Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

Masalah tingginya pertumbuhan penduduk bukan lagi masalah sederhana


dimana sulitnya masyarakat mencari lapangan pekerjaan, jumlah lahan yang semakin
sedkit serta perpindahan masyarakat dari pinggiran ke tengah ibukota , namun juga
sudah menjadi masalah kesehatan dimana pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa
di dasari pengentahuan dan juga biaya yang memadai dapat memicu terjadinya
masalah stunting pada generasi selanjutnya maka dari itu pemerintah sadar akan hal
ini serta dalam mewujudkan generasi yang baik pemerintah bertindak cepat dalam hal
menurunkan angka stunting melalui menggalakkannya program KB yang di
laksanakan di FKTP maupun FKTRL supaya dapat mendidik calon pasutri untuk
menyiapkan kelahiran sebaik mungkin sehingga keturunan yang di hasilkan bisa
menjadi generasi yang baik terbebas dari gangguan gizi.

1
BAB 2
LATAR BELAKANG

Pelayanan KB merupakan salah satu intervensi penurunan Angka Kematian Ibu melalui
pencegahan kehamilan berisiko dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dasar kebijakan
pelayanan KB di Indonesia adalah UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang
tercantum dalam pasal 78, dimana tujuan pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana
dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk
generasi penerus yang sehat dan cerdas dan Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat. Intervensi dilakukan
melalui pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, alat dan obat perbekalan
kesehatan, infrastruktur dan sarana pelayanan, regulasi manajemen dan informasi kesehatan,
pemberdayaan dan kemitraan serta penelitian dan pengembangan.
Dasar kebijakan dalam pelayanan KB di Indonesia adalah UU RI No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 78, dimana tujuan pelayanan kesehatan dalam keluarga
berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk
membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan Pemerintah bertanggung jawab serta
menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan
pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
Undang-Undang RI No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga pasal 20 disebutkan bahwa untuk mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas, pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana
melalui penyelenggaraan program keluarga berencana.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Setelah melahirkan, diupayakan agar
setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan. Apabila terjadi
komplikasi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas, maka perlu dirujuk dan

2
mendapatkan penanganan tepat waktu di fasyankes dasar (Puskesmas PONED) maupun
fasyankes lanjutan (RS PONEK).
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Nasional di
Indonesia, menganut sistem “cafetaria” dengan menawarkan berbagai jenis kontrasepsi yang
relatif aman dan efektif, dimana salah satunya adalah AKDR. Sesuai dengan HTA (Health
Technology Assesment) Indonesia yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes tentang KB pada
periode menyusui, salah satu upaya dalam meningkatkan penggunaan kontrasespi jangka
panjang adalah ditujukan pada ibu pasca bersalin dengan menggunakan AKDR pasca
persalinan dalam mengatur jarak kehamilan tanpa mempengaruhi produksi air susu ibu
(ASI).
RSI Darus Syifa Surabaya merupkan salah satu rumah sakit Swasta yang
berada di Kota Surabaya, dimana menerima rujukan dari FKTP dan FKTRL untuk kasus
kasus kegawatan obstetri dan ginekologi, di rumah sakit ini juga melayani KB yang di kelola
oleh Tim PKBRS yang secara kontinyu dan sinergis menjalankan aktivitas pelayanan di
bidangnya sesuai budaya kerja SIMPATIK.

3
BAB 3
TUJUAN

3.1 Tujuan umum:

Meningkatkan kemampuan pengelola pelayanan keluarga berencana rumah sakit


dalam sebagai upaya mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.

3.2 Tujuan khusus:


1. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam pengorganisasian
pelayanan KB.
2. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam perencanaan
pelayanan KB.
3. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam pelaksanaan
pelayanan KB.
4. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam pemantauan dan
evaluasi pelayanan KB.

4
BAB 4
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

4.1 PROGRAM PELAYANAN


1. Pembentukan tim PKBRS sesuai Surat keputusan
2. Penyusunan pedoman pelayanan PKBRS
3. Mengadakan pelayanan KB di poli BKIA dan Obgyn
4. Melaksanakan konseling KB
5. Menyediakan KB di depo farmasi
6. Melaksanakan tindakan KB pasca melahirkan dan paca keguguran di Poli
Rawat jalan, VK maupun OK
7. Melaksanakan penyuluhan KB internal melalui PKRS

4.2 PROGRAM MANAGERIAL


1. Menyusun dan mengajukan program kerja dan RAPB RSI-DS di wilayah
kerja PKBRS Tahun 2022
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan anggota tim PKBRS
3. Mengadakan pertemuan insidentil

4.3 PROGRAM SDM


1. Diklat Internal
In house traning tentang KB bagi staf
2. Dilkat Eksternal
Simposium dan pelatihan tentang KB

5
4.4 PROGRAM SARANA DAN PRASARANA
1. Bertanggung jawab terhadap barang inventaris di ruang BKIA
2. Mengadakan alat-alat kebutuhan untuk ruang konseling KB seperti pulpen,
kertas HVS, satu set computer, meja, kursi, AC, lemari arsip, alat peraga
KB, serta ruangan yang nyaman untuk pasien dan dokter

