Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGAM PROMOSI KESEHATAN

Aplikasi Pengingat Penggunaan Kontrasepsi


KB Reminder

OLEH :

1. Luqman Nul Haqim (114118500)


2. Gabriela Ninik Merliani Samad (114118502)
3. Sebilah Sabil Noer (114118506)
4. Dwi Ayu Fani Novitasari (114118507)
5. Ruliya Yunita Effendy (114118509)
6. Reza Amrullah (114118512)
7. Sirilus Deodatus Sawu (114118515)
8. Made Prita Artika (114118517)
9. Aditya Nugraha Halimbar (114118521)
10.

PROGRAM MAGISTER FARMASI KLINIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................3

DAFTAR TABEL......................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5

BAB II ISI.................................................................................................................................7

2.1 LOGIC MODEL OF THE PROBLEM........................................................................7

2.2 LOGIC MODEL OF CHANGE ( OUTCOMES PROGRAM DAN OBJEKTIF).....13

2.3 DESAIN PROGRAM................................................................................................16

2.4 PRODUKSI PROGRAM..........................................................................................19

2.5 RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM............................................................19

2.6 RENCANA EVALUASI PROGRAM......................................................................19

BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. PRECEDE Logic Model.........................................................................................9


Gambar 2. Intervention Logic Model for Evaluation : Behavioral and Environment............20

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pasien.............................................10


Tabel 2 Matriks Behavior at Risk Group (Personal)...............................................................14
Tabel 3 Matriks Behavior at Risk Group (Environment-Keluarga)........................................14
Tabel 4 Matriks Behavior at Risk Group (Environment-Masyarakat)....................................15
Tabel 5 Matriks metode dan aplikasi untuk komunitas..........................................................17
Tabel 6 Matriks dan aplikasi untuk tenaga kesehatan.............................................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama aborsi tidak aman dan
berdampak buruk pada wanita yang mengalaminya serta janin yang dikandungnya. Risiko
kehamilan tidak diinginkan semakin meningkat pada wanita usia di bawah 20 tahun dan di
atas 35 tahun. Suatu penelitian yang menggunakan disain studi cross-sectional menunjukkan
18% wanita hamil pada usia berisiko yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Wanita yang
mengalami kegagalan kontrasepsi berkecenderungan 8,5 kali untuk memiliki kehamilan tidak
diinginkan dengan beberapa variabel berpengaruh meliputi umur, jumlah anak, status
ekonomi, pengetahuan KB, dan akses ke pelayanan kesehatan.

Dalam visi dan arah pembangunan jangka panjang (PJP) Republik Indonesia
tahun 2005 – 2025 program keluarga berencana menjadi jembatan untuk mencapai
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diwujudkan dalam
pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga
berencana (KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta pemberdayaan keluarga
menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

Pemerintah dinas kesehatan kota Surabaya melaporkan bahwa kegagalan


kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh jadwal penggunaan alat kontrasepsi yang tidak teratur.
Selain itu juga dipengaruhi oleh pembelian obat pada apotek yang tidak terintregrasi. Dalam
kasus serupa ini maka peranan apoteker melalui praktik farmasi terutama di apotek sangat
diperlukan. Apoteker berkewajiban menjamin pasien menggunakan obat dengan tepat dan
cara yang benar. Cara penggunaan obat yang benar salah satunya adalah penggunaan obat
dengan tepat waktu. Masalah dalam penggunaan kontrasepsi obat peroral yang sering muncul
adalah pasien menggunakan obat tidak tepat pada waktunya sehingga menurunkan atau
menyebabkan khasiat obat tidak tercapai.

Beberapa penelitian menunjukkan intrumen pengingat dalam minum obat dapat


meningkatkan kepatuhan penggunaan obat pada pasien dengan penggunaan obat rutin
misalnya pada pasien penyakit kronis sebagaimana pasien minum obat kontrasepsi yang
terjadwal. Sebagai contoh penelitian di tahun 2016 tentang kepatuhan pada pasien diabetes

5
mellitus mengunakan pill reminder mampu meningkatkan kepatuhan penggunaan obat (14).
Selain itu, penelitian di tahun 2017 menunjukkan penggunaan pill reminder terbukti
meningkatkan kepatuhan pasien penyakit kronis BPJS Program Rujuk Balik (PRB) dalam
menjalani terapi obat (15).

