Anda di halaman 1dari 87

2019

.. ….. Pengantar
Penyuluh KB (PKB)/Petugas Lapangan KB
(PLKB) merupakan petugas lini terdepan
dalam program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK). Dalam program keluarga
berencana, PKB/PLKB memiliki peran penting
dalam memberikan Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat
tentang metode kontrasepsi yang
Rasional, Efisien, dan Efektif (REE) yang
sesuai dengan pemenuhan hak-hak
reproduksinya. Selain itu juga memiliki
peran yang sangat penting dalam
pembinaan kesertaan ber KB melalui
pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi
bagi peserta KB aktif, yang diharapkan
menjaga dan meningkatkan kelangsungan
penggunaan alat/obat kontrasepsi yang
dipakai, sehingga penurunan angka
ketidakberlangsungan (drop out)
pemakaian kontrasepsi dapat dicegah.
Dalam pelaksanaan pemantauan peserta KB
pasca pelayanan kontrasepsi, PKB/PLKB
harus memiliki pengetahuan yang cukup
tentang berbagai metode kontrasepsi
yang disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan termasuk informasi
tentang efek samping serta
langkah/anjuran dalam mengatasi efek
ii

Kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga selesainya revisi buku saku ini,
kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember
2018
Direktur Bina
Kesertaan KB
Jalur Pemerintah,

Komari, SH, MH
iii

……… Sambutan

Salah satu keberhasilan program KKBPK


dapat dilihat dari penambahan jumlah
kesertaan ber-KB (additional user) dan
peningkatan jumlah angka kesertaan ber
KB (Contraceptive Prevalence Rate/CPR)
yang dicapai. Indikator ini sangat
dipengaruhi oleh angka keberlangsungan
penggunaan kontrasepsi, pada survei SDKI
2017 menunjukkan adanya peningkatan
angka putus pakai (drop out) dari 27,1
persen pada tahun 2012 menjadi 34 persen.
Oleh karena itu, perlu suatu upaya yang
dilakukan secara berkesinambungan dalam
rangka menurunkan angka
ketidakberlangsungan penggunaan
kontrasepsi.

Upaya yang dilakukan, harus dimulai dari


pra pelayanan melalui pemberian KIE yang
adekuat tentang metode kontrasepsi oleh
PKB/PLKB, pelayanan yang berkualitas oleh
tenaga kesehatan dan bagaimana
melakukan pembinaan terhadap peserta KB
pasca pelayanan kontrasepsi agar tidak
putus pakai (drop out). Dengan kegiatan
pemantauan peserta KB Pasca pelayanan
kontrasepsi yang dilakukan oleh PKB/PLKB
diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan peserta KB
iv

Oleh karena itu petugas KB perlu dibekali


dengan pengetahuan tentang berbagai
pilihan metode kontrasepsi yang terkini
serta keterampilan bagi PKB/PLKB dalam
memberikan KIE/konseling pasca pelayanan
dalam pembinaan peserta KB Aktif, yang
tersusun dalam buku saku. Buku saku ini
merupakan pegangan bagi PKB/PLKB yang
mencakup kegiatan monitoring efek
samping, komplikasi dan kegagalan
kontrasepsi. Diharapkan buku ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi PKB/PLKB
dan menjadi acuan dalam pelaksanaan
pemantauan peserta KB pasca pelayanan
kontrasepsi di wilayah kerjanya masing-
masing.

Jakarta, Desember 2018


Deputi Bidang Keluarga
Berencana
dan Kesehatan Reproduksi

Dr.Ir.Dwi
Listyawardani,M.Sc.,Dip.Com.
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………… i
Sambutan……………………………………………………………………………… iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………….. v
I. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
II. Tujuan…………………………………………………………………………. 4
III. Hasil Yang Diharapkan………………………………………………… 5
IV. Ruang Lingkup…………………………………………………………….. 5
V. Sasaran……………………………………………………………………….. 6
VI. Pokok-Pokok Kegiatan………………………………………………… 7
A. Persiapan…………………………………………………………... 7
B. Pelaksanaan…………………………………………………….... 9
VII. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Pasca
Pelayanan Kontrasepsi……………………………………………….. 16
VIII. Monitoring dan Evaluasi……………………………………………… 22
IX. Penutup………………………………………………………………………. 23

LAMPIRAN :
1. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB Pil………………………………………………………………… 25
2. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB Kondom………………………………………………………. 34
3. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB Suntik………………………………………………………….. 41
4. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB AKDR/IUD……………………………………………………. 50
5. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB Implan……………………………………………………...... 58
6. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta KB Medis Operatif Wanita (MOW)/ Tubektomi… 66
7. Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Dengan
Peserta Kb Medis Operatif Pria (MOP)/ Vasektomi……….. 70
8. Formulir pemantauan peserta KB pasca pelayanan
kontrasepsi…………………………………………………………………… 76
9. Tabel Efek Samping dan Komplikasi Berdasarkan
Metode Kontrasepsi………………………………………………….….. 78
Pemantauan Peserta KB
Pasca Pelayanan Kontrasepsi
Bagi PKB/PLKB
1

1 Latar Belakang
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015
menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18
juta jiwa, angka ini lebih rendah 280.000 jiwa dibandingkan
proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035 yang
memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2015
adalah sebanyak 255,46 juta jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia menurut SUPAS tahun 2015 untuk
periode 2010-2015 sebesar 1,43 persen, sedangkan menurut
Sensus Penduduk pada tahun 2000-2010 sebesar 1,49 persen.

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia


(SDKI), menunjukkan adanya penurunan jumlah anak yang
dimiliki oleh seorang wanita usia 15 – 49 tahun atau Total
Fertility Rate (TFR) yaitu dari 2,6 per wanita selama 2 kurun
waktu survei (2007 dan 2012) menjadi 2,4 anak per wanita
(2017). Begitu juga dengan Kebutuhan KB yang belum
terpenuhi (Unmet Need) yang semula 11,4 persen (2012)
menjadi 10,6 persen (2017) dan Angka Kelahiran Menurut
Umur atau Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun
dari 48 (2012) menjadi 36 (2017). Sementara untuk Angka
Pemakaian Kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate
(CPR) meskipun untuk semua cara meningkat dari 61,9 persen
(2012) menjadi 63,6 persen (2017) namun untuk metode
2

kontrasepsi modern malah mengalami penurunan yang semula


57,9 persen menjadi 57,2 persen, padahal persentase wanita
usia 15-49 tahun yang mengetahui tentang kontrasepsi modern
sebanyak 98 persen. Sebagian besar jenis kontrasepsi modern
yang digunakan adalah kontrasepsi jangka pendek yaitu 74,64
persen yang memiliki tingkat putus pakai (Drop out) yang
cukup tinggi yaitu kontrasepsi Pil sebesar 46,1 persen diikuti
oleh kontrasepsi suntik kombinasi sebesar 27 persen, dan
kondom 26,6 persen. Sedangkan pengguna metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) sebesar 23,36 persen dengan tingkat
putus pakai Intra Uterine Device (IUD) atau Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebesar 9 persen, implan
sebesar 6,4 persen, dan MOW sebesar 0,7 persen.

Berdasarkan kondisi tersebut dapat dilihat bahwa


keberhasilan program KB di satu sisi menggembirakan namun
di sisi lain masih banyak yang harus diperbaiki khususnya
penggunaan kontrasepsi modern dan angka putus pakai yang
masih tinggi. Keberhasilan program KB tidak terlepas dari
pengaruh komposisi dan kompetensi tenaga lini lapangan
petugas penyuluh KB (PKB)/Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) dalam memberikan informasi tentang
kontrasepsi, karena PKB/PLKB memiliki tugas dan fungsi yang
terdapat dalam sepuluh langkah PKB/PLKB yang diantaranya
adalah pemberian KIE dan pembinaan peserta KB. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan pembinaan peserta KB, perlu
dilakukan revisi Buku Saku Pemantauan Peserta KB Pasca
3

Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB yang telah diterbitkan


tahun 2014 yang menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
strategis dan ilmu pengetahuan, dimana buku saku dapat
digunakan bagi PKB/PLKB dalam melakukan Pemantauan
Peserta KB Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB.

