Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 3 Edisi Oktober

2015
ISSN 2085-1677

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB DENGAN PEMILIHAN


AKDR DI PUSKESMAS SUNGAI BAHAR IV KECAMATAN SUNGAI BAHAR
TAHUN 2014

Ika Murtiyarini
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi

ABSTRAK

Kontrasepsi AKDR digunakan hampir 100 juta wanita diseluruh dunia. Kemanjuran AKDR
modern dalam penggunaan aktual lebih unggul dibandingkan dengan kontrasepsi oral. Data Puskesmas
Sungai Bahar IV pada tahun 2012, dari 2101 peserta baru, yang memilih AKDR sebanyak 1,6%, Pada
tahun 2013 dari 2150 peserta baru, yang memilih AKDR sebanyak 1,4%, sementara Januari – Juni 2014
peserta baru dari 1.066 yang memilih AKDR sebanyak 0,6%.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan sikap akseptor KB dengan pemilihan AKDR di Puskesmas Sungai Bahar IV
Kecamatan Sungai Bahar Tahun 2014. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September
2014. Populasi penelitian adalah semua akseptor KB yang berada di wilayah Puskesmas Sungai Bahar IV
dengan jumlah 1066 akseptor. Teknik pengambilan sampel menggunakan tehnik quota sampling
berjumlah 101 orang dengan analisis data secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu menggunakan AKDR (14,9%), sebagian
besar ibu memiliki pengetahuan kurang baik tentang AKDR (63,4%) dan sebagian ibu memiliki sikap
negatif tentang AKDR (44,6%). Hasil uji chi square untuk pengetahuan pemilihan AKDR diperoleh p value
0,000 dan sikap dengan pemilihan AKDR p value 0,019.
Dari hasil uji chi square tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemilihan AKDR.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, AKDR

PENDAHULUAN

Penggunaan Kontrasepsi yakni 13,3 persen (SDKI 1991), 10,3


merupakan salah satu strategi dalam upaya persen (SDKI 1997), turun menjadi 6,2
menurunkan tingkat fertilitas yaitu untuk persen (SDKI 2002-2003), dan turun lagi
mencegah terjadinya kehamilan. Namun menjadi 4,9 persen (SDKI 2007).
tidak semua alat dan obat kontrasepsi Menurunnya penggunaan kontrasepsi
memberikan tingkat efektivitas yang tinggi AKDR antara lain belum meratanya
terhadap pencegahan kehamilan. Alat promosi dan Komunikasi Informasi Edukasi
kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang (KIE) yang menjangkau ke seluruh
tinggi dalam mencegah kehamilan adalah masyarakat, meningkatnya kampanye
kontrasepsi yang bersifat jangka panjang penggunaan kontrasepsi hormonal (pil dan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang suntik) oleh swasta sehingga melemahkan
(MKJP) yang terdiri dari Alat Kontrasepsi promosi AKDR, pengetahuan ibu tentang
Dalam Rahim (AKDR), implant, Model AKDR yang terbatas sehingga berpengaruh
Operasi Pria (MOP) dan Model Operasi terhadap sikap (kemantapan) ibu dalam
Wanita. (Varney, 2010) menerima dan bersedia menjadi akseptor
Hasil Survei Demografi dan AKDR, tersedianya pilihan metode
Kesehatan Indonesia (SDKI) selama kontrasepsi lain yang relative lebih praktis
beberapa periode menunjukkan pola dan terbatas nya tokoh panutan pemakaian
penggunaan kontrasepsi MKJP khususnya AKDR di masyarakat.
AKDR cenderung mengalami penurunan,

134
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemilihan AKDR di.....
2015
Ika Murtiyarini

