Anda di halaman 1dari 17

KONTRASEPSI HORMONAL (PIL MINI)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan KB


dan Kontrasepsi

Dosen Pengampu : Frisca., M.Kes

Disusun oleh :

NAMA NIM

1. Maya Ernawati 110322018


2. Erna Rahmawati 110322019
3. Reni Dwi Astuti 110322020
4. Arnih 110322037
5. Arsih 110322039
6. Isriyah 110322051
7. Erlina Sari 110322052

PROGRAM STUDI S1

KEBIDANAN UNIVERSITAS

AL-IRSYAD CILACAP

TAHUN 2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 2
C. Manfaat...................................................................................... 3
BAB II KONTRASEPSI HORMONAL (SUNTIK DMPA DAN PIL MINI)........ 4
A. Suntik DMPA.............................................................................. 4
1. Pengertian Suntik DMPA..................................................... 4
2. Jenis Suntik DMPA.............................................................. 4
3. Efek Samping Suntik DMPA................................................ 4
4. Efektivitas Suntik DMPA...................................................... 5
5. Mekanisme kerja Suntik DMPA........................................... 5
6. Keuntungan dan kekurangan Suntik DMPA........................ 5
7. Indikasi dan kontraindikasi Suntik DMPA............................ 6
8. Cara Penggunaan Suntik DMPA......................................... 7
9. Kunjungan Lanjutan atau kembali ke fasilitas kesehatan. . . 7
10. Hasil penelitian tentang efek samping Suntik DMPA.......... 7
B. Pil Mini........................................................................................ 8
1. Pengertian Pil Mini.............................................................. 8
2. Jenis Pil Mini....................................................................... 9
3. Efek Samping Pil Mini......................................................... 9
4. Efektivitas Pil Mini............................................................... 9
5. Mekanisme kerja Pil Mini..................................................... 10
6. Keuntungan dan kekurangan Pil Mini.................................. 10
7. Indikasi dan kontraindikasi Pil Mini...................................... 11
8. Cara penggunaan Pil Mini................................................... 12
9. Kunjungan lanjutan atau kembali ke fasilitas kesehatan..... 12
10. Hasil penelitian tentang efek samping Pil Mini.................... 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Berkah, Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Kontrasepsi Hormonal (Suntik DMPA dan Pil
Mini)” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pelayanan
KB dan Kontrasepsi di Universitas Al-Irsyad Cilacap.
Berkat dorongan dan bantuan dari segala pihak, akhirnya kami dapat
mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Kami banyak mendapatkan pengarahan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Johariyah,S.ST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Universitas Al- Irsyad Cilacap.
2. Sujianti,S.ST.,M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Pelayanan KB dan Kontrasepsi yang telah memberikan masukan dan
arahan pada kami sehingga tugas ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan penulisan di masa depan.

Cilacap , Oktober 2022

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan
negara ke-5 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249
juta. Salah satu faktor penambah bagi jumlah penduduk yaitu fertilitas atau
kelahiran. Pemerintah Indonesia menerapkan suatu program untuk dapat
mengatasi masalah ini, yaitu program Keluarga Berencana (KB) yang
dimulai sejak tahun 1968 dengan didirikannya Lembaga Keluarga Berencana
Nasional (LKBN) dan pada tahun 1970 diubah menjadi Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tujuan dapat mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Program Keluarga Berencana ini mendukung untuk diadakannya
suatu pelayanan kontrasepsi. Keluarga Berencana merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita,
meskipun tidak selalu diakui demikian. Pelayanan berencana merupakan
salah satu di dalam paket pelayanan kesehatan reproduksi essensial yang
perlu mendapatkan perhatian serius karena dengan mutu pelayanan
keluarga berencana berkualitas akan meningkatkan tingkat kesejahteraan,
kesehatan bayi dan anak serta kesehatan reproduksi.
Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun
masih menjadi urusan kesehatan dan belum menjadi urusan kependudukan.
Namun sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
serta tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan akan kesehatan
reproduksi, program KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara
untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan
kesehatan ibu dan anak.
Menurut World Health Organization (WHO) expert komite 1970,
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur jarak kelahiran, mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengontrol waktu keahiran dalam hubungan
dengan umur suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga.

