Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE DI PRAKTEK


BIDAN MANDIRI(PMB) REZA TRIAN SARI DI KOTA JAMBI TAHUIN 2022
Nurjanah
(Universitas Aisyiyah)
No. Hp/WA : ...............................
Abstrak
Continuity of Care (CoC) merupakan pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang
terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Berdasarkan wawancara dengan salah
satu petugas bidan di PMB Reza Trian Sari Kota Jambi mengatakan salah satu penghambat
berjalannya Implementasi Asuhan Kebidanan Continuity of Care ini dari kesiapan Sumber
Daya Manusianya sendiri. Karena ada yang kurang mengetahui tentang Implementasi
Asuhan Kebidanan Continuity of Care. Mengetahui pelaksanaan pelayanan Continuity of
Care berdasarkan unsur SDM, cara/ SOP dan sarana dan prasarana. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan narasumber 3 bidan dan 2
ibu hamil. Pengambilan data dengan melakukan wawancara, observasi dan telaah
dokumen. Dengan hasil analisis dalam bentuk narasi. Pelaksanaan CoC berdasarkan SDM
sudah terpenuhi sudah memiliki STR dan SIPB. SDM juga melayani dengan baik,
bekerjasama dengan mitra jika pasien perlu dirujuk. Hanya saja ada beberapa petugas tahu
tapi tidak begitu memahami apa itu CoC. Metode (Prosedur Kerja) yang digunakan
menggunakan SOP yang dibuat oleh organisasi IBI. Sarana dan Prasarana sudah
mencukupi seperti petugas kebidanan menggunakan APD lengkap. Serta peralatan
pemeriksaan kehamilan dan persalinan sudah sangat lengkap. Beberapa petugas ada yang
belum begitu memahami apa itu CoC Sebaiknya tenaga kebidanan lebih banyak mengikuti
seminar atau pelatihan pelatihan tentang asuhan implementasi CoC. SOP di PMB
menggunakan SOP terdahulu dari IBI dan lebih baik membuat acuan SOP tersendiri tapi
tetap mengacu pada permenkes dan organisasi IBI.

Kata Kunci : Continuity of Care, SDM, SOP

Abstract
Continuity of Care (CoC) is achieved through consistency in the care given by midwives to
female patients. It is necessary to evaluate CoC implementation at independent midwifery
practices to see the achieved goals starting from the phase of pregnancy, childbirth,
postpartum, new-born, and family planning. An interview with one of the midwives at the
Independent Midwifery Practice (PMB) of Reza Trian Sari in the city of Jambi reveals that
among the obstacles of Midwifery Continuity of Care implementation is the readiness of the
human resources. It is because many are uninformed on the implementation, Standard
Operating Procedure (SOP), and facilities of CoC.This research applied descriptive
qualitative method involving 3 midwives and 2 pregnant mothers. The data were collected
through interview, observation, and document analysis. The analysis result was presented in
the form of narrative report.The findings show that the midwives hold the required
documents, i.e., Registration Certificate (STR) and Midwife License (SIPB). Additionally, the
clinic has adequate facilities; for instance, the midwives wear personal protective equipment
(APD) at work.It is suggested that the uninformed midwives join seminars or trainings on
Midwifery Continuity of Care to better understand its implementation. Further, it is important
to create a separate CoC SOP referring to the regulations of Ministry of Health and
Indonesian Midwives Association.

