 100 / 100
13 Mahnin Wanita SD 20 / 100 70 / 100
14 Mardiana Wanita SMA 70 / 100 100 / 100
15 Nengah sintia Wanita SMA 60 / 100 70 / 100
16 Novi Ratna Sari Wanita SMA 50 / 100 100 / 100
17 Nuraini Wanita SD 50 / 100 80 / 100
18 Nyoman tati lestari Wanita SMA 80 / 100 100 / 100
19 Paramita Triadi Wanita UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
20 Putri Septisa Wanita UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
21 Putri Astuti Wanita SMP 50 / 100 80 / 100
22 Rachmat Pria SMA 100 / 100 100 / 100
23 Retno wardani Wanita UNIVERSITAS 70 / 100 100 / 100
24 Saerah Wanita SMP 50 / 100 90 / 100
25 Safitri Wanita SMA 60 / 100 80 / 100
26 Siti Junari Wanita SMP 90 / 100 100 / 100
27 Siti Ramlah Wanita SMA 60 / 100 100 / 100
28 Sitti Afina Wanita UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
29 Sitti shabrina Wanita UNIVERSITAS 80 / 100 100 / 100
30 Sri susilowati Wanita SMP 50 / 100 100 / 100
31 suanita Wanita UNIVERSITAS 70 / 100 100 / 100
32 Suharni Wanita SMA 60 / 100 80 / 100
33 Suharningsih Wanita SMA 70 / 100 100 / 100
34 Sukma Rini Wanita UNIVERSITAS 80 / 100 100 / 100
35 Sulhan Pria SD 50 / 100 60 / 100
36 Susilawati Wanita SMA 60 / 100 100 / 100
37 Tiara sukma dewi Wanita SMA 70 / 100 90 / 100
38 Wati Rekso Wanita UNIVERSITAS 90 / 100 100 / 100
39 Yuli kartika Wanita SMA 70 / 100 100 / 100
40 Zelis Wanita UNIVERSITAS 80 / 100 100 / 100
Tabel 3.14 Daftar nama responden penyuluhan

28
Karakteristik responden

Dari 40 responden yang bersedia mengikuti penyuluhan, terdiri dari 37 wanita dan 3 pria
berdasarkan status pendidikan SD 3 orang, SMP 6 orang, SMA 16 orang, dan universitas 15
orang

Gambar 3.1 Karakteristik Responden menurut jenis kelamin

7%

93%

pria wanita

Gambar 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan status


pendidikan
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
TIDAK SEKOLAH SD SMP SMA UNIVERSITAS

Tujuan analisis: Ingin mengetahui apakah penyuluhan yang diberikan signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan responden.

29
Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan Uji Shapiro Wilk karena banyaknya sampel <50.

Gambar 3.3 tes normalitas data

Data dikatakan berdistribusi normal jika kolom Sig. pada Uji Shapiro Wilk lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan hasil Uji Shapiro Wilk, data pre-test berdistribusi normal karena Sig=0,066 > 0,05;
sedangkan data post-test tidak berdistribusi normal karena Sig=0,000 < 0,05.

Sehingga, untuk menguji apakah penyuluhan yang diberikan signifikan terhadap peningkatan
pengetahuan responden atau tidak, dilakukan menggunakan pendekatan non-parametrik, yaitu dengan
Uji Wilcoxon.

Uji Wilcoxon

Hipotesis:
H0: Tidak ada perbedaan signifikan antara data pre-test dan data post-test
H1: Ada perbedaan signifikan antara data pre-test dan data post-test

Gambar 3.4 uji hipotesis

Aturan keputusan: H0 ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05.

Karena hasil Uji Wilcoxon menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak
dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara data pre-test dan data post-test. Artinya,
penyuluhan yang diberikan signifikan terhadap peningkatan pengetahuan responden.

30
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN

5.1 Manfaat Inovasi


- Meningkatkan kesadaran dan ketrampilan petugas dalam melakukan pemeriksaan
antropometrik lengkan untuk tujuan penapisan stunting

- Diagnosis kasus gizi dapat di deteksi secara dini, sehingga intervensi stunting menjadi
lebih terarah

- Promosi dan sosialisasi tentang stunting menjadi lebih mudah

- Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan Masyarakat terhadap stunting, sehingga


diharapkan ikut membantu menurunkan kasus stunting secara Nasional

- Meningkatkan angka kunjungan pasien RSUD kota Mataram, jika sistem rujukan
bertingkat dijalankan dengan baik.

