Anda di halaman 1dari 16

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mesin Pendingin

Menurut Sumanto, MA, Drs. (2000:2). Dasar-dasar mesin

pendingin menjelaskan “dingin adalah akibat adanya perubahan

panas. Mesin-mesin pendingin menghasilkan dingin dengan cara

menyerap panas dari udara yang ada dalam kabinet mesin-mesin

pendingin itu sendiri sehingga suhu dalam kabinet (ruang pendingin)

turun/dingin”.

Sedangakan menurut Nurdin Harahap, Permesinan Bantu

menjelaskan “Definisi mesin pendingin adalah pesawat pendingin

ruangan”.

Jadi mesin pendingin bisa juga didefinisikan sebagai proses

perpindahan panas, lebih spesifik lagi mesin pendingin didefinisikan

sebagai ilmu pengetahuan yang berarti proses pengurangan dan

penjagaan suhu ruangan dibawah suhu sekelilingnya.

Dalam proses pendinginan, mesin pendingin menggunakan gas

sebagai media pendinginnya yang akan disirkulasikan dalam sIstem.

Media pendingin yang biasa dipakai untuk instalasi mesin pendingin,

diantaranya adalah Gas asam arang (CO 2), Gas asam belerang (SO 2),

Gas chloormethyl (CH3Cl), Gas amoniak (NH3), Gas Freon 11 (CCl3F),

Gas Freon 12 (CCl2F2), Gas Freon 22 (CHClF2)


6

B. Pembagian Mesin Pendingin

Menurut Nurdin Harahap, (-:4) Permesinan Bantu,

mengatakan bahwa “pembagian mesin pendingin terdiri dari dua, yaitu:

1. Berdasarkan cara pendinginan.

a) Sistem langsung (direct system).

Dimana coil pendingin yang berisi bahan pendingin langsung

mendinginkan ruangan (Freon instalasion).

b) Sistem tidak langsung (indirect system).

Dimana coil pendingin yang berisi bahan pendingin digunakan

untuk mendinginkan air brine, selanjutnya brine mendinginkan

ruangan (ammonia instalasion).

2. Berdasarkan cara sirkulasi.

a) Sistem kompresi (dikapal).

b) Sistem absorpsi (didarat/dirumah-rumah).

C. Ruang Dingin

Ruangan tempat menyimpan bahan makanan disebut ruang

pendinginan atau kamar dingin. Pada kapal-kapal besar ruangan ini

banyak jumlahnya dan biasanya sebelum masuk kedalam ruangan-

ruangan ini kita harus masuk satu ruangan depan (lobby). Dari

ruangan ini baru ada pintu masuk ke kamar-kamar pendingin

lainnya. Sebelum masuk kekamar-kamar pendingin, ruangan depan


7

ini ditutup terlebih dahulu agar udara luar tidak masuk kedalam

ruangan pendingin.

D. Komponen – Komponen Utama Mesin Pendingin

Komprosesor
Motor
Penggerak

Filter & Dryer Kondensor / Receiver Mamometer

Sumber Data : MV. MENTAYA RIVER


8

1. Kompresor (compressor).

Menurut Handoko, K. (1979:42) Room Air Conditioner

menjgatakan bahwa “kompresor adalah bagian terpenting dari

mesin pendingin. Pada manusia kompresor dapat diumpamakan

sebagai jantung, yang memompa darah keseluruh tubuh kita.

Sedangkan pada mesin pendingin kompresor memompa refrigerant

seluruh sistem. Gunanya untuk menghisap refrigerant bertekanan

rendah dan suhu rendah dari evaporator dan kemudian

menekan/memampatkan sehingga tekanan dan suhunya tinggi lalu

dialirkan ke kondensor. Panas yang diserap dari evaporator dapat

dikeluarkan melalui medium yang mendinginkan kondensor.

Jadi cara kerja kompresor adalah untuk Menghisap refrigerant cair

dari evaporator, lalu menaikkan tekanan dan suhunya kemudian

mengalirkannya ke kondensor, sehingga refrigerant tersebut dapat

mengembun dan memberikan panasnya pada medium yang

mendinginkan kondensor.