4.5 PROGRAM K3RS


Pelaksanaan dan keselamatan personil di unit rawat inap dan rawat jalan :
1. Pelaksanaan prosedur APD
2. Mengutamakan APD dalam pelayanan alat dan obat KB ( standart
precaution)

4.6 PROGRAM PPIRS


Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di unit rawat inap dan rawat
jalan yang meliputi :
1. Melaksanakan program 6 langkah dan Five Moment Cuci Tangan
2. Selalu melakukan sterilisasi alat setelah pemakaian terhadap pasien yang
melakukan KB pasca keguguran/melahirkan
3. Serta membuang limbah infeksius dari pasien
4. Penertiban pelaksanaan pemilahan sampah medis, tajam, dan non medis

4.7 PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


Pencegahan terjadinya KTD, KNC, yang meliputi :
1. Melakukan komunikasi yang efektif sebelum dan sesudah melakukan
tindakan alat KB

6
BAB 5
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

5,1 PROGRAM PELAYANAN


1. Mengadakan pelayanan poli KB di setiap layanan poli OBGYN
2. Melaksanakan konseling KB di poli OBGYN/di poli BKIA
3. Melaksanakan KB pasca keguguran/melahirkan di VK/OK/RAJAL
4. Menggunakan alat peraga KB supaya memudahkan pasien dalam konseling
5. Menyediakan akses pelayanan untuk mendapatkan alat dan obat kepada
pasien sesuai dengan MOU BKKBN yang bekerjasama dengan RSI Darus
Syifa

5.2 PROGRAM MAGENERIAL


1. Membentuk Tim PKBRS sesuai SK Direktur serta menyusun pedoman
pelayanan, program kerja dan spo tentang pelayanan KB di Rumah Sakit.
2. Tim PKBRS menyusun program kerja dan RAPB tahun 2022, menyusun
pedoman pelayanan dan SPO
3. Tim PKBRS mengadakan pertemuan berkala satu kali dalam sebulan di
minggu keempat
4. Tim PKBRS mengadakan pertemuan insidentil bila terjadi sesuatu yang hal
mendesak dan membutuhkan tindak lanjut segera

5.3 POGRAM SDM


1. Diklat Internal
Tim PKBRS mengadakan IHT di rumah sakit yang di hadiri oleh seluruh
bagian pelayanan rumah sakit tentang pelayanan KB

2. Diklat Eksternal

7
Rumah Sakit Rsi Darus Syifa’ memberangkatkan Tim PKBRS untuk
mengikuti pelatihan KB

5.4 PROGRAM SARANA DAN PRASARANA


5.4.1 Tim PKBRS mengadakan sarana medis dan non medis, medis (spuit,
tabung reagen, handscone, dll) dan non medis (bulpoin, kertas HVS, satu
set computer, meja, kursi, AC, lemari arsip, alat peraga KB serta ruangan
yang nyaman untuk pasien dan dokter).

5.5 PROGRAM K3RS


1. Seluruh karyawan harus menggunakan APD dalam melakukan pelayanan di
IGD, rawat jalan dan rawat inap
2. Seluruh unit pelayanan wajib melapor kepada Tim K3RS apabila terjadi KTD

5.6 PROGRAM PPIRS


1. Seluruh unit pelayanan melaksanakan program five moment cuci tangan saat
melakukan pelayanan di IGD, rawat inap dan rawat jalan
2. Seluruh unit pelayanan wajib melakukan sterilisasi alat setelah pemakain
terhadap pasien pasca melahirkan/keguguran yang di lakukan tindakan
pemasangan KB
3. Seluruh unit mebuang limbah infeksius dari pasien
4. Seluruh unit mentertipkan pelaksanaan pemilahan sampah medis, tajam, dan
non medis.
5.7 PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
1. Seluruh unit pelayanan harus mampu menciptakan komunikasi yang efektif
sebelum dan sesudah terkait tentang HIV/AIDS
2. Seluruh unit melaksanakan 5B (benar pasien, benar dosis, benar cara
pemberian, benar waktu pemberian) dalam melakukan pelayanan terhadap
pasien di rumah sakit

8
BAB 6
SASARAN

Tolak ukur sasaran program minimal unit kerja melakukan screening HIV pada
semua pasien yang berada di IGD, Rawat inap, Rawat jalan dan Bersalin :
1. Pasien dengan TB Paru dan Ekstra Paru
2. Pasien dengan HbsAg positif
3. Pasien dengan IMS
4. Pasien Hamil
5. Pasien Pre operasi
6. Pasien dengan resiko tinggi (Transgenre, LSL, PSK dan Waria)
7. Pasangan yang akan menikah
8. Pasien dengan diare kronis, jamur di seluruh tubuh, jamur di mukosa bibir,
demam lebih dari satu bulan tanpa sebab yang tidak jelas disertai penurunan
berat badan lebih dari 10% berat badan

