Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Dehumidifier

Dehumidifier adalah alat yang di gunakan untuk mengurangi kelembaban


udara melalui proses dehumidifikasi.proses dehumidifikasi merupakan suatu
proses penurunan kadar air dalam udara dengan menurunkan ratio kelembaban
dan entalpi.kegunaan dari dehumidifier yang biasa kita temui dibidang
farmasi,pertanian dan produksi makanan. penggunaan dehumidifier yang banyak
digunakan ,yaitu:
1. Refrigerant dehumidifier
2. Dessicant dehumidifier

(Yugo,2015)
2.1.1 Refrigerant Dehumidifier
Prinsip dari Refrigerant Dehumidifier merupakan konsep yang simpel.
Jika di udara dibawah suhu dew point , uap air akan terkondensasi pada
permukaan dingin. Dengan kata lain penyerapan uap air dilakukan dengan proses
Pendinginan dan Kondensasi.
Pengering udara berbasis system kompresi uap merupakan metode yang
paling praktis. Pengering udara dengan mendinginkan untuk menyerap uap air dan
memanaskan untuk menurunkan kelembaban relative merupakan teknik yang
umum dan masih banyak digunakan di Aplikasi Industri.

Gambar.2.1 Refrigerant Dehumidifier

4
Sumber :http://www.humiditycontrol.co.uk/dehumidification-theory.htm
(Mahfud Box,2013)
2.1.2 dessicant dehumidifier

Desiccant Dehumidifier merupakan alat pengering yang menggunakan


rotor penyerap uap air berupa silica gel dengan memberikan tekanan yang berbeda
untuk memindahkan uap air secara terus menerus dengan metode regenerasi rotor
penyerap uap air.
(Mahfud Box,2013)

Gambar.2.2 dessicant dehumidifier


Sumber : http://www.humiditycontrol.co.uk/dehumidification-theory.htm

2.2 Pengertian Psikometrik


Psikometrik merupakan sesuatu tentang sifat-sifat campuran udara dengan
uap air, yang mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara.
karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap air, jadi
tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu
keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. (Dimas Yulianto,2010)
Berikut ini akan dibahas parameter udara pada diagram psikometrik untuk
keperluan perancangan dehumidifier yaitu:

5
2.2.1 Dry Bulb Temperature (DB)
Kondisi suhu campuran antara udara dan uap air yang diukur dan dibaca
melalui skala termometer, tidak tergantung kepada intensitas uap air yang
terkandung dalam udara (Zain et al., 2005). Suhu bola kering dapat dibaca pada
termometer dengan sensor bola kering (Yani, 2003). Dalam proses kesetimbangan
kalor, suhu bola kering berpengaruh terhadap intensitas kalor yang diproduksi
melalui penguapan (evaporasi) maupun konveksi (Zain et al., 2005).

2.2.2 Wet Bulb Temperature (WB)


Kondisi suhu saat terjadi kesetimbangan antara campuran udara dan uap
air. Suhu bola basah pada udara lembab dan air dicapai jika udara
secara adiabatis telah jenuh oleh penguapan uap air (Zain et al., 2005). Suhu bola
basah disebut juga suhu jenuh adiabatik yang diperoleh
menggunakan termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah untuk
menghilangkan pengaruh radiasi panas, tetapi perlu diperhatikan bahwa sensor
harus dialiri udara dengan kecepatan minimal 5 m/s (Yani, 2003).