2. Kondensor (condenser).

Menurut Karyanto, E. dan Paringga, E, Drs. (2003:98) Teknik

Mesin Pendingin, menjelaskan bahwa “kondensor adalah alat

pemindah kalor. Kondensor gunanya untuk membuang kalor dan

mengubah wujud refrigerant dari gas menjadi cair. Tekanan

refrigerant yang meninggalkan bagian kondensor harus masih

cukup tinggi untuk mengatasi gesekan pipa-pipa. Kondensor dapat


9

dibagi tiga macam, menurut medium yang dipergunakan untuk

mendinginkannya, yaitu:

a) Kondensor dengan pendingin udara (air cooled)

b) Kondensor dengan pendingin air (water cooled)

c) Kondensor dengan pendingin campuran udara dan air

(evaporator)

3. Penampung freon (receiver).

Bila kapasitas ruang pada kondensor cukup besar, maka

penampung refrigerant cair (receiver) tidak diperlukan. Dalam hal

ini kondensor dan receiver menjadi satu dan disebut kondensor-

receiver. harus dipasang sebuah keran. Apendansi-apendansi yang

dipasang pada receiver sama pada apendansi pada kondensor.

4. Saringan dan Pengering

Setelah refrigerant cair ditampung dalam receiver, maka ia

dialirkan kepapan-papan keran pembagi dan melalui saringan dan

pengering. Saringan dan pengering umumnya dipasang sebagai

by pass (tidak langsung) pada pipa instalasi. Suatu kebocoran

pada tekanan tinggi maka akan terjadi kekurangan refigerant. Bila

terjadi kebocoran pada tekanan rendah (misalkan shaftseal)

dimana tekanan kurang dari tekanan atmosfir (1 atm), maka ada

kemungkinan udara luar akan dihisap oleh kompresor maka untuk

selanjutnya akan bersama-sama bercampur dengan refrigerant.


10

Udara luar selalu mengandung air. Udara basah itu sebagian akan

mengembun menjadi air dan yang lain berupa udara kering. Air

berada berada didalam kondensor terus dialirkan ke receiver untuk

selanjutnya kepapan pembagi.

Zat-zat pengering yang baik mempunyai sifat:

a) Tidak beroksidasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam

instalasi.

b) Tidak hancur menjadi bubuk.

c) Tidak mengisap refrigerant.

d) Tidak mengisap minyak lumur.

e) Mudah mengisap air

5. Papan pembagi (distribution panel).

Sesudah saringan dan pengering, refrigerant terus dialirkan

evaporator dengan melalui papan pembagi atau distributor panel.

Didalam papan pembagi yang didinginkan umumnya terdiri dari:

kamar daging, kamar ikan, kamar sayur, dan peti pembuat es batu.

Pembagian refrigerant ke evaporator diatur dengan solenoid valve

atau klep solenoid yang bekerja secara otomatis menurut tinggi

rendahnya suhu dari ruangan yang bersangkutan. Juga pembagian

refrigerant ini dapat diatur dengan tangan yaitu dengan keran by

pass (sejajar dengan solenoid valve). Banyak sedikitnya refrigerant

yang mengalir diatur oleh klep ekspansi.

6. Klep ekspansi
11

Banyak sedikitnya refrigerant yang mengalir diatur oleh klep

expansi. Freon akan menyalami penurunan tekanan secara drastis

setelah melalui klep ekspansi ( jatuh tekanan).

7. Evaporator.

Freon yang telah melalui klep expansi berubah sebahagian

menjadi gas dan sebahagian lagi tetap berupa cairan. Suhu Freon

juga menurun secara drastis. Freon mengalir kedalam evaporator

yang ditempatkan di dalam ruang dingin. Ruangan beserta isinya

(bahan makanan dan lain-lain) memberi panas pada Freon,

sehingga Freon yang masih berupa cairan akan berubah

seluruhnya menjadi gas dan kembali ke kompresor.


12

Sumber Data : MV. MENTAYA RIVER


13

E. Alat – Alat Otomat Pada System

Guna mencegah kerusakan-kerusakan pada kompresor, karena

suatu hal misalnya tekanan isap terlalu rendah, tekanan kompresi

terlalu tinggi atau tekanan minyak lumas terlalu tinggi, tekanan minyak

lumas terlalu rendah, maka dipasang otomat-otomat yang diperlukan:

1. Low Pressure Control Switch

Alat ini berfungsi menjaga jangan sampai tekanan isap

begitu rendah sehingga dapat mengakibatkan tidak teraturnya atau

terganggunya proses pendinginan.

2. High Pressure Control Switch

Gunanya switch tersebut ialah untuk menjaga agar tekanan

kompresi jangan demikian tinggi sehingga dapat mengakibatkan

kerusakan pada kompresor dan motor.