Paradigma baru program keluarga (9,4%), suntik 27.597 (48,4%), pil 21.808
berencana menekankan pentingnya upaya (38,2%), kondom 868 (1.5%).
menghormati hak-hak reproduksi sebagai Data di Puskesmas Sungai Bahar
upaya integral dalam meningkatkan kualitas IV tahun 2013 dari 2.101 Peserta Baru,
keluarga, dalam hal ini dijabarkan sebagai yang memilih AKDR 34 (1,6%), MOW 1
berikut: memberdayakan masyarakat untuk (0,04%), implant 221 (10,5%), suntik 891
membangun keluarga kecil berkualitas, (42,4%), pil 799 (38%), kondom 155
menggalang kemitraan dalam (7,3%).
meningkatkan kesejahteraan, kemandirian Pada tahun 2013 dari 2.150
dan ketahanan keluarga, meningkatkan dan Peserta Baru, yang memilih AKDR 32
upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, (1,4%), MOW 1 (0,04%), implant 232
meningkatkan upaya pemberdayaan (10,7%), suntik 901 (41.9,4%), pil 821
perempuan untuk mewujudkan kesetaraan (38.1%), kondom 163 (7,5%). Sementara
dan keadilan gender melalui program Januari–Juni 2014 Peserta Baru dari 1.066
keluarga berencana dan mempersiapkan yang memilih AKDR 7 (0,6%), implant
sumber daya manusia berkualitas sejak (2,1%), suntik 746 (69.9%), pil 288 (27%),
pembuahan dalam kandungan sampai kondom 2 (0,1%).
dengan lanjut usia (Saifuddin, 2006:viii ) Hasil survey awal pada bulan Juli
Banyak perempuan mengalami 2014 terhadap 10 orang akseptor KB
kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis tentang pemilihan AKDR terdapat 60% ibu
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena yang mengatakan bahwa alasan mereka
terbatasnya metode yang tersedia, tetapi tidak memakai AKDR dikarenakan takut
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang menggunakan AKDR dan 40% ibu
persyaratan dan keamanan metode mengatakan kurang memahami tentang
kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus AKDR. Pengetahuan dan sikap akseptor
dipertimbangkan, termasuk status KB terhadap AKDR masih rendah, yaitu
kesehatan, efek samping potensial, mengganggap AKDR sama dengan
konsekuensi kegagalan atau kehamilan kontrasepsi suntik atau Pil KB. Padahal
yang tidak diinginkan, besar keluarga yang AKDR merupakan kontrasepsi jangka
direncanakan, persetujuan pasangan, panjang yaitu untuk merencanakan
bahkan norma budaya lingkungan dan kehamilan, sedangkan pil KB maupun
orang tua. Untuk itu, konseling merupakan Suntik KB merupakan kontrasepsi jangka
bagian integral yang sangat penting dalam pendek yaitu untuk menunda kehamilan.
pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,
2006:viii).
Berdasarkan SDKI tahun 2011,
penggunaan kontrasepsi dari 770.474 BAHAN DAN CARA KERJA
peserta KB baru yang menggunakan AKDR
6,41%, MOW 1,15%, MOP 0,22%, Kondom Penelitian ini merupakan penelitian
10,74%, Implan 7,88%, Suntikan 44,87%, analitik dengan desain cross sectional
Pil 28,72%. Mayoritas peserta KB Baru untuk mengetahui hubungan pengetahuan
didominasi oleh peserta KB yang dan sikap akseptor KB dengan pemilihan
menggunakan Non MKJP yaitu sebesar AKDR di Puskesmas Sungai Bahar IV
84,34% sedangkan yang menggunakan Kecamatan Sungai Bahar Tahun 2014
MKJP sebesar 15,66%. (Notoatmodjo, 2010:145).
Data Badan Kependudukan dan Penelitian dilakukan pada bulan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Juni sampai dengan September 2014.
Provinsi Jambi tahun 2011, jumlah peserta Populasi penelitian adalah semua akseptor
KB baru sebanyak 134.350 peserta, yang KB yang berada di wilayah Puskesmas
memilih AKDR 2.0%, MOW 0,1%, MOP Sungai Bahar IV dengan jumlah 1.066
0,1%, Implan 6.7%, Suntik 54.7%, Pil akseptor.
32.2%, Kondom 4.2%. Untuk Kabupaten Sampel adalah bagian dari jumlah
Muaro Jambi dari Jumlah Peserta KB Baru dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
56.989 orang, yang memilih kontrasepsi Dalam penelitian ini sampel diambil
AKDR sebanyak 921 (1,6%), MOP 130 menggunakan teknik quota sampling yaitu
(0,22%), MOW 301 (0,52%), implant 5.364 tehnik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri – ciri tertentu