Keywords: Continuity of Care, Human Resources, SOP

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 1


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari pada tahun 2017 sekitar 810
wanita meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang dari 94% diantaranya terdapat
di negara berkembang. (WHO, 2019). Tahun 2018 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan. (UNICEF
2019).
Tahun 2019 angka kematian ibu di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan
pada tahun 2018. Indonesia AKI sebesar 346 per 100.000 penduduk dan AKB 24 per
100.000 penduduk. Hasil dari Rapat Kerja Nasional 2019 sasaran AKI di Indonesia
sebanyak 306 per 100.000 dan pada AKB ditargetkan mencapai 17 per 100.000 penduduk.
Sedangkan pada tahun 2017 Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2017 jumlah angka kematian ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan
kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab langsung kematian ibu (AKI) yaitu disebabkan
preeklamsia dan perdarahan. Angka kematian bayi (AKB) terdapat 24 per 1.000 kelahiran
hidup dengan kasus sebesar 151.200 kasus disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (BBLR)
dan asfiksia (Kemenkes, 2019).
Angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2020 adalah 62 kasus dengan jumlah
kelahiran hidup 64.365, jika di proyeksikan angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2020
adalah 96/100.000 kelahiran hidup, selama tujuh tahun terakhir, konversi AKI mengalami
kenaikan dan penurunan, walaupun angka kematian ini jauh dibawah angka nasional yaitu
305/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kota Jambi sebanyak 3 kasus pada
tahun 2020, hasil laporan fasilitas kesehatan pada tahun 2020 jumlah kematian neonatal di
Provinsi Jambi sebanyak 462, kematian bayi sebanyak 353, dan jumlah kematian balita
sebanyak 360. Jumlah kematian neonatal di Kota Jambi sebanyak 10, kematian bayi
sebanyak 16, dan jumlah kematian balita sebanyak 17. (Profil Kesehatan Provinsi Jambi,
2020).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2020, jumlah angka
kematian ibu (AKI) yang dilaporkan 3 per 64.365 kelahiran hidup, jumlah angka kematian
bayi (AKB) 16 per 64.365 ALH. Kunjungan K1 sebanyak 102,69 ibu hamil, K4 sebanyak 87,4
ibu hamil. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan 100,1. Cakupan kunjungan neonatal
kunjugan KN 1 99,43. Perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan 2,460 ibu hamil.
Proporsi peserta KB aktif di Provinsi Jambi mencapai 83,32. Di Kota Jambi sebanayk 90,86.
Proporsi peserta KB pasca persalinan di Kota Jambi sebanyak 44,13 (Profil Kesehatan Kota
Jambi, 2020)
Berdasarkan data sekunder yang didapat dari Praktek Mandiri Bidan (PMB) Reza
Trian Sari Kota Jambi pada tahun 2021 dari bulan januari sampai bulan desember, kunjugan

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 2


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

ANC sebanyak 357 ibu hamil. Jumlah persalinan di PMB tersebut sebanyak 190 persalinan.
Ibu bersalin yang harus dirujuk sebanyak 17 orang dengan indikasi partus lama dan gagal
induksi. Ibu bersalin dengan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 39 orang, dari 190 ibu
bersalin 5 bayi tidak dilakukan IMD karena BBLR. Data dari PMB ibu pascapersalinan yang
menggunakan metode KB sebanyak 468 orang, KB IUD 7 orang, KB Pil 6 orang, KB Suntik
454 orang, KB Implant 1 orang.
Data pada tahun 2022 dari bulan Januari sampai bulan mei, kunjugan ANC sebanyak
107 ibu hamil. Jumlah persalinan di PMB tersebut sebanyak 68 persalinan. Ibu bersalin yang
harus dirujuk sebanyak 5 orang dengan indikasi partus lama dan gagal induksi. Ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 20 orang. Dari 68 ibu bersalin 1 bayi tidak
dilakukan IMD karena BBLR. Data dari PMB ibu pascaprsalinan yang menggunakan metode
KB sebanyak 126 orang, KB IUD 2 orang, KB Pil 6 orang, KB Suntik 115 orang, KB Implant
3 orang. Berdasarkan persoalan diatas salah satu solusi yang dapat diberikan berupa
asuhan kebidanan berbasis Continuity of Care.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan
studi kasus (case study) (Meleong, 2015).
Informan pada penelitian ini adalah bidan di PMB Reza Trian Sari sebanyak 3 orang dan ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan di PMB Reza Trian Sari sebanyak 2 orang. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara, tape recorder, kamera dan
buku catatan Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara
kepada informan. Pedoman wawancara dirancang untuk mempermudah peneliti dalam
memperoleh informasi dari bidan dan ibu hamil yang melakukan pelayanan asuhan
kebidana Continuity Of Care (CoC) (Sugiyono, 2018).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik observasi,
wawancara yang mendalam dan studi dokumentasi. Proses analisis tema pada penelitian ini
dilakukan secara manual, diawali dengan wawancara terhadap informan. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Data yang
sudah diperoleh kemudian dilakukan analisis data melalui reduksi data. Setelah data di
reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data (penyajian data) dan langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan.

