Anda di halaman 1dari 9

PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Vol. 3 No. 2, April 2020

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


INTRA UTERINE DEVICE PADA PASANGAN USIA SUBUR DI
KELURAHAN SUKADAMAI KOTA BOGOR TAHUN 2019

Dewi Musawwanah1), Fenti Dewi Pertiwi2), dan Tika Noor Prastia3)

1)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor. Email: dewimusawwanah@gmail.com
2)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor. Email: fenti.dewi.pertiwi@gmail.com
3)
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Anak (KIA), Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun Bogor. Email: tikaprastia9@gmail.com

Abstrak
Upaya pemerintah untuk menekan jumlah penduduk salah satunya dengan mengadakan program
Keluarga Berencana (KB). IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukan kedalam rahim wanita
untuk tujuan kontrasepsi. Di Kelurahan Sukadamai tahun 2018 sebanyak 286 (10,20%) dari 2.804
peserta KB aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan Intra Uterine Device pada pasangan usia subur di Kelurahan Sukadamai Kota Bogor
tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan cross sectional. Jumlah populasi
sebanyak 2.804 orang dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik dua proporsi dan
didapatkan jumlah sampel sebanyak 119 orang, instrument pengumpulan data dengan kuisioner dan
diolah dengan software pengolahan statistik dengan analisis data univariat dan bivariat. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat faktor yang berhubungan dengan penggunaan IUD yaitu paritas (P
value = 0,004), pendidikan (P value = 0,032), pekerjaan (P value = 0,048), pengetahuan (P value =
0,001). Adapun faktor yang tidak berhubungan yaitu umur (P value = 0,775), keterjangkauan biaya
(P value = 0,329), dan dukungan suami (P value = 0,783). Saran bagi petugas PLKB agar
memberikan konseling KB dan informasi secara detail kepada pasangan usia subur dengan
menggunakan leaflet atau brosur, supaya informasi lebih cepat ditangkap dan tidak mudah lupa.

Kata Kunci: Alat kontrasepsi, IUD, KB

Pendahuluan
Masalah yang terdapat di Indonesia kesehatan menyebabkan tingkat kematian
adalah laju pertumbuhan penduduk yang rendah, sedangkan tingkat kelahiran tetap
relatif masih tinggi. Hasil estimasi jumlah tinggi hal ini penyebab utama ledakan jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2017 sebesar penduduk. Salah satu cara untuk menekan
261.890.872 yang terdiri atas 131.579.184 jumlah penduduk dengan menggalakan
jiwa penduduk laki-laki dan 130.311.688 jiwa program Keluarga Berencana (KB) (BPS,
penduduk perempuan dengan laju 2017).
pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Laju Keluarga Berencana (KB) adalah upaya
pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran dan mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
kematian dengan adanya perbaikan pelayanan melahirkan, mengatur kehamilan, melalui

