Anda di halaman 1dari 10

Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

MODUL V
REFRIGERASI PADA WATER-COOLED WATER-CHILLER

5.1. Tujuan Percobaan


1. Mengamati tata kerja unit chiller mini (mini water-cooled water-chiller)

5.2. Peralatan
1. Unit mini water-cooled water-chiller

5.3. Teori Dasar


5.3.1. Unit Chiller Mini (Mini Water-cooled Water-Chiller) TKL
Dalam kegiatan praktikum ini, para mahasiswa akan mengamati tata kerja sebuah unit chiller
mini yang tersedia di Laboratorium Termal dan Kondisi Lingkungan. Unit chiller tersebut
menggunakan kompresor yang semula dikonstruksi untuk refrigeran R-12 (chlorofluorocarbon-
12 atau CFC-12), yang telah dilarang penggunaannya di dunia ini, karena dampak lingkungannya
yang buruk. Oleh sebab itu, chiller tersebut selama ini telah juga diisi dengan beberapa jenis
pengganti R-12, yang telah beredar maupun telah dipromosikan penggunaannya di masyarakat.
Refrigeran pengganti itu antara lain adalah R-134a (hydrofluorocarbon-134a atau HFC-134a)
serta jenis refrigeran hidrokarbon (HC), yaitu MC-12 dan MC-134, produk PT Pertamina dengan
merek dagang MusiCool.

5.3.2. Komponen Water-Cooled Chiller


Refrigeran merupakan zat yang bersikulasi secara terus-menerus melewati komponen
utama sistem pendingin (kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator),
refrigeran tidak akan berkurang selama tidak terjadi kebocoran pada sistem pendingin. Dari
siklus kerja refrigerasi, yang perlu di perhatikan adalah apabila kompresor berkerja maka
refrigeran akan mengalir keseluruh komponen utama sistem, bersamaan dengan perubahan
bentuk atau perubahan wujud.
Siklus refrigerasi adalah sebagai berikut; Proses sirkulasi refrigeran dimulai dari
refrigeran berwujud gas yang bersuhu dan bertekanan rendah dari evaporator, lalu di hisap
oleh kompresor, kemudian gas tersebut di kompresikan hingga menjadi gas dengan suhu yang
tinggi dan tekanan tinggi menuju kondensor. Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dan
mengubah wujud bahan pendingin dari gas menjadi cair. Di kondensor terjadi pertukaran kalor
antara refrigeran bersuhu tinggi dengan air bersuhu lebih rendah yang berasal dari cooling
tower, kemudian gas refrigeran dengan suhu tinggi akan membuang panasnya ke air tersebut,
kemudian air tersebut akan dialirkan kembali menuju cooling tower, untuk didinginkan,
dan bentuk refrigeran akan berubah wujud menjadi cair, pada suhu pengembunan
(kondensasi), akan tetapi tekanannya masih tinggi. Untuk lebih jelas tentang proses
pertukaran kalor yang terjadi di kondensor, lihat gambar di bawah tentang skema penukar
kalor kalor sistem pipa konsentrik.

5. 1
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller

Kemudian dari kondensor, refrigeran masuk kedalam katup ekspansi, di dalam katup
ekspansi cairan refrigeran yang bertekanan tinggi akan mendapat hambatan dan gesekan
yang sangat besar, sehingga tekanannya menjadi turun, selanjutnya cairan refrigeran yang
bersuhu dan bertekanan rendah masuk ke evaporator. Di evaporator, cairan refrigeran akan
menguap sambil menyerap panas dari air yang telah dihangatkan oleh heater di tangki; air ini
berperan sebagai beban pendinginan, lalu refrigeran akan berubah wujud menjadi gas dengan
suhu dan bertekanan rendah, kemudian gas refrigeran tersebut dihisap kembali oleh
kompresor. Proses ini terjadi berulang-ulang selama kompresor berjalan atau beroperasi.

Skema sistem unit chiller mini ini adalah sebagai berikut.