1
2

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


menunjukan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 pasangan usia subur
(PUS) yang merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%)
menggunakan metode kontrasepsi hormonal suntikan dan sebagian lagi
dengan pil. Sebelum menggunakan alat kontrasepsi sebaiknya diperlukan
pertimbangan mengenai efek samping yang akan timbul terhadap fungsi
reproduksi dan juga kesejahteraan umum. Salah satu alasan penghentian
atau perubahan penggunaan alat kontrasepsi adalah efek samping yang
dirasakan tersebut.
Penggunaaan alat kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan
berbagai efek samping yang salah satu di antaranya adalah perubahan berat
badan akseptor. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron yang
mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,
sehingga lemak di bawah jaringan kulit bertambah. Penambahan berat
badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh
akseptor kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi hormonal suntik KB
Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pelayanan KB dan kontrasepsi
Hormonal yaitu Suntik DMPA dan Pil Mini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang pengertian Suntik DMPA dan Pil Mini.
b. Jenis Suntik DMPA dan Pil Mini.
c. Efek samping Suntik DMPA dan Pil Mini
d. Efektivitas Suntik DMPA dan Pil Mini.
e. Mekanisme Kerja Suntik DMPA dan Pil Mini.
f. Keuntungan dan Kekurangan Suntik DMPA dan Pil Mini.
g. Indikasi dan Kontraindikasi Suntik DMPA dan Pil Mini.
h. Cara Penggunaan Suntik DMPA dan Pil Mini.
i. Kunjungan Lanjutan atau kembali ke fasilitas kesehatan Suntik
DMPA dan Pil Mini
j. Hasil Penelitian tentang efek samping Suintik DMPA dan Pil Mini.
3

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritik
Diharapkan dari makalah ini memberikan manfaat sebagai tambahan
informasi kepada semua pihak mengenai Berbagai hal tentang Suntik
DMPA dan Pil Mini dalam praktik kebidanan.
2. Manfaat Praktik
Dengan pengetahuan tentang Suntik DMPA dan Pil Mini diharapkan
seluruh mahasiswa S1 Kebidanan di Universitas Al-Irsyad dapat
memberikan pelayanan KB sesuai dengan kebutuhan pasien.
BAB II
KONTRASEPSI HORMONAL (SUNTIK DMPA DAN PIL MINI)

A. Suntik DMPA
1. Pengertian Suntik DMPA
Kontrasepsi hormonal suntik Depo-Medroxyprogesterone Acetate
(DMPA) merupakan suntikan kontrasepsi yang mengandung hormon
progestin. Kontrasepsi ini diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150mg. Disuntikkan secara intramuscular di daerah bokong dan
dianjurkan untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah
suntikan terakhir (Pinem,2014;Everett,2008)
2. Jenis Suntik DMPA
Suntik DMPA terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Depo Medroxiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung
150mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (didaerah bokong).
b. Depo noretisteron Enantat (depo Noristerat), yang mengandung
200mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
3. Efek Samping DMPA
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad (2002) :
a. Mengalami gangguan haid seperti amenore (tidak mengalami haid),
spooting (Perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak),
menorarghia (Perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih
banyak daripada biasanya), metrorarghia (Perdarahan diluar siklus
haid).
b. Penambahan berat badan.
c. Mual.
d. Kunang-kunang.
e. Sakit kepala.
f. Nervositas.
g. Penurunan libido.
h. Vagina kering.

4
5

Menurut jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh The American


College of Obstetricians and Gynecologists, penggunaan KB suntik
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya
penipisan tulang yang bisa memicu penurunan kepadatan tulang
(osteoporosis)
4. Efektivitas
DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003). Kegagalan
yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor
untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan
yang salah, injeksi harus benar-benar intragluteal (Baziad, 2002).
5. Mekanisme Kerja
Menurut Prawihardjo & Winknjosastro (2011) mekanisme kontrasepsi
suntik DMPA yaitu:
a. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi/pelepasan sel telur dari
ovarium dengan jalan menekan pembentukan releasing hormon dari
hipotalamus.
b. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi
sperma melalui serviks uteri.
c. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi. Efek DMPA terlihat
dengan membuat endometrium menjadi kurang layak / baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari
ovum yang telah dibuahi (selaput lendir rahim tipis dan atrofi).
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
6. Keuntungan dan kekurangan suntik DMPA
a. Keuntungan suntik DMPA
 Sangat efektif, dapat dihentikan kapan saja, baik untuk beralih
ke metode lain atau hamil.
 Pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
6

 Tidak mempengaruhi ASI.