2.2.3 Dew Point Temperture (DP)


Suhu dari campuran udara terjadi kondensasi ketika udara didinginkan.
Kondensasi terjadi pada kelembaban mutlak dan tekanan parsial yang konstan
karena kalor yang terkandung dalam Tekanan parsial uap air yang ditimbulkan
oleh molekul uap air di dalam udara lembab pada suhu konstan. Apabila udara
mencapai kondisi jenuh, maka tekanan uap air tersebut disebut tekanan uap air
jenuh (Pvs) (Zain et al.,)

2.2.4 Entalpi (h)


Sifat termal dari campuran udara dan uap air yang menunjukkan intensitas
kalor dalam udara lembab per-satuan massa udara kering di atas suhu acuan,
dihitung dengan persamaan berikut (Zain et al., 2005):

Keterangan :
h = entalpi (kJ/kg)

6
Tdb = suhu bola kering (ºC)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara kering)

2.2.5 Specific Volume (v)


Volume ruang yang diisi oleh 1 kg udara kering dan dinyatakan dalam
m3/kg udara kering, dihitung dengan persamaan berikut (Zain et al., 2005):

Keterangan :
v = volume spesifik (m3/kg udara kering)
P = tekanan atmosfer (kPa)
R = tetapan gas (287 J/kg.mol.K)
Tdb = suhu bola kering (°C)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara kering)

2.2.6 Kelembaban Relatif (RH)


Perbandingan tekanan uap air terhadap tekanan uap air jenuh pada suhu
konstan. Kelembaban relatif merupakan hasil perbandingan antara massa aktual
uap air dari campuran udara terhadap massa uap air yang menjadi jenuh pada suhu
konstan yang dinyatakan dalam satuan persen. Pendugaan kelembaban relatif
dapat didekati dengan persamaan (Zain et al., 2005):

Keterangan :
RH = kelembaban relatif (%)
Pv = tekanan uap air (kPa)
Pvs = tekanan uap air jenuh (kPa)

7
2.2.7 Rasio Kelembaban (W)
Massa uap air (mu) yang terkandung dalam udara lembab per-satuan massa
udara kering (ma) yang dapat didekati dengan persamaan berikut (Zain et al..,
2005):

Keterangan :
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara kering)
Pv = tekanan parsial uap air (kPa)
Pvs = tekanan uap jenuh (kPa)
(Agun Gunawan, 2009)

2.3 Proses - proses pada psikometrik


Proses udara yang terjadi dalam psikometrik adalah :
1. Proses pemanasan (Heating).
2. Proses pendinginan (Cooling).
3. Proses pelembaban (humidifikasi).
4. Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).
5. Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).
6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan
dehumidifikasi).
7. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi).
8. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan
dehumidifikasi).
(Yuriadi kusuma,2011)

2.3.1. Proses pemanasan Sensibel (Heating).


Proses pemanasan Sensibel adalah proses penambahan kalor sensibel ke
udara sehingga temperatur udara tersebut naik. Proses ini hanya disebabkan oleh
perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis
proses pada psikometrik adalah garis horizontal ke arah kanan.

8
Gambar .2.3 Pemanasan Sensibel
Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

2.3.2 Proses pendinginan Sensibel (Cooling).


Proses pendinginan Sensibel adalah proses pengambilan kalor sensibel
dari udara sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini
hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan
rasio kelembaban. Garis proses pada psikometrik adalah garis horizontal ke arah
kiri.

Gambar 2.4. Pendinginan Sensibel


Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

2.3.3. Proses pelembaban (humidifikasi).


Proses pelembaban adalah proses penambahan kandungan uap air ke
udara sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini

9
terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel . Garis proses
pada psikometrik adalah garis vertikal ke arah atas.

Gambar 2.5 Pelembaban


Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

2.3.4 Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).


Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap
air udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses
ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis
proses pada psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah.

Gambar 2.6. Penurunan Kelembaban


Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

10
2.3.5 Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).
Pada proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap air,
yaitu dengan mengalirkan udara melewati ruangan semburan air atau uap yang
temperaturnya lebih tinggi dari temperatur udara, sehingga didapatkan
peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini
terjadi kenaikan rasio kelembaban, entalpi, dry bulb temperatur,wet bulb
temperatur dan kelembaban relatif. Garis proses pada psikometrik adalah garis
kearah kanan atas.