162
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai Jawa Barat memiliki jumlah penduduk
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan 43.053.732 jiwa dan Kabupaten Bogor
keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI, merupakan penduduk tertinggi di jawa barat
2017). yaitu 11,08% (BPS, 2017). Data penggunaan
Arah kebijakan dan strategi pada Rentra kontrasepsi di jawa barat yang menggunakan
(Rencana Strategis) 2015-2019 adalah lebih MKJP dan non MKJP seperti Suntik
mengarahkan kearah Metode Kontrasepsi 3.173.899 jiwa (63,93%), Pil 928.802.9 jiwa
Jangka Panjang (MKJP), MKJP merupakan (18,71%), Kondom, 41.597 jiwa (0,84%),
metode kontrasepsi yang dikenal memiliki Implan 220.136 jiwa (4,43%), IUD 439.502
tingkat efektifitas yang lebih tinggi dan jiwa (8,85%), MOW 123.372 jiwa (2,48%),
memberikan manfaat optimal dengan MOP 19.800 jiwa (0,40%) (Kemenkes RI,
meminimalkan efek samping maupun keluhan 2017).
yang ditumbukan di banding dengan metode Kota Bogor itu sendiri memiliki jumlah
non MKJP. Alat kontrasepsi yang termasuk data peserta KB aktif dari Dinas Pengendalian
MKJP adalah Susuk/Implan, Intra Uterine Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB)
Device (IUD), Metode Operasi Wanita Kota Bogor memiliki jumlah PUS sebesar
(MOW), Metode Operasi Pria (MOP). Yang 155.612 jiwa dengan jumlah peserta KB aktif
termasuk non MKJP adalah suntik, pil, dan sebesar 118.815 jiwa (76,35%), pengguna
kondom (BKKBN, 2017). kontrasepsi IUD 22.994 jiwa (14,78%),
IUD Adalah suatu alat atau benda yang MOW 3.960 jiwa (2,54%), MOP 723 (0,46%)
terbuat dari plastik yang fleksibel yang , Kondom 5.330 jiwa (3,42%), Implan 6.736
dipasang dalam rahim yang sangat efektif, jiwa (4,33%), Suntik 55.065 jiwa (35,39%),
reversibel dan berjangka panjang, dapat Pil 24.007 jiwa (15,43%). Kota Bogor sendiri
dipakai oleh semua perempuan usia terdiri dari 6 (enam) kecamatan, masing-
reproduktif. Pengertian lain, AKDR (Alat masing kecamatan menggunakan kontrasepsi
Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD atau IUD dengan rincian sebagai berikut,
Spiral adalah suatu alat yang dimasukan BogorSelatan 3.489 jiwa (10,80%), Bogor
kedalam rahim wanita untuk tujuan Timur 2.106 jiwa (13,65%), Bogor Tengah
kontrasepsi (BKKBN, 2014). 1.945 jiwa (14,89%), Bogor Barat 4.704 jiwa
Berdasarkan hasil data dari Badan (13,95%), Bogor Utara 7.165 jiwa (24,07%),
Kependudukan dan Keluarga Berencana Tanah Sareal 3.588 jiwa (11,45%) (DPPKB,
Nasional (BKKBN) Indonesia pada tahun 2018).
2017 terdapat jumlah PUS 37.338.265 jiwa, Berdasarkan data penggunaan IUD di
jumlah KB aktif 23.606.218 jiwa (63,22%), atas Kecamatan Tanah Sareal berada di
dengan rincian Suntik sebesar 14.817.663 peringkat ke 2 (dua) terendah dari
jiwa (62,77%), Pil 4.069.844 jiwa (17,24%), penggunaan KB IUD yaitu sebesar 3.588 jiwa
Kondom 288.388 jiwa (1,22%), Implan (11,45%) terendah setalah Bogor selatan.
1.650.227 (6,99%), IUD 1.688.685 jiwa Kecamatan Tanah Sareal memiliki 11
(7,15%), MOW 655.762 jiwa (2,77%), MOP Kelurahan dengan jumlah PUS 31.340 jiwa,
124.262 jiwa (0,53%), berdasarkan data dengan masing-masing penggunaan IUD
diatas bisa kita lihat metode kontrasepsi yaitu Tanah Sareal 265 jiwa (19,13%), Kebon
MKJP lebih rendah di banding non-MKJP Pedes 358 (10,28%), Kedung Badak 483 jiwa
(Kemenkes RI, 2017). (14,63%), Kedung Jaya 105 (4,49%), Kedung
Waringin 447 (11,21%), Sukadamai 286 jiwa