Kegiatan pemantauan peserta KB Pasca Pelayanan


merupakan salah satu standar pelayanan yang harus dilakukan
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan KB dan
merupakan salah satu kegiatan dalam Pembinaan Peserta KB
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala pada Nomor
246/PER/E1/2011 tentang Pembinaan Peserta Keluarga
Berencana Aktif. Dengan dilakukannya pemantauan peserta
KB Pasca Pelayanan diharapkan dapat menurunkan tingkat
putus pakai kontrasepsi dan kelangsungan penggunaan
kontrasepsi terjaga sehingga kesertaan ber KB dapat
meningkat.
4

2 Tujuan

Tujuan Umum
Meningkatkan kesertaan ber KB melalui peningkatan
kelangsungan penggunaan kontrasepsi

Tujuan khusus
1. Memandu PKB/PLKB dalam melakukan pemantauan
peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi
2. Meningkatkan keterampilan dan kompetensi teknis
PKB/PLKB dalam melakukan pendampingan dan
pembinaan pada peserta KB sehingga dapat memberikan
informasi kepada peserta KB untuk mengenali risiko
efek samping, komplikasi dan kemungkinan kegagalan
penggunaan kontrasepsi
3. Memberikan acuan bagi Penyuluh KB /PLKB dalam
melakukan pemantauan peserta KB pasca pelayanan
kontrasepsi.
5

3 Hasil Yang
Diharapkan
Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas PKB/PLKB
dalam mencatat dan melaporkan kejadian efek samping,
komplikasi, dan kegagalan penggunaan kontrasepsi.

4 Ruang Lingkup

Pemantauan dilakukan mulai dari lingkup terkecil yaitu


kampung KB, kemudian meningkat di tingkat desa jika
lingkup kecil sudah berjalan baik.
Pemantauan dilakukan kepada semua PUS baik yang ber-
KB maupun tidak ber-KB.
6

5 Sasaran

Sasaran dari buku saku ini adalah PKB/PLKB yang dalam


pelaksanaan kegiatan dapat dibantu oleh Institusi
Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (IMP).
7

6 Pokok – Pokok Kegiatan

A. Persiapan

1. Koordinasi
a. Koordinasi dilakukan secara berjenjang (mulai
dari tingkat pusat, provinsi hingga ke
kabupaten/kota).
b. Menetapkan kesepakatan di berbagai
tingkat/jenjang.
c. Melakukan sosialisasi buku saku pemantauan
peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi bagi
PKB/PLKB di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.
d. Menetapkan waktu pelaksanaan pemantauan.
e. Pengelola KB di tingkat Kabupaten/Kota
melakukan pertemuan koordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas dan
Perwakilan BKKBN Provinsi termasuk
PKB/PLKB. Membahas tentang pelayanan KB
meliputi kesertaan KB, drop out, efek samping,
pendataan keluarga.
8

d. Penyuluh KB/PLKB melakukan pertemuan/rapat


koordinasi pelaksanaan pemantauan pasca
pelayanan kontrasepsi di tingkat Kecamatan dan
desa/kelurahan dengan memanfaatkan forum-
forum pertemuan yang ada dengan melibatkan
IMP, antara lain: rapat koordinasi tingkat
kecamatan, rapat koordinasi tingkat desa/
kelurahan, pertemuan/ sarasehan PPKBD/Sub-
PPKBD, dan lain-lain.

2. Penyiapan Data Dasar


Sebelum melakukan pemantauan peserta KB pasca
pelayanan kontrasepsi, bagian Adpin Kabupaten
perlu menyiapkan data dasar peserta KB yang
bersumber dari hasil pendataan keluarga 2015 dengan
pemutakhiran Basis data keluarga Indonesia (BDKI)
setiap tahun dan hasil pelayanan kontrasepsi dari
fasilitas kesehatan (R/I/KB) pada masing- masing
wilayah binaan PKB/PLKB. Dalam menyiapkan data
dasar PKB/PLKB dapat dibantu oleh IMP.
9

B. Pelaksanaan
PKB/PLKB melakukan kunjungan kepada peserta KB
dan dapat dibantu oleh IMP yang telah diberikan
pengetahuan tentang pelaksanaan pemantauan peserta
KB pasca pelayanan kontrasepsi, dengan memanfaatkan
berbagai kegiatan rutin seperti pada saat Posyandu,
Poktan Tribina, UPPKS, pertemuan informal lainnya
(misalnya arisan, pengajian, senam dan sebagainya)
ataupun dengan kunjungan rumah peserta KB Aktif.

Pelaksanaan pemantauan juga dimaksudkan untuk


melihat dinamika pemakaian kontrasepsi baik yang
mengalami efek samping, putus pakai kontrasepsi,
peserta KB baru, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi
serta kepatuhan penggunaan kontrasepsi.

1. Waktu Pelaksanaan
Pemantauan peserta KB pasca
pelayanan kontrasepsi dapat
dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan rutin PKB/PLKB dan
IMP pada waktu melaksanakan
pembinaan terhadap peserta KB,
atau kunjungan khusus petugas
lapangan terhadap peserta KB
yang teridentifikasi sebagai
peserta KB yang mengalami efek
samping ataupun komplikasi dan
kegagalan.
10

2. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Pemantauan Peserta KB Pasca Pelayanan
kontrasepsi terbagi menjadi :

•Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemakaian
kontrasepsi, mengetahui ada atau tidaknya kejadian efek
samping, komplikasi dan kegagalan pada peserta KB. Jika
ditemukan maka segera ditindaklanjuti sesuai dengan
petunjuk yang telah ditetapkan.
Dalam wawancara pemantauan peserta KB pasca
pelayanan kontrasepsi, penyuluh KB dibantu IMP
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
penggunaan kontrasepsi kepada peserta KB. Jika peserta
KB tidak memberikan jawaban yang benar, petugas
PKB/PLKB dan IMP berkewajiban memberikan penjelasan
kepada peserta KB.

•Pelaksanaan Lapangan
Pada saat pelaksanaan dilakukan pengamatan untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya efek samping,
komplikasi dan kegagalan pada penggunaan semua jenis
kontrasepsi. Untuk Pengamatan kepatuhan peserta KB,
dapat dilakukan pengamatan peserta KB :
11

 MOW, MOP, AKDR dan Implan


Dilihat dari kartu peserta KB (K/I/KB) ataupun
K/IV/KB yang ada di provider.
 Kontrasepsi suntik kombinasi
Dapat dilihat dari kartu peserta KB (K/I/KB) dengan
mengamati waktu kunjungan ulang suntik

 Kontrasepsi Pil Kombinasi

Tanyakan waktu mulai


pertama kali meminum pil
pada kemasan yang diamati,
lalu hitung jumlah pil yang
tersisa. Bandingkan dengan
hari yang seharusnya
peserta KB minum pil

 Kondom,

Dilakukan pengecekan
keadaan fisik kondom
sebelum digunakan, masa
berlaku, dan ketersediaan
kondom.
12

• Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

KIE dianggap perlu dalam meningkatkan kepatuhan


terhadap penggunaan alat dan obat kontrasepsi,
mengenali timbulnya efek samping, komplikasi dan
kegagalan penggunaan kontrasepsi; serta mengetahui
cara penanggulangannya sesuai lampiran yang terdapat
dalam buku saku ini.

3. Cara melakukan pemantauan peserta KB pasca


pelayanan kontrasepsi

Pemantauan peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi


dapat dilakukan oleh Penyuluh KB/PLKB bersama IMP
dengan cara:

a. Tingkat pengetahuan peserta KB, beberapa hal


yang dapat diukur antara lain:

1) Jenis kontrasepsi yang digunakan.


2) Cara kerja atau cara penggunaan kontrasepsi.
3) Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan
kontrasepsi.
13

b. Tingkat kepatuhan peserta KB

Pemantauan peserta KB dalam penggunaan kontrasepsi


termasuk kepatuhannya dalam menggunakan kontrasepsi atau
melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan, sehingga
dalam wawancara petugas lapangan harus memberikan
informasi mengenai penggunaan kontrasepsi dan melakukan
kunjungan ulang. Untuk mengukur kepatuhan tersebut,
petugas lapangan dapat melakukan dengan cara:

1) bertanya kepada peserta KB.


2) melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki
peserta KB.
3) melihat fisik kontrasepsi yang digunakan peserta KB
(khusus pil dan kondom).

c. Kejadian Efek Samping, Komplikasi dan Kegagalan

Pemantauan efek samping, komplikasi dan kegagalan


kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kejadian yang dialami oleh peserta KB KB dalam penggunaan
kontrasepsi. Dalam pemantauan ini selain untuk mengetahui
jenis kejadiannya, petugas lapangan juga memberikan informasi
tentang efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi
kepada peserta KB yang dikunjungi.

Sebagaimana pada umumnya, penggunaan alat dan obat


kontrasepsi dapat menimbulkan risiko terjadinya masalah efek
samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi. Efek samping
adalah perubahan sistem, alat dan fungsi tubuh yang timbul
akibat dari penggunaan alat dan obat kontrasepsi dan tidak
14

berpengaruh serius terhadap peserta KB, sedangkan


komplikasi penggunaan kontrasepsi adalah gangguan kesehatan
yang dialami oleh peserta KB sebagai akibat dari pemakaian
alat dan obat kontrasepsi. Serta kegagalan kontrasepsi adalah
terjadinya kehamilan pada saat menggunakan alat dan obat
kontrasepsi secara benar.

Melalui jawaban peserta KB yang pernah maupun belum


pernah mengalami efek samping, komplikasi maupun kegagalan
akibat kontrasepsi, petugas lapangan harus menanyakan :
1) Pernah atau tidak pernah mendapat penjelasan
tentang kemungkinan akan terjadinya efek samping,
komplikasi dan kegagalan kontrasepsi.
2) Mengetahui atau tidak cara mengatasi keluhan efek
samping, komplikasi dan kegagalan akibat
kontrasepsi.

d. Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom

Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom dimaksudkan


untuk mengetahui kondisi kontrasepsi yang akan digunakan
peserta KB (kemasan, masa kadaluarsa, label dan kondisi
fisiknya). Selain petugas dapat mengetahui secara langsung
keadaan fisik pil dan kondom yang peserta KB gunakan,
petugas dapat sekaligus memberikan pengetahuan kepada
peserta KB tentang kondisi kontrasepsi tersebut.

Sebagai bahan informasi dalam melakukan pemantauan peserta


KB pasca pelayanan kontrasepsi dapat mengacu pada lampiran
a sampai lampiran j. Selain itu, untuk memudahkan
pemantauan bagi IMP/kader dapat mengacu pada tabel efek
samping dan komplikasi berdasarkan metode kontrasepsi
(lampiran i).
15

4. Sumber Pembiayaan

Pembiayaan kegiatan pemantauan


peserta KB pasca pelayanan
kontrasepsi bersumber dari APBN
yang terdapat di provinsi masing-
masing, DAK non fisik, APBD,
Dana Desa atau sumber
pendanaan lainnya.
16

7 Mekanisme Pelaksanaan
Kegiatan Pemantauan
Peserta KB Pasca
Pelayanan Kontrasepsi

Pemantauan peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi


dilaksanakan dengan metode surveilans. Surveilans
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus
tanpa terputus (kontinu), kegiatan dilakukan dengan
mengamati secara terus-menerus mengumpulkan data
secara sistematis, analisis dan interpretasi data mengenai
dinamika pemakaian kontrasepsi pada peserta KB.

Dalam mekanismes pelaksanaan pemantauan peserta KB


pasca pelayanan kontrasepsi beberapa tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Pertemuan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) KB Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas, PKB/PLKB.
Membicarakan program, permasalahan di
lapangan terkait pelayanan KB, hasil pendataan.
17

b. PKB/PLKB melakukan rapat koordinasi dengan


IMP/kader untuk mengumpulkan data dasar
sebagai upaya peningkatan pelayanan KB. Data
dasar yang digunakan adalah hasil pendataan
keluarga (jumlah PUS, kesertaan berKB,
keluhan dan alasan tidak berKB, unmet need
dan lain-lain)
c. Identifikasi data dasar PUS

2. Pelaksanaan dan Pemantauan


Berpedoman pada buku saku pemantauan peserta KB
pasca pelayanan kontrasepsi maka kader dengan
koordinasi PKB/PLKB melakukan pengamatan,
wawancara (masih menggunakan kontrasepsi atau tidak,
ada keluhan atau tidak) dan KIE terhadap WUS, PUS,
baik peserta KB/ bukan peserta KB.

PKB/PLKB berkoordinasi dengan bidan puskesmas atau


bidan penanggungjawab pelayanan KB di faskes
mengumpulkan informasi pencapaian pelayanan KB di
fasilitas kesehatan melalui laporan rutin melalui F/II/KB,
R/I/KB dan R/II/KB setiap bulan.
18

PKB/PLKB bersama kader melakukan pemantauan


melalui kunjungan rumah, pengamatan langsung,
wawancara terhadap Pasangan Usia Subur (PUS)/ Wanita
Usia Subur (WUS) tentang kejadian drop out,
efek samping, kesertaan berKB, komplikasi, kegagalan
kontrasepsi untuk dipantau secara terus-menerus
dengan menggunakan formulir pemantauan peserta KB
pasca pelayanan kontrasepsi (lampiran h)

3. Evaluasi
Hasil pemantauan akan dilakukan analisis sederhana
seperti perubahan kesertaan KB, jumlah peserta KB yang
putus pakai kontrasepsi, jumlah peserta KB yang
mengalami efek samping, komplikasi, dan kegagalan
kontrasepsi. Selain itu, pemantauan peserta KB pasca
pelayanan kontrasepsi juga untuk dapat membandingkan
jumlah kasus komplikasi dan kegagalan kontrasepsi
terhadap peserta KB yang berisiko (population at risk)
pada wilayah binaan PKB/PLKB.

Hasil analisis agar dibuat laporan setiap bulan untuk


menjadi bahan evaluasi program untuk perbaikan di
wilayah binaan, serta laporan dapat disampaikan kepada
OPD KB dan Dinas Kesehatan untuk dibahas pada
pertemuan rutin setiap bulan (evaluasi program).
19

Berdasarkan laporan dan temuan-temuan akan dilakukan


intervensi program, salah satunya melalui KIE. Contoh :
jika terjadi kasus kegagalan di wilayah kerja puskesmas
namun belum terdata maka diinformasikan ke puskesmas
tersebut terkait laporan temuan untuk ditindaklanjuti.
Temuan kasus tersebut dapat menjadi dasar untuk klaim
biaya ayoman komplikasi/kegagalan (lihat buku
penggerakan pelayanan KB serta ayoman komplikasi dan
kegagalan kontrasepsi).
Contoh lain : misal peserta KB mengalami efek samping,
maka PKB/PLKB harus melakukan KIE terkait efek
samping yang dialami.
Pada saat evaluasi, lakukan sinkronisasi dengan data-data
di Puskesmas.
20
21
22

8 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan


pemantauan peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi yang
oleh PKB/PLKB dapat dilakukan secara berjenjang dimulai
dari Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Monitoring dan
evaluasi dapat dilaksanakan secara periodik dengan jangka
waktu tertentu atau sesuai kebutuhan.

Indikator keberhasilan kegiatan pemantauan peserta KB


pasca pelayanan kontrasepsi adalah:
1. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif (PA).
2. Menurunnya jumlah kasus drop out (DO).
3. Menurunnya jumlah kasus komplikasi kontrasepsi.
4. Menurunnya jumlah kasus kegagalan kontrasepsi.
23

9 Penutup

Pembinaan peserta KB aktif (PA) melalui pemantauan


peserta KB pasca pelayanan kontrasepsi yang dilakukan
oleh PKB/PLKB yang dibantu dengan IMP ke peserta KB
dengan dasar hubungan yang baik, dimaksudkan agar
dapat tercipta komunikasi yang efektif dua arah, tanpa
batasan sama sekali. Dengan proses komunikasi tersebut,
melalui kesempatan yang diberikan kepada peserta KB,
diharapkan informasi ataupun permasalahan yang ditemui
peserta KB dapat tersampaikan secara bebas dan terbuka
sehingga diharapkan peserta KB dapat bertambah
pengetahuan, kepatuhan dan mengetahui risiko-risiko efek
samping ataupun komplikasi yang mungkin terjadi serta
penanggulangannya.

