Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL INOVASI

PITA UKUR GAWAT DARURAT ANAK “PEDIATAPE”


RSUD KOTA MATARAM

DISUSUN OLEH:
dr. Januardi Indra Jaya

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM


TAHUN 2023
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................................. 2
BAB III PELAKSANAAN DAN PENERAPAN ......................................................................................... 3
BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT ................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 6

i
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 3.1 Estimasi Panjang Badan Pada Tiap Kategori Berat Badan ................................................ 3
Tabel 3.2 Zona Warna Pediatape ..................................................................................................... 3
Gambar 3.1 Prototipe Pediatape ..................................................................................................... 4
Gambar 3.2 Ilustrasi Penggunaan Pediatape ................................................................................... 4

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit menurut Undang- undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Instalasi gawat
darurat seringkali menjadi wajah Rumah Sakit dimana sebagian besar pasien yang masuk ke Rumah
Sakit akan ditangani terlebih dahulu kegawatdaruratannya di IGD. Kasus kegawatdaruratan ini tidak
hanya terjadi pada pasien dewasa, namun juga terjadi pada anak.
Penanganan kegawatdaruratan pada pasien anak memiliki tantangan tersendiri. Masalah
yang sering terjadi terkait keunikan anak dimana setiap anak memilki kebutuhan dosis obat, nutrisi,
cairan dan kebutuhan ukuran alat medis yang berbeda beda. Hal ini disebabkan dosis dan ukuran alat
harus disesuaikan dengan berat badan masing-masing pasien.
Sayangnya, saat ini di instalasi gawat darurat RSUD Kota Mataram tenaga medis seringkali
tidak mengetahui berat badan dan mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran berat badan
pasien anak. Hal ini disebabkan belum ada metode untuk mengukur berat badan anak yang mudah
digunakan pada kasus kegawatdaruratan. Imbasnya selama ini berat badan anak diestimasikan secara
kasar menggunakan kasat mata. Padahal, tidak pernah ada pelatihan maupun validasi mengenai berat
badan anak yang diukur menggunkan teknik pengukuran tersebut. Bahkan, sepengalaman penulis,
seringkali terjadi perbedaan estimasi berat badan antara satu tenaga medis dengan tenaga medis
lainnya yang perbedaannya bisa mencapai 5 kilogram. Dampak dari hal tersebut pasien yang
mengalami kondisi kritis ini bisa mendapatkan terapi dibawah dosis terapi ataupun melewati dosis
terapi.
Pemilihan alat medis yang sesuai juga merupakan tantangan pada pasien anak di instalasi
gawat darurat. Petugas sering bingung dalam menentukan ukuran alat medis seperti NGT, kateter urin
dan pipa endotrakeal karena ukuran anak yang berbeda – beda. Hal ini memberikan kerugian karena
tidak hanya memakan waktu untuk menentukan dan mencoba penggunaan dengan ukuran yang
kurang tepat, namun juga memberikan kerugian pada rumah sakit dengan peresepan alat yang tidak
bisa digunakan dan memberikan kerugian pada pasien karena menyebabkan keterlambatan
penanganan.
Maka dari itu, dibutuhkan alat bantu yang praktis dan tepat untuk mengestimasikan berat
badan pasien anak di Instalasi Gawat Darurat sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran berat
badan yang menyebabkan kesalahan pada pemberian terapi dan alat medis yang digunakan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

Masalah penentuan berat badan anak pada keadaan emergensi merupakan masalah yang
sering dialami oleh berbagai Instalasi Gawat Darurat di dunia sejak dulu kala. Berbagai metode
digunakan dan dikembangkan untuk mengestimasikan berat badan, seperti membuat perhitungan
menggunakan estimasi berat badan menurut usia, menggunakan luas tubuh pasien, maupun
menggunakan rumus perhitungan seperti pada metode yang digunakan oleh Paediatric Advanced Life
Support (PALS). Salah satu metode yang popular digunakan di dunia adalah penggunaan pita
emergensi (Shah et al., 2017).
Berbagai penelitian menunjukkan penggunaan pita emergensi yang mengestimasikan berat
badan pasien berdasarkan panjang badan dan memberikan estimasi dosis obat pada pasien
meningkatkan kecepatan pemberian obat pada keadaan emergensi dan menurunkan angka kejadian
medication error pada kondisi emergensi (Young et al., 2013). Hal ini juga sangat terkait dengan fungsi
beberapa pita emergensi yang mencantumkan beberapa dosis obat yang dapat dijadikan acuan untuk
diberikan saat keadaan emergensi sehingga perhitungan dosis bisa dipermudah dengan kondisi
lingkungan kerja di IGD yang kompleks dan riuh (Di simone et al., 2018).
Broselow tape adalah salah satu pita emergensi pertama dan terpopuler yang digunakan di
berbagai negara. Penggunaan pita ini menggunakan berat ideal pada populasi dengan
menyederhanakan berat ideal menggunakan rata – rata dari median berat badan ideal laki dan
perempuan yang digunakan di negaranya berdasarkan panjang badannya. Beberapa penelitian
menunjukkan perlu penyesuaian berat badan dari pita emergensi ini sehingga bisa digunakan dengan
lebih akurat pada populasi anak di negaranya terutama untuk negara berkembang (Asskaryar et al.,
2015).
Pengukuran status gizi anak atau antropometri di Indonesia telah diatur dalam PERMENKES
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Pada kurva standar antropometri anak
tersebut terdapat hubungan antara tinggi badan dan berat badan anak. Namun, terdapat beberapa
variasi data hubungan berat badan dan panjang badan yang terkait usia dan jenis kelamin (Kemenkes,
2020).