Mengingat kedekatan teknologi dengan masyarakat di era digital ini, maka


pelayanan kefarmasian berupaya menggabungkannya melalui sebuah program bernama KB
reminder. KB reminder merupakan kombinasi program pill reminder dengan jadwal
kontrasepsi pasien yang dikemas dalam sebuah aplikasi pada ponsel pintar. Program aplikasi
KB reminder diharapkan dapat menurunkan angka kebiasaan lupa minum obat dan dapat
memberikan edukasi untuk meningkatkan pemahaman wanita usia subur dan pasangan pada
penggunaan obat KB.

Pengembangan program KB reminder ini diharapkan dapat mendukung program


pemerintah untuk mencapai target pembangunan jangka panjang dan bersinergi dalam upaya
praktek pelayanan kefarmasian bersama kementerian kesehatan dan atau dinas kesehatan.

6
BAB II
ISI

2.1 LOGIC MODEL OF THE PROBLEM


Angka kelahiran yangg tinggi telah menjadi perhatian pemerintah dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan angka kelahiran yang
tinggi ini terkadang tidak direncanakan dengan baik sehingga pada akhirnya justru
memberatkan perekonomian keluarga itu sendiri. Pemerintah lewat program Keluarga
Berencana (KB) sebenarnya sudah mengantisipasi hal ini. Penggunaan obat KB sebagai
media kontrasepsi ternyata menimbulkan banyak kegagalan.Ketidakpatuhan pasien dalam
menggunakan obat kontrasepsi dikarenakan banyak faktor baik internal maupun faktor
internal. Beberapa kegagalan dalam menjalankan program KB ini menjadi faktor pemicu
untuk dicarikan alternatif dalam menyelesaikannya. Salah satu faktor yang menyebabkan
kegagalan penggunaan obat kontrasepsi sendiri adalah karena ketidakpatuhan pasien dalam
menggunakan obat kontrasepsi secara tepat dan rutin. Untuk itu kami sebagai apoteker yang
juga berperan dalam memastikan penggunaan obat secara tepat dan benar merencanakan
program KB Reminder yang outcomenya nanti diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan
pasien dalam menggunakan obat kontrasepsi dengan tepat dan benar. Pasien memperoleh
obat kontrasepsi melalui apotek. Apotek merupakan tempat praktek apoteker, sehingga disini
peran profesional kefarmasian dibutuhkan untuk membantu kesuksesan program keluarga
berencana melalui ketepatan penggunaan obat kontrasepsi.

Kami menggunakan konsep PRECEDE model untuk membantu penyelesaian


masalah ini dengan mengumpulkan berbagai informasi terkait penggunaan obat kontrasepsi
dan faktor yang mempengaruhinya. Dari hasil studi literatur kami menemukan bahwa
permasalahan dalam penggunaan obat kontrasepsi ini bersumber dari dua hal yaitu faktor
pasiennya sendiri dan faktor lingkungan disekitarnya termasuk suami dan keluarganya. Dari
penilaian ini kemudian kami mencoba untuk membuat pendekatan yang sekiranya dapat
mengajak lingkungan dari pasien untuk mendukung pasien dalam menjalankan program KB.

Pengumpulan informasi selain melalui literatur yang sudah ada, kami juga
melakukan wawancara dengan apoteker di apotek maupun puskesmas terkait kendala yang
dihadapi oleh pasien dalam menggunakan obat kontrasepsi. Hasil studi literatur dan
wawancara dengan apoteker kami gunakan untuk menyusun langkah-langkah dalam upaya

7
meningkatkan kepatuhan penggunaan obat kontrasepsi dengan tepat dan rutin karena dari
kebanyakan faktor diketahui bahwa pasien sering lupa dalam minum obat merupakan faktor
yang paling dominan. PRECEDE model dalam program ini dapat dilihat pada gambar 1.

8
Gambar 1 . PRECEDE Logic Model

Determinants
Internal :
upa minum obat
Kebiasaan membaca informasi dan pengetahuan terhadap obat kontrasepsi yang rendah
emahaman yang keliru tentang kehamilan
Rasa tidak nyaman dengan selalu minum obat
Eksternal :
fek samping obat kontrasepsi
okasi fasilitas kesehatan jauh dari tempat tinggal pasien Behavior of At-Risk Group
idak bisa hamil lagi bila usia semakin bertambah Pasien tidak patuh minum obat dengan tepat
dan rutin rutin