Selain meningkatkan pengetahuan, kepatuhan dan risiko-


risiko efek samping ataupun komplikasi yang mungkin
terjadi pada peserta KB, PKB/PLKB dan IMP perlu pula
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya, sehingga
dalam memberikan informasi tentang kontrasepsi kepada
peserta KB dapat dilakukan dengan baik, benar dan jelas.
24

Dengan pelaksanaan kegiatan pemantauan peserta KB


pasca pelayanan kontrasepsi diharapkan angka putus pakai
kontrasepsi dapat diturunkan dan upaya meningkatkan
kesertaan ber KB dapat tercapai.
25

Lampiran 1
26

Cara Melakukan Pemantauan Pasca


Pelayanan Peserta KB PIL
1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB
Tindakan yang harus dilakukan apabila peserta KB
melakukan ketidakpatuhan
KETIDAKPATUHAN TINDAKAN
Lupa 1 atau 2 pil - Segera minum pil yang terlupa
Terlambat - Segera minum pil yang terlupa
memulai kemasan
baru 1-2 hari
• Lupa 3 pil atau - Segera minum pil yang terlupa
lebih pada baris - Gunakan metode kontrasepsi
minggu pertama tambahan* untuk 7 hari berikutnya.
atau kedua; - Bila melakukan hubungan seks
atau dalam 5 hari terakhir maka gunakan
• Terlambat kontrasepsi darurat.
memulai
kemasan baru 3
hari atau lebih
Lupa 3 pil atau - Segera minum pil yang terlupa.
lebih pada minggu - Habiskan seluruh pil hormonal
ketiga dalam kemasan, buang 7 pil non
hormonal pada kemasan 28 pil.
- Mulai kemasan baru pada hari
berikutnya.
- Gunakan metode kontrasepsi
tambahan* untuk 7 hari berikutnya.
- Bila melakukan hubungan seks
dalam 5 hari terakhir maka gunakan
kontrasepsi darurat.
27

Lupa minum pil - Buang pil non hormonal


non hormonal - Mulai kemasan pil baru dan minum
pil seperti biasa.
Muntah atau diare - Jika peserta KB muntah dalam 2 jam
berat setelah minum pil, ia harus minum
pil lain dari kemasannya sesegera
mungkin, kemudian lanjutkan
meminum pil seperti biasa.
- Jika peserta KB muntah atau diare
lebih dari 2 hari, ikuti instruksi untuk
lupa 3 atau lebih pil, seperti di atas.

*Metode kontrasepsi tambahan mencakup kondom pria dan


sanggama terputus. Beri tahu bahwa sanggama terputus
merupakan metode kontrasepsi yang paling tidak efektif. Beri
kondom jika memungkinkan.
28

2. Mengetahui kejadian efek samping


Untuk mengetahui kejadian efek samping pada peserta
KB selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan
dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau
efek samping. Bagi peserta KB yang pernah mengalami
keluhan baik ringan maupun berat, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban
peserta KB relatif benar, antara lain minta pertolongan
kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka peserta KB dianggap mempunyai
kemampuan mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Tindakan yang dilakukan apabila terjadi efek samping:


Efek Samping Cara Penanggulangan/ Anjuran
Haid tidak teratur - Jelaskan bahwa menstruasi yang
atau perdarahan tidak teratur memang sering dialami
pervaginam pada wanita yang menggunakan pil
KB. Hal tersebut tidak berbahaya dan
biasanya berkurang atau berhenti
setelah beberapa bulan pertama
pemakaian.
- Tetap minum pil KB setiap hari pada
jam yang sama.
- Jika kondisi ini terus berlangsung,
pertimbangkan penyebab lain yang
tidak berhubungan dengan
kontrasepsi dan disarankan untuk
berobat ke fasilitas kesehatan.
29

Efek Samping Cara Penanggulangan/ Anjuran


Tidak haid - Lakukan konseling bahwa terkadang
setelah pemakaian kontrasepsi pil,
haid menjadi tidak teratur dan
bahkan tidak haid.
- Jelaskan bahwa darah tidak
mengumpul di dalam tubuhnya.
- Pastikan kontrasepsi pil diminum
setiap hari.
- Pastikan peserta KB tidak hamil.
Sakit kepala biasa - Dapat dipertimbangkan untuk
(bukan migraine) meminum obat penghilang rasa
sakit, namun bila sakit kepala
berlanjut maka konseling untuk
memilih kontrasepsi jenis lain.
Kembung atau rasa - Dianjurkan kontrasepsi Pil diminum
tidak nyaman di menjelang tidur atau setelah makan.
perut - Bila keluhan masih berlanjut segera
mendatangi fasilitas kesehatan
terdekat.
Payudara nyeri - Sarankan menggunakan bra yang
sesuai baik saat aktivitas ataupun
tidur.
- Kompres hangat atau dingin.
30

Efek Samping Cara Penanggulangan/ Anjuran


Perubahan berat - Dijelaskan bahwa gejala bersifat
badan individual.
- Evaluasi pola makan dan konsultasi
gizi bila perlu.
Perubahan hasrat - Lakukan konseling bila keluhan
seksual berlanjut sarankan kunjungi fasilitas
kesehatan terdekat.
Jerawat - Jerawat umumnya timbul
bersamaan dengan penggunaan
kontrasepsi pil.
- Bila peserta KB telah menggunakan
pil kombinasi selama beberapa
bulan dan jerawat tetap ada maka
sarankan untuk dikonsultasikan ke
fasilitas kesehatan.
- Sarankan untuk konsultasi atau
sarankan memilih kontrasepsi
jenis lain.
31

3. Mengamati fisik kontrasepsi Pil


Untuk melakukan pengamatan fisik kontrasepsi, minta
bantuan peserta KB untuk menunjukan Pil KB yang
sedang digunakan. Periksa dengan cermat, sesuai kondisi
sebenarnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat
keadaan fisik pil KB, mengenai sifat zat secara umum yang
meliputi : wujud/rupa (bentuk), warna, rasa dan bau.
Keadaan fisik merupakan petunjuk awal tentang mutu pil,
misalnya apabila ada perubahan warna atau bentuk dan
sebagian hilang, maka harus diganti dengan pil baru atau
menggunakan kontrasepsi pelindung (kondom) dan
pantang berkala. Jika berdasarkan pengamatan ditemukan
Pil KB dalam kondisi yang tidak baik, maka peserta KB
harus diberikan pil yang baru, jika keadaan sebaliknya
maka pil dapat diteruskan.
32

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB, pertanyaan


yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui peserta KB tentang Pil
KB?
1) Jumlah
2) Macam dan jenis Pil KB (Pil Kombinasi
dan Minipil/Progestin Only)
3) Merupakan kontrasepsi hormonal
b. Cara penggunaan Pil KB?
1) Cara mulai minum pil, pada hari pertama
sampai hari ke-7 siklus haid (sangat
dianjurkan penggunaannya pada hari
pertama haid), sehingga dapat dipastikan
peserta KB tidak dalam keadaan hamil
2) Pil diminum setiap hari pada saat yang
sama
3) Pada paket 28 tablet pil, dianjurkan
mulai minum pil non hormonal (placebo)
sesuai dengan hari yang ada pada paket
33

c. Keuntungan dan kekurangan dari penggunaan Pil KB?

