OLEH :
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................3
DAFTAR TABEL......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
BAB II ISI.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama aborsi tidak aman dan
berdampak buruk pada wanita yang mengalaminya serta janin yang dikandungnya. Risiko
kehamilan tidak diinginkan semakin meningkat pada wanita usia di bawah 20 tahun dan di
atas 35 tahun. Suatu penelitian yang menggunakan disain studi cross-sectional menunjukkan
18% wanita hamil pada usia berisiko yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Wanita yang
mengalami kegagalan kontrasepsi berkecenderungan 8,5 kali untuk memiliki kehamilan tidak
diinginkan dengan beberapa variabel berpengaruh meliputi umur, jumlah anak, status
ekonomi, pengetahuan KB, dan akses ke pelayanan kesehatan.
Dalam visi dan arah pembangunan jangka panjang (PJP) Republik Indonesia
tahun 2005 – 2025 program keluarga berencana menjadi jembatan untuk mencapai
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diwujudkan dalam
pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga
berencana (KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta pemberdayaan keluarga
menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.
5
mellitus mengunakan pill reminder mampu meningkatkan kepatuhan penggunaan obat (14).
Selain itu, penelitian di tahun 2017 menunjukkan penggunaan pill reminder terbukti
meningkatkan kepatuhan pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dalam
menjalani terapi obat (15).
6
BAB II
ISI
Pengumpulan informasi selain melalui literatur yang sudah ada, kami juga
melakukan wawancara dengan apoteker di apotek maupun puskesmas terkait kendala yang
dihadapi oleh pasien dalam menggunakan obat kontrasepsi. Hasil studi literatur dan
wawancara dengan apoteker kami gunakan untuk menyusun langkah-langkah dalam upaya
7
meningkatkan kepatuhan penggunaan obat kontrasepsi dengan tepat dan rutin karena dari
kebanyakan faktor diketahui bahwa pasien sering lupa dalam minum obat merupakan faktor
yang paling dominan. PRECEDE model dalam program ini dapat dilihat pada gambar 1.
8
Gambar 1 . PRECEDE Logic Model
Determinants
Internal :
upa minum obat
Kebiasaan membaca informasi dan pengetahuan terhadap obat kontrasepsi yang rendah
emahaman yang keliru tentang kehamilan
Rasa tidak nyaman dengan selalu minum obat
Eksternal :
fek samping obat kontrasepsi
okasi fasilitas kesehatan jauh dari tempat tinggal pasien Behavior of At-Risk Group
idak bisa hamil lagi bila usia semakin bertambah Pasien tidak patuh minum obat dengan tepat
dan rutin rutin
Health
Peningkatan masalah
kesehatan karena jarak
kelahiran yang dekat. Quality of Life
Seperti komplikasi pada Kecukupangiziibu dan anak
ibu hamil karena hamil Pendampingan orang tua terhadap
dengan jarak yang tumbuh kembang anak yang
berdekatan tidakcukup
Environment Anak tidak menerima Kualitas kesehatan dan pendidikan
Determinants
Keluarga : ASI eksklusif karena yang menurun karena jumlah peserta
Internal :
Dukungan dari suami dan keluarga yang masih ibu hamil sebelum yang banyak
Kurang mendapat dukungan dalam menjalani terapi
rendah menyelesaikan program
Keyakinan banyak anak banyak rejeki
Mengurangi angka
Aspek ekonomi dan tingkat pendidikan
Masyarakat : kejadian kelahiran tidak
Lingkungan sosial
Pemahaman dan keyakinan yang keliru dalam diinginkan (KTD)
Eksternal :
Pandangan agama bahwa anak adalah titipan Tuhan masyarakat terkait kehamilan
Pemahaman yang keliru tentang minum obat kontrasepsi
Kurangnya pelatihan pada masa pendidikan Tenaga medis dan fasilitas kesehatan
Akses ke fasilitas kesehatan Pemberian informasi penggunaan obat
kontrasepsi yang kurang akurat
Keengganan pasien berkunjung kefasilitas
kesehatan penyedia layanan keluarga berencana
Ketersediaan akses kefasilitas kesehatan untuk
memperoleh obat kontrasepsi
9
10
Dari hasil studi literatur dan jawaban dari apoketer yang berpraktek, kami mencoba
mengelompokkan semua variabel terkait hambatan yang dialami oleh pasien dalam
menggunakan obat kontrasepsi seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut.