9
10
BAB 7
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN KERJA

Tabel 7.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

WAKTU / BULAN PJ ANGGARA


No. KEGIATAN Ja Fe M Ap M Ju Ag Se Ok De PELAKSAN SASARAN
N
n b ar r ei n Jul t p t Nop s A
                             
A. PROGRAM PELAYANAN      
1 Konseling KB (poli Obgyn/BKIA) TIM PKBRS
Seluruh unit
2 Pemasangan alat dan obat KB pelayanan
terkait
Instalasi
3 Pengadaan alat dan obat KB
farmasi
B PROGRAM MANAGERIAL
1 Membentuk Tim PKBRS
2 Menyusun program kerja RAPB 2022
3 Pertemuan berkala Tim PKBRS
4 Pertemuan isidentil KONDISIONAL

C PROGRAM SDM
1 Diklat Internal

2 Diklat Eksternal

PROGRAM SARANA DAN


D
PRASARANA

WAKTU / BULAN PJ
ANGGARA
No. KEGIATAN SASARAN
Ja Fe M Ap M Ju Ag Se Ok De PELAKSAN N
n b ar r ei n Jul t p t Nop s A
dilaksanak
1 Sarana medis dan non medis X
an

11
E PROGRAM K3RS
dilaksanak
1 Penggunaan APD setiap pelayanan X X X X X X X X
an
dilaksanak
2 Pelaporan KTD ke Tim K3RS X X X X X X X X
an
F PROGRAM PPIRS
Dilaksanak
1 Cuci tangan 6 langkah X X X X X X X X
an
dilaksanak
2 Steriliasi dan dekontaminasi alat X X X X X X X X
an
dilaksanak
3 Limbah Infeksius pasien X X X X X X X X
an
dilaksanak
4 Pemilahian sampah medis dan non medis X X X X X X X X
an
PROGRAM MUTU DAN
G
KESELAMATAN PASIEN
Komunikasi efektif dengan pasien terkait dilaksanak
1 X X X X X X X X
konseling KB an
dilaksanak
2 Pelaksanaan 5B terhadap pelayanan pasien X X X X X X X X
an

LAMPIRAN

12
Tabel 8.1 Rencana Anggaran dan Belanja 2019
BANYAK- HARGA TOTAL TOTAL TOTAL
RUANG KETERANGAN SAT PER
Nya HARGA
SATUAN PER SUB UNIT
HIV Kertas HVS 70 gr A4 2 Rim Rp. 40.000 Rp. 80.000    
HIV Kertas HVS 70 gr F4 2 Rim Rp. 42.000 Rp. 84.000    
HIV Klip kertas 2 Pak Rp. 4.000 Rp. 8.000    
HIV Pamflet 100 Lembar Rp. 950 Rp. 95.000    
HIV Banner 2 Buah Rp. 250.000 Rp. 500.000    
HIV Meja kursi kerja 1 Set Rp. 850.000 Rp. 850.000    
HIV Ordner 1 Buah Rp. 20.000 Rp. 100.000

HIV Lemari berkas slading 1 Buah Rp. 2.600.000 Rp. 2.600.000

HIV File map Buah Rp. Rp.

HIV Box file 2 Buah Rp. 12.000 Rp. 24.000

HIV Isi staples kecil 1 Pak Rp. 1.500 Rp. 1.500

HIV Flash disk 1 Buah Rp. 85.000 Rp. 85.000

HIV Pelatihan HIV 1 Kali Rp. Rp.

HIV Simposium HIV 1 Kali Rp. 1.800.000 Rp. 1.800.000

HIV In House Training HIV 1 Kali Rp. 5.750.000 Rp. 5.750.000

HIV Akomodasi rapat 9 Kali Rp. 100.000 Rp. 900.000

HIV  Alat peraga (kondom) 3 Box Rp. 15.000 Rp. 45.000

 HIV Tempat leaflet 1 Buah Rp. 110.000 Rp. 110.000


TOTAL Rp.
JUMLAH 13.032.500

13
BAB 8
EVALUASI

9.1 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pelaporan pasien KB menggunakan formulir pelaporan manual yang selanjutnya
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Surabaya setiap bulannya.
2. Pelaporan ke direktur dilakukan tiap tiga bulan

9.2 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelayanan PKBRS merupakan suatu pelayanan untuk menurunkan angka stunting dan
kualitas hidup pasien terutama ibu dan anak, memberikan konseling pada pasutri di
lingkungan RSI Darus Syifa Surabaya, Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap 1 dan 3 bulan
sekali, untuk menilai dan mengevaluasi pelayanan KB di rumah sakit.

14
BAB 9
PENUTUP

Demikian program kerja dan anggaran pelayanan KB di Rumah Sakit Islam Darus Syifa’
2022, semoga dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan target. Amin.

Surabaya, 22 Juli 2022 Mengetahui


Ketua PKBRS Direktur,

dr. Rini Yulianti Sp.OG dr.H.M Faiz Sp.THT-KL

15

Anda mungkin juga menyukai