Gambar 2.7 Pemanasan dan Pelembaban


Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

2.3.6 Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan


dehumidifikasi)
Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai
temperaturnya dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami
pengembunan sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara
dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat.
Proses ini terjadi pada alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini terjadi
penurunan rasio kelembaban, entalpi, wet bulb temperatur, entalpi dan
kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan dry bulb temperatur. Garis proses
pada karta psikometrik adalah garis kearah kanan bawah.

11
Gambar . 2.8 Pemanasan dan Penurunan Kelembaban
Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

2.3.7 Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi)


Proses ini dilakukan dengan melewatkan udara pada ruangan semburan air
yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari
titik embun udara sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio
kelembaban akan mengalami peningkatan.

Gambar 2.9. Pendinginan dan Pelembaban


Sumber : ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems .
USA . John Wily and Sons. Inc.)

12
2.3.8 Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling and
dehumidifikasi).
Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin
atau ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur
udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.

Gambar 2.10. Pendinginan dan Penurunan Kelembaban


Sumber: ( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA
. John Wily and Sons. Inc.)

13
2.5 Kinerja Dehumidifier kompresi uap

Gambar di bawah ini menunjukkan terjadinya proses dehumidifier dimana


proses tersebut melalui proses cooling and dehumidifying dari udara sekitar
menjadi udara dingin kemudian dipanaskan hingga mencapai temperatur yang
diinginkan.

Keterangan:
(1) – (2) : proses cooling dan dehumidifying
(2) – (3) : proses pemanasan
Pada dasarnya penggunaan kompresi uap sebagai unit proses pendinginan
dan proses dehumidifikasi untuk menghasilkan udara dingin dimana udara dingin

14
tersebut digunakan sebagai udara suplai proses dehumidifier, sehingga
membutuhkan perlakuan proses pemanasan udara yang memanfaatkan panas
kondensor yaitu Besarnya energi yang dibutuhkan dapat dituliskan dengan rumus:
Kondisi pada sisi inlet dehumidifier
a) Menentukan massa udara yang mengalir
Luas penampang, A = p x ℓ
b) Menentukan tekanan jenuh (Psat) pada suhu Tl (tabel air jenuh)
c) Menentukan tekanan parsial uap (Pv)
P v = RH x Psat
………………………………………………………...(2.17)
d) Menentukan Humidity Ratio (w)
w = 0,622 ( Pv
)
Pt−Pv

……………………………………..…………..(2.18)
e) Menghitung Entalpi udara (h1)
h1 = 1,005 . T + w (2501 + 1,88
T)......................................................(2.19)
Dimana
Kondisi pada sisi outlet dehumidifier
a. Menentukan tekanan jenuh (Psat) pada suhu T2 (table sifat air)
b. Menentukan tekanan parsial sisi outlet (Pv)
Pv
w = 0,622 (
Pt−Pv ), maka untuk mencari Pv ;
Pv
P v = ( Pt−P ) x (Pt - Pv)...............................................(2.20)
v

c. Menentukan relative humidity outlet


...................................................................
RH = Pv (2.21)
Psat

d. Menentukan entalpi udara pemanas(h2) dengan perubahan


T2 h2 = 1,005 T + w (2501 + 1,8 T).............................(2.22)
Kondisi aliran udara
1. Menetukan rapat massa udara(ρud)
Pv− Pv
ρud= Ra xTud ……………………….………………….(2.23)
dimana Ra ketetapan reynold (287,035 J/kg.k)

15
2. Menentukan Volume aliran udara (ὐ)
ὐ = A x ʋ...........................................................................(2.24)
3. Menetukan Massa udara yang mengalir (ṁ)
ṁud = ὐ x ρud.............(2.25)
4. Menetukan Energi yang diperlukan (Q)
Q = ṁud x (h2 – h1 )..........................................................(2.26)
5. Menetukan Dew Point Temperature(DPT)
4030 (DBT+235)
DPT = 4030−(DBT+235)in RH - 235 ……………………(2.27)
(Ikhwan Asmawi,2011)

16

Anda mungkin juga menyukai