Health
Peningkatan masalah
kesehatan karena jarak
kelahiran yang dekat. Quality of Life
Seperti komplikasi pada Kecukupangiziibu dan anak
ibu hamil karena hamil Pendampingan orang tua terhadap
dengan jarak yang tumbuh kembang anak yang
berdekatan tidakcukup
Environment Anak tidak menerima Kualitas kesehatan dan pendidikan
Determinants
Keluarga : ASI eksklusif karena yang menurun karena jumlah peserta
Internal :
Dukungan dari suami dan keluarga yang masih ibu hamil sebelum yang banyak
Kurang mendapat dukungan dalam menjalani terapi
rendah menyelesaikan program
Keyakinan banyak anak banyak rejeki
Mengurangi angka
Aspek ekonomi dan tingkat pendidikan
Masyarakat : kejadian kelahiran tidak
Lingkungan sosial
Pemahaman dan keyakinan yang keliru dalam diinginkan (KTD)
Eksternal :
Pandangan agama bahwa anak adalah titipan Tuhan masyarakat terkait kehamilan
Pemahaman yang keliru tentang minum obat kontrasepsi
Kurangnya pelatihan pada masa pendidikan Tenaga medis dan fasilitas kesehatan
Akses ke fasilitas kesehatan Pemberian informasi penggunaan obat
kontrasepsi yang kurang akurat
Keengganan pasien berkunjung kefasilitas
kesehatan penyedia layanan keluarga berencana
Ketersediaan akses kefasilitas kesehatan untuk
memperoleh obat kontrasepsi

9
10
Dari hasil studi literatur dan jawaban dari apoketer yang berpraktek, kami mencoba
mengelompokkan semua variabel terkait hambatan yang dialami oleh pasien dalam
menggunakan obat kontrasepsi seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Variabel yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Pasien


Variabel Definisi dan pengukuran
Penggunaan obat tidak Apakah pasien patuh minum obat dengan tepat dan rutin?
sempurna Apakah pasien minum obat kontrasepsi dengan obat-obatan lain?
Pengetahuan 1. Apakah pasien memiliki pemahaman yang keliru tentang
minum obat kontrasepsi?
2. Apakah pasien mempunyai kebiasaan membaca informasi
terhadap obat kontrasepsi yang rendah?
Keyakinan 1. Keyakinan seks pada masa subur tidak menyebabkan
kehamilan
2. Keyakinan banyak anak banyak rejeki
Hambatan 1. Mempunyai kesibukan sehingga sering lupa minum obat
2. Kurangnya dukungan suami
3. Keengganan pasien berkunjung ke fasilitas kesehatan
penyedia layanan keluarga berencana
4. Ketersediaan akses ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh
obat kontrasepsi
5. Harus diminum secara terus menerus
6. Harus digunakan dalam jangka panjang membutuhkan biaya
yang besar
7. Memiliki penyakit lain
Usia 1. Baru memiliki satu anak
2. Kapasitas biologis seorang wanita untuk hamil dan
melahirkan anak menurun seiring bertambahnya usia.

Penggunaan obat pill kontrasepsi memang secara teoritis tidak 100% dapat
mencegah kehamilan. Oleh karena itu penggunaannya harus tepat untuk dapat meningkatkan
keberhasilan penggunaan obat ini. Kontrasepsi oral kombinasi mengandung hormon estrogen
dan progestin. Obat ini haruslah diminum pada waktu yang sama setiap hari. Jika usia lebih
tua dari 35 tahun mungkin tidak disarankan untuk menggunakan pill ini. Tingkat kegagalan
penggunaan umum adalah 7% (Trussell et al., 2018). Hingga saat ini tidak ada metode
kontrasepsi yang terbukti 100% efektif. WHO memperkirakan 8-30 juta kehamilan
setiap tahunnya merupakan hasil dari kegagalan kontrasepsi yang tidak konsisten atau
tidak benar dalam penggunaan metode kontrasepsi atau justrukarena kegagalan metode itu
sendiri (WHO,1998).

11
Ketidakberhasilan kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usiasubur yang
ingin menunda, menjarangkan atau menghentikan kelahirandapat menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan. Kontrasepsiyang sering menyebabkan kegagalan adalah
kontrasepsi jangka pendek.Risiko kegagalan kontrasepsi jangka pendek (pil atau kondom)
sebesar4,55% per 100 partisipan per tahun (Winner, 2012).

Alasan mengenai kegagalan kontrasepsi yang sering terjadi seperti yang


terlihat pada PRECEDE Logic Modelantara laintidak mengikuti petunjuk penggunaan
kontrasepsi secara benar dan penggunaan kontrasepsi yang tidak konsisten/rutin (Diasanty,
2014). Hal ini berkaitan dengan pengetahuan pasien. Selain itu ada pemahaman pasien yang
keliru tentang penggunaan kontrasepsi seperti pasien mempercayai bahwa pada periode
ketidaksuburan tidak bisa hamil atau tidak merasa berisiko karena hanya hubungan
seks satu kali tanpa menggunakan jenis kontrasepsi apapun (Diasanty, 2014).