135
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 3 Edisi Oktober 2015

sampai jumlah (kuota) yang diinginkan penyebab aborsi oleh media serta profesi
Setiawan Ari (2010:98). Teknik keperawatan dan kedokteran. Pandangan
pengambilan sampel menggunakan tehnik yang salah dan kurang cermat ini
quota sampling berjumlah 101 orang sayangnya menyebabkan banyak wanita
dengan analisis data secara univariat dan tidak memilih menggunakan alat ini. Sering
bivariat. kali wanita diberi kesan yang buruk bahwa
AKDR merupakan “kabar buruk” dengan
pemasangan yang menimbulkan nyeri,
haid yang banyak dan resiko mengalami
infeksi. Sayang nya mereka hanya
HASIL DAN PEMBAHASAN
mendengar kabar buruk mengenai AKDR
dari satu sumber dan mungkin perlu
Distribusi Responden diingatkan melalui ribuan wanita yang
merasa nyaman dengan metode
Berdasarkan hasil penelitian yang kontrasepsi ini. Dengan perkembangan
diperoleh maka karakteristik responden AKDR yang baru dan kesempatan
penelitian menurut alat kontrasepsi yang pemberian analgesik serta anestesi lokal
digunakannya seperti terdapat pada tabel 1 sebelum pemasangan, rasa nyeri saat
berikut ini : pemasangan dan menoragi cenderung
tidak terjadi.
Faktor yang demikian tidak
Tabel 1 : Distribusi Responden Berdasarkan menutup kemungkinan akan
Penggunaan Alat Kontrasepsi mempengaruhi bagi pasangan usia subur
(n=101) dalam menentukan pilihan metode
Alat kontrasepsi yang sesuai dengan
Jumlah Persentase
Kontrasepsi kebutuhannya, sehingga akseptor lebih
AKDR 15 14.9
memilih alat kontrasepsi yang mudah
didapat dan tidak perlu penanganan
Implan 27 26.7 khusus seperti pil dan suntikan. Hal ini
Suntik 39 38.6 dibuktikan pada pemilihan pil dan suntikan
Pil 18 17.8 merupakan pilihan yang paling banyak
digunakan oleh responden.
Kondom 2 2.0
Total 101 100 Pengetahuan Ibu tentang AKDR

Berdasarkan hasil penelitian,


diketahui bahwa sebagian besar ibu
Dari tabel diketahui bahwa
memiliki pengetahuan kurang baik tentang
penggunaan alat kontrasepsi yang
AKDR sebagai salah satu pilihan
terbanyak di Puskesmas Sungai Bahar IV
kontrasepsi, untuk lebih jelasnya dapat
tahun 2014 adalah alat kontrsepsi Suntik
dilihat pada gambar 1 berikut :
yaitu sebanyak 39 responden (38,6%).
Menurut Saroha Pinem (2009:207)
kesulitan dalam memilih metoda
kontrasepsi karena terbatasnya metode
yang tersedia dan ketidaktahuan mereka 63,4% 36,6%
tentang persyaratan dan keamanan
metoda kontrasepsi tersebut. Tidak ada
satupun metode kontrasepsi yang aman
dan efektif bagi klien. Oleh karena itu
berbagai faktor harus dipertimbangkan,
seperti status kesehatan, efek samping Baik
potensial, konsekuensi kegagalan dan Kurang Baik
kehamilan yang tidak diinginkan, rencana
besarnya jumlah keluarga, persetujuan
pasangan, norma budaya dan lingkungan Gambar 1 : Distribusi Responden
bahkan persetujuan orang tua. Berdasarkan Pengetahuan
Berbagai mitos dan media juga akseptor KB tentang AKDR di
dapat mempengaruhi seseorang dalam Puskesmas Sungai Bahar IV
menentukan pilihan, seperti yang di tahun 2014 (n= 101)
kemukakan (Gilly Andrews,2010:301)
AKDR sering kali digambarkan sebagai
136
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemilihan AKDR di.....
2015
Ika Murtiyarini