163
(10,20%), Sukaresmi 320 (16,75%), Kayumanis dan Mekarwangi (Profil
Mekarwangi 238 jiwa (9,52%), Kencana 189 Sukadamai, 2018).
jiwa (6,82%), Kayu Manis 256 jiwa (9,11%), Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan Cibadak 649 jiwa (16,01%). Berdasarkan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
data penggunaan IUD tersebut Kelurahan dengan penggunaan Intra Uterine Device
Sukadamai berada di rangking ke 5 (lima) pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan
terendah setelah Kedung Jaya, Kencana, Sukadamai Kota Bogor tahun 2019.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam seluruh pasangan usia subur yang menjadi
penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain akseptor KB aktif yang ada di Kelurahan
Cross Sectional. Sukadamai tahun 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah Variabel Penelitian ini terdiri dari
Pasangan Usia Subur di Kelurahan variabel Dependen dan Independen, variabel
Sukadamai Kota Bogor tahun 2019 sebanyak dependen dalam penelitian ini adalah
2.804 orang. Sampel dalam penelitian ini penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai
adalah Pasangan Usia Subur yang Kota Bogor tahun 2019. Dan variabel
menggunakan KB IUD dannon IUD di independen dalam penelitian ini yaitu umur,
Kelurahan Sukadamai Kota Bogor tahun paritas, pendidikan pekerjaan, pengetahuan,
2019. Besar sampel dalam penelitian ini keterjangkauan biaya, dan dukungan suami.
adalah 119 orang. Sampel didasarkan pada 2 Teknik pengumpulan data dalam
kriteria Inkluai dan Ekslusi. penelitian ini adalah data primer dan
Kriteria Inklusi : sekunder. Instrumen pengumpulan data yang
a. Pasangan Usia Subur 15-49 tahun yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memakai kontrasepsi IUD dan non IUD kuesioner. Sebelum melakukan penelitian,
di Kelurahan Sukadamai Kota Bogor. kuisioner telah di uji validitas terlebih dahulu
b. Pasangan Usia Subur yang bersedia di Kelurahan yang karakteristinya hampir
menjadi responden dan mau mengisi sama dengan responden yang akan diteliti. Uji
kuesioner di Kelurahan Sukadamai Kota validitas ini telah dilakukan di Kelurahan
Bogor tahun 2019. Sukaresmi di 7 RW dengan jumlah responden
Kriteria Enklusi : sebanyak 50 responden.
a. Responden yang belum menikah di Analisis untuk mengolah data
Kelurahan Sukadamai Kota Bogor tahun menggunakan program software pengolah
2019. statistik dengan analisa univariat dan bivariate
b. Pasangan Usia Subur yang tidak dengan uji statistic Chi Square.
mengunakan kontrasepsi.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan teknik
Proportional Random Sampling terhadap

164
Hasil
Tabel 1. Hubungan umur dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value signifikan antara umur dengan penggunaan
>0,05 yaitu p value (0,510) hal ini IUD.
menunjukkan tidak ada hubungan yang

Tabel 2. Hubungan Paritas dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value menunjukkan ada hubungan yang signifikan
<0,05 yaitu p value (0,004) hal ini antara paritas dengan penggunaan IUD.

165
Tabel 3. Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value menunjukkan ada hubungan antara


<0,05 yaitu p velue (0,032) hal ini pendidikan dengan penggunaan IUD.

Tabel 4. Hubungan Pekerjaan dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan
<0,05 yaitu p velue (0,048) hal ini dengan penggunaan IUD.

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan
<0,05 yaitu p velue (0,001) hal ini dengan penggunaan IUD.

166
Tabel 6. Hubungan Keterjangkauan Biaya dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value signifikan antara keterjangkauan biaya


>0,05 yaitu p value (0,329) hal ini dengan penggunaan IUD.
menunjukkan tidak ada hubungan yang

Tabel 7 Hubungan Keterjangkauan Biaya dengan Penggunaan IUD di Kelurahan Sukadamai Tahun 2019

Hasil uji statistik diperoleh p value < menunjukkan ada hubungan yang signifikan
0,05 yaitu p value (0,004) hal ini antara paritas dengan penggunaan IUD.

Pembahasan
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui kontrasepsi IUD dengan nilai (p = 0,654 >
bahwa tidak terdapat hubungan yang 0,05).
signifikan antara umur dengan penggunaan Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui
IUD. Umur responden <20 tahun dan >35 bahwa terdapat hubungan yang signifikan
tahun sebanyak (47,1%), Usia ini adalah usia antara paritas dengan penggunaan IUD. Pada
yang berisiko untuk hamil dan melahirkan, penelitian ini responden dengan paritas tinggi
tapi banyak PUS di usia ini yang masih masih terdapat yang tidak menggunakan IUD
menggunakan kontrasepsi suntik dan pil sebanyak (45,5%), hal ini disebabkan
bahkan tidak menggunakan kontrasepsi. responden dengan paritas tinggi yang sudah
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian lama menggunakan KB suntik atau pil tidak
yang dilakukan oleh Desitavani (2017) yang mau berpindah ke jenis KB lain. Kalau dia
di analisis dengan Chi Square tidak ada sudah merasa nyaman dia akan
hubungan antara umur dengan pemilihan alat mempertahankan sampai masa suburnya