Pertimbangan dan hal penting bagi pasien KB yang memilihkontrasepsi pil


salah satunya adalah diperlukan suatu kedisiplinan yangtinggi untuk selalu minum pil KB
sesuai dengan jadwal yang ada.Apabila ibu tidak disiplin dalam menggunakan pil KB
dikhawatirkanakan terjadi kehamilan, hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar (2000)dimana
Pil KB harus diminum setiap hari dan jika lupa akanmeningkatkan angka kegagalan serta ada
efek sampingnya. Untuk dapatmenjalankan program pil KB secara baik diperlukan suatu
pengetahuanyang baik serta sikap yang kuat untuk tetap dapat menjalankan programKB jenis
pil. Sering kali pasien yang menggunakan pil KB kombinasi membeli pil KB kombinasi
sendiri di toko-toko atauapotik sehingga kadang tidak mendapatkan informasi adekuat
terkaitpemakaian pil KB kombinasi dan hanya mendapat informasi sekilas daridalam
kemasan. Bahkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan dipuskesmas maduran,
akseptor lebih banyak mendapat pengetahuan daritetangga daripada dari petugas kesehatan
terkait pemakaian pil KBkombinasi. Akseptor juga tidak mengetahui beberapa dari obat
antibiotik dan obat anti kejang bisa menurunkan bahkan menghilangkan efektivitaspil.
(Asisah, 2016).

Wanita dengan anak lebih sedikit dilaporkan memiliki tingkat kegagalan


kontrasepsi yang agak lebih tinggi untuk beberapa metode (IUD, injeksi, pil, penarikan dan
abstensi berkala). Golongan wanita ini mungkin kurang memiliki motivasi untuk
menghindari kehamilan (karena keinginan yang lebih besar untuk memiliki lebih banyak
anak) dan juga cenderung berusia lebih muda (Polis et al., 2016).

12
Berdasarkan teori Lawrence Green, perilakudipengaruhi 3 faktor pokok yaitu:
faktor predisposisi, faktor mendukung,dan faktor yang memperkuat. Salah satu faktor yang
mempengaruhiperilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini perilaku tentangkontrasepsi
yang berkaitan dengan program keluarga berencana (KB)yaitu faktor predisposisi yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan,keyakinan, nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap
perilaku tersebut.Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha
intervensiperilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut. Sumber ilmupengetahuan
tertentu yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang diperolehmelalui pengalaman, baik secara
individual maupun dalam masyarakat(Notoatmodjo, 2005).Program yang dibuat juga akan
menyasar pada ketiga faktor ini tetapi diterjemahkan dalam pengertian :

1. Faktor predisposisi : pasien


2. Faktor yang mendukung : suami dan keluarga
3. Faktor yang memperkuat : masyarakat

Faktor predisposisi merupakan faktor yang berasal dari pasien itu sendiri atau
perilaku (behavioral) sedangkan faktor yang mendukung dan memperkuat adalah faktor
lingkungan (environment). Sebagai pengingat dan pemberi informasi penggunaan obat
kontrasepsi pada pasien, kami mencoba mengembangkan aplikasi KB Reminder yang dapat
berfungsi sebagai alarm waktu minum obat juga menyediakan berbagai informasi yang dapat
menunjang kebutuhan pasien dalam menggunakan kontrasepsi.
Akhir dari program ini diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan terkait
kepatuhan pasien dalam menggunakan kontrasepsi. Peningkatan kepatuhan pasien dalam
menggunakan kontrasepsi akan berdampak langsung terhadap :

1. Penurunan masalah kesehatan karena jarak kelahiran yang dekat.Seperti komplikasi pada
ibu hamil karena hamil dengan jarak yang berdekatan
2. Mengurangi angka kejadian kelahiran tidak diinginkan (KTD)
3. Anak tidak menerima ASI eksklusif karena ibu hamil sebelum menyelesaikan program

Hal yang menjadi tolok ukur dalam program ini lebih kepada kepatuhan
karena ketiga hal ini merupakan dampak yang timbul bila pasien dengan rutin menggunakan
obat kontrasepsi. Survey akan dilakukan untuk mengukur sejauh mana kepatuhan pasien
dalam menggunakan obat kontrasepsi secara tepat dan rutin.