1) Keuntungan :
 Metode kontrasepsi yang efektif, bila digunakan
secara teratur
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
 Mudah digunakan
2) Kekurangan :
 Harus diminum setiap hari dan waktu yang sama
 Jika lupa minum akan terjadi resiko kegagalan
 Ada kemungkinan terjadinya perdarahan bercak
 Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)
dan HIV
 Untuk pil kombinasi tidak dianjurkan bagi ibu
menyusui karena mengganggu produksi ASI

Jika peserta KB dapat memberikan jawaban-


jawaban yang relatif benar, maka peserta KB
dianggap memiliki pengetahuan yang baik
34

Lampiran 2
35
Cara Melakukan Pemantauan Pasca
Pelayanan Peserta KB Kondom
1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan
peserta KB dalam menggunakan kondom. Jika peserta KB
relatif menggunakan kondom mengikuti petunjuk dapat
diberikan pujian, namun jika tidak/belum mengikuti
petunjuk, maka berikan penjelasan sebagai berikut:
a. Ingatkan peserta KB bahwa kondom hanya digunakan
sekali pakai
b. Selalu menyiapkan persediaan kondom
c. Kondom dapat digunakan pada saat keadaan istri
dalam masa subur
d. Kondom jangan disimpan di tempat yang panas karena
dapat merusak pelumas dan mudah bocor
e. Jangan mengunakan minyak mineral atau baby oil
untuk pelicin kondom, karena secara tidak langsung
akan menyebabkan kerusakan kondom
2. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian efek samping pada peserta KB
selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat
menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek
samping. Bagi peserta KB yang pernah mengalami keluhan
atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara
mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban peserta KB
relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada
petugas kesehatan atau
36

tempat pelayanan kesehatan, maka peserta KB


dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan
efek samping tersebut.
4. Mengamati fisik kontrasepsi kondom
Untuk melakukan pengamatan fisik kondom, minta
bantuan peserta KB untuk menunjukkan kondom yang
akan digunakan dan periksa dengan cermat kondisi
kondom tersebut.
Pemeriksaan fisik kondom ditujukan untuk melihat apakah
kondom yang akan digunakan peserta KB masih
mengandung minyak pelumas atau tidak, apakah bocor
atau tidak dan apakah sudah kedaluwarsa atau belum.
Jika pada pemeriksaan tersebut ternyata kondom masih
mengandung minyak pelumas, tidak bocor dan belum
kedaluwarsa, maka peserta KB dapat meneruskan
penggunaan kondom persediaannya, namun jika sebaliknya
berikan kondom baru.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping dan


penanganannya serta kelemahannya
37

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping dan


penanganannya serta kelemahannya

Efek Samping Anjuran


Kondom rusak atau - Buang dan ganti kondom baru
diperkirakan bocor
(sebelum
berhubungan)
Kondom bocor atau - Segera konsultasi ke fasilitas
dicurigai ada curahan kesehatan terdekat dalam
di vagina saat waktu 2 x 24 jam
berhubungan
Reaksi alergi - Lakukan konseling awal dan
sarankan segera konsultasi ke
fasilitas kesehatan terdekat
Mengurangi - Lakukan konseling awal dan
kenikmatan segera konsultasi ke fasilitas
hubungan seksual kesehatan terdekat
38

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang kondom?
 Terbuat dari karet (lateks)
 Macam-macam kondom
b. Bagaimana cara menggunakan kondom?
Peserta KB diharapkan dapat menerangkan cara
penggunaan kondom dan fungsinya

5 Langkah Dasar Penggunaan Kondom Pria

No Langkah Hal Penting


Dasar

1 Menggunakan • Cek kemasan kondom. Jangan


kondom baru digunakan jika robek atau
setiap kali rusak. Hindari menggunakan
berhubungan kondom yang sudah melewati
seksual batas kadaluarsa. Hanya
gunakan jika tidak ada kondom
yang lebih baru.
• Buka kemasan dengan hati-
hati. Jangan gunakan kuku,
gigi, atau apapun yang dapat
merusak kondom.
39

No Langkah Hal Penting


Dasar

2 Memasang Untuk perlindungan terbaik,


kondom di pasang kondom sebelum kontak
ujung penis alat kelamin.
yang ereksi
dengan bagian
yang tergulung
di sisi luar
sebelum
kontak fisik
3 Membuka • Gulungan kondom seharusnya
gulungan dapat dibuka dengan mudah.
kondom Membuka paksa akan
sampai dasar membuatnya robek ketika
penis yang digunakan.
ereksi • Jika gulungan kondom tidak
dapat dibuka dengan mudah,
mungkin kondom tersebut
terbalik, rusak, atau sudah
terlalu lama. Buanglah dan
gunakan kondom baru.
• Jika kondom terbalik dan tidak
ada kondom lain yang
tersedia, balik kondom dan
pasang pada penis.
40

No Langkah Hal Penting


Dasar

4 Memegang • Tarik keluar penis.


pinggiran • Lepaskan kondom, hindari
kondom dan semen tertumpah.
tarik penis • Jika berhubungan seksual lagi
ketika masih atau berganti ke aktivitas
ereksi segera seksual yang lain, gunakan
setelah kondom baru.
ejakulasi
5 Membuang Bungkus kondom dalam
kondom bekas kemasannya, dan buang ke
secara aman tempat sampah. Jangan buang ke
toilet, karena akan menyumbat
pipa.

c. Keuntungan dan kekurangan penggunaan kondom?


1)Keuntungan:
 Tidak memerlukan pemeriksaan medis
 Murah dan mudah didapat
 Mencegah ejakulasi dini
 Mencegah penularan IMS
 Dapat digunakan bersamaan dengan kontrasepsi
lainnya
2) Kekurangan :
 Memerlukan persediaan setiap kali berhubungan
seksual
 Dapat menimbulkan iritasi/alergi
41

Lampiran 3
42

Cara Melakukan Pemantauan Pasca


Pelayanan Peserta Kb Kontrasepsi Suntik

1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB


Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat
pengetahuan peserta KB dalam menggunakan suntikan
dan dapat mengetahui rencana suntikan berikutnya.
Pada intinya tingkat kepatuhan peserta KB dapat dinilai
di saat peserta KB dapat mengikuti petunjuk petugas
dokter/bidan jika peserta KB tidak/belum dapat
mengikuti petunjuk maka tanyakan beberapa hal berikut:

a. Berapa lama ibu harus kembali untuk mendapatkan


suntikan ulangan?
b. Apakah ibu melakukan kunjungan/suntikan ulangan
sesuai dengan jadwal? (Jika tidak sesuai jadwal,
tanyakan kapan ibu suntik ulangan?)
c. Apakah dalam mendapatkan suntikan,
provider/bidan selalu menggunakan jarum suntik
yang baru
43

Sebagai bahan KIE, berikan penjelasan sebagai berikut :


a. Peserta KB yang mendapat suntikan 3 bulanan harus
kembali setiap 12 minggu sedangkan untuk suntikan 1
bulan peserta KB dapat kembali setiap 4 minggu
sekali.
b. Memastikan peserta KB untuk datang sesuai jadwal
yang telah ditentukan untuk suntikan ulangan
berikutnya. Namun apabila terdapat suatu kondisi
yang tidak bisa kunjungan ulang sesuai jadwal maka
untuk suntikan KB tiga bulanan peserta KB dapat
datang kembali selambat-lambatnya 4 minggu
keterlambatan dan atau datang kembali secepat-
cepatnya 2 minggu sebelum jadwal. Sedangkan untuk
suntikan satu bulanan kembali secepat-cepatnya 7
hari sebelum jadwal atau selambat-lambatnya 7 hari
setelah jadwal dan tetap mendapatkan suntikan.
c. Jika peserta KB terlambat lebih dari 4 minggu untuk
ulangan suntikan KB tiga bulanan dan lebih dari 7 hari
untuk suntikan KB satu bulanan pastikan peserta KB
tidak hamil dan perlu menggunakan kontrasepsi
tambahan untuk 7 hari pertama setelah suntik.
d. Jelaskan bahwa setiap penyuntikan peserta KB harus
disuntik dengan jarum baru, untuk menghindari
penularan penyakit Hepatitis, IMS dan HIV
44