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 3


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

HASIL PENELITIAN
Penerapan SDM dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan Kebidanan Continuity of
Care
Berdasarkan wawancara dengan tiga informan dikatakan SDM sudah mencukupi
karena pada ANC sudah melaksanakan 10 T dan petugas kebidanan memiliki STR dan
SIPB serta telah mengikuti pelatihan dengan standar terbaru. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan sebagai berikut:

“Setiap bidan sudah memiliki STR yang aktif dan sudah punya SIPB masing-masing,
karena ini sebagai syarat juga untuk melakukan praktek kebidanan. Dalam hal
pemeriksaan ANC selalu menerapkan 10 T. Setelah ibu melakukan pemeriksaan
didapatkan hasil diagnosa yang bisa kita tindak lanjuti dengan tindakan kita sendiri atau
harus di rujuk ke dokter SPoG atau ke pelayanan Kesehatan lain yang lebih lengkap”
(IU1)

“Sejauh ini sudah mencukupi tenaga kesehatannya dan kendala kendalnya masih bisa
diatasi sejauh ini dalam penerapan ANC kami menggunakan dopler.” (IU2)

“Sudah cukup dan sudah memenuhi standar karena bidan-bidan ini selalu mengikuti
standar pelatihan yang terbaru, jadi sumber daya manusianya sudah baik. ANC seperti
menggunakan 10 T. Tindakan dari pemeriksaan kita berkelanjutan ke mana atau tetap
kita beri tindakan jika wewenang kita” (IU3)

Penerapan Sarana dan Prasarana dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan


Kebidanan Continuity of Care
Berdasarkan hasil pernyataan informan utama dan pendukung mengenai sarana dan
prasarana sudah memadai dan cukup bagus. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan
sebagai berikut:

“Alat yang digunakan tentu saja berdasarkan asuhan yang diberikan, misalnya
untuk asuhan persalinan seperti partus set, untuk pemeriksaan kehamilan seperti
dopler, pita centimeter, timbangan dan yang lainnya. Begitu juga dengan BBL
seperti alat penghisap lendir dan untuk kegawatdaruratan kami ada alat
resusitasinya dan juga bidannya sudah mengikuti dan mampu melakukan
resusitasi” (IU3)

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 4


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

“Menurut saya tempatnya sangat rapi dan bersih, seperti tata alat dan ruangan
sangat rapi, jadi saya melakukan pemeriksaannya jadi nyaman. Alatnya
tensimeter, timbangan, meteran untuk mengukur tinggi badan dan lengan serta
untuk mendengar jantung bayi.” (IP1)

Penerapan Metode (Prosedur Kerja) dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan


Kebidanan Continuity of Care

Metode (Prosedur Kerja) dalam pelaksanaan pelaksanaan Implementasi Asuhan


Kebidanan Continuity of Care Di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Reza Trian Sari Di Kota
Jambi sudah sesuai dengan SOP yang ada, dibuktikan dengan pernyataan informan dari
hasil penelitian mengenai metode yang dijabarkan di bawah ini:

“Untuk SOP nya tidak ada yang khusus kami hanya mengikuti standar yang berlaku
SOP atau langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada langkah kebidanan
seperti langkah varney dan pengisian dokumentasinya SOAP. Mengikuti saja
arahan dari organisasi kebidan mengenai standar-standar yang berlaku.” (IU3)