Berdasarkan gambar 1,
pengetahuan akseptor KB tentang AKDR 44,6%
di Puskesmas Sungai Bahar IV Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2014 sebanyak 64
(63,4%) responden memiliki pengetahuan
kurang baik. 55,4%
Hasil analisis data sebagian besar
positif
ibu tidak mengetahui siapa saja yang tidak
negatif
boleh menggunakan AKDR. Menurut Anna
Glasier (2006:125) yang tidak boleh Gambar 2 : Distribusi Responden
menggunakan AKDR adalah : diketahui Berdasarkan Sikap akseptor KB
hamil atau dicurigai hamil, perdarahan tentang Pemilihan AKDR di
pervaginam abnormal yang belum Puskesmas Sungai Bahar IV
didiagnosis, dicurigai mengidap keganasan tahun 2014 (n = 101)
saluran genital, Infeksi Menular Seksual
(IMS) atau Penyakit Radang Panggul
(PRP), Rongga uterus yang mengalami Berdasarkan gambar di atas dapat
distorsi hebat, alergi terhadap tembaga. dilihat bahwa ibu yang memiliki sikap
Hasil analisa data lebih dari positif tentang gambaran pemilihan AKDR
setengah responden juga tidak di Puskesmas Sungai Bahar IV tahun 2014
mengetahui berapa lama masa adalah sebanyak 56 (55,4%) responden.
perlindungan AKDR untuk mencegah Pernyataan sikap merupakan
kehamilan. Menurut Arum (2009:154) konsep paling penting dalam psikologi
AKDR merupakan kontrasepsi dengan
sosial yang membahas unsur sikap baik
metode jangka panjang dengan proteksi
10 tahun dan tidak perlu diganti sehingga sebagai individu maupun kelompok.
efektif karena tidak perlu mengingat – Banyak kajian dilakukan untuk
ingat. merumuskan pengertian sikap, proses
Kurangnya pengetahuan ibu bila terbentuknya sikap maupun perubahan.
sering diberikan penyuluhan maka akan Banyak penelitian telah dilakukan terhadap
menjadi lebih baik. Karena pengetahuan sikap kaitannya dengan efek dan perannya
atau kognitif merupakan domain yang dalam pembentukan karakter dan sistem
sangat penting untuk terbentuknya hubungan antar kelompok serta pilihan-
tindakan seseorang (over behavior). pilahan yang ditentukan berdasarkan
Dalam hal ini pada responden yang lingkungan dan pengaruhnya terhadap
memilih salah satu kontrasepsi bila perubahan (Wawan & Dewi, 2010:19).
didasari oleh pengetahuan maka akan
lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak Hubungan Pengetahuan Akseptor KB
didasari oleh pengetahuan selain itu juga dengan Pemilihan Kontrasepsi AKDR
dapat membuat akseptor menjadi lebih
puas sehingga dalam menggunakan Hubungan pengetahuan akseptor
kontrasepsinya lebih lama dan dapat KB kontrasepsi AKDR dengan pemilihan di
meningkat kan keberhasilan KB. Puskesmas Sungai Bahar IV Kecamatan
Sungai Bahar Tahun 2014 dapat dilihat
Sikap Ibu tentang AKDR
pada tabel 2 berikut:
Berdasarkan hasil analisis
pernyataan sikap responden tentang
pemilihan AKDR oleh akseptor KB di Tabel 2 : Hubungan Pengetahuan Akseptor
KB dengan Pemilihan Kontrasepsi
Puskesmas Sungai Bahar IV Kabupaten
AKDR di Puskesmas Sungai Bahar
Muaro Jambi tahun 2014, diketahui ibu IV Kecamatan Sungai Bahar Tahun
yang memiliki sikap positif apabila nilai 2014 (n=101)
skor > median (26) dan ibu yang memiliki
sikap negatif apabila nilai skor < median
(26), selengkapnya dapat dilihat pada
gambar berikut :

137
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 3 Edisi Oktober 2015

Berdasarkan tabel 2 diketahui menentukan sikap seseorang. Menurut


bahwa dari 64 responden yang memiliki WHO dalam Wawan & Dewi (2010:12)
pengetahuan kurang baik hanya sebanyak salah satu bentuk objek kesehatan dapat
3 (4,7%) responden yang menggunakan dijabarkan oleh pengetahuan yang
AKDR. Selanjutnya dari 37 responden diperoleh daari pengalaman sendiri.
yang memiliki pengetahuan baik ada Banyak faktor yang dapat
sebanyak 12 (32,4%) yang menggunakan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
AKDR. Hal ini juga sangat mempengaruhi prilaku
Hasil analisis Chi Square p-value seseorang dalam memilih suatu alat atau
= 0,000 yang menunjukkan terdapat metode kontrasepsi yang digunakan.
hubungan yang bermakna antara Banyak pertimbangan yang mendasari
pengetahuan ibu dengan pemilihan AKDR seseorang untuk memutuskan alat
di Puskesmas Sungai Bahar IV tahun kontrasepsi yang tepat dan sesuai bagi
2014. Selanjutnya nilai Odd Ratio rata- mereka seperti rasa cemas dan takut,
rata diketahui sebesar 9,76 yang artinya mendapatkan informasi yang salah dari
pengetahuan yang baik memiliki peluang kerabat dan lingkungan sekitarnya.
9,76 kali responden menggunakan AKDR
sebagai alat kontrasepsi dibandingkan Hubungan Sikap Akseptor KB dengan
dengan responden yang memiliki Pemilihan Kontrasepsi AKDR
pengetahuan kurang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hubungan sikap akseptor KB
penelitian yang dilakukan oleh Sinta (2010) dengan pemilihan kontrasepsi AKDR di
yang menyatakan bahwa terdapat Puskesmas Sungai Bahar IV Kecamatan
hubungan yang signifikan antara Sungai Bahar IV Tahun 2014 dapat dilihat
pengetahuan dengan pemilihan alat pada tabel 3 berikut :
kontrasepsi AKDR.

Menurut Notoatmodjo (2007:143) Tabel 3 : Hubungan Sikap Akseptor KB


Pengetahuan (knowledge) adalah dengan Pemilihan kontrasepsi
merupakan hasil “ tahu” dan ini terjadi AKDR di Puskesmas Sungai Bahar
IV Kecamatan Sungai Bahar Tahun
setelah orang melakukan pengindraan
2014
terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yakni : indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan mengenai
pembatasan kelahiran dan KB merupakan
salah satu aspek penting ke arah
pemahaman tentang berbagai cara/alat
kontrasepsi. Selanjutnya pengetahuan
tersebut akan berpengaruh kepada Berdasarkan tabel 3 diketahui
pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dan bahwa dari 45 (100%) responden yang
efektif (SDKI,2012:9). memiliki sikap negatif ada sebanyak 2
AKDR merupakan kontrasepsi (4,4%) responden yang menggunakan
jangka panjang yang memiliki efektifitas AKDR. Selanjutnya dari 56 (100%)
tinggi dalam mencegah kehamilan, namun responden yang memiliki sikap positif ada
sebagian besar responden sebanyak sebanyak 13 (23,2%) yang
berpengetahuan kurang baik dalam menggunakan AKDR.
pemilihan AKDR. Hal tersebut masih Hasil analisis Chi Square p-value
diperlukan memberikan pengetahuan bagi < 0,05 yang menunjukkan terdapat
pasangan usia subur yang ingin ber KB. hubungan yang bermakna antara sikap ibu
Hal ini mengingatkan bahwa peningkatan dengan pemilihan AKDR di Puskesmas
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari Sungai Bahar IV tahun 2013. Selanjutnya
formal saja akan tetapi dapat diperoleh nilai Odd Ratio rata-rata diketahui sebesar
non formal. Pengetahuan seseorang 6,5 yang artinya sikap positif memiliki
tentang suatu objek mengandung dua peluang 6,5 kali responden menggunakan
aspek yaitu aspek positif dan aspek AKDR sebagai alat kontrasepsi
negatif. Kedua aspek ini yang akan

138
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemilihan AKDR di.....
2015
Ika Murtiyarini