Penggunaan obat pill kontrasepsi memang secara teoritis tidak 100% dapat
mencegah kehamilan. Oleh karena itu penggunaannya harus tepat untuk dapat meningkatkan
keberhasilan penggunaan obat ini. Kontrasepsi oral kombinasi mengandung hormon estrogen
dan progestin. Obat ini haruslah diminum pada waktu yang sama setiap hari. Jika usia lebih
tua dari 35 tahun mungkin tidak disarankan untuk menggunakan pill ini. Tingkat kegagalan
penggunaan umum adalah 7% (Trussell et al., 2018). Hingga saat ini tidak ada metode
kontrasepsi yang terbukti 100% efektif. WHO memperkirakan 8-30 juta kehamilan
setiap tahunnya merupakan hasil dari kegagalan kontrasepsi yang tidak konsisten atau
tidak benar dalam penggunaan metode kontrasepsi atau justrukarena kegagalan metode itu
sendiri (WHO,1998).
11
Ketidakberhasilan kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usiasubur yang
ingin menunda, menjarangkan atau menghentikan kelahirandapat menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan. Kontrasepsiyang sering menyebabkan kegagalan adalah
kontrasepsi jangka pendek.Risiko kegagalan kontrasepsi jangka pendek (pil atau kondom)
sebesar4,55% per 100 partisipan per tahun (Winner, 2012).
12
Berdasarkan teori Lawrence Green, perilakudipengaruhi 3 faktor pokok yaitu:
faktor predisposisi, faktor mendukung,dan faktor yang memperkuat. Salah satu faktor yang
mempengaruhiperilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini perilaku tentangkontrasepsi
yang berkaitan dengan program keluarga berencana (KB)yaitu faktor predisposisi yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan,keyakinan, nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap
perilaku tersebut.Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha
intervensiperilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut. Sumber ilmupengetahuan
tertentu yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang diperolehmelalui pengalaman, baik secara
individual maupun dalam masyarakat(Notoatmodjo, 2005).Program yang dibuat juga akan
menyasar pada ketiga faktor ini tetapi diterjemahkan dalam pengertian :
Faktor predisposisi merupakan faktor yang berasal dari pasien itu sendiri atau
perilaku (behavioral) sedangkan faktor yang mendukung dan memperkuat adalah faktor
lingkungan (environment). Sebagai pengingat dan pemberi informasi penggunaan obat
kontrasepsi pada pasien, kami mencoba mengembangkan aplikasi KB Reminder yang dapat
berfungsi sebagai alarm waktu minum obat juga menyediakan berbagai informasi yang dapat
menunjang kebutuhan pasien dalam menggunakan kontrasepsi.
Akhir dari program ini diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan terkait
kepatuhan pasien dalam menggunakan kontrasepsi. Peningkatan kepatuhan pasien dalam
menggunakan kontrasepsi akan berdampak langsung terhadap :
1. Penurunan masalah kesehatan karena jarak kelahiran yang dekat.Seperti komplikasi pada
ibu hamil karena hamil dengan jarak yang berdekatan
2. Mengurangi angka kejadian kelahiran tidak diinginkan (KTD)
3. Anak tidak menerima ASI eksklusif karena ibu hamil sebelum menyelesaikan program
Hal yang menjadi tolok ukur dalam program ini lebih kepada kepatuhan
karena ketiga hal ini merupakan dampak yang timbul bila pasien dengan rutin menggunakan
obat kontrasepsi. Survey akan dilakukan untuk mengukur sejauh mana kepatuhan pasien
dalam menggunakan obat kontrasepsi secara tepat dan rutin.
13
14
2.2 LOGIC MODEL OF CHANGE ( OUTCOMES PROGRAM DAN OBJEKTIF)
Performance Objective
Determinan dan Dukungan dari suami dan keluarga
Perubahan Perubahan pemahaman dan keyakinan dalam masyarakat terkait kehamilan
Objektif Outcome Lingkungan
Dukungan Sosial Suami dan juga keluarga mendukung penggunaan obat
Norma Sosial kontrasepsi serta membantu mengingatkan mengontrol rutinitas
minum obat
Pasien mengetahui penggunaan obat kontrasepsi hanya bersifat
sementara untuk menunda kehamilan.
Perubahan pemahaman konsep kehamilan dalam masyarakat.