13

14
2.2 LOGIC MODEL OF CHANGE ( OUTCOMES PROGRAM DAN OBJEKTIF)

Tingkat Individu Outcome perilaku


Pasien dapat membuat pengingat untuk minum obat, contoh:
alarm
Determinan dan Pasien dapat mengenali informasi bahwa penggunaan obat
Perubahan Objektif Performance Objective kontrasepsi tidak menimbulkan efek samping yang
Penggunaan obat tidak Pasien menggunakan obat kontrasepsi dengan tepat
membahayakan
sempurna Pasien mengetahui cara penggunaan obat kontrasepsi dengan
Pengetahuan obat lain yang dapat menurunkan efektivitas obat kontrasepsi
Keyakinan seperti penggunaan bersamaan dengan obat TBC
Hambatan Pasien dapat meyakini bahwa seks pada masa subur bisa
Usia menyebabkan kehamilan
Pasien dapat membuat jadwal minum obat yang tidak
mengganggu aktivitasnya Health:
Pasien tidak perlu merasa malu terhadap penggunaan Penurunan angka
kontrasepsi kejadian Kelahiran
Pasien dapat mengetahui dengan tepat efek samping obat Tidak Diinginkan
kontrasepsi (KTD) karena jarak
Pasien dapat mengatur jarak kehamilan sesuai dengan yang kelahiran yang terlalu
direncanakan
dekat
Pasien dapat mengetahui fasilitas kesehatan mana saja yang
Peningkatan kualitas
terdekat dari lokasi pasien yang menyediakan obat kontrasepsi
hidup

Performance Objective
Determinan dan Dukungan dari suami dan keluarga
Perubahan Perubahan pemahaman dan keyakinan dalam masyarakat terkait kehamilan
Objektif Outcome Lingkungan
Dukungan Sosial Suami dan juga keluarga mendukung penggunaan obat
Norma Sosial kontrasepsi serta membantu mengingatkan mengontrol rutinitas
minum obat
Pasien mengetahui penggunaan obat kontrasepsi hanya bersifat
sementara untuk menunda kehamilan.
Perubahan pemahaman konsep kehamilan dalam masyarakat.
Masyarakat memperoleh akses informasi tentang obat
kontrasepsi yang tepat dan memadai

15
Tabel 2 Matriks Behavior at Risk Group (Personal)

Internal Eksternal
Performance Penggunaan tidak Kebiasaan membaca informasi Pemahaman yang Rasa tidak nyaman Efek samping Tidak bisa hamil
Objective sempurna dan pengetahuan terhadap obat keliru tentang dengan selalu obat kontrasepsi lagi bila usia
kontrasepsi yang rendah kehamilan minum obat semakin
bertambah
Pasien Pasien dapat  Pasien dapat mengenali Pasien dapat  Pasien dapat Pasien dapat Pasien dapat
menggunakan membuat informasi bahwa penggunaan meyakini bahwa membuat jadwal mengetahui mengatur jarak
obat pengingat untuk obat kontrasepsi tidak seks pada masa minum obat yang dengan tepat efek kehamilan
kontrasepsi minum obat, menimbulkan efek samping subur bisa tidak mengganggu samping obat sesuai dengan
dengan tepat contoh: alarm yang membahayakan menyebabkan aktivitasnya kontrasepsi yang
termasuk efek ketergantungan kehamilan  Pasien tidak perlu direncanakan
ataupun dapat merusak ginjal. merasa malu
 Pasien mengetahui cara terhadap
penggunaan obat kontrasepsi penggunaan
dengan obat lain yang dapat kontrasepsi
menurunkan efektivitas obat
kontrasepsi seperti
penggunaan bersamaan
dengan obat TBC.

Tabel 3 Matriks Behavior at Risk Group (Environment-Keluarga)

Performance Internal Eksternal


Objective
Kurangnya dukungan dalam menjalani terapi Pandangan agama bahwa anak adalah titipan Tuhan
Peningkatan dukungan dari suami dan Suami dan juga keluarga mendukung penggunaan Pasien mengetahui penggunaan obat kontrasepsi hanya
keluarga yang masih rendah obat kontrasepsi serta membantu mengingatkan bersifat sementara untuk menunda kehamilan. Pasien
mengontrol rutinitas minum obat akan tetap masih bisa hamil lagi apabila masih dalam
usia produktif (sebelum menopause)

16
Tabel 4 Matriks Behavior at Risk Group (Environment-Masyarakat)

Internal Eksternal
Performance
Objective Pemahaman yang keliru tentang minum obat
Keyakinan banyak anak banyak rejeki
kontrasepsi
Perubahan pemahaman dan keyakinan Perubahan pemahaman konsep kehamilan dalam Masyarakat memperoleh akses informasi tentang obat
dalam masyarakat terkait kehamilan masyarakat. kontrasepsi yang tepat dan memadai