167
selesai. Walaupun petugas mengarahkan ke antara pengetahuan dengan penggunaan IUD.
KB IUD responden tetap bertahan pada jenis Mayoritas responden berpengetahuan rendah
KB yang menurut dia nyaman. Penelitian ini tentang IUD (55,5%) upaya penyuluhan telah
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Petugas Lapangan KB seperti
Pinontoan dkk (2014) menunjukkan hasil memberikan informasi tentang alat
penelitian terdapat hubungan antara paritas kontrasepsi, namun informasi yang
dengan penggunaan AKDR dengan nilai (p) = disampaikan tidak secara detail sehingga
0,003. masyarakat tidak mengetahui informasi
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui secara lengkap dan hanya mengetahui pada
bahwa terdapat hubungan yang signifikan saat itu juga, namun setelah selesai
antara pendidikan dengan penggunaan IUD. penyuluhan mereka rata-rata lupa akan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa yang informasi yang diberikan oleh Petugas
menggunaan IUD lebih banyak pada Lapangan KB karena penyampaianya hanya
responden yang berpendidikan rendah lewat omongan saja dan sangat singkat.
sebanyak (38,8%), hal tersebut disebabkan Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yang dilakukan oleh Desitavani (2017) bahwa
keadaan ekonomi keluarga yang kurang hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
mendukung kebutuhan rumah tangga, dan antara pengetahuan dengan pemilihan alat
responden memiliki anak lebih dari 3. kontrasepsi IUD dengan nilai (p = 0,000 <
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian 0,05).
yang dilakukan oleh Desitavani (2017) bahwa Berdasarkan tabel 3.6 Berdasarkan hasil
hasil penelitian menunjukkan ada hubungan penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada
antara pendidikan dengan pemilihan alat hubungan yang signifikan antara
kontrasepsi IUD (p = 0,001 < 0,05). keterjangkauan biaya dengan penggunaan
Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui IUD. Dalam penelitiaan ini responden yang
bahwa terdapat hubungan yang signifikan paling banyak menggunakan IUD adalah
antara pekerjaan dengan penggunaan IUD. responden yang mengatakan biaya terjangkau
Responden yang menggunakan IUD lebih (36,4%) karena biaya pemasangan alatnya
banyak pada responden yang tidak bekerja gratis oleh pemerintah, walaupun sebagian
(39,1%) dibandingkan yang bekerja (18,5%). besar mengatakan biaya pemasangan IUD
Hal ini menunjukkan orang bekerja gratis, namun masih banyak responden yang
cenderung mengurangi jumlah anak karena yang tidak berniat untuk menggunakan IUD.
dapat mengganggu pekerjaan mereka di luar Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
rumah. Namun yang tidak bekerja juga dilakukan oleh Sitanggang (2015)
banyak yang menggunakannya IUD, hal menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak
tersebut disebabkan oleh faktor lain seperti terdapat hubungan keterjangkauan biaya
responden yang ingin menggunakan IUD dengan penggunaan IUD dengan nilai (p =
karena tidak ingin punya anak lagi. Penelitian 0,8).
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui
oleh Pertiwi (2017) bahwa terdapat hubungan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pekerjaan dengan penggunaan antara dukungan suami dengan penggunaan
kontrasepsi IUD (p = 0,016 dan OR = 8,556). IUD. Dalam penelitian ini responden
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui mayoritas didukung oleh suami (86,6%),
bahwa terdapat hubungan yang signifikan namun yang mengatakan bahwa responden

168
menggunakan IUD dan tidak didukung oleh Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
suami (37,5%), hal tersebut disebakan karena dilakukan oleh Ningsih (2017) menunjukkan
menurut suami, bahwa KB itu urusan bahwa hasil penelitian tidak ada dukungan
perempuan, sedangkan laki-laki sibuk dengan suami dengan penggunaan AKDR dengan
bekerja untuk menafkahi keluarganya. nilai p value (1,00).