Masyarakat memperoleh akses informasi tentang obat
kontrasepsi yang tepat dan memadai
15
Tabel 2 Matriks Behavior at Risk Group (Personal)
Internal Eksternal
Performance Penggunaan tidak Kebiasaan membaca informasi Pemahaman yang Rasa tidak nyaman Efek samping Tidak bisa hamil
Objective sempurna dan pengetahuan terhadap obat keliru tentang dengan selalu obat kontrasepsi lagi bila usia
kontrasepsi yang rendah kehamilan minum obat semakin
bertambah
Pasien Pasien dapat Pasien dapat mengenali Pasien dapat Pasien dapat Pasien dapat Pasien dapat
menggunakan membuat informasi bahwa penggunaan meyakini bahwa membuat jadwal mengetahui mengatur jarak
obat pengingat untuk obat kontrasepsi tidak seks pada masa minum obat yang dengan tepat efek kehamilan
kontrasepsi minum obat, menimbulkan efek samping subur bisa tidak mengganggu samping obat sesuai dengan
dengan tepat contoh: alarm yang membahayakan menyebabkan aktivitasnya kontrasepsi yang
termasuk efek ketergantungan kehamilan Pasien tidak perlu direncanakan
ataupun dapat merusak ginjal. merasa malu
Pasien mengetahui cara terhadap
penggunaan obat kontrasepsi penggunaan
dengan obat lain yang dapat kontrasepsi
menurunkan efektivitas obat
kontrasepsi seperti
penggunaan bersamaan
dengan obat TBC.
16
Tabel 4 Matriks Behavior at Risk Group (Environment-Masyarakat)
Internal Eksternal
Performance
Objective Pemahaman yang keliru tentang minum obat
Keyakinan banyak anak banyak rejeki
kontrasepsi
Perubahan pemahaman dan keyakinan Perubahan pemahaman konsep kehamilan dalam Masyarakat memperoleh akses informasi tentang obat
dalam masyarakat terkait kehamilan masyarakat. kontrasepsi yang tepat dan memadai
17
2.3 DESAIN PROGRAM
Rencana kerja 1:
Membuat tema, komponen, cakupan dan urutan
Minggu ke 1-2 Minggu ke 3-4 Minggu 5-10 Minggu 11-15 Minggu 15+
Untuk tenaga profesional 1: Untuk tenaga profesional 2: Untuk tenaga profesional 3:
Merencanakan rapat Mengadakan rapat dengan Melakukan pelatihan program KB
bersama dengan pejabat fasilitas kesehatan penyedia bagi tenaga profesional penyedia
berwenang terkait regulasi informasi dan terapi KB seperti informasi program KB dan
program “KB reminder” puskesma dan rumah sakit untuk penggunaan aplikasi “KB reminder”
dan aturan yang mengikat sosialisasi “KB reminder”
Membuat rancangan edukasi Untuk komunitas 1: Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 3:
program “KB reminder” yang Menerbitkan artikel pada koran Menerbitkan artikel pada koran yang Menerbitkan artikel pada koran
berada di komunitas terkait mitos-mitos program KB menjelaskan jenis-jenis program KB membahas teori-teori terkait KB, mitos
untuk masyarakat dan sosialisasi dan cara penggunaan “KB reminder” KB dan jenis KB yang dapat diperoleh
penggunaan “KB reminder” secara lengkap dari aplikasi “KB
reminder” sebagai upaya memahamkan
pentingnya KB kepada masyarakat
secara berkelanjutan
Membuat rancangan pelatihan Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 2:
program KB bagi tenaga Memasang billboard program KB Memasang billboard program KB yang Memasang billboard program KB yang
profesional penyedia informasi yang berisi mitos-mitos KB untuk berisi mitos-mitos KB untuk edukasi berisi mitos-mitos KB untuk edukasi
dan pemahaman isi dari aplikasi edukasi masyarakat dan terkait masyarakat dan terkait aplikasi “KB masyarakat dan terkait aplikasi “KB
“KB reminder” aplikasi “KB reminder” reminder” reminder”
Untuk komunitas 3: Untuk komunitas 3: Untuk komunitas 3:
Edukasi perorangan di fasilitas Edukasi perorangan di fasilitas Edukasi perorangan di fasilitas
kesehatan dan pemberian brosur serta kesehatan dan pemberian brosur serta kesehatan dan pemberian brosur serta
membantu pasien menggunakan membantu pasien menggunakan membantu pasien menggunakan
aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder”
Untuk komunitas 4: Untuk komunitas 4: Untuk komunitas 4:
Menayangkan iklan di televisi Menayangkan iklan di televisi tentang Menayangkan iklan di televisi tentang
tentang manfaat penggunaan KB dan manfaat penggunaan KB dan mitos- manfaat penggunaan KB dan mitos-
mitos-mitos tentang KB dan mitos tentang KB dan mudahnya mitos tentang KB dan mudahnya
