Anda di halaman 1dari 8

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Minyak pelumas adalah zat cair yang digunakan sebagai pelumasan dalam

suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan dan sebagai pendingin serta

peredam suara pada mesin. Beumer (1991: 17) Jenis – jenis minyak adalah sebagai

berikut :

1. Minyak tumbuh-tumbuhan.

Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dari memeras biji atau buah. Adapun contoh

dari minyak tumbuh-tumbuhan antara lain adalah minyak rapa (rapa oil), minyak

risinus (minyak mujizat). Minyak tersebut diatas masing-masing diperoleh dari biji

rapa, biji katun, dan biji risinus.

2. Minyak hewan.

Minyak hewan di peroleh dengan cara merebus atau memeras tulang-tulang atau

lemak dari hewan. Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah

tulang dan daging dari ikan sehingga menjadi minyak ikan. Minyak tumbuh-

tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik. Oleh

sebab itu, minyak tersebut dinamakan minyak berlemak. Kekurangan dari minyak

ini ialah cepat menjadi tergik yang berarti minyak tidak di gunakan. Secara

tersendiri sebagai minyak pelumas, akan tetapi karena daya pelumasnya baik

sekali, ditambahkan kepada minyak mineral.

3. Minyak mineral.

Minyak ini diperoleh dengan cara destilasi (penyulingan) minyak bumi secara

bertahap. Minyak mineral lebih murah daripada minyak tumbuh-tumbuhan dan

minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lama dari kedua minyak tersebut.
6

4. Minyak kompon.

Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak dengan sedikit tumbuh-

tumbuhan atau minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih

dari pada minyak mineral.

Menurut Maleev (1991: 23), pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara

dua permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan

saling bergerak satu terhadap yang lain. Bantalan pena engkol mesin horizontal kecil

dan mesin dua langkah pembilasan karter menggunakan peminyak sentrifugal atau

peminyak banyo.

Gambar 2-1 : penampang mesin induk

( Sumber : Dokumen kamar mesin MV. AKITA )


7

Menurut Maleev (1991 : 34), Tujuan utama pelumasan adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi keausan permukaan bantalan dengan menurunkan gesekan

diantaranya.

2. Mendinginkan permukaan bantalan dengan membawa pergi panas yang

dibangkitkan oleh gesekan.

3. Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih butiran logam yang dihasilkan

dari keausan.

4. Membantu dalam menyekat ruangan yang berdampingan dengan permukaan

bantalan, misalnya silinder mesin dengan toraknya atau ruang karter dengan poros

engkol yang berputar.

Menurut Maanen (1991 : 90), dibeberapa tempat pada motor diantaranya

bagian-bagian yang bergerak satu terhadap yang lain diberikan bahan pelumas. Tujuan

dari pelumasan adalah :

1. Pembatasan gesekan dan keausan gesekan.

2. Penyalur panas gesekan.

3. Pelindung permukaan terhadap korosi.

4. Pembilasan bahan pengotor.

5. Peredam suara.
8

Gambar 2-2 : Main bearing

( Sumber : Instruction Manual Book MV. AKITA )

Gambar 2-3 : Crosshead Bearing

( Sumber : Instuction Manual Book MV. AKITA )

A. Faktor Manusia

1. Pengetahuan dan keterampilan kru ( outcome dari pelatihan atau pengalaman)


9

Dalam menjalankan mesin induk dikapal tentunya setiap kru engine

department harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk

dapat mengoperasikan mesin kapal agar tidak terhambat dalam perjalanan

yang diakibatkan kerusakan yang disebabkan naiknya temperatur pada minyak

lumas mesin induk tiba-tiba melewati ambang toleransi yaitu 75 0C sehingga

bila melebihi yang ditentukan maka harus diatasi saat itu juga agar tidak

memperluas kerusakan pada mesin induk.

2. Personality ( kondisi mental dan emosi kru )

Pada kondisi mental dan emosi kru juga memiliki peranan penting

untuk menjalankan tugas jaga diatas kapal agar mengontrol mesin induk yang

sedang bekerja terutama temperatur minyak pelumas mesin induk tetap

normal pada saat mesin beroperasi atau sedang dalam pelayaran.

3. Jam kerja dan jam istirahat kru

Jam kerja dan jam istirahat kru harus teratur agar tidak terjadi

kelelahan / keletihan pada kru, agar dapat melakukan pengecekan pada saat

jaga dengan optimal melakukan pengontrolan dan penulisan laporan tidak

asal-asalan di log book sehingga gejala akan naiknya temperatur minyak

pelumas pada mesin induk dapat dideteksi lebih awal.

4. Jadwal perawatan dan perbaikan secara berkala

Perawatan dan perbaikan pada mesin induk maupun pesawat bantu

dikapal harus selalu dilaksanakan sesuai jam kerja pada mesin tersebut agar

selama dalam pelayaran tidak mengalami gangguan pada mesin induk maupun

pesawat bantu yang ada di atas kapal.

5. Prilaku kru saat terjadinya kegagalan fungsi, atau kerusakan.

Karakter seseorang yang suka bermain-main atau sering menghayal

dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugas jaga kemungkinan besar


10

penyebab terjadinya kegagalan fungsi pada mesin induk atau dengan pesawat

bantu yang sedang beroperas, demikian juga dalam bekerja selalu tergesa-

gesah.

Gambar 2-4 : Lubricating oil Cooler

( Sumber : Dokumen Kamar Mesin MV. AKITA )

Gambar 2-5 Prinsip kerja LO Cooler

( Sumber : Google internet )


11

Gambar diatas adalah salah satu model pendingin minyak pelumas dengan media

pendinginya air laut dan didalamnya terdapat pipa-pipa kapiler sebagai pembatas antara air

laut dengan minyak pelumas.

Sistem pendingin minyak pelumas mesin induk ini banyak digunakan dan system yang

di pakai adalah system terbuka, Prinsip kerjanya air laut masuk melalui sea chest

kemudian air laut tersebut dihisap lalu ditekan melalui pompa sentrifugal dengan tekanan

3kg/cm3 kemudian masuk ke LO cooler melakukan penyerapan panas dari minyak

pelumasan mesin induk lalu air laut yang telah menyerap panas tersebut keluar dari cooler

dan dibuang melalui lambung kapal.

Gambar 2-6 Temperatur Kontrol Minyak Pelumas

( Sumber : Dokumen Kamar Mesin MV. AKITA )

Gambar 2-7 : Diagram system pendingin air laut


12

( Sumber : Piping Diagram MV. AKITA )

Anda mungkin juga menyukai