5.2 Hasil Inovasi


Kegiatan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi pencegahan stunting dengan
penerapan MAHARESTU di RSUD kota Mataram”. dilaksanakan selama 30 hari. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan aktualisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebelum aktualisasi, berdasarkan hasil telusur rekam medis pasien anak di


bangsal perawatan, angka rata-rata kelengkapan pengisian status gizi
antropometrik anak secara lengkap adalah 68.33 persen, sedangkan setelah
pemberlakuan SOP pemeriksaan antropometri anak menjadi 93.33%, terjadi
peningkatan sebesar 36.6%, dibandingkan dengan sebelum aktualisasi.

31
Persentase Rata-Rata Kelengkapan Pengisian
Status Gizi Anak pada Rekam Medis
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Regulasi SOP Setelah Regulasi SOP

2. Dari uji statistik yang dilakukan menggunakam SPSS, terdapat peningkatan


pengetahuan responden yang signifikan secara statistik untuk perbandingan
sebelum dan setelah penyuluhan stunting

5.3 Kebaharuan Inovasi


Inovasi Maharestu berangkat dari keresahan penulis dengan tingginya kasus stunting
di indonesia, terutama di NTB. Inovasi ini merupakan gagasan kreatif baru yang
diusulkan penulis untuk membantu mempercepat penurunan kasus stunting di kota
Mataram dan NTB. Inovasi ini terdiri dari beberapa program yang diberi judul
menarik dan berusaha untuk memanfaatkan tekhnologi media sosial, dimana generasi
muda milenial yang cenderung kehidupannya berbasis gadget dapat menerima
manfaat dari inovasi ini.

5.4 Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi


Inovasi ini pada dasarnya menitikberatkan pada penyebaran informasi yang praktik
secara digital serta sistem rujukan yang terarah, sehingga sangat memungkinkan
untuk diterapkan di daerah lain disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya
yang tersedia.

32
5.5 Pengembangan Inovasi

Adapun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan penulis untuk selanjutnya
adalah :
1. Menghubungi pihak Humas RSUD kota Mataram agar video edukasi stunting
dapat diunggah di akun resmi RSUD Kota Mataram, sehingga dapat
memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.
2. Memperbanyak plakat Qr codes di poli kandungan, poli anak, ruang nifas dan
ruang perawatan anak, untuk memperluas cakupan promosi kesehatan
3. Membuat video atau media penyuluhan stunting baru yang lebih mudah di cerna
oleh awam.
4. Mengembangkan sistem rujukan Stunting dan Wasting terpadu di kota Mataram

33
LAMPIRAN –LAMPIRAN

Lampiran 1 : Konsultasi dengan mentor

Lampiran 2 : lembar persetujuan mentor

34
Lampiran 3 : konsultasi dengan dokter spesialis anak (dr.Nurazizah,Sp.A)

Lampiran 4 : SK Tim penanggulangan stunting RSUD Kota mataram

35
Lampiran 5 : Konsultasi dengan bidang pelayanan medik (kabid yanmed, dr.Tris
Cahyoso,MARS)

36
37
38
39
Lampiran 6 : Standar Operasional Prosedur pemeriksaan antropometrik pada bayi dan anak

40
Lampiran 7 : Video edukasi stunting tersedia pada platform youtube

Lampiran 8 : QR Codes Video edukasi stunting, berjudul “Maharestu- Cegah stunting itu
penting”

41
42
Lampiran 9 : Maharestu quiz, soal pre dan post test penyuluhan yang akan digunakan untuk
mengukur peningkatan pengetahuan responden.

Lampiran 10 : QR Codes soal penyuluhan stunting yang terkoneksi dengan google form.

43
Lampiran 11 : Dokumentasi sosialisasi SPO Antropometri
44
Lampiran 12 : Menjalankan SOP pemeriksaan antropometrik

Lampiran 13 : Mengevaluasi kelengkapan rekam medis

45
Lampiran 13 Dokumentasi kegiatan penyuluhan digital

46
Lampiran 13 Data nilai pre dan post test telah terinput dalam file microsoft excel

Lampiran 14 Data dianalisis dengan menggunakan spss 27.

47
Lampiran 15.Dokumentasi konsultasi penyusunan laporan aktualisasi dengan coach.

Lampiran 16. Laporan Aktualisasi

48
49
50

Anda mungkin juga menyukai