17
2.3 DESAIN PROGRAM
Rencana kerja 1:
Membuat tema, komponen, cakupan dan urutan
Minggu ke 1-2 Minggu ke 3-4 Minggu 5-10 Minggu 11-15 Minggu 15+
Untuk tenaga profesional 1: Untuk tenaga profesional 2: Untuk tenaga profesional 3:
Merencanakan rapat Mengadakan rapat dengan Melakukan pelatihan program KB
bersama dengan pejabat fasilitas kesehatan penyedia bagi tenaga profesional penyedia
berwenang terkait regulasi informasi dan terapi KB seperti informasi program KB dan
program “KB reminder” puskesma dan rumah sakit untuk penggunaan aplikasi “KB reminder”
dan aturan yang mengikat sosialisasi “KB reminder”
Membuat rancangan edukasi Untuk komunitas 1: Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 3:
program “KB reminder” yang Menerbitkan artikel pada koran Menerbitkan artikel pada koran yang Menerbitkan artikel pada koran
berada di komunitas terkait mitos-mitos program KB menjelaskan jenis-jenis program KB membahas teori-teori terkait KB, mitos
untuk masyarakat dan sosialisasi dan cara penggunaan “KB reminder” KB dan jenis KB yang dapat diperoleh
penggunaan “KB reminder” secara lengkap dari aplikasi “KB
reminder” sebagai upaya memahamkan
pentingnya KB kepada masyarakat
secara berkelanjutan
Membuat rancangan pelatihan Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 2: Untuk komunitas 2:
program KB bagi tenaga Memasang billboard program KB Memasang billboard program KB yang Memasang billboard program KB yang
profesional penyedia informasi yang berisi mitos-mitos KB untuk berisi mitos-mitos KB untuk edukasi berisi mitos-mitos KB untuk edukasi
dan pemahaman isi dari aplikasi edukasi masyarakat dan terkait masyarakat dan terkait aplikasi “KB masyarakat dan terkait aplikasi “KB
“KB reminder” aplikasi “KB reminder” reminder” reminder”
Untuk komunitas 3: Untuk komunitas 3: Untuk komunitas 3:
Edukasi perorangan di fasilitas Edukasi perorangan di fasilitas Edukasi perorangan di fasilitas
kesehatan dan pemberian brosur serta kesehatan dan pemberian brosur serta kesehatan dan pemberian brosur serta
membantu pasien menggunakan membantu pasien menggunakan membantu pasien menggunakan
aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder”
Untuk komunitas 4: Untuk komunitas 4: Untuk komunitas 4:
Menayangkan iklan di televisi Menayangkan iklan di televisi tentang Menayangkan iklan di televisi tentang
tentang manfaat penggunaan KB dan manfaat penggunaan KB dan mitos- manfaat penggunaan KB dan mitos-
mitos-mitos tentang KB dan mitos tentang KB dan mudahnya mitos tentang KB dan mudahnya
mudahnya pencarian informasi KB pencarian informasi KB melalui pencarian informasi KB melalui
melalui aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder” aplikasi “KB reminder”

18
Rencana kerja 2
Tabel 5 Matriks metode dan aplikasi untuk komunitas

Faktor penentu dan


Metode Aplikasi
tujuan perubahan
Pemahaman cara 1. Verbal persuasive 1. Menjelaskan kepada
penggunaan dan manfaat 2. Media massa (billboard komunitas cara penggunaan
obat kontrasepsi dan koran) obat kontrasepesi yang benar,
melalui penyuluhan di
fasilitas kesehatan
2. Media massa memuat cara
penggunaan obat kontrasepsi
yang benar
3. Penyuluhan dan media massa
mengiklankan aplikasi “KB
reminder” sebagai aplikasi
yang memuat seluruh info
dan kebutuhan untk program
KB masyarakat

Keyakinan mengenai Media massa Media massa (koran, Televisi dan


banyak anak banyak rezeki billboard) secara berkelanjutan
memuat tentang mitos-mitos KB
(termasuk mitos banyak anak
banyak rezeki) dan dampak
ekonomi yang ditimbulkan jika
memiliki anak tanpa kesiapan
mental dan finansial yang baik
dan mengiklankan penggunaan
“KB reminder” sebagai aplikasi
yang mudah untuk mencari
informasi

Dukungan sosial Media massa Media massa (koran, Televisi dan


billboard) secara berulang kali
menayangkan tentang
pemahaman bahwa mengikuti
program KB adalah baik dan
menjadikan program KB sebagai
tren.