dibandingkan dengan responden yang dirinya, serta faktor emosional yang


memiliki sikap negatif. merupakan pernyataan yang didasari
Pernyataan sikap merupakan emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
konsep paling penting dalam psikologi frustasi atau pengalihan bentuk
sosial yang membahas unsur sikap baik pertahanan ego.
sebagai individu maupun kelompok. Pada pemilihan kontrasepsi juga
Banyak kajian dilakukan untuk ditentukan oleh sikap seseorang, jika
merumuskan pengertian sikap, proses seseorang yang telah bertanggung jawab
terbentuknya sikap maupun perubahan. atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
Banyak pula penelitian telah dilakukan dengan segala resiko merupakan
terhadap sikap kaitannya dengan efek dan seseorang yang mempunyai sikap yang
perannya dalam pembentukan karakter paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
dan sistem hubungan antar kelompok menjadi akseptor KB, meskipun mendapat
serta pilihan-pilahan yang ditentukan tantangan dari mertua atau orang tuanya
berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya sendiri (Wawan & Dewi,2010:34).
terhadap perubahan (Wawan & Dewi, Sikap responden tentang AKDR
2010:19). juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan
Melalui sikap, kita memahami pemahamannya tentang AKDR tersebut,
proses kesadaran yang menentukan dari sejumlah pernyataan yang diajukan
tindakan nyata dan tindakan yang mungkin sebagian besar responden hanya
dilakukan. Mengubah sikap dari yang memahami secara sepintas saja dengan
bersikap negatif menjadi sikap positif mengungkapkan bahwa AKDR dapat
tentang penggunaan AKDR perlu disertai menimbulkan rasa nyeri pada waktu
dengan dorongan faktor lain seperti pemakaian, AKDR dapat menimbulkan
konseling. perdarahan. Beberapa responden
Penyataan sikap merupakan menyatakan bahwa AKDR tidak disukai
reaksi atau respons yang masih tertutup oleh suami. Pada penelitian ini sikap
dari seseorang terhadap suatu stimulus responden sebagain besar masih positif
atau objek. Batasan-batasan manifestasi terhadap penggunaan AKDR sebagai alat
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi kontrasepsi namun sikap tersebut hanya
hanya hanya dapat ditafsirkan terlebih sebagai penilaian semata dan tidak dapat
dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara mempengaruhi minat terhadap
nyata menunjukkan konotasi adanya penggunaan AKDR.
kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah KESIMPULAN DAN SARAN
seorang ahli psikologis sosial, menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau Dari hasil penelitian dapat
kesediaan untuk bertindak dan bukan disimpulkan bahwa Sebagian kecil
merupakan pelaksanaan motif tertentu. responden menggunakan AKDR, sebagian
Sikap bukan merupakan tindakan atau besar ibu memiliki pengetahuan kurang
aktivitas, tetapi merupakan predisposisi baik tentang AKDR, sebagian kecil ibu
tindakan suatu prilaku Sikap merupakan memiliki sikap negatif tentang AKDR,
reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terdapat hubungan yang bermakna antara
terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap pengetahuan dengan pemilihan AKDR,
merupakan kesiapan untuk bereaksi terdapat hubungan yang bermakna antara
terhadap objek di lingkungan tertentu sikap ibu dengan pemilihan AKDR.
sebagai suatu penghayatan terhadap Hasil penelitian ini diharapkan
objek (Notoatmodjo, 2007:142-143). dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
Menurut Azwar dalam Wawan & untuk melaksanakan penelitian selanjutnya
Dewi (2010:35-37) faktor yang dengan variabel maupun desain yang
mempengaruhi sikap antara lain berbeda.
pengalaman, pribadi yang meninggalkan
kesan yang kuat, sehingga sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi pada

139
Jurnal Poltekkes Jambi Vol XIII Nomor 3 Edisi Oktober 2015

DAFTAR PUSTAKA

Anna Glasier, 2006. Keluarga Berencana & ___________, 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan Reproduksi, EGC, Jakarta: Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta: xix +
xii+465 hlm 243 hlm
Arum, Sujiyatini, 2009. Panduan Lengkap Saifuddin, dkk, 2006. Panduan Praktis
Pelayanan KB terkini. Nuha Medika. Pelayanan Kontrasepsi. PT. Bina
Yogyakarta: vii + 224 hlm Pustaka. Jakarta: xxiv + 280 hlm
BKKBN, 2012. Profil Keluarga Berencana Saroha, Pinem, 2009. Kesehatan Reproduksi
Provinsi Jambi. Jambi dan Kontrasepsi, CV. Trans Info Media,
Badan Pusat Statistik Jakarta, 2012. Laporan Jakarta: 450 hlm
Pendahuluan SDKI. 2012. Jakarta. Setiawan Ari. S, 2010. Metodologi
Indonesia Penelitian Kebidanan. Penerbit Mulia
Dinkes Muaro Jambi, 2012. Profil Kesehatan Medika. Jakarta : viii+236 hlm
Muaro Jambi. Jambi Sinta, 2010. Faktor – faktor yang berhubungan
Gilly Andrews, 2010. Buku Ajar Kesehatan dengan rendahnya pemilihan metode
Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta: kontrasepsi AKDR pada akseptor KB di
xiii+613 hlm wilayah kerja Puskesmas Kalianda
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kabupaten Lampung Selatan tahun
Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Rineka 2010. Skripsi Kesehatan Masyarakat.
Cipta. Jakarta: x + 249 hlm UNILA
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Varney, 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan.
Kesehatan. Teori dan Aplikasi. Rineka EGC. Jakarta: viii + 544 hlm
Cipta. Jakarta: viii + 389 hlm Wawan, A & Dewi M, 2010. Teori &
Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Prilaku Manusia. Nuha Media.
Jogjakarta:viii + 94 hlm.

140

Anda mungkin juga menyukai