 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
 Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause.
 Membantu mencegah kanker endometrium, fibroid uterus dan
kehamilan ektopik.
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
 Membantu mencegah anemia karena kekurangan zat besi.
 Mengurangi gejala endomesriosis (nyeri panggul dan haid tidak
teratur)
b. Kekurangan suntik DMPA
 Sering ditemukan ganguan haid.
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B dan virus HIV.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid
serum.
7. Indikasi dan kontraindikasi Suntik DMPA
a. Indikasi Suntik DMPA
 Wanita usia reproduktif.
 Wanita yang telah memiliki anak.
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki
efektifitas tinggi.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Setelah abortus dan keguguran.
 Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
 Masalah gangguan pembekuan darah.
 Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis
7

b. Kontraindikasi Suntik DMPA


 Hamil atau dicurigai hamil.
 Menyusui bayi berusia kurang dari 6 minggu.
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
 Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
 Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
 Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
 Memiliki banyak faktor resiko seperti hipertensi, obesitas,
menderita penyakit-penyakit tertentu yang tidak umum pada
jantung atau pembuluh darah.
 Memiliki riwayat penyakit hati yang parah, menderita gangguan
kekebalan tubuh dan riwayat struk.
8. Cara penggunaan suntik DMPA
a. Mendatangi petugas kesehatan
b. Mendapatkan suntikan (bersihkan kulit yang akan disuntik dengan
kapas alkohol dan kocok botol/vial KB dengan baik, hindarkan
terjadi gelembung udara).
c. Jika ibu lupa mengunjungi tenaga kesehatan lebih dari 7 hari dari
waktu yang seharusnya, ibu tetap perlu datang karena mungkin
masih bisa mendapatkan suntikan selanjutnya atau mendapatkan
alat kontrasepsi darurat.
9. Kunjungan Lanjutan atau kembali ke fasilitas kesehatan.
a. Kembali setiap 12 minggu untuk mendapatkan suntikan selanjutnya.
b. Memiliki pertanyaan atau masalah
c. Terlambat memperoleh suntikan selanjutnya dan sudah melakukan
hubungan seksual dalam 5 hari terakhir namun ingin menghindari
kehamilan maka ibu dapat menggunakan kontrasepsi darurat.
d. Ibu beranggapan bahwa mungkin hamil.
10. Hasil penelitian tentang efek samping Kb suntik DMPA
a. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Setyowati, Wahyu Nuraisya,
Eka Sri Purwandari yang berjudul “Efek Pemakaian Kontrasepsi
Suntik DMPA jangka panjang terhadap tingkat kepadatan
tulang“,menunjukkan adanya efek penggunaan kontrasepsi suntik
DMPA terhadap kepadatan tulang sebesar72,1% responden
8

mengalami osteopenia. Uji chi square pada efek dari lama


penggunaan kontrasepsi suntik DMPA < 3 tahun dan ≥ 3 tahun
terhadap kepadatan tulang dengan confidence interval 95%
menunjukkan nilai chi square 0,222 sebesar dan ρ value sebesar
0,637 yang berarti tidak adanya hubungan antara lama penggunaan
kontrasepsi DMPA terhadap kepadatan tulang. Hal ini menunjukkan
tidak adanya perbedaan antara lama penggunaan kontrasepsi
suntik DMPA < 3 tahun dan ≥ 3 tahun dengan kejadian osteopenia.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Dhania Pratiwi, Syahredi, Erkadius
yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di
Puskesmas Lapai Kota Padang”, menunjukkan 23 akseptor
(57.50%) mengalami peningkatan berat badan. Sebagian besar
rata-rata peningkatan berat badan dalam satu tahun adalah >0 – 1
kg (47.8% akseptor). Rata-rata berat badan sebelum dan setelah
penggunaan kontrasepsi DMPA adalah 54.4 kg dan 58.1 kg.
Terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan kontrasepsi
hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan (p=0.000
< 0.05).
c. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Budi Rahayu, Nova Wijanarko
yang berjudul “Efek samping akseptor KB Suntik Depo Medroksi
Progesteron Acetat (DMPA) setelah 2 tahun pemakaian”,
menunjukkan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
74 responden. Sebagian besar responden mengalami gangguan
menstruasi berupa amenorea yaitu sebanyak 39 responden
(52,7%), dan mengalami peningkatan berat badan yaitu sebanyak
43 responden (58,1%).