19
Kinerja 3
Tabel 6 Matriks dan aplikasi untuk tenaga kesehatan

Faktor penentu dan tujuan


Metode Aplikasi
perubahan
Pengetahuan tentang KB Persuasif Presentasi pada pertemuan
kader – kader kesehatan.
Layanan kesehatan diberi
poster pengetahuan tentang
KB dan pengiklanan aplikasi
“KB reminder”

Pemahaman cara penggunaan Pelatihan Tenaga kesehatan diberi


obat kontrasepsi dan alat pelatihan khusus untuk
kontrasepsi lain serta meningkatkan pemahaman
penggunaan aplikasi “KB tentang penggunaan obat dan
reminder” alat kontrasepsi

Kemampuan melakukan Modeling Pelatihan edukasi program


edukasi terkait KB kepada KB
masyarakat
Hasil yang diharapkan Role Modelling Cerita dari aseptor yang
merasakan manfaat dari KB

Hambatan sistem Umpan Balik Pertemuan dengan


Profesional kesehatan
membahas rencana yang
digunakan untuk
menyelesaikan hambatan
yang terjadi.

20
2.4 PRODUKSI PROGRAM
Refine Program Structure and Organization

Prepare Plans for Program Materials and Task 3: Drafting Messages, Materials, and Protocols

Pre-testing, Refining, and Producing Program Materials

2.5 RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM


Identify Potential Program Users Implementers, Adopters, and Maintainers

State Outcomes and Performance Objectives for Program Use

Construct Matrices of Change Objectives for Program Use and Task 4: Design
Implementation Interventions

2.6 RENCANA EVALUASI PROGRAM


Upaya peningkatan kesadaran pasien menggunakan program aplikasi KB
Reminder perlu dilakukan perencanaan untuk mengevaluasi keberhasilan dari program ini.
kami telah membuat logic model akhir untuk mengevaluasi program ini. perlu diketahui
bahwa tidak semua variabel dalam PRECEDE Logic Model dapat dievaluasi melalui program
ini. Program KB Reminder lebih ditujukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menggunakan obat kontrasepsi. Faktor lingkungan diharapkan dapat mendukung perilaku
pasien untuk mencapai tujuan tersebut. Logic Model akhir sebagai acuan evaluasi program ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

21
Gambar 2 Intervention Logic Model for Evaluation : Behavioral and Environment
Individual Level

Determinants and
Behavioral outcomes:
changes objective :
Pasien menggunakan
Penggunaan obat tidak
Theoritical Methods: Performance objective : pengingat minum obat,
sempurna
Modelling Pasien menggunakan Pasien mengakses
Pengetahuan
Information obat kontrasepsi informasi penggunaan
Keyakinan
Cues to action dengan tepat obat kontrasepsi
Hambatan
Perubahan pemahaman
Usia
pasien tentang
kehamilan

Implementasi aktivitas Health:


program dan materi : Penurunan kejadian
PSAs kelahiran tidak
Billboards diinginkan
Newspaper stories Peningkatan kualitas
Enviromental hidup
Performance objective: outcomes:
Determinants and Dukungan darisuami Dukungan
changes objective: dan keluarga penggunaanobatkontra
Theoritical Methods: Pengetahuan Perubahan pemahaman sepsi
Modelling Keyakinan dan keyakinan dalam Informasi yang
Information Hambatan masyarakat terkait memadai
Cues to action kehamilan Perubahanpemahaman
konsepkehamilan

Environmental Level

22
Evaluasi dari program ini antara lain diharapkan untuk faktor perilaku pasien
yaitu pasien menggunakan pengingat minum obat, pasien mengakses informasi penggunaan
obat kontrasepsi serta terjadi perubahan pemahaman pasien tentang kehamilan. Faktor
lingkungan yaitu memberikan dukungan penggunaan obat kontrasepsi, mengetahui dan dapat
mengakses informasi yang memadai serta terjadi perubahan pemahaman konsep kehamilan.
Untuk status kesehatan maupun kualitas hidup pasien tidak menjadi bahan evaluasi.

Fokus utama yang ingin dilihat apakah dengan bantuan program KB Reminder
ini, apakah pasien menjadi lebih rutin dalam menggunakan obat kontrasepsi karena hal ini
berkaitan dengan kepatuhan. Apabila pasien patuh maka dengan rutin ia akan menggunakan
obat sehingga dapat menunjang keberhasilan program KB. Lingkungan terdekat dari pasien
dalam hal ini kelurga terutama suami menjadi pihak akan memegang peranan penting dalam
mendukung kepatuhan wanita dalam menggunakan obat kontrasepsi.