2. Mengetahui kejadian efek samping


Untuk mengetahui kejadian efek samping pada peserta KB
selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan dapat
menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek
samping. Bagi peserta KB yang pernah mengalami keluhan
atau efek samping, dapat ditanyakan bagaimana cara
mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban peserta KB
relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada
petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan,
maka peserta KB dianggap mempunyai kemampuan
mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping,


komplikasi kontrasepsi suntik kombinasi dan
penanganannya
Efek Samping Anjuran

Haid tidak teratur - Yakinkan klien jika kondisi tersebut


tidak berbahaya dan biasanya akan
berkurang atau berhenti setelah
beberapa bulan pasca pemasangan
- Jika kondisi ini terus
berlangsung,sarankan segera kunjungi
fasilitas kesehatan terdekat
45

Efek Samping Anjuran

Tidak ada haid - Yakinkan peserta KB bahwa sebagian


besar wanita yang menggunakan
suntik KB tiga bulanan berhenti
menstruasi lebih lama, dan hal
tersebut tidak berbahaya.
- Jelaskan bahwa darah tidak
mengumpul di dalam tubuhnya.
Haid yang banyak - Yakinkan peserta KB jika kondisi
dan lama tersebut tidak berbahaya dan
biasanya akan berkurang atau
berhenti setelah beberapa bulan.
- Sarankan untuk memakan makanan
yang mengandung zat besi atau
meminum obat penambah zat besi
untuk mencegah anemia.
- Jika kondisi ini terus berlangsung,
pertimbangkan penyebab lain yang
tidak berhubungan dengan
kontrasepsi dan sarankan segera ke
fasilitas kesehatan terdekat.
Kembung atau - Bila keluhan masih berlanjut segera ke
rasa tidak nyaman fasilitas kesehatan terdekat
di perut
Perubahan berat - Diet dan konsultasi gizi
badan
46

Efek Samping Anjuran

Perubahan hasrat - Berikan dukungan yang


seksual sepantasnya jika perubahan
tersebut mempengaruhi
hubungan dengan pasangan

Nyeri kepala biasa - Sarankan untuk istirahat yang


cukup
- Dapat dipertimbangkan untuk
meminum obat penghilang rasa
nyeri.
47

Komplikasi Tindakan yang Harus Dilakukan

Perdarahan - Rujuk ke fasilitas kesehatan


pervaginam yang terdekat
tidak dapat
dijelaskan
penyebabnya
Curiga kehamilan - Evaluasi kehamilan
- Stop suntikan jika kehamilan
terkonfirmasi
48

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

1. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang kontrasepsi suntik
kombinasi?
 Kontrasepsi hormonal
 Macam-macam kontrasepsi suntik
b. Kapan peserta KB mendapatkan suntikan ulangan?
Peserta KB diharapkan dapat menjelaskan kapan
mendapatkan suntikan ulangan dan dapat
menunjukkan kartu kunjungan ulangan
c. Kelebihan dan kekurangan menggunakan suntikan
KB ?
1) Keuntungan:
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan
istri
 Tidak mempengaruhi produksi ASI, kecuali
suntikan 1 bulan
 Reaksi suntikan sangat cepat (langsung
efektif)
49

2. Kekurangan :
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
 Harus kembali kontrol ke tempat pelayanan untuk
mendapatkan suntikan ulangan
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum
suntikan berikutnya
 Tidak mencegah HIV dan IM S
50

Lampiran 4
51

Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan


PESERTA KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR/IUD) Copper-T

1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB


Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat
pengetahuan peserta KB dalam menggunakan AKDR.
Pada intinya tingkat kepatuhan peserta KB dapat dinilai
saat peserta KB dapat mengikuti petunjuk petugas
dokter/bidan. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan
peserta KB, tanyakan pertanyaan berikut :
a. Apakah ibu melakukan kontrol?
b. Kapan ibu melakukan kontrol pertama?
c. Apakah ibu melakukan kontrol rutin minimal 1
tahun sekali atau jika mengalami keluhan?
d. Apakah ibu melakukan perabaan AKDR/IUD?
e. Apakah ibu mengetahui kapan harus melepas atau
mengganti AKDR?
52

Sebagai bahan KIE berikan penjelasan sebagai berikut :


a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan sesudah haid
pertama atau 3 hingga 6 minggu setelah pemasangan
AKDR, dan setelah 7 atau 40 hari pada pemasangan
pasca persalinan.
b. Kontrol selanjutnya minimal 1 tahun sekali atau bila
ada keluhan-keluhan tentang kemungkinan adanya
infeksi panggul atau perdarahan.
c. Memberikan penjelasan cara memeriksakan AKDR,
dengan cara usahakan agar jari tangan ibu dapat
menjamah benang yang terpasang pada liang
senggama, bila benang teraba artinya AKDR masih
tetap terpasang, jika tidak teraba agar
dikonsultasikan ke dokter/bidan.
d. Peserta KB harus mengingat waktu kembali untuk
melepas atau mengganti AKDR.
53

2. Mengetahui kejadian efek samping


Untuk mengetahui kejadian efek samping pada
peserta KB selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami
keluhan atau efek samping. Bagi peserta KB yang
pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat
ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan atau
efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping,


komplikasi AKDR dan penanganannya
Efek Samping Anjuran
Haid tidak - Yakinkan peserta KB jika kondisi
teratur tersebut tidak berbahaya dan
biasanya akan berkurang atau
berhenti setelah beberapa bulan
pertama penggunaan
- Jika peserta KB masih merasa tidak
nyaman, hubungi fasilitas
kesehatan terdekat
Haid yang - Yakinkan peserta KB jika kondisi
banyak dan tersebut tidak berbahaya dan
lama biasanya akan berkurang atau
berhenti setelah beberapa bulan.
- Sarankan untuk memakan makanan
yang mengandung zat besi atau
meminum obat penambah zat besi
untuk mencegah anemia
54

Efek Samping Anjuran


- Jika peserta KB masih merasa tidak
nyaman, hubungi fasilitas
kesehatan terdekat
Kram dan nyeri - Jelaskan bahwa Kram dan nyeri perut
perut dapat dirasakan hari pertama dan
kedua setelah pemasangan AKDR
- Yakinkan bahwa Kram perut biasa
terjadi dalam 3 sampai 6 bulan setelah
penggunaan AKDR, khususnya saat
haid. Kondisi ini tidak berbahaya.
- Dapat dipertimbangkan untuk
meminum obat pereda nyeri, namun
bila kram atau nyeri perut terus
berlanjut, segera ke fasilitas kesehatan
Anemia (Pucat - Hubungi fasilitas kesehatan terdekat
dan terasa untuk mendapatkan preparat zat besi
lemah) jika dibutuhkan
- Jelaskan pentingnya mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi
Pasangan dapat - Jelaskan jika hal itu kadang memang
merasakan terjadi
benang AKDR - Jika pasangan tetap merasa terganggu,
saat senggama maka dapat hubungi fasilitas
kesehatan terdekat untuk penanganan
lebih baik
55

Komplikasi Tindakan yang harus dilakukan


- Segera rujuk ke fasilitas kesehatan
AKDR keluar
terdekat
- Hubungi fasilitas kesehatan
Benang hilang terdekat Jika benang tidak dapat
ditemukan,
Perdarahan
- Hubungi fasilitas kesehatan
pervaginam yang
terdekat
tidak dapat
dijelaskan
- Jelaskan bahwa kehamilan tetap
bisa terjadi walaupun menggunakan
alat kontrasepsi meskipun jarang
Kehamilan
terjadi.
- Hubungi fasilitas kesehatan
terdekat
56

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

1. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang AKDR?
 Kontrasepsi non hormonal
 Dipasang di dalam rahim
 Dapat dipasang sewaktu-waktu dan atau pasca
persalinan dan pasca keguguran (apabila tidak
terjadi infeksi)
b.Kapan peserta KB harus kontrol dan
melepas/mengganti AKDR yang digunakannya?
 Kontrol ke tempat pelayanan setelah pemasangan 4-
6 minggu
 Kontrol setelah 1 tahun pemasangan
 Melepas AKDR setelah 8 tahun pemakaian
c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan AKDR?
1) Kelebihan:
 Efektif dalam jangka panjang
 Murah dan efisien
57