B. Pil Mini
1. Pengertian Pil Mini
Pil progestin adalah pil oral yang memiliki kandungan dosis progestin
tunggal yang rendah (Varney, 2007; h. 477).
Pil progestin adalah pil yang hanya mengandung progesteron dan
digunakan oleh ibu postpartum (Manuaba , dkk, 2010; h. 599).
9

Pil mini atau pil progestin adalah pil yang hanya berisi progesteron dan
pil ini cenderung memberi kesan kepada wanita sebagai pil
berefektivitas kontrasepsi rendah (Everett, 2008; h. 152).
Kontrasepsi pil progestin (mini pil) adalah metode kontrasepsi pilihan
bagi ibu pascapartum karena kurangnya estrogen mengurangi resiko
gangguan tromboflebitis, tromboembolik dan bagi ibu menyusui karena
pil progestin tidak memberi dampak negatif terhadap produksi
ASI(Varney, 2007; h. 478).
Kontrasepsi progestin saja disebut sebagai pil mini yang sangat berguna
pada wanita yang memiliki kontraindikasi terhadap estrogen seperti
wanita yang sedang menyusui (Heffner, Schust, 2006; h. 59).
Pil progestin ini hanya mengandung hormon progestin yang dapat
digunakan oleh wanita pasangan usia subur (PUS), wanita yang sedang
menyusui, pascakeguguran dan wanita yang menghindari estrogen
dikarenakan sebab-sebab tertentu.
Pil Mini adalah pil kontrasepsi yang hanya mengandung progestogen
sintetik dan tidak mengandung estrogen. Kadar progestin di dalam pil
mini juga jauh lebih rendah daripada dosis progestin dalam pil KB
kombinasi.
2. Jenis Pil Mini
Menurut Saifuddin (2006; h. MK-48) adalah sebagai berikut :
a. Kemasan dengan isi 35 pil : 300 mikrogram levonogestrel atau 350
mikrogram noretindron.
b. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mikrogram desogestrel.
Menurut Manuaba (2010; h. 599) sistem kemasan KB pil progestin
adalah sebagai berikut :
a. Sistem kemasan isi 28 ( peserta KB pil terus minum pil tanpa
pernah berhenti ).
b. Sistem kemasan isi 22 / 21 ( peserta KB pil berhenti minum pil
selama 7 sampai 8 hari dengan mendapatkan kesempatan
menstruasi ).
3. Efek Samping Pil Mini
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), beberapa efek
samping pil Pil mini adalah :
10

a. Perubahan berat badan


b. Siklus haid kacau
c. Mual dan muntah
d. Sakit kepala
e. Nyeri payudara
f. Kelainan kulit
g. Menstruasi berhenti
h. Nyeri pada perut
4. Efektivitas Pil Mini
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan pil mini jangan sampai terlupa
satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal
(muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan
sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan
dengan pil mini perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat
meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontrasepstif
dari pil mini dapat terganggu.
5. Mekanisme kerja pil mini.
a. Menebalkan lendir di sekitar leher rahim, sehingga sperma tak bisa
masuk ke dalam.
b. Menipiskan bagian rahim, agar sel telur tidak bisa menempel pada
dinding rahim.
c. Menekan atau mengurangi ovulasi atau produksi sel telur, namun
tidak secara konsisten.
6. Keungtungan dan kekurangan Pil Mini.
a. Keuntungan Pil Mini
 Sangat efektif bila digunakan secara benar
 Tidak mengganggu aktivitas seks
 Nyaman, mudah dikonsumsi/digunakan, satu dosis pil dalam
setiap hari
 Langsung bekerja dengan cepat
 Konsumsi obat tidak bergantung dengan orang lain seperti KB
suntik
 Aman untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu ASI
 Kesuburan cepat kembali.
11