Program edukasi menggunakan aplikasi merupakan suatu upaya meningkatkan


kesadaran pasien yang sedang menjalani terapi KB untuk menggunakan obat dengan tepat
dan rutin. Aplikasi KB Reminder dinilai dapat membantu pasien yang sering lupa minum obat
karena lupa akibat kesibukan aktivitas hariannya. Dengan perkembangan teknologi yang
semakin modern mendorong pendekatan baru yang harus diambil oleh tenaga kesehatan
untuk mendukung penggunaan obat yang tepat. Hal ini yang menjadi latar belakang
dibuatnya program pengingat waktu minum obat KB menggunakan aplikasi. Aplikasi KB
Reminder selain diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan dalam minum obat KB, program
ini juga menyediakan beragam informasi terkait keamanan dan efektivitas obat kontrasepsi,
cara minum obat kontrasepsi dengan obat-obatan lainnya, alarm waktu minum obat juga
pengingat sisa obat, serta lokasi terdekat tempat layanan kesehatan terdekat yang
menyediakan obat kontrasepsi.

Evaluasi akan dilakukan setelah pasien menerima sdrasi pemberian obat


selama 3 bulan (3 siklus) dan dilaksanakan di tempat pelayanan kesehatan yang menyediakan
obat kontrasepsi (rumah sakit, puskesmas, apotek). Yang melakukan evaluasi yaitu petugas
kesehatan dalam hal ini apoteker menggunakan metode survei. Beberapa poin utama yang
akan ditanyakan dalam survei ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.

23
Variable Evaluation Question Indikator Measure
Effect Evaluation—Behavior of Community
Waktu untuk minum Apakah ketepatan intervensi berdampak Waktu minum KB hari sebelumnya Selisih waktu dari minum pil KB
pil KB pada keberhasilan obat? dengan hari ini pada hari sebelumnya
Effect Evaluation—Keluarga dan Masyarakat
Dukungan dari Apakah keluarga terutama suami selalu Pasien mendapat dukungan dari Jumlah pengingat yang diberikan
keluarga terutama mengingatkan penggunaan pil KB yang lingkungan disekitarnya. dalam harian, mingguan maupun
suami terhadap rutin dan tepat waktu? bulanan.
penggunaan pil KB
Process Evaluation
Keterjangkauan Berapa banyak jumlah pasien yang Pasien yang dapat mengakses Pasien yang menggunakan
memperoleh informasi dari penggunaan aplikasi aplikasi KB Reminder
papan iklan, PSAs dan koran ?
Ketepatan Apakah aplikasi KB Reminder selalu Ketepatan waktu minum obat dan Analisi program daria plikasi
memberikan peringatan mengenai waktu informasi yang akurat.
minum obat dan informasi yang
dibutuhkan oleh pasien?

24
BAB III
KESIMPULAN

Program yang disusun mengikuti enam langkah untuk Pemetaan Intervensi


untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi intervensi berbasis
masyarakat multi-level untuk meningkatkan ketepatan penggunaan obat kontrasepsi.
Perencanaan menggunakan teori, bukti empiris, dan masukan apoteker di tempat pelayanan
yang membantu dalam menentukan setiap langkah perencanaan program. Intervensi yang
dihasilkan ditunjukkanuntuk mengurangi kejadian kelahiran tidak diinginkan dan
meningkatan kualitas hidup. Hal ini merupakan upaya dalam mendukung keberhasilan
program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.

25
DAFTAR PUSTAKA

Trussell J, Aiken ARA, Micks E, Guthrie KA. Efficacy, safety, and personal considerations.
In: Hatcher RA, Nelson AL, Trussell J, Cwiak C, Cason P, Policar MS, Edelman A, Aiken
ARA, Marrazzo J, Kowal D, eds. Contraceptive technology. 21st ed. New York, NY: Ayer
Company Publishers, Inc., 2018.

Polis CB, Bradley SEK, Bankole A, Onda T, Croft T and Singh S. Contraceptive Failure
Rates in the Developing World:An Analysis of Demographic and Health Survey Data in 43
Countries. Guttmacher Institute, 2016.

Diasanti, NP. Kegagalan Kontrasepsi dengan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Pada Wanita Usia Berisiko Tinggi di Indonesia (Analisis Lanjut Data SDKI 2012). FKM UI,
2014.

Winner, Brooke dkk. Effectiveness of Long-Acting Reversible Contraception. The New


England Journal of Medicine. 2012.

Notoadmodjo. Ilmu kesehatan masyarakat. Cet. 3. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Asisah N, Gambaran Faktor Risiko Kegagalan Kontrasepsi Di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi
Makassar Tahun 2016. Universitas Alauddin Makasar, 2016.

26

Anda mungkin juga menyukai