 Cocok untuk ibu menyusui


 Kesuburan segera kembali setelah AKDR dilepas
 Dapat sekaligus dilakukan Pap Smear
 Tidak ada risiko faktor lupa seperti pada
pemakaian Pil, Kontrasepsi Suntik Kombinasi dan
Kondom

2) Keterbatasan :
 Pemasangan dan pelepasan harus melalui
pemeriksaan dalam
 Peserta KB tidak dapat mencabut sendiri
 Tidak dapat mencegah IMS dan HIV
 Gangguan siklus haid
 Rasa sakit pada beberapa bulan pertama (bersifat
individualis)
58

Lampiran 5
59

Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan


Peserta Kb Implan
1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat
pengetahuan peserta KB dalam menggunakan implant,
waktu control dan mengingat tanggal kembali untuk
melepas atau mengganti implan. Pada intinya tingkat
kepatuhan peserta KB dapat dinilai saat peserta KB
dapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan.
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB,
tanyakan pertanyaan berikut :
a) Kapan ibu kontrol pertama ke tempat pelayanan?
b) Apakah ibu melakukan kontrol ke tempat
pelayanan jika mengalami keluhan?
c) Apakah ibu tahu kapan harus melepas atau
mengganti implan?

PKB/PLKB dan IMP dapat


mengecek kebenarannya dengan
melihat kartu peserta KB (K/I/KB)
yang dimiliki peserta KB, dengan
demikian petugas lapangan akan
mengetahui secara pasti tentang
kepatuhan peserta KB yang
bersangkutan.
60

Sebagai bahan KIE berikan penjelasan sebagai berikut :


a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1
minggu pemasangan implan.
b. Kontrol ke tempat pelayanan bila ada keluhan atau
bila akan dilakukan pencabutan/pemasangan kembali.
c. Memberitahu ke Penyuluh KB/PLKB dan IMP di
tempat asal dan yang di tempat yang baru apabila
pindah alamat.
d. Peserta KB harus mengingat waktu kembali untuk
melepas atau mengganti implan.
61

2. Mengetahui kejadian efek samping

Untuk mengetahui kejadian efek samping pada


peserta KB selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami
keluhan atau efek samping. Bagi peserta KB yang
pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat
ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan
tersebut. Jika jawaban peserta KB relatif benar,
antara lain minta pertolongan kepada petugas
kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka
peserta KB dianggap mempunyai kemampuan
mengatasi keluhan efek samping tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping,


komplikasi implan dan penanganannya

Efek Samping Anjuran


Haid tidak - Yakinkan peserta KB jika kondisi
teratur tersebut tidak berbahaya dan biasanya
akan berkurang atau berhenti setelah
setahun pemasangan
- Jika peserta KB masih merasa tidak
nyaman, ubungi fasiltas kesehatan
terdekat
Tidak ada haid - Pastikan peserta KB tidak dalam
keadaan hamil
- Yakinkan peserta KB jika kondisi ini
tidak berbahaya
- Jelaskan bahwa darah tidak
mengumpul di dalam tubuhnya
62

Efek Samping Anjuran


Haid yang - Yakinkan peserta KB jika kondisi
banyak dan lama tersebut tidak berbahaya dan biasanya
akan berkurang atau berhenti setelah
beberapa bulan
- Sarankan untuk memakan makanan
yang mengandung zat besi atau
meminum obat penambah zat besi
untuk menceah anemia
- Jika kondisi ini terus berlangsung,
pertimbangkan penyebab lain yang
tidak berhubungan dengan kontrasepsi
dan sarankan segera ke fasiltas
kesehatan terdekat
Nyeri kepala - Sarankan untuk istirahat yang cukup
biasa (non - Dapat dipertimbangkan untuk
migrain) meminum obat penghilang rasa nyeri.
Nyeri perut - Sarankan Hubungi fasilitas kesehatan
terdekat
Jerawat - Bila peserta KB merasa tidak nyaman,
dapat ke fasilitas kesehatan terdekat.
Perubahan - Diet dan konsultasi gizi
berat badan
Nyeri payudara - Sarankan menggunakan bra yang
sesuai baik saat aktivitas ataupun
tidur
Kompres panas atau dingin
Perubahan - Lakukan konseling bila keluhan
hasrat seksual berlanjut sarankan kunjungi fasilitas
kesehatan terdekat.
Nyeri setelah - Cek balutan pada lengan apakah
pemasangan terlalu ketat
atau - Hubungi fasilitas kesehatan terdekat
pencabutan
63

Komplikasi Tindakan yang harus dilakukan

Infeksi pada
tempat insersi - Hubungi fasiltas kesehatan terdekat
(pemasangan)
Ekspulsi (Implan - Hubungi fasiltas kesehatan terdekat
keluar ) untuk mengganti implan

- Lakukan pemantauan untuk penilaian


gejala lain
- Klien dapat terus menggunakan implan
Nyeri hebat di
selama penilaian
perut bawah - Tidak ada pengobatan khusus, dan
biasanya menghilang dengan sendirinya
- Jika tidak ada perubahan hubungi
fasilitas kesehatan terdekat.
Sakit kepala hebat
- hubungi fasilitas kesehatan terdekat.
(migrain)
64

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

1. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
A. Apa yang diketahui tentang implan?
• Kontrasepsi hormonal
• Macam-macam implan
B. Kapan peserta KB harus kontrol dan
mencabut/mengganti implan yang digunakan?
• Kontrol setelah 1 minggu pemasangan
• Kontrol setiap 1 tahun sekali atau bila ada
keluhan
• Melepas implan setelah 3 tahun pemasangan
C. Keuntungan dan kekurangan menggunakan implan?
1) Keuntungan:
 Efektif dalam jangka panjang
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami
dan istri
 Pengembalian tingkat kesuburan relatif
cepat setelah pencabutan
65

2) Keterbatasan :
• Kemungkinan mengalami perubahan siklus haid
• Dapat mempengaruhi penurunan maupun kenaikan
berat badan
• Perlu pembedahan kecil pada waktu pemasangan
dan pencabutan
• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
66

Lampiran 6
67

Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan


Peserta Kb Kb Medis Operasi Wanita
(Mow)/Tubektomi
1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat
pengetahuan peserta KB dalam kontrol ulang setelah
tindakan MOW. Pada intinya tingkat kepatuhan
peserta KB dapat dinilai saat peserta KB dapat
mengikuti petunjuk petugas medis. Untuk mengetahui
tingkat kepatuhan peserta KB, tanyakan kepada
peserta KB :
a. Kapan ibu melakukan kontrol pertama?
b. Apakah ibu datang ke tempat pelayanan jika
mengalami keluhan?

Sebagai bahan KIE berikan penjelasan sebagai berikut :


a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2
minggu pasca tindakan MOW
b. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan

2. Mengetahui kejadian efek samping


Tidak ada efek samping pada peserta KB MOW, yang
terjadi adalah komplikasi utamanya disebabkan karena
tindakan bedah yang dilakukan.
68

Untuk mengetahui kejadian komplikasi pada peserta


KB selama menggunakan kontrasepsi, petugas lapangan
dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan.
Bagi peserta KB yang pernah mengalami keluhan, dapat
ditanyakan bagaimana cara mengatasi keluhan
tersebut. Jika jawaban peserta KB relatif benar,
antara lain minta pertolongan kepada petugas
kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan, maka
peserta KB dianggap mempunyai kemampuan mengatasi
keluhan tersebut.