“Mulai dari pertama kali datang ibunya menanyakan data saya setelah itu di tensi,
ukur tinggi badan, timbang berat badan, lingkar lengan, setelah itu saya disuruh
baring untuk melakukan pemeriksaan di perut saya yaitu bagian untuk mengetahui
letak punggungnya begitu yang saya tahu bu. Bidan nya ramah dan saya akan
datang kembali untuk kontrol. Kalaupun ganti misalnya hari ini saya sama ibu Reza
besok kontrol dapatnya sama ibu bidan yang tidak pakai jilbab tidak apa apa. Saya
sering melakukan konsultasi lewat Whatsapp kepada ibu bidan yang punya klinik
untuk meminta saran atau ada keluhan” (IP1)

PEMBAHASAN
Penerapan SDM dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan Kebidanan Continuity of
Care
Berdasarkan hasil penelitian pemberian pelayanan asuhan kebidanan dengan
menerapkan prinsip CoC harus memperhatikan SDM yang professional yaitu tenaga yang
terlatih dan tersertifikat hal ini ditunjukkan bahwa seluruh bidan yang memberikan pelayanan
di PMB Reza Trian Sari telah memiliki STR selain itu juga secara periodik melakukan
pelatihan antara lain workshop, seminar, pelatihan klinis dan midwifery update.

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 5


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

CoC merupakan asuhan pelayanan kebidanan yang memeperhatikan auhan


kebidanan secara holistic membangun hubungan saling percaya dan meningkatkan
kesejahteraan, hal ini juga telah dilakukan oleh bidan di PMB Reza Trian Sari. Pada hasil
data penelitian didapatkan hasil wawancara dari informan pendukung yang telah
mendapatkan pelayanan seperti dilakukan pengkajian data secara objektif dan subjektif,
perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evalusai
dan pencatatan asuhan kebidanan.
Selain itu pelayanan holistik yang dilakukan bidan sudah melakukan penerapan ANC
sesuai dengan Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal yaitu
pelaksanaan pemeriksaan ANC dengan 10 T yaitu timbang berat badan dan tinggi badan,
tekanan darah, nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pengukuran tinggi fundus
uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (djj), pemberian imunisasi TT
(bila diperlukan), pemberian tablet tambah darah (tablet fe), tes laboratorium, konseling/
penjelasan dan tata laksana kasus .

Penerapan Sarana dan Prasarana dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan


Kebidanan Continuity of Care
Berdasarkan hasil observasi penelitian dapat disimpulkan bahwa Sarana dan
Prasarana sudah mencukupi seperti petugas kebidanan menggunakan APD lengkap seperti
handscoon, googles, shoe cover, penutup kepala, masker n-95 dan apron/gown dan ada
empat tempat tidur, dua kamar rawat inap, dua kamar mandi, meja pendaftaran, ruang
persalinan, ruang pemeriksaan dan konsultasi, serta peralatan pemeriksaan kehamilan dan
persalinan sudah sangat lengkap. Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan
seperti Timbang berat badan dan pengukur tinggi badan digunakan untuk melihat apakah
tinggi badan ibu cukup atau tidak. Jika, tinggi badan <145cm, maka faktor risiko panggul
sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.
Penimbangan berat badan dilakukan untuk melihat normalnya kenaikan dan
penurunan BB ibu hamil yaitu antara 6,5 kg sampai 16 kg. Tensi meter digunakan untuk
melihat tekanan darah ibu normal atau tidak dengan ukuran normal 120/80 mmHg dan besar
atau sama dengan 140/90 mmHg untuk mendeteksi ada faktor resiko hipertensi (tekanan
darah tinggi) dalam kehamilan dan apabila turun di bawah normal diperkirakan kearah
anemia. Pita Lila digunakan untuk menilai status gizi ibu jika < 23,5 cm menunjukkan ibu
hamil menderita kurang energi kronis (ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
Metline untuk mengukuran Tinggi Fundus Uteri berguna untuk melihat pertumbuhan
janin apakah sesuai dengan usia kehamilan. Dopler untuk mendengar dan menentukan
Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ). Apabila trimester III bagian bawah janin

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 6


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

bukan kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160
kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin segera rujuk. Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti bahwa sarana dan prasarana yang ada di PMB Reza Trian Sari
dilakukan secara konsisten setiap melakukan tindakan pelayana ANC.