5. 2
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

Unit chiller mini tersebut menghasilkan air dingin yang ditampung di dalam sebuah tangki
air. Beban refrigerasi bagi unit tersebut disimulasikan menggunakan sebuah pemanas air (water
heater) elektrik yang dicelupkan ke dalam tangki. Akibat pusaran yang terjadi diharapkan dapat
diperoleh suhu air yang cukup merata di dalam tangki. Sehingga dapat diukur adanya perbedaan
suhu air dingin (chilled water), antara aliran yang dipompakan ke chiller dengan aliran yang
kembali ke tangki dari chiller. Unit chiller ini membuang kalornya ke dalam sebuah cooling
tower mini.
Komponen-komponen yang terdapat di dalam sistem ini adalah:
1. Kompresor
Kompresor pada unit chiller ini seperti yang digunakan pada kendaraan, yaitu jenis sedan atau
mobil penumpang kecil. Termasuk jenis open-type yang biasanya digerakkan secara eksternal
oleh putaran engine kendaraan. Dalam unit ini, engine itu diganti dengan sebuah motor
elektrik. Spesifikasi kompresor tersebut adalah sebagai berikut.
Merk: Sanden 505
Tipe: Swash Plate 5 hp
2. Motor elektrik
Penggerak-mula bagi unit ini adalah motor elektrik 3-fasa, dengan spesifikasi sebagai berikut.
Merk: Teco
Tipe: Induction 1,5 kW
3. Penukar kalor (heat exchanger)
Chiller ini dilengkapi dengan dua buah penukar kalor berbentuk pipa ganda konsentrik
(concentric tubes h-x), yang skemanya ditampilkan pada gambar berikut ini. Penukar kalor ini
dibuat sedemikian sehingga refrigeran mengalir melalui pipa sebelah dalam, sedangkan air
dialirkan di luarnya, di rongga antara pipa dalam dan pipa luar. Perbedaan suhu antara air dan
refrigeran menyebabkan terjadinya aliran kalor menembus dinding pipa dalam. Agar tidak
terjadi rugi-rugi termal dengan lingkungan luar, sistem penukar kalor tersebut diselubungi
dengan insulator. Skema penukar kalor sistem pipa konsentrik ialah sebagai berikut:

Tw,inlet

TR,inlet Aliran refrigeran TR,outlet


Aliran air

Tw,outlet

Apabila rugi-rugi termal antara sistem penukar kalor tersebut dengan lingkungan dapat
diabaikan, laju pertukaran kalor di dalam sistem tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

q  AU TL  (5.1)

di mana
A = DR L (5.2)

5. 3
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller

dan
T  Tw,outlet   TR ,outlet  Tw,inlet 
TL 
R ,inlet

TR,inlet  Tw,outlet  (5.3)


TR,outlet  Tw,inlet 
ln

dengan
A = luas permukaan perpindahan kalor pipa dalam
U = overall heat transfer coefficient (lihat di pustaka tentang Perpindahan Kalor,
untuk benda berbentuk silindrikal)
TL = log-mean temperature difference (LMTD)
Pada unit chiller tersebut, penukar kalor yang terletak di sebelah atas berfungsi sebagai
evaporator, sedangkan yang terletak di sebelah bawah berfungsi sebagai kondenser. Pada
penukar kalor itu, pipa-dalam yang dialiri refrigeran berukuran diameter 3/8 inci, sedangkan
pipa-luar berdiameter 1 ¼ inci, keduanya adalah pipa tembaga.
4. Cooling tower
Kalor dari kondenser dilepaskan ke air pendingin (cooling water), yang akan menyalurkan
dan membuang kalor itu di dalam sebuah menara pendingin (cooling tower) kecil. Di dalam
menara pendingin itu berlangsung proses pertukaran kalor konvektif antara air pendingin
kondenser hangat yang dikucurkan dari atas, dengan udara yang dilalukan ke dalam menara
itu oleh kipas di bagian atas. Pertukaran kalor di dalam menara pendingin itu adalah termasuk
jenis counter-flow.
5. Pengatur aliran refrigeran
Pada unit chiller ini digunakan pengatur aliran refrigeran yang berupa katup ekspansi jenis
termostatik (thermostatic expansion valve). Sensor termostatiknya yang berupa bulb
dilekatkan pada bagian pipa, tepat di keluaran dari evaporator. Katup ekspansi tersebut untuk
jenis refrigeran R-134a buatan Danfoss dengan kapasiti pendinginan 1 tonref (3,52 kW).
6. Pompa air
Terdapat dua buah pompa air yang digunakan. Pompa chilled water berfungsi untuk
mensirkulasikan air dingin antara beban chiller di dalam tangki dengan evaporator.
Sedangkan pompa cooling water berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin antara
kondenser dengan menara pendingin. Spesifikasi:
Merk: Shimizu
Tipe: PN-125BT; 125W; 4,3 l/m
7. Filter drier
Filter drier adalah komponen pelengkap yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran
yang terbawa oleh refrigeran, serta menyerap dan mencegah adanya uap air (termasuk non-
condensables lainnya) yang bersirkulasi bersama refrigeran. Penyerapan itu terjadi karena di
dalam tabung filter drier itu berisi silica-gel yang bersifat higroskopik. Spesifikasi:
Merk: Dcl 163 Danfoss
Tipe: HFC MWP 500 psig

5. 4
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

5.3.3. Parameter Performa Kinerja Refrigeran


Kinerja refrigeran erat kaitannya dengan entalpi. Entalpi menyatakan jumlah energi yang
terkandung. Kinerja refrigeran tersebut dapat ditinjau dari:
Mass Flow Rate ( m )
Mass flow rate adalah jumlah massa refrigeran yang disirkulasikan ke seluruh sistem per
satuan waktu tertentu.

Efek Refrigerasi (ER)


Efek refrigerasi adalah jumlah total kalor yang diserap oleh evaporator. Jika mengacu pada
diagram proses refrigerasi berikut ini, maka:

ER = h4 – h3 (5.4)

Kapasitas Unit ( Q EV)


Kapasitas unit menyatakan jumlah total kalor yang diambil dari beban pendinginan (dalam
hal ini adalah chilled water) per satuan waktu. Kapasitas unit dinyatakan dalam satuan TR (tons
of refrigeration atau tonref), di mana 1 TR adalah kemampuan sistem untuk membekukan 1 ton
air pada 0oC menjadi es 0oC dalam waktu 24 jam.

Q EV = Q CHW (5.5)

m ER = ( V ρ cp)air (T1 – T2) (5.6)

dengan
V = debit aliran air ke sistem [m3/s]

5. 5
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller

ρ = massa jenis air [kg/m3]


cp = kalor spesifik air [= 4,2 kJ/(kg·°C)]
T1 = suhu chilled water masuk melintasi evaporator [°C]
T2 = suhu chilled water keluar dari evaporator [°C]

Kerja Kompresi (WKP ) dan Daya Kompresi ( W KP)


Kerja kompresi adalah jumlah total energi yang disalurkan oleh kompresor untuk
mengalirkan refrigeran serta menaikkan tekanannya, dari tingkat tekanan rendah yang diperlukan
di dalam evaporator, hingga ke tingkat tekanan tinggi yang diperlukan di dalam kondenser. Jika
mengacu pada diagram proses refrigerasi di atas, maka:

WKP = h6 – h5 (5.7)

Karena adanya kerja kompresi tersebut, maka selama selang waktu tertentu, daya yang
tersalur ke dalam refrigeran oleh kompresor adalah sebesar:

W KP = m WKP = m (h6 – h5) (5.8)

Perlu diperhatikan, bahwa kerja maupun daya kompresi adalah berbeda dengan kerja
maupun daya yang dikonsumsi oleh kompresor. Konsumsi daya kompresor adalah masukan yang
diperlukan sebuah kompresor agar dapat melakukan kompresi. Konsumsi daya ini diberikan
dalam bentuk energi mekanik berupa putaran poros kompresor, yang dihasilkan oleh motor
penggerak, dan biasanya dinyatakan dengan satuan HP (horse power) atau BHP (brake horse
power). Nisbah antara daya kompresi dengan konsumsi daya kompresor adalah berupa efisiensi
mekanik kompresi.

Volume Displacement
Volume displacement adalah besarnya volume refrigeran yang dapat dialirkan karena kerja
kompresi oleh kompresor. Karena refrigeran yang dikerjai oleh kompresor berupa gas, maka
aliran volumenya berbanding terbalik dengan kerapatannya pada saat terhisap masuk ke
kompresor.
V KP = V refrigeran (5.9)
m
V KP = (5.10)
5
Selain itu ada pula yang disebut sebagai compressor’s volume displacement, yaitu ukuran
fisik dari perubahan volume ruang-dalam kompresor ketika melakukan kerja kompresi. Nilai ini
dapat dihitung sebagai selisih dari volume maksimum dengan volume minimum ruang kompresi
tersebut. Nisbah antara volume refrigeran yang teralirkan dan volume kerja kompresor ini
disebut sebagai efisiensi volumetrik.

Nisbah Kompresi (CR – compression ratio)


Nisbah kompresi adalah perbandingan antara tekanan keluaran (Pdischarge) dengan masukan
(Psuction) kompresor.

5. 6
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

Pdischarge
CR = (5.11)
Psuction

Harga CR dapat didekati dengan nisbah antara tekanan di kondensor dengan tekanan di
evaporator, atau sama dengan HP/LP.
Refrigeran dikatakan memiliki kinerja yang baik jika mass flow rate, kerja kompresor dan
nisbah kompresinya kecil, sedangkan efek refrigerasi dan kapasitas pendinginannya besar. Untuk
mengetahui besarnya nilai-nilai berbagai parameter tersebut di atas, dilakukan pengumpulan data
dengan cara mengukur suhu, tekanan, dan arus elektrik di berbagai titik-titik pengukuran tertentu
pada sistem. Selain itu berbagai gejala fisika termal yang berlangsung dalam sistem unit chiller
ini diamati.

Koefisien Performansi (COP)


Q EV
COP = (5.12)
W KP

Efisiensi Kompresor (COP)


W KP
ηKP = × 100% (5.13)
W e

dengan W KP adalah daya kompresi yang dihasilkan kompresor, dan W e adalah daya listrik yang
dibutuhkan kompresor (1,5 kWe).

kWe/TR
kWe E l
= (5.14)
TR QEV / 3,52

5.4. Prosedur Percobaan


1. Hidupkan secara berurutan power keseluruhan, power sensor termokopel yang dipakai,
power heater, kemudian catat suhu-suhu pada setiap titik pengukuran (titik 1~9), dan catat
suhu aktual beban pendinginan yang terbaca pada heater.
2. Catat nilai volume air di meteran air sebelum pengukuran (air yang dipompakan ke
evaporator).
3. Hidupkan secara berurutan komponen-komponen berikut: fan cooling tower, pompa beban
dan pompa cooling tower, motor elektrik, dan terakhir kompresor (Catatan: setiap
menyalakan komponen diberi jeda sekitar 30 detik).
4. Tunggu alat stabil dan beban mendapat pengurangan suhu (sekitar 5 menit).
5. Jaga suhu beban pendinginan selalu di atas 10°C.
6. Siapkan stopwatch.
7. Catat suhu yang terbaca pada 10 titik pengukuran (titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan suhu aktual
beban pendinginan pada heater).
8. Ulangi prosedur percobaan nomer 7 sebanyak 5 kali, dengan jeda pengukuran 5

5. 7
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller

menit.
9. Catat nilai volume air di meteran.
10. Matikan alat percobaan dengan urutan: kompresor, motor elektrik, pompa beban dan pompa
cooling tower, fan cooling tower, heater, sensor termokopel dan terakhir power keseluruhan.
(Catatan: setiap mematikan komponen diberi jeda sekitar 30 detik).

Untuk memudahkan, gunakanlah 2 buah tabel:

5. 8
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV

Karta/diagram Mollier:

Untuk lebih jelasnya silahkan unduh di: http://3.bp.blogspot.com/-


wq6099KPcRs/TzQ2DvQW0I/AAAAAAAACFQ/x76dL6ASQ3w/s1600/r134a%2B-
%2Blogph.png atau cenerg.ensmp.fr/english/diag_fluide/image/r-134a.gif

5.5. Tugas Analisis


1. Hitung seluruh parameter performansi refrigeran.
2. Plot siklus refrigerasi hasil pengukuran pada karta Mollier R-134a.

5.6. Tugas Pendahuluan


1. Apakah yang dimaksud dengan refrigerasi?
2. Uraikanlah, apa yang Anda ketahui tentang unit-unit refrigerasi apa pun, yang Anda temui
sehari-hari, kaitkan uraian itu dengan isi bahan peragaan dalam modul ini!
3. Terangkan jenis-jenis alat kontrol refrigrasi yang anda ketahui terdapat pada sistem atau unit
refrigerasi di sekitar Anda!
4. Uraikan dengan ringkas apa yang dinamakan siklus Carnot, siklus refrigerasi teoritikal, serta
siklus refrigerasi yang sebenarnya! Tunjukkan sedemikian sehingga jelas persamaan dan
perbedaan dari masing-masing siklus tersebut!
5. Jelaskan dengan ringkas apakah perbedaan dari istilah “efisiensi” dan “koefisien kinerja”!
6. Uraikanlah dengan ringkas apa yang Anda ketahui tentang suction accumulator dan liquid
receiver!
7. Gambarkanlah dengan sebuah sketsa siklus refrigerasi, seolah-olah pada suatu diagram P-h,
sedemikian sehingga jelas apa-apa yang dimaksud dengan hal-hal berikut ini.
 Efek refrigrasi
 Beban refrigerasi
 Kapasitas refrigerasi
 Derajat subcooling dan derajat superheating

5. 9
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller

 Kerja kompresi
 Tekanan hisap (suction pressure) dan tekanan dorong (discharge pressure)
 Nisbah kompresi (compression ratio)
 Nisbah pembuangan/pelepasan kalor (heat rejection ratio)
 Koefisien kinerja (COP)
8. Uraikanlah secara grafikal maupun matematikal, bagaimana pengaruh derajat subcooling
terhadap efek refrigerasi!
9. Uraikan secara grafikal maupun matematikal, bagaimana pengaruh perubahan tekanan
evaporasi, maupun tekanan kondensasi, terhadap berbagai besaran pada no. 8 di atas!

5.7. Daftar Pustaka


Çengel, Y., Boles, M. Thermodynamics: An Engineering Approach. McGraw-Hill, New York,
1989.
Dossat, R.J. Principle of Refrigeration, 2nd Edition. John Wiley & Sons, New York, 1981.
Kuehn, T.H., Ramsey, J.W., Threlkeld, J.L. Thermal Environmental Engineering, 3rd Edition.
Prentice-Hall, Englewood Cliffs, 1998.

5. 10

Anda mungkin juga menyukai