2
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Untuk menyelesaikan masalah yang telah dijelaskan di latar belakang, penulis mencoba
membuat inovasi berupa alat berbentuk pita ukur yang dapat digunakan untuk mengukur berat badan
anak berdasarkan ukuran panjang badan anak yang diberi nama pediatape. Nilai panjang badan yang
dijadikan patokan berat badan anak didapatkan dengan mencari rata – rata panjang pada ukuran berat
tertentu berdasarkan median pada kurva berat badan berdasarkan panjang badan dan tinggi badan
pada PERMENKES nomor 2 tahun 2020 tentang standard antropometri anak.

Tabel 3.1 Estimasi panjang badan pada tiap kategori berat badan

Berat badan pasien kemudian dikelompokkan dengan kode warna tertentu untuk
memudahkan pemeriksa melihat ukuran estimasi berat badan pasien secara visual. Pada prototipe
kali ini, terdapat enam kelompok berat badan yang diberikan warna khusus masing – masing dengan
rentang berat badan dari 6 - 22 kilogram.
Tabel 3.2 Zona warna pediatape
Warna area Panjang (cm) Estimasi berat (Kg)

Biru tua 58,5 - 66 6-7

Hijau muda 66,5 - 75,62 8-9

Kuning 76,125 - 85,25 10-11

Merah muda 85,75 - 97,375 12-14

Abu abu 97,875 - 109,75 15-18


Ungu 110,25 - 119,5 19-22

Pita ukur ini akan berisi beberapa informasi antara lain:


1. Estimasi berat badan sesuai dengan panjang badan
2. Dosis obat emergensi yang sering digunakan
3. Ukuran alat medis sesuai berat badan.

3
Gambar 3.1 Prototipe Pediatape

Alat ini dapat digunakan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit sebagai alat bantu untuk
mengetahui berat badan ideal anak dan sebagai acuan dalam memberikan terapi awal dalam keadaan
emergensi dan memilih ukuran alat yang sesuai saat menangani pasien. Langkah pengoperasian
pasien adalah sebagai berikut:
1. Letakkan pasien dalam keadaan terlentang,
2. Ambil pita ukur dan letakkan pita ukur pada samping pasien dengan bagian berwarna merah berada
di kepala pasien
3. Tekuk bagian merah pita dan sejajarkan dengan kepala pasien
4. Bentangkan pita dari kepala menuju ke kaki pasien dengan posisi pasien tegak lurus sambil
terlentang.
5. Lihat hasil pengukuran pada pita dengan memperhatikan area sejajar dengan tumit kaki pasien.
6. Berat badan dan area warna yang tertera merupakan estimasi berat badan ideal pasien.
7. Petugas dapat menemukan informasi dosis obat dan ukuran alat emergensi yang bisa digunakan
pada table pada area warna yang sejajar dengan tumit pasien.

Gambar 3.2 Ilustrasi penggunaan pediatape

4
BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT

Pediatape yang penulis buat diharapkan dapat digunakan di IGD RSUD Kota Mataram.
Sebelum diterapkan, diharapkan prototipe pediatape dapat disempunakan dengan berkonsultasi
dengan dokter spesialis anak dan dokter spesialis emergensi di RSUD Kota Mataram. Arah
pengembangan pediatape adalah agar alat ini dapat mencakup pasien dengan rentang berat badan
lebih luas dan memiliki daftar dosis obat dan ukuran alat yang lebih lengkap yang disesuaikan dengan
sediaan obat dan alat yang ada di RSUD Mataram. Setelahnya, Pediatape yang dikembangkan di RSUD
Kota Mataram diharapkan dapat diperkenalkan ke Rumah Sakit dan Puskesmas lain se NTB sehingga
kemanfaatannya bisa dirasakan secara luas.

5
DAFTAR PUSTAKA

Asskaryar, F. and Shankar, R., 2015. An Indian pediatric emergency weight estimation tool:
prospective adjustment of the Broselow tape. International Journal of Emergency Medicine, 8, pp.1-
9.
Di Simone, E., Giannetta, N., Auddino, F., Cicotto, A., Grilli, D. and Di Muzio, M., 2018.
Medication errors in the emergency department: knowledge, attitude, behavior, and training needs
of nurses. Indian Journal of Critical Care Medicine, 22(5).
Kemenkes, R.I., 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta: Menteri kesehatan republik indonesia.
Shah, V. and Bavdekar, S.B., 2017. Validity of Broselow tape for estimating weight of Indian
children. The Indian journal of medical research, 145(3), p.339.
Young, M., Campagne, D., Wheeler, J. and Stroh, G., 2013. A Length-Based Pediatric Tape: Its
Effect on Dosage Accuracy and Time to Medication Delivery in the Out-of-Hospital Setting in the
National Park Service. Annals of Emergency Medicine, 62(4), p.S103.

Anda mungkin juga menyukai