3. Oil Pressure Switch

Gunanya untuk menghentikan/ memutuskan aliran listrik

dengan motor kompresor bila tekanan minyak lumas berkurang

atau hilang. Kurangnya atau hilangnya tekanan minyak

disebabkan pompa minyak minyak rusak, saringan minyak kotor,

kurang minyak dalam karter atau minyak tercampur dengan gas

Freon hingga merupakan buih (busa) yang sukar dihisap oleh

pompa.
14

4. Water Failure Switch

Kontruksi sakelar ini sama dengan low pressure switch. Bila

tekanan air pendingin terganggu oleh sesuatu, sehingga

menyebabkan pendingin Freon kurang sempurna, maka aliran

listrik ke motor kompresor diputuskan secara otomatis.

5. Safety Valve (Relief Valve)

Ini dipasang pada kondensor. Bila tekanan melebihi tekanan

kerja dan alat-alat pengontrol lain tidak bekerja, maka kelebihan

tekanan akan dilepaskan ke atmosfir melalui klep keamanan ini.

F. Bahan Pendingin ( Freon )

Menurut Sumanto, Drs, MA. (2000 : 19) Dasar-Dasar Mesin

Pendingin, mengemukakan “untuk terjadinya suatu proses

pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya

dari gas menjadi cair atau sebaliknya (refrigeran) untuk mengambil

panas dari evaporator dan membuangnya ke kondensor. Karakteristik

termodinamika refrigeran antara lain meliputi temperatur penguapan,

tekanan penguapan, temperatur pengembunan dan tekanan

pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendingin (misalnya untuk

pendinginan udara atau pengawetan beku) diperlukan refrigeran

dengan karakteristik termodinamika yang tepat.”

Adapun syarat-syarat umum untuk refrigeran adalah :

1. Tidak beracun dan tidak berbau merangsang.


15

2. Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara,

pelumas dan sebagainya.

3. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai

pada system pendingin

4. Bila terjadi kebocoran mudah dicari.

5. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

6. Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali

dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.

7. Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembunan

(kondensasi) harus sekecil mungkin.

8. Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang

diserap evaporator sebesar-besarnya.

9. Tidak merusak tubuh manusia.

10. Konduktifitas thermal yang tinggi.

11. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar tahanan

aliran refrigeran dalam pipa sekecil mungkin.

12. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang

besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.

13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.


16

G. Alat- Alat Pengontrol Freon Cair

Selain pemasangan alat-alat otomat pada system mesin

pendingin juga dipasang alat-alat pengontrol Freon cair yang sering

digunakan seperti :

1. Filter atau Saringan

Filter atau saringan gunanya untuk menahan atau menyaring

kotoran-kotoran yang dibawah oleh Freon cair sebelum Freon itu

melalui selenoid valve dari expansion valve ke evaporator. Kotoran

ini umumnya terdiri dari kotoran bekas las solder, bekas gergaji,

kotoran dari oksidasi atau dehydrator. Kotoran-kotoran ini bila tidak

ditahan akan menutup lubang-lubang aliran Freon terutama

expansion valve, mengotori kompresor yang mengakibatkan

rusaknya torak, dinding silinder dan ring-ring torak. Biasanya filter

ini diisi silicagel. Silicagel ini akan mengisap uap air yang ada di

dalam Freon. Juga pada waktu menambah Freon dari botol Freon,

silicagel akan mengisap uap air yang mungkin bercampur dengan

Freon. Suatu saat daya isap dari silica ini akan habis. Bila tidak ada

persediaan bisa dipakai lagi setelah dibersihkan dan dipanasi

sampai kering kembali.

2. Selenoid Valve

Solenoid valve letaknya diantara filter dan expansion valve.

Tugas utama ialah mengatur suhu kamar dingin. Cara kerjanya

valve ini di atur oleh thermostatic switch yang mempunyai control


17

bulb atau tabung pengontrol yang letaknya di dalam kamar dingin.

Bila aliran listrik mengalir ke dalam kumparan atau coil maka

timbullah lapangan maknet yang akan menarik plunyer besi lunak

keatas untuk kemudian mengangkat klep jarum. Kemudian Freon

mengalir ke evaporator melalui klep itu.

3. Thermostatic Switch

Bentuk dan konstrusi dari thermostatic switch hamper sama

dengan pressure switch. Bedanya ialah pada pressure switch

dihubungkan dengan bagian isap atau tekan dari kompresor. Pada

thermostatic switch dihubungkan dengan control bulb atau tabung

pengontrol yang letaknya didalam kamar dingin. Control Bulb ini

diisi dengan Freon atau gas lain yang mudah memuai oleh suhu.

Bila suhu didalam kamar dingin naik, maka suhu dalam bulb juga

ikut naik. Karena kenaikan suhu tekanan gas juga ikut naik untuk

kemudian tekanan ini medorong kedalam dan terjadilah hubungan

listrik dengan solenoid valve. Plunyer terangkat dan Freon mengalir

ke evaporator kamar dingin. Bila suhu didala kamar dingin sudah

cukup rendah, maka tekanan gas didalam control bulb turun dan

ditekan keluar oleh pegas. Aliran listrik ke solenoid valve terputus

dan kemudian plunyer menutup jalannya Freon.

4. Thermostatic Expansion Valve

Klep expansion suhu ini gunanya untuk mengatur jumlah

Freon yang mengalir kedalam evaporator kamar dingin.


18

Cara kerjanya sebagai berikut :

Ruangan diatas dihubungkan dengan control bulb yang diletakkan

pada pipa bagian isap dari kompresor dekat pipa buang

evaporator. Didalam ruang dibawah terdapat sebuah pegas yang

dapat diatur keras dan lunaknya tegangan itu. Kecuali itu, ruangan

ini juga dihubungkan ke evaporator dengan perantara pipa

penghubung atau equalizing pipa. Tekan diruangan ini selalu sama

dengan tekanan didalam evaporator. Bila suhu kamar dingin naik,

maka suhu ini juga mempengaruhi gas didalam control bulb.

Tekanan gas tersebut naik dan mendorong kebawah. Klep expansi

terbuka lebar dan Freon mengalir ke evaporator. Tekanan didalam

evaporator akan naik. Karena Freon yang mengalir kedalam

menguap semuanya, tetapi pada waktu tekanan itu menjadi tetap

karena gas-gas Freon diisap oleh kompresor. Bila tekanan gas

masih terus meningkat, disebabkan penguapan didalam evaporator

terlalu banyak dan kapasitas kompresor tidak mencukupi, maka

tekanan gas itu akan mendorong dengan jumlah gas Freon yang

mengalir kedalam evaporator dengan jumlah berat gas Freon yang

diisap oleh kompresor itu. Bila suhu kamar dingin sudah cukup

rendah tetapi belum cukup dingin, guna mematikan solenoid valve

maka kemungkinan bahwa sebagian dari Freon cair akan masuk

kedalam kompresor dengan mengakibatkan kerusakan pada

kompresor itu. Control bulb yang diletakkan pada pipa isap dekat
19

bagian pipa buang evaporator, itu akan mencegah kerusakan yang

tidak kita inginkan. Suhu yang rendah pada pipa buang itu

mempengaruhi tekanan gas didalam control bulb. Karena

berkurangnya tekanan lain diatas, maka pegas pendorong keatas

serta memperkecil atau menutup katup Freon yang masuk ke

evaporator.

1. Expension ( Hand Expansion Valve )

Klep ini dipasang sejajar dengan termostatik expansion

valve dan lazim disebut by pass valve. By pass ini digunakan bila

termostatik valve rusak/macet atau bila hendak membersihkan

filter.

Kontruksi by pass ini sama dengan biasa yang digunakan

untuk instalasi pendingin. Pada waktu pemakaiannya harus diatur

berapa besar membukanya sampai terdapat suhu yang diinginkan.

Biasanya pembukaan 1/4 sampai 1/2 putaran sudah cukup baik.

2. Suction Pressure Regulating Valve

Pengatur isap tekanan umumnya dipakai untuk mencegah

terjadinya suhu yang rendah dan munkin akan mengakibatkan

kerusakan pada bahan-bahan yang didinginkan. Regulating valve

ini mengatur perbedaan tekanan antara evaporator dari satu

ruangan keruangan lainnya, dengan demikian suhu yang rendah

sekali dapat dicegah. Expansi tidak dapat berlangsung terus

hingga tekana isap kondensor. Tekanan gas didalam evaporator


20

antara 2,5 – 3 Kg/cm2 atau suhu terendah yang dapat tercapai

didalam evaporator itu ialah 40 C.

Cara kerja regulating valve :

Bila tekanan didalam evaporator naik maka ditekan keatas dengan

melawan tekanan pegas pengatur yang ada diatas itu. Bila naik,

klep pengatur juga akan ikut terangkat dan gas-gas Freon mengalir

keluar untuk kemudian diisap oleh kompresor. Bila tekanan gas

turun, pegas pengatur menekan kebawah dan klep pengatur

menutup jalannya gas Freon. Guna mengetahui tekanan gas dalam

evaporator maka dipasang manometer.

3. Pemisah Oli

Pemisah Oli di pasang antara kompresor dan kondensor.

Freon dari kompresor, langsung mengalir ke oil separator. Minyak

dari carter kompresor tidak dapat dicegah dan selalu ikut dengan

Freon. Pada oil separator ini, minyak kembali lagi ke carter

kompresor.

Anda mungkin juga menyukai