 Sedikit efek samping


 Dapat dihentikan setiap saat.
 Tidak mengandung estrogen.
b. Kekurangan Pil Mini
 Gangguan menstruasi
 Peningkatan/penurunan berat badan
 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
 Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
 Tidak melindungi Anda dari infeksi menular seksual
 Tidak direkomendasikan untuk wanita dengan kondisi medis
tertentu, seperti penyakit hati kronis atau riwayat kanker
payudara
 Tidak cocok untuk wanita yang konsumsi obat tertentu, seperti
obat antikejang, antibiotik, obat tuberkulosis, HIV/AIDS, dan
obat dengan kandungan ekstrak St. John's Wort.
 Tidak dapat dikonsumsi dengan ibu yang mengalami
pendarahan rahim yang tidak diketahui penyebabnya
7. Indikasi dan kontraindikasi Pil Mini
a. Indikasi Pil Mini
 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
 Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efekif
selama periode menyusui
 Pasca persalinan dan tidak menyusui
 Pasca keguguran
 Perokok segala usia
 Memiliki tekanan darah tinggi (selam <180/110mmHg) atau
dengan masalah pembekuan darah
 Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
b. Kontraindikasi Pil Mini
 Hamil atau diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yang yang belum jelas penyebabnya
 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan menstruasi
12

 Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat untuk


epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
 Riwayat kanker payudara
 Sering lupa
 Mioma uteri
 Riwayat struk maupun penyakit jantung iskemik, menderita
penyakit hati yang parah
 Mengalami pembekuan darah, menderita gangguan kekebalan
tubuh lupus eritematosus
8. Cara penggunaan Pil Mini
a. Mulia dengan pil pertama dalam kemasan.
b. Meminum 1 pil setiap hari sampai pil dalam kemasan habis serta
Minum Pil Mini setiap hari pada saat yang sama, TIDAK
melewatkan 1 pil pin.
c. Mulai kemasan pil baru ketika yang lama sudah habis.Pastikan
sudah memiliki kemasan baru sebelum kemasan lama habis.
d. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah
pil yang lain dan terus meminum pil seperti biasa atau gunakan
metode kontrasepsi lain bila berniat melakukan hubungan seksual
pada 8 jam berikutnya.
e. Bila menggunakan pil mini terlambat >3 jam, minumlah pil mini
tersebut begitu ingat. Terus konsumsi pil setiap hari (mungkin harus
meminum 2 pil pada waktu yang sama/hari yang sama), gunakan
metode pelindung (kondom) atau hindari hubungan seks selama 2
hari berikutnya atau jika ibu melakukan hubungan seks tanpa
pelindung dalam 5 hari terakhir, pertimbangkan meminum pil
kontrasepsi darurat.
9. Kunjungan Lanjutan atau kembali ke fasilitas kesehatan
a. Memiliki pertanyaan atau masalah
b. Membutuhkan pil tambahan
c. Terlambat minum pil mini dan sudah melakukan hubungan seksual
dalam 5 hari terakhir namun ingin menghindari kehamilan maka ibu
dapat menggunakan kontrasepsi darurat.
d. Ibu beranggapan bahwa mungkin hamil.
13

10. Hasil Penelitian tentang efek samping KB Pil Mini


Penelitian yang dilakukan oleh Maria Caecilia Nanny Setiawati, Erna
Prasetyaningrum, Desah Alit yang berjudul “Efek Samping Pil KB pada
akseptor di kelurahan Manyaran Kota Semarang” yang menunjukkan
bahwa Efek Samping Obat Pil KB yang paling sering dialami akseptor
ialah adanya 1 jenis ESO (49,03%) dan yang terbanyak ialah berat
badan bertambah dan sakit kepala ringan ( masing-masing 33,55%).
Tidak ada hubungan antara jenis ESO dan jenis pil KB yang dipakai (p =
0,051), dengan usia akseptor (p= 0,818) dan lamanya penggunaan pil
KB ( p= 0,87). Tidak ada hubungan antara jumlah ESO yang dialami
dengan usia akseptor (p=0,348 ) , dengan jenis pil KB yang dikonsumsi
(p= 0,237), dan dengan lamanya mengkonsumsi pil KB (p= 0,355).
14

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia


2015. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prawiroharjo,S.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Bina


Pustaka.

https://stikes-yogyakarta.e-journal.id/JKSI/article/view/63
https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kekurangan-dan-kelebihan-pil-kb/
http://repository.ump.ac.id/1335/3/Fitri%20Rahma%20Utami%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai