MODUL V
REFRIGERASI PADA WATER-COOLED WATER-CHILLER
5.2. Peralatan
1. Unit mini water-cooled water-chiller
5. 1
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller
Kemudian dari kondensor, refrigeran masuk kedalam katup ekspansi, di dalam katup
ekspansi cairan refrigeran yang bertekanan tinggi akan mendapat hambatan dan gesekan
yang sangat besar, sehingga tekanannya menjadi turun, selanjutnya cairan refrigeran yang
bersuhu dan bertekanan rendah masuk ke evaporator. Di evaporator, cairan refrigeran akan
menguap sambil menyerap panas dari air yang telah dihangatkan oleh heater di tangki; air ini
berperan sebagai beban pendinginan, lalu refrigeran akan berubah wujud menjadi gas dengan
suhu dan bertekanan rendah, kemudian gas refrigeran tersebut dihisap kembali oleh
kompresor. Proses ini terjadi berulang-ulang selama kompresor berjalan atau beroperasi.
5. 2
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV
Unit chiller mini tersebut menghasilkan air dingin yang ditampung di dalam sebuah tangki
air. Beban refrigerasi bagi unit tersebut disimulasikan menggunakan sebuah pemanas air (water
heater) elektrik yang dicelupkan ke dalam tangki. Akibat pusaran yang terjadi diharapkan dapat
diperoleh suhu air yang cukup merata di dalam tangki. Sehingga dapat diukur adanya perbedaan
suhu air dingin (chilled water), antara aliran yang dipompakan ke chiller dengan aliran yang
kembali ke tangki dari chiller. Unit chiller ini membuang kalornya ke dalam sebuah cooling
tower mini.
Komponen-komponen yang terdapat di dalam sistem ini adalah:
1. Kompresor
Kompresor pada unit chiller ini seperti yang digunakan pada kendaraan, yaitu jenis sedan atau
mobil penumpang kecil. Termasuk jenis open-type yang biasanya digerakkan secara eksternal
oleh putaran engine kendaraan. Dalam unit ini, engine itu diganti dengan sebuah motor
elektrik. Spesifikasi kompresor tersebut adalah sebagai berikut.
Merk: Sanden 505
Tipe: Swash Plate 5 hp
2. Motor elektrik
Penggerak-mula bagi unit ini adalah motor elektrik 3-fasa, dengan spesifikasi sebagai berikut.
Merk: Teco
Tipe: Induction 1,5 kW
3. Penukar kalor (heat exchanger)
Chiller ini dilengkapi dengan dua buah penukar kalor berbentuk pipa ganda konsentrik
(concentric tubes h-x), yang skemanya ditampilkan pada gambar berikut ini. Penukar kalor ini
dibuat sedemikian sehingga refrigeran mengalir melalui pipa sebelah dalam, sedangkan air
dialirkan di luarnya, di rongga antara pipa dalam dan pipa luar. Perbedaan suhu antara air dan
refrigeran menyebabkan terjadinya aliran kalor menembus dinding pipa dalam. Agar tidak
terjadi rugi-rugi termal dengan lingkungan luar, sistem penukar kalor tersebut diselubungi
dengan insulator. Skema penukar kalor sistem pipa konsentrik ialah sebagai berikut:
Tw,inlet
Tw,outlet
Apabila rugi-rugi termal antara sistem penukar kalor tersebut dengan lingkungan dapat
diabaikan, laju pertukaran kalor di dalam sistem tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
q AU TL (5.1)
di mana
A = DR L (5.2)
5. 3
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller
dan
T Tw,outlet TR ,outlet Tw,inlet
TL
R ,inlet
dengan
A = luas permukaan perpindahan kalor pipa dalam
U = overall heat transfer coefficient (lihat di pustaka tentang Perpindahan Kalor,
untuk benda berbentuk silindrikal)
TL = log-mean temperature difference (LMTD)
Pada unit chiller tersebut, penukar kalor yang terletak di sebelah atas berfungsi sebagai
evaporator, sedangkan yang terletak di sebelah bawah berfungsi sebagai kondenser. Pada
penukar kalor itu, pipa-dalam yang dialiri refrigeran berukuran diameter 3/8 inci, sedangkan
pipa-luar berdiameter 1 ¼ inci, keduanya adalah pipa tembaga.
4. Cooling tower
Kalor dari kondenser dilepaskan ke air pendingin (cooling water), yang akan menyalurkan
dan membuang kalor itu di dalam sebuah menara pendingin (cooling tower) kecil. Di dalam
menara pendingin itu berlangsung proses pertukaran kalor konvektif antara air pendingin
kondenser hangat yang dikucurkan dari atas, dengan udara yang dilalukan ke dalam menara
itu oleh kipas di bagian atas. Pertukaran kalor di dalam menara pendingin itu adalah termasuk
jenis counter-flow.
5. Pengatur aliran refrigeran
Pada unit chiller ini digunakan pengatur aliran refrigeran yang berupa katup ekspansi jenis
termostatik (thermostatic expansion valve). Sensor termostatiknya yang berupa bulb
dilekatkan pada bagian pipa, tepat di keluaran dari evaporator. Katup ekspansi tersebut untuk
jenis refrigeran R-134a buatan Danfoss dengan kapasiti pendinginan 1 tonref (3,52 kW).
6. Pompa air
Terdapat dua buah pompa air yang digunakan. Pompa chilled water berfungsi untuk
mensirkulasikan air dingin antara beban chiller di dalam tangki dengan evaporator.
Sedangkan pompa cooling water berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin antara
kondenser dengan menara pendingin. Spesifikasi:
Merk: Shimizu
Tipe: PN-125BT; 125W; 4,3 l/m
7. Filter drier
Filter drier adalah komponen pelengkap yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran
yang terbawa oleh refrigeran, serta menyerap dan mencegah adanya uap air (termasuk non-
condensables lainnya) yang bersirkulasi bersama refrigeran. Penyerapan itu terjadi karena di
dalam tabung filter drier itu berisi silica-gel yang bersifat higroskopik. Spesifikasi:
Merk: Dcl 163 Danfoss
Tipe: HFC MWP 500 psig
5. 4
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV
ER = h4 – h3 (5.4)
Q EV = Q CHW (5.5)
dengan
V = debit aliran air ke sistem [m3/s]
5. 5
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller
WKP = h6 – h5 (5.7)
Karena adanya kerja kompresi tersebut, maka selama selang waktu tertentu, daya yang
tersalur ke dalam refrigeran oleh kompresor adalah sebesar:
Perlu diperhatikan, bahwa kerja maupun daya kompresi adalah berbeda dengan kerja
maupun daya yang dikonsumsi oleh kompresor. Konsumsi daya kompresor adalah masukan yang
diperlukan sebuah kompresor agar dapat melakukan kompresi. Konsumsi daya ini diberikan
dalam bentuk energi mekanik berupa putaran poros kompresor, yang dihasilkan oleh motor
penggerak, dan biasanya dinyatakan dengan satuan HP (horse power) atau BHP (brake horse
power). Nisbah antara daya kompresi dengan konsumsi daya kompresor adalah berupa efisiensi
mekanik kompresi.
Volume Displacement
Volume displacement adalah besarnya volume refrigeran yang dapat dialirkan karena kerja
kompresi oleh kompresor. Karena refrigeran yang dikerjai oleh kompresor berupa gas, maka
aliran volumenya berbanding terbalik dengan kerapatannya pada saat terhisap masuk ke
kompresor.
V KP = V refrigeran (5.9)
m
V KP = (5.10)
5
Selain itu ada pula yang disebut sebagai compressor’s volume displacement, yaitu ukuran
fisik dari perubahan volume ruang-dalam kompresor ketika melakukan kerja kompresi. Nilai ini
dapat dihitung sebagai selisih dari volume maksimum dengan volume minimum ruang kompresi
tersebut. Nisbah antara volume refrigeran yang teralirkan dan volume kerja kompresor ini
disebut sebagai efisiensi volumetrik.
5. 6
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV
Pdischarge
CR = (5.11)
Psuction
Harga CR dapat didekati dengan nisbah antara tekanan di kondensor dengan tekanan di
evaporator, atau sama dengan HP/LP.
Refrigeran dikatakan memiliki kinerja yang baik jika mass flow rate, kerja kompresor dan
nisbah kompresinya kecil, sedangkan efek refrigerasi dan kapasitas pendinginannya besar. Untuk
mengetahui besarnya nilai-nilai berbagai parameter tersebut di atas, dilakukan pengumpulan data
dengan cara mengukur suhu, tekanan, dan arus elektrik di berbagai titik-titik pengukuran tertentu
pada sistem. Selain itu berbagai gejala fisika termal yang berlangsung dalam sistem unit chiller
ini diamati.
dengan W KP adalah daya kompresi yang dihasilkan kompresor, dan W e adalah daya listrik yang
dibutuhkan kompresor (1,5 kWe).
kWe/TR
kWe E l
= (5.14)
TR QEV / 3,52
5. 7
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller
menit.
9. Catat nilai volume air di meteran.
10. Matikan alat percobaan dengan urutan: kompresor, motor elektrik, pompa beban dan pompa
cooling tower, fan cooling tower, heater, sensor termokopel dan terakhir power keseluruhan.
(Catatan: setiap mematikan komponen diberi jeda sekitar 30 detik).
5. 8
Modul Praktikum TF-3206 Laboratorium Teknik Fisika IV
Karta/diagram Mollier:
5. 9
Modul V – Refrigerasi pada Water-Cooled Water-Chiller
Kerja kompresi
Tekanan hisap (suction pressure) dan tekanan dorong (discharge pressure)
Nisbah kompresi (compression ratio)
Nisbah pembuangan/pelepasan kalor (heat rejection ratio)
Koefisien kinerja (COP)
8. Uraikanlah secara grafikal maupun matematikal, bagaimana pengaruh derajat subcooling
terhadap efek refrigerasi!
9. Uraikan secara grafikal maupun matematikal, bagaimana pengaruh perubahan tekanan
evaporasi, maupun tekanan kondensasi, terhadap berbagai besaran pada no. 8 di atas!
5. 10