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian terdapat hubungan antara paritas, pendidikan,
yang telah dilakukan di Kelurahan Sukadamai pekerjaan, dan pengetahuan dengan
Kota Bogor tahun 2019 tentang faktor-faktor penggunaan IUD. Dan tidak terdapat
yang berhubungan dengan penggunaan Intra hubungan antara umur, keterjangkauan biaya
Uterine Device pada pasangan usia subur di dan dukungan suami dengan penggunaan
Kelurahan Sukadamai Kota Bogor tahun IUD.
2019, maka dapat disimpulkan bahwa

Daftar Pustaka
[1] BKKBN. 2014. Pengertian IUD. [6] Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan
https://www.bkkbn.go.id/ (Diakses pada Indonesia Tahun 2017.
14 Januari 2019) www.depkes.go.id/profil-kesehatan-
[2] BKKBN. 2017. Keluarga Berencana. indonesia-tahun-2017.pdf (Diakses
https://www.bkkbn.go.id/ (Diakses pada pada 14 Januari 2019)
14 Januari 2019) [7] Ningsih. 2017. Faktor-faktor yang
[3] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Berhubungan dengan Penggunaan Alat
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2017. Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
https://www.bps.go.id/publication/2017/ pada Daerah Jumlah Cakupan AKDR
12/28/5dc3593b43f3d4ac1fb77324/stati Tinggi dan Jumlah Cakupan AKDR
k-kesejahteraan-rakyat-2017.html Rendah di Kota Pontianak. Skripsi.
(Diakses pada 14 Januari 2019) Universitas Muhammadiyah Pontianak.
[4] Desitavani, S. 2017. Faktor-faktor yang http://www.skripsi%20ningsih%201315
Berhubungan dengan Pemilihan Alat 10535.pdf (Diakses pada 14 Januari
Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) 2019)
pada Ibu di Kecamatan Bantul [8] Pertiwi, T. 2017. Faktor-Faktor yang
Yogyakarta. Universitas Unsyiyah Berhubungan dengan Penggunaan
Yogyakarta. http://www.Jurnal-faktor- Kontrasepsi lUD di Puskesmas
faktor-yang-berhubungan-dengan- Sukarami Kota Palembang Tahun 2016.
pemilihan-alat-kontrasepsi-IUD-pada- Skripsi. Universitas Muhammadiyah
ibu.pdf (Diakses pada 4 Februari 2019) Palembang.
[5] DPPKB. 2018. Profile Pengendalian http://skripsi_fakor_yang_berhubungan
Penduduk dan Keluarga Berencana _dengan_penggunaan_IUD.pdf
Kota Bogor. (Diakses pada 17 Januari 2019)
htpp://www.DPPKB_Kota_Bogor/Kelu [9] Pinontoan, S.,Sesca D. Solang. 2014.
arga_Berencana/co.id (Diakses pada 16 Faktor-faktor yang Berhubungan
Januari 2019) dengan Penggunaan AKDR di

169
Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa [11] Profil Kelurahan Sukadamai. 2018.
Utara. Poltekkes Kemenkes Manado. Data Keluarga Berencana Kelurahan
http://jurnal_faktor_faktor_yang_berhu Sukadamai Kota Bogor Tahun 2018.
bungan_dengan_penggunaan_AKDR.p [12] Sitanggang, M. 2015. Faktor-faktor
df (Diakses pada 16 Januari 2019) yang Berhubungan dengan Penggunaan
[10] Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Koja
Indonesia Tahun Jakarta Utara Tahun 2015. Skripsi.
2017.www.depkes.go.id/profil- Universitas Indonesia.
kesehatan-indonesia-tahun-2017.pdf
(Diakses pada 14 Januari 2019)

170

Anda mungkin juga menyukai