mudahnya pencarian informasi KB pencarian informasi KB melalui pencarian informasi KB melalui
melalui aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder”
18
Rencana kerja 2
Tabel 5 Matriks metode dan aplikasi untuk komunitas
19
Kinerja 3
Tabel 6 Matriks dan aplikasi untuk tenaga kesehatan
20
2.4 PRODUKSI PROGRAM
Refine Program Structure and Organization
Prepare Plans for Program Materials and Task 3: Drafting Messages, Materials, and Protocols
Construct Matrices of Change Objectives for Program Use and Task 4: Design
Implementation Interventions
21
Gambar 2 Intervention Logic Model for Evaluation : Behavioral and Environment
Individual Level
Determinants and
Behavioral outcomes:
changes objective :
Pasien menggunakan
Penggunaan obat tidak
Theoritical Methods: Performance objective : pengingat minum obat,
sempurna
Modelling Pasien menggunakan Pasien mengakses
Pengetahuan
Information obat kontrasepsi informasi penggunaan
Keyakinan
Cues to action dengan tepat obat kontrasepsi
Hambatan
Perubahan pemahaman
Usia
pasien tentang
kehamilan
Environmental Level
22
Evaluasi dari program ini antara lain diharapkan untuk faktor perilaku pasien
yaitu pasien menggunakan pengingat minum obat, pasien mengakses informasi penggunaan
obat kontrasepsi serta terjadi perubahan pemahaman pasien tentang kehamilan. Faktor
lingkungan yaitu memberikan dukungan penggunaan obat kontrasepsi, mengetahui dan dapat
mengakses informasi yang memadai serta terjadi perubahan pemahaman konsep kehamilan.
Untuk status kesehatan maupun kualitas hidup pasien tidak menjadi bahan evaluasi.
Fokus utama yang ingin dilihat apakah dengan bantuan program KB Reminder
ini, apakah pasien menjadi lebih rutin dalam menggunakan obat kontrasepsi karena hal ini
berkaitan dengan kepatuhan. Apabila pasien patuh maka dengan rutin ia akan menggunakan
obat sehingga dapat menunjang keberhasilan program KB. Lingkungan terdekat dari pasien
dalam hal ini kelurga terutama suami menjadi pihak akan memegang peranan penting dalam
mendukung kepatuhan wanita dalam menggunakan obat kontrasepsi.
23
Variable Evaluation Question Indikator Measure
Effect Evaluation—Behavior of Community
Waktu untuk minum Apakah ketepatan intervensi berdampak Waktu minum KB hari sebelumnya Selisih waktu dari minum pil KB
pil KB pada keberhasilan obat? dengan hari ini pada hari sebelumnya
Effect Evaluation—Keluarga dan Masyarakat
Dukungan dari Apakah keluarga terutama suami selalu Pasien mendapat dukungan dari Jumlah pengingat yang diberikan
keluarga terutama mengingatkan penggunaan pil KB yang lingkungan disekitarnya. dalam harian, mingguan maupun
suami terhadap rutin dan tepat waktu? bulanan.
penggunaan pil KB
Process Evaluation
Keterjangkauan Berapa banyak jumlah pasien yang Pasien yang dapat mengakses Pasien yang menggunakan
memperoleh informasi dari penggunaan aplikasi aplikasi KB Reminder
papan iklan, PSAs dan koran ?
Ketepatan Apakah aplikasi KB Reminder selalu Ketepatan waktu minum obat dan Analisi program daria plikasi
memberikan peringatan mengenai waktu informasi yang akurat.
minum obat dan informasi yang
dibutuhkan oleh pasien?
24
BAB III
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Trussell J, Aiken ARA, Micks E, Guthrie KA. Efficacy, safety, and personal considerations.
In: Hatcher RA, Nelson AL, Trussell J, Cwiak C, Cason P, Policar MS, Edelman A, Aiken
ARA, Marrazzo J, Kowal D, eds. Contraceptive technology. 21st ed. New York, NY: Ayer
Company Publishers, Inc., 2018.
Polis CB, Bradley SEK, Bankole A, Onda T, Croft T and Singh S. Contraceptive Failure
Rates in the Developing World:An Analysis of Demographic and Health Survey Data in 43
Countries. Guttmacher Institute, 2016.
Diasanti, NP. Kegagalan Kontrasepsi dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Pada Wanita Usia Berisiko Tinggi di Indonesia (Analisis Lanjut Data SDKI 2012). FKM UI,
2014.
Notoadmodjo. Ilmu kesehatan masyarakat. Cet. 3. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Asisah N, Gambaran Faktor Risiko Kegagalan Kontrasepsi Di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi
Makassar Tahun 2016. Universitas Alauddin Makasar, 2016.
26