Penerapan Metode (Prosedur Kerja) dalam pelaksanaan Implementasi Asuhan


Kebidanan Continuity of Care

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Metode (Prosedur Kerja)


SOP pelaksanaan pelayana pemeriksaan ANC dengan 10T sudah sesuai dengan
permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal dan sudah
diterapkanakan tetapi standar terkait penerapan SOP 10T belum terdokumentasi dan
tervalidasi sehingga untuk monitoringnya tidak dapat dilakukan secara terukur. Metode atau
sistem kerja petugas kebidanan bekerja dengan dua shift, untuk sistem shift disini jika
pasien melakukan kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan (ANC) bidan menjadwalkan
kunjungan ulang ditanggal saat bidan masuk ke shift berikutnya.
Jikapun berhalangan bidan yang melakukan pemeriksaan tidak dapat hadir bisa
digantikan dengan bidan yang lain dengan catatan bidan melakukan tindakan selanjutnya
sesuai dengan hasil buku riwayat pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan oleh bidan lain.
Asuhan kebidanan kehamilan CoC yang diberikan secara holistic yaitu dengan membangun
kepercayaan antara pasien dan bidan karena untuk keberlanjutan kolaborasi di masa yang
akan datang, yang memiliki aspek pemikiran, perasaan dan berorientasi social antara bidan
dan pasien. Dalam hal ini kepercayaan yang dilakukan bidan yaitu dengan melakukan
konsultasi tidak hanya dengan tatap muka, bisa dilakukan secara online.

SIMPULAN DAN SARAN


Sumber Daya Manusia sudah terpenuhi dengan jumlah 3 orang dan petugas
kebidanan sudah memiliki STR dan SIPB yang aktif dan menggunakan APD saat melakukan
persalinan dan sudah mematuhi protocol kesehatan serta menjalankan pemeriksaan ANC
dengan 10 T. Sarana dan Prasarana sudah mencukupi seperti petugas kebidanan
menggunakan APD lengkap seperti handscoon, googles, shoe cover, penutup kepala,
masker n-95 dan apron/gown dan ada empat tempat tidur, dua kamar rawat inap, dua kamar
mandi, meja pendaftaran, ruang persalinan, ruang pemeriksaan dan konsultasi, serta
peralatan pemeriksaan kehamilan dan persalinan sudah sangat lengkap. Metode (Prosedur
Kerja) dalam pelaksanaan implementasi CoC harus ada karena sistem yang disusun untuk
memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan. Metode yang dibuat sesuai asuhan

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 7


Jurnal Sehat Mandiri, Volume xx No x #### xxxx p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760

mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, perawatan masa nifas dan
konseling penggunaan alat kontrasepsi. Dari hasil observasi yang dilihat oleh peneliti SOP
yang digunakan sudah ada dari organisasi IBI.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2019). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes Kesehatan dan
JICA (Japan International Cooperation Agency)
Meleong rustam. (2015). Asuhan kebidanan continuity of care pada ny. A masa hamil
sampai dengan keluarga berencana. Bentang Pustaka: Jakarta
Permenkes RI. (2016). Peraturan Mentri Kesehatan no 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal. Permenkes: Jakarta.
Profil Kesehatan Kota Jambi. (2020). online. https://dinkes.jambiprov.go.id. Diakses pada 17
Juni 2022 pukul 19.00 wib
Profil Kesehatan Provinsi Jambi. (2020). online. https://dinkes.jambikota.go.id. Diakses pada
17 Juni 2022 pukul 19.45 wib
Sugiono, (2012). Penyusunan kerangka konsep. Jakarta : Nuha Medika
UNICEF & WHO. (2019). Maternal and infant mortality rates.
https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan. Diakses 17 Juni 2022 pukul 20.35
WIB

Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang , https://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm/issue/archive 8

Anda mungkin juga menyukai