Pemahaman kemungkinan kejadian komplikasi tubektomi


dan penanganannya
Komplikasi Penanganan
Infeksi pada luka - Segera rujuk fasilitas kesehatan
operasi terdekat
Demam pasca operasi - Hubungi fasiltas kesehatan
terdekat

Hematoma/perdarahan - Kompres dengan air hangat dan


bawah kulit/memar lembab
Perut kembung - Hubungi fasiltas kesehatan
terdekat
Nyeri pada lokasi - Hubungi fasiltas kesehatan
pembedahan terdekat

Perdarahan luka - Hubungi fasiltas kesehatan


operasi terdekat
69

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

1. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang MOW?
 Kontrasepsi jangka panjang
 Dilakukan oleh tenaga ahli di Rumah Sakit
b. Kapan peserta KB harus kontrol ?
 1-2 minggu setelah tindakan
 Saat ada keluhan
c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOW?
Keuntungan:
 Merupakan kontrasepsi jangka panjang
 Dapat dilakukan segera setelah melahirkan atau
kapanpun juga
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan
istri
 Haid tetap terjadi tiap bulannya
 Tidak mempengaruhi penurunan maupun
kenaikan berat badan
Keterbatasan :
• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah
tindakan (individualis)
• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
• Hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit
70

Lampiran 7
71

Cara Melakukan Pemantauan Pasca


Pelayanan Peserta Kb Medis Operasi Pria
(Mop)/Vasektomi

1. Mengetahui tingkat kepatuhan peserta KB

Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat


pengetahuan peserta KB dalam kontrol ulang setelah
tindakan MOP. Pada intinya tingkat kepatuhan peserta
KB dapat dinilai saat peserta KB dapat mengikuti
petunjuk petugas dokter. Untuk mengetahui tingkat
kepatuhan, tanyakan kepada peserta KB :
a. Kapan ibu melakukan kontrol pertama?
b. Apakah ibu datang ke tempat pelayanan jika
mengalami keluhan?

Sebagai bahan KIE berikan penjelasan sebagai berikut :


a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2
minggu pasca tindakan MOP
b. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan
72

2. Mengetahui kejadian efek samping

Tidak ada efek samping pada peserta KB MOP, yang


terjadi adalah komplikasi utamanya disebabkan karena
tindakan bedah yang dilakukan. Untuk mengetahui
kejadian komplikasi pada peserta KB selama menggunakan
kontrasepsi, petugas lapangan dapat menanyakan apakah
pernah mengalami keluhan. Bagi peserta KB yang pernah
mengalami keluhan, dapat ditanyakan bagaimana cara
mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban peserta KB
relatif benar, antara lain minta pertolongan kepada
petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan,
maka peserta KB dianggap mempunyai kemampuan
mengatasi keluhan tersebut.
73

Pemahaman kemungkinan kejadian, komplikasi vasektomi


dan penanganannya

‘Komplikasi Tindakan Yang harus dilakukan


Perdarahan atau Yakinkan peserta KB bahwa perdarahan
pembekuan darah (sedikit) dan sedikit pembekuan darah
setelah tindakan tanpa infeksi biasanya hilang dalam
beberapa minggu tanpa pengobatan.
Namun bila perdarahan banyak segera ke
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut

Infeksi pada lokasi Segera rujuk fasilitas kesehatan terdekat.


tindakan

Abses (terdapat Segera rujuk fasilitas kesehatan terdekat.


nanah pada lokasi
tindakan)

Nyeri pada lokasi - Disarankan untuk menggunakan pakaian


tindakan dalam yang dapat menyangga skrotum
(buah zakar)
- Dikompres/direndam dengan air hangat.
- Dapat dipertimbangkan untuk minum
obat penghilang rasa nyeri.
- Bila nyeri menetap dan tidak dapat
ditoleransi, segera rujuk fasilitas
kesehatan terdekat.
74

Bahan KIE untuk PKB/PLKB

1. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta KB,


pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang MOP?
• Kontrasepsi jangka panjang untuk pria
• Dilakukan oleh tenaga terlatih
• Bukan dikebiri
b. Kapan peserta KB harus kontrol?
• 1-2 minggu setelah tindakan
• Saat ada keluhan
c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOP?

Keuntungan:
• Merupakan kontrasepsi jangka panjang
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan
istri
• Tidak mengganggu libido, ereksi dan ejakulasi
75

Keterbatasan :
• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah
tindakan (individualis) Baru mencapai
hasil optimal setelah 3 bulan (20 kali ejakulasi),
sehingga pasangan harus menggunakan metode
kontrasepsi lain bila akan berhubungan suami
istri (kondom)
• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
• Perlu dilakukan analisa sperma untuk
memastikan keefektifannya setelah 3 bulan
atau setelah 20 kali ejakulasi
Penyusun Buku Saku Pemantauan Peserta KB Pasca
Pelayanan Kontrasepsi Bagi Penyuluh KB/PLKB Edisi
Tahun 2018

Tim Operasional:
1. dr. Fajar Firdawati (DITJALPEM)
2. dr. Noer Aziza (DITJALPEM)
3. Asdhi Yanuar, S.Pd, M.Kessos (DITJALPEM)
4. Annisa Mustikawati, SKM (DITJALPEM)
5. Ahmad Faisal, SKM (DITJALPEM)
6. Drs. T.Y. Prihyugiarto, MSPH (PUSNA)
7. Drs. Hadriah Oesman, MS (PUSNA)
8. Juli Yanto, S.Sos. (DITLAPTIK)
9. I Made Yudhistira D, M.Psi. (BINLAP)
10. PLKB dan Kader KB Kota Bengkulu & Kab. Seluma

Tim Peneliti:
1. dr. Diah Puspita Sari, M.S (PUSNA)
2. Mario Ekoriano, S.Si (PUSNA)
3. Margareth Maya, SE (PUSNA)
4. Desy Nuri FN, S.Si., MAPS (PUSNA)
5. Sari Kistiana, SIP, MAPS (PUSNA)
6. Aditya Rahmadhony, SH, MH (PUSNA)

Editor :
Komari, SH, MH
Lampiran 8

6
7
7
7
Lampiran 9. Tabel Efek Samping dan Komplikasi Berdasarkan Metode Kontrasepsi

Kontrasepsi Pil Kondom Kontrasepsi Suntik AKDR/IUD Susuk/Implan MOW/TUBEKTOMI MOP/ VASEKTOMI

Kondom rusak
Haid tidak teratur
atau dicurigai
Efek samping atau perdarahan Haid tidak teratur Haid tidak teratur Haid tidak teratur
bocor (sebelum
pervaginam
berhubungan)

Kondom bocor
atau dicurigai
Amenorhoe (tidak
Tidak haid ada curahan di Haid yang banyak dan lamaTidak ada haid
datang haid)
vagina saat
berhubungan
7
8
Sakit kepala biasa Haid yang banyak dan Haid yang banyak dan
Reaksi alergi Kram dan nyeri perut
(bukan migraine) lama lama

Mengurangi
Kembung atau rasa
kenikmatan Kembung atau rasa Anemia (pucat dan terasa Nyeri kepala biasa (non
tidak nyaman di
hubungan tidak nyaman di perut lemah) migrain)
perut
seksual

Pasangan dapat
Payudara nyeri Perubahan berat badan merasakan benang AKDR Nyeri perut
saat senggama

Perubahan berat Perubahan hasrat


Jerawat
badan seksual

Perubahan hasrat
Nyeri kepala biasa Perubahan berat badan
seksual

Jerawat Nyeri payudara


Perubahan hasrat seksual

Nyeri setelah pemasangan


atau pencabutan

Perdarahan pervaginam Perdarahan atau


Infeksi pada tempat insersi Infeksi pada luka
Komplikasi yang tidak dapat AKDR keluar pembekuan darah
(pemasangan) operasi
dijelaskan penyebabnya setelah tindakan

Benang AKDR hilang (tidak


Infeksi pada lokasi
Curiga kehamilan teraba), kemungkinan Ekspulsi (implan keluar) Demam pasca operasi
tindakan
translokasi

Hematoma/
Nyeri hebat di perut Nyeri hebat di perut Abses (terdapat nanah
perdarahan bawah
bawah bawah pada lokasi tindakan)
kulit/memar

Perdarahan pervaginam
Sakit kepala hebat Nyeri pada lokasi
yang tidak dapat dijelaskan Perut kembung
(migrain) tindakan
penyebabnya

Nyeri pada lokasi


Curiga kehamilan
pembedahan

Perdarahan luka
operasi

Anda mungkin juga menyukai